AKTIVITAS DAKWAH Dra. Hj. SINTA NURIYAH

advertisement
AKTIVITAS DAKWAH Dra. Hj. SINTA NURIYAH ABDURRAHMAN
WAHID DALAM MEMPERJUANGKAN HAK-HAK PEREMPUAN
DI YAYASAN PUAN AMAL HAYATI
Sekripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persayaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Disusun Oleh:
Abdaue Azizah
109051000177
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1433/2013
ABSTRAK
ABDAUE AZIZAH 109051000177 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Penyiaran Islam, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
Aktivitas Dakwah Dra. Hj. Sinta Nuriyah Wahid dalam Memperjuangkan
Hak-hak Perempuan di Yayasan Puan Amal Hayati. Dibimbing oleh Drs.
Jumroni M.Si
Aktivitas dakwah adalah kegiatan, dan proses berkesinambungan yang di
tangani oleh para pengemban dakwah untuk mengubah sasaran dakwah agar
bersedia masuk kejalan Allah SWT menuju kehidupan Islami. Oleh karena itu
sangat penting untuk kemaslahatan umat. Disatu sisi, saat ini banyak pendakwah
yang bermunculan dari kalangan wanita. Di sisi lain, tak banyak juga kaum wanita
yang hanya bekerja dirumah tidak memiliki kebebasan. Sehingga banyaknya
diskriminasi yang terjadi oleh kaum wanita karena hak-hak mereka tidak
terpenuhi.
Berdasarkan konteks di atas, maka penelitian ini dimaksudkan untuk
menjawab pertanyaan bagaimana bentuk aktivitas dakwah Dra. Hj. Sinta Nuriyah
Wahid dalam memperjuangkan hak-hak perempuan? Dan langkah-langkah apa
saja yang dilakukan Dra. Hj. Sinta Nuriyah Wahid dalam memperjuangkan hakhak perempuan
Hak-hak perempuan, merupakan suatu kepemilikan atau pembelaan
terhadap perempuan yang harus dipertahankan dan di perjuangkan di bawah
perlindungan hukum. Dimana kerap terjadi ketidak adilan dan diskriminasi
terhadap kaum perempuan yang terjadi di keluarga maupun masyarakat. Hal ini
perlu adanya perhatian penuh untuk para aktivis dakwah terhadap hak-hak
perempuan, sehingga tingkat kekerasan yang terjadi di Indonesia dapat
diminimalisir.
Teori yang digunakan dalam aktivitas dakwah menurut Samsul Munir
Amin dalam bukunya Ilmu dakwah ada tiga bentuk aktivitas dakwah yaitu
dakwah bil-lisan, dengan cara berdiskusi, ceramah dan taklim, dakwah bil-kitab
yaitu dengan keterampilan tulis menulis, dan dakwah bil-hal yaitu dakwah melalui
perbuatan tindakan amal nyata.
Bentuk dan langkah-langkah aktivitas dakwah yang beliau lakukan lebih
pada forum diskusi, ceramah, seminar serta membangun dan mengelola yayasan.
Kemudian beliau mensosialisasikannya melalui pondok pesantren yang tergabung
dalam forum kajian kitab kuning atau FK3, mengkaji kembali kitab-kitab klasik
yang bias jender serta melakukan pendampingan secara sosial maupun sepiritual
berlandaskan al-Quran dan hadits.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Tehnik pengumpulan data yang digunakan dengan
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Waktu penelitian dimulai bulan Mei
hingga November 2013. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif.
Aktivitas dakwah Dra. Hj. Sinta Nuriyah Wahid dalam memperjuangkan
hak-hak perempuan di yayasan Puan Amal Hayati yaitu lebih pada dakwah secara
bil-lisan dan bil-hal. Serta dengan menjadikan pesantren sebagai basis gerakkan
dalam memperjuangan hak-hak perempuan.
Kye word: Hak-hak perempuan, Aktivitas dakwah, Perjuangan, Dra. Hj.
Sinta Nuriyah Wahid.
i
KATA PENGANTAR
Syukur Alhammdulillah, segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam,
atas limpahan karunia dan ridho-Nya yang tidak pernah putus memberikan nikmat
dan karunia-Nya kepada seruluh mahluk-Nya. Sehingga penulis dapat menempuh
jenjang pendidikan sampai saat ini dan dapat menyelesaikan karya ilmiah guna
mencapai gelar Sarjana Strata Satu Komunikasi Islam (S.Kom.I).
Sholawat serta salam senantiasa penulis haturkan dan junjungkan kepada
baginda Nabi besar Muhammad SAW yang telah menjadi penerang dan
pembimbing bagi umatnya dari jalan kesesatan menuju jalan kebenaran. Atas
perjalanan panjangmu menempuh ujian dan rintangan demi sampainya risalah
Islam kepada kami. Hingga akhir hayat engkau menangisi keadaan kami. Maafkan
kami ya Rasulallah, jika kami masih belum menjadi umat harapanmu.
Dalam menysun sekripsi ini, penulis menyadari betul bahwa tanpa adanya
bantuan dari berbagai pihak, penulis tidak dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiyah ini dengan baik. Semua berkat arahan, bantuan, petunujuk serta motivasi
dari semua pihak yang diberikan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan
sekripsi ini pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selanjutnya
pada
kesempatan
ini,
penulis
mengucapkan banyak
terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada kedua orang tua yang sangat kucintai
dan sayangi, Bapak Maksum H.S dan bunda Ety Towiyatun yang selalu
ii
memberikan kasih sayang, motivasi, dan do’a, serta dukungan moril dan materil
kepada penulis untuk selalu tetep semangat dalam menyelesaikan sekripsi.
Selanjutnya penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Komarudin Hidayat, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Dr. H. Arif Subhan M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Wadek. I Dr. Suprato M. Ed. M.A, Wadek II Drs. Jumroni
M.Si, M.A, Wadek III Drs. Wahidin Saputra M.A.
3. Drs. Jumroni M.Si dan Umi Musyarrofah, M.A selaku Ketua Jurusan dan
Sekertaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.
4. Prof. Dra. Hj. Ismah Salman M. Hum (alm) dan Drs. Jumroni M.Si selaku
pembimbing, yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan
pemikirannya kepada penulis. Senggia beliau merupakan orang yang telah
menjadi inspirasi buat penulis.
5. Seluruh Dosen, Karyawan, dan Staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi dan juga seluruh staf pengurus UIN Sayarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Pemilik yayasan Puan Amal Hayati ibu Dra. Hj Sinta Nuriyah Wahid dan
bapak Andrei Husain selaku Koor. Program yang telah membantu,
mendukung, serta memberikan kesempatan meneliti dan meluangkan
waktu untuk kesediaannya diwawancarai agar penulis mendapatkan datadata yang penulis butuhkan selama penyususnan sekripsi ini.
iii
7. Adik saya Any Fitriyanigrum dan Disan Ayudha Nugraha mereka yang
sealau memgingatkanku dan selalu memberikan semangat untuk saya
dalam penyelesain sekripsi.
8. Sahabat share terbaiku Dr. Neng Ayu Purwaningsih, Suryani S.Pd.I,
Istiana Rahmah, dan Fintriyanti (KAHFI) yang telah memberikan bantuan
dan dukungan penulis dalam menyelesaikan sekripsi ini.
9. Terima kasih juga kepada rekan saya jurnalis Global Tv Bayu Wijaksono
yang sudah membantu saya dalam mencari alamat objek, yang penulis
sedang teliti.
10. Teman-temanku seluruh kelas KPI (A, B, C, D, E, F, dan G) angkatan
tahun 2009 kususnya KPI E yang telah memberikan banyak pengalaman
selama menuntut ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
11. Sahabat-sahabat terbaiku di KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim
Indonesia), LDK Syahid, dan keluarga besar Darsane untuk lale Abla,
teman seperjuanganku Wulantri Septianingsi. Juga sahabat-sahabat yang
tegabung dalam group Forum Tugas Akhir yang selalu memotivasi dan
mendukung memberikan solusi-solusi permasalahan yang kami hadapi
selama proses penelitian sekripsi kususnya memberikan inspirasi bagi
penulis. Jazakallah atas semuanya.
Terima kasih atas semua yang telah meluangkan waktunnya untuk sharing
serta berbagi informasi serta memberikan inspirasi-inspirasi pada penulis dalam
iv
menyusun sekripsi ini sehingga sekripsi ini selesai sesuai dengan waktunya.
Semogga Allah membalas kebaikan kalian semua. Amiinn.
Akhirnya penulis hanya mempu mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah banyak membantu dan memberi pelajaran hidup kepada penulis.
Semogga Allah SWT semakin menambah karunia-Nya kepada kita semua. Terima
kasih atas segalanya dan mohon maaf atas segala kekhilafan. Dan akhirnya
semoga sekripsi ini dapat bermanfaat untuk para pembaca, dan khususnya bagi
penulis. Aammiin Yaa Rabbal Alamin.
Jakarta, 10 Desember 2013
Abdaue Azizah
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ........................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ................................................................................................
ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................................
iv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah ..............................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...........................................
7
C. Tujuan Masalah ..........................................................................
8
D. Kegunaan Penelitian ...................................................................
8
E. Tinjauan Pustaka ........................................................................
9
F. Metodologi Penelitian ..................................................................
10
G. Definisi Oprasional .....................................................................
13
H. Sistematika Penulisa ................................................................. ....
14
KAJIAN TEORI
A. Aktivitas Dakwah ......................................................................
15
1. Pengertian Aktivitas ................................................................... 15
2. Pengertian Dakwah ........................................................... ........
17
3. Bentuk-Bentuk Dakwah ................................................... ........
20
4. Unsur-Unsur Dakwah ..................................................... .........
21
vi
5. Pengertian Aktivitas Dakwah ....................................................... 35
B. Pengertian Perjuangan ...............................................................
36
C. Hak-hak Perempuan .......................................................................... 38
BAB III
BIOGRAFI Dra. Hj. SINTA NURIYAH WAHID, GAMBARAN
UMUM YAYASAN PUAN AMAL HAYATI
BAB IV
A. Biografi Dra. Hj. Sinta Nuriyah Wahid ..................................
40
1. Latar belakang keluarga Dra. Hj Sinta Nuriyah ........................
40
2. Latar belakang pendidikan Dra. Hj. Sinta Nuriyah .................
42
3. Aktivitas Organisasi Dra. Hj Sinta Nuriyah .. ..........................
42
B. Gambaran Umum Yayaysan Puan Amal Hayati .....................
44
1. Latar Belakang Berdirinya Yayasan Puan Amal Hayati ..........
44
2. Tujuan dan Kegiatan Yayasan Puan Amal Hayati ...................
49
3. Program Kegiatan Yayasan Puan Amal Hayati ...................... ..
52
4. Visi dan Misi Yayayasan Puan Amal Hayati ............................
53
AKTIVITAS DAKWAH Dra. Hj. SINTA NURIYAH WAHID
DALAM MEMPERJUANGKAN HAK-HAK PEREMPUAN
A. Bentuk Aktivitas Dakwah Dra. Hj. Sinta Nuriyah Wahid dalam
Memperjuangkan Hak-Hak Perempuan .......................................
54
B. Langkah-langkah yang dilakukan Dra. Hj. Sinta Nuriyah Wahid
dalam Memperjuangkan Hak-hak Perempuan ...........................
BAB V
58
PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................
65
B. Saran ..........................................................................................
66
vii
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
69
LAMPIRAN .......................................................................................................... 70
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam adalah agama risalah untuk manusia secara keseluruhan, umat Islam
adalah pendukung amanah, untuk meneruskan risalah dan dakwah baik sebagai
umat kepada umat-umat yang lain ataupun selaku perseorangan di tempat
manapun mereka berada menurut kemampuannya masing-masing. Dakwah
merupakan kewajiban yang harus dipikul oleh tiap-tiap Muslim dan Muslimah.
Tidak seorang Muslim pun menghindarkan diri darinya. 1
Dalam dinamika masyarakat banyak kita temui orang-orang yang
melakukan aktivitas dakwah. Aktivitas dakwah merupakan suatu kegiatan,
kesibukan, atau suatu peroses berkesinambungan yang ditangani oleh para
pengemban dakwah untuk mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk kejalan
Allah SWT dan dengan cara bertahap menuju kehidupan Islami. Dalam hal ini
aktivitas dakwah merupakan hal yang sangat penting bagi kemaslahatan umat,
karena kehidupan berlandaskan pada nilai-nilai agama yang diyakini dapat
mencegah terjadinya kekacauan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Samsul Munir Amin dalam bukunya Ilmu Dakwah, dakwah
merupakan aktivitas untuk mengajak manusia agar berbuat kebaikan menurut
petunjuk Al-quran dan hadis, menyeru mereka berbuat kebaikan dan melarang
1
Tutty Alawiyah. Strategi Dakwah Dilingkungan Majelis Taklim, (Bandung: Mizan,
1997), hal. 23-25
1
2
mereka dari perbuatan munkar agar mereka mendapat kebahagian dunia dan
akhirat. Oleh karena itu, dakwah merupakan faktor dinamik dalam membentuk
terwujudnya masyarakat yang berkualitas. Sebagaimana yang telah disebutkan
dalam Al-quran Allah berfirman:
ْ‫ﻞ رَّﺑِﻚَ ﺑِﺎﻟْﺤِﻜْﻤَ ِﺔ وَاﻟْﻤَﻮْﻋِﻈَ ِﺔ اﻟْﺤَﺴَﻨَﺔِ َوﺟَﺎدِﻟْ ُﮭﻢ‬
ِ ‫ع إِﻟَﻰ ﺳَﺒِﯿ‬
ُ ْ‫اد‬
‫ﻦ إِنَّ رَﺑَّﻚَ ُھﻮَ أَﻋْﻠَ ُﻢ ِﺑﻤَﻦْ ﺿَﻞَ ﻋَﻦْ ﺳَﺒِﯿﻠِﮫِ َو ُھﻮَ أَﻋْﻠَ ُﻢ‬
ُ َ‫ﺑِﺎَّﻟﺘِﻲ ھِﻲَ أَﺣْﺴ‬
َ‫ﺑِﺎﻟْ ُﻤﮭْﺘَﺪِﯾﻦ‬
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan bantalah
mereka dengan cara yang baik. Sesunggunhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang dapat petunjuk. (QS. An-Nahl (6): 125).2
Dalam hal ini seorang generasi muda maupun tua, laki-laki maupun
perempuan mendapatkan peran yang sama dalam melakukan aktivitas dakwah.
Ada ungkapan yang di kutip oleh Ayatullah Murtadha Muthahhari dalam bukunya
yang berjudul Bimbingan Untuk Generasi Muda yang di ambil dari kitab Tanbih Alkhawathir halaman 37, dalam kitab tersebut ditulisakan bahwa:
“Sesungguhnya Allah menanamkan hikmah dalam hati orang muda dan
orang tua. Jadi seandainnya Allah menjadikan seorang hamba-Nya sebagai
orang bijak pada massa mudannya, maka ia tidak merendahkan sesuatunnya
dalam pandangan Intelektual hanya karena ia berusia muda. Karena
sesungguhnya mereka akan melihat Cahaya Allah terpancar dari orang ini”.3
Seperti halnya ibu Sinta Nuriyah Wahid, Istri dari almarhum Abdurrahman
Wahid (mantan presiden RI yang ke empat) ini, memiliki ketertarikan tersendiri di
dalam berdakwah, dari Ibu Sinta Nuriah muda hingga menjelang masa senjanya.
2
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah , (Jakarta: Amzah, 2009). h. xviii
Ayatullah Murtadha Muthahhari, Bimbingan Untuk Generasi Muda, (Jakarta: Sandra
Perss, 2011), hal. 145
3
3
Ketekunannya dan keterbatasannya tidak membuat surut namun ia tetap
melakukan dakwah, karena sebaik-baiknya ilmu adalah ilmu yang memberikan
manfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Perempuan bukan hanya di rumah saja melainkan, perempuan merupakan
seorang pendidik dalam rumah tangga dan apabila dipersiapkan dengan baik
mereka akan melahirkan generasi dan pemimpin yang cerdas. Bagaimana
mungkin tugas pokoknya itu dapat dilaksanakan dengan baik, jika seorang wanita
tidak diberikan kesempatan beraktifitas seperti belajar, berorganisasi dan aktivitas
lainnya di luar. Wanita merupakan sebagian dari segi masyarakat dari segi
kualitas, dan totalitas masyarakat dari segi esensi. Ia memiliki peran dan pengaruh
dalam memperkarya masyarakat menerangi hidup atau menggelapkannya.
Perempuan adalah setengah masyarakat, dan perempuan juga adalah masyarakat
keseluruhan.4
Kemandirian perempuan mengharuskan tampil sebagai perempuan dan
bangga dengan identitasnya. Kemandiriannya tidak boleh lebur sehingga
menjadikannya sebagai laki-laki, dan tidak juga menjadikan mereka harus
mengalah dengan mengorbankan kepentingan, sebagai perempuan memiliki hak
dan kewajiban yang sama dengan laki-laki. Sebagai syarat mewujudkan
masyarakat yang penuh kedamaian dan kesejahteraan bagi semua pihak.5
Secara umum, bukti tentang wanita dalam masyarakat muslim kurun awal
mengisyaratkan bahwa secara khas mereka berpartisipasi dalam berbagai hal dan
4
5
M. Quraish Shihab, Perempuan , (Jakarta: Lentera Hati, 2007). hal. 351
M. Quraish Shihab, Perempuan, hal.109
4
di harapkan berkiprah dalam berbagai aktivitas yang menyibukkan masyarakat
mereka, termasuk agama dan perang.
Mereka bukanlah pengikut yang pasif dan panurut, melainkan mitra bicara
yang aktif dalam bidang ke imanan dan juga dalam masalah-masalah lainnya.
Dengan demikian, riwayat-riwayat hadis memperlihatkan wanita-wanita yang
bertindak dan berbicara diluar pengertian bahwa mereka berhak berpartisipasi
dalam kehidupan pemikiran dan praktik keagamaan, yang mengomentari secara
jujur topik apa pun, bahkan Al-Quran, dan berbuat demikian dengan harpan
bahwa pandangan-pandangan mereka didengar.
Pada pernyataan paling penting dilontarkan oleh kaum wanita kepada
Muhammad tentang Al-quran adalah, mengapa ia menyeru hanya kaum pria dan
pada saat yang sama kaum wanita juga harus memenuhi seruan Allah dan
Rasulnya. Pernyataan itu menjadi sebab turunnya (asbab an –nuzul) wahyu berupa
ayat-ayat Al-Quran yang secara exsplinsit menyeru kaum wanita dan juga pria,
suatu tanggapan yang datang tegas menunjukan kesediaan Muhammad dan Allah
untuk mendengar wanita. Sesudah itu, Al-quran secara explinsit menyeru kaum
wanita beberapa kali. 6
Selain itu, kita sering juga menemukan beberapa hadis yang tidak sesuai
dengan keadaan sekarang yang butuh pengkajian ulang terkait dengan perempuan
salah satuanya adalah kitab ‫( ﺷﺮح ﻋﻘﻮ د ا ﻟﻠﺠﯿﻦ‬Uqud al-Lujjayn), karangan Imam
6
hal. 87
Leila Ahmed. Wanita Dan Jender Dalam Islam, (New Have & Londen: Lentera, 2000),
5
Nawawi (Muhammad ibn Umar al Banteny al-Jawy) kitab yang cukup masyhur di
Indonesia dan dalam banyak kesempatan di jadikan rujukan oleh para santri.7
Setiap orang harus bekerja keras, hingga banyak laki-laki saat ini yang
justru tidak mengerti tentang masalah agama. Kenyataan ini membuat perempuan
tidak bisa lagi tinggal diam menuggu suaminya memenuhi seluruh kebutuhannya,
dan mengandalkan pengajaran agama sepenuhnya pada suami. Oleh karena itu,
kebutuhan perempuan untuk keluar rumah tidak bisa dihindari lagi. Demikian
ungkap Ibu Sinta Nuriah membuka obrolannya pada acara radio talkshow.8
Hal tersebut jelas bahwa, perempuan bukan hanya dapur, sumur, kasur.
Perempuan memiliki hak yang sama dengan kaum laki-laki, serta berhak
mendapatkan pendidikan yang layak dan menjadi pemimpin dalam kehidupan
sosial. Karena dewasa ini, proses modernisasi yang kian canggih, seiring dengan
kecendrungan matrealisme yang sulit dibendung, telah melahirkan kebutuhan dan
keinginan-keinginan baru yang mendesak seseorang yang memenuhinya.
Indonesia telah meratifikasi konvensi CEDAW, namun kenyataanya
kekerasan terhadap perempuan masih saja terjadi dimana-mana mulai dari
kelompok sosial yang kecil sepeti keluarga, sampai kelompok sosial yang besar,
yaitu masyarakat dan negara. Sehingga menambah catatan daftar kasus kekerasan
dari tahun ke tahun. Ketimpangan kekuasaan antara laki-laki dan perempuan,
yang mengakibatkan dominasi dan diskriminasi terhadap perempua.9
7
Forum kajian kitab kuning. Wajah baru relasi Suami Istri (Jakarta: LkiS Yogyakarta,
2001) hal, xiv
8
Puan Amal Hayati.Tantri,(Ciganjur : Puan Amal Hayati Jakarta, 2011), hal. 10
9
Puan Amal Hayati. Romantika Kehidupan, (Jakarta: Yayasan Puan Amal Hayati, 2009),
cet. 1, hal. vi
6
Melihat kondisi seperti ini Yayasan Puan Amal Hayati sangat berperan
penting dalammemperjuangkan hak dan keadilan bagi perempuan. Dengan
menjadikan pesantren sebagai basis gerakan. Dengan demikian, selain pesantren
bergerak dibidang pendidikan. Pesantren jugamemiliki peran dan fungsi serta
posisi yang sangat strategis dalam upaya pemberdayaan perempuan.10
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti
aktivitas dakwah yang dilakukan oleh ibu Dra. Hj Sinta Nuriyah Abdurrahman
Wahid yang sangat berperan besar dalam pergerakan untuk memperjuangkan hakhak perempuan yang berlandaskan pada al-qur’an dan hadis di yayasan yang saat
ini beliau tekuni yaitu Yayayasan Puan Amal Hayati yang akan memberikan
penerangan bagi kaum perempuan dan masyarakat luas dalam problematika umat
di era moderenisasi saat ini. Dari permasalahan di atas, maka penulis tertarik
untuk menjadikan ini sebagai bahan penelitian, dan penelitian yang dilakukan
adalah “Aktivitas Dakwah Dra. Hj. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid
dalam Memperjuangkan Hak-hak Perempuan di Yayasan Puan Amal
Hayati”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Ketertarikan peneliti mengambil judul penelitian ini karena didasari rasa
ingin tahu penulis terhadap aktivitas dakwah ibu Dra. Hj. Sinta Nuriyah
Abdurrahman Wahid dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di dalam
10
Puan Amal Hayati. Romantika Kehidupan, hal. vii
7
sebuah Yayasan Puan Amal Hayati. Peneliti memberikan batasan masalah
mengenai bentuk aktivitas dakwah apa saja yang dilakukan oleh Dra. Hj. Sinta
Nuriyah Wahid dalam memperjuangkan hak-hak perempuan setelah suaminya
Abdurrahman Wahid wafat pada tanggal 30 desember 2009 dan metode maupun
langkah-langkah dakwah seperti apa yang digunakan, agar hak-hak perempuan
tercapai.
2. Prumusan Masalah
Untuk mempermudah peneliti dalam membuat sekripsi berdasarkan latar
belakang
analisis
diatas
peneliti memfokuskan pembatasan masalah ini pada kajian
menegenai
Aktivitas
Dakwah
Sinta
Nuriyah
Wahid
dalam
memperjuangkan hak-hak perempuan di Yayasan Puan Amal Hayati.
1. Bagaimana bentuk aktivitas dakwah Dra. Sinta Nuriyah Wahid dalam
memperjuangkan hak-hak perempuan di Yayasan Puan Amal Hayati?
2. Apa saja langkah-langkah yang dilakukan Dra. Sinta Nuriyah Wahid
dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di Yayasan Puan Amal
Hayati?
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah:
1.
Untuk mengetahui bentuk aktivitas dakwah Dra. Sinta Nuriyah
Wahid dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di Yayasan Puan
Amal Hayati?
8
2.
Untuk mengetahui langkah-langkah yang dilakukan
Nuriyah Wahid
Dra. Sinta
dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di
Yayasan Puan Amal Hayati?
D. Kegunanan Penelitian
1. Kegunaan teoritis
Penelitian ini diharapkan berguna bagi para mahasiswa maupun mahasiswi
yang sendang melakukan penelitian terkait dengan aktivitas dakwah, maupun
studi penelitian tentang perjuangan perempuan. Sekripsi ini diharapkan dapat
berguna untuk menjadi bahan referensi tambahan bagi pengembangan
pengetahuan ilmiah di bidang kamunikasi dan dakwah juga dapat memberikan
kontribusi positif berbagai analisis studi secara akademis.
2.
Kegunaan Peraktis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pengamat
dakwah dan menambah wawasan bagi penulis serta pembaca mengenai aktivitas
dakwah serta dapat menarik peneliti lain sehingga dapat menjadi referensi untuk
peneliti selanjutnya.
E. Tinjauan Pustaka
Selain melakukan stadi kepustakaan, peneliti akhirnya menemukan
beberapa peneliti yang memiliki kesamaan, dengan tema yang diangkat oleh
peneliti kali ini. Adapun sekripisi yang berkaitan dengan aktivitas dakwah yaitu:
9
Siti Soleha. Aktivitas Dakwah H.K. Drs Salifuddin Amir Dalam
Mensosilisasikan Konsep Kelurga Qurani di Yayasan Terpadu Shibbatullah
Jakarta Timur. Sekripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Konunikasi, Universitas
Islam
Negeri
Jakarta,
2008.
Dalam
sekripsi
ini
hanya
menjelaskan
tentangaktivitas dakwah H.K. Drs Salifuddin Amirmensosialisasikankonsep
keluarga Qurani dengan teori dakwah.
Restifa Anbiya Yuneni. Aktivitas Dakwah Habiburahman El-Shrazy
Melalui Pesantren Basmala. Sekripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Konunikasi,
Universitas Islam Negeri Jakarta, 2008.
Miftahul Huda Aktifitas Dakwah Pada Yayasan Assalam Bintaro Jaya
Sektoe 34 Tangrang. Sekripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Konunikasi,
Mahasiswa Komuniaksi Penyiaran Islam, Uinversitas Islam Negeri Jakarta, 2008.
Chaerul Miftah Aktifitas Dakwah Di Perusahaan Gema Insani Perss
(GIP) (Analisis Pngkajian Kariawan GIP). Sekripsi S1 Fakultas Dakwah dan
Ilmu Konunikasi, mahasiswa Jurusan (Konsentrasi) Ilmu Komunikasi Penyiaran
Islam, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2008.
Sedangkan yang membedakan penulis dengan sekripsi dia atas adalah
terletak pada objek dan subjek kahsus penelitian yaitu ibu Dra Hj. Sinta Nuriyah
Wahid dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di Yayasan Puan Amal
Hayati.
10
F. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan
Pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah metodologi kualitatif
dengan menggunakan metode deskriptif. Dimana peneliti ingin mencoba untuk
menggambarkan suatu keadaan secara jelas dan lebih dekat dengan subjek
penelitian. Dalam penelitian ini dibutuhkan pengamatan penelitian secara
langsung suatu situasi atau peristiwa sehingga hasil atau produk yang dilakukan
penulis dapat menjelaskan bagaimana aktivitas dakwah Dra. Hj. Sinta Nuriyah
Abdurrahman Wahid dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di Yayasan
Puan Amal Hayati, dan tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji
hipotesis atau membuat prediksi. Sesuai dengan jenis produk penelitian yang
diharapkan, yaitu deskriptif, penulis hanya menggunakan individu dalam
penelitian ini.11
2. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Aktivitas Dakwah Dra. Hj. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid
b. Objek Penelitian
Perjuangan hak-hak perempuan di Yayasan PUAN (Pesantren Untuk
Pemberdayaan Perempuan) Amal Hayati.
3. Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan pada sumber di atas, maka tehnik pengumpulan data yang
akan digunakan adalah:
11
Jalaludin Rakhmat. Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: CV Remaja Karya,
1986), hal.34.
11
a. Wawancara
Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara secara mendalam
kepada Dra. Hj Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid serta pihak-pihak yang terkait
dalam pembahasan ini wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi
melalui tanya-jawab langsung dengan orang-orang terkait. Pedoman wawancara
yang dilakukan adalah wawancara insidental dan wawancara takstruktur yaitu
menayakan kepada sumber utama, Sinta Nuriyah Wahid maupun pihak-pihak
terkait. Data Tersebut adalah primer.12
b. Studi Dokumentasi
Adalah sebuah proses pengumpulan dan pengambilan data berdasarkan
tulisan berbentuk catatan, buku, ataupun tehnik yang juga dilakukan baik
berdasarkan buku-buku, majalah, makalah, dan blog ataupun sumber literaturliteratur
lainnya agar data yang diperoleh lengkap dan akurat. Dokumentasi
digunakan untuk memudahkan peneliti dalam penelitian yang berfungsi sebagai
sumber data karena banyak hal, dokumen sebagai sumber data yang dapat
dimanfaatkan untuk menguji, dan menafsirkan. Adapun dokumen yang dimaksud
dalam penulis adalah data sekunder.
4. Teknik Analisis Data
Dalam hal ini analisis data berperan untuk mengatur, mengurutkan,
mengelompokkan, memberi kode, dan mengkatagorikan hasil dari data yang
12
Lexy J. Moleong,Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2006), hal. 191
12
diperoleh.13 Analisis data yang digunakan penulis adalah analisis dekskriptif,
yaitu dimaksud menggambarkan dan menjelaskan suatu peristiwa yang menarik
perhatian peneliti dilapangan, dan titik-beratnya pada obserfasi ini, hanya pada
gejala dan pencatatannya sebagai hasil penelitian dan tidak berusaha
memanipulasi data.14
G. Definisi Oprasional
Mendefinisikan variabel yang diamati mencangkup hal-hal penting dalam
penelitian serta berlaku hanya pada area penelitian yang sedang diteliti saja, yang
bersifat spesifik, terperinci, tegas dan pasti.
Dakwah merupakan usaha untuk mengajak manusia pada jalan kebenaran
sesuai dengan tuntunan Al-quran dan Al-hadist serta melarang atau mencegah
manusia dari perbuatan munkar yang dapat menjauhkan dirinya dengan tuhan agar
mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dalam hal ini ada bentuk-bentuk dakwah yang harus difahami sebagai
seorang Da’i yaitu:
a) Dakwah bil Al-Lisan, dakwah yang dilakukan dengan lisan, seperti
ceramah, khutbah, diskusi, nasihat, dan lain sebagainya yang dalam hal ini
hanya dilakukan dengan lisan dilakukan oleh juru dakwah.
b) Dakwah bil Al-Hal, dakwah yang dilakukan dengan perbuatan nyata
meliputi keteladanan. Seperti halnya dengan tindakkan amal karya nyata
13
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, hal. 103
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: CV Remaja Karya,
1986), hal. 34.
14
13
yang dari karya nyatanya tersebut hasilnya dapat dirasakan oleh
masyarakat luas sebagai objek dakwah.
c) Dakwah bil Kitab, dakwah yang menggunakan keterampilan menulis
berupa artikel atau naskah yang kemudian dimuat di dalam majalah atau
surat kabar, buletin, buku dan sebagainya.
d) Hak-hak perempuan, yaitu pembelaan intensif dari para aktifis perempuan
maupun lembaga-lembaga hukum yang membela perempuan, yang
mengalami kekerasan atau diskriminasi dalam kehidupan pekerjaan,
keluarga (antara suami dan istri), serta dalam kehidupan masyarakat.
H. Sistematika Penulisan
Pembahasan dalam penelitian ini disusun dalam lima bab, setiap bab akan
terbagi dalam beberapa sub bab. Adapun sistematika penulisannya yaitu:
BAB I:Pendahuluan, Berisikan Tentang Latar Belakang Masalah, Pembahasan,
Perumusan Masalah, Tinjauan dan Manfaat penelitian, Metodologi Penelitian,
Tinjauan Kepustakaan, Analisis Data, Definisi Oprasional, dan Sistematika
Penulisan. BAB II :Landasan Teori, berisikan tentang pengertian aktivitas
dakwah dan Ruang Lingkup
Dakwah,
Pengertian Perjuangan
hak-hak
perempuan.BAB III:Metode Penelitian, Menjelaskan sekilas tentang Biografi
Dra. Hj. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Latar Belakang Keluarga, Latar
Belakang Pendidikan, Gambaran mengenai yayasan PUAN Amal Hayati
memperjuangkan hak-hak perempuan. BAB IV: Pembahasan, berisikan tentang
hasil penelitian, bentuk aktivitas Dra. Hj. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, dan
14
langkah–langkah yang dihadapi dalam memperjuangkan hak-hak perempun. BAB
V: Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.
Aktivitas Dakwah
1. Pengertian Aktivitas
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, pengertian aktivitas diartikan sebagai
bentuk kegiatan dan keaktifan kerja yang dilakukan dalam setiap bagian. 1
Sedangkan dalam kamus lengkap bahasa Indonesia modern aktivitas diartikan
sebagai bentuk kegiatan maupun kesibukan. 2 Menurut ilmu sosial, aktivitas adalah
segala bentuk kegiatan yang ada di masyarakat, seperti gotong royong atau kerja
bakti disebut sebagai sebagai aktivitas sosial baik yang berdasarkan hubungan
tetangga ataupun hubungan kekerabatan.3
Sedangkan menurut kamus besar ilmu pengetahuan, kata aktivitas berasal dari
ling: activity: lat: activita: aktif, bertindak yaitu bertindak pada diri setiap
exsistensi atau mahluk yang membuat atau menghasilkan sesuatu, dengan
aktivitas menandai bahwa hubungan khusus manusia dengan dunia. Manusia
bertindak sebagai subjek, sedangkan alam sebagai objek. Manusia mengalih
wujudkan dan mengelola alam. Berkat aktivitas atau kerjanya, manusia
mengangkat dirinya dari dunia dan bersifat khas sesuai ciri dan kebutuhan.
1
Ahmadi, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional,
2000), h. 32
2
Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderen (Jakarta: Pustaka
Amani, 2001), h. 5
3
Sojogyo, Pujiwati Sajogyo, Sosiologi Pedesaan Kepulauan Bacaan (Yogyakarta :
Gadjah Mada Universitasy Perss, 1999) cet 12, jilid 1, h. 28
15
16
Menurut Save M. Dagun dalam bukunya Kamus Besar Ilmu Pengetahuan,
ada dua jenis aktivitas, aktivitas eksternal dan aktivitas internal. Aktivitas
eksternal jika oprasi manusia terhadap objek-objek menggunakan lengan tangan,
jari-jari dan kaki, maka internal, menggunakan tindakkan mental dalam bentuk
gambaran-gambaran dinamis. Aktivitas internal merencanakan eksternal.4
Dalam kesibukan sehari-hari banyak sekali aktivitas, kegiatan, atau
kesibukan yang dilakukan manusia. Namun, berarti tindakan kegiatan tersebut
bergantung pada individu tersebut. Karena, menurut Samuel Soetoe sebenarnya,
aktivitas bukan hanya sebagai usaha mencapai atau memenuhi kebutuhan. 5
Menurut ilmu sosiologi, aktivitas diartikan sebagai segala bentuk kegiatan yang
ada di masyarakat seperti gotong royong atau kerja bakti disebut sebagai aktifitasaktivitas sosial, baik yang berdasarkan hubungan tetangga ataupun kekerabatan. 6
Salah satu kebutuhan manusia adalah menuntut ilmu untuk menjadi pintar,
untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka manusia harus belajar dengan cara
bersekolah atau mengikuti majelis, atau dapat juga pergi ketempat-tempat ilmu,
membaca buku, berdiskusi, dan kegiatan-kegiatan lain. Ternyata untuk memenuhi
suatu kebutuhan saja manusia harus melakukan berbagai interaksi.7
4
Save M. Dagun. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Lembaga Pengkaji
Kebudayaan Nusantara, LPKN, 1997) Cet ke-1, h. 25
5
Samuel Seoitoe. Pisikologi Pendidikan II, (Jakarta: FEUI, 1982, h 52)
6
Sojogyo, Pujiwati Sojogyo. Sosiologi Pedesaan Kumpulan Bacaan, (Yogyakarta:
Gajah Mada Universitas Perss, 1999), cet. 12, jilid 1, h, 28
7
Ulin Nuha. Aktivitas Dakwah Habib Munzir al-Muswah di Majelis Rasulullah SAW,
(Sekripsi SI Fakultas Dakwah dan Ilmu Konunikasi, Universitas Islam Negeri, 2008), h. 10
17
Dari penjelasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa aktivitas
adalah suatu tindakan kegiatan yang dilakukan manusia untuk memenuhi
kebutuhan dirinya yang menyangkut kepentingan diri sendiri maupun orang lain.
2. Pengertian Dakwah
Sedangkan kata “Da’wah” jika ditinjau dari segi bahasa berarti pangilan,
seruan atau ajakan.8 Secara etimologis, dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu
da’a, yad’u, da’wan, du’a, yang diartikan sebagai mengajak atau menyeru,
memanggil, permohonan, dan permintaan. Istilah ini sering diberi arti yang sama
dengan istilah-istilah tabligh, amr ma’ruf dan nahi munkar, mau’idzhoh hasanah,
tabsyir, indzhar, washiyah, tarbiyah, ta’lim, dan khotbah. Istilah dakwah dalam
Al-Qur’an diungkapkan dalam bentuk fi’il maupun mashdar sebanyak lebih dari
seratus kata. Al-Qur’an menggunakan kata dakwah mengajak kepada kebaikan
yang disertai dengan risiko masing-masing pilihan.9
Terlepas dari keragaman makna istilah ini, pemakian kata dakwah dalam
masyarakat Islam, terutama di Indonesia, adalah sesuatu yang tidak asing. Arti
kata dakwah yang dimaksud adalah “seruan” dan “ajakan”. Jika kata dakwah
diberi arti “seruan”, maka yang di maksudkan yaitu seruan kepada Islam atau
seruan Islam. Demikian juga halnya jika diberi arti “ajakan”, maka yang
dimaksud adalah ajakan kepada Islam atau ajakan Islam. Terlepas dari
bergamannya maknah dan istilah yang digunakan dalam kata dakwah, kata
“mengajak, mendorong, dan memotivasi” adalah kegiatan dakwah yang berada
8
9
Wahidin Saputra. Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hal. 1
Muhammad Munir. Menejemen Dakwah (Jakarta: Kencana, 2009), hal. 17
18
dalam ruang lingkup tabligh. Kata” bashirah” untuk menunjukkan bahwa dakwah
harus dengan ilmu dan perencanaan yang baik. 10
Secara
terminologi definisi mengenai dakwah,
banyak para
ahli
mendefinisikannya, akan tetapi setiap definisi tersebut saling melengkapi.
Walaupun berbeda susunan redaksinya, namun maksud dan maknah hakikatnya
sama. Sementara itu ada beberapa ulama mengemukakan beberapa definisi
mengenai dakwah, antara lain:
a. Menurut Arifin.
“Dakwah mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan ajakan baik
dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan
secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik
secara individual maupun secara kelompok agar timbul dalam dirinya
suatu pengertian, kesadaran, sikap, penghayatan serta pengalaman
terhadap ajaran agama sebagai message yang disampaikan kepadanya
tanpa adanya unsur-unsur pemaksaan.”
b. Menurut Amarullah Ahmad
“Pada hakikatnya, dakwah islam merupakan aktualisasi ilmiah
(theologis) yang dimanfestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia
yang beriman dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara
teraratur untuk mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap, dan
bertindak, manusia pada tataran kenyataan individual dan sosio-kultural
dalam rangka mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi
atau aspek kehidupan dengan mengguankan cara tertentu.”
c. Menurut Quraish Shihab
“Dakwah adalah seruan atau mengajak kepada keinsyafan atau usaha
mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik
terhadap pribadi maupun masyarakat. Perwujudan dakwah bukan sekedar
peningkatan pemahaman dalam tingkah laku dan pandangan hidup saja,
tetapi juga menuju sasaran yang lebih luas. Apalagi pada masa sekarang
10
Muhammad Munir, Menejemen Dakwah, hal. 19
19
ini, ia harus lebih berperan menuju kepada pelaksanaan ajaran Ialam
secara lebih menyeluruh dalam berbagai aspek.” 11
Dengan demikian betapa pun definisi-definisi di atas terlihat dengan
redaksi yang berbeda, namun dapat disimpulkan bahwa ensesi dakwah merupakan
aktivitas dan upaya untuk mengubah manusia, baik individu maupun masyarakat
dari situasi yang tidak baik kepada situasi yang lebih baik.
Sedangkan pengertian dakwah dari asal bahasanya yaitu “pangilan”, bagi
orang-orang tertentu saja. Misalnya saja, pelakuknya dibungkus status quo dengan
sebutan da’i atau mubaligh yang sudah cukup umur atau sudah matang pola
fikirnya yang seringkali masyarakat awam atau pada umumnya menetapkannya
pada maqam yaitu tingkatan tertinggi. Sebagai acuan dalam berfikir dan
bertindak, atau bsahkan sampai di tingkat ma’sum artinnya terlindungi dari dosa
yang taken for granted.12
Dari beberapa definisi diatas peneliti menyimpulkan bahwa dakwah
merupakan usaha untuk mengajak manusia pada jalan kebenaran sesuai dengan
tuntunan Al-quran dan hadist serta melarang atau mencegah manusia dari
perbuatan munkar yang dapat menjauhkan dirinya dengan tuhan agar
mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Sedangkan pengertian aktivitas dakwah adalah suatu tindakan yang
dilakukan seorang manusia yang beriman untuk mengajak manusia lainnya pada
11
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009) cet, 1 hal. 2-5
Andy Dermawan, Metodelogi Ilmu Dakwa, (Yaogyakarta: Lembaga Studi Filsafat
Islam, 2002), cet.1 hal. 56
12
20
jalan kebenaran sesuai dengan tuntunan al-quran dan hadist dalam bingkai Islam,
agar menadapatkan kebahagian dunia dan akhirat.
3. Bentuk - Bentuk Dakwah
Menurut Samsul Munir Amin dalam bukunya yang berjudul “Ilmu Dakwah”
mendefinisikan dakwah ada tiga bentuk yaitu:
A. Dakwah bil lisan. dakwah ini dilakukan dengan dengan menggunakan
lisan antara lain dengan ceramah-ceramah, khutbah, diskusi, nasihat serta
pengajian-pengajian yang dilakukan di majelis taklim.
B. Dakwah bil kitab. Adalah dakwah yang menggunakan keterampilan tulis
menulis berupa artikel atau naskah yang kemudian dimuat di dalam
majalah atau seurat kabar. Buletin, buku dan sebagainya. Dakwah seperti
ini dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu yang cukup lama.
C. Dakwah bil hal. Dakwah yang dilakukan melalui berbagai kegiatan yang
langsung menyentuh kepada masyarakat sebagai objek dakwah atau
berdakwah melalui perbuatan, mulai tutur kata, tingkah laku, sampai pada
kerja bentuk nyata mendirikan panti asuhan, fakir miskin, sekolah-sekolah
dan rumah-rumah ibadah.13
4. Unsur – Unsur Dakwah
Dalam dakwah terdapat unsur-unsur dakwah yaitu komponen-komponen yang
terdapat dalam setiap kegiatan dakwah, diantara unsur-unsur tersebut adalah:
13
Samsul Munir Amir, Ilmu Dakwah. hal. 11
21
1) Subjek Dakwah
Da’i adalah orang yang berperan aktif melaksanakan dakwah baik secara
lisan, tulisan, maupun perbuatan yang dilakukan baik secara individu, kelompok
atau melalui organisasi maupun lembaga. Dalam hal ini Nasruddin Lathif dalam
bukunya mendefinisikan da’i adalah muslim dan muslimat yang menjadikan
dakwah sebagai suatu amaliah pokok bagi tugas ulama. Ahli dakwah adalah
wa’da, mubaligh mustama’in (juru penerang) yang menyeru, mengajak, memberi
pengajaran, dan pelajaran agama Islam.14
Berkaitan dengan subjek dakwah, dakwah dapat dibedakan menjadi dua
bagian yaitu, Da’i dalam kriteria umum, yaitu setiap muslim atau muslimat yang
berdakwah sebagai kewajiban seorang muslim yang melekat dari misinnya
sebagai penganut Islam, sesuai dengan perintah “ballighu’ anni walau ayah” dan
secara khusus, yakni mereka mengambil keahlian secara khusus (mutakhassis)
dalam bidang dakwah Islam, dengan kesungguhan yang luar biasa.15 Sebagaimana
yang sudah di dituliskan dalam Al-quran surat Al-Imron ayat 104, dijelaskan
bahwa :
ِ‫ن ﻋَﻦ‬
َ ‫ﻦ ﻣِ ْﻨ ُﻜ ْﻢ ُأﻣَّ ٌﺔ َﯾ ْﺪﻋُﻮنَ إِﻟَﻰ ا ْﻟﺨَ ْﯿﺮِ َوﯾَ ْﺄﻣُﺮُونَ ﺑِﺎ ْﻟﻤَ ْﻌﺮُوفِ وَﯾَ ْﻨﮭَ ْﻮ‬
ْ ‫َو ْﻟ َﺘ ُﻜ‬
َ‫ا ْﻟ ُﻤ ْﻨﻜَ ِﺮ وَأُوﻟَﺌِﻚَ ھُ ُﻢ ا ْﻟﻤُ ْﻔﻠِﺤُﻮن‬
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyeru kepada yang mar’ruf dan mencegah dari yang
munkar, mereka itulah orang- orang yang beruntung ”
14
Muhammad Munir. Menejemen Dakwah (Jakarta: Kencana, 2009) hal. 22
Siti Muriyah. Metodologi Dakwah Kontemporer, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000),
cet. Ke 1, hal. 23
15
22
Maka dengan demikian sebagaimna pelaku dakwah, bagaimanapu keadaan
dan permaslahan yang dihadapi seiring dengan tuntutan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan globalisasi, serta tututan kebutuhan hidup maka tidak
cukup dakwah hanya di lakukan secara fardhi yaitu merencanakan dan
mengerjakan sendiri. Oleh sebab itu bisa dilakukan secara jama’i melalui sebuah
lembaga yang ditata secara baik serta menghimpun berbagai keahlian yang
dibutuhkan oleh masyarakat.
2) Objek Dakwah
Objek dakwah adalah manusia, baik seorang atau lebih, yaitu masyarakat.
Pemahaman mangenai masyarakan itu beragam tergantung pada cara pandangnya.
Dilihat dari bidang sosial, masyarakat mempunyai struktur dan mengalami
perubahan-perubahan. Di dalam masyarakat terjadi interaksi antara satu orang
dengan orang lain, antar satu kelompok dengan kelompok lain, individu dengan
kelompok. Dalam masyarakat juga terdapat kelompok-kelompok, lapisan-lapisan,
lembaga-lambaga, terhadap masyarakat. Pandangan pisikologi lain lagi, demikian
pula pandangan dari bidang antropologi, sejarah, ekonomi, agama, dan
sebagainya.
Penelitian objek dakwah adalah berangkat dari permasalahan yang
terdapat di dalam masyarakat itu, baik masyarakat yang telah memperoleh dakwah
Islamiyah maupun masyarakat yang belum memperoleh dakwah islamiyah.
Misalnya permasalahn yang terdapat di masyarakat. Mengapa ulama Islam miskin
harta padahal potensi untuk memproleh rizqi telah disediakan Allah? Mengapa
23
umat Islam yang ada menjadi jahat? mengapa umat Islam melakukan kawin-cerai,
kawin-cerai, kawin?. 16
Objek dakwah dapat juga disebut sebgai mad’u yaitu manusia yang
menjadi sasaran dakwah, atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu
manapun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama Islam maupun tidak
atau dengan kata lain, manusia secara keseluruhan baik yang sudah beragama
Islam maupun telah beragama Islam. Dalam hal ini secara umum Al-Quran
menjelaskan ada tiga tipe mad’u yaitu mukmin, kafir, dan munafik. Kemudia
Muhammad Abduh membagai mad’u menjadi tiga golongan, yaitu:
1. Golongan cerdik cendikiawan yang cinta kebenaran, dapat berfikir
secara keritis, dan cepat dapat menangkap persoalan.
2. Golongan awam, yaitu orang yang kebanyakan belum dapat berfikire
secara keritis dan mendalam, serta belum dapat menangkap
pengertian-pengertian yang tinggi.
3. Golongan yang berbeda dengan kedua golongan tersebut, mereka
senang membahas sesuatu tetapi hanya dalam batasan tertentu saja,
dan tidak mampu membahasnya secara mendalam.
Oleh karena itu, menggolongkan mad’u sama dengan menggolongkan
manusia itu sendiri dari aspek profesi, ekonomi, pendidikan, tingkat usia,
pengetahuan, sosial dan sebagainya.17
16
Wardi Bolhitar, Metodologi Penelitian dakwah, (Jakarta: Legoso Wacana Ilmu,
1997), cet. 1, hal. 35
17
Muhammmd Munir, Menejemen Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 23
24
Maka dari pernyataan diatas tentang pengertian objek dakwah maka
peneliti menyimpulkan bahwa objek dakwah merupakan sekelompok manusia
yang terdiri dari beberapa golongan kasta yang berbeda dalam masyarakat.
3) Metode Dakwah
‫ﻲ‬
َ ِ‫ﻚ ﺑِﺎ ْﻟﺤِ ْﻜﻤَﺔِ وَا ْﻟﻤَ ْﻮﻋِﻈَﺔِ اﻟْﺤَﺴَﻨَﺔِ وَﺟَﺎدِ ْﻟﮭُ ْﻢ ﺑِﺎﻟَّﺘِﻲ ھ‬
َ ِّ‫ا ْدعُ إِﻟَﻰ ﺳَﺒِﯿﻞِ رَﺑ‬
َ‫ﻦ ﺳَﺒِﯿﻠِﮫِ وَھُﻮَ َأﻋْﻠَ ُﻢ ﺑِﺎ ْﻟﻤُ ْﮭﺘَﺪِﯾﻦ‬
ْ َ‫ﻦ ﺿَﻞَّ ﻋ‬
ْ َ‫ﺴﻦُ إِنَّ َرﺑَّﻚَ ُھﻮَ َأﻋْﻠَﻢُ ﺑِﻤ‬
َ‫ﺣ‬
ْ َ‫أ‬
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”(an-Nahl:
125)
Dari ayat tersebut dapat di ambil pemahaman bahwa metode dakwah itu
meliputi tiga cakupan yaitu:
a. Al-hikmah
Kata “hikmah” dalam Al-Quran disebut sebanyak 20 kali baik dalam
bentuk nakiroh maupun ma’rifat. Bentuk madrasnya adalah “hukman”
yang
diartikan secara makna asalnya adalah mencegah. Jika dikaitkan dengan hukum
berarti mencegah kezoliman, dan jika di kaitkan dengan dakwah maka berarti
menghindari hal-hal yang kurang relevan dalam melaksanakan dakwah.
Al-hikmah juga berarti pengetahuan yang dikembangkan dengan tepat
sehingga menjadi sempurna. Menurut pendapat ini, al hikmah termenifestasikan
dalam empat hal yaitu, kecakapan manajerial, kecermatan, kejernihan pemikiran
25
dan ketajaman pemikiran. Sebagaimana yang telah di kutip oleh M. Munir dalam
bukunya Metode Dakwah, menurut Imam Abdullah bin Ahmad Mahmud AnNasafi, dikutip dari At Tafsirul Qoyyim karangan Ibnu Qoyyim yaitu:
“ Dakwah bil hikmah” adalah dakwah dengan mengguanakan perkataan
yang benar dan pasti, yaitu yaitu dalil yang menjelaskan kebenaran dan
menghilangkan keraguan.18
Sebagai metode dakwah, al-hikmah diartikan bijaksana, akal budi mulia,
dada lapang, hati yang bersih, dan menarik perhatian orang kepada agama atau
Tuhan. Terkait hal itu maka al-hikmah dapat di fahami sebagai kemampuan dan
ketepatan da’i dalam memilih, memilah dan menyelaraskan tehnik dakwah
dengan kondisi objektif mad’u. Dimana kemampuan da’i menjelaskan
pemahaman-pemahaman Islam serta realitas yang ada dengan argumen logis dan
bahasa komunikatif. Oleh karena itu, al-hikmah sebagai sebuah sistem yang
menyatukan antara kemampuan teoritis dan praktis dalam berdakwah.
: ‫)اﻟﺒﻘﺮ ة‬... ‫ﻦ ﯾُ ْﺆتَ اﻟْﺤِ ْﻜﻤَﺔَ َﻓ َﻘ ْﺪ أُوﺗِﻲَ ﺧَﯿْﺮًا ﻛَﺜِﯿﺮًا‬
ْ َ‫ﻦ ﯾَﺸَﺎ ُء َوﻣ‬
ْ َ‫ُﯾ ْﺆﺗِﻲ اﻟْﺤِﻜْ َﻤﺔَ ﻣ‬
(269
“Allah menganugrahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al
Qur'an dan As Sunah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang
dianugrahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak.
Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari
firman Allah).” ( QS. Al-Baqarah: 269)
Ayat tersebut mengisyaratkan betapa pentingnya menjadikan hikmah
sebagai sifat dan bagian yang menyatu dalam metode dakwah mengikuti langkahlangkah yang mengundang hikmah. Ayat diatas mengandung arti mengajak
18
M. Munir, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 10
26
manusia kepada jalan yang benar dan mengajak manusia untuk menerima dan
mengikuti petunjuk agama dan akidah yang benar. 19
b. Al-Mau’idza Al-Hasana
Teriminologi mau’izhah hasanah dalam presfektif dakwah sangat populer,
Secara bahasa, mau’izhah hasanah terdiri dari dua kata, yaitu mau’izhah dan
kasanah. Kata mau’izhah berasal dari kata wa’adzaya’idzu-wa’dzan—idzhah yang
berarti nasehat, bimbingan, pendidikan dan peringatan, sementara hasanah
merupakan kebalikan dari sayyi’ah yang artinya kebaikan lawannya kejelekan.
Adapun pengertian secara istilah, Sebagaimana yang telah dikutip oleh
Abdul Hamid al-Bilali dalam buku Fiqh al-Dakwah fi ingkar al-Munkar, ada
beberapa pendapat salah satunya pendapat Abd. Hamid al-Bilali al-Mau’izhah alHasanah, mengistilahkannya sebagai salah satu manhaj (metode) dalam dakwah
untuk mengajak ke jalan Allah dengan memberikan nasehat atau membimbing
dengan lamah lembut agar mereka mau berbuat baik. Selain itu juga mau’izhah
hasana dapatlah diartikan sebagai ungkapan yang mengandung unsur bimbingan
pendidikan, pengajaran, kisah-kisah gembira, peringatan, pendidikan, pesan-pesan
positif (wasiyat) yang bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan agar
mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat.20
Jadi kesimpulan dari pengertian mau’idzatul hasanah, akan mengundang arti
kata-kata yang masuk dalam dalam kalbu dengan penuh kasih sayang. Dan
kedalam
19
20
perasaan
denga
penuh
M. Munir, Metode Dakwah, h. 13
M. Munir, Metode Dakwah, h. 16
kelembutan,
tidak
membongkar
atau
27
membeberkan kesalahan orang lain, karena lemah lebut dalam menasehati
seringkali dapat meluluhkan hati yang keras dan menjinakan kalbu yang liar, ia
lebih mudah melahirkan kebaikan dari pada larangan dan ancaman.21
c. Al-Mujadalah Bi-al-Lati Hiya Ahsan
Dari segi triminologi (bahasa) lafaz mujadalah terambil dari kata “Jadala”
yang bermaknah memintal, melilit. Apabila di tambahkan alif pada huruf jim yang
mengikuti wazan Faa ala, “jaa dala” dapat bermakna berdebat bagaikan menarik
dengan ucapan untuk meyakinkan lawannya dengan menguatkan pendapatnya
melalui argumentasi yang disampaikan.
Ali al-Jarisyah dalam kitabnya Adab al Hiwar wa almunadzara,
mengartikan bahwa “al-jidal” secara bahasa dapat bermakna pula “Datang untuk
memilih kebenaran” dan apabila berbentuk isim “al-jadlu” maka berarti
“pertentangan atau perseturuan yang tajam.” Sedangkan dari segi istilah
(terimonologi) terdapat beberapa pengertian al-Mujadalah (al-Hiwar). AlMujadalah (al-Hiwar) berarti upaya tukar pendapat yang dilakukan atau oleh dua
pihak secara sinergis, tanpa ada suasana yang mengharuskan lahirnya permusuhan
daiantara keduannya. 22
Oleh karena itu peneliti menyimpulakan bahwa metode dakwah merupakan
cara atau sarana untuk lebih terpusat dan terarah dalam pencapaian sebuah
maksud maupun tujuan yang telah ditetapkan untuk hasil yang lebih sempurna.
21
22
M. Munir, Metode Dakwah, h. 15-17
M. Munir, Metode Dakwah, h. 18
28
4) Materi Dakwah
Pengertian materi dakwah (Maddah Ad-Da’wah) adalah pesan-pesan
dakwah Islam atau segala sesuatu yang harus subjek kepada objek dakwah yaitu
keseluruhan ajaran Islam yang ada dalam kitabullah maupun sunnah Rasul-Nya.
Pesan-pesan dakwah yang disampaikan kepada objek dakwah adalah pesan-pesan
yang berisi ajaran Islam. Sedangkan dalam istilah komuniasi, materi dakwah atau
Maddah Ad-Da’wah disebut dengan Istilah messege (pesan).
Keseluruhan materi dakwah (maaddah al- Dakwah) ini yang meliputi
bidang akidah, syariah (ibadah dan muamalah) dan Akhlak, dari kesemua materi
ini bersumber pada dua pokok ajaran Islam juga hasil ijhtihad para ulama, sejarah
perdaban Islam. Kedua sumber ajaran Islam itu adalah:
1. Al-Quran
Al-Quran merupakan sumber petunjuk bagi landasan Islam, yang menganut
ajaran kitab Allah yaitu agama Islam. Al-quran merupakan materi utama dan
sumber utama dalam berdakwah. Dalam, hal ini seorang da’i harus menguasai Alquran, baik dalam hal membacanya maupun penguasaan terhadap isi kandungan
Al-Quran.
2. Hadist
Hadist merupakan sumber kedua dalam ajaran Islam. Dengan menguasai
materi hadist maka seorang da’i telah memiliki bekal dalam menyampaikan tugas
dakwahnya. Hadist yang merupakan penjelasan-penjelasan dari Nabi dalam
29
merealisikan kehidupan berdasarkan Al-Quran. Bagi para juru dakwah
penguasaan hadis sangat penting untuk diinterpretasikan melalui sabda-sabda nabi
yang tertuang dalam hadits. 23
Oleh sebab itu untuk dapat memahami hadits pendakwah perlu melakukan
pengamatan dan pemahaman secara menyeluruh terhadap hadits yang akan di kaji.
Secara konseptual pada dasarnya materi dakwah Islam tergantung pada tujuan
dakwah yang hendak di capai. Namun, secara global materi dakwah dapat
diklasifikasikan menjadi tiga pokok, yaitu:
a. Masalah keimanan (aqidah)
Aqidah adalah pokok kepercayaan dalam agama Islam. Aqidah Islam
tersebut tauhid dan merupakan inti dari kepercayaan. Tauhid adalah salah satu
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam Islam, aqidah merupakan
I’tiqad batiniyyah yang mencangkup masalah-masalah yang erat hubungannya
dengan rukun iman. Masalah aqidah bukan hanya tertuju pada masalah-masalah
yang
wajib diimani, akan tetapi materi dakwah juga meliputi masalah yang
dilarang seperti syirik, dan ingkar adanya tuhan.
b. Masalah Keislaman (syariat)
Sayariat merupakan seluruh hukum dan perundang-undangan yang terdapat
dalam Islam baik yang hubungan
manusia dengan tuhannya, maupun antar
manusia sendiri. Syariat ini berhubungan erat dengan amal lahir (nyata). Pada
intinya pengertian syariah menmpunyai dua aspek hubungan yaitu hubungan
23
Samsul Munir Amir, Ilmu Dakwah (Jakarta: Amzah, 2009), h. 88
30
antara manusia dengan manusia dengan tuhan (vartikal) yang disebut ibadah, dan
hubungan antara manusia dengan sesama manusia (Horizontal) yang disebut
muamalt.
c. Masalah Budi Pekerti (Akhlaqul Karimah)
Akhlak dalam aktivitas dakwah merupakan pelengkap keimanan dan
keislaman seseorang. Selain itu akhlak pun merupakan penyempurna ke islaman
dan keimanan seseoranag sebab rosulullah sendiri pernah bersabda: sesungguhnya
aku di utus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia (al-hadis). Dengan
demikian ajaran akhlak dalam islam termasuk kedalam dakwah yang penting yang
harus disampaikan kepada masyarakat sebagai penerima dakwah.24
5) Media Dakwah
Media dakwah adalah peralatan yang dipergunakan untuk menyampaikan
materi dakwah, pada zaman moderen upayanya yaitu seperti televisi, video, kaset
rekaman, majalah surat kabar, termasuk melalui berbagai macam upaya mencari
nafkah dalam berbagai sektor kehidupan. Pada mediapun masalah penelitian bisa
diperolah, misalnya bagaimana efek pentas drama terhadap prilaku keagamaan
masyarakat tertentu yang menonton drama itu, bagaimana dampak dan
hikmahnya. 25
Selain itu, kata media berasal dari bahasa latin, median, yang merupakan
bentuk jamak dari medium secara etimologi yang berarti alat perantara. Wilbur
24
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), h. 89Wardi Bachtiar, metodologi penelitian dakwah, (Jakarta: Logoso wacana ilmu: 1997)
cet.1 hal 35
25
31
Schramm mendefinisikan media sebagai teknologi informasi yang dapat
digunakan dalam pengajaran. Maka yang dimaksud dengan media adalah alat-alat
yang fisik yang menjelaskan isi pesan atau pengajaran, seperti buku, film, video,
kaset, slide, dan sebagainnya. Adapun yang dimasud dengan media dakwah,
adalah peralatan yang diperguanakan untuk menyampaikan materi dakwah pada
penerima dakwah. Di zaman modern seperti ini, seprti televisi, video, kaset
rekaman, majalah, dan surat kabar.26
Maka penulis mendefinisikan media dakwah merupakana sarana atau alat
untuk menyampaikan pesan dakwah, agar maksud dan tujuan dakwah tersebut
tersampaikan pada khalayak. Sehubung dengan media seperti apa yang akan
digunakan oleh seorang da’i tersebut, itu semua di kembalikan lagi pada maksud
dan tujuan dakwah tersebut agar sesuai dengan sasaran dakwah sehingga pesan
tersampaikan dengan baik.
6) Tujuan Dakwah
Tujuan dakwah, harus diketahui oleh setiap juru dakwah atau da’i. Karena
seseorang yang melakukan aktivitas dakwah pada dasarnya harus mengetahui
tujuan apa yang dilakukannya itu. Tanpa mengetahi tujuan dari aktivitas dakwah
tersebut, maka dakwah tidak mempunyai maknah apa-apa.
Secara umum tujuan dakwah adalah terwujudnya kebahagian dan
kesejahteraan hidup manusia di dunia dan akhirat yang diridhai oleh Allah.
Adapun tujuan dakwah dibedakan menjadi dua macam tujuan yaitu:
26
Samsul Munir Amir, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amazah, 2009) hal 113
32
1. Tujuan umum dakwah
Tujuan utama dakwah adalah nilai-nilai hasil akhir yang dicapai atau di
peroleh oleh keseluruhan aktivitas dakwah. Untuk tercapainnya tujuan utama
maka semua penyusunan rencana tindakan dakwah harus mengarah kesana.
Tujuan diatas masih bersifat global oleh karena itu masih memerlukan
perumusan-perumusan secra terperinci pada bagian lain. Sebab tujuan utama itu
dakwah kepada seluruh umat manusia. Sedangkan yang berkewajiban berdakwah
keseluruh umat adalah Rasulullah dan utusan-utusan yang lain, sebagaimana yang
terdapat dalam Al-Quran dikatakan:
َ‫ﻞ ﻓَﻤَﺎ ﺑَﻠَّ ْﻐﺖ‬
ْ َ‫ن َﻟ ْﻢ َﺗ ْﻔﻌ‬
ْ ِ‫ﻦ َرﺑِّﻚَ وَإ‬
ْ ِ‫ﯾَﺎ أَُّﯾﮭَﺎ اﻟﺮَّﺳُﻮلُ ﺑَِّﻠ ْﻎ ﻣَﺎ أُ ْﻧﺰِلَ ِإﻟَ ْﯿﻚَ ﻣ‬
َ‫رِﺳَﺎﻟَ َﺘ ُﮫ وَاﻟﻠَّ ُﮫ ﯾَ ْﻌﺼِ ُﻤﻚَ ﻣِﻦَ اﻟﻨَّﺎسِ إِنَّ اﻟَّﻠﮫَ ﻻ ﯾَ ْﮭﺪِي ا ْﻟﻘَ ْﻮمَ ا ْﻟﻜَﺎﻓِﺮِﯾﻦ‬
Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Tuhanmu.
Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak
menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia.
Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.(QS.
Al-Maidah (5): 67)
Kebahagian di dunia maupun di akhirat merupakan titik akumulasi tujuan
hidup manusia, begitu juga dengan tujuan dakwah. Sebab hidup bahagia dunia
dan akhirat tidaklah semuadah yang di ucapkan dan di inginkan, tidak cukup
dengan berdo’a tetapi perlu disertai dengan berbagai usaha. Ini berarti usaha
dakwah, baik dalm bentuk menyeru atau mengajak umat manusia agar bersedia
menerima dan memeluk Islam, maupun dalam bentuk ma’ruf dan nahi munkar,
tujuannya adalah terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan
di akhirat yang diridhai oleh Allah.
33
Manusia memiliki akal dan nafsu, akal senantiasa mengajak ke arah yang
menyesatkan. Disinilah dakwah berfungsi memberikan pengertian kepadannya,
agar kesejajaran hidup di dunia dan akhirat tercpai itulah cita-cita sesungguhnya
dari dakwah Islam.
2. Tujuan Khusus Dakwah
Tujuan khusus merupakan perumusan tujuan dan penjabaran dari tujuan
umum dakwah. Maksud dari tujuan ini agar dalam pelaksanaan seluruh aktivitas
dakwah dapat diketahui kemana arahanya, ataupun jenis kegiatan apa yang
hendak di kerjakan, kepada siapa berdakwah, dengan cara apa, bagaimana, dan
sebagainya, sehingga tidak terjadi overlapping antara juru dakwah yang satu
dengan yang lainnya hanya karena masih umumnya tujuan yang hendak di
capai.27
Sedangkan secara metodologi menurut Andy Dermawan dalam bukunya
Metodologi
Ilmu
Dakwah
menjelaskan
bahwa
tujuan
dakwah
adalah
mempertemukan kembali fitrah manusia dengan agama atau menyadarkan
manusia agar mengakui kebenaran Islam dan mau mengamalkan ajaran Islam
sehingga dapat menyelamatkan orang dari kesesatan dan kebodohan menjadi
orang baik.28
27
Samsul Munir Amir, Ilmu Dakwah (Jakarta: Amzah, 2009), h. 59
Andy Dermawan, Metodologi Ilmu Dakwah, (Yogyakarta: Lembaga Studi Filsafat
Islam, 2002). h. 8
28
34
5. Pengertian Aktivitas Dakwah
Aktivitas dakwah adalah segala bentuk kegiatan bentuk kegiatan yang
berkesinambungan yang mengundang nilai-nilai yang mendorong manusia agar
berbuat kebaikan berdasarkan Al-qur’an dan as-sunnah. Pengertian lain dari
aktivitas dakwah yaitu suatu kegiatan, kesibukan, atau suatu proses yang
berkesinambungan yang ditangani oleh para pengemban dakwah untuk mengubah
sasaran dakwah agar bersedia masuk kejalan Allah dan secara bertahap menuju
peri kehidupan Islam.
Suatu proses yang berkesinambungan merupakan suatu proses yang bukan
insidental atau kebetulan, melainkan bener-bener direncanakan, dilaksanakan, dan
dievaluasi secara terus menerus oleh para pengemban dakwah dalam rangka
mengebuah prilaku sasaran dakwah sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah
dirumuskan.29
Sedangkan penulis menyimpulkan pengertian aktivitas dakwah adalah suatu
tindakan yang dilakukan seorang muslim untuk mengajak manusia lainnya pada
jalan kebenaran sesuai dengan tuntunan al-quran dan hadist dalam bingkai Islam,
agar menadapatkan kebahagian dunia dan akhirat. Penegrtian perjuangan atau
dalam bahasa arabnya “mujahidin” yaitu pejuang. Secara bahasa perjuangan
adalah perbuatan atau tindakan.30 Menurut
Susanto Tirtoprojo perjuangan
29
Siti Soleha,” Aktivitas Dakwah K.H, Drs Saifuddin Amir dalam Mensosialisasikan
Konsep Keluarga Qurany di Yayasan Terpadu Shibgatullah Jakarta Timur” (Sekripsi S1 Fakultas
Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri, 2008), h. 9
30
Kamus Bahsa Indonesia Online. http://www.babla.co.id/bahasa-indonesia-bahasainggris/perjuangankk, diakses pada 28 Oktober 2013.
35
merupakan suatu usaha untuk meraih suatu yang diharapkan demi mendapatkan
kemualiaan dan kebaikan.31
Selain itu pengertian perjuangan dimana manusia harus kerja keras untuk
mewujudkan cita-citanya, manusia harus berkerja keras untuk melanjutkan
hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha atau perjuangan, perjuangan
untuk hidup dan ini sudah kodrat sebagai manusia, mahluk yang selalu dinamis
hidupnya. Tanpa usaha atau perjuangan manusia tak dapat hidup sempurna.
Apabila manusia ingin menjadi kaya, ia harus kerja keras. Bila seseorang
ingin menjadi ilmuwan, iapun harus rajin belajar dan mengikuti semua ketentuan
akademik. Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak yaitu dengan berfikir dan
ilmu atau jasmani yaitu dengan tenaga, dan bisa juga keduanya. Para ilmuwan
lebih banyak bekerja keras dengan otak dan ilmu yang ia ketahui dibandingkan
dengan jasmani atau tenaganya. Sebaliknya seorang buruh bekerja keras dengan
jasmaninya yaitu tenaga dibandingkan dengan otaknya.
Seorang manusia yang berkerja keras pada dasarnya menghargai dan
menigkatkan harkat dan martabat seorang manusia itu sendiri. Pemalas membuat
manusia itu miskin, melarat dan tidak mempunyai harkat dan martabat. Itulah
yang dinamakan perjuangan dalam mempertahankan hidup. Oleh karena itu tidak
boleh bermalas-malasan, bersantai-santai dalam hidup ini. Santai dan istirahat ada
waktunya dan manusia yang mengaturnya. Islam mengajarkan untuk berkerja
keras, sebagaimana hadist yang diucapkan Nabi Besar Muhammad S.A.W yang
31
Yadi Setianto.”Konsep Perjuangan Dalam Dimensi Sejarah Nasional Indonesia”,
http://asosiasiwipknips.wordpress.com/2011/10/24/konsep-perjuangan-dalam-dimensi-sejarahnasional-indonesia/ . di akses pada 13 September 2013
36
ditunjuk kepada para pengikutnya “Bekerjalah kamu seakan-akan kamu hidup
selama-lamanya, dan beribadahlah kamu seakan-akan kamu akan mati besok”.
Untuk kerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan. Karena kemampuan terbatas
itulah timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia
lainnya.32
Dari definisi dan pemaparan mengenai perjuanagan maka penulis
mendefinisikan arti perjuangan itu sendiri yaitu suatu tindakan untuk melakukan
sesuatu pengorbanan yang nyata untuk merahi suatu tujuan yang diharapkan, agar
mendapatkan kebaikan dan kemuliaan demi kemaslahatan juga kesejahteraan
bersama.
B.
Hak-Hak Perempuan
Bebicara mengenai hak-hak perempuan, seorang perempuan terkadang
mendapatkan diskriminasi dalam kehidupan pekerjaan, bermasyarakat maupun
lingkup keluarga (antara suami dan istri). Dengan adanya diskriminasi maka
kemudian banyak pihak terutama perempuan menyadari pentingnya perlindungan
dan pembelaan terhadap kaum perempuan sehingga hak perempuan sebagai salah
satu hak asisi manusia yang harus dapat di perjuangkan dan diakui juga dijamin
perjuangannya
Hak asasi perempuan, adalah hak yang dimiliki oleh seorang perempuan,
baik karena ia seorang manusia maupun sebagai seorang perempuan, dalam
khasanah hukum hak asasi manusia dapat ditemui pengaturannya dalam berbagai
32
Sukmawati Horios,http://harissoekamti.blogspot.com/2012/06/usahaperjuangan-adalahkerja-keras.html#ixzz2ekbfZh00, diakses 13 September2013
37
sistem hukum tentang hak asasi manusia. Dalam pengertian tersebut dijelaskan
bahwa pengaturan mengenai pengakuan atas hak seorang perempuan terdapat
dalam berbagai sistem hukum tentang hak asasi manusia. System hukum tentang
hak asasi manusia yang dimaksud adalah system hukum hak asasi manusia baik
yang terdapat dalam ranah internasional maupun nasional.
Khusus mengenai hak-hak perempuan yang terdapat dalam sistem hukum
tentang hak asasi manusia dapat ditemukan baik secara eksplisit maupun implisit.
Dengan penggunaan kata-kata yang umum terkadang membuat pengaturan
tersebut menjadi berlaku pula untuk kepentingan perempuan. Dalam hal ini dapat
dijadikan dasar sebagai perlindungan dan pengakuan atas hak-hak perempuan. 33
Oleh karena itu maka penulis mendefinisikan bahwa hak-hak perempuan
yaitu, merupakan suatu kepemilikan atau pembelaan yang harus dipertahankan
dan diperjuangkan oleh kaum perempuan. Seperti halnya kekerasan atau
diskriminasi, ketidak adilan yang terjadi di masyarakat maupun keluarga diamana
perlidungannya dibawah system hukum yang berlaku terhadap hak asasi manusia
serta
mendapatkan pengakuan
hukum
dalam
ranah
nasiaonal maupun
internasional.
33
Muzaqir, Akbar. “Hak-hak Perempuan”,
http://akbarmuzaqir.blogspot.com/2013/04/hak-hak-perempuan.html. di akses pada 13 September
2013.
BAB III
BIOGRAFI Dra. Hj. SINTA NURIYAH WAHID,
GAMBARAN UMUM YAYAYSAN PUAN AMAL HAYATI
A. Biaografi Dra. Shinta Nuriyah Wahid
1. Latar belakang keluarga Dra. Hj. Shinta Nuriyah Wahid
Terlahir dari keluarga sulung ibu Shinta Nuriyah merupakan anak
pertama dari lima belas bersaudara di antaranya tujuh anak laki-laki dan delapan
anak perempuan. Dimana dalam keluarga ibu Shinta Nuriyah semua anakanaknya diperlakukan sama, artinya antara anak laki-laki dan perempuan memiliki
tugas dan kewajiban yang sama dalam keluarga dan tidak ada yang saling
membedakan antara pekerjan yang dilakukan perempuan maupun laki-laki semua
saling berkerja sama satu sama lainya. 1
Ibu Shinta Nuriyah Wahid putri dari H. Abdullah Syukur, pedagang
daging terkenal ini dilahirlkan di Jombang Jawa Timur pada tanggal 8 Maret
1948, beliau adalah istri dari mantan Presiden Indonesia ke empat yaitu K.H.
Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang menjabat dari tahun 1999 hingga tahun
2001. Menikah pada tanggal 11 september 1971 dengan usia 13 tahun, selama
pernikahannya ibu Shinta Nuriyah Wahid dikaruniai empat orang anak yaitu
Alissa Qotrunnada Munawaroh (lissa), Zannuba Arifah Chafsoh (Yenny), Anita
Hayatunnufus (Nita), Inayah Wulandari (Ina).
1
Khairul Ali, Emamatul Qudsyiyah, “Ibu Hj. Dra. Shinta Nuriyah Wahid, M. Hum.:
Pejuang Hak-Hak ...”, http://fatayat.or.id/tokoh/detail/6. di akses pada 6 November 2013.
40
41
Saat ini Ibu Shinta Nuriyah Wahid tinggal di Jalan Warung Sila No. 10
Cikanjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan. 2
Ibu Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, yang sering akrab di panggil
ibu Shinta ini menambahankan nama belakangnnya dengan nama alm. suaminya
yaitu Abdurrahman Wahid agar nama suaminya akan tetap terpatih dalam
dirinya yang memberikan kekuatan besar untuk meneruskan perjuangan ini.
Pada tahun 1993 suatu kecelakan terjadi menimpah ibu Shinta
Nuriyah mobil yang ia kendarai tertabrak hingga membuat ibu Shinta Nuriyah
mengalami kelumpuhan dibagian tubuhnya dari leher hingga kaki, sehingga
harus berada di kursi roda. Ketika itu beliau sedang memasuki semester kedua
program studi S2 studi kajian wanita di Universitas Indonesia Depok. 3
Setelah
kecelakan
dan
sepeninggalan
suaminya
(alm,
K.H.
Abdurrahman Wahid) terjadi, tak menghambat beliau untuk terus berjuang.
Munculnya ide-ide segar dari Ibu Sinta Nuriyah, beliau melanjutkan apa yang
telah diperjuangkan sebelumnya bersama suami tercinta. Kegigihannya berjuang
menempatkan wanita Indonesia pada posisi yang terhormat justru semakin
mencuat setelah secara fisik ia tidak dapat berbuat apa-apa.
Oleh karena itu perjuangan hak-hak perempuan merupakan salah satu
tujuan hidupnya untuk terus membela kepentingan perempuan baik perempuan
2
Krestyawan. “Mengenal Gus Dur dan Keluarga”,
https://orangkantoran.wordpress.com/tag/gus-dur, di akses pada 10 September 2013.
3
Ensiklopedia Tokoh.”Ibu Negara Pejuang Hak Perempuan”,
http://www.tokohIndonesia.com/biografi/articl/285-ensiklopei/2318-ibu-negara-perjuangn-hakperempuan. di akses pada tanggal 08 Oktober 2013
42
yang berada di dalam maupun di luar rumah tangga yang sama-sama banyak
mendapatkan ketidak adilan, hingga saat ini. 4
2. Latar belakang pendidikan Dra. Hj. Shinta Nuriyah Wahid
Pendidikan yang beliau tempuh yaitu:
a. MI (SD) Jombang tahun 1958.
b. MM (Madrasah Mualimat) Baharul Ulum, Jombang, Tambak
Beras, Jawa Timur tahun 1964.
c. MA (Madrasah Aliyah) Mual’limin Mamba’ul Ma’arif Denanyar
Jombang, Jawa Timur tahun 1967.
d. Strata Satu (SI) Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
tahun 1971.
e. Strata Dua (S2) Program Kajian Wanita Program Pascasarjana
Universitas Indonesia Jakarta.5 1975.
3. Aktivitas dan Pengalaman Organisai Dra. Hj Shinta Nuriyah
Wahid
Aktivitas yang dilakukan ibu Shinta Nuriyah pada tanggal 3 Juli 2000
mendirikan Yayasan Puan Amal Hayati dan mulai beroprasi tahun 2001. PUAN
sendiri adalah singkatan dari “Pesantren Untuk Pemberdayaan Perempuan.”
Kemudian, aktivitas yang beliau lakukan adalah membentuk FK3 yaitu Kajian
Kitab Kuning yang telah menghasilkan dua buku yaitu “Wajah Baru Relasi Suami
4
Ensiklopedia Tokoh.”Ibu Negara Pejuang Hak Perempuan”,
http://www.tokohIndonesia.com/biografi/articl/285-ensiklopei/2318-ibu-negara-perjuangn-hakperempuan. di akses pada tanggal 08 Oktober 2013
5
Dari hasil wawan cara oleh Adrei Husain di Yayayasan Puan Amal Hayati pada tanggal
27 November 2013.
43
Isteri” dan “Kembang Setaman Perkawinan”. Forum Kajian Kitab Kuning ini
sudah lebih dahulu bergerak dari yayasan Puan Amal Hayati, semua ini berkat
kegigihannya memperjuangkan hak-hak perempuan, Ibu Shinta mendapatkan
banyak pengharggan baik dalam negeri maupun luar Negeri.6
Kemudian Ia juga merupakan anggota kongres wanita Indonesia
(kowani) yang merupakan federasi berbagai organisasi wanita di Indonesia, juga
anggota komite Nasional Kedudukan Wanita Indonesia (Nasional Commission on
the status of Women).7 Serta sebagai Jurnalis untuk majalah keluarga “Zaman”
dan penulis lepas pad majalah “Matra”. Kemudian sebagai tenaga pelajar di
pesantren Mambaul Ma’arif, Denanyar Jombang, tenaga pengajar di Universitas
Darul Ulum dan Universitas Hasyim As’ari, Tebu Ireng Jombang.8
Kegiatan yang dilakukan ibu Sinta Nuriyah sendiri adalah mengadakan
seminar, kegiatan konfrensi Internasional atau rontebel diskusi, diskusi terfokus,
diskusi terbatas ada juga acara-acara kemasyarakatan seperti pengajian ibu-ibu,
atau acara–acara Islam Maulid atau Isra’Miraj yang sebagaian besar ibu Sinta
sebagai pembicara. Tahun 2012 ibu Sinta Nuriyah sempat menjadi pembicara di
Jepang di pusat kajian wanita di Soka Zaka Universiti. Ibu Shinta Nuriyah sempat
menyampaikan apa yang sudah dilakukan bukan oleh ibu Shinta Nuriyah secara
pribadi, tetapi apa yang sudah dilakukan oleh Puan Amal Hayati dan banyak
6
Khairul Ali, Emamatul Qudsyiyah,“Ibu Hj. Dra. Shinta Nuriyah Wahid, M. Hum.:
Pejuang Hak-Hak ...”, http://fatayat.or.id/tokoh/detail/6. di akses pada 6 November 2013.
7
.Ensiklopedia Tokoh.”Ibu Negara Pejuang Hak Perempuan”,
http://www.tokohIndonesia.com/biografi/articl/285-ensiklopei/2318-ibu-negara-perjuangn-hakperempuan. di akses pada tanggal 08 Oktober 2013
8
Wawancara secara pribadi dengan Andrei Husein pada tanggal 27 November 2013.
44
aktivis Indonesia untuk memajukan perempuan, sempat satu minggu disana. 9
Selain itu juga Berbagai penghargaan telah diperolehnya diantaranya yaitu
penghargaan Sokka Gakhi Internasional, Femina dan Trans 7.10
Semua ini dilatar belakangi oleh pengalaman beliau sebagai aktivis
banyak pengalaman organisasi yang beliau lakukan dan tekuni hingga saat ini,
yaitu: sebagai tenaga pengajar di Pesantren Mambaul Ma’arif, Denanyar
Jombang, tenaga pengajar di Universitas Hasyim As’ari, Tebuireng, Jombang,
Tenaga Pengajar di Universitas Darul Ulum, Rejoso, Jombang, Jurnalis untuk
majalah keluarga “Zaman”, tahun 1980-1985, Penulis lepas pada majalah
“Matra”, Anggota Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), Komisi Nasional
Kedudukan Wanita Indonesia, Pendiri Yayasan al-Munawaroh (bergerak pada
pemberian bantuan dana atau beasiswa kepada anak sekolah, keluarga tidak
mampu, para penyandang cacat, dan korban bencana), tahun 1996, Anggota
Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan, Pendiri Forum Kajian
Kitab Kuning tahun 1997.11
B. Gambaran Umum Yayasan PUAN Amal Hayati
1. Latar Belakang Berdirinya Yayasan PUAN Amal Hayati
Sampai saat ini angka kekerasan terhadap perempuan masih terus saja
meningkat. Dari catatan Komnas perempuan tahun 2008, terdapat 7.787 kasus
kekerasan terhadap perempuan yang terjadi pada tahun 2003. Angka terus melaju
secara konsisten sehingga pada tahun 2007, angka kekerasan telah mencapai
9
Wawancara secara pribadi dengan Andrei Husein pada tanggal 03 Mei 2013
Khairul Ali, Emamatul Qudsyiyah, “Ibu Hj. Dra. Shinta Nuriyah Wahid, M. Hum.:
Pejuang Hak-Hak ...”, http://fatayat.or.id/tokoh/detail/6. di akses pada 6 November 2013.
11
Wawancara secara pribadi dengan Andrei Husein pada tanggal 26 November 2013
10
45
25.522 kasus. Dan bentuk kekerasan yang dialami perempuan, dari tahun ke tahun
yang terbanyak adalah kekerasan dalam rumah tangga. Bahkan sejak UU PKDRT
disahkan pada tahun 2004, jumlah kasus yang ditangani melonjak sampai hampir
empat kali lipat.
Sebelum UUD PKDRT disahkan, dalam rentang waktu antara tahun 20012004, jumlah kekerasan yang dilaporkan sebanyak 9.662 kasus. Namun sejak
diberlakukannya UU PKDRT, dalam kurun waktu 2 tahun, yaitu tahun 2005-2007
terhimpun sebanyak 53. 704 kaus PKDRT yang dilaporkan, ini berarti, antara
tahun 2001 sampai tahun 2007, pelaporan meningkat sampai lima kali lipat.
Sebetulnya, Indonesia telah meratifikasi konvensi CEDAW, namun
kayataannya, kekerasan terhadap perempuan masih terjadi dimana-mana, mulai
dari kelompok sosial yang kecil, yaitu keluarga, sampai kelompok besar, yaitu
masyarakat dan keluarga. Sebagaimana yang terdapat dalam gambar di bawah ini:
Pada intinya, semua kasus kekerasan terhadapat perempuan, bersumber
pada
ketimpangan
kekuasaan
antara
laki-laki
dan
perempuan,
yang
mengakibatkan dominasi dan diskriminasi terhadap perempuan. Kuatnya
belenggu tradisi dan lemahnnya institusi hukum, sementara pemahaman agama
46
yang merugikan perempuan, menyebabkan kekerasan yang tercipta dan terpola,
dan kekerasan suami terhadap istri, dianggap sebagai hal yang lumrah, wajar dan
takdir. Ini terjadi karena konstruksi budaya, dilegitimasi dengan tafsir-tafsir
agama oleh kaum laki-laki.
Akibatnya perempuan selalu dihadapkan pada posisi yang dilemahkan,
dengan beban sosial yang makin berat dan sulit. Oleh karena itu, diperlukan
adanya sebuah analisis hukum yang berpresfektif jender. CEDAW maupun UU
No. 7 tahun 1974, seharusnya tidak dilihat sebagai aturan hukum yang hanya
merupakan deretan pasal yang harus dilaksanakan, melainkan harus dilihat
sebagai sebuah sistem hukum yang dapat menciptakan keadilan dan kesetaraan
jender dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam kondisi seperti ini,
pembelaan yang intensif dari para aktivis perempuan mampun lembaga-lembaga
hukum yang membela perempuan, sangatlah dibutuhkan, terutama agar proses
hukum dapat berjalan sebagai mana mestinya.
Pendampingan yang dibutuhkan oleh perempuan korban kekerasan bisa
bersifat fisik, yuridis, sosial maupun ideologi. Pendampingan yang berupa fisik,
dapat dilakukan dengan cara memberikan perlindungan secara fisik kepada
perempuan korban kekerasan, yang mengalami trauma fisik dan pisikis, serta
memeberikan tempat perlindunagn, dan teman yang bisa dijadikan tempat berbagi
rasa, menumpahkan rasa, menumpahkan derita fisik dan mental yang
dialaminnya.
Bagaimanapun,
hampir
semua
bentuk
kekerasan
terhadap
perempuan, akan meniggalkan dampak pisikologis bagi perempuan, suatu dampak
yang mungkin tidak langsung kelihatan, tetapi sulit sihilangkan. Sedangkan
47
pendampingan yuridis adalah, memberikan bantuan kepeda perempuan korban
kekerasan, serta mendampinginnya di depan pengadilan.12
Selain itu Sinta Nuriyah bukan hanya menyerukan penolakan kekerasan
terhadap rumah tangga dan penolakan kehidupan poligami, akan tetapi ia juga
ingin memperbaiki presepsi para kyai, ibu Sinta melakukannya dengan mengajak
berdiskusi mengkaji ulang kitab klasik yang selam ini di gunakan di pesantren
yang berkaitan tetang perempuan, yang selama ini selalu saja menaggunakan
paradigma lama berpegang pada kitab kuning sebagai pedoman. Isi kitab kuning
menurut Sinta Nuriyah sesungguhnya tidaklah sepenuhnya sesuai dengan alQuran.
Ibu Sinta mengatakan isi kitab berisi relasi suami istri yang
menggambarkan kedudukan istri sangat terpuruk. Disitu disebutkan kedudukan
seorang istri ibarat tawanan perang sang majikan yaitu oleh suami di dalam rumah
tangga. Isi kitab kuning menurut Shinta berbeda dengan ide kesetaraan gender,
oleh karena itulah kesetaraan gender tak akan bergaung di lingkunagn pesantren
sebab kyai-kyai masih beranggapan lama sesuai dengan isi kitab. Kedudukan istri
digambarkan sebagai seorang budak, kalu suaminya itu tidak ridho maka tidak
akan berarti apa-apa. Hal seperti itu membuat ibu Sinta merasa ganjil apakah
memang Islam mengajarkan hal seperti itu. Oleh sebab itu ibu Sinta kemudian
mengkaji ulang isi kitab kuning, dan ternyata hadits-hadits yang digunakan
sanadnya atau riwayatnya tidak kuat.
12
Puan Amal Hayati, Romantika Kehidupan, (Jakarta: Yayasan Puan Amal
Hayati, 2009). h. Vi-Vii, cet. 1
48
Ibu Sinta menyarankan pihak-pihak yang berpendapat bahwa poligami di
perbolehkan itu sebaiknya harus mengkaji al-Quran lebih dalam, seksama, teliti,
dalam semua aspek patut dikaji kembali. Sebab menterjemahkan al-Quran tidak
terbatas pada lingkup yang tekstual tetapi juka komtekstual. Termasuk
mencangkup kajian “asbab al-nuzul” serta melihat bahasanya.
Ibu Sinta harus mengkaji ulang kitab kuning, setelah sebelumnya berhasil
membuat tesis berjudul “Perkawinan Usia Muda dan Kesehatan Reproduksi”
dengan mengambil reponden dari kalangan persantren dan non pesantren.
Perubahan besar dapat dialaminya setelah mengkaji kitab kuning tersebut, lalu
iapun mendirikan Yayasan Puan Amal Hayati. Di yayasan ini ibu Sinta mulai
mengerti betul dan sekaligus ingin terus membela kepentingan perempuan baik
perempuan yang berada di dalam maupun di luar rumah tangga yang sama-sama
mendapatkan ketidak adilan.13
Melihat beberapa kejadian dan kasus yang selama ini terjadi, tahun 2000
Puan berdiri akan tetapi sebenarnya sebelum itu, ada diskusi antara ibu Shinta
Nuriyah dengan banyak orang diantaranya para akademisi, serta dengan para
aktivis perempuan yaitu seperti Kyai Husain Muhammad, Kyai Wahid Marianto,
Lutfi Fatullah, Ibu Maria Ulfah Ansor yang sekarang menjadi APAI, Ibu Safarina
Fadli (Guru besar wanita UI), Ibu Hendartini Absyah (pakar kesehatan produksi),
Lis Markus (senior program Asia Fondestion). Hingga pada akhirnya tahun 2001
Puan Amal Hayati baru beroprasi.
13
Ensiklopedi Tokoh, “Ibu Negara Pejuang Hak
Perempuan”,http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/285-ensiklopedi/2318-ibu-negarapejuang-hak-perempuan. di akses pada tanggal 08 Oktober 2013
49
Advokasi yang dilakukan Puan Amal Hayati adalah berbasis pesantren,
dan pada saat itu tidak ada lembaga manapun yang melakukan advokasi melalui
pesantren. Kemudian pada akhirnya advokasi yang dilakukan melalui pesantren
ini membuahkan hasil yang cukup baik. Saat ini ada sekitar delapan pondok
pesantren yang menjadi mitra Puan Amal Hayati yaitu di daerah Indramayu, Tasik
Malaya, Probolinggo, Jember, Malang, Sumeneb,dan Lombok serta di Jakarta.
Kemunculannya sebenarnya, bagaiman Puan Amal Hayati juga ikut
menjawab, dan juga ikut berjuang untuk memajukan perempuan, yaitu
memperjuangkan kesetaraan dan keadilan. Yang basisnya adalah pesantren,
karena kita sama-sama mengerti bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan
yang cukup lama di Indonesia, dan memang ada kajian-kajian di Pesantren yang
sangat bias jender mungkin bukan hanya bias jender tetapi mungkin sangat
diskriminatif. Ada banyak hadist yang diajarkan di pesantren yang sangat
mensuport dinasti perempuan oleh sebab itu Puan Amal Hayati ada. Dari sebuah
diskusi FK3 kemudian Puan Amal Hayati pun lahir.14
2. Tujuan dan kegiatan Yayasan Puan Amal Hayati
Dengan menjadikan pesantren sebagai basis gerakan, Puan Amal Hayati
sebagai wadah perjuangan akan selalu memperjuangkan hak-hak dan keadilan
bagi perempuan. PUAN adalah singkatan dari Pesantren Untuk Pemberdayaan
Perempuan, karena sebagai lembaga keagamaan yang bergerak dibidang
pendidikan, pesantren mempunyai fungsi dan posisi yang sangat strategis dalam
upaya pemberdayaan perempuan.
14
Haisl wawancara dengan Andrei Husein pada tanggal 03 Mei 2013
50
Dalam buku Romantika Kehidupan yang berjudul “Kumpulan Kasus
Kekerasan Terhadap Perempuan”, ada beberapa laporan rekan kerja yang telah
kami resmikan di beberapa pesantren, terungkap fakta bahwa semakin hari, tugas
dan masalah yang mereka hadapi semakin banyak, rumit dan berat, karena
kekerasan yang dialami perempuan cukup beragam, mulai dari yang bersifat
pisikologis, fisik, seksual, ekonomis, budaya dan keagamaan.15
Kegiatan yang dilakukan Yayasan Puan Amal Hayati yaitu memberikan
pendampingan kepada baik laki-laki atau perempuan. Akan tetapi Yayasan Puan
Amal Hayati hanya mengkhususkan pada perempuan yang mengalami kekerasan
rumah tangga. Proses pendampingan yang dilakukan bisa melalui sikologis,
pendampingan hukum ataupun pendampingan media. Walaupun Yayasan Puan
Amal Hayati tidak memiliki secara khusus pendampingan hukum dan medis,
biasanya merujuk.16
Kegiatan pendampingan dan pelayanan yang dilakukan Puan Amal Hayati
biasanya tamu melalui telepon, melalui email, dan juga mendatangi secara
langsung ke tempat lokasi. Proses yang dilakukan oleh Puan Amal Hayati ketika
melakukan pendampingan PUAN tidak menentukan apapun kepada pasien karena
tugas Puan adalah hanya memberikan pilihan-pilihan kepada pasien. Ketika ada
yang konsultasi kemudian ada yang meminta pendampingan sikologi biasanya
puan menerimannya. Kita mendengarkan pasien kemudian setelah itu kita melihat
kembali permaslahannya seperti apa dan melihat dari berbagai sisi. Jika kalyen
seorang muslim maka akan diberika buku bacaan untuk menguatkan hati.
15
16
Puan Amal Hayati, Romantika Kehidupan, (Jakarta: Puan Aamal Hayati, 2009). h. vii
Wawancara Pribadi dengan Andrie Husein pada tanggal 03 Mei 2013
51
Karena biasanya siapapun itu baik laki-laki maupun perempuan lebih
sering mengahadapi masalah rumah tangga, dan lebih sering pada kaum wanita
yang mudah terguncang. Buku itu memang dibuat secara khusus untuk kita
berikan kepada pasien yang beragama Islam (muslim) supaya dikuatkan
spiritualnya ketika sepiritualnya kuat maka akan berimbas pada jasmaninnya.
Setelah itu kita terus melakukan kontak terhadap pasien, baik pasien yang
menelopon kami atau kami yang menelepon pasien.
Jika ada pasien yang mengalami terminasi dan kahirnya memutuskan
bercerai, kemudian permasalahan itu sudah pelik. Posisi Puan Amal Hayati krtika
pasien memutuskan untuk bercerai, Puan tetap melakukan proses pembantuan
artinya tetap didampingi. Soal keputusan Puan tidak pernah menginterpensi
karena keputusan itu ada di pasien dan kelurga. Kemudian
pihak Puan
menyarankan untuk melakukan mediasi-mediasi, biasanya mediasi yang kita
lakukan adalah bagaimana masing-masing keluarga dari suami istri dipertemukan.
Jika pendampingan secara hukum biasanya Puan Amal Hayati merujuk,
artinya pendampingan hukum betul-betul dimendampingi dalam sebuah peradila,
atau pendampingan secara medis, ketika misalnya kita menerima korban
pemerkosan atau korban penganiyayaan. Semua tindakan seperti itu Puan Amala
Hayati tidak punya orang-orang itu. Oleh karena itu kita rujuk.
Selain itu, kegiatan yang dilakukan yayasan Puan Amal hayati selain
pendampingan juga melakukan kajian kitab kuning dalam bentuk forum yang
dinamakan FK3 (forum kajian kitab kuning). FK3 adalah menelaah kembali dan
memberikan keritikan atas kitab “Uqud al-lujjayin” kitab tentang pernikahan
52
yang biasanya di ajarkan di pesantren. Dalam kegiatan dan program-programnya
dalam kajiannya tenatang gender yang berkaitan dengan Islam Puan Amal Hayati
mendapatkan kepercayaan oleh PBB untuk mengelolanya. 17
Oleh sebab itu yang menjadikan dasar dari beberapa kegiatan yang
menjadi tujuan Yayasan Puan Amal hayati adalah mewujudkan masyarakat yang
terbebas dari kekerasan berdasarkan perinsip-perinsip moral agama dan
kemanusiaan, khususnya bagi kaum perempuan dan menjadikan pesantren sebagai
basis penghapusan kekerasan terhadap perempuan.
3. Program Kegiatan Yayasan Puan Amal Hayati
Agar lebih terarah serta mengefektifkan dan menyelaraskan kegiatan kerja
Puan Amal hayati, maka dalam setiap agenda maupun kegiatan, program yang
dibentuk akan ada pembagian devisi, setiap devisi memiliki program kerja yang
sfesifik, tetapi senantiasa diitegrasikan dengan devisi lain, sehingga arah
perogram kerja menjadi lebih fokus dan tetap sasaran. Devisi tersebut yaitu:
1. Divisi Pendampingan Korban
2. Divisi Forum Kajian Kitab Kuning (FK3)
3. Divisi Sosial Kemanusiaan
4. Divisi Pengembangan Pluralisme atau Kerukunan Umat Beragama
5. Divisi Publikasi.18
Sebagai LSM berbasis pesantren yang fokus di bidang pemberdayaan
perempuan, Yayasan Puan Amal Hayati, pada tahun 2010 kemarin telah berhasil
17
Wawancara langsung dengan Andrei Husein pada tanggal 03 Mei 2013
Dari worldpress Puan Amal Hayati. “Devisi Puan Amal Hayati”,
http://puanamalhayati.wordpress.com/tentang-puan-2/divisi-puan/. diakses pada tanggal 18
November 2013
18
53
merealisasikan sejumlah program berkenaan dengan pemberdayaan perempuan
dan penanggulangan KBG (Kekerasan Berbasis Gender). Di antara program yang
sudah dilakukan adalah penyelenggaran acara talkshow dengan tema: “Say No to
Violence Againts Women
& Children”.
Dengan dukungan
kementrian
pemberdayaan Perempuan dan UNFPA, acara ini disiarkan secara on-air oleh
Radio Kayu Manis 99,5 FM (RKM)- Ciputat, setiap senin dan kamis, 24 Juni- 08
Juli 2010, pukul 17 .00- 18-.00 WIB. Ketika itu ibu Sinta Nuruyah sudah menjadi
ketua di yayasan Puan Amal Hayati.19
4. Visi dan Misi Yayasan Puan Amal Hayati
Visi :
Mewujudkan masyarakat adil dan setara yang terbatas dari kekerasan dan
diskriminasi berdasarkan prinsip-prinsip moral, agama, dan kemanusiaan.
Misi:
Menjadikan pesantren sebagai basis gerakan penegakkan keadilan, nilainilai pluralisme dan kesetaraan bagi perempuan melalui advokasi, pengkajian
kitab-kitab agama, serta penyebaran informasi. 20
19
Puan Amal Hayati, Tantri, (Jakarta: Yayasan Puan Amal Hayati), h. 6
Dari worldpress Puan Amal Hayati. “Visi dan Misi Puan Amal Hayati”,
http://puanamalhayati.wordpress.com/tentang-puan-2/visi-dan-misi/, diakses pada tanggal 18
November 2013.
20
BAB IV
AKTIVITAS DAKWAH Dra. HJ. SINTA NURIYAH WAHID DALAM
MEMPERJUANGKAN HAK-HAK PEREMPUAN
A. Bentuk Aktivitas Dakwah Dra. Hj. Sinta Nuriyah Wahid dalam
Memperjuangkan hak-hak perempuan.
Aktivitas dakwah yang dilakukan oleh ibu Sinta Nuriyah Wahid saat ini
sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh yayasan Puan Amal Hayati. Serta
melanjutkan apa yang sudah di perjuangkan oleh suaminya (alm. K.H.
Abdurrahman Wahid). Adapun memang misi tambahan ketika Ibu Sinta Nuriyah
Wahid memimpinyaitu memperjuangkan hak-hak perempuan dengan basis
pesantren.
Bentuk aktivitas dakwah yang dilakukan ibu Sinta Nuriyah dalam
memperjuangkan hak-hak perempuan yaitu sama dengan apa yang dilakukan
Yayasan Puan Amal Hayati. Di yayasan ini ada salah satu devisi yang menjadi
fokus kajian diskusi yang dilakuakan Ibu Sinta Nuriyah Wahid dengan para kyai
podok pesanten dan para aktivis perempuan lainnya yang tergabung dalam sebuah
forum kajian kitab kuning atau FK3.1
Forum kajian kitab kuning (FK3) ini mengkaji ulang kitab-kitab klasik
diantaranya kitab yang sangat populer dikalangan pondok pesantren yaitu kitab
“Uqud al Lujjain” karangan Imam Nawawi al-Bantani, dan kitab“Taqrib”. Kedua
kitab ini menurut Ibu Sinta Nuriah kandungan isinyasudah tidak relevan lagi
dengan perkembangan zaman dan Nabi-pun tidak mengajarkannya. Terlalu
1
Hasil wawancara dengan Andrei Husain pada tanggal 26 November 2013
54
55
banyak pembahasan yang menyudutkan kaum perempuan seakan agama Islam
menganggap rendah kaum perempuan. Salah satu contoh penyatakan dalam kitab
tersebut, bahwa perempuan memakai parfum kemudian keluar rumah itu boleh
dipukul. Pernyataan dalam kitab ini setelah ditelusuri dan dikaji ternyata hadits itu
palsu. Sedangkan ketidak relevanan isi dalam kitab “Takrib” sendiri, adalah
bahwa air yang boleh kita gunakan untuk berwudhu adalah empat dzira’. Satu
dzira’ itu panjangnya satu lengan orang Arab. Nah, apakah lengan orang Arab ini
sama dengan lengannya orang Indonesia. Lalu, bagaimana kita memahamainya?
Oleh karena itu kita perlu melakukan reinterpretasi dan re-read terhadap kitab
“Taqrib” ini.2
Kemudian dari forum kajian kitab kuning atau FK3 ini, hasil dari diskusidiskusi yang telah disepakati oleh Ibu Sinta Nuriyah Wahid setelah itu di
interpretasikan atau dibekukan dalam sebuah buku yang telah diterjemahakan
dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris agar dapat dibaca dan difahami oleh
semua kalangan dengan bahasa yang tidak terlalu baku dan mudah di cerna.
Kemudian mensosialisasikannya melalui yayasan Puan Amal Hayati. 3 Advokasi
yang dilakukan puan amal hayati melalui pesantren ini ternyata mendapatkan
respon dan dukungan yang cukup baik, ada delapan pesanten yang menjadi mitra
Puan Amal Hayati yaitu ada di daerah Jakarta Timur, Tasik Malaya, Probolinggo,
Jember, Malang, Sumeneb dan Lombok.4
2
Emamatul Qudsyiyah, Khairul Ali. “Ibu Hj. Dra. Shinta Nuriyah Wahid, M. Hum.:
Pejuang Hak-Hak ...”, http://fatayat.or.id/tokoh/detail/6. di akses pada 6 November 2013.
3
4
Dari wawancara dengan Andrei Husain pada tanggal 26 November 2013
Dari wawancara dengan Andrei Husain pada tanggal 05 Mei 2013
56
Bentuk aktivitas dakwah selanjutnya yang dilakukan oleh Ibu Sinta Nuriyah
Wahid dalam memperjuangkan hak-hak perempuan yaitu dengan cara ceramahceramah di majelis ta’limatau secara tatap muka (face to face),mengisi kajian di
radio serta acara seminar-seminar lain yang berkaitan dengan perjuangan hak-hak
perempuan, kemudian ibu Sinta Nuriyah Wahid melakukan acara khusus setiap
satu tahun sekali yaitu pada bulan puasa. Ibu Sinta Nuriyah Wahid melakukan
roodshow dari satu negara atau kota satu ke kota lain yang ada di Indonesia
maupun luar negeri. Tujuannya adalah agar terciptanya hubungan baik dan
harmonis antara pemeluk agama Islam dengan agama lain dan saling menghargai
satu sama lain. 5
Pada tahun 2010 kemarin telah berhasil merealisasikan sejumlah program
berkenaan dengan pemberdayaan perempuan dan penanggulangan KBG
(Kekerasan Berbasis Gender). Di antara program yang sudah dilakukan adalah
penyelenggaran acara talkshow dengan tema: “Say No to Violence Againts
Women & Children”, dengan dukungan kementrian pemberdayaan Perempuan
dan UNFPA, acara ini disiarkan secara on-air oleh radio Kayu Manis 99,5 FM
(RKM)- Ciputat, setiap senin dan kamis, 24 Juni- 08 Juli 2010, pukul 17 .00- 18.00 WIB, yang di sampaikan oleh ibu Sinta Nuriyah secara langsung. 6
Beliau sangat menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan keadilan jender.
Melakukan pengkajian mendalam terkait hadits dalam kitab-kitab klasik yang
tidak relevan lagi dengan perkembangan zaman dan sangat bias jender.
Melakukan advokasi secara meyeluruh guna membangun martabat kaum wanita
5
Dari wawancara dengan Andrei Husain pada tanggal 26 November 2013
Puan Amal Hayati, Majalah Tantri, (Jakarta: Yayasan Puan Amal Hyati, 2011), hal. 6
6
57
dan meluruskan apa yang selam ini menjadi pandangan orang-orang bahwa kaum
wanita adalah kaum yang sangat rendah kedudukannya dihadapan kaum laki-laki
yang sangat diskriminatif juga bias jender. Sebagaimana yang telah kita ketahui
bahwa pondok pesantren adalah tempat yang sangat efektif bagi pendidik untuk
merelisasikan dan menginplementasikan apa yang selama ini di pelajari oleh
santri perlu di luruskan kembali.Selain itu pondok pesantren juga merupakan
lembaga pendidikan yang cukup lama di Indonesia, dan masyarakat Indonesia
sangat mengenalnya.
Ada banyak kitab kuning dan kitab-kitab klasiklainnya yang diajarkan di
pesantren yang sangat mendukung dinasti perempuan. Oleh sebab itu Ibu Sinta
Nuriyah melakukan diskusi-diskusiserta melakukan pengkajian kembali bersama
kiyai dan para aktivis perempuan lainnya dibawah lembaga yayasan Puan Amal
Hayati, dengan mensosialisasikan dan mengimplementasikannya dalam buku.
Selain itu yang menjadi agenda rutin setiap tahunnya yang dilakukan oleh ibu
Sinta Nuriyah dan yayasan puan amal hayati dalam dakwahnya agar tetap
keadilan jender selalu bergaung di seluruh penjuru dunia yaitu agenda sahur
keliling. Acara ini di ikuti oleh beberapa tokoh lintas agama yang datang untuk
ikut sahur bersama dan memberikan penghormatan atas datangnya bulan suci
Ramadhan.
Jadi
bentuk aktivitas dakwah
ibu
Sinta
Nuriyah
Wahid
dalam
memperjuangkan hak-hak perempuan disini mencangkup pada dua bentuk
aktivitas dakwah yaitu dakwah bil al-lisan, dimana hal itu dilakukan dengan
dakwah
lisan,
seperti
ceramah,
khutbah,
diskusi,
nasihat,
dan
lain
58
sebagainya.Selain itu bentuk aktivitas dakwah yang beliau lakukan dengan
dakwah bil al-hal, dakwah dilakukan dengan melalui bergagai kegiatan yaitu,
dengan mendirikan yayasan puan amal hayatihingga hasilnya dapat dirasakan
oelah masyarakat luas sebagai objek dakwah.
B. Langkah-langkah yang dilakukan Dra. Hj. Sinta Nuriyah Wahid
dalam Memperjuangkan hak-hak perempuan.
Ibu
Sinta
Nuriyah
Wahid
dalam
melakukan
aktivitas
dakwah
memperjuangkan hak-hak perempuan di yayasan Puan Amal hayati, langakahlangkah yang dilakukan yaitu:
1. Melalukan diskusi.
Forum Kajian Kitab Kuning atau disebut dengan FK3, dengan para
kiyaipondok pesntren serta para aktivis perempuan yaitu, kiyai Husain
Muhammad, kiyai Wahid Marianto, Lutfi Fatullah, Ibu Maria Ulfah Ansor yang
sekarang menjadi APAI, Ibu Safarina Fadli (Guru besar wanita UI), Ibu
Hendartini Absyah (pakar kesehatan produksi), Lis Markus (senior program Asia
Fondestion).
Dalam kegiatan yang dilakukan ibu Sinta Nuriyah ini mendapatkan dukungan
dan kepercayaan oleh PBB untuk mengelola program-program yang sedang di
perjuangkan oleh ibu Sinta Nuriyah Wahid di yayasan Puan Amal Hayati.
Kemudian mensosialisasikan ke delapan pesantren yang ada di Indonesia yaitu
59
daerah Indramayu, Tasikmalaya, probolinggo, Jember, Malang, Sumeneb,
Lombok dan Jakarta.7
Diskusi yang dilakukan seperti membahas kembali kitab-kitab klasik yang
sudah tidak lagi relevan dengan perkembangan zaman dan sangat bias jender,
hingga saat ini masih digunakan. Ibu Sinta Nuriyah menerobos dan memperbaiki
presepsi para kiyai tentang perempuan, yang selama ini selalu saja menggunakan
paradigma lama berpegang pada kitab kuning sebagai pedoman. Sesungguhnya
menurut ibu Sinta Nuriyah isi kitab kuning tidaklah sepenuhnya sesuai dengan isi
al-Quran. Isi kitab yang berisi relasi suami istri inilah yang menggambarkan
kedudukan istri sangat terpuruk, dan disebutkan kedudukan seorang istri ibarat
seorang budak di hadapansuami di dalam rumah tangga.
Mengkaji kembali isi kitab kuning menurut ibu Sinta Nuriyah merupakan
suatu hal yang memberikan kemaslahatan bagi perempuan, karena ternyata isi
dalam kitab kuning yang selama ini dipelajari di pesantren ternyata hadits-hadits
seperti itu adalah hadist-hadist palsu. Ibu Sinta Nuriyah menyarankan pihak-pihak
yang berpendapat poligami diperbolehkan, sebaiknya diharapkan mengkaji alQuran lebih dalam, seksama, teliti dan seluruh aspek harus dikaji lagi. Sebab
menterjemahkan al-Quran bukan hanya pada lingkup tekstual saja tapi juga
kontekstual. Termasuk mencangkup kajian asbab al-nuzul dan bahasanya.
Secara tekstual ayat yang menjelaskan tentang tpoligami memang berbunyi,
“fankihû mâ thâba lakum min al-nisâ’ matsnâ wa tsulâtsa wa rubâ”, (nikahilah
dua atau tiga atau empat perempuan yang baik menurutmu). Ayat ini menurut ibu
7
Dari wawancara dengan Andrei Husain pada tanggal 03 Mei 2013
60
Sinta Nuriyah jangan dipotong, dan menggunakan hanya penggalan ayat tersebut.
Sebab masih ada sambungan yang sering dilupakan yakni, “Fain khiftum allâ
ta’dilû fawâhidah” (sekiranya kamu khawatir tidak dapat berlaku adil, maka
kawin satu perempuan). Kemudian menurut ibu Sinta Nuriyah menilain keadilan
itu dari sudut mana dan ukuran siapa, karena al-Qur’an memiliki dua pendanan
kosakata untuk kata adil yaitu qashata dan ‘adala.
Kata “qashata” sering dipakai untuk pengertian keadilan yang bersifat
material. Sementara “adala” untuk keadilan yang bersifat immaterial seperti cinta
dan kasih sayang, perhatian dan lain sebagainya. Begitu juga dengan ayat tersebut
diatas dalam ayat tadi al-Quran menggunakan kosa kata “adala”. Jadi yang
menjadikan permasalahan dalam ayat, yang justru sering di jadikan dasar teologi
poligami yaitu keadilan bersifat immaterial. Di dalam surat al-Nisa disebutkan
“Falâ tashtathî’u ‘an ta’dilû baina al-nisâ’ walau haratstum,” engkau tidak akan
mampu berbuat adil atas perempuan meski engkau berusaha keras untuk itu. Jadi
keadilan tidak akan mungkin terwujud melalui praktik poligami.8
Oleh karena itu forum kajian kitab kuning (FK3) yang dilakuakn sepekan
sekali ini merupakan langkah awal dalam perjuangan mengahapus tindak
kekerasandan diskriminasi terhadap kaum perempuan baik di keluarga maupun
masyarakat pada umumnya.
2. Mendirikan Yayasan dan Pendampingan.
Yayasan Puan Amal Hayati ini merupakan langkah kedua dalam
memperjuangkan hak-hak perempuan yang dilakukan oleh ibu Sinta Nuriyah.
8
Krestyawan. (2009), “Mengenal Gus Dur dan Keluarganya”,
https://orangkantoran.wordpress.com/tag/gus-dur, di akses pada 10 September 2013
61
Tujuannya adalah
mewujudkan masyarakat yang terbebas dari kekerasan
berdasarkan perinsip-perinsip moral agama dan kemanusiaan, khususnya bagi
kaum perempuan dan menjadikan pesantren sebagai basis penghapusan kekerasan
terhadap perempuan.
Setelah melakukan pengkajian ulang pada kitab kuning, dari hasil diskusi
yang telah disepakati oleh beberapa anggota forum FK3 kemudian dibukukan dan
diterbitkan oleh tim yayasan Puan Amal Hayati. Yayasan yang dipimpin oleh ibu
Sinta Nuriyah Wahid ini memiliki program-program kegiatan diantaranya ada
devisi
program
pendampingan
korban,
dimana
divisi
ini
melakukan
pendampingan-pendampingan terhadap korban kekerasan dan diskriminasi
terhadap perempuan yang sering terjadi dalam keluarga.9
Bentuk pendampingan-pendampingan yang dibutuhkan oleh perempuan
korban kekerasan bisa bersifat fisik, yuridis, sosial maupun idieologi.
Pendampingan yang bersifat fisik, dilakukan dengan cara memberikan
perlindungan secara fisik kepada perempuan korban kekerasan, yang mengalami
trauma fisik dan pisikis, serta memberikan tempat perlindungan, dan teman yang
bisa dijadikan tempat berbagi rasa, menumpahkan segala derita fisik dan mental
yang dialaminya. Bagaimanapun, hampir semua bentuk kekerasan terhadap
perempuan,akan meninggalkan dampak pisikologis bagi perempuan, suatu
dampak yang mungkin tidak langsung kelihatan, akan tetapi sulit dihilangkan.
9
Dari wawancara dengan Andrei Husain pada tanggal 05 Mei 2013
62
Sedangkan pendampingan yuridis yaitu memberikan bantuan kepada perempuan
korban kekerasan, serta mendampinginya didepan pengandilan. 10
Selain itu pendampingan yang dilakukan terhadap perempuan kasus kekerasan
atau diskriminasi kemudian mengalami troma, pendampingan yang kami lakukan
bukan hanya melakukan pendampingan yang biasa dilakukan tapi bagi korban
yang beragama muslim atau Islam biasanya yayasan melakukannnya dengan cara
mediatasi yaitu dengan memberikan buku-buku do’a untuk penenangan jiwa si
pasien.
3. Melalukan Sosial Kemanusiaan (Langkah pengembangan prularisme atau
kerukunan antar umat beragama)
Aktivitas dakwah dilakukan Ibu Sinta Nuriyah selanjut yaitu sosial
kemanusiaan, hal ini termasuk dalam pengembangan prularisme atau kerukunan
antar umat beragama. Dimana kegiatan sosial ini dialkuakan dengan mengadakan
acara sahur keliling setiap tahuannya yaitu pada bulan Ramadhan. Sejak tahun
2000 hingga tahun 2013 acara ini roodshow yang sudah dilakukan ke empat belas
kalinya, di Indonesia maupun luar negeri salah satunya negara Jepang, dan
beberapa negara lainnya. Kemudian acara ini lebih sering dilakukan di Indonesia,
seperti tahun ini sedikitnya ada sekitar dua puluh tujuh daerah yang akan kita
kunjungi untuk acara sahur keliling. Kita melakukan roodshow dari Jakarta
kemudian ke beberapa daerah lainnya yang ada di pulau Jawa.
Acara
sahur
keliling
ini
dilakukan
diharapkan
bagaimana
kita
memperkokoh persaudaraan sesama masyarakat Indonesia, tanpa harus mengenal
10
hal. vii
Puan Amal Hayti, Romantika Kehidupan, (Jakarta: Yayasan Puan Amal Hayati: 2009),
63
etnis, tanpa harus mengenal agama, tanpa harus mengenal warna kulit. Kekhasan
dari sahur keliling yang kita lakukan ini kami bekerja sama dengan komunitas
lintas agama, seperti tahun lalau di kota cirebon, mengadakan sahur keliling di
salah satu kelenteng namanya kelenteng Talang itu benar-benar kita lakukan di
halaman kelenteng dan suasananya seperti berada di daratan Cina dan
kebersamaan itu benar-benar dirajut.
Waktu itu di daerah Cirebon kami berkerjasama dengan teman-teman dari
Kong Hucu nama lembaganya itu Matakin (Majelis Tinggi Kong Hucu
Indonesia). kemudian tahun 2012 di Tanggrang kita berkerjasama dengan gereja
keristen pamulang kita melakukannya di halaman gereja. Kenapa kita melakukan
seperti ini karena bagaiman kita merajut menjadi kesatuan dan juga agar penganut
lain juga tahu apa yang kita lakukan. Setidaknya dengan apa yang kita lakukan
selaku seorang muslim harus menghargai apa yang mereka lakukan. Nah dalam
koridur tersebutlah kita melakukannya. 11
Langkah ke empat dalam aktivitas dakwahnya ibu Sinta Nuriyah Wahid
yaitu melakukan publikasi, dimana publikasi ini di dukung oleh tim Yayasan Puan
Amal Hayati dalam menyuarakan perjuangan hak-hak perempuan atau keadilan
jender, yaitu melalui Majalah, buku, Media sosial seperti facebook, tewitter, dan
blog. Semua dapat dimanfaat kan untuk mengaungkan perjuangan hak-hak
perempuan terhadap kesetaraan jender, keadilan jender.12
Oleh
karena
itu
menyuarakan
keadilan
Jender,
kemudian
mensosialisasikannya melalui kegiatan majelis taklim majelis taklim dan seminar11
12
Dari wawancara dengan Andrei Husain pada tanggal 05 Mei 2013
Dari wawancara dengan Andrei Husain pada tanggal 26 November 2013
64
seminar yang diadakan seperti seminar yang dilakukan di luar negeri (Jepang,
Hongkong, dll), dan ibu sinta menjadi narasumber di acara radio dan televisi
semua itu dilakukan sebagaimana fusngsinya sebagai pendawah dalam aktivitanya
adalah
menyuarakan
kebenaran dan keadilan
yang dapat memebrikan
kemaslahatan bagi manusia maupun masyarakat.
Dalam menjalankan misi dakwahnya Dra. Hj Sinta Nuriyah Wahid selalu
berusaha menyuarakan dan memperjuangakan hak-hak perempuan dimana
presepsi atau paradigma terhadap perempuan yang selama ini salah dan
menganggap rendah kaum perempuan, baik itu secara lisan maupun tulisan. Ini
sesuai dengan ajaran Nabi Muhammmad Saw yaitu “amar ma’ruf nahy munkar”
sayarat mutlak bagi kesempurnaan dan keselamatan hidup masyarakat.
Dakwah memang harus memiliki fungsi untuk meningkatkan kulaitas
umat, yang pada akhirnya membawa suatu dampak perubahan pada diri manusia.
Semangat
menyebarkan
informasi
tentang
Islam,
meluruskan
serta
memperjuangkannya memberikan beliau suatu satu kesadaran untuk selalu
memberikan hal yang bermanfaat bagi orang lain. Aktivitas dakwah ini di
contohkan ibu Sinta Nuriyah Wahid dengan memberikan langkah yang sesuai
dengan al-Quran dan hadits.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis menganalisis dan meneliti aktivitas dakwah dalam
memperjuangkan hak-hak perempuan di Yayasan Puan Amal Hayati yang
dilakukan oleh Ibu Sinta Nuriyah Wahid, maka ada beberapa poin yang dapat kita
ambil sebagai kesimpulan sebagai berikut:
1. Aktivitas dakwah yang dilakukan Dra. Hj. Sinta Nuriyah Wahid dalam
memperjuangkan hak-hak perempuan di Yayasan Puan Amal Hayati lebih
pada dakwah bil-lisan dan bil-hal, karena dakwah yang beliau lakukan
melalui pengajian ceramah umum dan diskusi, majelis taklim, dan seminar
semua itu tercangkup dalam dakwah bil lisan.Selain itu bentuk aktivitas
dakwah yang beliau lakukan dengan dakwah bil al-hal, dakwah dilakukan
dengan melalui berbagai kegiatan yang langsung menyentuh kepada
masyarakat yaitu, dengan mendirikan Yayasan Puan Amal Hayati, serta
melakukan pendampingan-pendampingan melalui pondok pesantrenhingga
hasilnya dapat dirasakan oleh masyarakat luas sebagai objek dakwah.
2. Langkah-langkah yang dilakukan dalam memperjuangkan hak-hak
perempuan di Yayasan Puan Amal Hayati pada tahap awal beliau
membuat forum diskusi Kajian Kitab Kuning atau disebut FK3. Kemudian
mendirikan Yayasan Puan Amal Hayati dengan basis pesantren yang
berkerjasama dengan delapan pondok pesantren yang ada di Indonesia
65
66
sepertin Indramayu, Tasik Malaya, Probolignggo, Jember, Malang, Sumeneb,
dan Lombok. Salah satu dari beberapa daerah yang telah disebutkan juga
salah satunya ada di Jakarta Selatan yaitu Pondok Pesantren Al-Kinaniyah
yang berada di daerah Jakarta Timur dipimpin oleh Kyai Wahid
Mariyanto. Setelah itu mensosialisasikannya dengan mengadakan seminarseminar nasional maupun internasional, mengisi acara-acara di radio
maupun televisi. Selain itu ibu Sinta Nuriyah Wahid melakukan tindakan
pendampingan-pendampingan terhadap korban diskriminasi terutama
perempuan yang di tangani langsung oleh tim Yayasan Puan Amal Hayati.
Diharapkan dari semua aktivitas dakwah yang dilakukan oleh ibu Sinta
Nuriyah Wahid tersebut agar kesetaraan jender dan keadilan jender dapat
terwujud dengan mengkaji kembali kitab-kitab klasik yang bias jender.
Demikian kesimpulan dari aktivitas dakwah Dra. Hj Sinta Nuriyah
Abdurrahman Wahid dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di Yayasan
Puan Amal Hayati.
B. Saran-saran
1. Ibu Dra. Hj. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid untuk tetap semangat
dalam menyebarkan agama Islam, dengan kondisi yang berada di kursi
roda beliau harus tetap semangat dalam memperjuangkan keadilan jender.
Harus teteap memperluas jaringan walaupun kondisi yang saat ini tidak
seperti ketika suami beliau K.H. Abdurrahman Wahid masih hidup dan
menjabat sebagai kepala negara Indonesia, yang ketika itu mendapatkan
67
banyak sorotan oleh media massa. Walaupun begitu memperjuangkan hakhak perempuan dengan berbasis pesantren merupakan pembianan yang
cukup baik dengan memperluas lagijaringan-jaringan pondok pesantren
lainnya. Karena dengan memberikan pendampingan-pendampingan secara
sikologis salah satunya dengan terapi ruhiyah, dengan metode pengajaran
dan pembinanan dalam pesantren kemudian memeprluas jaringannya
maka akan membantu masyarakat dalam hal perlindungan terhadap kaum
perempuan yang mengalami diskriminasi dan dapat mengurangi angka
kekerasan setiap tahunnya.
2. Untuk Yayasan Puan Amal Hayati dan Kjian Kitab Kuningnya atau FK3
ini, alangkah baiknya menggencarkan waktu untuk kajian di media massa,
seperti facbook, tewitter, blog di setiap harinya. Lebih membuat forum
diskusi juga di media massa ini dengan salah satunya adalah membangun
forum diskusi online, agar kajian-kajian diskusi kitab-kitab yang di bahas
yang setiap pekannya diadakan, kemudian solusi yang dihasilkan dapat
segera tersebar dari hasil yang telah disepakati oleh tim diskusi FK3 ini
dan langsung di publis di media massa. semua itu akan membantu dan
menambah Informasi bagi masyarakat luas. Agar semua ini juga
diharapkan dapat mempopuleritaskan nama Yayasan Puan Amal Hayati
lebih disorot oleh masyarakat dan menjadaikan wadah untuk mereka yang
memerlukan perlindungan secara fisikis maupun pisikologis. Kemudian
kesetaraan jender dapat bergaung lebih luas dengan solusi yang di tawarka
oleh Yayasan Puan Amal Hayati.
68
3. Untuk masyarakat, kaum intelektual dan para aktivis perempuan lainnya
apapun latar belangang gerakan kita yang menyuarakan keadilan terhadap
kaum perempuan dan memperjungkan hak-hak mereka kita terus
menggencarkannya agar kesetaraan jender yang memperjuangkan hak-hak
perempuan
dapat
membantu
perlindungan
bagi
mereka
korban
diskriminasi. Karena jumlah kekarasan yang ada di Indonesia setiap
tahunnya meningkat drastis dan kondisi ini sangat mengkawatirkan untuk
masyarakat Indonesia beberapa tahun kedepan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional. 2000.
Ahmed, Leila. Wanita dan Jender Dalam Islam. New Have dan Londen: Lentera.
2000.
Ali, Muhammad. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderen. Jakarta: Pustaka
Amani. 2001.
Alawiyah, Tutty. Strategi Dakwah Di Lingkungan Majelis Taklim. Bandung:
Mizan. 1997.
Amin, Samsul Munir. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah. 2009.
Bolhitar, Wardi. Metodologi Penelitian Dakwah. Jakarta: Legoso Wacana Ilmu.
1997.
Dermawan, Andy. Metodologi Ilmu Dakwah. Yogyakarta: Lembaga Studi Filsafat
Islam. 2002.
Dagun, Save M. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Lembaga Pengkaji
Kebudayaan Nusantara. LPKN. 1997.
Forum Kajian Kitab Kuning. Wajah Baru Relasi Suami Istri. Jakarta: LKiS
Yogyakarta. 2011.
Hayati, Puan Amal. Romantika Kehidupan” Kumpulan Kasus Kekerasan
Terhadap Prempuan”. (Jakarta: Yayasan Puan Aamal Hayati. 2009.
Hayati, Puan Amal. Tantri “ Trefficking Masih Menghantui Indonesia”. Jakarta:
Yayasan Puan Amal Hayati. 2011.
Murthahhari, Ayatullah Murtadha. Bimbingan Untuk Generasi Muda. Jakarta:
Sandra Press. 2011.
Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda
Karya. 2006.
Munir, Muhammad. Menejemen Dakwah. Jakarta: Kencana. 2009.
Munir, M. Metode Dakwah. Jakarta: Kencana: 2006
Muriyah, Siti. Metodologi Dakwah Konteporer. Yogyakarta: Mitra Pustaka. 2000.
Nuha, Ulin. Aktivitas Dakwah Habib Munzir al-Muswah di Masjelis Rasulullah
SAW. Sekripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Universitas
Islam Negeri Jakarta. 2008.
69
70
Rakhmat, Jalaludin. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya. 2009.
Syukri, Asmuni. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-Ikhlas. 2000.
Shihab, M. Quraish. Perempuan. Jakarta: Lentera Hati. 2007.
Sajogyo, Pujiwati Sajogyo. Sosiologi Pedesaan Kepulauan Bacaan. Yogyakarta:
Gajah Mada Universitas Press. 1999.
Seoltoe, Samuel. Pisikologi Pendidikan II. Jakarta: FEUI. 1982.
Soleha, Siti. Aktivitas Dakwah K.H. Drs. Syaifuddin Amir dalam
Mensosialisasikan Konsep Keluarga Qur’an di Yayasan Terpadu
Shilogatullah Jakarta Timur. Sekripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi. Universiatas Islam Negeri Jakarta. 2008.
Saputra, Wahidin. Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta: Rajawali. 2011.
Internet
Horios, Sukmawati. (2012). “Pengertian Usaha atau Perjuangan”.
http://harissoekamti.blogspot.com/2012/06/usahaperjuangan-adalah-kerjakeras.html#ixzz2ekbfZh00. diakses 13 September2013.
Muzaqir, Akbar. (2013). “Hak-hak Perempuan”.
http://akbarmuzaqir.blogspot.com/2013/04/hak-hak-perempuan.html. di
akses pada 13 September 2013.
Krestyawan. (2009). “Mengenal Gus Dur dan Keluarganya”.
https://orangkantoran.wordpress.com/tag/gus-dur. di akses pada 10
September 2013.
Qudsyiyah, Emamatul. Khairul Ali. (2012). “Ibu Hj. Dra. Shinta Nuriyah Wahid,
M. Hum.: Pejuang Hak-Hak ...”, http://fatayat.or.id/tokoh/detail/6. di akses
pada 6 November 2013.
Setianto, Yadi. (2011), ”Konsep Perjuangan Dalam Dimensi Sejarah Nasional
Indonesia”.http://asosiasiwipknips.wordpress.com/2011/10/24/konsepperjuangan-dalam-dimensi-sejarah-nasional-indonesia/. di akses pada 13
September 2013.
Ensiklopedi Tokoh. (2012). “Ibu Negara Pejuang Hak
Perempuan”.http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/285-
71
ensiklopedi/2318-ibu-negara-pejuang-hak-perempuan. di akses pada tanggal
08 Oktober 2013.
Blog worldpress Puan Amal Hayati. “Devisi Puan Amal Hayati.,
http://puanamalhayati.wordpress.com/tentang-puan-2/divisi-puan/. diakses
pada tanggal 18 November 2013.
Kamus Bahsa Indonesia Online. http://www.babla.co.id/bahasa-indonesia-bahasainggris/perjuangankk. diakses pada 28 Oktober 2013.
Blog worldpress Puan Amal Hayati. “Visi dan Misi Puan Amal Hayati”.
http://puanamalhayati.wordpress.com/tentang-puan-2/visi-dan-misi/, diakses
pada tanggal 18 November 2013.
Lampiran Hasil Wawancara Pribadi dengan Koordinator Program dan
Pendampingan Yayasan Puan Amal Hayati.
Narasumber : Andrei Husein (Koor. Program dan Pendampingan)
Tempat
: Yayasan Puan Amal Hayati
Tanggal
: Jum’at, 03 Mei 2013 s.d 27 November 2013
1. Tanya: Apa latar belakang Ibu Sinta Mendirikan Yayasan Puan Amal
Hayati ini dan kapan mulai berdiri ?
Jawaban: Tahun 2000 puan berdiri tapi, sebenarnya sebelum itu, ada diskusi
antara, ibu sinta dengan banyak orang, dengan akademisi, dengan aktivis
perempuan juga gitu ada disitu, ada Husain Muhammad, ada, ibu Lis Markus
terus, dan juga kyai Lutfi Fatullah dan juga ada ibu Maria Ulfah yang, mereka
eehh sekarang pun, juga punya misi dan gerakan yang sama. Kenapa waktu itu
muncul yaa..sepengetahuan saya aja yaa mungkin. Kenapa waktu itu puan
harus muncul, sebenarnya ini adalah jawaban dari kekerasan perempuan yang
sering terjadi, Kekhasan PUAN itu adalah Advokasi yang kita lakukan,
berbasis persantren jadinya, dan waktu itu memang, kebetulan waktu itu tidak
ada yang melakukan hal yang seperti itu. Gitu nahh. Advokasi yang dilakukan
melalui pesantren itu, akhirnya membuahkan hasil yang cukup baik, sekarang
ada sekitar Tujuh pesantren yang menjadi mitra PUAN amal hayati. Ada di
Indramayu, Tasik Malaya ada di Probolignggo, Jember, Malang, Sumeneb,
sama di Lombok. Kalau sama Jakarta ada delapan.
Nah kemunculannya sebenernya,
bagaimana puan amal hayati, juga ikut
menjawab, dan juga ikut berjuang untuk memajukan perempuan, dalam artian
memperjuangkan kesetaraan, memperjuangkan, keadilan, yang basisnya itu
adalah pesantren karena, kita sama-sama tau mungkin? karena pesantren itukan! masuk lembaga pendidikan yang cukup lama di Indonesia, ya tidak
mungkin tidak ada orang yang tidak tahu pesanren. Nah cuma memang ada
kajian-kajian dipesantren yang waktu itu, ya mungkin sampai saat ini, sangat
bias jender. Mungkin tidak hanya bias jender , tapi memang mingkin sangat
diskriminatif. Ada banyak hadis yang diajarkan, ada banyak kitab yang
diajarkan di pesantren yang sangat mensumport dinasi perempuan makanya,
akhirnya Puan ada.
2. Tanya: Bentuk aktivitas dakwah seperti apa yang dilakukan oleh ibu
Sinta Nuriyah dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di Yayasan
Puan Amal Hayati setelah K.H. Abdurrahman Wahid wafat?
Jawaban: Puan Aamal Hayati di pimpin oleh K.H. Abdurrahman wahid
sendiri bergerak di sisi yang lain jadi seperti sebenarnya apa yang dilakukan
oleh ibu Sinta ketika Puan Amal Hayati berdiri sampai gusdur wafat tidak ada
yang berbeda, hanya ketika gusdur wafat, artinya ada beberapa visi dan misi
tambah gitu jadi ibu sinta ini fokus di hak-hak perempuan lalu gusdur wafat
beratikan ada sisi lain yang harus ibu sinta isi gitu. Eemm.. Gus Dur selama ini
memeper juangkan hak-hak kaum marjinal, memperjuangkan hak-hak kaum
minoritas, terus memperjuangkan ya memang orang-orang yang di marjinalkan
oleh negara dan hukum.
Nah posisi ini diisi oleh ibu jadi sebenarnya posisinya ibu sinta adalah mengisi
K.H. Abdurrahman wahid, jadi perbedaannnya adalah ada misi tambahan yang
hrus ibu sinta isi yaitu tadi ibu sinta mengisi apa yang sudah di perjuangkan
oleh
gusdur
dan
melanjutkannya.
Memeperjuangkan
kaum
marjinal
memperjuangkan kaum minoritas kan kaum minoritas dulu kalau apa-apa
mengadu kesini misalnya ada kaum atau kelompok non islam keristen yang
tidak bisa mendirikan gerejannya padahal seluruh perijinannya, seluruh
administrasinya sudah diurus dengan baik ada juga gereja yg dari jaman
Belanda berdiri tapi dipermasalahkan, yaa..Gus Dur kan yaa emm.. dia
membela loh jelas-jelas hukum berdata kok masih di permasalahkan itu salah
satunya. Terus Gusdur juga membela hak-hak orang papua. Nah ketika gusdur
tidak ada posisinya ini digantikan oleh ibu.
Ibu melanjutkan apa yang sudah diperjuangkan oleh suaminnya. Nah soal hakhak memperjuangkannya aktivitas dakwahnnya ibu sinta seperti apa kaitannya
ya sama apa yang dilakukan oleh yayasan Puan Amal Hayati gitu. Kita punya
satu devisi namannya divisi forum kajian kitab kuning, forum kajian kitab
kuning ini memitrapreasikan kembali kitab-kitab kelasik yg dipelajari di
pesantren yg bias jender seperti kitab ukulu jaen, dan fatul khorib yang sangat
bias jender gitu.
Nah aktivitas dakwahnya setelah itu, setelah di intrerpretasi kitab tadi
sibuatkan buku terjemahan bahasa indonesia biar bisa di baca lebih mudah oleh
orang lain kaya gitu.. dgn bahasa yg juga di sesuaikan, tidak terlalu baku
bahasa yg mudah di cerna. Nah posisinya ibu dimana?, ya posisinya ibu
mensosialisasikan apa-apa yang telah diskusiakan jadi semisalnya didalam
kitab ukulujen ada hadis yang seperti ini kalau perempuan memakai parfum
lalu keluar rumah itu boleh di pukul, kebolehannya dimana, hadis itu gimana
martabatnya ternyata setelah di telusuri hadisnya adalah hadis palsu itu buatan
orang tidak pernah nabi menyampaikan hal itu, itu komentar-komentar itu ada
di buku dan itu disampaikan oleh ibu Sinta. Nah itu salah satu aktivitas
dakwahnya. Aktivitas dakwah lainnya yang tidak terkait dengan jender gitu
setiap acara sahur keliling ibu sinta menyuarakan perdamaian, hidup harmonis
hidup jangan salaing bertengkar jangan saling sikut menyikut satu sama lain.
3. Tanya: Metode aktivitas dakwah yang seperti apa yang dilakukan dan
langkah-langkah apa saja yang dilakukan agar hak-hak perempuan
tercapai?
Jawaban: Sama seperti apa yg dilakukan olehh para pendakwah lainnya, cuma
mungkin intensitasnya yang berbeda kalau pendakwah-dakwah lainnya yang
sudah terkenal mungkin intensitasnya akan lebis tinggi. Tapi kan kalau ibu
Sintah ya hanya di acara-acara khusus diacara seminar peluncuran buku atau
misalnya memang ya ketika khusus sahur keliling itu metodenya yaa.. berarti
ada sekitar sedikitnya dua siar secara langsung yang face to face dengan orang
bertemu dengan orang yang banyak dan juga ya penerbitan buku, tpi penerbitan
buku bukan hanya ibu saja disitu ada tim, dan ada orang lain juga gitu.
4. Tanya: Apa saja kegiatan yang dilakukan Yayasan Puan Amal Hayati?
Jawab : Nah, FK3 waktu itu ngapain? Waktu itu adalah menelaah kembali dan
memberikan keritik atas kitab “Uqud al-lujjayin” kitab tentang pernikahan
yang biasa di ajarkan di pesantren, yang sampai akhirnya dari diskusi FK3 itu
lahirlah PUAN amal hayati. Nah ketika sudah terbentuk lembaga secara resmi
lebih ke kuatannya ya dalam memperjuangkannya karena bagaimanapun
sebuha komunitas kalau tidak dilembagakan biasannya akan lebih lemah. Nah
akhirnya dengan adanya PUAN amal hayati yang sudah terbentuk secara
lembaga waktu itu kebetulan kita juga mendapatkan emm..emmm.. ya
diberikan kepercayaan lah dari PBB untuk mengelola program yang cukup
besar waktu itu dari,,itu. Ya akhirnya PUAN berkerja sama dengan PBB
akhirnya menyakurkkan banyak kajian tentang jender yang kaitannya dengan
Islam. Kita punya agenda yang sebenernya dipuan amal hayati ada lima devisi.
Yaitu ada devisi pendampingan sosial masyarakat, ada devisi media, lalu ada
(lupa). Jadi masing-masing devisi ini melakukan apa yang sudah didevisikan
jadi kita misalnyadidevisi media ya misalnya kita yang melakukan upaya
kampanye, melalui websaid, melalui majalah, nah kita punya majalah, yang
terbit setiap tiga bulan sekali nama majalahnya tantri itu singkatan dari (suara
putri dan santri).
Tujuan dari itu yaa bagaimana setiap orang bisa menerima informasi yang
sama mengenai kesetaraan jender. Setiap tiga bualan sekali itu kita cetak paling
banyak itu tiga seribu, paling sedikit sekitar seribu eksemplar majalah.
Distribusinya langsung ke pesantren-pesantren baik di jawa sumatra maupun
didaerah lain. ada juga yang masuk di institusi negara, ada juga yang masuk
kelambaga-lambaga. Nah itu biasanya kalau yang kepesantren majalah-majalah
itu ditaro di majelis talim jadi setidaknya masyarakat juag bisa mengakses itu.
Oia ada satu lagi devisi pluraruisme, Devisi ini merupakan bagian dari kerja
yang dilalukan, oleh puan amal hayati secara besar yaa, karena bukan saja yang
melakukan itu kita juga bekerja sama dengan wahid institut juga bekerja
dengan gusdurian LSM-LSM lain yang yang sema dengan visi ini. Dan divisi
ini kebetulan ada di PUAN Amal hayati menjadi bagaian dari kerja puan amal
hayati kita punya program tahunan namanya sahur keliling bersama Ibu Sinta
Nuriyah Tahun ini kita kan melakukan yang ke empat belas kalinya. Karena
memang memang dimulai tahun 2000 program ini awal berjalan ketika ibu
sinta masih menjadi Ibu negara waktu itu. Dua bulan kedepan, nah itu kan
bulan puasa yaa. Kita akan melakukan hal yang sama, bisasanya kita roodshow
dari jakarta ke beberapa daerah yang ada di Jawa yaa seluruh indonesia gitu.
Dan beberapa kali juga di luar negri. Di Hongkong, Taiwan, Malaiysa dan
dibeberapa negara lainnya gitu. Tapi memang kebanyakan pasti di Tanah Air
seperti tahun ini sedikitnya ada sekitar 27 daerah yg akan kita kunjungi artinya
yang akan diselenggarakan sahur keliling juga.
Nah ngapain sih sahur keliling itu, niat utamanya adalah bagaimana kita
memperkokoh persaudaraan sesama orang indonesia, tanpa harus mengenal
etnis, tanpa harus mengenal agama tanpa harus mengenal warna kulit.
Kekhasannya adalah sahur keliling yang kita lakukan ini kita bekerja sama
dengan komunitas lintas agama, seperti tahun lalu kita di kota cirebon kita
sahur keliling di salah satu kelenteng, namanya kelenteng talang itu betul-betuk
kita melakukan sahur kelinling itu di halaman kelenteng, ya dengan suasana
seperti
berada di dataran cina tapi yaa itulah
indahnya ya seperti itu.
Kebersamaan itu memang betul-betul dirajut. Waktu itu yang di cirebon kita
kerja sama dengan teman-teman dari Kong Hucu nama lembaganya itu
“Matakin” (Majelis Tinggi kong hucu Indonesia). Terus di tangrang tahun
kemarin kita kerja sama dengan gereja keristen pamulang jadi di halaman
gereja melakukan sahur keliling. Sebenernya ya memang kita, bagaimana
merajut itu mejadi kesatuan dan juga biar penganut agama lain pun juga tau
apa yang kita lakukan. Setidaknya dengan apa ayang kita lakukan pun kita
sebagai seorang muslim pun harus menghargai apa yang mereka lakukan, adal
koridor itulah kita melakukannya.
5. Tanya: Kalau untuk possisi ibu sintanya sendiri sebagai apa itu?
Jawab: Ibu sinta pada awalnya hanya menjadi dewan pembina, mungkin dari
tahun 2000 sampai 2008, itu soal struktur aja ya. Tapi kalu sampai saat ini
sampai tahun 2013 ini, ibu sinta distruktural yayasan menjadi ketua.
6. Tanya: Kegiatan lain apa saja yang di lakukan Oleh Ibu Sinta Nuriyah
Wahid selain itu?
Jawab: Kegiatan yang dilakukan ibu sinta sendiri adalah seperti seminar,
kegiatan konfrensi internasional atau rontebel diskusi, diskusi terfokus, Diskusi
terbatas ada juga ya acara-acara kemasyarakatan, pengajian ibu-ibu, atau dalam
acara-acara Islam maulid atau acara isromiroj, ya sebenernya sih hanya disitu.
Tahun ini juga ibu sempat menjadi pembicara di jepang di Pusat kajian wanita
di Soka Zaka Universiti. Dan ibu sinta sempat disana menyampaikan apa yang
sudah dilakukan bukan oleh ibu sinta secara pribadi tapi, apa yang sudah
dilakukan oleh Puan amal hayati dan banyak aktivis indonesia untuk
memajukan perempuan, sempat kalau tidak salah satu minggu diasana.
7. Tanya: Apa saja karya-karya Ibu Sintaselama ini ?
Jawab: Karya ibu sinta, yang hanya penulis karangan oleh ibu sit pribadia
memang tidak ada, biasanya tim ya”. Seperti yang ada di Puan Amal Hayati
biasanya ibu penanggung jawab penulisan nah tim-tim penulisan dan
pekerjannya itu ya ada beberapa orang. Tapi kalu sendiri tapi memang tidak
ada. Tapi sebenarnya tulisan ibu memang kita lagi garap yaa..kita sedang
mengumpulkan tulisan-tulisan ibu Sinta yang disampaikan dalam berbagai
kegiatan berbagai acara baik itu acara dari puan amal hayati maupun acara dari
undangan lain. nah itu juga yang akhirnya kita mau mengumpulkan menjadi
satu buku tapi belumselesai.
8. Tanya: Bagaimana dengan sasaran dakwahnya sendiri?
Jawab: Dalam perjuangan untuk mewujudkan kesetaran dan keadilan jender,
kalau saya pribadi berfikir PUAN tidak membatasi itu kepada siapapun artinya
tidak membatasi kelompok tidak membatasi umur dan juga tidak membatasi
strata sosial jadi memang artinya kepada isapapun memang semuanya
menjadisasaran apa yang kita upayakan. Cuma ya balik lagi, kekahsan puan
amal hayati memang dari pesantren kan.
Nah jadi memang gerakan kita berawal dari pesantren jadi bagaimana membuat
pesantrean ya dilihat dari visinya, kyainya pimpinan disana, dan guru-guru
disana juga punya presfektif yang sama mengenai kesetaraan jender nah entah
nanti fesbeknya akan meluas kemasyarakat, yitu memang harus dikaji lagi.
Yang pasti sasaran program kita secara keseluruhan dari tahun 2000 sampai
sekarang baik itu advokasi secara langsung atau misalnya itukampanye atau
seminar, atau pelatihan, yaa untuk semua kalangan.
9. Tanya: Bagaimana dengan kegiatan dan target yang dilakukan dan juga
ingin dicapai seperti apa?
Jawab: Puan amal hayati kan memang serfisnya layanan intinya adalah
memberikan pen dapingan kepada, siapaun baik laki-laki ataupun perempuan.
Tetapi kita khususkan pada perempuan yang mengalami kekerasan dalam
rumah tangga. Nah pendampingan itu bisa pendampingan sikologis,
pendampingan
hukum
ataupun
pendampingan
media.
Walaupun
pendampingan hukum dan medis, memang kita tidak punya tenagga itu secara
khusus, biasanya merujuk. Nah, klw dinyanya apa kegiatan setiap harinya, ya
sebenarnya, initinya hanya disitu. Senbenarnya ada banyak aford, yang bisa
kita lakukan ketika misalnya kita mendengarkan satu kasus kita bisa
menjemputnya, memberikan pendampingan. Tapi kan memang tidak semua
orang akan membuka diri yaa.. ketika dalam menset mereka adalah bahwa
perkawinan itu ranah pribadi yang tidak boleh siapapun masuk . Jadi yaa kita,
orang-orang dan temen- teman dari puan amal hayati tidak bisa secara bebas
menawarkan bantuan. Biasanya klayen yang datang kesini, Via telepon ada
yang Via emal ada juga menaang datang secara langsung.
10. Tanya: Bagaimana dengan proses pendampingan itu sendiri seperti apa,
dari awal hingga sampai kahirnya tidak di dampingi lagi?
Jawab: Dalam teorinya biasanya apapun yang dilakukan, akan dimulai dan
kan di terminasi, begitu
pun juga dengan proses pendampingan.
Pendampingan itu memang kita tidak menentukan apapun kepada klayen
karena tugas kita adalah hanya memberikan pilihan-pilihan kepada klayen.
Nah biasanya kalau ada yang konsultasi ada yang meminta pendampingan
sikologi biasanya kita terima disini, kita dengarkan ya setelah itu setelah kita
dengarkan kita lihat, kembali permasalahannya seperti apa ya teteap dilihat
dari berbagai sisi. Nah ada satu hal yang pasti kita lakukan ketika klayen itu
muslim biasanya kita memberikan satu buku bacaan untuk menguatkan hati.
Setelah itu, Karena biasanya siapapun itu ketika baik laki-laki maupun
perempuan yang menghadapi masalah dalam rumah tangga, tapi memang
khususnya perempuan yaa..kan biasanya lebih mudah tergoncang. Buku itu
memang yang kita buat secara khusus untuk kita berikan kepada klayen yang
muslim supaya dikuatkan secara sepiritual. Akhirnya ketika sepiritualnya
kuatka juga kan berimbas pada jasmaninya, “gitu”. Nah setelah itu biasanya
kita akan terus melakukan kontak terhadap klayen. Baik klayen yang
menelopon kami tau kami yang menelepon klayen.
Emm.. soal terminasi. Ada beberapa klayen yang kahirnya memutuskan
bercerai, dengan suaminya ketika permasalahan itu sudah sangat pelik. Nah
posisi PUAN AMAL hayati ketika kelayen sudah memutuskan itu adalah kita
tetap melakukan proses pemantaun artinya tetap didampingi si klyaennya itu.
tetapi soal keputusan tetap kita tidak pernah menginterpensi karena keputusan
apapun itu klayen dan kelurgannya, Lalu ada beberapa orang itu “tadi yang
bercerai”. lalu akhirnya kita mediasi dari tim puan amal hayati kita
menyarankan mediaasi-mediasi. Biasanya mediasi ketika ada permasalahan
keluarga lalau ada perempuan yang datang kesini biasanya mediasi yang kita
lakukan adalah bagaimana masing-masing kelurga dari suami dan isntri kita
pertemukan,
kalau memang
tidak bisa ya, kita yang akan maju untuk
memediasikan.
Ada juga yang akhirnya ketika kami di puan amal hayati tidak memiliki
kapasitas misalnya pendampingna hukum betul-betul kita mendampinginya
dalam sebuah acara peradilan, atau pendampingan medis ketika misalnya kita
menerima korban perkosaan atau korban penganiyayan, yang betul-betul
berbekas di tubuh itu kan perlu ada pendekatan medis yaa. Nah kita tidak
punya orang-orang itu, apa yang kita punyakan bisa lakukan?! Biasanya kita
rujuk.
Kalau untuk hukum, lebaga yang kita ajak kerjasama itu LBH, nah kita
kerjasam dengan LBH rumah sakit entah itu LBH daerah maupun di pusat. Nah
soal terminasi siklayen memutusakan, itu berbagai macam ya.. seperti kemarin
ada salah satu kelayen dari semarang yang akhirnya telefon ke saya “mas
alhamdulillah sudah ada komunikasi saya dan suami” biasanya seperti itu, dan
“ Terimakasih sudah diberikan banyak saran “ seperti itu. dan proses terminasi
yang sudah bercerai ya sudah, setelah ituya kita balikan lagi ke klayennya
karena juga anggapan WCC (women Coseti Center) seperti ini kan akhirnya
“WCC itu jadi banyak menceraikan orang.” Kan kaya gitu”. Padahl ya kita
juga tidak menginterfrensi klayen melakukan perceraian, tapi kan ketika
memang kondisi kelayen sudah sangat tidak memungkinkan ya itulah akhirnya
kelayen kebanyakan yang memilih itu.
11. Tanya: Kalau harapan ibu sendiri dari semua kegiatannya di ayayasan
PUAN Amal hayati itu apa?
Jawaban: “Dilihat dari sisi subjektif dilihat dari pandangan saya saja”.
Kalau kegiatan ibu sinta, sudah cukup lama berkecimpung dalam dunia
pergerakan sudah lama berjuang untuk kesetaraan jender, sudah lama
berjuang untuk mewujudkan keadilan jender. Dan saya fikir harapan itu juga
masih ada sampai sekarang karena semangat yang ada saya tidak pernah
melihat seorang ibu sinta itu luntur semangatnya dalam memperjuangkan
sesuatu,” gitu”. Harapannya yaa pasti., ya bagaimana kesetaraan jender dan
keadilan jender ini ya, memang bisa terwujud gitu, ya dalam berbagai hal.
12. Tanya: Apakah ada kendala yang dilakukan Ibu sinta dalam
memeperjuangkan hak-hak perempuan di yayasan PAUAN Amal Hayati
apa saja?
Jawab: Kalau kegiatan ibu sinta di yayasan puan amala hayati .Kalau kendala
yang itu hanya dalam organisasi ya. Kalau ibu sinta secara pribadi kami
berfikir ya tidak ada kendala dalam hubungan komunikasi kami sebagai
pekerja dan ibu sinta sebagai ketua. Mungkin kendala dalam organisasi
bagaimana mengelola program yang baik atau bagaimana mendapatkan
program yang mungkin lebih luas sasarannya karena kan itu butuh diskusi yang
cukup panjang dan cukup menguras keringat gitu. Dan biasanya kendala
disebuah LSM adalah kendala yang cukup kelasik yaitu tidak ada program gitu
karena namanya juga lembaga sosial Masyarakat yang nirlaba yang tidak kita
punya prodak yang kita jual untuk profit gitu.
Lampiran Hasil Wawancara
Narasumber : Suryani S.pd
Status
: Guru
Tanggal
: 18 Januari 2014
1. Tanya : Bagaimana pendapat anda tentang sosok ibu Sinta Nuriyah Wahid?
Jawab : Menurut saya ibu Sinta Nuriyah Wahid itu adalah sosok wanita yang kuat dan
selalu mendampingin suaminnya ketika suaminnya belum wafat lohh yaahh..dari awal
perjuangan yang dilakukan oleh suaminnya pa Gus Dur hingga akhir hayatnya. Selain dia
sebagai seorang istri yang baik dia juga peduli terhadap masyarakat Indonesia, dengan
mendirikan lembaga yayasan puan dia juga bukan hanya sebagai istri dirumah tangga
namun ia pun sebagai wanita yang memperhatikan dan memperjuangkan nasib wanita
yang tertindas diapun seorang pendakwah yang baik.
2. Tanya : Sejauh mana anda mengenal sosok ibu Sinta Nuriyah Wahid sebagai
pendakwah dan juga aktivis pejuang hak-hak perempuan?
Jawab : Tidak terlalu jauh saya mengenal beliau. Saya hanya mengetahui beliau dari
buku, artikel mengenai pa Gus Dur ketika itu. nahhh hari situ saya tertarik membeca
tetang istri beliau Ibu Sinta Nuriyah itu, serta ketika beliau mendirikan yayasan untuk para
wanita yang terdiskriminasi.
3. Tanya : Apakah anda setuju dengan bentuk perjuangan perempuan yang dilakukan
ibu Sinta Nuriyah dalam bentuk aktivitas dakwah yang belaiu lakukan selama ini?
Jawab : Setuju, karena jarang seorang ibu rumah tangga memikirkan nasib masyarakat
yang tertindas terutama wanita yang mengalaimi KDRT.
4. Tanya : Menurut anda perjuangan hak-hak perempuan seperti apa yang di
perjuangkan oleh Ibu Sinta Nuriyah Wahid?
Jawab : menurut saya pertama beliau memiliki pemikiran yang liberal. Jika dilihat dari
psegi pendidikan dia berhasil mendirikan yayasan yang menampung masyarakat terutama
perempuan untuk belajar. Dari segi moral-sosial, belaiu mampu menjaga martabatnya
sebagai seorang muslim dan beliau mampu memperjuangkan hak perempuan yang
terlindungi dan memfasilitasi konsultasi terhadap hukum yang ada di Indonesia.
5. Tanya : Apakah menurut anda beliau dapat memberikan pengaruh yang baik dalam
ativitas dakwah yang di lakukan belaiu saat ini?
Jawab : Sangat berpengaruh baik, karena beliau tidak hanya mentrasfer ilmu terhadap
orang-orang yang berpendidikan pada pendidikan umum saja beliaupun mentrasfer ilmuilmu agama Islam dalam bentuk kajian,diskusi, dan seminar-seminar.
Nama : Ustd. Andi Rodi (Tokoh Agama)
Status : Lectuer of Islamic Classical Books
 Tanggapan dan pendapat belaiu tentang hak-hak perempuan yang
dilkukan oleh ibu Sinta Nuriyah dengan mengkaji kembali kitab Uqud alLujjayn yaitu:
Seorang Istri wajib taat terhadap suami, tidak sebaliknya. Tidak akan pernah
sama laki-laki dan perempuan sampai kapan pun, tidak akan pernah sama.
Jika ibu Sinta mengatakan: “Dalam segala hal seharusnya perempuan dan
laki-laki memiliki hak dan kewajiban yang sama.” Maka ustd. Andi Rodi
mengatakan: tidak bisa itu namanya sudah melawan ketentuan Allah.
Sepanjang sepengetahuan yang saya tahu sampai berulang-ulang tamat
mengkaji kitab Uqud al-Lujjayn ini diaman letak ketidak adilannya.
Semua itu sudah kudrottullah, Allah sudah menciptakan nabi dan rasul bahwa
sebagaimana memang seorang laki-laki itu pemimpin, itu kelebihannya karena
akalnya. Allah menciptakan akal sepuluh, sembilan untuk laki-laki dan satu
untuk perempuan. Jika ustad Husein Muhammad menyatakan bahwa:
“Pernyataan bahwa perempuan akalnya lebih rendah dari laki-laki itu saya
kira tafsir dari orang bukan dari nabi”. Maka ustad Andi, tidak setuju jika dia
menyatakan tafsiran itu dari orang bukan nabi itu tidak betul itu namanya
asbun.
Nama : Husein Muhammad
(Moslem Scholar)

Tanggapan mengenai ibu Sinta Nuriyah di yayasan Puan amal hayati
dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dengan mengkaji ulang
kitab kuning atau dinamakan FK3 yang di pelajari di pondok
pesantren yaitu:
Kitab Uqud al-Lujjayn merupakan kitab yang berbicara mengenai relasi
suami istri yang relatif banyak digunakan sebagai referensi di pesantrenpesantren.
Suami boleh memukul istri hanya istri tidak menggunakan parfum. Menurut
saya saat ini cara mendidik dengan memukul sudah tidak bisa kita terima
lagi ini tidak absah untuk dijadikan dasar hukum. Peryataan bahwa
perempuan itu akalnya lebih rendah dari laku-laki itu saya kira itu tafsir dari
orang bukan Nabi.
Nama : Ibu Sinta Nuriyah Wahid
Status : Aktivis pejuang perempuan

Pandangan serta tanggapan dan awal perjuangan Ibu Sinta Nuriyah
Wahid dalam memperjuangkan hak-hak perempuan yaitu:
Perempuan dan laki-laki memiliki hak yang sama, dan agama Islam itu
agama rahmatan’lilallamin yang mengayomi semua orang.
Selama saya mulai menulis tesis, saya sering menjumpai masalah-masalah
tentang perempuan. Ketidak adilan terhadap perempuan, kekerasan serta
subordinasi dan marjinalisasi. Tesis saya itu juga menyangkutkan dengan
masalah agama dari situ. Dari situ sayawaktu itu saya menggunakan kitab
uqud al-lujjayn sebagai bandingan tentang perlakuan terhadap perempuan
itu. di situ banyak sekali hal yang sangat-sangat menindas perempuan.
Nahh itu kan tidak adil bagi perempuan ketika harus tau mayoritas
masyarakat Indonesia adalah agama Islam untuk menata kehidupan
mereka, kitab-kitab yang dibaca itu sebagai pegangan adalah kitab kuning
semuanya ada di pesantren dan semuanya itu masih sangat pasrial hal, dan
untuk itu kita harus punya senjata untuk bisa menerobos masuk kedalam
pesantren senjata itu adalah mereraid (mengkaji ulang) kitab kelasik yang
masih patrial hal.
Dalam kitab Uqud al-Lujjayn yang ditulis oleh Syaikh Nawawi,
mengatakan bahwa perempuan itu kedudukannya di hadapan suaminya
bagaikan budak terhadap tuannya.
Saya itu mulai menjadi aktivis tidak pada saat saya menjadi ibu negara,
tapi saya menjadi aktivis jauh sebelum itu saya sudah menjadi aktivis.
Perjuangan saya tidak akan berhenti, karena tidak adanya bapa..perjuangan
tetap, perjuangan saya tidak berhenti karena saya berada di kursi roda
semua itu bukian hambatan untuk berjuang. Berjuang sampai titik darah
penghabisan.
Yang kita harapkan adalah perempuan-perempuan bisa mendapatkan
perlakuan-perlakuan yang adil, yang layak, yang sama berjuang dengan
laki-laki baik dalam keluarga, masyarakat, maupun negara. Bukan untuk
saya saja tapi untuk seluruh perempuan.
Nama: Benny Susetyo
(Catholic Priest)
 Tanggapan mengenai Ibu Sinta Nuriyah dan yayasan Puan Amal Hayati
dalam memperjuangkan hak-hak perempuan:
Kalau Gus Dur itu menawarkan cara berfikir bahwa agama itu memiliki
kebebasan melindungi minoritas, Gus Dur juga memberikan tempat bagi semua
orang. Sekarang peran itu diambil oleh Ibu Sinta.
Nama: Khofifah Indra Parawansa
( Former Mirister of Women Empowermant)

Tanggapan mengenai ibu Sinta Nuriyah dalam memperjuangkan hakhak perempuan:
Saya menangkap pada trobosan yang dilakukan, yang mungkin orang bilang
keluar dari plat fom ya. Karena lintas elemen yang disapa oleh beliau
menjadikan belaiu tidak terpaku pada program-program first lady, tidak
terpaku pada penyapaan istri-istri mentri. Misalnya ada apeal di luar garisgaris formalitas yang beliau sapa misalnya komunitas disable, TKW, dan
lainsebagainya. Jadi ada komitmen spesifik untuk memberikan penyapaan
terhadap kelompok rentan.
Tidak ada sesuatu yang berubah dari komitmen perjuangan beliau
membengun kesetaraan jender sejak menjadi ibu negara maupun setelah tidak
menjadi ibu negara lagi saya melihat ada satu ada kontinyu dari ibu komitmen
yang cukup kuat.
Nama : Maria Ulfah Anshori
( Aktivis Puan Amal Hayati Jakarta)

Tanggapan mengenai Ibu Sinta Nuriyah dengan yayasan Puan Amal
Hayati yaitu:
Soal Ibu Nuriyah dan Puan Amal Hayati, saya melihatnya kaya dua sisi yang
tidak bisa dipisahkan ibu Nuriyah ya Puan, Puan ya Ibu Nuriyah karena tidak
ada yang bisa di representasikan oleh yang lain.
Saya melihat itu yahh jaringan yang kongkrit atas permintaan mereka lagi
yahh..mereka meminta untuk didirikan Puan di pesantrennya jadi saya kira
respon masyarakat yang cukup bagus dan di lima tahun pertama Puan sudah
dapat berkerja sama dengan PBB dan UNFPA untuk program perhentian
kekerasan terhadap perempuan.
Karena Poligami itu merupakan salah satu bentuk kekerasan perempuan.
Banyak faktor-faktor yang membuktikan itu, itu yang sebenarnya kita
menolak kemudian bentuk-bentuk reaksi kami waktu itu dengan ibu Nuriyah,
Puan amal hayati adalah membuat dapur anti poligami untuk peserta sebagai
yahh...katakan dapur alternatif dari dapurnya panitia, gitu.
Lina (Korban Kekerasan)

Tanggapan Lina mengenai adanya yayasan puan amal hayati yang di
dirikan oleh Ibu Sinta Nuriyah yang berbasis pesantren yaitu:
Saya waktu berumur 11 tahun itu saya di perkosa sama ayah saya, saya di
gitu lagi di perkosa lagi berulang-ulang. Sampai saya punya anak empat
terpaksa gitu kan kalu saya gak nurutin sama ayah saya nanti dibunuh, ya
saya di perkosa sampai kasus saya terungkap di kantor polisi saja. Udah
diberi keterangan terus saya di bawa kesini ke puspita puan amal hayati.
Pas sudah kesini saya seneng banget gitu..aa yang nolong disisi, saya di
ajarin agama terus di kasih keterampilan.
Sosialisasi Pemberdayaan Perempuan
yang dilakukan oleh Ibu Sinta Nuriyah,
kerjasama Puan Amal Hayati dan
Mahkamah Konstitusi 1.pada tanggal
24 Juni 2011
Ibu Sinta Nuriyah mengisi acara radio
TKM Kayumanis 99.5 FM. Sebagai
Narasumber
Kegiatan Kajian Kitab Kuning (FK3)
yang dilakukan Ibu Sinta Nuriyah
bersama dengan para aktivis perempuan
dan para kyai pondok pesantren
.
Kegiatan Kajian Kitab Kuning (FK3) yang
dilakukan Ibu Sinta Nuriyah bersama dengan
para aktivis perempuan dan para kyai pondok
pesantren.
Ibu Sinta SeBagai pembicara di kajian kitab
kuning
Acara Sahur Keliling yang diadakan di
kota Semarang.
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 1 . Acara sahur keliling yang
diadakan di Kota Bogor
Gambar 2 kondisi Jamma’ah yang
mengikuti kegiatan sahur keliling di Bogor.
Acara sahur keliling yang diadakan di Kota
Jember
Gambar 1
Gambar 2. Pentas seni tari yang dilakukan
santri di kota Jember
Acara sahur keliling di kota Madura
Gambar 1
Gambar 2
Melakukan buka puasan bersama yang
dilakukan para santri
Sosialisasi Pemberdayaan prempuan di
Wangon
Gambar 1
Sosialisasi Pemberdayaan prempuan di daerah
Cilacap
Sosialisasi Pemberdayaan prempuan di daerah
Banyumas
Acara Sahur Keliling di daerah Pasuruan
Ceramah yang di isi oleh ibu Sinta Nuriyah di
Acara sahur keliling di kota Demak
Yayasan Puan Amal Hayati tapak dari
Luar
Tampak dari Depan
bersama pa Andrei Husain
Tampak dari Dalam
Ruang Perpustakaan
Beberapa koleksi Penghargaan Piagam ibu
Sinta Nuriyah Wahid
Foto kenangan Global Peace Festifal
ASIA PASIFIC 2010
Salah satu gambar Kuning yang di kaji
Gambar kitab yang sudah mengalami
pengkajian ulang yang di terbitkan
langsung oleh Puan Amal Hayati
Facebook Puan Amal Hayati
Tewitter Puan Amal Hyati
Download