7 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 State of The Art

advertisement
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1
State of The Art
Penelitian Terdahulu dalam sebuah penelitian dapat memberikan
kontribusi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini diperlukan beberapa penelitian terdahulu untuk mengumpulkan
literasi yang dapat memperkaya referensi dalam melakukan penelitian ini.
Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya (State Of The Art)
Nama
Widya P. Pontoh
Judul
Peranan Komunikasi Interpersonal Guru dalam
Meningkatkan Pengetahuan Anak
Tempat
& Manado/ 2013
Waktu
Penelitian
Hasil
Penelitian
1. Peranan komunikasi interpersonal guru dalam
meningkatkan pengetahuan anak sudah cukup
baik karena menggunakan komunikasi secara
verbal dan non verbal berinteraksi dengan murid
sekolah taman kanak-kanak santa lucia.
2. Bahasa yang digunakan oleh guru sudah sangat
tepat dalam berkomunikasi dengan anak didiknya
yaitu bahasa Indonesia sebagai bahasa baku
disekolah dan juga disertai bahasa atau dialeg
daerah manado, untuk membantu pemahaman
anak didiknya tentang materi pelajaran. Sehingga
apa yang didapat di mengerti dengan benar
7
8
3. Pesan yang disampaikan dalam Komunikasi
interpersonal guru dengan murid lebih kepada
konsep pelajaran dan juga motivasi kepada anak
didiknya untuk lebih cepat memahami apa yang
dimaksudkan oleh guru tersebut.
Pada penelitan ini perbedaan dengan penelitian sebelumnya bahwa
komunikasi interpersonal yang dilihat bertujuan untuk mengelola iklim
organisasi bukan untuk meningkatkan pengetahuan anak. selain itu
komunikasi interpersonal tidak melalui aspek-aspek komunikasi interpersonal
yang di terapakan pada penelitian ini tetapi melalui aspek dari segi
komunikasi verbal dan non-verbalnya.
Nama
Dr. Vidhu Gaur
Judul
Effective Interpersonal Communication
Tempat & Bangalore / 2013
Waktu
Penlitian
Kesimpulan Meningkatkan komunikasi dengan orang lain secara
Interpersonal komunikasi adalah salah satu kegiatan
yang paling penting dan memuaskan manusia dapat
mencapai - Tapi seperti aktivitas apapun, perlu untuk
mendapatkan beberapa kualitas pada individu, baik
disorot dalam, untuk melanjutkan dengan sukses.
Tindakan pertama dalam komunikasi apapun dengan
jelas menguraikan satu tujuan komunikasi. Dalam
pekerjaan
komunikasi
interpersonal,
kita
harus
memberikan kami pengetahuan untuk pemahaman penuh
pendengar kita. Setiap kelompok pendengar akan dari
jenis yang berbeda, dengan berbagai tingkat dalam
kekuatan
pemahaman
mereka.
Keberhasilan
9
komunikator akan dia yang bisa menilai orang atau
kerumunan pendengar di sekelilingnya dan cerdas
memodulasi pidatonya kemampuan, suasana hati dan
kepentingan orang banyak Tindakan pertama dalam
komunikasi apapun dengan jelas menguraikan satu
tujuan
komunikasi.
Dalam
pekerjaan
komunikasi
interpersonal, kita harus memberikan kami pengetahuan
untuk pemahaman penuh pendengar kita. Setiap
kelompok pendengar akan dari jenis yang berbeda
Pada penelitian ini perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu
adanya penerapan komunikasi interpersonal yang di jalankan pada
perusahaan bukan untuk melihat komunikasi interpersonal sudah di jalankan
dengan baik atau belum, dan dari penelitian sebelumnya komunikasi
interpersonal dilihat dari efektif atau tidaknya komunikasi interpersonal yang
di jalankan. Dan tidak memandang tdari penerapan komunikasi interpersonal
pada iklim organisasi hanya komunikasi interpersonalnya saja.
Nama
Daniel Ames
Judul
The role of listening in interpersonal influence
Tempat
& Columbia / 2013
Waktu
Penelitian
Hasil
kepribadian berhubungan dengan mempengaruhi
penelitian
sebagian melalui dimensi komunikasi interpersonal
seperti mendengarkan danekspresi verbal, mungkin
bermanfaat untuk penelitian masa depan untuk
mengidentifikasi dimensi komunikasi interpersonal
lainnya
yang
menjelaskan
hubungan
antara
kepribadian dan pengaruh.
Misalnya, kejelasan pesan mungkin hasil dari
10
kesadaran dan reaktivitas percakapan mungkin
berasal dari emosional (Di) stabilitas. mungkin
bermanfaat untuk penelitian masa depan untuk
mengidentifikasi dimensi komunikasi interpersonal
lainnya
yang
menjelaskan
hubungan
antara
kepribadian dan pengaruh.
Pada penelitian ini perbedaan dengan penelitiannya sebelumnya
komunikasi interpersonal dinilai dapat mengelola iklim organisasi yang ada
pada perusahaan, sehingga dengan komunikasi interpersonal yang dijalankan
dapat membentuk iklim. Sedangkan penelitian sebelumnya menilai bahwa
komunikasi interpersonal dapat membentuk kepribadian dan tingkah laku dari
masing-masing individu yang ada.
Nama
Azrimul Masyhuri
Judul
Hubungan antara komunikasi interpersonal dengan
iklim organisasi pada pegawai sma negeri 1 kabupaten
Kampar
Tempat
& Riau / 2013
Waktu
Penelitian
Hasil
Hubungan antara komunikasi interpersonal dengan
Penelitian
iklim organisasi adalah positif atau terbukti bahwa
semakin tinggi
hubungan
komunikasi
interpersonal,
maka
akan
semakin tinggi iklim organisasi yang rasakan oleh
pegawai
tersebut.
Sebaliknya
semakin
rendah
komunikasi interpersonal maka akan semakin rendah
iklim organisasi yang dirasakan pegawai tersebut.
sehingga iklim organisasi yang ada pada pegawain pun
rendah .
11
Pada penelitian ini perbedaan dengan penelitian sebelumnya dinilai
pada penelitian kualtitatif bahwa komunikasi interpersonal yang diterapkan
dapat mengelola iklim organisasi berbeda dengan penelitian sebelumnya yang
dinilai dari segi kuantitatif bahwa komunikasi interpersonal memiliki
hubungan dengan iklim organisasi terbukti bahwa semakin tinggi hubungan
komunikasi interpersonal maka akan semakin tinggi iklim organisasi yang
dirasakan, sebalikanya semakin rendah komunikasi interpersonal maka akan
semakin rendah iklim organisasi yang dirasakan oleh pegawai tersebut.
Nama
Adrian lesseuc
Judul
Interpersonal communication competence:cultural
underpinnings
Tempat
& Romania / 2012
Waktu
Penelitian
Hasil
Untuk
Penelitian
gambaran singkat paling signifikan model teoritis
dalam
memberikan
saling
yang
komprehensif
ladang-ladang
dan
komunikasi
antarbudaya kompetensi, interpersonal kompetensi
komunikasi, dan kompetensi antarbudaya. Dalam
jangka
panjang,
tujuannya
adalah
untuk
menawarkan tebang habis penggambaran teoritis
yang dapat lebih digunakan dalam mengembangkan
proyek penelitian masa depan di medan komunikasi
(baik dari antarbudaya atau personal alam) atau
program
pelatihan
bagi
orang-orang
yang
cenderung untuk membangun hubungan di konteks
antarbudaya.
12
Pada penelitian ini perbedaan dengan penelitian sebelumnya bahwa
komunikasi interpersonal yang diterapkan akan dapat mengelola iklim
organisasi yang dirasakan pada setiap anggota yang ada pada perusahaan,
melalui aspek-aspek yang diterapkan pada komunikasi interpersonal
sedangkan pada penelitian sebelumnya komunikasi interpersonal ntuk
membangun hubungan dalam konteks antarbudaya.
2.2
Landasan Konseptual
2.2.1 Komunikasi
Terdapat banyak sekali definisi mengenai komunikasi yang
dirumuskan oleh para ahli, tetapi masing-masing definisi memiliki
penekanan dan arti yang berbeda satu sama lainnya. menurut Dedy
Mulyana (2014) kata komunikasi atau communication dalam bahasa
Inggris berasal dari kata Latin Communis yang berarti “sama,”
communico,
communication,
atau
communicare
yang
berarti
“membuat sama” (to make common).
Komunikasi merupakan suatu penyampaian informasi kepada
orang lain, yang diharapkan dapat dimengerti dan dipahami. Hal
tersebut dapat dilihat melalui suatu sumber menyampaikan pesan
kepada seorang penerima dengan berupaya mempengaruhi perilaku
penerima tersebut. Dengan adanya komunikasi dapat memudahkan
seseorang dalam mengerjakan sesuatu karena mendapat informasi dan
arahan yang sudah diterima dengan salah satunya melalui komunikasi.
Komunikasi merupakan suatu penyampaian informasi kepada
orang lain, yang diharapkan dapat dimengerti dan dipahami. Hal
tersebut dapat dilihat melalui suatu sumber menyampaikan pesan
kepada seorang penerima dengan berupaya mempengaruhi perilaku
penerima tersebut. Dengan adanya komunikasi dapat memudahkan
seseorang dalam mengerjakan sesuatu karena mendapat informasi dan
arahan yang sudah diterima dengan salah satunya melalui komunikasi.
13
Komunikasi dapat berjalan dengan efektif apabila adanya
pemahaman bersama antara orang yang menyampaikan pesan dan
orang yang menerima pesan. Elemen-elemen dasar yang dapat
membentuk komunikasi mencakup komunikator, pengkode, pesan,
media, psan, perantara, pengurai, penerima pesan, umpan balik dan
suara derau (Romli, 2011)
Hal tersebut dapat dilihat melalui suatu sumber menyampaikan
pesan kepada seorang penerima dengan berupaya mempengaruhi
perilaku penerima tersebut. Dengan adanya komunikasi dapat
memudahkan seseorang dalam mengerjakan sesuatu karena mendapat
informasi dan arahan yang sudah diterima dengan salah satunya
melalui komunikasi (Mulyana, 2014)
2.2.1.1 Tujuan Komunikasi
Menurut Effendy (2007) setiap proses komunikasi
yang dilakukan, pasti memiliki tujuan. Adapun tujuan – tujuan
komunikasi adalah sebagai berikut:
1. Perubahan sikap (to change the attitude)
2. Perubahan pendapat/opini/pandangan (to change the
opinion)
3. Perubahan pendapat/opini/pandangan (to change the
opinion)
4. Perubahan perilaku (to change behavior)
5. Perubahan sosial (to change the society)
2.2.1.2 Fungsi Komunikasi
William L. Gorden (Mulyana, 2014) mengkategorikan
fungsi komunikasi menjadi empat, yaitu:
1. Sebagai komunikasi sosial
Komunikasi penting untuk membangun konsep diri
kita, aktualisasi-diri, kelangsungan hidup, memperoleh
14
kebahagiaan, serta terhindar dari tekanan. Jelas bahwa
komunikasi dapat memupuk hubungan dengan orang
lain demi mencapai tujuan bersama.
2. Sebagai komunikasi ekspresif
Komunikasi ekspresif dapat dilakukan sendiri ataupun
dalam kelompok. Komunikasi ini tidak bertujuan untuk
mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan
sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk
menyampaikan
perasaan-perasaan
(emosi)
kita.
Perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui
pesan-pesan nonverbal. Seperti perasaan sayang, rindu,
gembira, sedih, perihatin, takut, marah, dan lain-lain.
instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaa kita.
Perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui
pesan-pesan nonverbal. Seperti perasaan sayang, rindu,
gembira, sedih, perihatin, takut, marah, dan lain-lain
3. Sebagai komunikasi ritual
Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara
berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang
disebut para antropolog sebagai rites of passage, mulai
dari
upacara
kelahiran,
sunatan,
ulang
tahun,
pertunangan, pernikahan, hingga upacara kematian.
Dalam acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata
atau menampilkan perilaku-perilaku tertentu yang
bersifat simbolik.
4. Sebagai komunikasi instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai tujuan umum
yaitu
menginformasikan,
mengajar,
mendorong,
mengubah sikap, keyakinan, dan perilaku. Komunikasi
yang berfungsi memberitahu atau menerangkan yang
15
mengandung makna persuasif dalam arti pembicara
menginginkan
pendengar
mempercayai
bahwa
informasi yang disampaikannya akurat dan layak
diketahui. Komunikasi yang berfungsi memberitahu
atau menerangkan yang mengandung makna persuasif
dalam
arti
pembicara
menginginkan
pendengar
mempercayai bahwa informasi yang disampaikannya
akurat dan layak diketahui
Dapat disimpulkan bahwa fungsi komunikasi berkaitan
dengan hal-hal yang dapat mengubah sikap dan perilaku
seseorang.
2.2.2 Komunikasi Interpersonal
Komunikasi
interpersonal
merupakan
komunikasi
yang
membutuhkan pelaku lebih dari satu orang. Komunikasi interpersonal
menurut Kathleen S. Verderber merupakan proses melalui dimana
orang menciptakan dan mengelola hubungan mereka, dalam
melaksanakan tanggung jawab secara timbal balik yang di lakukan
dalam menciptakan makna (Budyatna &Ganiem, 2011). Lebih lanjut
ia menjelaskan sebagai berikut:
1. Komunikasi interpersonal sebagai proses. Proses merupakan
rangkaian sistematis perilaku yang bertujuan yang terjadi dari
waktu ke waktu atau berulang kali.
2. Komunikasi interpersonal bergantung kepada makna yang
diciptakan oleh pihak yang terlibat dan yang terlibat pada
terjadinya komunikasi interpersonal.
3. Melalui komunikasi interpersonal kita menciptakan dan
mengelola hubungan kita. melaksanakan tanggung jawab
secara timbal balik dalam menciptakan makna
Tanpa
komunikasi hubungan tidak akan terjadi. Hubungan dimulai
16
atau terjadi apabila anda pertama kali berinteraksi dengan
seseorang.
Dikemukakan bahwa komunikasi interpersonal akan terjadi
apabila ada pengirim menyampaikan informasi berupa lambang verbal
maupun nonverbal kepada penerima dengan mengunakan medium
suara manusia (human voice), maupun dengan medium tulisan.
Berdasarkan asumsi diatas maka dapat dikatakan komunikasi
interpersonal terdapat komponen-komponen komunkasi yang secara
intergratif saling berperan dengan sesuai dengan karakteristik
komponen itu sendiri. pengirim menyampaikan informasi berupa
lambang verbal maupun nonverbal kepada penerima dengan
mengunakan medium suara manusia (human voice), dalam hal itu
melakukan peran penting maupun tidak
maupun dengan medium
tulisan. Berdasarkan asumsi diatas maka dapat dikatakan komunikasi
interpersonal terdapat komponen-komponen komunkasi yang secara
(Suranto, 2011) mengambarkan di bawah ini di lihat dari komponenkomponen komunikasi antarpribadi adalah sebagai berikut:
1. Sumber/ komunikator
2. Encoding
3. Pesan
4. Saluran
5. Penerima/ komunikan
6. Decoding
7. Respon
8. Gangguan (noise)
9. Konteks Komunikasi
17
Berdasarkan
komponen-komponen
diatas
maka
dapat
digambarkan seperti ini :
ENCODING
KOMUNIKATOR
KOMUNIKAN
PESAN
RESPON
DECODING
Gambar 2.1 Model Komunkasi Interpersonal
Sumber : Suranto (2011)
Berdasarkan gambar diatas nampak bahwa proses komunikasi
interpersonal berawal dar aktivitas komunikator melakukan encoding.
Encoding adalah suatu aktivitas internal pada diri komunikator untuk
menciptakan pesan melalui pemilihan symbol-simbol verbal dan nonverbal, yang disusun berdasarkan aturan-aturan tata bahasa, yang
disesuaikan dengan karakteristik komunikan.
Jadi komunikasi interpersonal adalah proses pengiriman dan
penerimaan pesan antara dua orang atau lebih yang disertai dengan
efek atau umpan balik. Komunikasi interpersonal dapat dikatakan
sebagai komunikasi yang paling efektif karena feedback yang cepat
diberikan dan jika komunikasi berlangsung dengan tatap muka dapat
melihat feedback berupa komunikasi non verbal.
Komunikasi interpersonal secara formal dapat diartikan sebagai
proses penyampaian berita yang dilakukan oleh komunikasi
interpersonal adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan antara
dua orang atau lebih yang disertai dengan efek atau umpan balik.
Komunikasi interpersonal dapat dikatakan sebagai komunikasi yang
18
paling efektif karena feedback yang cepat diberikan dan jika
komunikasi berlangsung dengan tatap muka dapat melihat feedback
berupa komunikasi non verbal.seseorang dan diterimanya berita
tersebut oleh orang lain atau kelompok kecil dari orang, dengan akibat
dan umpan balik yang segera (Suranto, 2011)
2.2.2.1 Tujuan Komunikasi Interpersonal
Adapun tujuan dari komunikasi interpersonal
adalah (Suranto, 2011):
a. Menyampaikan informasi kepada orang lain.
b. Berbagi pengalaman kepada orang lain.
c. Menumbuhkan simpati.
d. Melakukan kerja sama.
e. Membangkitkan motivasi.
2.2.2.2 Karakteristik Komunikasi Interpersonal
Richard L Weaver II menyebutkan karakteristik
karakteristik komunikasi interpersonal. Menurutnya
terdapat delapan karakteristik dalam komunikasi
interpersonal (Budyatna & Ganiem, 2011), yaitu:
a. Melibatkan paling sedikit dua orang.
b. Adanya umpan balik atau feedback.
c. Tidak harus tatap muka.
d. Tidak harus bertujuan.
e. Menghasilkan beberapa pengaruh atau effect.
f. Tidak harus melibatkan atau menggunakan katakata (komunikasi non verbal).
g. Dipengaruhi oleh konteks. Konteks meliputi:
jasmaniah, sosial, historis, psikologis, keadaan
kultural yang mengelilingi peristiwa komunikasi.
19
h. Dipengaruhi
oleh
kegaduhan
atau
noise.
Kegaduhan dapat bersifat eksternal, internal, atau
semantik.
2.2.2.3 Efektifitas Komunikasi Interpersonal
Devito (2011) mengatakan bahwa efektifitas
komunikasi interpersonal dimulai dengan lima kualitas
umum
yang
dipertimbangkan
yaitu
keterbukaan
(openness), empati (empathy), sikap mendukung
(supportiveness), sikap positif (Positiveness), dan
kesetaraan (equality).
a. Keterbukaan (Openess)
Kualitas keterbukaan mengacu pada tiga
aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama,
komunikator
interpersonal
yang
efektif
harus
terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi.
Ini tidak berarti bahwa orang harus dengan segera
membuka semua riwayat hidupnya. Sebaliknya,
harus ada kesediaan untuk membuka diri dan
mengungkapkan
informasi
yang
biasanya
disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini
patut.
Aspek keterbukaan yang kedua mengacu
kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi
secara jujur terhadap stimulus yang datang. Kita
memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi
secara spontan terhadap orang lain. Aspek ketiga
menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran.
Terbuka dalam hal ini adalah mengakui bahwa
perasaan dan pikiran yang anda lontarkan adalah
milik anda dan anda bertanggung jawab atasnya.
20
Keterbukaan terlihat dari paling sedikit ada
dua aspek, yakni aspek keinginan untuk terbuka
bagi setiap orang yang berinteraksi dengan orang
lain, dimana masing-masing tidak tertutup di dalam
menerima
informasi
dan
berkeinginan
untuk
menyampaikan informasi dari dirinya bahkan juga
informasi mengenai dirinya kalau dipandang relevan
dalam rangka pembicaraan antarpribadi dengan
lawan bicaranya. Aspek lainnya ialah keinginan
untuk menanggapi secara jujur semua stimuli yang
datang kepadanya .
Keterbukaan menunjukkan reaksi secara
terbuka terhadap apa yang dikatakan oleh masingmasing.
Tidak
menunjukkan
ketidakpedulian
(indifference), dan menunjuukkan penghargaan
terhadap
antarpribadi
perbedaan
dikatakan
pendapat.
efektif
Komunikasi
jika
terdapat
keterbukaan dalam berkomunikasi.
b. Empati (Empathy)
Henry Backrack mendefinisikan empati
sebagai “kemampuan seseorang untuk mengetahui
apa yang sedang dialami orang lain, dari sudut
pandang orang lain itu, melalui kacamata orang
lain itu.” Berempati adalah merasakan sesuatu
seperti orang yang mengalaminya, berada di kapal
yang sama dan merasakan perasaan yang sama
dengan cara yang sama. Orang yang empatik
mampu memahami motivasi dan pengalaman orang
lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan
keinginan mereka untuk masa mendatang.
21
Kita dapat mengkomunikasikan empati baik
secara verbal maupun nonverbal. Secara nonverbal,
kita dapat mengkomunikasikan empati dengan
memperlihatkan (1) keterlibatan aktif dengan orang
itu melalui ekspresi wajah dan gerak-gerik yang
sesuai; (2) konsentrasi terpusat meliputi kontak
mata, postur tubuh yang penuh perhatian, dan
kekuatan fisik; serta (3) sentuhan atau belaian yang
sepantasnya.
Empati adalah merasakan sebagaimana yang
dirasakan oleh orang lain, perasaan bersama
perasaan orang lain, mencoba merasakan dalam
cara yang sama dengan perasaan orang lain.
Dengan
empati
seseorang
akan
memahami
posisinya, darimana mereka herasal, di mana
mereka sekarang dan ke mana mereka akan pergi.
Empati tidak menempatkan penilaian pada perilaku
atau sikap orang lain sebagai perilaku atau sikap
yang salah atau benar.
c. Sikap Mendukung (Supportiveness)
Hubungan interpersonal yang efektif adalah
hubungan dimana terdapat sikap mendukung
(supportiveness). Komunikasi yang terbuka dan
empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana
yang tidak mendukung.
Dukungan
adakalanya
terucapkan
dan
adakalanya tidak terucapkan. Dukungan yang tidak
terucapkan bisa berupa komunikasi non verbal
seperti gerakan-gerakan anggukan kepala, kerdipan
mata, senyum, atau tepukan tangan. Dukungan
menunjukkan adanya keterbukaan dan empati
22
dimana komukator merasa bahwa pendapatnya
tidak akan mendapat kritikan, atau diserang,
sehingga membuatnya segan untuk berpendapat
atau menunjukkan perilaku tertentu.
d. Sikap Positif (Positiveness)
Kita
mengkomunikasikan
sikap
positif
dalam komunikasi interpersonal dengan sedikitnya
dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2)
secara positif mendorong orang yang menjadi
teman kita berinteraksi. Sikap positif mengacu pada
sedikitnya
dua
aspek
dari
komunikasi
interpersonal. Pertama, komunikasi interpersonal
terbina jika seseorang memiliki sikap positif
terhadap diri mereka sendiri.
Kedua,
perasaan
positif
untuk
situasi
komunikasi pada umumnya sangat penting untuk
interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih
menyenangkan daripada berkomunikasi dengan
orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak
bereaksi secara menyenangkan terhadap situasi
interaksi.
Iklim organisasi yang sehat akan menjamin
efektifitas organisasi. Iklim yang sehat mendorong
semangat dukungan dan kerjasama di seluruh
organisasi, dan hal ini kondusif untuk memotivasi
anggota organisai untuk bekerja dengan sukarela
Sikap positif memiliki tiga aspek atau unsur, yaitu:
1. Adanya perhatian yang positif terhadap diri
seseorang.
2. Perasaan positif terhadap orang lain itu
dikomunikasikan.
23
3. Adanya perasaan positif dalam situasi
komunikasi umum, yang bermanfaat untuk
mengefektifkan kerja sama dalam organisasi.
e. Kesetaraan (Equality)
Dalam setiap situasi, barangkali terjadi
ketidaksetaraan. Salah seorang mungkin lebih
pandai, lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau
lebih atletis daripada yang lain. Tidak pernah ada
dua orang yang benar-benar ada dalam segala hal.
Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi
interpersonal akan lebih efektif bila suasananya
setara. Artinya, harus ada pengakuan secara diamdiam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan
berharga,
mempunyai
dan
bahwa
sesuatu
masing-masing
yang
penting
pihak
untuk
disumbangkan. Kesetaraan berarti kita menerima
pihak lain.
Kesetaraan merujuk pada kesetaraan pribadi,
dimana para pihak yang berkomunikasi dihargai
dan dihormati sebagai manusia yang mempunyai
sesuatu yang penting untuk dikontribusikan kepada
sesamanya. Kesetaraan memungkinkan terjadinya
peluang yang sama bagi para pihak untuk berbicara
dan mendengarkan tanpa didominasi oleh salah
satu pihak.
2.2.3 Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal ditandai dengan adanya penggunaan katakata. Kata-kata adalah kategori-kategori untuk merujuk pada objek
tertentu: orang, benda, peristiwa, sifat, perasaan, dan sebagainya
(Mulyana, 2014)
24
Suatu sistem kode verbal disebut bahasa. Bahasa dapat
didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk
mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan
dipahami suatu komunitas.
Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran,
perasaan, dan maksud kita. Bahasa verbal menggunakan kata-kata
yang merepresentasikan berbagai aspek realitas individual kita.
(Mulyana, 2014)
Penggunaan verbal lebih banyak menggunakan kata-kata opini
atau lisan dan juga menggunkan simbol-simbol, atau kode yang berupa
tulisan.
1. Komunikasi lisan (oral communication), komunikasi lisan
menjadikan bahasa sebagai pemnyampai pesan. Pikiran dan
perasaan seseorang disampaikan melaui kata-kata yang
dianggapnya tepat dan mewakili apa yan ada dalam dirinya.
2. Komunikasi tulisan (written communication). Komunikasi
tulisan menjadikan simbol yang dituliskan pada kertas atau
tempat lain sebagi alat penyampai ide atau perasaan.
2.2.4 Komunikasi Non-verbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya
dikemas dalam bentuk nonverbal, tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata
komunikasi nonverbal jauh lebih banyak dipakai daripada komuniasi
verbal. Dalam berkomunikasi hampir secara otomatis komunikasi
nonverbal ikut terpakai. Karena itu, komunikasi nonverbal bersifat
tetap
dan
selalu
ada.
Komunikasi
nonverbal
lebih
jujur
mengungkapkan hal yang mau diungkapkan karena spontan (Mulyana,
2014)
Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semau
peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Perilaku
nonverbal bersifat multisaluran, sinambung dan mengandung lebih
banyak muatan emosional daripada komunikasi verbal. (Mulyana,
25
2014).
Komunikasi Verbal dapat diklasifikasikan dari beberapa hal
yakni:
1. Bahasa Tubuh
2. Sentuhan
3. Parabahasa
4. Penampilan Fisik
5. Bau-bauan
6. Orientasi ruang dan jarak pribadi
7. Konsep waktu
8. Diam
9. Warna
10. Artefak (Mulyana, 2014)
2.2.5 Iklim Organisasi
Menurut Hilirieger & Sclocum (Muhamad, 2009), iklim
organisasi merupakan set atribut organisasi dan subsistemnya yang
dapat dirasakan oleh anggota organisasi, yang mungkin disebabkan
oleh cara-cara organisasi terhadap anggotanya. Menurut Payne dan
Pugh (Muhamad, 2009) iklim organisasi sebagai suatu konsep yang
merefleksikan isi dan kekuatan dari nilai-nilai umum, norma sikap,
tingkah laku dan perasaan anggota terhadap suatu sistem sosial.
Iklim organisasi yang baik memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1. Kesatuan antara tujuan pribadi dan tujuan organisasi;
2. Struktur organisasi didasarkan pada kebutuhan sistem sosioteknis;
3. Organisasi berfungsi secara demokratis dengan kesempatan
partisipasi penuh dari anggotanya;
4. Saling percaya, saling menghargai dan saling memberikan
dukungan pada tingkatan yang berbeda dalam organisasi;
26
Kesatuan antara tujuan pribadi dan tujuan organisasi;
5. Struktur organisasi didasarkan pada kebutuhan sistem sosioteknis;
6. Organisasi berfungsi secara demokratis dengan kesempatan
partisipasi penuh dari anggotanya;
7. Diskusi yang terbuka mengenai konflik dan usaha menghindari
konfrontasi;
8. Perilaku manajemen dan gaya kepemimpinan yang sesuai untuk
situasi pekerjaan tertentu;
9. Adanya kontrak psikologis antara individu dan organisasi;
10. Diakuinya kebutuhan dan harapan karyawan di pekerjaan dan
perbedaan serta sifat individual.
11. Adanya fleksibilitas dan keseimbangan antara kehidupan pribadi
dan pekerjaan;
12. Kesempatan pengembangan pribadi dan kemajuan karir;
13. Identitas dan kesetiaan terhadap organisasi, serta adanya rasa
dihargai dan penting bagi organisasi. (Mullins, 2010).
Iklim organisasi yang sehat akan menjamin efektifitas
organisasi. Iklim yang sehat mendorong semangat dukungan dan
kerjasama di seluruh organisasi, dan hal ini kondusif untuk
memotivasi anggota organisai untuk bekerja dengan sukarela dan
efektif. Iklim organisasi memiliki dampak signifikan terhadap kualitas
dan kuantitas pekerjaan serta kesejahteraan karyawan (Mullins, 2010).
Iklim yang sehat mendorong semangat dukungan dan
kerjasama di seluruh organisasi, dan hal ini kondusif untuk
memotivasi anggota organisai untuk bekerja dengan sukarela
Iklim
organisasi
yang
positif
mendorong
produktifitas
organisasi. Menurut Campbell (Muhammad, 2009) Iklim yang positif
ini tidak hanya menguntungkan organisasi tetapi juga penting bagi
kehidupan manusia dalam organisasi.
27
2.2.5.1 Aspek-Aspek Iklim Organisasi
Stringer
karakteristik
(Wirawan,
atau
2008)
dimensi
menyebutkan
iklim
bahwa
organisasi
dapat
mempengaruhi motivasi anggota organisasi untuk berperilaku
tertentu. Ia juga mengatakan enam dimensi yang diperlukan,
yaitu:
1. Struktur. Struktur merefleksikan perasaan bahwa
karyawan diorganisasi dengan baik dan mempunyai
definisi yang jelas mengenai peran dan tanggung jawab
mereka. perasaan kebanggaan dan komitmen sebagai
anggota organisasi. Meliputi pemahaman karyawan
mengenai tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan
Meliputi posisi karyawan dalam perusahaan.
2. Standar-standar. Mengukur perasaan tekanan untuk
memperbaiki kinerja dan derajat kebanggaan yang
dimiliki karyawan dalam melakukan pekerjaannya
dengan baik. Meliputi kondisi kerja yang dialami
karyawan dalam perusahaan.
3. Tanggung jawab. Merefleksikan perasaan karyawan
bahwa mereka menjadi “pimpinan diri sendiri” dan
tidak
pernah
meminta
pendapat
mengenai
keputusannya dari orang lain. Meliputi kemandirian
dalam menyelesaikan pekerjaan.
4. Pengakuan. Perasaan karyawan diberi imbalan yang
layak setelah menyelesaikan pekerjaannya dengan
baik. Meliputi imbalan atau upah yang terima
karyawan setelah menyelesaikan pekerjaan.
5. Dukungan.
Merefleksikan
perasaan
karyawan
mengenai kepercayaan dan saling mendukung yang
berlaku dikelompok kerja. Meliputi hubungan dengan
rekan kerja yang lain.
28
6. Komitmen. Merefleksikan perasaan kebanggaan dan
komitmen
sebagai
anggota
organisasi.
Meliputi
pemahaman karyawan mengenai tujuan yang ingin
dicapai oleh perusahaan
2.2.5.2 Jenis-Jenis Iklim Organisasi
Halpin
(Wirawan,
2008)
menggolongkan
iklim
organisasi kedalam beberapa jenis, yaitu:
1. Iklim terbuka melukiskan organisasi yang penuh
semangat yang memberikan kepuasan pada anggota
kelompok dalam memenuhi kebutuhannya
2. Iklim Bebas, melukiskan suasana organisasi dimana
tindakan kepemimpinan justru muncul pertama-tama
dari kelompok
3. Iklim Terkontrol bercirikan interpersonal dan sangat
mementingkan tugas, sementara kebutuhan anggota
organisasi tidak diperhatikan dikirimkan, diterima dan
diberi. Jadi, dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah
pertukaran pesan verbal maupun non-verbal antara
pengirim pesan dengan penerima pesan untuk merubah
tingka laku.
4. Iklim Familiar suatu iklim yang terlalu bersifat
manusiawi dan tidak terkontrol , hal itiu memnunjukan
iklim ini tidak terrancang dengan baik
5. Iklim Keayahan organisasi demikian bercirikan adanya
penekanan bagi munculnya kegiatan tugas, sementara
kebutuhan anggota organisasi tidak diperhatikan
dikirimkan, diterima dan diberi. Jadi, dapat dikatakan
bahwa komunikasi adalah pertukaran pesan verbal
maupun non-verbal antara pengirim pesan dengan
29
penerima
pesan
untuk
merubah
tingkah
laku,
kepemimpinan dari anggota organisas
6. Iklim tertutup para anggota biasanya bersikap acuh tak
acuh, cuek lebih bersikap individual atau masingmasing pada setia anggota organisasi
30
2.3
Kerangka Konsep
KOMUNIKASI
INTERPERSONAL
1.
2.
3.
4.
5.
Keterbukaan
Empati
Sikap Mendukung
Sikap positif
Kesataraan (De Vito
2011)
KOMUNIKASI
KOMUNIKASI
VERBAL
NON-VERBAL
IKLIM ORGANISASI
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Sumber: diolah dari hasil penelitian
PT Aldota Bhakti Perkasa dalam melakukan penerapan komunikasi
interpersonal dibutuhkan aspek-aspek yang dapat membantu berjalannya
komunikasi interpersonal, hal itu dipaparkan oleh De Vito (2011). Yang
dimana didalamnya terdapat aspek keterbukaan, empati, sikap postif, sikap
mendukung dan kesetaraan. Dari keseluruhan aspek tersebut dapat di lihat
melalui komunikasi verbal dan non-verbal yang dilakukan, melalui hal itu
maka akan terbentuknya iklim organisasi yang kondusif.
Download