PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA KOMUNITAS PERDESAAN

advertisement
PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA KOMUNITAS PERDESAAN SETELAH
MASUKNYA EKONOMI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Studi kasus Nagari
Kinali, Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat)
Oleh:
Elfitra dan Jendrius
Nomor Kontrak:005/SP3/PP/DP2M/II/2006
ABSTRAK
Melihat kondisi daerah Pasaman Barat seperti sekarang tentu saja sangat berbeda
jauh dengan keadaan pada waktu sebelum masuknya ekonomi perkebunan. Kehadiran
ekonomi perkebunan khususnya perusahaan perkebunan kelapa sawit membawa dampak
bagi peningkatan kesejahteraan penduduk dan perkembangan ekonomi wilayah.
Disamping meningkatnya kesejahteraan tentu saja akan berakibat pada terjadinya
berbagai perubahan sosial budaya yang menyangkut berbagai aspek kehidupan dalam
masyarakatnya.
Penelitian ini bertujuan mengungkap bentuk-bentuk dan proses perubahan yang yang
terjadi dalam cakupan sosial dan budaya yang terjadi dalam masyarakat setelah
masuknya ekonomi perkebunan kelapa sawit. Kemudian menganalisis implikasi dan
ekses perubahan sosial budaya dalam level kehidupan masyarakat sebagai akibat
masuknya perkebunan kelapa sawit.
Penelitian ini dilakukan di Nagari Kinali, salah satu nagari di Kabupaten Pasaman Barat,
Propinsi Sumatera Barat.
Berdasarkan hasil penelitian, masuknya perkebunan kelapa sawit ke Nagari Kinali telah
membawa sejumlah perubahan sosial budaya bagi masyarakat. Bentuk-bentuk dan proses
perubahan terjadi dalam berbagai bidang kehidupan seperti, perubahan sistem pertanian
yang semula masih bersifat subsistensi menjadi komersial.
Kalau sebelumnya pengerjaan lahan menggunakan alat dan cara-cara tradisonal dan hasil
panen yang diperoleh sebagian besar digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi
rumah tangga. Akan tetapi sekarang dengan masuknya tanaman kelapa sawit, telah
membawa sejumlah konsekuensi bagi masyarakat terutama menyangkut perubahan etos
kerja dan manajemen waktu dalam bekerja. Pengelolaan kebun sawit yang dilakukan oleh
penduduk membutuhkan keserius,an, karena harga penjualan pallen sangat tergantung
kepada kualitas hasil panen.
Demikian juga dengan semakin berkembangnya berbagai usaha eknomi non-pertanian
(off-farm) di wilayah perdesaan. Keberadaan beberapa PT perkebunan kelapa sawit tentu
saja membuka lapangan pekerjaan barn bagi warga sekitar seperti misalnya menjadi
buruh harian yang bekerja merawat dan memupuk tanaman. Yang menjadi buruh ini
umumnya adalah angkatan kerja usia muda dan ibu-ibu. Sektor non-pertanian lain yang
cukup berkembang tersebut adalah di bidang perdagangan. Ada tiga macam tipe
pedagang yang ditemukan, yaitu pedagang tauke, pedagang tetap dan pedagang babelok.
Download