Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. 15 No. 1 Mei 2014 BATAS FASA STRUKTUR MESOSKOPIK SUPERKONDUKTOR HIBRID PB/AL Elistia Liza Namigo 1*, Nele Schildermans2 1 Jurusan Fisika Universitas Andalas, Kampus UNAND Limau Manis Padang 25163 2 INPAC, KU Leuven, Celestijnenlaan 200D Leuven, Belgium, 3001 *)Email:[email protected] Abstrak Pengukuran dilakukan untuk menentukan batas fasa superkonduktor/normal pada struktur makroskopik dan struktur mikroskopik superkonduktor hibrid Pb/Al. Struktur terdiri lapisan Al setebal 50 nm dan 50 nm lapisan Pb yang (dideposisi di atas lapisan Al), diantara kedua lapisan dideposisikan Ge setebal 10 nm untuk memastikan bahwa Al dan Pb hanya terkopling secara magnetik. Istilah „makroskopik‟ dan „mesoskopik‟ didefinisikan masing-masing untuk struktur dengan diameter 4 μm dan 1,5 μm. Teknik deposisi yang digunakan adalah bi-layerlift-off e-beam lithography. Pengukuran dilakukan di dalam 3He bath cryostat dengan range temperatur berkisar mulai dari di bawah 1K sampai di bawah nilai Tc dari Pb yaitu 7.19 K. Arus sebesar 5μA diterapkan pada sampel pada saat melakukan pengukuran R(T) pada medan magnet konstan. Pengukuran dilakukan untuk beberapa nilai medan magnet dengan step 0.1 mT. Sebagai acuan, dilakukan juga pengukuran untuk sampel Al dengan radius 4 μm dan 1,5 μm dan ketebalan 50nm.. Batas fasa superkonduktor/normal dari struktur hibrid Pb/Al bergeser ke arah Pb yang mengindikasikan bahwa medan pada Al didominasi oleh Pb dan menunda munculnya vortex. Nilai Tc untuk sampel-sampel mesoskopik mengalami penurunan dibandingkan sampel-sampel makroskopik, hal ini mengindikasikan bahwa nukleasi superkonduktivitas dalam bahan sangat dipengaruhi oleh ukuran permukaan batas sampel. Abstract Investigation of the phase boundary of superconducting Pb/Al hybrid macroscopic and mesoscopic structures is conducted and reported. The structures consists of 50 nm thin Al circular disk with 50 nm Pb disk deposited on top of it and 10 nm Ge deposited in between as insulation layer. Radius of the disk is 4 μm for macroscopic and 1,5 μm for mesoscopic structures. Deposition process was carried out with bi-layer lift-off electronic beam lithography technique. The measurements are performed in a 3He bath cryostat with temperature range from below 1 K to less than 7.19 K (T c of Pb). Current of 5μA is applied to the sample and the R(T) measurement is performed for constant magnetic field H. Measurements are done for several values of magnetic field with a step of 0.1 mT. Field cooled measurements on macroscopic Al disk with diameter 4 μm and 1,5 μm and 50 nm thickness were carried out for reference. Results indicates that Pb strongly screened the field of Al for both macroscopic and mesoscopic samples with Little-Parks oscillation observed for mesoscopic disk. Tc values of macroscopic and mesoscopic samples show that superconductivity nucleation is strongly dependant on samples‟ boundary surface. Keywords: Coherence Length, Phase-Boundary, Little-Parks Oscillations. 1. Pendahuluan Potensi pemanfaatan bahan superkonduktor untuk aplikasi mikro dan nano-elektronik telah menstimulasi banyaknya penelitian dibidang ini pada tiga dasawarsa terakhir. Karakteristik dari bahan superkonduktor (temperatur kritis T c, medan magnet kritis Hc, arus kritis Ic, energi permukaan, kestabilan termal, dll) berubah secara dramatis ketika satu atau lebih dimensi ukur dari bahan tersebut lebih kecil dari panjang karakteristiknya (coherence length (0) dan London penetration depth λL) sebagai contoh : film tipis (2D)[1], nanowires (1D)[2] dan butir/granular (0D)[3]. Perubahan karakteristik ini terutama disebabkan oleh terbatasnya gerak elektron pada bahan akibat terbentuknya level-level energi diskret seiring berkurangnya panjang dimensi dari bahan (electronic confinement)[4]. Fenomena ini dikenal dengan istilah superconducting size-effect [5]. Superconducting proximity effect juga merupakan fenomena yang menarik pada superkonduktor dengan dimensi pada orde panjang karakteristiknya. Teori proximity-effect ini menyatakan bahwa jika suatu bahan superkonduktor (S) berada dekat atau kontak dengan bahan non-superkonduktor (N) , bahan isolator (I) ataupun bahan superkonduktor lain dengan Tc yang lebih rendah (S‟) maka akan terjadi induksi superkonduktivitas pada bahan N/I/S‟ akibat penetrasi fungsi gelombang S ke dalam bahan N/I/S‟ dan supresi Tc pada bahan S akibat pecahnya Cooper-pair (pair-breaking effect of Cooper pairs) [6,7]. Proximity-effect ini merupakan 14 Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. 15 No. 1 Mei 2014 dasar dari prinsip kerja Josephson tunnel junction yang merupakan sistem S-I-S atau S-N-S[8]. Supresi Tc pada kurva H-T batas fasa (phase boundary) superkonduktor yang berada dalam pengaruh medan magnet luar juga disebabkan oleh kuantisasi fluxoid (medan magnet yang terperangkap di dalam superkonduktor terkuantisasi dalam satuan ) yang pada gilirannya akan menyebabkan osilasi periodik resistansi sebagai fungsi medan magnet yang diterapkan. Osilasi periodik dari resistansi/Tc ini disebut dengan osilasi Little-Parks [9]. Efek kuantisasi fluxoid telah diamati secara eksperimen untuk struktur mesoskopik Al dengan berbagai macam bentuk seperti cincin, piringan dan kawat. Batas fasa H-T berbeda-beda untuk sampel dengan bentuk yang berbeda, Osilasi R hanya teramati pada temperature sekitar Tc sangat bergantung pada bentuk sampel karena permukaan batas dari bentuk sampel menentukan „confinement geometry‟ Periode supresi Tc mengecil seiring pertambahan medan [10,11]. 2. Metode Penelitian Pada penelitian ini dilakukan karakterisasi struktur makroskopik dan mesoskopik superkonduktor hibrid S/S‟ - Pb/Al (yang terkopling secara magnetik) untuk melihat pengaruh Pb terhadap batas fasa Al sebagai basis untuk memahami mekanisme superkonduktivitas pada superkonduktor temperatur tinggi (High-Tc Superconductor) yang dapat diasumsikan merupakan stack S-N , S-I, atau S-S‟. Istilah „makroskopik‟ merujuk pada sampel berbentuk piringan dengan jari-jari 4 μm dan „mesoskopik‟ untuk piringan dengan jari-jari 1,5 μm. Sebagai bahan perbandingan dibuat sampel Al berbentuk piringan dengan jari-jari 4 μm dan 1.5 μm dengan ketebalan 50nm. 2.1 Persiapan sampel Sample disiapkan melalui teknik liftoffbilayer maskselectronic beam lithography. Substrat Si (single crystalline) dilapisi dengan lapisan isolasi termal setebal 500 nm. Dua lapisan PMMA (polymethyl metaclyrate) setebal 180 nm dan 150 nm dideposisi di atas substrat dengan teknik spin-coating. Lapisan PMMA tersebut sebagai resist kemudian secara lokal dipapar terhadap electron beam sesuai dengan pola yang dikehendaki dan kemudian di- develop di dalam campuran larutan isopropyl alcohol dan methyl isobutyl ketone. Lapisan PMMA yang kedua larut lebih cepat menghasilkan profil overhang. Film tipis Al setebal 50 nm dideposisi di atas lapisan resist. Lapisan resist dan Al kemudian diangkat melalui teknik lift-off. Proses ini diulang untuk mendeposisikan lapisan Pb setebal 50nm di atas Al dengan terlebih dahulu menambahkan lapisan Ge di antara kedua lapisan tersebut untuk memastikan Al dan Pb hanya terkopling secara magnetik namun terisolasi secara kelistrikan. Struktur akhir hasil deposisi dapat dilihat pada Gambar 1 dan spesifikasinya dapat dilihat pada Tabel 1. Gambar 1. Struktur Al/Pb dengan empat kontak (a)Mikrograf SEM (b)Skema lapisan Tabel 1. Spesifikasi sampel Al Radius Makro : 4 µm Meso : 1.5 µm Hibrid Pb/Al Radius Makro : 4 µm Meso : 1.5 µm Ketebalan : 50nm Makro ξ(0) = 178 nm Tc = 1.29 K Meso ξ(0) = 153 nm Tc = 1.02 K Ketebalan : Pb : 50nm Ge : 10nm Al : 50nm Pb (Bulk) ξ(0) = 83nm, Tc =7.19K 2.2. Teknik pengukuran Sebagai langkah awal dilakukan pengukuran transport elektron (electron transport measurement) yang merupakan langkah standar untuk melihat performa sistem secara umum dan untuk menentukan parameter-parameter yang relevan (seperti range medan magnet, ukuran yang tepat, dll) untuk karakterisasi dan untuk optimisasi lebih lanjut. Pengukuran dilakukan pada kriostat 3 He dengan range temperatur berkisar mulai dari di bawah 1K sampai di bawah nilai T c dari Pb yaitu 7.19 K. Temperatur yang sangat rendah diperoleh dengan mengurangi tekanan gas dalam kriostat secara bertahap. Pengukuran transport dilakukan untuk menentukan batas fasa dari sampel superkonduktor hibrid Pb/Al. Arus sebesar 5 A diterapkan pada sampel pada pengukuran resistansi sebagai fungsi temperatur R(T) pada medan magnet konstan. Kemudian dilakukan pengukuran R untuk beberapa nilai medan magnet dengan step 0.1 mT. 3. Hasil dan Pembahasan 15 Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. 15 No. 1 Mei 2014 3.1 Sampel Makroskopis Dari hasil pengukuran, diperoleh plot batas fasa H-T untuk sampel makro hibrid Pb/Al yang dibandingkan dengan sampel Al berdimensi sama sebagai berikut (Gambar 2) fluktuasi Tc akibat masuknya vortex sekaligus bersamaan pada batas struktur 3.2 Sampel Mesoskopis Seperti telah dibahas sebelumnya, pada sampel mesoskopis diharapkan osilasi Little-Park akan terlihat. Osilasi terlihat untuk kedua sampel Pb/Al dan Al (Gambar 4). Gambar 2. Plot batas fasa sampel makroskopik Pb/Al dibandingkan dengan Al. Dari plot terlihat bahwa batas fasa Pb/Al bergeser ke arah Pb. Dari slop plot diperoleh Tc = 7 Kdan ξ(0) = 42 nm untuk struktur hibrid Pb/Al (untuk Al Tc = 1.29 K dan ξ(0) = 178 nm). Terjadi kenaikan Tc untuk Al sedangkan untuk Pb nilai T c tetap. Fenomena ini merupakan perwujudan efek proximity (kopling magnetik) dimanamedanPb sebagai superkonduktor kopling kuat akan mendominasi (screening) medan pada Al yang merupakan superkonduktor kopling lemah dan mencegah masuknya vortex. Osilasi T c terlihat jelas untuk sampel Pb/Al mulai T=1.5 mT. Dari pengukuran magnetoresistansi pada beberapa nilai medan magnet terlihat bahwa resistansi berubah seiiring perubahan medan magnet (Gambar 3). Gambar 4. Plot batas fasa sampel mesoskopik Pb/Al dibandingkan dengan Al. Untuk piringan Al mesoskopik, osilasi LittlePark terjadi dengan perioda 0,5 mT. Untuk Pb/Al terlihat osilasi terjadi pada periode yang jauh lebih besar 2mT. Hal ini disebabkan terjadinya delay/penundaan masuknya vortex (vortex entrance) karena Pb masih mendominasi (screening) medan Al dengan kuat. Periode osilasi terlihat berkurang dengan kenaikan medan. Dari slop plot diperoleh Tc = 6.4 Kdan ξ(0)= 52 nm untuk struktur hibrid Pb/Al (untuk Al meso T c = 1.02 K dan ξ(0) = 153 nm). Nilai Tc untuk sampelsampel mesoskopik mengalami penurunan dibandingkan sampel-sampel makroskopik, hal ini mengindikasikan bahwa nukleasi superkonduktivitas dalam bahan sangat dipengaruhi oleh ukuran permukaan batas sampel. Magnetoresistansi sebagai fungsi dari medan magnet untuk sampel mesoskopik prilakunya sama dengan sampel makroskopik. Nilai resistansi bervariasi seiring perubahan nilai medan magnet. Untuk H=4.95 mT profil transisi resistif lebar dengan jenjang-jenjang, hal ini kemungkinan disebabkan oleh medan kritis untuk kontak lebih besar dibandingkan dengan piringan (Gambar 5) Gambar 3. Transisi resistif sampel makroskopik Al/Pb pada beberapa nilai H. Untuk nilai H yang tinggi, kurva transisi terlihat lebih lebar dan terjadi pada beberapa jenjang, hal ini merupakan gambaran nukleasi superkonduktivitas yang pada awalnya terjadi terjadi pada kontak kemudian diikuti oleh nukleasi pada piringan. Untuk H=2.41 mT terlihat jelas 16 Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. 15 No. 1 Mei 2014 Gambar 5. Transisi resistif sampel makroskopik Al/Pb pada beberapa nilai H. 4. Kesimpulan Telah dilakukan penentuan karakteristik transport elektron untuk struktur mesoskopik Al/Pb yang terkopling secara magnetik untuk melihat pengaruh Pb sebagai superkonduktor kopling kuat terhadap batas fasa Al yang merupakan superkonduktor kopling lemah. Dari hasil pengukuran diperoleh bahwa medan Pb mendominasi medan Al dengan kuat baik untuk sampel makro maupun mesoskopik. Osilasi LittlePark diamati dengan jelas pada sampel mesoskopik dengan penundaan masuknya vortex untuk sampel mesoskopik. Dengan membandingkan hasil pengukuran sampel makroskopik dan mesoskopik disimpulkan bahwa untuk sampel-sampel yang ukurannya berada pada orde yang mendekati (comparable) panjang karakteristiknya, superkonduktivitas sangat bergantung pada topologi sampel (dalam hal ini jari-jari piringan) karena kondisi batas yang ditentukan oleh bentuk sampel menentukan geometri quantum-confinement dari elektron Investigasi lebih lanjut diperlukan (magnetisasi, pengukuran Hall dan visualisasi vortex untuk memahami apa yang terjadi pada level mikroskopik. [4] T.C. Chiang. Superconductivity in thin films, Science. 306 (2004), p.1900-1. [5] Bose, Sangita. Size Effects in Nanostructured Superconductors. Ph.D. Thesis. Tata Institute of Fundamental Research : Mumbai (2007). [6] P. G. de Gennes, Boundary Effects in Superconductors, Rev. Mod. Phys. 36, (1964). P. 225-237 [7] N. R. Werthamer, Theory of the Superconducting Transition Temperature and Energy Gap Function of Superposed Metal Films. Phys. Rev. 132, (1963). P.2440-45. [8] Golubov et al.,Proximity effect in superconductor-insulator-superconductor Josephson tunnel junctions: Theory and experiment, Phys. Rev. B 51, 1073, (1995), p.1073-89. [9] W.A. Little, R.D.Parks, Observation of Quantum Periodicity in the Transition Temperature of a Superconducting Cylinder Phys. Rev. Lett. 9, (1962), p.9-12. [10] Y.Terai et al., Superconducting transition in nanoscale aluminum structures, Physica B 298 (2001),p. 536-40. [11] A. Kanda et al., Suppression of the LittleParks oscillation in a mesoscopic superconducting ring, Physica B 284 (2000) , p.1870-71. Ucapan Terimakasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Alejandro Silhanek dan Prof. V. Moshchalkov atas kesempatan penelitian dan diskusi ilmiahnya, Daftar Acuan [1] Y. Guo et al., Superconductivity Modulated by Quantum Size Effects, Science 306, (2004), p.1915-17. [2] A. Bezryadin et al., Quantum suppression of superconductivity in ultrathin nanowires. Nature, 404, (2000), p.971-74. [3] W. H. Li et al., Quantum size effects on the superconducting parameters of zerodimensional Pb nanoparticles, Phys. Rev. B 68, (2003), p.184507 17