kementerian keuangan republik indonesia keterangan pers

advertisement
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
GEDUNG DJUANDA I, JALAN DR. WAHIDIN NOMOR I, JAKARTA 10710, KOTAK POS 21
TELEPON (021) 3449230 (20 saluran) FAKSIMILE (021) 3500847; SITUS www.kemenkeu.go.id
KETERANGAN PERS
Perkembangan Ekonomi Makro dan Realisasi APBNP 2015
31 Juli 2015
Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam Semester I tahun 2015 menghadapi tantangan yang
cukup berarti. Hal ini terjadi di tengah turunnya optimisme perekonomian global di tahun 2015,
ketidakpastian penurunan suku bunga The Fed, melemahnya ekonomi Tiongkok serta terjadinya
krisis di Yunani. Kondisi tersebut mempengaruhi perekonomian domestik yang tidak dapat lepas
dari faktor eksternal tersebut. Berdasarkan rilis BPS, pertumbuhan ekonomi triwulan II mencapai
4,67 persen (yoy).
Meski dihadapkan pada situasi menguatnya nilai tukar dolar, beberapa indikator ekonomi
makro menunjukkan kondisi yang baik. Dengan didukung fundamental ekonomi yang semakin
membaik, serta persepsi positif dari lembaga pemeringkat yang meningkatkan outlook Indonesia
dari stable menjadi positive, diharapkan dapat mendukung perekonomian di semester II tahun 2015.
Perkembangan asumsi dasar ekonomi makro sampai dengan Juli 2015 adalah sebagai
berikut:
1. Pertumbuhan ekonomi sebesar 4,7 persen;
2. Tingkat inflasi sebesar 7,26 persen;
3. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat rata-rata Rp13.022/US$;
4. Tingkat suku bunga SPN 3 bulan sebesar 5,8 persen;
5. Harga minyak mentah Indonesia rata-rata US$55/barel;
6. Lifting minyak rata-rata 762 ribu barel/hari; dan
7. Lifting gas rata-rata 1.171 ribu barel setara minyak/hari.
Berdasarkan perkembangan asumsi dasar ekonomi makro tersebut di atas, serta langkahlangkah kebijakan fiskal yang ditempuh selama tahun 2015, realisasi APBNP tahun 2015 sampai
dengan 31 Juli 2015 menunjukan kinerja sebagai berikut:


Realisasi pendapatan negara mencapai Rp771,4 triliun, atau mencapai 43,8 persen dari target
dalam APBNP tahun 2015 sebesar Rp1.761,6 triliun. Dari jumlah realisasi pendapatan negara
tersebut, realisasi penerimaan perpajakan mencapai Rp621,0 triliun, atau 41,7 persen dari target
yang ditetapkan sebesar Rp1.489,3 triliun. Pencapaian penerimaan perpajakan tersebut
disumbang oleh penerimaan pajak penghasilan minyak dan gas serta pajak non-migas, pajak
pertambahan nilai, serta penerimaan bea dan cukai. Di sisi lain, kinerja penerimaan negara
bukan pajak (PNBP) menunjukkan capaian yang baik dengan realisasi Rp150,2 triliun, atau 55,8
persen dari target dalam APBNP tahun 2015 sebesar Rp269,1 triliun, atau lebih tinggi bila
dibandingkan dengan realisasinya di periode yang sama pada tahun 2014 yang mencapai 53,3
persen. Realisasi tersebut terutama bersumber dari penerimaan PNBP sumber daya alam
(SDA) minyak dan gas, pendapatan laba bagian BUMN serta PNBP lainnya.
Realisasi belanja negara mencapai Rp913,5 triliun, atau 46,0 persen dari pagu belanja negara
dalam APBNP 2015 sebesar Rp1.984,1 triliun. Realisasi belanja negara tersebut terdiri dari
realisasi belanja Pemerintah pusat dan transfer ke daerah & dana desa. Realisasi belanja
Pemerintah pusat mencapai Rp524,1 triliun, atau 39,7 persen dari pagu belanja Pemerintah
pusat dalam APBNP 2015 sebesar Rp1.319,5 triliun. Realisasi belanja Pemerintah pusat
tersebut antara lain dipengaruhi oleh penyerapan belanja kementerian negara/lembaga (K/L)
yang sampai dengan 31 Juli 2015 telah mencapai Rp261,0 triliun, lebih tinggi dibanding realisasi
dengan periode yang sama di tahun 2014 sebesar Rp230,0 triliun. Penyerapan belanja modal
diperkirakan akan meningkat ke depan antara lain disebabkan telah selesainya proses
pelelangan pada K/L yang memiliki belanja modal besar. Hal tersebut juga didukung dengan
telah
selesainya
dokumen
DIPA
APBNP
2015,
serta
proses
restrukturisasi
organisasi/nomenklatur di beberapa K/L. Selain itu, realisasi belanja Pemerintah pusat tersebut
1/2




juga dipengaruhi oleh penyerapan belanja non-K/L yang meliputi pembayaran bunga utang,
belanja subsidi, belanja hibah serta belanja lain-lain. Penyerapan belanja non K/L lebih rendah
dari tahun 2014 antara lain dengan lebih rendahnya realisasi subsidi. Penyerapan belanja
pemerintah tersebut diharapkan dapat menjadi dorongan bagi pertumbuhan ekonomi di
semester II tahun 2015.
Sedangkan realisasi anggaran transfer ke daerah dan dana desa sampai dengan 31 Juli tahun
2015 mencapai Rp389,3 triliun, atau 58,6 persen dari pagunya dalam APBNP tahun 2015
sebesar Rp664,6 triliun. Tingkat penyerapan ini terutama didukung oleh realisasi dana bagi
hasil, dana alokasi umum, dana otonomi khusus, dana keistimewaan DI Yogyakarta, dan dana
desa. Realisasi transfer ke daerah jauh lebih baik dari tahun sebelumnya disebabkan antara lain
dengan adanya perubahan kebijakan penetapan alokasi Transfer ke Daerah, dari yang semula
ditetapkan dengan beberapa PMK diubah menjadi ditetapkan dengan Peraturan Presiden
mengenai Rincian APBN/APBNP 2015. Tingginya penyaluran dana transfer ke daerah, seperti
Dana alokasi Khusus, diharapkan diikuti dengan percepatan penyerapannya dalam APBD,
sehingga dampak belanja Pemerintah kepada perekonomian menjadi signifikan.
Dengan realisasi pendapatan negara sebesar Rp771,4 triliun dan realisasi belanja negara
sebesar Rp913,5 triliun, maka realisasi defisit anggaran dalam pelaksanaan APBNP tahun
2015 mencapai Rp142,0 triliun (1,22 persen dari PDB).
Realisasi pembiayaan anggaran mencapai Rp207,5 triliun, atau 93,2 persen dari sasaran yang
direncanakan dalam APBNP tahun 2015 sebesar Rp222,5 triliun. Hal ini terkait dengan
kebijakan front loading dalam pembiayaan anggaran. Strategi pemenuhan kekurangan
pembiayaan dengan pinjaman luar negeri (bilateral dan multilateral) ditujukan untuk mengurangi
beban penerbitan SBN. Realisasi pembiayaan anggaran tersebut berasal dari pembiayaan
dalam negeri (neto) sebesar Rp234,4 triliun, dan pembiayaan luar negeri (neto) sebesar negatif
Rp26,9 triliun. Realisasi pencairan Penyertaan Modal Negara (PMN) sampai dengan 15 Juli
2015 adalah sebesar Rp7,1 T. Sisa PMN yang belum dicairkan diperkirakan dapat dicairkan
seluruhnya pada periode Agustus s.d. Desember 2015, menunggu penerbitan PP untuk masingmasing PMN kepada BUMN/Lembaga yang saat ini masih dalam proses penyelesaian.
Berdasarkan data sampai dengan 31 Juli 2015, rincian realisasi APBNP tahun 2015 disajikan
pada tabel berikut.
2014
Uraian
(trililun rupiah)
APBNP
1.635,4
A. PENDAPATAN NEGARA
I. PENDAPATAN DALAM NEGERI
1.
Penerimaan Perpajakan
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak
II. PENERIMAAN HIBAH
B.BELANJA NEGARA
I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT
1.
2.
Belanja K/L
Belanja non K/L
2015
Realisasi s.d
25 Juli
% thd
APBNP
APBNP
Realisasi
s.d. 31 Juli
% thd
APBNP
820,9
50,2
1.761,6
771,4
43,8
1.633,1
819,8
50,2
1.758,3
771,3
43,9
1.246,1
613,5
49,2
1.489,3
621,0
41,7
386,9
2,3
206,3
53,3
269,1
150,2
55,8
1,1
47,6
3,3
0,2
5,1
1.876,9
886,9
47,3
1.984,1
913,5
46,0
1.280,4
586,1
45,8
1.319,5
524,1
39,7
602,3
230,0
38,2
795,5
261,0
32,8
678,1
356,0
52,5
524,1
263,1
50,2
596,5
300,8
50,4
664,6
389,3
58,6
C.KESEIMBANGAN PRIMER
(106,0)
12,8
(12,1)
(66,8)
(52,6)
78,7
D.SURPLUS/DEFISIT ANGGARAN (A - B)
% Defisit Terhadap PDB
(241,5)
(2,40)
(66,0)
(0,64)
166,5
27,3
(142,0)
(1,22)
207,5
63,8
68,9
(222,5)
(1,90)
222,5
254,9
192,4
75,5
242,5
234,4
96,6
(13,4)
(0,0)
(25,9)
192,5
(20,0)
(26,9)
134,5
0,0
65,4
II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
241,5
E. PEMBIAYAAN (I + II)
I. PEMBIAYAAN DALAM NEGERI
II. PEMBIAYAAN LUAR NEGERI (neto)
KELEBIHAN/(KEKURANGAN) PEMBIAYAAN
100,5
93,2
RincianRealisasi APBNP Tahun 2014-2015
2/2
Download