AKTIVITAS DAKWAH Dra. Hj. SINTA NURIYAH ABDURRAHMAN WAHID DALAM MEMPERJUANGKAN HAK-HAK PEREMPUAN DI YAYASAN PUAN AMAL HAYATI Sekripsi Diajukan untuk Memenuhi Persayaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Disusun Oleh: Abdaue Azizah 109051000177 FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1433/2013 ABSTRAK ABDAUE AZIZAH 109051000177 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Penyiaran Islam, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Aktivitas Dakwah Dra. Hj. Sinta Nuriyah Wahid dalam Memperjuangkan Hak-hak Perempuan di Yayasan Puan Amal Hayati. Dibimbing oleh Drs. Jumroni M.Si Aktivitas dakwah adalah kegiatan, dan proses berkesinambungan yang di tangani oleh para pengemban dakwah untuk mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk kejalan Allah SWT menuju kehidupan Islami. Oleh karena itu sangat penting untuk kemaslahatan umat. Disatu sisi, saat ini banyak pendakwah yang bermunculan dari kalangan wanita. Di sisi lain, tak banyak juga kaum wanita yang hanya bekerja dirumah tidak memiliki kebebasan. Sehingga banyaknya diskriminasi yang terjadi oleh kaum wanita karena hak-hak mereka tidak terpenuhi. Berdasarkan konteks di atas, maka penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan bagaimana bentuk aktivitas dakwah Dra. Hj. Sinta Nuriyah Wahid dalam memperjuangkan hak-hak perempuan? Dan langkah-langkah apa saja yang dilakukan Dra. Hj. Sinta Nuriyah Wahid dalam memperjuangkan hakhak perempuan Hak-hak perempuan, merupakan suatu kepemilikan atau pembelaan terhadap perempuan yang harus dipertahankan dan di perjuangkan di bawah perlindungan hukum. Dimana kerap terjadi ketidak adilan dan diskriminasi terhadap kaum perempuan yang terjadi di keluarga maupun masyarakat. Hal ini perlu adanya perhatian penuh untuk para aktivis dakwah terhadap hak-hak perempuan, sehingga tingkat kekerasan yang terjadi di Indonesia dapat diminimalisir. Teori yang digunakan dalam aktivitas dakwah menurut Samsul Munir Amin dalam bukunya Ilmu dakwah ada tiga bentuk aktivitas dakwah yaitu dakwah bil-lisan, dengan cara berdiskusi, ceramah dan taklim, dakwah bil-kitab yaitu dengan keterampilan tulis menulis, dan dakwah bil-hal yaitu dakwah melalui perbuatan tindakan amal nyata. Bentuk dan langkah-langkah aktivitas dakwah yang beliau lakukan lebih pada forum diskusi, ceramah, seminar serta membangun dan mengelola yayasan. Kemudian beliau mensosialisasikannya melalui pondok pesantren yang tergabung dalam forum kajian kitab kuning atau FK3, mengkaji kembali kitab-kitab klasik yang bias jender serta melakukan pendampingan secara sosial maupun sepiritual berlandaskan al-Quran dan hadits. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tehnik pengumpulan data yang digunakan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Waktu penelitian dimulai bulan Mei hingga November 2013. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif. Aktivitas dakwah Dra. Hj. Sinta Nuriyah Wahid dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di yayasan Puan Amal Hayati yaitu lebih pada dakwah secara bil-lisan dan bil-hal. Serta dengan menjadikan pesantren sebagai basis gerakkan dalam memperjuangan hak-hak perempuan. Kye word: Hak-hak perempuan, Aktivitas dakwah, Perjuangan, Dra. Hj. Sinta Nuriyah Wahid. i KATA PENGANTAR Syukur Alhammdulillah, segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, atas limpahan karunia dan ridho-Nya yang tidak pernah putus memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada seruluh mahluk-Nya. Sehingga penulis dapat menempuh jenjang pendidikan sampai saat ini dan dapat menyelesaikan karya ilmiah guna mencapai gelar Sarjana Strata Satu Komunikasi Islam (S.Kom.I). Sholawat serta salam senantiasa penulis haturkan dan junjungkan kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW yang telah menjadi penerang dan pembimbing bagi umatnya dari jalan kesesatan menuju jalan kebenaran. Atas perjalanan panjangmu menempuh ujian dan rintangan demi sampainya risalah Islam kepada kami. Hingga akhir hayat engkau menangisi keadaan kami. Maafkan kami ya Rasulallah, jika kami masih belum menjadi umat harapanmu. Dalam menysun sekripsi ini, penulis menyadari betul bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, penulis tidak dapat menyelesaikan karya tulis ilmiyah ini dengan baik. Semua berkat arahan, bantuan, petunujuk serta motivasi dari semua pihak yang diberikan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan sekripsi ini pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selanjutnya pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada kedua orang tua yang sangat kucintai dan sayangi, Bapak Maksum H.S dan bunda Ety Towiyatun yang selalu ii memberikan kasih sayang, motivasi, dan do’a, serta dukungan moril dan materil kepada penulis untuk selalu tetep semangat dalam menyelesaikan sekripsi. Selanjutnya penulis juga mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Komarudin Hidayat, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. H. Arif Subhan M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Wadek. I Dr. Suprato M. Ed. M.A, Wadek II Drs. Jumroni M.Si, M.A, Wadek III Drs. Wahidin Saputra M.A. 3. Drs. Jumroni M.Si dan Umi Musyarrofah, M.A selaku Ketua Jurusan dan Sekertaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. 4. Prof. Dra. Hj. Ismah Salman M. Hum (alm) dan Drs. Jumroni M.Si selaku pembimbing, yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan pemikirannya kepada penulis. Senggia beliau merupakan orang yang telah menjadi inspirasi buat penulis. 5. Seluruh Dosen, Karyawan, dan Staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan juga seluruh staf pengurus UIN Sayarif Hidayatullah Jakarta. 6. Pemilik yayasan Puan Amal Hayati ibu Dra. Hj Sinta Nuriyah Wahid dan bapak Andrei Husain selaku Koor. Program yang telah membantu, mendukung, serta memberikan kesempatan meneliti dan meluangkan waktu untuk kesediaannya diwawancarai agar penulis mendapatkan datadata yang penulis butuhkan selama penyususnan sekripsi ini. iii 7. Adik saya Any Fitriyanigrum dan Disan Ayudha Nugraha mereka yang sealau memgingatkanku dan selalu memberikan semangat untuk saya dalam penyelesain sekripsi. 8. Sahabat share terbaiku Dr. Neng Ayu Purwaningsih, Suryani S.Pd.I, Istiana Rahmah, dan Fintriyanti (KAHFI) yang telah memberikan bantuan dan dukungan penulis dalam menyelesaikan sekripsi ini. 9. Terima kasih juga kepada rekan saya jurnalis Global Tv Bayu Wijaksono yang sudah membantu saya dalam mencari alamat objek, yang penulis sedang teliti. 10. Teman-temanku seluruh kelas KPI (A, B, C, D, E, F, dan G) angkatan tahun 2009 kususnya KPI E yang telah memberikan banyak pengalaman selama menuntut ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 11. Sahabat-sahabat terbaiku di KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia), LDK Syahid, dan keluarga besar Darsane untuk lale Abla, teman seperjuanganku Wulantri Septianingsi. Juga sahabat-sahabat yang tegabung dalam group Forum Tugas Akhir yang selalu memotivasi dan mendukung memberikan solusi-solusi permasalahan yang kami hadapi selama proses penelitian sekripsi kususnya memberikan inspirasi bagi penulis. Jazakallah atas semuanya. Terima kasih atas semua yang telah meluangkan waktunnya untuk sharing serta berbagi informasi serta memberikan inspirasi-inspirasi pada penulis dalam iv menyusun sekripsi ini sehingga sekripsi ini selesai sesuai dengan waktunya. Semogga Allah membalas kebaikan kalian semua. Amiinn. Akhirnya penulis hanya mempu mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dan memberi pelajaran hidup kepada penulis. Semogga Allah SWT semakin menambah karunia-Nya kepada kita semua. Terima kasih atas segalanya dan mohon maaf atas segala kekhilafan. Dan akhirnya semoga sekripsi ini dapat bermanfaat untuk para pembaca, dan khususnya bagi penulis. Aammiin Yaa Rabbal Alamin. Jakarta, 10 Desember 2013 Abdaue Azizah v DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK ........................................................................................................ i KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii DAFTAR ISI .............................................................................................................. iv BAB I BAB II PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah .............................................................. 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................... 7 C. Tujuan Masalah .......................................................................... 8 D. Kegunaan Penelitian ................................................................... 8 E. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 9 F. Metodologi Penelitian .................................................................. 10 G. Definisi Oprasional ..................................................................... 13 H. Sistematika Penulisa ................................................................. .... 14 KAJIAN TEORI A. Aktivitas Dakwah ...................................................................... 15 1. Pengertian Aktivitas ................................................................... 15 2. Pengertian Dakwah ........................................................... ........ 17 3. Bentuk-Bentuk Dakwah ................................................... ........ 20 4. Unsur-Unsur Dakwah ..................................................... ......... 21 vi 5. Pengertian Aktivitas Dakwah ....................................................... 35 B. Pengertian Perjuangan ............................................................... 36 C. Hak-hak Perempuan .......................................................................... 38 BAB III BIOGRAFI Dra. Hj. SINTA NURIYAH WAHID, GAMBARAN UMUM YAYASAN PUAN AMAL HAYATI BAB IV A. Biografi Dra. Hj. Sinta Nuriyah Wahid .................................. 40 1. Latar belakang keluarga Dra. Hj Sinta Nuriyah ........................ 40 2. Latar belakang pendidikan Dra. Hj. Sinta Nuriyah ................. 42 3. Aktivitas Organisasi Dra. Hj Sinta Nuriyah .. .......................... 42 B. Gambaran Umum Yayaysan Puan Amal Hayati ..................... 44 1. Latar Belakang Berdirinya Yayasan Puan Amal Hayati .......... 44 2. Tujuan dan Kegiatan Yayasan Puan Amal Hayati ................... 49 3. Program Kegiatan Yayasan Puan Amal Hayati ...................... .. 52 4. Visi dan Misi Yayayasan Puan Amal Hayati ............................ 53 AKTIVITAS DAKWAH Dra. Hj. SINTA NURIYAH WAHID DALAM MEMPERJUANGKAN HAK-HAK PEREMPUAN A. Bentuk Aktivitas Dakwah Dra. Hj. Sinta Nuriyah Wahid dalam Memperjuangkan Hak-Hak Perempuan ....................................... 54 B. Langkah-langkah yang dilakukan Dra. Hj. Sinta Nuriyah Wahid dalam Memperjuangkan Hak-hak Perempuan ........................... BAB V 58 PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................. 65 B. Saran .......................................................................................... 66 vii DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 69 LAMPIRAN .......................................................................................................... 70 viii BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama risalah untuk manusia secara keseluruhan, umat Islam adalah pendukung amanah, untuk meneruskan risalah dan dakwah baik sebagai umat kepada umat-umat yang lain ataupun selaku perseorangan di tempat manapun mereka berada menurut kemampuannya masing-masing. Dakwah merupakan kewajiban yang harus dipikul oleh tiap-tiap Muslim dan Muslimah. Tidak seorang Muslim pun menghindarkan diri darinya. 1 Dalam dinamika masyarakat banyak kita temui orang-orang yang melakukan aktivitas dakwah. Aktivitas dakwah merupakan suatu kegiatan, kesibukan, atau suatu peroses berkesinambungan yang ditangani oleh para pengemban dakwah untuk mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk kejalan Allah SWT dan dengan cara bertahap menuju kehidupan Islami. Dalam hal ini aktivitas dakwah merupakan hal yang sangat penting bagi kemaslahatan umat, karena kehidupan berlandaskan pada nilai-nilai agama yang diyakini dapat mencegah terjadinya kekacauan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Samsul Munir Amin dalam bukunya Ilmu Dakwah, dakwah merupakan aktivitas untuk mengajak manusia agar berbuat kebaikan menurut petunjuk Al-quran dan hadis, menyeru mereka berbuat kebaikan dan melarang 1 Tutty Alawiyah. Strategi Dakwah Dilingkungan Majelis Taklim, (Bandung: Mizan, 1997), hal. 23-25 1 2 mereka dari perbuatan munkar agar mereka mendapat kebahagian dunia dan akhirat. Oleh karena itu, dakwah merupakan faktor dinamik dalam membentuk terwujudnya masyarakat yang berkualitas. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam Al-quran Allah berfirman: ْﻞ رَّﺑِﻚَ ﺑِﺎﻟْﺤِﻜْﻤَ ِﺔ وَاﻟْﻤَﻮْﻋِﻈَ ِﺔ اﻟْﺤَﺴَﻨَﺔِ َوﺟَﺎدِﻟْ ُﮭﻢ ِ ع إِﻟَﻰ ﺳَﺒِﯿ ُ ْاد ﻦ إِنَّ رَﺑَّﻚَ ُھﻮَ أَﻋْﻠَ ُﻢ ِﺑﻤَﻦْ ﺿَﻞَ ﻋَﻦْ ﺳَﺒِﯿﻠِﮫِ َو ُھﻮَ أَﻋْﻠَ ُﻢ ُ َﺑِﺎَّﻟﺘِﻲ ھِﻲَ أَﺣْﺴ َﺑِﺎﻟْ ُﻤﮭْﺘَﺪِﯾﻦ Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan bantalah mereka dengan cara yang baik. Sesunggunhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang dapat petunjuk. (QS. An-Nahl (6): 125).2 Dalam hal ini seorang generasi muda maupun tua, laki-laki maupun perempuan mendapatkan peran yang sama dalam melakukan aktivitas dakwah. Ada ungkapan yang di kutip oleh Ayatullah Murtadha Muthahhari dalam bukunya yang berjudul Bimbingan Untuk Generasi Muda yang di ambil dari kitab Tanbih Alkhawathir halaman 37, dalam kitab tersebut ditulisakan bahwa: “Sesungguhnya Allah menanamkan hikmah dalam hati orang muda dan orang tua. Jadi seandainnya Allah menjadikan seorang hamba-Nya sebagai orang bijak pada massa mudannya, maka ia tidak merendahkan sesuatunnya dalam pandangan Intelektual hanya karena ia berusia muda. Karena sesungguhnya mereka akan melihat Cahaya Allah terpancar dari orang ini”.3 Seperti halnya ibu Sinta Nuriyah Wahid, Istri dari almarhum Abdurrahman Wahid (mantan presiden RI yang ke empat) ini, memiliki ketertarikan tersendiri di dalam berdakwah, dari Ibu Sinta Nuriah muda hingga menjelang masa senjanya. 2 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah , (Jakarta: Amzah, 2009). h. xviii Ayatullah Murtadha Muthahhari, Bimbingan Untuk Generasi Muda, (Jakarta: Sandra Perss, 2011), hal. 145 3 3 Ketekunannya dan keterbatasannya tidak membuat surut namun ia tetap melakukan dakwah, karena sebaik-baiknya ilmu adalah ilmu yang memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Perempuan bukan hanya di rumah saja melainkan, perempuan merupakan seorang pendidik dalam rumah tangga dan apabila dipersiapkan dengan baik mereka akan melahirkan generasi dan pemimpin yang cerdas. Bagaimana mungkin tugas pokoknya itu dapat dilaksanakan dengan baik, jika seorang wanita tidak diberikan kesempatan beraktifitas seperti belajar, berorganisasi dan aktivitas lainnya di luar. Wanita merupakan sebagian dari segi masyarakat dari segi kualitas, dan totalitas masyarakat dari segi esensi. Ia memiliki peran dan pengaruh dalam memperkarya masyarakat menerangi hidup atau menggelapkannya. Perempuan adalah setengah masyarakat, dan perempuan juga adalah masyarakat keseluruhan.4 Kemandirian perempuan mengharuskan tampil sebagai perempuan dan bangga dengan identitasnya. Kemandiriannya tidak boleh lebur sehingga menjadikannya sebagai laki-laki, dan tidak juga menjadikan mereka harus mengalah dengan mengorbankan kepentingan, sebagai perempuan memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan laki-laki. Sebagai syarat mewujudkan masyarakat yang penuh kedamaian dan kesejahteraan bagi semua pihak.5 Secara umum, bukti tentang wanita dalam masyarakat muslim kurun awal mengisyaratkan bahwa secara khas mereka berpartisipasi dalam berbagai hal dan 4 5 M. Quraish Shihab, Perempuan , (Jakarta: Lentera Hati, 2007). hal. 351 M. Quraish Shihab, Perempuan, hal.109 4 di harapkan berkiprah dalam berbagai aktivitas yang menyibukkan masyarakat mereka, termasuk agama dan perang. Mereka bukanlah pengikut yang pasif dan panurut, melainkan mitra bicara yang aktif dalam bidang ke imanan dan juga dalam masalah-masalah lainnya. Dengan demikian, riwayat-riwayat hadis memperlihatkan wanita-wanita yang bertindak dan berbicara diluar pengertian bahwa mereka berhak berpartisipasi dalam kehidupan pemikiran dan praktik keagamaan, yang mengomentari secara jujur topik apa pun, bahkan Al-Quran, dan berbuat demikian dengan harpan bahwa pandangan-pandangan mereka didengar. Pada pernyataan paling penting dilontarkan oleh kaum wanita kepada Muhammad tentang Al-quran adalah, mengapa ia menyeru hanya kaum pria dan pada saat yang sama kaum wanita juga harus memenuhi seruan Allah dan Rasulnya. Pernyataan itu menjadi sebab turunnya (asbab an –nuzul) wahyu berupa ayat-ayat Al-Quran yang secara exsplinsit menyeru kaum wanita dan juga pria, suatu tanggapan yang datang tegas menunjukan kesediaan Muhammad dan Allah untuk mendengar wanita. Sesudah itu, Al-quran secara explinsit menyeru kaum wanita beberapa kali. 6 Selain itu, kita sering juga menemukan beberapa hadis yang tidak sesuai dengan keadaan sekarang yang butuh pengkajian ulang terkait dengan perempuan salah satuanya adalah kitab ( ﺷﺮح ﻋﻘﻮ د ا ﻟﻠﺠﯿﻦUqud al-Lujjayn), karangan Imam 6 hal. 87 Leila Ahmed. Wanita Dan Jender Dalam Islam, (New Have & Londen: Lentera, 2000), 5 Nawawi (Muhammad ibn Umar al Banteny al-Jawy) kitab yang cukup masyhur di Indonesia dan dalam banyak kesempatan di jadikan rujukan oleh para santri.7 Setiap orang harus bekerja keras, hingga banyak laki-laki saat ini yang justru tidak mengerti tentang masalah agama. Kenyataan ini membuat perempuan tidak bisa lagi tinggal diam menuggu suaminya memenuhi seluruh kebutuhannya, dan mengandalkan pengajaran agama sepenuhnya pada suami. Oleh karena itu, kebutuhan perempuan untuk keluar rumah tidak bisa dihindari lagi. Demikian ungkap Ibu Sinta Nuriah membuka obrolannya pada acara radio talkshow.8 Hal tersebut jelas bahwa, perempuan bukan hanya dapur, sumur, kasur. Perempuan memiliki hak yang sama dengan kaum laki-laki, serta berhak mendapatkan pendidikan yang layak dan menjadi pemimpin dalam kehidupan sosial. Karena dewasa ini, proses modernisasi yang kian canggih, seiring dengan kecendrungan matrealisme yang sulit dibendung, telah melahirkan kebutuhan dan keinginan-keinginan baru yang mendesak seseorang yang memenuhinya. Indonesia telah meratifikasi konvensi CEDAW, namun kenyataanya kekerasan terhadap perempuan masih saja terjadi dimana-mana mulai dari kelompok sosial yang kecil sepeti keluarga, sampai kelompok sosial yang besar, yaitu masyarakat dan negara. Sehingga menambah catatan daftar kasus kekerasan dari tahun ke tahun. Ketimpangan kekuasaan antara laki-laki dan perempuan, yang mengakibatkan dominasi dan diskriminasi terhadap perempua.9 7 Forum kajian kitab kuning. Wajah baru relasi Suami Istri (Jakarta: LkiS Yogyakarta, 2001) hal, xiv 8 Puan Amal Hayati.Tantri,(Ciganjur : Puan Amal Hayati Jakarta, 2011), hal. 10 9 Puan Amal Hayati. Romantika Kehidupan, (Jakarta: Yayasan Puan Amal Hayati, 2009), cet. 1, hal. vi 6 Melihat kondisi seperti ini Yayasan Puan Amal Hayati sangat berperan penting dalammemperjuangkan hak dan keadilan bagi perempuan. Dengan menjadikan pesantren sebagai basis gerakan. Dengan demikian, selain pesantren bergerak dibidang pendidikan. Pesantren jugamemiliki peran dan fungsi serta posisi yang sangat strategis dalam upaya pemberdayaan perempuan.10 Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti aktivitas dakwah yang dilakukan oleh ibu Dra. Hj Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid yang sangat berperan besar dalam pergerakan untuk memperjuangkan hakhak perempuan yang berlandaskan pada al-qur’an dan hadis di yayasan yang saat ini beliau tekuni yaitu Yayayasan Puan Amal Hayati yang akan memberikan penerangan bagi kaum perempuan dan masyarakat luas dalam problematika umat di era moderenisasi saat ini. Dari permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk menjadikan ini sebagai bahan penelitian, dan penelitian yang dilakukan adalah “Aktivitas Dakwah Dra. Hj. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid dalam Memperjuangkan Hak-hak Perempuan di Yayasan Puan Amal Hayati” B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Ketertarikan peneliti mengambil judul penelitian ini karena didasari rasa ingin tahu penulis terhadap aktivitas dakwah ibu Dra. Hj. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di dalam 10 Puan Amal Hayati. Romantika Kehidupan, hal. vii 7 sebuah Yayasan Puan Amal Hayati. Peneliti memberikan batasan masalah mengenai bentuk aktivitas dakwah apa saja yang dilakukan oleh Dra. Hj. Sinta Nuriyah Wahid dalam memperjuangkan hak-hak perempuan setelah suaminya Abdurrahman Wahid wafat pada tanggal 30 desember 2009 dan metode maupun langkah-langkah dakwah seperti apa yang digunakan, agar hak-hak perempuan tercapai. 2. Prumusan Masalah Untuk mempermudah peneliti dalam membuat sekripsi berdasarkan latar belakang analisis diatas peneliti memfokuskan pembatasan masalah ini pada kajian menegenai Aktivitas Dakwah Sinta Nuriyah Wahid dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di Yayasan Puan Amal Hayati. 1. Bagaimana bentuk aktivitas dakwah Dra. Sinta Nuriyah Wahid dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di Yayasan Puan Amal Hayati? 2. Apa saja langkah-langkah yang dilakukan Dra. Sinta Nuriyah Wahid dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di Yayasan Puan Amal Hayati? C. Tujuan Masalah Berdasarkan Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bentuk aktivitas dakwah Dra. Sinta Nuriyah Wahid dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di Yayasan Puan Amal Hayati? 8 2. Untuk mengetahui langkah-langkah yang dilakukan Nuriyah Wahid Dra. Sinta dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di Yayasan Puan Amal Hayati? D. Kegunanan Penelitian 1. Kegunaan teoritis Penelitian ini diharapkan berguna bagi para mahasiswa maupun mahasiswi yang sendang melakukan penelitian terkait dengan aktivitas dakwah, maupun studi penelitian tentang perjuangan perempuan. Sekripsi ini diharapkan dapat berguna untuk menjadi bahan referensi tambahan bagi pengembangan pengetahuan ilmiah di bidang kamunikasi dan dakwah juga dapat memberikan kontribusi positif berbagai analisis studi secara akademis. 2. Kegunaan Peraktis Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pengamat dakwah dan menambah wawasan bagi penulis serta pembaca mengenai aktivitas dakwah serta dapat menarik peneliti lain sehingga dapat menjadi referensi untuk peneliti selanjutnya. E. Tinjauan Pustaka Selain melakukan stadi kepustakaan, peneliti akhirnya menemukan beberapa peneliti yang memiliki kesamaan, dengan tema yang diangkat oleh peneliti kali ini. Adapun sekripisi yang berkaitan dengan aktivitas dakwah yaitu: 9 Siti Soleha. Aktivitas Dakwah H.K. Drs Salifuddin Amir Dalam Mensosilisasikan Konsep Kelurga Qurani di Yayasan Terpadu Shibbatullah Jakarta Timur. Sekripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Konunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2008. Dalam sekripsi ini hanya menjelaskan tentangaktivitas dakwah H.K. Drs Salifuddin Amirmensosialisasikankonsep keluarga Qurani dengan teori dakwah. Restifa Anbiya Yuneni. Aktivitas Dakwah Habiburahman El-Shrazy Melalui Pesantren Basmala. Sekripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Konunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2008. Miftahul Huda Aktifitas Dakwah Pada Yayasan Assalam Bintaro Jaya Sektoe 34 Tangrang. Sekripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Konunikasi, Mahasiswa Komuniaksi Penyiaran Islam, Uinversitas Islam Negeri Jakarta, 2008. Chaerul Miftah Aktifitas Dakwah Di Perusahaan Gema Insani Perss (GIP) (Analisis Pngkajian Kariawan GIP). Sekripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Konunikasi, mahasiswa Jurusan (Konsentrasi) Ilmu Komunikasi Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2008. Sedangkan yang membedakan penulis dengan sekripsi dia atas adalah terletak pada objek dan subjek kahsus penelitian yaitu ibu Dra Hj. Sinta Nuriyah Wahid dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di Yayasan Puan Amal Hayati. 10 F. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah metodologi kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Dimana peneliti ingin mencoba untuk menggambarkan suatu keadaan secara jelas dan lebih dekat dengan subjek penelitian. Dalam penelitian ini dibutuhkan pengamatan penelitian secara langsung suatu situasi atau peristiwa sehingga hasil atau produk yang dilakukan penulis dapat menjelaskan bagaimana aktivitas dakwah Dra. Hj. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di Yayasan Puan Amal Hayati, dan tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Sesuai dengan jenis produk penelitian yang diharapkan, yaitu deskriptif, penulis hanya menggunakan individu dalam penelitian ini.11 2. Subjek dan Objek Penelitian a. Subjek Penelitian Aktivitas Dakwah Dra. Hj. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid b. Objek Penelitian Perjuangan hak-hak perempuan di Yayasan PUAN (Pesantren Untuk Pemberdayaan Perempuan) Amal Hayati. 3. Teknik Pengumpulan Data Berdasarkan pada sumber di atas, maka tehnik pengumpulan data yang akan digunakan adalah: 11 Jalaludin Rakhmat. Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: CV Remaja Karya, 1986), hal.34. 11 a. Wawancara Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara secara mendalam kepada Dra. Hj Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid serta pihak-pihak yang terkait dalam pembahasan ini wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi melalui tanya-jawab langsung dengan orang-orang terkait. Pedoman wawancara yang dilakukan adalah wawancara insidental dan wawancara takstruktur yaitu menayakan kepada sumber utama, Sinta Nuriyah Wahid maupun pihak-pihak terkait. Data Tersebut adalah primer.12 b. Studi Dokumentasi Adalah sebuah proses pengumpulan dan pengambilan data berdasarkan tulisan berbentuk catatan, buku, ataupun tehnik yang juga dilakukan baik berdasarkan buku-buku, majalah, makalah, dan blog ataupun sumber literaturliteratur lainnya agar data yang diperoleh lengkap dan akurat. Dokumentasi digunakan untuk memudahkan peneliti dalam penelitian yang berfungsi sebagai sumber data karena banyak hal, dokumen sebagai sumber data yang dapat dimanfaatkan untuk menguji, dan menafsirkan. Adapun dokumen yang dimaksud dalam penulis adalah data sekunder. 4. Teknik Analisis Data Dalam hal ini analisis data berperan untuk mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode, dan mengkatagorikan hasil dari data yang 12 Lexy J. Moleong,Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 191 12 diperoleh.13 Analisis data yang digunakan penulis adalah analisis dekskriptif, yaitu dimaksud menggambarkan dan menjelaskan suatu peristiwa yang menarik perhatian peneliti dilapangan, dan titik-beratnya pada obserfasi ini, hanya pada gejala dan pencatatannya sebagai hasil penelitian dan tidak berusaha memanipulasi data.14 G. Definisi Oprasional Mendefinisikan variabel yang diamati mencangkup hal-hal penting dalam penelitian serta berlaku hanya pada area penelitian yang sedang diteliti saja, yang bersifat spesifik, terperinci, tegas dan pasti. Dakwah merupakan usaha untuk mengajak manusia pada jalan kebenaran sesuai dengan tuntunan Al-quran dan Al-hadist serta melarang atau mencegah manusia dari perbuatan munkar yang dapat menjauhkan dirinya dengan tuhan agar mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Dalam hal ini ada bentuk-bentuk dakwah yang harus difahami sebagai seorang Da’i yaitu: a) Dakwah bil Al-Lisan, dakwah yang dilakukan dengan lisan, seperti ceramah, khutbah, diskusi, nasihat, dan lain sebagainya yang dalam hal ini hanya dilakukan dengan lisan dilakukan oleh juru dakwah. b) Dakwah bil Al-Hal, dakwah yang dilakukan dengan perbuatan nyata meliputi keteladanan. Seperti halnya dengan tindakkan amal karya nyata 13 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, hal. 103 Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: CV Remaja Karya, 1986), hal. 34. 14 13 yang dari karya nyatanya tersebut hasilnya dapat dirasakan oleh masyarakat luas sebagai objek dakwah. c) Dakwah bil Kitab, dakwah yang menggunakan keterampilan menulis berupa artikel atau naskah yang kemudian dimuat di dalam majalah atau surat kabar, buletin, buku dan sebagainya. d) Hak-hak perempuan, yaitu pembelaan intensif dari para aktifis perempuan maupun lembaga-lembaga hukum yang membela perempuan, yang mengalami kekerasan atau diskriminasi dalam kehidupan pekerjaan, keluarga (antara suami dan istri), serta dalam kehidupan masyarakat. H. Sistematika Penulisan Pembahasan dalam penelitian ini disusun dalam lima bab, setiap bab akan terbagi dalam beberapa sub bab. Adapun sistematika penulisannya yaitu: BAB I:Pendahuluan, Berisikan Tentang Latar Belakang Masalah, Pembahasan, Perumusan Masalah, Tinjauan dan Manfaat penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Kepustakaan, Analisis Data, Definisi Oprasional, dan Sistematika Penulisan. BAB II :Landasan Teori, berisikan tentang pengertian aktivitas dakwah dan Ruang Lingkup Dakwah, Pengertian Perjuangan hak-hak perempuan.BAB III:Metode Penelitian, Menjelaskan sekilas tentang Biografi Dra. Hj. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Latar Belakang Keluarga, Latar Belakang Pendidikan, Gambaran mengenai yayasan PUAN Amal Hayati memperjuangkan hak-hak perempuan. BAB IV: Pembahasan, berisikan tentang hasil penelitian, bentuk aktivitas Dra. Hj. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, dan 14 langkah–langkah yang dihadapi dalam memperjuangkan hak-hak perempun. BAB V: Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran. BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Aktivitas Dakwah 1. Pengertian Aktivitas Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, pengertian aktivitas diartikan sebagai bentuk kegiatan dan keaktifan kerja yang dilakukan dalam setiap bagian. 1 Sedangkan dalam kamus lengkap bahasa Indonesia modern aktivitas diartikan sebagai bentuk kegiatan maupun kesibukan. 2 Menurut ilmu sosial, aktivitas adalah segala bentuk kegiatan yang ada di masyarakat, seperti gotong royong atau kerja bakti disebut sebagai sebagai aktivitas sosial baik yang berdasarkan hubungan tetangga ataupun hubungan kekerabatan.3 Sedangkan menurut kamus besar ilmu pengetahuan, kata aktivitas berasal dari ling: activity: lat: activita: aktif, bertindak yaitu bertindak pada diri setiap exsistensi atau mahluk yang membuat atau menghasilkan sesuatu, dengan aktivitas menandai bahwa hubungan khusus manusia dengan dunia. Manusia bertindak sebagai subjek, sedangkan alam sebagai objek. Manusia mengalih wujudkan dan mengelola alam. Berkat aktivitas atau kerjanya, manusia mengangkat dirinya dari dunia dan bersifat khas sesuai ciri dan kebutuhan. 1 Ahmadi, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2000), h. 32 2 Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderen (Jakarta: Pustaka Amani, 2001), h. 5 3 Sojogyo, Pujiwati Sajogyo, Sosiologi Pedesaan Kepulauan Bacaan (Yogyakarta : Gadjah Mada Universitasy Perss, 1999) cet 12, jilid 1, h. 28 15 16 Menurut Save M. Dagun dalam bukunya Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, ada dua jenis aktivitas, aktivitas eksternal dan aktivitas internal. Aktivitas eksternal jika oprasi manusia terhadap objek-objek menggunakan lengan tangan, jari-jari dan kaki, maka internal, menggunakan tindakkan mental dalam bentuk gambaran-gambaran dinamis. Aktivitas internal merencanakan eksternal.4 Dalam kesibukan sehari-hari banyak sekali aktivitas, kegiatan, atau kesibukan yang dilakukan manusia. Namun, berarti tindakan kegiatan tersebut bergantung pada individu tersebut. Karena, menurut Samuel Soetoe sebenarnya, aktivitas bukan hanya sebagai usaha mencapai atau memenuhi kebutuhan. 5 Menurut ilmu sosiologi, aktivitas diartikan sebagai segala bentuk kegiatan yang ada di masyarakat seperti gotong royong atau kerja bakti disebut sebagai aktifitasaktivitas sosial, baik yang berdasarkan hubungan tetangga ataupun kekerabatan. 6 Salah satu kebutuhan manusia adalah menuntut ilmu untuk menjadi pintar, untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka manusia harus belajar dengan cara bersekolah atau mengikuti majelis, atau dapat juga pergi ketempat-tempat ilmu, membaca buku, berdiskusi, dan kegiatan-kegiatan lain. Ternyata untuk memenuhi suatu kebutuhan saja manusia harus melakukan berbagai interaksi.7 4 Save M. Dagun. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Lembaga Pengkaji Kebudayaan Nusantara, LPKN, 1997) Cet ke-1, h. 25 5 Samuel Seoitoe. Pisikologi Pendidikan II, (Jakarta: FEUI, 1982, h 52) 6 Sojogyo, Pujiwati Sojogyo. Sosiologi Pedesaan Kumpulan Bacaan, (Yogyakarta: Gajah Mada Universitas Perss, 1999), cet. 12, jilid 1, h, 28 7 Ulin Nuha. Aktivitas Dakwah Habib Munzir al-Muswah di Majelis Rasulullah SAW, (Sekripsi SI Fakultas Dakwah dan Ilmu Konunikasi, Universitas Islam Negeri, 2008), h. 10 17 Dari penjelasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa aktivitas adalah suatu tindakan kegiatan yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan dirinya yang menyangkut kepentingan diri sendiri maupun orang lain. 2. Pengertian Dakwah Sedangkan kata “Da’wah” jika ditinjau dari segi bahasa berarti pangilan, seruan atau ajakan.8 Secara etimologis, dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da’a, yad’u, da’wan, du’a, yang diartikan sebagai mengajak atau menyeru, memanggil, permohonan, dan permintaan. Istilah ini sering diberi arti yang sama dengan istilah-istilah tabligh, amr ma’ruf dan nahi munkar, mau’idzhoh hasanah, tabsyir, indzhar, washiyah, tarbiyah, ta’lim, dan khotbah. Istilah dakwah dalam Al-Qur’an diungkapkan dalam bentuk fi’il maupun mashdar sebanyak lebih dari seratus kata. Al-Qur’an menggunakan kata dakwah mengajak kepada kebaikan yang disertai dengan risiko masing-masing pilihan.9 Terlepas dari keragaman makna istilah ini, pemakian kata dakwah dalam masyarakat Islam, terutama di Indonesia, adalah sesuatu yang tidak asing. Arti kata dakwah yang dimaksud adalah “seruan” dan “ajakan”. Jika kata dakwah diberi arti “seruan”, maka yang di maksudkan yaitu seruan kepada Islam atau seruan Islam. Demikian juga halnya jika diberi arti “ajakan”, maka yang dimaksud adalah ajakan kepada Islam atau ajakan Islam. Terlepas dari bergamannya maknah dan istilah yang digunakan dalam kata dakwah, kata “mengajak, mendorong, dan memotivasi” adalah kegiatan dakwah yang berada 8 9 Wahidin Saputra. Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hal. 1 Muhammad Munir. Menejemen Dakwah (Jakarta: Kencana, 2009), hal. 17 18 dalam ruang lingkup tabligh. Kata” bashirah” untuk menunjukkan bahwa dakwah harus dengan ilmu dan perencanaan yang baik. 10 Secara terminologi definisi mengenai dakwah, banyak para ahli mendefinisikannya, akan tetapi setiap definisi tersebut saling melengkapi. Walaupun berbeda susunan redaksinya, namun maksud dan maknah hakikatnya sama. Sementara itu ada beberapa ulama mengemukakan beberapa definisi mengenai dakwah, antara lain: a. Menurut Arifin. “Dakwah mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun secara kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap, penghayatan serta pengalaman terhadap ajaran agama sebagai message yang disampaikan kepadanya tanpa adanya unsur-unsur pemaksaan.” b. Menurut Amarullah Ahmad “Pada hakikatnya, dakwah islam merupakan aktualisasi ilmiah (theologis) yang dimanfestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia yang beriman dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teraratur untuk mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap, dan bertindak, manusia pada tataran kenyataan individual dan sosio-kultural dalam rangka mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi atau aspek kehidupan dengan mengguankan cara tertentu.” c. Menurut Quraish Shihab “Dakwah adalah seruan atau mengajak kepada keinsyafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat. Perwujudan dakwah bukan sekedar peningkatan pemahaman dalam tingkah laku dan pandangan hidup saja, tetapi juga menuju sasaran yang lebih luas. Apalagi pada masa sekarang 10 Muhammad Munir, Menejemen Dakwah, hal. 19 19 ini, ia harus lebih berperan menuju kepada pelaksanaan ajaran Ialam secara lebih menyeluruh dalam berbagai aspek.” 11 Dengan demikian betapa pun definisi-definisi di atas terlihat dengan redaksi yang berbeda, namun dapat disimpulkan bahwa ensesi dakwah merupakan aktivitas dan upaya untuk mengubah manusia, baik individu maupun masyarakat dari situasi yang tidak baik kepada situasi yang lebih baik. Sedangkan pengertian dakwah dari asal bahasanya yaitu “pangilan”, bagi orang-orang tertentu saja. Misalnya saja, pelakuknya dibungkus status quo dengan sebutan da’i atau mubaligh yang sudah cukup umur atau sudah matang pola fikirnya yang seringkali masyarakat awam atau pada umumnya menetapkannya pada maqam yaitu tingkatan tertinggi. Sebagai acuan dalam berfikir dan bertindak, atau bsahkan sampai di tingkat ma’sum artinnya terlindungi dari dosa yang taken for granted.12 Dari beberapa definisi diatas peneliti menyimpulkan bahwa dakwah merupakan usaha untuk mengajak manusia pada jalan kebenaran sesuai dengan tuntunan Al-quran dan hadist serta melarang atau mencegah manusia dari perbuatan munkar yang dapat menjauhkan dirinya dengan tuhan agar mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Sedangkan pengertian aktivitas dakwah adalah suatu tindakan yang dilakukan seorang manusia yang beriman untuk mengajak manusia lainnya pada 11 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009) cet, 1 hal. 2-5 Andy Dermawan, Metodelogi Ilmu Dakwa, (Yaogyakarta: Lembaga Studi Filsafat Islam, 2002), cet.1 hal. 56 12 20 jalan kebenaran sesuai dengan tuntunan al-quran dan hadist dalam bingkai Islam, agar menadapatkan kebahagian dunia dan akhirat. 3. Bentuk - Bentuk Dakwah Menurut Samsul Munir Amin dalam bukunya yang berjudul “Ilmu Dakwah” mendefinisikan dakwah ada tiga bentuk yaitu: A. Dakwah bil lisan. dakwah ini dilakukan dengan dengan menggunakan lisan antara lain dengan ceramah-ceramah, khutbah, diskusi, nasihat serta pengajian-pengajian yang dilakukan di majelis taklim. B. Dakwah bil kitab. Adalah dakwah yang menggunakan keterampilan tulis menulis berupa artikel atau naskah yang kemudian dimuat di dalam majalah atau seurat kabar. Buletin, buku dan sebagainya. Dakwah seperti ini dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu yang cukup lama. C. Dakwah bil hal. Dakwah yang dilakukan melalui berbagai kegiatan yang langsung menyentuh kepada masyarakat sebagai objek dakwah atau berdakwah melalui perbuatan, mulai tutur kata, tingkah laku, sampai pada kerja bentuk nyata mendirikan panti asuhan, fakir miskin, sekolah-sekolah dan rumah-rumah ibadah.13 4. Unsur – Unsur Dakwah Dalam dakwah terdapat unsur-unsur dakwah yaitu komponen-komponen yang terdapat dalam setiap kegiatan dakwah, diantara unsur-unsur tersebut adalah: 13 Samsul Munir Amir, Ilmu Dakwah. hal. 11 21 1) Subjek Dakwah Da’i adalah orang yang berperan aktif melaksanakan dakwah baik secara lisan, tulisan, maupun perbuatan yang dilakukan baik secara individu, kelompok atau melalui organisasi maupun lembaga. Dalam hal ini Nasruddin Lathif dalam bukunya mendefinisikan da’i adalah muslim dan muslimat yang menjadikan dakwah sebagai suatu amaliah pokok bagi tugas ulama. Ahli dakwah adalah wa’da, mubaligh mustama’in (juru penerang) yang menyeru, mengajak, memberi pengajaran, dan pelajaran agama Islam.14 Berkaitan dengan subjek dakwah, dakwah dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu, Da’i dalam kriteria umum, yaitu setiap muslim atau muslimat yang berdakwah sebagai kewajiban seorang muslim yang melekat dari misinnya sebagai penganut Islam, sesuai dengan perintah “ballighu’ anni walau ayah” dan secara khusus, yakni mereka mengambil keahlian secara khusus (mutakhassis) dalam bidang dakwah Islam, dengan kesungguhan yang luar biasa.15 Sebagaimana yang sudah di dituliskan dalam Al-quran surat Al-Imron ayat 104, dijelaskan bahwa : ِن ﻋَﻦ َ ﻦ ﻣِ ْﻨ ُﻜ ْﻢ ُأﻣَّ ٌﺔ َﯾ ْﺪﻋُﻮنَ إِﻟَﻰ ا ْﻟﺨَ ْﯿﺮِ َوﯾَ ْﺄﻣُﺮُونَ ﺑِﺎ ْﻟﻤَ ْﻌﺮُوفِ وَﯾَ ْﻨﮭَ ْﻮ ْ َو ْﻟ َﺘ ُﻜ َا ْﻟ ُﻤ ْﻨﻜَ ِﺮ وَأُوﻟَﺌِﻚَ ھُ ُﻢ ا ْﻟﻤُ ْﻔﻠِﺤُﻮن “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyeru kepada yang mar’ruf dan mencegah dari yang munkar, mereka itulah orang- orang yang beruntung ” 14 Muhammad Munir. Menejemen Dakwah (Jakarta: Kencana, 2009) hal. 22 Siti Muriyah. Metodologi Dakwah Kontemporer, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000), cet. Ke 1, hal. 23 15 22 Maka dengan demikian sebagaimna pelaku dakwah, bagaimanapu keadaan dan permaslahan yang dihadapi seiring dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan globalisasi, serta tututan kebutuhan hidup maka tidak cukup dakwah hanya di lakukan secara fardhi yaitu merencanakan dan mengerjakan sendiri. Oleh sebab itu bisa dilakukan secara jama’i melalui sebuah lembaga yang ditata secara baik serta menghimpun berbagai keahlian yang dibutuhkan oleh masyarakat. 2) Objek Dakwah Objek dakwah adalah manusia, baik seorang atau lebih, yaitu masyarakat. Pemahaman mangenai masyarakan itu beragam tergantung pada cara pandangnya. Dilihat dari bidang sosial, masyarakat mempunyai struktur dan mengalami perubahan-perubahan. Di dalam masyarakat terjadi interaksi antara satu orang dengan orang lain, antar satu kelompok dengan kelompok lain, individu dengan kelompok. Dalam masyarakat juga terdapat kelompok-kelompok, lapisan-lapisan, lembaga-lambaga, terhadap masyarakat. Pandangan pisikologi lain lagi, demikian pula pandangan dari bidang antropologi, sejarah, ekonomi, agama, dan sebagainya. Penelitian objek dakwah adalah berangkat dari permasalahan yang terdapat di dalam masyarakat itu, baik masyarakat yang telah memperoleh dakwah Islamiyah maupun masyarakat yang belum memperoleh dakwah islamiyah. Misalnya permasalahn yang terdapat di masyarakat. Mengapa ulama Islam miskin harta padahal potensi untuk memproleh rizqi telah disediakan Allah? Mengapa 23 umat Islam yang ada menjadi jahat? mengapa umat Islam melakukan kawin-cerai, kawin-cerai, kawin?. 16 Objek dakwah dapat juga disebut sebgai mad’u yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu manapun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama Islam maupun tidak atau dengan kata lain, manusia secara keseluruhan baik yang sudah beragama Islam maupun telah beragama Islam. Dalam hal ini secara umum Al-Quran menjelaskan ada tiga tipe mad’u yaitu mukmin, kafir, dan munafik. Kemudia Muhammad Abduh membagai mad’u menjadi tiga golongan, yaitu: 1. Golongan cerdik cendikiawan yang cinta kebenaran, dapat berfikir secara keritis, dan cepat dapat menangkap persoalan. 2. Golongan awam, yaitu orang yang kebanyakan belum dapat berfikire secara keritis dan mendalam, serta belum dapat menangkap pengertian-pengertian yang tinggi. 3. Golongan yang berbeda dengan kedua golongan tersebut, mereka senang membahas sesuatu tetapi hanya dalam batasan tertentu saja, dan tidak mampu membahasnya secara mendalam. Oleh karena itu, menggolongkan mad’u sama dengan menggolongkan manusia itu sendiri dari aspek profesi, ekonomi, pendidikan, tingkat usia, pengetahuan, sosial dan sebagainya.17 16 Wardi Bolhitar, Metodologi Penelitian dakwah, (Jakarta: Legoso Wacana Ilmu, 1997), cet. 1, hal. 35 17 Muhammmd Munir, Menejemen Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 23 24 Maka dari pernyataan diatas tentang pengertian objek dakwah maka peneliti menyimpulkan bahwa objek dakwah merupakan sekelompok manusia yang terdiri dari beberapa golongan kasta yang berbeda dalam masyarakat. 3) Metode Dakwah ﻲ َ ِﻚ ﺑِﺎ ْﻟﺤِ ْﻜﻤَﺔِ وَا ْﻟﻤَ ْﻮﻋِﻈَﺔِ اﻟْﺤَﺴَﻨَﺔِ وَﺟَﺎدِ ْﻟﮭُ ْﻢ ﺑِﺎﻟَّﺘِﻲ ھ َ ِّا ْدعُ إِﻟَﻰ ﺳَﺒِﯿﻞِ رَﺑ َﻦ ﺳَﺒِﯿﻠِﮫِ وَھُﻮَ َأﻋْﻠَ ُﻢ ﺑِﺎ ْﻟﻤُ ْﮭﺘَﺪِﯾﻦ ْ َﻦ ﺿَﻞَّ ﻋ ْ َﺴﻦُ إِنَّ َرﺑَّﻚَ ُھﻮَ َأﻋْﻠَﻢُ ﺑِﻤ َﺣ ْ َأ “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”(an-Nahl: 125) Dari ayat tersebut dapat di ambil pemahaman bahwa metode dakwah itu meliputi tiga cakupan yaitu: a. Al-hikmah Kata “hikmah” dalam Al-Quran disebut sebanyak 20 kali baik dalam bentuk nakiroh maupun ma’rifat. Bentuk madrasnya adalah “hukman” yang diartikan secara makna asalnya adalah mencegah. Jika dikaitkan dengan hukum berarti mencegah kezoliman, dan jika di kaitkan dengan dakwah maka berarti menghindari hal-hal yang kurang relevan dalam melaksanakan dakwah. Al-hikmah juga berarti pengetahuan yang dikembangkan dengan tepat sehingga menjadi sempurna. Menurut pendapat ini, al hikmah termenifestasikan dalam empat hal yaitu, kecakapan manajerial, kecermatan, kejernihan pemikiran 25 dan ketajaman pemikiran. Sebagaimana yang telah di kutip oleh M. Munir dalam bukunya Metode Dakwah, menurut Imam Abdullah bin Ahmad Mahmud AnNasafi, dikutip dari At Tafsirul Qoyyim karangan Ibnu Qoyyim yaitu: “ Dakwah bil hikmah” adalah dakwah dengan mengguanakan perkataan yang benar dan pasti, yaitu yaitu dalil yang menjelaskan kebenaran dan menghilangkan keraguan.18 Sebagai metode dakwah, al-hikmah diartikan bijaksana, akal budi mulia, dada lapang, hati yang bersih, dan menarik perhatian orang kepada agama atau Tuhan. Terkait hal itu maka al-hikmah dapat di fahami sebagai kemampuan dan ketepatan da’i dalam memilih, memilah dan menyelaraskan tehnik dakwah dengan kondisi objektif mad’u. Dimana kemampuan da’i menjelaskan pemahaman-pemahaman Islam serta realitas yang ada dengan argumen logis dan bahasa komunikatif. Oleh karena itu, al-hikmah sebagai sebuah sistem yang menyatukan antara kemampuan teoritis dan praktis dalam berdakwah. : )اﻟﺒﻘﺮ ة... ﻦ ﯾُ ْﺆتَ اﻟْﺤِ ْﻜﻤَﺔَ َﻓ َﻘ ْﺪ أُوﺗِﻲَ ﺧَﯿْﺮًا ﻛَﺜِﯿﺮًا ْ َﻦ ﯾَﺸَﺎ ُء َوﻣ ْ َُﯾ ْﺆﺗِﻲ اﻟْﺤِﻜْ َﻤﺔَ ﻣ (269 “Allah menganugrahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Qur'an dan As Sunah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugrahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).” ( QS. Al-Baqarah: 269) Ayat tersebut mengisyaratkan betapa pentingnya menjadikan hikmah sebagai sifat dan bagian yang menyatu dalam metode dakwah mengikuti langkahlangkah yang mengundang hikmah. Ayat diatas mengandung arti mengajak 18 M. Munir, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 10 26 manusia kepada jalan yang benar dan mengajak manusia untuk menerima dan mengikuti petunjuk agama dan akidah yang benar. 19 b. Al-Mau’idza Al-Hasana Teriminologi mau’izhah hasanah dalam presfektif dakwah sangat populer, Secara bahasa, mau’izhah hasanah terdiri dari dua kata, yaitu mau’izhah dan kasanah. Kata mau’izhah berasal dari kata wa’adzaya’idzu-wa’dzan—idzhah yang berarti nasehat, bimbingan, pendidikan dan peringatan, sementara hasanah merupakan kebalikan dari sayyi’ah yang artinya kebaikan lawannya kejelekan. Adapun pengertian secara istilah, Sebagaimana yang telah dikutip oleh Abdul Hamid al-Bilali dalam buku Fiqh al-Dakwah fi ingkar al-Munkar, ada beberapa pendapat salah satunya pendapat Abd. Hamid al-Bilali al-Mau’izhah alHasanah, mengistilahkannya sebagai salah satu manhaj (metode) dalam dakwah untuk mengajak ke jalan Allah dengan memberikan nasehat atau membimbing dengan lamah lembut agar mereka mau berbuat baik. Selain itu juga mau’izhah hasana dapatlah diartikan sebagai ungkapan yang mengandung unsur bimbingan pendidikan, pengajaran, kisah-kisah gembira, peringatan, pendidikan, pesan-pesan positif (wasiyat) yang bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan agar mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat.20 Jadi kesimpulan dari pengertian mau’idzatul hasanah, akan mengundang arti kata-kata yang masuk dalam dalam kalbu dengan penuh kasih sayang. Dan kedalam 19 20 perasaan denga penuh M. Munir, Metode Dakwah, h. 13 M. Munir, Metode Dakwah, h. 16 kelembutan, tidak membongkar atau 27 membeberkan kesalahan orang lain, karena lemah lebut dalam menasehati seringkali dapat meluluhkan hati yang keras dan menjinakan kalbu yang liar, ia lebih mudah melahirkan kebaikan dari pada larangan dan ancaman.21 c. Al-Mujadalah Bi-al-Lati Hiya Ahsan Dari segi triminologi (bahasa) lafaz mujadalah terambil dari kata “Jadala” yang bermaknah memintal, melilit. Apabila di tambahkan alif pada huruf jim yang mengikuti wazan Faa ala, “jaa dala” dapat bermakna berdebat bagaikan menarik dengan ucapan untuk meyakinkan lawannya dengan menguatkan pendapatnya melalui argumentasi yang disampaikan. Ali al-Jarisyah dalam kitabnya Adab al Hiwar wa almunadzara, mengartikan bahwa “al-jidal” secara bahasa dapat bermakna pula “Datang untuk memilih kebenaran” dan apabila berbentuk isim “al-jadlu” maka berarti “pertentangan atau perseturuan yang tajam.” Sedangkan dari segi istilah (terimonologi) terdapat beberapa pengertian al-Mujadalah (al-Hiwar). AlMujadalah (al-Hiwar) berarti upaya tukar pendapat yang dilakukan atau oleh dua pihak secara sinergis, tanpa ada suasana yang mengharuskan lahirnya permusuhan daiantara keduannya. 22 Oleh karena itu peneliti menyimpulakan bahwa metode dakwah merupakan cara atau sarana untuk lebih terpusat dan terarah dalam pencapaian sebuah maksud maupun tujuan yang telah ditetapkan untuk hasil yang lebih sempurna. 21 22 M. Munir, Metode Dakwah, h. 15-17 M. Munir, Metode Dakwah, h. 18 28 4) Materi Dakwah Pengertian materi dakwah (Maddah Ad-Da’wah) adalah pesan-pesan dakwah Islam atau segala sesuatu yang harus subjek kepada objek dakwah yaitu keseluruhan ajaran Islam yang ada dalam kitabullah maupun sunnah Rasul-Nya. Pesan-pesan dakwah yang disampaikan kepada objek dakwah adalah pesan-pesan yang berisi ajaran Islam. Sedangkan dalam istilah komuniasi, materi dakwah atau Maddah Ad-Da’wah disebut dengan Istilah messege (pesan). Keseluruhan materi dakwah (maaddah al- Dakwah) ini yang meliputi bidang akidah, syariah (ibadah dan muamalah) dan Akhlak, dari kesemua materi ini bersumber pada dua pokok ajaran Islam juga hasil ijhtihad para ulama, sejarah perdaban Islam. Kedua sumber ajaran Islam itu adalah: 1. Al-Quran Al-Quran merupakan sumber petunjuk bagi landasan Islam, yang menganut ajaran kitab Allah yaitu agama Islam. Al-quran merupakan materi utama dan sumber utama dalam berdakwah. Dalam, hal ini seorang da’i harus menguasai Alquran, baik dalam hal membacanya maupun penguasaan terhadap isi kandungan Al-Quran. 2. Hadist Hadist merupakan sumber kedua dalam ajaran Islam. Dengan menguasai materi hadist maka seorang da’i telah memiliki bekal dalam menyampaikan tugas dakwahnya. Hadist yang merupakan penjelasan-penjelasan dari Nabi dalam 29 merealisikan kehidupan berdasarkan Al-Quran. Bagi para juru dakwah penguasaan hadis sangat penting untuk diinterpretasikan melalui sabda-sabda nabi yang tertuang dalam hadits. 23 Oleh sebab itu untuk dapat memahami hadits pendakwah perlu melakukan pengamatan dan pemahaman secara menyeluruh terhadap hadits yang akan di kaji. Secara konseptual pada dasarnya materi dakwah Islam tergantung pada tujuan dakwah yang hendak di capai. Namun, secara global materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi tiga pokok, yaitu: a. Masalah keimanan (aqidah) Aqidah adalah pokok kepercayaan dalam agama Islam. Aqidah Islam tersebut tauhid dan merupakan inti dari kepercayaan. Tauhid adalah salah satu kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam Islam, aqidah merupakan I’tiqad batiniyyah yang mencangkup masalah-masalah yang erat hubungannya dengan rukun iman. Masalah aqidah bukan hanya tertuju pada masalah-masalah yang wajib diimani, akan tetapi materi dakwah juga meliputi masalah yang dilarang seperti syirik, dan ingkar adanya tuhan. b. Masalah Keislaman (syariat) Sayariat merupakan seluruh hukum dan perundang-undangan yang terdapat dalam Islam baik yang hubungan manusia dengan tuhannya, maupun antar manusia sendiri. Syariat ini berhubungan erat dengan amal lahir (nyata). Pada intinya pengertian syariah menmpunyai dua aspek hubungan yaitu hubungan 23 Samsul Munir Amir, Ilmu Dakwah (Jakarta: Amzah, 2009), h. 88 30 antara manusia dengan manusia dengan tuhan (vartikal) yang disebut ibadah, dan hubungan antara manusia dengan sesama manusia (Horizontal) yang disebut muamalt. c. Masalah Budi Pekerti (Akhlaqul Karimah) Akhlak dalam aktivitas dakwah merupakan pelengkap keimanan dan keislaman seseorang. Selain itu akhlak pun merupakan penyempurna ke islaman dan keimanan seseoranag sebab rosulullah sendiri pernah bersabda: sesungguhnya aku di utus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia (al-hadis). Dengan demikian ajaran akhlak dalam islam termasuk kedalam dakwah yang penting yang harus disampaikan kepada masyarakat sebagai penerima dakwah.24 5) Media Dakwah Media dakwah adalah peralatan yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah, pada zaman moderen upayanya yaitu seperti televisi, video, kaset rekaman, majalah surat kabar, termasuk melalui berbagai macam upaya mencari nafkah dalam berbagai sektor kehidupan. Pada mediapun masalah penelitian bisa diperolah, misalnya bagaimana efek pentas drama terhadap prilaku keagamaan masyarakat tertentu yang menonton drama itu, bagaimana dampak dan hikmahnya. 25 Selain itu, kata media berasal dari bahasa latin, median, yang merupakan bentuk jamak dari medium secara etimologi yang berarti alat perantara. Wilbur 24 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), h. 89Wardi Bachtiar, metodologi penelitian dakwah, (Jakarta: Logoso wacana ilmu: 1997) cet.1 hal 35 25 31 Schramm mendefinisikan media sebagai teknologi informasi yang dapat digunakan dalam pengajaran. Maka yang dimaksud dengan media adalah alat-alat yang fisik yang menjelaskan isi pesan atau pengajaran, seperti buku, film, video, kaset, slide, dan sebagainnya. Adapun yang dimasud dengan media dakwah, adalah peralatan yang diperguanakan untuk menyampaikan materi dakwah pada penerima dakwah. Di zaman modern seperti ini, seprti televisi, video, kaset rekaman, majalah, dan surat kabar.26 Maka penulis mendefinisikan media dakwah merupakana sarana atau alat untuk menyampaikan pesan dakwah, agar maksud dan tujuan dakwah tersebut tersampaikan pada khalayak. Sehubung dengan media seperti apa yang akan digunakan oleh seorang da’i tersebut, itu semua di kembalikan lagi pada maksud dan tujuan dakwah tersebut agar sesuai dengan sasaran dakwah sehingga pesan tersampaikan dengan baik. 6) Tujuan Dakwah Tujuan dakwah, harus diketahui oleh setiap juru dakwah atau da’i. Karena seseorang yang melakukan aktivitas dakwah pada dasarnya harus mengetahui tujuan apa yang dilakukannya itu. Tanpa mengetahi tujuan dari aktivitas dakwah tersebut, maka dakwah tidak mempunyai maknah apa-apa. Secara umum tujuan dakwah adalah terwujudnya kebahagian dan kesejahteraan hidup manusia di dunia dan akhirat yang diridhai oleh Allah. Adapun tujuan dakwah dibedakan menjadi dua macam tujuan yaitu: 26 Samsul Munir Amir, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amazah, 2009) hal 113 32 1. Tujuan umum dakwah Tujuan utama dakwah adalah nilai-nilai hasil akhir yang dicapai atau di peroleh oleh keseluruhan aktivitas dakwah. Untuk tercapainnya tujuan utama maka semua penyusunan rencana tindakan dakwah harus mengarah kesana. Tujuan diatas masih bersifat global oleh karena itu masih memerlukan perumusan-perumusan secra terperinci pada bagian lain. Sebab tujuan utama itu dakwah kepada seluruh umat manusia. Sedangkan yang berkewajiban berdakwah keseluruh umat adalah Rasulullah dan utusan-utusan yang lain, sebagaimana yang terdapat dalam Al-Quran dikatakan: َﻞ ﻓَﻤَﺎ ﺑَﻠَّ ْﻐﺖ ْ َن َﻟ ْﻢ َﺗ ْﻔﻌ ْ ِﻦ َرﺑِّﻚَ وَإ ْ ِﯾَﺎ أَُّﯾﮭَﺎ اﻟﺮَّﺳُﻮلُ ﺑَِّﻠ ْﻎ ﻣَﺎ أُ ْﻧﺰِلَ ِإﻟَ ْﯿﻚَ ﻣ َرِﺳَﺎﻟَ َﺘ ُﮫ وَاﻟﻠَّ ُﮫ ﯾَ ْﻌﺼِ ُﻤﻚَ ﻣِﻦَ اﻟﻨَّﺎسِ إِنَّ اﻟَّﻠﮫَ ﻻ ﯾَ ْﮭﺪِي ا ْﻟﻘَ ْﻮمَ ا ْﻟﻜَﺎﻓِﺮِﯾﻦ Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.(QS. Al-Maidah (5): 67) Kebahagian di dunia maupun di akhirat merupakan titik akumulasi tujuan hidup manusia, begitu juga dengan tujuan dakwah. Sebab hidup bahagia dunia dan akhirat tidaklah semuadah yang di ucapkan dan di inginkan, tidak cukup dengan berdo’a tetapi perlu disertai dengan berbagai usaha. Ini berarti usaha dakwah, baik dalm bentuk menyeru atau mengajak umat manusia agar bersedia menerima dan memeluk Islam, maupun dalam bentuk ma’ruf dan nahi munkar, tujuannya adalah terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridhai oleh Allah. 33 Manusia memiliki akal dan nafsu, akal senantiasa mengajak ke arah yang menyesatkan. Disinilah dakwah berfungsi memberikan pengertian kepadannya, agar kesejajaran hidup di dunia dan akhirat tercpai itulah cita-cita sesungguhnya dari dakwah Islam. 2. Tujuan Khusus Dakwah Tujuan khusus merupakan perumusan tujuan dan penjabaran dari tujuan umum dakwah. Maksud dari tujuan ini agar dalam pelaksanaan seluruh aktivitas dakwah dapat diketahui kemana arahanya, ataupun jenis kegiatan apa yang hendak di kerjakan, kepada siapa berdakwah, dengan cara apa, bagaimana, dan sebagainya, sehingga tidak terjadi overlapping antara juru dakwah yang satu dengan yang lainnya hanya karena masih umumnya tujuan yang hendak di capai.27 Sedangkan secara metodologi menurut Andy Dermawan dalam bukunya Metodologi Ilmu Dakwah menjelaskan bahwa tujuan dakwah adalah mempertemukan kembali fitrah manusia dengan agama atau menyadarkan manusia agar mengakui kebenaran Islam dan mau mengamalkan ajaran Islam sehingga dapat menyelamatkan orang dari kesesatan dan kebodohan menjadi orang baik.28 27 Samsul Munir Amir, Ilmu Dakwah (Jakarta: Amzah, 2009), h. 59 Andy Dermawan, Metodologi Ilmu Dakwah, (Yogyakarta: Lembaga Studi Filsafat Islam, 2002). h. 8 28 34 5. Pengertian Aktivitas Dakwah Aktivitas dakwah adalah segala bentuk kegiatan bentuk kegiatan yang berkesinambungan yang mengundang nilai-nilai yang mendorong manusia agar berbuat kebaikan berdasarkan Al-qur’an dan as-sunnah. Pengertian lain dari aktivitas dakwah yaitu suatu kegiatan, kesibukan, atau suatu proses yang berkesinambungan yang ditangani oleh para pengemban dakwah untuk mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk kejalan Allah dan secara bertahap menuju peri kehidupan Islam. Suatu proses yang berkesinambungan merupakan suatu proses yang bukan insidental atau kebetulan, melainkan bener-bener direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi secara terus menerus oleh para pengemban dakwah dalam rangka mengebuah prilaku sasaran dakwah sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah dirumuskan.29 Sedangkan penulis menyimpulkan pengertian aktivitas dakwah adalah suatu tindakan yang dilakukan seorang muslim untuk mengajak manusia lainnya pada jalan kebenaran sesuai dengan tuntunan al-quran dan hadist dalam bingkai Islam, agar menadapatkan kebahagian dunia dan akhirat. Penegrtian perjuangan atau dalam bahasa arabnya “mujahidin” yaitu pejuang. Secara bahasa perjuangan adalah perbuatan atau tindakan.30 Menurut Susanto Tirtoprojo perjuangan 29 Siti Soleha,” Aktivitas Dakwah K.H, Drs Saifuddin Amir dalam Mensosialisasikan Konsep Keluarga Qurany di Yayasan Terpadu Shibgatullah Jakarta Timur” (Sekripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri, 2008), h. 9 30 Kamus Bahsa Indonesia Online. http://www.babla.co.id/bahasa-indonesia-bahasainggris/perjuangankk, diakses pada 28 Oktober 2013. 35 merupakan suatu usaha untuk meraih suatu yang diharapkan demi mendapatkan kemualiaan dan kebaikan.31 Selain itu pengertian perjuangan dimana manusia harus kerja keras untuk mewujudkan cita-citanya, manusia harus berkerja keras untuk melanjutkan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha atau perjuangan, perjuangan untuk hidup dan ini sudah kodrat sebagai manusia, mahluk yang selalu dinamis hidupnya. Tanpa usaha atau perjuangan manusia tak dapat hidup sempurna. Apabila manusia ingin menjadi kaya, ia harus kerja keras. Bila seseorang ingin menjadi ilmuwan, iapun harus rajin belajar dan mengikuti semua ketentuan akademik. Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak yaitu dengan berfikir dan ilmu atau jasmani yaitu dengan tenaga, dan bisa juga keduanya. Para ilmuwan lebih banyak bekerja keras dengan otak dan ilmu yang ia ketahui dibandingkan dengan jasmani atau tenaganya. Sebaliknya seorang buruh bekerja keras dengan jasmaninya yaitu tenaga dibandingkan dengan otaknya. Seorang manusia yang berkerja keras pada dasarnya menghargai dan menigkatkan harkat dan martabat seorang manusia itu sendiri. Pemalas membuat manusia itu miskin, melarat dan tidak mempunyai harkat dan martabat. Itulah yang dinamakan perjuangan dalam mempertahankan hidup. Oleh karena itu tidak boleh bermalas-malasan, bersantai-santai dalam hidup ini. Santai dan istirahat ada waktunya dan manusia yang mengaturnya. Islam mengajarkan untuk berkerja keras, sebagaimana hadist yang diucapkan Nabi Besar Muhammad S.A.W yang 31 Yadi Setianto.”Konsep Perjuangan Dalam Dimensi Sejarah Nasional Indonesia”, http://asosiasiwipknips.wordpress.com/2011/10/24/konsep-perjuangan-dalam-dimensi-sejarahnasional-indonesia/ . di akses pada 13 September 2013 36 ditunjuk kepada para pengikutnya “Bekerjalah kamu seakan-akan kamu hidup selama-lamanya, dan beribadahlah kamu seakan-akan kamu akan mati besok”. Untuk kerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan. Karena kemampuan terbatas itulah timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya.32 Dari definisi dan pemaparan mengenai perjuanagan maka penulis mendefinisikan arti perjuangan itu sendiri yaitu suatu tindakan untuk melakukan sesuatu pengorbanan yang nyata untuk merahi suatu tujuan yang diharapkan, agar mendapatkan kebaikan dan kemuliaan demi kemaslahatan juga kesejahteraan bersama. B. Hak-Hak Perempuan Bebicara mengenai hak-hak perempuan, seorang perempuan terkadang mendapatkan diskriminasi dalam kehidupan pekerjaan, bermasyarakat maupun lingkup keluarga (antara suami dan istri). Dengan adanya diskriminasi maka kemudian banyak pihak terutama perempuan menyadari pentingnya perlindungan dan pembelaan terhadap kaum perempuan sehingga hak perempuan sebagai salah satu hak asisi manusia yang harus dapat di perjuangkan dan diakui juga dijamin perjuangannya Hak asasi perempuan, adalah hak yang dimiliki oleh seorang perempuan, baik karena ia seorang manusia maupun sebagai seorang perempuan, dalam khasanah hukum hak asasi manusia dapat ditemui pengaturannya dalam berbagai 32 Sukmawati Horios,http://harissoekamti.blogspot.com/2012/06/usahaperjuangan-adalahkerja-keras.html#ixzz2ekbfZh00, diakses 13 September2013 37 sistem hukum tentang hak asasi manusia. Dalam pengertian tersebut dijelaskan bahwa pengaturan mengenai pengakuan atas hak seorang perempuan terdapat dalam berbagai sistem hukum tentang hak asasi manusia. System hukum tentang hak asasi manusia yang dimaksud adalah system hukum hak asasi manusia baik yang terdapat dalam ranah internasional maupun nasional. Khusus mengenai hak-hak perempuan yang terdapat dalam sistem hukum tentang hak asasi manusia dapat ditemukan baik secara eksplisit maupun implisit. Dengan penggunaan kata-kata yang umum terkadang membuat pengaturan tersebut menjadi berlaku pula untuk kepentingan perempuan. Dalam hal ini dapat dijadikan dasar sebagai perlindungan dan pengakuan atas hak-hak perempuan. 33 Oleh karena itu maka penulis mendefinisikan bahwa hak-hak perempuan yaitu, merupakan suatu kepemilikan atau pembelaan yang harus dipertahankan dan diperjuangkan oleh kaum perempuan. Seperti halnya kekerasan atau diskriminasi, ketidak adilan yang terjadi di masyarakat maupun keluarga diamana perlidungannya dibawah system hukum yang berlaku terhadap hak asasi manusia serta mendapatkan pengakuan hukum dalam ranah nasiaonal maupun internasional. 33 Muzaqir, Akbar. “Hak-hak Perempuan”, http://akbarmuzaqir.blogspot.com/2013/04/hak-hak-perempuan.html. di akses pada 13 September 2013. BAB III BIOGRAFI Dra. Hj. SINTA NURIYAH WAHID, GAMBARAN UMUM YAYAYSAN PUAN AMAL HAYATI A. Biaografi Dra. Shinta Nuriyah Wahid 1. Latar belakang keluarga Dra. Hj. Shinta Nuriyah Wahid Terlahir dari keluarga sulung ibu Shinta Nuriyah merupakan anak pertama dari lima belas bersaudara di antaranya tujuh anak laki-laki dan delapan anak perempuan. Dimana dalam keluarga ibu Shinta Nuriyah semua anakanaknya diperlakukan sama, artinya antara anak laki-laki dan perempuan memiliki tugas dan kewajiban yang sama dalam keluarga dan tidak ada yang saling membedakan antara pekerjan yang dilakukan perempuan maupun laki-laki semua saling berkerja sama satu sama lainya. 1 Ibu Shinta Nuriyah Wahid putri dari H. Abdullah Syukur, pedagang daging terkenal ini dilahirlkan di Jombang Jawa Timur pada tanggal 8 Maret 1948, beliau adalah istri dari mantan Presiden Indonesia ke empat yaitu K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang menjabat dari tahun 1999 hingga tahun 2001. Menikah pada tanggal 11 september 1971 dengan usia 13 tahun, selama pernikahannya ibu Shinta Nuriyah Wahid dikaruniai empat orang anak yaitu Alissa Qotrunnada Munawaroh (lissa), Zannuba Arifah Chafsoh (Yenny), Anita Hayatunnufus (Nita), Inayah Wulandari (Ina). 1 Khairul Ali, Emamatul Qudsyiyah, “Ibu Hj. Dra. Shinta Nuriyah Wahid, M. Hum.: Pejuang Hak-Hak ...”, http://fatayat.or.id/tokoh/detail/6. di akses pada 6 November 2013. 40 41 Saat ini Ibu Shinta Nuriyah Wahid tinggal di Jalan Warung Sila No. 10 Cikanjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan. 2 Ibu Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, yang sering akrab di panggil ibu Shinta ini menambahankan nama belakangnnya dengan nama alm. suaminya yaitu Abdurrahman Wahid agar nama suaminya akan tetap terpatih dalam dirinya yang memberikan kekuatan besar untuk meneruskan perjuangan ini. Pada tahun 1993 suatu kecelakan terjadi menimpah ibu Shinta Nuriyah mobil yang ia kendarai tertabrak hingga membuat ibu Shinta Nuriyah mengalami kelumpuhan dibagian tubuhnya dari leher hingga kaki, sehingga harus berada di kursi roda. Ketika itu beliau sedang memasuki semester kedua program studi S2 studi kajian wanita di Universitas Indonesia Depok. 3 Setelah kecelakan dan sepeninggalan suaminya (alm, K.H. Abdurrahman Wahid) terjadi, tak menghambat beliau untuk terus berjuang. Munculnya ide-ide segar dari Ibu Sinta Nuriyah, beliau melanjutkan apa yang telah diperjuangkan sebelumnya bersama suami tercinta. Kegigihannya berjuang menempatkan wanita Indonesia pada posisi yang terhormat justru semakin mencuat setelah secara fisik ia tidak dapat berbuat apa-apa. Oleh karena itu perjuangan hak-hak perempuan merupakan salah satu tujuan hidupnya untuk terus membela kepentingan perempuan baik perempuan 2 Krestyawan. “Mengenal Gus Dur dan Keluarga”, https://orangkantoran.wordpress.com/tag/gus-dur, di akses pada 10 September 2013. 3 Ensiklopedia Tokoh.”Ibu Negara Pejuang Hak Perempuan”, http://www.tokohIndonesia.com/biografi/articl/285-ensiklopei/2318-ibu-negara-perjuangn-hakperempuan. di akses pada tanggal 08 Oktober 2013 42 yang berada di dalam maupun di luar rumah tangga yang sama-sama banyak mendapatkan ketidak adilan, hingga saat ini. 4 2. Latar belakang pendidikan Dra. Hj. Shinta Nuriyah Wahid Pendidikan yang beliau tempuh yaitu: a. MI (SD) Jombang tahun 1958. b. MM (Madrasah Mualimat) Baharul Ulum, Jombang, Tambak Beras, Jawa Timur tahun 1964. c. MA (Madrasah Aliyah) Mual’limin Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang, Jawa Timur tahun 1967. d. Strata Satu (SI) Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 1971. e. Strata Dua (S2) Program Kajian Wanita Program Pascasarjana Universitas Indonesia Jakarta.5 1975. 3. Aktivitas dan Pengalaman Organisai Dra. Hj Shinta Nuriyah Wahid Aktivitas yang dilakukan ibu Shinta Nuriyah pada tanggal 3 Juli 2000 mendirikan Yayasan Puan Amal Hayati dan mulai beroprasi tahun 2001. PUAN sendiri adalah singkatan dari “Pesantren Untuk Pemberdayaan Perempuan.” Kemudian, aktivitas yang beliau lakukan adalah membentuk FK3 yaitu Kajian Kitab Kuning yang telah menghasilkan dua buku yaitu “Wajah Baru Relasi Suami 4 Ensiklopedia Tokoh.”Ibu Negara Pejuang Hak Perempuan”, http://www.tokohIndonesia.com/biografi/articl/285-ensiklopei/2318-ibu-negara-perjuangn-hakperempuan. di akses pada tanggal 08 Oktober 2013 5 Dari hasil wawan cara oleh Adrei Husain di Yayayasan Puan Amal Hayati pada tanggal 27 November 2013. 43 Isteri” dan “Kembang Setaman Perkawinan”. Forum Kajian Kitab Kuning ini sudah lebih dahulu bergerak dari yayasan Puan Amal Hayati, semua ini berkat kegigihannya memperjuangkan hak-hak perempuan, Ibu Shinta mendapatkan banyak pengharggan baik dalam negeri maupun luar Negeri.6 Kemudian Ia juga merupakan anggota kongres wanita Indonesia (kowani) yang merupakan federasi berbagai organisasi wanita di Indonesia, juga anggota komite Nasional Kedudukan Wanita Indonesia (Nasional Commission on the status of Women).7 Serta sebagai Jurnalis untuk majalah keluarga “Zaman” dan penulis lepas pad majalah “Matra”. Kemudian sebagai tenaga pelajar di pesantren Mambaul Ma’arif, Denanyar Jombang, tenaga pengajar di Universitas Darul Ulum dan Universitas Hasyim As’ari, Tebu Ireng Jombang.8 Kegiatan yang dilakukan ibu Sinta Nuriyah sendiri adalah mengadakan seminar, kegiatan konfrensi Internasional atau rontebel diskusi, diskusi terfokus, diskusi terbatas ada juga acara-acara kemasyarakatan seperti pengajian ibu-ibu, atau acara–acara Islam Maulid atau Isra’Miraj yang sebagaian besar ibu Sinta sebagai pembicara. Tahun 2012 ibu Sinta Nuriyah sempat menjadi pembicara di Jepang di pusat kajian wanita di Soka Zaka Universiti. Ibu Shinta Nuriyah sempat menyampaikan apa yang sudah dilakukan bukan oleh ibu Shinta Nuriyah secara pribadi, tetapi apa yang sudah dilakukan oleh Puan Amal Hayati dan banyak 6 Khairul Ali, Emamatul Qudsyiyah,“Ibu Hj. Dra. Shinta Nuriyah Wahid, M. Hum.: Pejuang Hak-Hak ...”, http://fatayat.or.id/tokoh/detail/6. di akses pada 6 November 2013. 7 .Ensiklopedia Tokoh.”Ibu Negara Pejuang Hak Perempuan”, http://www.tokohIndonesia.com/biografi/articl/285-ensiklopei/2318-ibu-negara-perjuangn-hakperempuan. di akses pada tanggal 08 Oktober 2013 8 Wawancara secara pribadi dengan Andrei Husein pada tanggal 27 November 2013. 44 aktivis Indonesia untuk memajukan perempuan, sempat satu minggu disana. 9 Selain itu juga Berbagai penghargaan telah diperolehnya diantaranya yaitu penghargaan Sokka Gakhi Internasional, Femina dan Trans 7.10 Semua ini dilatar belakangi oleh pengalaman beliau sebagai aktivis banyak pengalaman organisasi yang beliau lakukan dan tekuni hingga saat ini, yaitu: sebagai tenaga pengajar di Pesantren Mambaul Ma’arif, Denanyar Jombang, tenaga pengajar di Universitas Hasyim As’ari, Tebuireng, Jombang, Tenaga Pengajar di Universitas Darul Ulum, Rejoso, Jombang, Jurnalis untuk majalah keluarga “Zaman”, tahun 1980-1985, Penulis lepas pada majalah “Matra”, Anggota Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), Komisi Nasional Kedudukan Wanita Indonesia, Pendiri Yayasan al-Munawaroh (bergerak pada pemberian bantuan dana atau beasiswa kepada anak sekolah, keluarga tidak mampu, para penyandang cacat, dan korban bencana), tahun 1996, Anggota Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan, Pendiri Forum Kajian Kitab Kuning tahun 1997.11 B. Gambaran Umum Yayasan PUAN Amal Hayati 1. Latar Belakang Berdirinya Yayasan PUAN Amal Hayati Sampai saat ini angka kekerasan terhadap perempuan masih terus saja meningkat. Dari catatan Komnas perempuan tahun 2008, terdapat 7.787 kasus kekerasan terhadap perempuan yang terjadi pada tahun 2003. Angka terus melaju secara konsisten sehingga pada tahun 2007, angka kekerasan telah mencapai 9 Wawancara secara pribadi dengan Andrei Husein pada tanggal 03 Mei 2013 Khairul Ali, Emamatul Qudsyiyah, “Ibu Hj. Dra. Shinta Nuriyah Wahid, M. Hum.: Pejuang Hak-Hak ...”, http://fatayat.or.id/tokoh/detail/6. di akses pada 6 November 2013. 11 Wawancara secara pribadi dengan Andrei Husein pada tanggal 26 November 2013 10 45 25.522 kasus. Dan bentuk kekerasan yang dialami perempuan, dari tahun ke tahun yang terbanyak adalah kekerasan dalam rumah tangga. Bahkan sejak UU PKDRT disahkan pada tahun 2004, jumlah kasus yang ditangani melonjak sampai hampir empat kali lipat. Sebelum UUD PKDRT disahkan, dalam rentang waktu antara tahun 20012004, jumlah kekerasan yang dilaporkan sebanyak 9.662 kasus. Namun sejak diberlakukannya UU PKDRT, dalam kurun waktu 2 tahun, yaitu tahun 2005-2007 terhimpun sebanyak 53. 704 kaus PKDRT yang dilaporkan, ini berarti, antara tahun 2001 sampai tahun 2007, pelaporan meningkat sampai lima kali lipat. Sebetulnya, Indonesia telah meratifikasi konvensi CEDAW, namun kayataannya, kekerasan terhadap perempuan masih terjadi dimana-mana, mulai dari kelompok sosial yang kecil, yaitu keluarga, sampai kelompok besar, yaitu masyarakat dan keluarga. Sebagaimana yang terdapat dalam gambar di bawah ini: Pada intinya, semua kasus kekerasan terhadapat perempuan, bersumber pada ketimpangan kekuasaan antara laki-laki dan perempuan, yang mengakibatkan dominasi dan diskriminasi terhadap perempuan. Kuatnya belenggu tradisi dan lemahnnya institusi hukum, sementara pemahaman agama 46 yang merugikan perempuan, menyebabkan kekerasan yang tercipta dan terpola, dan kekerasan suami terhadap istri, dianggap sebagai hal yang lumrah, wajar dan takdir. Ini terjadi karena konstruksi budaya, dilegitimasi dengan tafsir-tafsir agama oleh kaum laki-laki. Akibatnya perempuan selalu dihadapkan pada posisi yang dilemahkan, dengan beban sosial yang makin berat dan sulit. Oleh karena itu, diperlukan adanya sebuah analisis hukum yang berpresfektif jender. CEDAW maupun UU No. 7 tahun 1974, seharusnya tidak dilihat sebagai aturan hukum yang hanya merupakan deretan pasal yang harus dilaksanakan, melainkan harus dilihat sebagai sebuah sistem hukum yang dapat menciptakan keadilan dan kesetaraan jender dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam kondisi seperti ini, pembelaan yang intensif dari para aktivis perempuan mampun lembaga-lembaga hukum yang membela perempuan, sangatlah dibutuhkan, terutama agar proses hukum dapat berjalan sebagai mana mestinya. Pendampingan yang dibutuhkan oleh perempuan korban kekerasan bisa bersifat fisik, yuridis, sosial maupun ideologi. Pendampingan yang berupa fisik, dapat dilakukan dengan cara memberikan perlindungan secara fisik kepada perempuan korban kekerasan, yang mengalami trauma fisik dan pisikis, serta memeberikan tempat perlindunagn, dan teman yang bisa dijadikan tempat berbagi rasa, menumpahkan rasa, menumpahkan derita fisik dan mental yang dialaminnya. Bagaimanapun, hampir semua bentuk kekerasan terhadap perempuan, akan meniggalkan dampak pisikologis bagi perempuan, suatu dampak yang mungkin tidak langsung kelihatan, tetapi sulit sihilangkan. Sedangkan 47 pendampingan yuridis adalah, memberikan bantuan kepeda perempuan korban kekerasan, serta mendampinginnya di depan pengadilan.12 Selain itu Sinta Nuriyah bukan hanya menyerukan penolakan kekerasan terhadap rumah tangga dan penolakan kehidupan poligami, akan tetapi ia juga ingin memperbaiki presepsi para kyai, ibu Sinta melakukannya dengan mengajak berdiskusi mengkaji ulang kitab klasik yang selam ini di gunakan di pesantren yang berkaitan tetang perempuan, yang selama ini selalu saja menaggunakan paradigma lama berpegang pada kitab kuning sebagai pedoman. Isi kitab kuning menurut Sinta Nuriyah sesungguhnya tidaklah sepenuhnya sesuai dengan alQuran. Ibu Sinta mengatakan isi kitab berisi relasi suami istri yang menggambarkan kedudukan istri sangat terpuruk. Disitu disebutkan kedudukan seorang istri ibarat tawanan perang sang majikan yaitu oleh suami di dalam rumah tangga. Isi kitab kuning menurut Shinta berbeda dengan ide kesetaraan gender, oleh karena itulah kesetaraan gender tak akan bergaung di lingkunagn pesantren sebab kyai-kyai masih beranggapan lama sesuai dengan isi kitab. Kedudukan istri digambarkan sebagai seorang budak, kalu suaminya itu tidak ridho maka tidak akan berarti apa-apa. Hal seperti itu membuat ibu Sinta merasa ganjil apakah memang Islam mengajarkan hal seperti itu. Oleh sebab itu ibu Sinta kemudian mengkaji ulang isi kitab kuning, dan ternyata hadits-hadits yang digunakan sanadnya atau riwayatnya tidak kuat. 12 Puan Amal Hayati, Romantika Kehidupan, (Jakarta: Yayasan Puan Amal Hayati, 2009). h. Vi-Vii, cet. 1 48 Ibu Sinta menyarankan pihak-pihak yang berpendapat bahwa poligami di perbolehkan itu sebaiknya harus mengkaji al-Quran lebih dalam, seksama, teliti, dalam semua aspek patut dikaji kembali. Sebab menterjemahkan al-Quran tidak terbatas pada lingkup yang tekstual tetapi juka komtekstual. Termasuk mencangkup kajian “asbab al-nuzul” serta melihat bahasanya. Ibu Sinta harus mengkaji ulang kitab kuning, setelah sebelumnya berhasil membuat tesis berjudul “Perkawinan Usia Muda dan Kesehatan Reproduksi” dengan mengambil reponden dari kalangan persantren dan non pesantren. Perubahan besar dapat dialaminya setelah mengkaji kitab kuning tersebut, lalu iapun mendirikan Yayasan Puan Amal Hayati. Di yayasan ini ibu Sinta mulai mengerti betul dan sekaligus ingin terus membela kepentingan perempuan baik perempuan yang berada di dalam maupun di luar rumah tangga yang sama-sama mendapatkan ketidak adilan.13 Melihat beberapa kejadian dan kasus yang selama ini terjadi, tahun 2000 Puan berdiri akan tetapi sebenarnya sebelum itu, ada diskusi antara ibu Shinta Nuriyah dengan banyak orang diantaranya para akademisi, serta dengan para aktivis perempuan yaitu seperti Kyai Husain Muhammad, Kyai Wahid Marianto, Lutfi Fatullah, Ibu Maria Ulfah Ansor yang sekarang menjadi APAI, Ibu Safarina Fadli (Guru besar wanita UI), Ibu Hendartini Absyah (pakar kesehatan produksi), Lis Markus (senior program Asia Fondestion). Hingga pada akhirnya tahun 2001 Puan Amal Hayati baru beroprasi. 13 Ensiklopedi Tokoh, “Ibu Negara Pejuang Hak Perempuan”,http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/285-ensiklopedi/2318-ibu-negarapejuang-hak-perempuan. di akses pada tanggal 08 Oktober 2013 49 Advokasi yang dilakukan Puan Amal Hayati adalah berbasis pesantren, dan pada saat itu tidak ada lembaga manapun yang melakukan advokasi melalui pesantren. Kemudian pada akhirnya advokasi yang dilakukan melalui pesantren ini membuahkan hasil yang cukup baik. Saat ini ada sekitar delapan pondok pesantren yang menjadi mitra Puan Amal Hayati yaitu di daerah Indramayu, Tasik Malaya, Probolinggo, Jember, Malang, Sumeneb,dan Lombok serta di Jakarta. Kemunculannya sebenarnya, bagaiman Puan Amal Hayati juga ikut menjawab, dan juga ikut berjuang untuk memajukan perempuan, yaitu memperjuangkan kesetaraan dan keadilan. Yang basisnya adalah pesantren, karena kita sama-sama mengerti bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan yang cukup lama di Indonesia, dan memang ada kajian-kajian di Pesantren yang sangat bias jender mungkin bukan hanya bias jender tetapi mungkin sangat diskriminatif. Ada banyak hadist yang diajarkan di pesantren yang sangat mensuport dinasti perempuan oleh sebab itu Puan Amal Hayati ada. Dari sebuah diskusi FK3 kemudian Puan Amal Hayati pun lahir.14 2. Tujuan dan kegiatan Yayasan Puan Amal Hayati Dengan menjadikan pesantren sebagai basis gerakan, Puan Amal Hayati sebagai wadah perjuangan akan selalu memperjuangkan hak-hak dan keadilan bagi perempuan. PUAN adalah singkatan dari Pesantren Untuk Pemberdayaan Perempuan, karena sebagai lembaga keagamaan yang bergerak dibidang pendidikan, pesantren mempunyai fungsi dan posisi yang sangat strategis dalam upaya pemberdayaan perempuan. 14 Haisl wawancara dengan Andrei Husein pada tanggal 03 Mei 2013 50 Dalam buku Romantika Kehidupan yang berjudul “Kumpulan Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan”, ada beberapa laporan rekan kerja yang telah kami resmikan di beberapa pesantren, terungkap fakta bahwa semakin hari, tugas dan masalah yang mereka hadapi semakin banyak, rumit dan berat, karena kekerasan yang dialami perempuan cukup beragam, mulai dari yang bersifat pisikologis, fisik, seksual, ekonomis, budaya dan keagamaan.15 Kegiatan yang dilakukan Yayasan Puan Amal Hayati yaitu memberikan pendampingan kepada baik laki-laki atau perempuan. Akan tetapi Yayasan Puan Amal Hayati hanya mengkhususkan pada perempuan yang mengalami kekerasan rumah tangga. Proses pendampingan yang dilakukan bisa melalui sikologis, pendampingan hukum ataupun pendampingan media. Walaupun Yayasan Puan Amal Hayati tidak memiliki secara khusus pendampingan hukum dan medis, biasanya merujuk.16 Kegiatan pendampingan dan pelayanan yang dilakukan Puan Amal Hayati biasanya tamu melalui telepon, melalui email, dan juga mendatangi secara langsung ke tempat lokasi. Proses yang dilakukan oleh Puan Amal Hayati ketika melakukan pendampingan PUAN tidak menentukan apapun kepada pasien karena tugas Puan adalah hanya memberikan pilihan-pilihan kepada pasien. Ketika ada yang konsultasi kemudian ada yang meminta pendampingan sikologi biasanya puan menerimannya. Kita mendengarkan pasien kemudian setelah itu kita melihat kembali permaslahannya seperti apa dan melihat dari berbagai sisi. Jika kalyen seorang muslim maka akan diberika buku bacaan untuk menguatkan hati. 15 16 Puan Amal Hayati, Romantika Kehidupan, (Jakarta: Puan Aamal Hayati, 2009). h. vii Wawancara Pribadi dengan Andrie Husein pada tanggal 03 Mei 2013 51 Karena biasanya siapapun itu baik laki-laki maupun perempuan lebih sering mengahadapi masalah rumah tangga, dan lebih sering pada kaum wanita yang mudah terguncang. Buku itu memang dibuat secara khusus untuk kita berikan kepada pasien yang beragama Islam (muslim) supaya dikuatkan spiritualnya ketika sepiritualnya kuat maka akan berimbas pada jasmaninnya. Setelah itu kita terus melakukan kontak terhadap pasien, baik pasien yang menelopon kami atau kami yang menelepon pasien. Jika ada pasien yang mengalami terminasi dan kahirnya memutuskan bercerai, kemudian permasalahan itu sudah pelik. Posisi Puan Amal Hayati krtika pasien memutuskan untuk bercerai, Puan tetap melakukan proses pembantuan artinya tetap didampingi. Soal keputusan Puan tidak pernah menginterpensi karena keputusan itu ada di pasien dan kelurga. Kemudian pihak Puan menyarankan untuk melakukan mediasi-mediasi, biasanya mediasi yang kita lakukan adalah bagaimana masing-masing keluarga dari suami istri dipertemukan. Jika pendampingan secara hukum biasanya Puan Amal Hayati merujuk, artinya pendampingan hukum betul-betul dimendampingi dalam sebuah peradila, atau pendampingan secara medis, ketika misalnya kita menerima korban pemerkosan atau korban penganiyayaan. Semua tindakan seperti itu Puan Amala Hayati tidak punya orang-orang itu. Oleh karena itu kita rujuk. Selain itu, kegiatan yang dilakukan yayasan Puan Amal hayati selain pendampingan juga melakukan kajian kitab kuning dalam bentuk forum yang dinamakan FK3 (forum kajian kitab kuning). FK3 adalah menelaah kembali dan memberikan keritikan atas kitab “Uqud al-lujjayin” kitab tentang pernikahan 52 yang biasanya di ajarkan di pesantren. Dalam kegiatan dan program-programnya dalam kajiannya tenatang gender yang berkaitan dengan Islam Puan Amal Hayati mendapatkan kepercayaan oleh PBB untuk mengelolanya. 17 Oleh sebab itu yang menjadikan dasar dari beberapa kegiatan yang menjadi tujuan Yayasan Puan Amal hayati adalah mewujudkan masyarakat yang terbebas dari kekerasan berdasarkan perinsip-perinsip moral agama dan kemanusiaan, khususnya bagi kaum perempuan dan menjadikan pesantren sebagai basis penghapusan kekerasan terhadap perempuan. 3. Program Kegiatan Yayasan Puan Amal Hayati Agar lebih terarah serta mengefektifkan dan menyelaraskan kegiatan kerja Puan Amal hayati, maka dalam setiap agenda maupun kegiatan, program yang dibentuk akan ada pembagian devisi, setiap devisi memiliki program kerja yang sfesifik, tetapi senantiasa diitegrasikan dengan devisi lain, sehingga arah perogram kerja menjadi lebih fokus dan tetap sasaran. Devisi tersebut yaitu: 1. Divisi Pendampingan Korban 2. Divisi Forum Kajian Kitab Kuning (FK3) 3. Divisi Sosial Kemanusiaan 4. Divisi Pengembangan Pluralisme atau Kerukunan Umat Beragama 5. Divisi Publikasi.18 Sebagai LSM berbasis pesantren yang fokus di bidang pemberdayaan perempuan, Yayasan Puan Amal Hayati, pada tahun 2010 kemarin telah berhasil 17 Wawancara langsung dengan Andrei Husein pada tanggal 03 Mei 2013 Dari worldpress Puan Amal Hayati. “Devisi Puan Amal Hayati”, http://puanamalhayati.wordpress.com/tentang-puan-2/divisi-puan/. diakses pada tanggal 18 November 2013 18 53 merealisasikan sejumlah program berkenaan dengan pemberdayaan perempuan dan penanggulangan KBG (Kekerasan Berbasis Gender). Di antara program yang sudah dilakukan adalah penyelenggaran acara talkshow dengan tema: “Say No to Violence Againts Women & Children”. Dengan dukungan kementrian pemberdayaan Perempuan dan UNFPA, acara ini disiarkan secara on-air oleh Radio Kayu Manis 99,5 FM (RKM)- Ciputat, setiap senin dan kamis, 24 Juni- 08 Juli 2010, pukul 17 .00- 18-.00 WIB. Ketika itu ibu Sinta Nuruyah sudah menjadi ketua di yayasan Puan Amal Hayati.19 4. Visi dan Misi Yayasan Puan Amal Hayati Visi : Mewujudkan masyarakat adil dan setara yang terbatas dari kekerasan dan diskriminasi berdasarkan prinsip-prinsip moral, agama, dan kemanusiaan. Misi: Menjadikan pesantren sebagai basis gerakan penegakkan keadilan, nilainilai pluralisme dan kesetaraan bagi perempuan melalui advokasi, pengkajian kitab-kitab agama, serta penyebaran informasi. 20 19 Puan Amal Hayati, Tantri, (Jakarta: Yayasan Puan Amal Hayati), h. 6 Dari worldpress Puan Amal Hayati. “Visi dan Misi Puan Amal Hayati”, http://puanamalhayati.wordpress.com/tentang-puan-2/visi-dan-misi/, diakses pada tanggal 18 November 2013. 20 BAB IV AKTIVITAS DAKWAH Dra. HJ. SINTA NURIYAH WAHID DALAM MEMPERJUANGKAN HAK-HAK PEREMPUAN A. Bentuk Aktivitas Dakwah Dra. Hj. Sinta Nuriyah Wahid dalam Memperjuangkan hak-hak perempuan. Aktivitas dakwah yang dilakukan oleh ibu Sinta Nuriyah Wahid saat ini sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh yayasan Puan Amal Hayati. Serta melanjutkan apa yang sudah di perjuangkan oleh suaminya (alm. K.H. Abdurrahman Wahid). Adapun memang misi tambahan ketika Ibu Sinta Nuriyah Wahid memimpinyaitu memperjuangkan hak-hak perempuan dengan basis pesantren. Bentuk aktivitas dakwah yang dilakukan ibu Sinta Nuriyah dalam memperjuangkan hak-hak perempuan yaitu sama dengan apa yang dilakukan Yayasan Puan Amal Hayati. Di yayasan ini ada salah satu devisi yang menjadi fokus kajian diskusi yang dilakuakan Ibu Sinta Nuriyah Wahid dengan para kyai podok pesanten dan para aktivis perempuan lainnya yang tergabung dalam sebuah forum kajian kitab kuning atau FK3.1 Forum kajian kitab kuning (FK3) ini mengkaji ulang kitab-kitab klasik diantaranya kitab yang sangat populer dikalangan pondok pesantren yaitu kitab “Uqud al Lujjain” karangan Imam Nawawi al-Bantani, dan kitab“Taqrib”. Kedua kitab ini menurut Ibu Sinta Nuriah kandungan isinyasudah tidak relevan lagi dengan perkembangan zaman dan Nabi-pun tidak mengajarkannya. Terlalu 1 Hasil wawancara dengan Andrei Husain pada tanggal 26 November 2013 54 55 banyak pembahasan yang menyudutkan kaum perempuan seakan agama Islam menganggap rendah kaum perempuan. Salah satu contoh penyatakan dalam kitab tersebut, bahwa perempuan memakai parfum kemudian keluar rumah itu boleh dipukul. Pernyataan dalam kitab ini setelah ditelusuri dan dikaji ternyata hadits itu palsu. Sedangkan ketidak relevanan isi dalam kitab “Takrib” sendiri, adalah bahwa air yang boleh kita gunakan untuk berwudhu adalah empat dzira’. Satu dzira’ itu panjangnya satu lengan orang Arab. Nah, apakah lengan orang Arab ini sama dengan lengannya orang Indonesia. Lalu, bagaimana kita memahamainya? Oleh karena itu kita perlu melakukan reinterpretasi dan re-read terhadap kitab “Taqrib” ini.2 Kemudian dari forum kajian kitab kuning atau FK3 ini, hasil dari diskusidiskusi yang telah disepakati oleh Ibu Sinta Nuriyah Wahid setelah itu di interpretasikan atau dibekukan dalam sebuah buku yang telah diterjemahakan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris agar dapat dibaca dan difahami oleh semua kalangan dengan bahasa yang tidak terlalu baku dan mudah di cerna. Kemudian mensosialisasikannya melalui yayasan Puan Amal Hayati. 3 Advokasi yang dilakukan puan amal hayati melalui pesantren ini ternyata mendapatkan respon dan dukungan yang cukup baik, ada delapan pesanten yang menjadi mitra Puan Amal Hayati yaitu ada di daerah Jakarta Timur, Tasik Malaya, Probolinggo, Jember, Malang, Sumeneb dan Lombok.4 2 Emamatul Qudsyiyah, Khairul Ali. “Ibu Hj. Dra. Shinta Nuriyah Wahid, M. Hum.: Pejuang Hak-Hak ...”, http://fatayat.or.id/tokoh/detail/6. di akses pada 6 November 2013. 3 4 Dari wawancara dengan Andrei Husain pada tanggal 26 November 2013 Dari wawancara dengan Andrei Husain pada tanggal 05 Mei 2013 56 Bentuk aktivitas dakwah selanjutnya yang dilakukan oleh Ibu Sinta Nuriyah Wahid dalam memperjuangkan hak-hak perempuan yaitu dengan cara ceramahceramah di majelis ta’limatau secara tatap muka (face to face),mengisi kajian di radio serta acara seminar-seminar lain yang berkaitan dengan perjuangan hak-hak perempuan, kemudian ibu Sinta Nuriyah Wahid melakukan acara khusus setiap satu tahun sekali yaitu pada bulan puasa. Ibu Sinta Nuriyah Wahid melakukan roodshow dari satu negara atau kota satu ke kota lain yang ada di Indonesia maupun luar negeri. Tujuannya adalah agar terciptanya hubungan baik dan harmonis antara pemeluk agama Islam dengan agama lain dan saling menghargai satu sama lain. 5 Pada tahun 2010 kemarin telah berhasil merealisasikan sejumlah program berkenaan dengan pemberdayaan perempuan dan penanggulangan KBG (Kekerasan Berbasis Gender). Di antara program yang sudah dilakukan adalah penyelenggaran acara talkshow dengan tema: “Say No to Violence Againts Women & Children”, dengan dukungan kementrian pemberdayaan Perempuan dan UNFPA, acara ini disiarkan secara on-air oleh radio Kayu Manis 99,5 FM (RKM)- Ciputat, setiap senin dan kamis, 24 Juni- 08 Juli 2010, pukul 17 .00- 18.00 WIB, yang di sampaikan oleh ibu Sinta Nuriyah secara langsung. 6 Beliau sangat menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan keadilan jender. Melakukan pengkajian mendalam terkait hadits dalam kitab-kitab klasik yang tidak relevan lagi dengan perkembangan zaman dan sangat bias jender. Melakukan advokasi secara meyeluruh guna membangun martabat kaum wanita 5 Dari wawancara dengan Andrei Husain pada tanggal 26 November 2013 Puan Amal Hayati, Majalah Tantri, (Jakarta: Yayasan Puan Amal Hyati, 2011), hal. 6 6 57 dan meluruskan apa yang selam ini menjadi pandangan orang-orang bahwa kaum wanita adalah kaum yang sangat rendah kedudukannya dihadapan kaum laki-laki yang sangat diskriminatif juga bias jender. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa pondok pesantren adalah tempat yang sangat efektif bagi pendidik untuk merelisasikan dan menginplementasikan apa yang selama ini di pelajari oleh santri perlu di luruskan kembali.Selain itu pondok pesantren juga merupakan lembaga pendidikan yang cukup lama di Indonesia, dan masyarakat Indonesia sangat mengenalnya. Ada banyak kitab kuning dan kitab-kitab klasiklainnya yang diajarkan di pesantren yang sangat mendukung dinasti perempuan. Oleh sebab itu Ibu Sinta Nuriyah melakukan diskusi-diskusiserta melakukan pengkajian kembali bersama kiyai dan para aktivis perempuan lainnya dibawah lembaga yayasan Puan Amal Hayati, dengan mensosialisasikan dan mengimplementasikannya dalam buku. Selain itu yang menjadi agenda rutin setiap tahunnya yang dilakukan oleh ibu Sinta Nuriyah dan yayasan puan amal hayati dalam dakwahnya agar tetap keadilan jender selalu bergaung di seluruh penjuru dunia yaitu agenda sahur keliling. Acara ini di ikuti oleh beberapa tokoh lintas agama yang datang untuk ikut sahur bersama dan memberikan penghormatan atas datangnya bulan suci Ramadhan. Jadi bentuk aktivitas dakwah ibu Sinta Nuriyah Wahid dalam memperjuangkan hak-hak perempuan disini mencangkup pada dua bentuk aktivitas dakwah yaitu dakwah bil al-lisan, dimana hal itu dilakukan dengan dakwah lisan, seperti ceramah, khutbah, diskusi, nasihat, dan lain 58 sebagainya.Selain itu bentuk aktivitas dakwah yang beliau lakukan dengan dakwah bil al-hal, dakwah dilakukan dengan melalui bergagai kegiatan yaitu, dengan mendirikan yayasan puan amal hayatihingga hasilnya dapat dirasakan oelah masyarakat luas sebagai objek dakwah. B. Langkah-langkah yang dilakukan Dra. Hj. Sinta Nuriyah Wahid dalam Memperjuangkan hak-hak perempuan. Ibu Sinta Nuriyah Wahid dalam melakukan aktivitas dakwah memperjuangkan hak-hak perempuan di yayasan Puan Amal hayati, langakahlangkah yang dilakukan yaitu: 1. Melalukan diskusi. Forum Kajian Kitab Kuning atau disebut dengan FK3, dengan para kiyaipondok pesntren serta para aktivis perempuan yaitu, kiyai Husain Muhammad, kiyai Wahid Marianto, Lutfi Fatullah, Ibu Maria Ulfah Ansor yang sekarang menjadi APAI, Ibu Safarina Fadli (Guru besar wanita UI), Ibu Hendartini Absyah (pakar kesehatan produksi), Lis Markus (senior program Asia Fondestion). Dalam kegiatan yang dilakukan ibu Sinta Nuriyah ini mendapatkan dukungan dan kepercayaan oleh PBB untuk mengelola program-program yang sedang di perjuangkan oleh ibu Sinta Nuriyah Wahid di yayasan Puan Amal Hayati. Kemudian mensosialisasikan ke delapan pesantren yang ada di Indonesia yaitu 59 daerah Indramayu, Tasikmalaya, probolinggo, Jember, Malang, Sumeneb, Lombok dan Jakarta.7 Diskusi yang dilakukan seperti membahas kembali kitab-kitab klasik yang sudah tidak lagi relevan dengan perkembangan zaman dan sangat bias jender, hingga saat ini masih digunakan. Ibu Sinta Nuriyah menerobos dan memperbaiki presepsi para kiyai tentang perempuan, yang selama ini selalu saja menggunakan paradigma lama berpegang pada kitab kuning sebagai pedoman. Sesungguhnya menurut ibu Sinta Nuriyah isi kitab kuning tidaklah sepenuhnya sesuai dengan isi al-Quran. Isi kitab yang berisi relasi suami istri inilah yang menggambarkan kedudukan istri sangat terpuruk, dan disebutkan kedudukan seorang istri ibarat seorang budak di hadapansuami di dalam rumah tangga. Mengkaji kembali isi kitab kuning menurut ibu Sinta Nuriyah merupakan suatu hal yang memberikan kemaslahatan bagi perempuan, karena ternyata isi dalam kitab kuning yang selama ini dipelajari di pesantren ternyata hadits-hadits seperti itu adalah hadist-hadist palsu. Ibu Sinta Nuriyah menyarankan pihak-pihak yang berpendapat poligami diperbolehkan, sebaiknya diharapkan mengkaji alQuran lebih dalam, seksama, teliti dan seluruh aspek harus dikaji lagi. Sebab menterjemahkan al-Quran bukan hanya pada lingkup tekstual saja tapi juga kontekstual. Termasuk mencangkup kajian asbab al-nuzul dan bahasanya. Secara tekstual ayat yang menjelaskan tentang tpoligami memang berbunyi, “fankihû mâ thâba lakum min al-nisâ’ matsnâ wa tsulâtsa wa rubâ”, (nikahilah dua atau tiga atau empat perempuan yang baik menurutmu). Ayat ini menurut ibu 7 Dari wawancara dengan Andrei Husain pada tanggal 03 Mei 2013 60 Sinta Nuriyah jangan dipotong, dan menggunakan hanya penggalan ayat tersebut. Sebab masih ada sambungan yang sering dilupakan yakni, “Fain khiftum allâ ta’dilû fawâhidah” (sekiranya kamu khawatir tidak dapat berlaku adil, maka kawin satu perempuan). Kemudian menurut ibu Sinta Nuriyah menilain keadilan itu dari sudut mana dan ukuran siapa, karena al-Qur’an memiliki dua pendanan kosakata untuk kata adil yaitu qashata dan ‘adala. Kata “qashata” sering dipakai untuk pengertian keadilan yang bersifat material. Sementara “adala” untuk keadilan yang bersifat immaterial seperti cinta dan kasih sayang, perhatian dan lain sebagainya. Begitu juga dengan ayat tersebut diatas dalam ayat tadi al-Quran menggunakan kosa kata “adala”. Jadi yang menjadikan permasalahan dalam ayat, yang justru sering di jadikan dasar teologi poligami yaitu keadilan bersifat immaterial. Di dalam surat al-Nisa disebutkan “Falâ tashtathî’u ‘an ta’dilû baina al-nisâ’ walau haratstum,” engkau tidak akan mampu berbuat adil atas perempuan meski engkau berusaha keras untuk itu. Jadi keadilan tidak akan mungkin terwujud melalui praktik poligami.8 Oleh karena itu forum kajian kitab kuning (FK3) yang dilakuakn sepekan sekali ini merupakan langkah awal dalam perjuangan mengahapus tindak kekerasandan diskriminasi terhadap kaum perempuan baik di keluarga maupun masyarakat pada umumnya. 2. Mendirikan Yayasan dan Pendampingan. Yayasan Puan Amal Hayati ini merupakan langkah kedua dalam memperjuangkan hak-hak perempuan yang dilakukan oleh ibu Sinta Nuriyah. 8 Krestyawan. (2009), “Mengenal Gus Dur dan Keluarganya”, https://orangkantoran.wordpress.com/tag/gus-dur, di akses pada 10 September 2013 61 Tujuannya adalah mewujudkan masyarakat yang terbebas dari kekerasan berdasarkan perinsip-perinsip moral agama dan kemanusiaan, khususnya bagi kaum perempuan dan menjadikan pesantren sebagai basis penghapusan kekerasan terhadap perempuan. Setelah melakukan pengkajian ulang pada kitab kuning, dari hasil diskusi yang telah disepakati oleh beberapa anggota forum FK3 kemudian dibukukan dan diterbitkan oleh tim yayasan Puan Amal Hayati. Yayasan yang dipimpin oleh ibu Sinta Nuriyah Wahid ini memiliki program-program kegiatan diantaranya ada devisi program pendampingan korban, dimana divisi ini melakukan pendampingan-pendampingan terhadap korban kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan yang sering terjadi dalam keluarga.9 Bentuk pendampingan-pendampingan yang dibutuhkan oleh perempuan korban kekerasan bisa bersifat fisik, yuridis, sosial maupun idieologi. Pendampingan yang bersifat fisik, dilakukan dengan cara memberikan perlindungan secara fisik kepada perempuan korban kekerasan, yang mengalami trauma fisik dan pisikis, serta memberikan tempat perlindungan, dan teman yang bisa dijadikan tempat berbagi rasa, menumpahkan segala derita fisik dan mental yang dialaminya. Bagaimanapun, hampir semua bentuk kekerasan terhadap perempuan,akan meninggalkan dampak pisikologis bagi perempuan, suatu dampak yang mungkin tidak langsung kelihatan, akan tetapi sulit dihilangkan. 9 Dari wawancara dengan Andrei Husain pada tanggal 05 Mei 2013 62 Sedangkan pendampingan yuridis yaitu memberikan bantuan kepada perempuan korban kekerasan, serta mendampinginya didepan pengandilan. 10 Selain itu pendampingan yang dilakukan terhadap perempuan kasus kekerasan atau diskriminasi kemudian mengalami troma, pendampingan yang kami lakukan bukan hanya melakukan pendampingan yang biasa dilakukan tapi bagi korban yang beragama muslim atau Islam biasanya yayasan melakukannnya dengan cara mediatasi yaitu dengan memberikan buku-buku do’a untuk penenangan jiwa si pasien. 3. Melalukan Sosial Kemanusiaan (Langkah pengembangan prularisme atau kerukunan antar umat beragama) Aktivitas dakwah dilakukan Ibu Sinta Nuriyah selanjut yaitu sosial kemanusiaan, hal ini termasuk dalam pengembangan prularisme atau kerukunan antar umat beragama. Dimana kegiatan sosial ini dialkuakan dengan mengadakan acara sahur keliling setiap tahuannya yaitu pada bulan Ramadhan. Sejak tahun 2000 hingga tahun 2013 acara ini roodshow yang sudah dilakukan ke empat belas kalinya, di Indonesia maupun luar negeri salah satunya negara Jepang, dan beberapa negara lainnya. Kemudian acara ini lebih sering dilakukan di Indonesia, seperti tahun ini sedikitnya ada sekitar dua puluh tujuh daerah yang akan kita kunjungi untuk acara sahur keliling. Kita melakukan roodshow dari Jakarta kemudian ke beberapa daerah lainnya yang ada di pulau Jawa. Acara sahur keliling ini dilakukan diharapkan bagaimana kita memperkokoh persaudaraan sesama masyarakat Indonesia, tanpa harus mengenal 10 hal. vii Puan Amal Hayti, Romantika Kehidupan, (Jakarta: Yayasan Puan Amal Hayati: 2009), 63 etnis, tanpa harus mengenal agama, tanpa harus mengenal warna kulit. Kekhasan dari sahur keliling yang kita lakukan ini kami bekerja sama dengan komunitas lintas agama, seperti tahun lalau di kota cirebon, mengadakan sahur keliling di salah satu kelenteng namanya kelenteng Talang itu benar-benar kita lakukan di halaman kelenteng dan suasananya seperti berada di daratan Cina dan kebersamaan itu benar-benar dirajut. Waktu itu di daerah Cirebon kami berkerjasama dengan teman-teman dari Kong Hucu nama lembaganya itu Matakin (Majelis Tinggi Kong Hucu Indonesia). kemudian tahun 2012 di Tanggrang kita berkerjasama dengan gereja keristen pamulang kita melakukannya di halaman gereja. Kenapa kita melakukan seperti ini karena bagaiman kita merajut menjadi kesatuan dan juga agar penganut lain juga tahu apa yang kita lakukan. Setidaknya dengan apa yang kita lakukan selaku seorang muslim harus menghargai apa yang mereka lakukan. Nah dalam koridur tersebutlah kita melakukannya. 11 Langkah ke empat dalam aktivitas dakwahnya ibu Sinta Nuriyah Wahid yaitu melakukan publikasi, dimana publikasi ini di dukung oleh tim Yayasan Puan Amal Hayati dalam menyuarakan perjuangan hak-hak perempuan atau keadilan jender, yaitu melalui Majalah, buku, Media sosial seperti facebook, tewitter, dan blog. Semua dapat dimanfaat kan untuk mengaungkan perjuangan hak-hak perempuan terhadap kesetaraan jender, keadilan jender.12 Oleh karena itu menyuarakan keadilan Jender, kemudian mensosialisasikannya melalui kegiatan majelis taklim majelis taklim dan seminar11 12 Dari wawancara dengan Andrei Husain pada tanggal 05 Mei 2013 Dari wawancara dengan Andrei Husain pada tanggal 26 November 2013 64 seminar yang diadakan seperti seminar yang dilakukan di luar negeri (Jepang, Hongkong, dll), dan ibu sinta menjadi narasumber di acara radio dan televisi semua itu dilakukan sebagaimana fusngsinya sebagai pendawah dalam aktivitanya adalah menyuarakan kebenaran dan keadilan yang dapat memebrikan kemaslahatan bagi manusia maupun masyarakat. Dalam menjalankan misi dakwahnya Dra. Hj Sinta Nuriyah Wahid selalu berusaha menyuarakan dan memperjuangakan hak-hak perempuan dimana presepsi atau paradigma terhadap perempuan yang selama ini salah dan menganggap rendah kaum perempuan, baik itu secara lisan maupun tulisan. Ini sesuai dengan ajaran Nabi Muhammmad Saw yaitu “amar ma’ruf nahy munkar” sayarat mutlak bagi kesempurnaan dan keselamatan hidup masyarakat. Dakwah memang harus memiliki fungsi untuk meningkatkan kulaitas umat, yang pada akhirnya membawa suatu dampak perubahan pada diri manusia. Semangat menyebarkan informasi tentang Islam, meluruskan serta memperjuangkannya memberikan beliau suatu satu kesadaran untuk selalu memberikan hal yang bermanfaat bagi orang lain. Aktivitas dakwah ini di contohkan ibu Sinta Nuriyah Wahid dengan memberikan langkah yang sesuai dengan al-Quran dan hadits. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah penulis menganalisis dan meneliti aktivitas dakwah dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di Yayasan Puan Amal Hayati yang dilakukan oleh Ibu Sinta Nuriyah Wahid, maka ada beberapa poin yang dapat kita ambil sebagai kesimpulan sebagai berikut: 1. Aktivitas dakwah yang dilakukan Dra. Hj. Sinta Nuriyah Wahid dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di Yayasan Puan Amal Hayati lebih pada dakwah bil-lisan dan bil-hal, karena dakwah yang beliau lakukan melalui pengajian ceramah umum dan diskusi, majelis taklim, dan seminar semua itu tercangkup dalam dakwah bil lisan.Selain itu bentuk aktivitas dakwah yang beliau lakukan dengan dakwah bil al-hal, dakwah dilakukan dengan melalui berbagai kegiatan yang langsung menyentuh kepada masyarakat yaitu, dengan mendirikan Yayasan Puan Amal Hayati, serta melakukan pendampingan-pendampingan melalui pondok pesantrenhingga hasilnya dapat dirasakan oleh masyarakat luas sebagai objek dakwah. 2. Langkah-langkah yang dilakukan dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di Yayasan Puan Amal Hayati pada tahap awal beliau membuat forum diskusi Kajian Kitab Kuning atau disebut FK3. Kemudian mendirikan Yayasan Puan Amal Hayati dengan basis pesantren yang berkerjasama dengan delapan pondok pesantren yang ada di Indonesia 65 66 sepertin Indramayu, Tasik Malaya, Probolignggo, Jember, Malang, Sumeneb, dan Lombok. Salah satu dari beberapa daerah yang telah disebutkan juga salah satunya ada di Jakarta Selatan yaitu Pondok Pesantren Al-Kinaniyah yang berada di daerah Jakarta Timur dipimpin oleh Kyai Wahid Mariyanto. Setelah itu mensosialisasikannya dengan mengadakan seminarseminar nasional maupun internasional, mengisi acara-acara di radio maupun televisi. Selain itu ibu Sinta Nuriyah Wahid melakukan tindakan pendampingan-pendampingan terhadap korban diskriminasi terutama perempuan yang di tangani langsung oleh tim Yayasan Puan Amal Hayati. Diharapkan dari semua aktivitas dakwah yang dilakukan oleh ibu Sinta Nuriyah Wahid tersebut agar kesetaraan jender dan keadilan jender dapat terwujud dengan mengkaji kembali kitab-kitab klasik yang bias jender. Demikian kesimpulan dari aktivitas dakwah Dra. Hj Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di Yayasan Puan Amal Hayati. B. Saran-saran 1. Ibu Dra. Hj. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid untuk tetap semangat dalam menyebarkan agama Islam, dengan kondisi yang berada di kursi roda beliau harus tetap semangat dalam memperjuangkan keadilan jender. Harus teteap memperluas jaringan walaupun kondisi yang saat ini tidak seperti ketika suami beliau K.H. Abdurrahman Wahid masih hidup dan menjabat sebagai kepala negara Indonesia, yang ketika itu mendapatkan 67 banyak sorotan oleh media massa. Walaupun begitu memperjuangkan hakhak perempuan dengan berbasis pesantren merupakan pembianan yang cukup baik dengan memperluas lagijaringan-jaringan pondok pesantren lainnya. Karena dengan memberikan pendampingan-pendampingan secara sikologis salah satunya dengan terapi ruhiyah, dengan metode pengajaran dan pembinanan dalam pesantren kemudian memeprluas jaringannya maka akan membantu masyarakat dalam hal perlindungan terhadap kaum perempuan yang mengalami diskriminasi dan dapat mengurangi angka kekerasan setiap tahunnya. 2. Untuk Yayasan Puan Amal Hayati dan Kjian Kitab Kuningnya atau FK3 ini, alangkah baiknya menggencarkan waktu untuk kajian di media massa, seperti facbook, tewitter, blog di setiap harinya. Lebih membuat forum diskusi juga di media massa ini dengan salah satunya adalah membangun forum diskusi online, agar kajian-kajian diskusi kitab-kitab yang di bahas yang setiap pekannya diadakan, kemudian solusi yang dihasilkan dapat segera tersebar dari hasil yang telah disepakati oleh tim diskusi FK3 ini dan langsung di publis di media massa. semua itu akan membantu dan menambah Informasi bagi masyarakat luas. Agar semua ini juga diharapkan dapat mempopuleritaskan nama Yayasan Puan Amal Hayati lebih disorot oleh masyarakat dan menjadaikan wadah untuk mereka yang memerlukan perlindungan secara fisikis maupun pisikologis. Kemudian kesetaraan jender dapat bergaung lebih luas dengan solusi yang di tawarka oleh Yayasan Puan Amal Hayati. 68 3. Untuk masyarakat, kaum intelektual dan para aktivis perempuan lainnya apapun latar belangang gerakan kita yang menyuarakan keadilan terhadap kaum perempuan dan memperjungkan hak-hak mereka kita terus menggencarkannya agar kesetaraan jender yang memperjuangkan hak-hak perempuan dapat membantu perlindungan bagi mereka korban diskriminasi. Karena jumlah kekarasan yang ada di Indonesia setiap tahunnya meningkat drastis dan kondisi ini sangat mengkawatirkan untuk masyarakat Indonesia beberapa tahun kedepan. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Ahmed, Leila. Wanita dan Jender Dalam Islam. New Have dan Londen: Lentera. 2000. Ali, Muhammad. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderen. Jakarta: Pustaka Amani. 2001. Alawiyah, Tutty. Strategi Dakwah Di Lingkungan Majelis Taklim. Bandung: Mizan. 1997. Amin, Samsul Munir. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah. 2009. Bolhitar, Wardi. Metodologi Penelitian Dakwah. Jakarta: Legoso Wacana Ilmu. 1997. Dermawan, Andy. Metodologi Ilmu Dakwah. Yogyakarta: Lembaga Studi Filsafat Islam. 2002. Dagun, Save M. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Lembaga Pengkaji Kebudayaan Nusantara. LPKN. 1997. Forum Kajian Kitab Kuning. Wajah Baru Relasi Suami Istri. Jakarta: LKiS Yogyakarta. 2011. Hayati, Puan Amal. Romantika Kehidupan” Kumpulan Kasus Kekerasan Terhadap Prempuan”. (Jakarta: Yayasan Puan Aamal Hayati. 2009. Hayati, Puan Amal. Tantri “ Trefficking Masih Menghantui Indonesia”. Jakarta: Yayasan Puan Amal Hayati. 2011. Murthahhari, Ayatullah Murtadha. Bimbingan Untuk Generasi Muda. Jakarta: Sandra Press. 2011. Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. 2006. Munir, Muhammad. Menejemen Dakwah. Jakarta: Kencana. 2009. Munir, M. Metode Dakwah. Jakarta: Kencana: 2006 Muriyah, Siti. Metodologi Dakwah Konteporer. Yogyakarta: Mitra Pustaka. 2000. Nuha, Ulin. Aktivitas Dakwah Habib Munzir al-Muswah di Masjelis Rasulullah SAW. Sekripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Universitas Islam Negeri Jakarta. 2008. 69 70 Rakhmat, Jalaludin. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2009. Syukri, Asmuni. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-Ikhlas. 2000. Shihab, M. Quraish. Perempuan. Jakarta: Lentera Hati. 2007. Sajogyo, Pujiwati Sajogyo. Sosiologi Pedesaan Kepulauan Bacaan. Yogyakarta: Gajah Mada Universitas Press. 1999. Seoltoe, Samuel. Pisikologi Pendidikan II. Jakarta: FEUI. 1982. Soleha, Siti. Aktivitas Dakwah K.H. Drs. Syaifuddin Amir dalam Mensosialisasikan Konsep Keluarga Qur’an di Yayasan Terpadu Shilogatullah Jakarta Timur. Sekripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Universiatas Islam Negeri Jakarta. 2008. Saputra, Wahidin. Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta: Rajawali. 2011. Internet Horios, Sukmawati. (2012). “Pengertian Usaha atau Perjuangan”. http://harissoekamti.blogspot.com/2012/06/usahaperjuangan-adalah-kerjakeras.html#ixzz2ekbfZh00. diakses 13 September2013. Muzaqir, Akbar. (2013). “Hak-hak Perempuan”. http://akbarmuzaqir.blogspot.com/2013/04/hak-hak-perempuan.html. di akses pada 13 September 2013. Krestyawan. (2009). “Mengenal Gus Dur dan Keluarganya”. https://orangkantoran.wordpress.com/tag/gus-dur. di akses pada 10 September 2013. Qudsyiyah, Emamatul. Khairul Ali. (2012). “Ibu Hj. Dra. Shinta Nuriyah Wahid, M. Hum.: Pejuang Hak-Hak ...”, http://fatayat.or.id/tokoh/detail/6. di akses pada 6 November 2013. Setianto, Yadi. (2011), ”Konsep Perjuangan Dalam Dimensi Sejarah Nasional Indonesia”.http://asosiasiwipknips.wordpress.com/2011/10/24/konsepperjuangan-dalam-dimensi-sejarah-nasional-indonesia/. di akses pada 13 September 2013. Ensiklopedi Tokoh. (2012). “Ibu Negara Pejuang Hak Perempuan”.http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/285- 71 ensiklopedi/2318-ibu-negara-pejuang-hak-perempuan. di akses pada tanggal 08 Oktober 2013. Blog worldpress Puan Amal Hayati. “Devisi Puan Amal Hayati., http://puanamalhayati.wordpress.com/tentang-puan-2/divisi-puan/. diakses pada tanggal 18 November 2013. Kamus Bahsa Indonesia Online. http://www.babla.co.id/bahasa-indonesia-bahasainggris/perjuangankk. diakses pada 28 Oktober 2013. Blog worldpress Puan Amal Hayati. “Visi dan Misi Puan Amal Hayati”. http://puanamalhayati.wordpress.com/tentang-puan-2/visi-dan-misi/, diakses pada tanggal 18 November 2013. Lampiran Hasil Wawancara Pribadi dengan Koordinator Program dan Pendampingan Yayasan Puan Amal Hayati. Narasumber : Andrei Husein (Koor. Program dan Pendampingan) Tempat : Yayasan Puan Amal Hayati Tanggal : Jum’at, 03 Mei 2013 s.d 27 November 2013 1. Tanya: Apa latar belakang Ibu Sinta Mendirikan Yayasan Puan Amal Hayati ini dan kapan mulai berdiri ? Jawaban: Tahun 2000 puan berdiri tapi, sebenarnya sebelum itu, ada diskusi antara, ibu sinta dengan banyak orang, dengan akademisi, dengan aktivis perempuan juga gitu ada disitu, ada Husain Muhammad, ada, ibu Lis Markus terus, dan juga kyai Lutfi Fatullah dan juga ada ibu Maria Ulfah yang, mereka eehh sekarang pun, juga punya misi dan gerakan yang sama. Kenapa waktu itu muncul yaa..sepengetahuan saya aja yaa mungkin. Kenapa waktu itu puan harus muncul, sebenarnya ini adalah jawaban dari kekerasan perempuan yang sering terjadi, Kekhasan PUAN itu adalah Advokasi yang kita lakukan, berbasis persantren jadinya, dan waktu itu memang, kebetulan waktu itu tidak ada yang melakukan hal yang seperti itu. Gitu nahh. Advokasi yang dilakukan melalui pesantren itu, akhirnya membuahkan hasil yang cukup baik, sekarang ada sekitar Tujuh pesantren yang menjadi mitra PUAN amal hayati. Ada di Indramayu, Tasik Malaya ada di Probolignggo, Jember, Malang, Sumeneb, sama di Lombok. Kalau sama Jakarta ada delapan. Nah kemunculannya sebenernya, bagaimana puan amal hayati, juga ikut menjawab, dan juga ikut berjuang untuk memajukan perempuan, dalam artian memperjuangkan kesetaraan, memperjuangkan, keadilan, yang basisnya itu adalah pesantren karena, kita sama-sama tau mungkin? karena pesantren itukan! masuk lembaga pendidikan yang cukup lama di Indonesia, ya tidak mungkin tidak ada orang yang tidak tahu pesanren. Nah cuma memang ada kajian-kajian dipesantren yang waktu itu, ya mungkin sampai saat ini, sangat bias jender. Mungkin tidak hanya bias jender , tapi memang mingkin sangat diskriminatif. Ada banyak hadis yang diajarkan, ada banyak kitab yang diajarkan di pesantren yang sangat mensumport dinasi perempuan makanya, akhirnya Puan ada. 2. Tanya: Bentuk aktivitas dakwah seperti apa yang dilakukan oleh ibu Sinta Nuriyah dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di Yayasan Puan Amal Hayati setelah K.H. Abdurrahman Wahid wafat? Jawaban: Puan Aamal Hayati di pimpin oleh K.H. Abdurrahman wahid sendiri bergerak di sisi yang lain jadi seperti sebenarnya apa yang dilakukan oleh ibu Sinta ketika Puan Amal Hayati berdiri sampai gusdur wafat tidak ada yang berbeda, hanya ketika gusdur wafat, artinya ada beberapa visi dan misi tambah gitu jadi ibu sinta ini fokus di hak-hak perempuan lalu gusdur wafat beratikan ada sisi lain yang harus ibu sinta isi gitu. Eemm.. Gus Dur selama ini memeper juangkan hak-hak kaum marjinal, memperjuangkan hak-hak kaum minoritas, terus memperjuangkan ya memang orang-orang yang di marjinalkan oleh negara dan hukum. Nah posisi ini diisi oleh ibu jadi sebenarnya posisinya ibu sinta adalah mengisi K.H. Abdurrahman wahid, jadi perbedaannnya adalah ada misi tambahan yang hrus ibu sinta isi yaitu tadi ibu sinta mengisi apa yang sudah di perjuangkan oleh gusdur dan melanjutkannya. Memeperjuangkan kaum marjinal memperjuangkan kaum minoritas kan kaum minoritas dulu kalau apa-apa mengadu kesini misalnya ada kaum atau kelompok non islam keristen yang tidak bisa mendirikan gerejannya padahal seluruh perijinannya, seluruh administrasinya sudah diurus dengan baik ada juga gereja yg dari jaman Belanda berdiri tapi dipermasalahkan, yaa..Gus Dur kan yaa emm.. dia membela loh jelas-jelas hukum berdata kok masih di permasalahkan itu salah satunya. Terus Gusdur juga membela hak-hak orang papua. Nah ketika gusdur tidak ada posisinya ini digantikan oleh ibu. Ibu melanjutkan apa yang sudah diperjuangkan oleh suaminnya. Nah soal hakhak memperjuangkannya aktivitas dakwahnnya ibu sinta seperti apa kaitannya ya sama apa yang dilakukan oleh yayasan Puan Amal Hayati gitu. Kita punya satu devisi namannya divisi forum kajian kitab kuning, forum kajian kitab kuning ini memitrapreasikan kembali kitab-kitab kelasik yg dipelajari di pesantren yg bias jender seperti kitab ukulu jaen, dan fatul khorib yang sangat bias jender gitu. Nah aktivitas dakwahnya setelah itu, setelah di intrerpretasi kitab tadi sibuatkan buku terjemahan bahasa indonesia biar bisa di baca lebih mudah oleh orang lain kaya gitu.. dgn bahasa yg juga di sesuaikan, tidak terlalu baku bahasa yg mudah di cerna. Nah posisinya ibu dimana?, ya posisinya ibu mensosialisasikan apa-apa yang telah diskusiakan jadi semisalnya didalam kitab ukulujen ada hadis yang seperti ini kalau perempuan memakai parfum lalu keluar rumah itu boleh di pukul, kebolehannya dimana, hadis itu gimana martabatnya ternyata setelah di telusuri hadisnya adalah hadis palsu itu buatan orang tidak pernah nabi menyampaikan hal itu, itu komentar-komentar itu ada di buku dan itu disampaikan oleh ibu Sinta. Nah itu salah satu aktivitas dakwahnya. Aktivitas dakwah lainnya yang tidak terkait dengan jender gitu setiap acara sahur keliling ibu sinta menyuarakan perdamaian, hidup harmonis hidup jangan salaing bertengkar jangan saling sikut menyikut satu sama lain. 3. Tanya: Metode aktivitas dakwah yang seperti apa yang dilakukan dan langkah-langkah apa saja yang dilakukan agar hak-hak perempuan tercapai? Jawaban: Sama seperti apa yg dilakukan olehh para pendakwah lainnya, cuma mungkin intensitasnya yang berbeda kalau pendakwah-dakwah lainnya yang sudah terkenal mungkin intensitasnya akan lebis tinggi. Tapi kan kalau ibu Sintah ya hanya di acara-acara khusus diacara seminar peluncuran buku atau misalnya memang ya ketika khusus sahur keliling itu metodenya yaa.. berarti ada sekitar sedikitnya dua siar secara langsung yang face to face dengan orang bertemu dengan orang yang banyak dan juga ya penerbitan buku, tpi penerbitan buku bukan hanya ibu saja disitu ada tim, dan ada orang lain juga gitu. 4. Tanya: Apa saja kegiatan yang dilakukan Yayasan Puan Amal Hayati? Jawab : Nah, FK3 waktu itu ngapain? Waktu itu adalah menelaah kembali dan memberikan keritik atas kitab “Uqud al-lujjayin” kitab tentang pernikahan yang biasa di ajarkan di pesantren, yang sampai akhirnya dari diskusi FK3 itu lahirlah PUAN amal hayati. Nah ketika sudah terbentuk lembaga secara resmi lebih ke kuatannya ya dalam memperjuangkannya karena bagaimanapun sebuha komunitas kalau tidak dilembagakan biasannya akan lebih lemah. Nah akhirnya dengan adanya PUAN amal hayati yang sudah terbentuk secara lembaga waktu itu kebetulan kita juga mendapatkan emm..emmm.. ya diberikan kepercayaan lah dari PBB untuk mengelola program yang cukup besar waktu itu dari,,itu. Ya akhirnya PUAN berkerja sama dengan PBB akhirnya menyakurkkan banyak kajian tentang jender yang kaitannya dengan Islam. Kita punya agenda yang sebenernya dipuan amal hayati ada lima devisi. Yaitu ada devisi pendampingan sosial masyarakat, ada devisi media, lalu ada (lupa). Jadi masing-masing devisi ini melakukan apa yang sudah didevisikan jadi kita misalnyadidevisi media ya misalnya kita yang melakukan upaya kampanye, melalui websaid, melalui majalah, nah kita punya majalah, yang terbit setiap tiga bulan sekali nama majalahnya tantri itu singkatan dari (suara putri dan santri). Tujuan dari itu yaa bagaimana setiap orang bisa menerima informasi yang sama mengenai kesetaraan jender. Setiap tiga bualan sekali itu kita cetak paling banyak itu tiga seribu, paling sedikit sekitar seribu eksemplar majalah. Distribusinya langsung ke pesantren-pesantren baik di jawa sumatra maupun didaerah lain. ada juga yang masuk di institusi negara, ada juga yang masuk kelambaga-lambaga. Nah itu biasanya kalau yang kepesantren majalah-majalah itu ditaro di majelis talim jadi setidaknya masyarakat juag bisa mengakses itu. Oia ada satu lagi devisi pluraruisme, Devisi ini merupakan bagian dari kerja yang dilalukan, oleh puan amal hayati secara besar yaa, karena bukan saja yang melakukan itu kita juga bekerja sama dengan wahid institut juga bekerja dengan gusdurian LSM-LSM lain yang yang sema dengan visi ini. Dan divisi ini kebetulan ada di PUAN Amal hayati menjadi bagaian dari kerja puan amal hayati kita punya program tahunan namanya sahur keliling bersama Ibu Sinta Nuriyah Tahun ini kita kan melakukan yang ke empat belas kalinya. Karena memang memang dimulai tahun 2000 program ini awal berjalan ketika ibu sinta masih menjadi Ibu negara waktu itu. Dua bulan kedepan, nah itu kan bulan puasa yaa. Kita akan melakukan hal yang sama, bisasanya kita roodshow dari jakarta ke beberapa daerah yang ada di Jawa yaa seluruh indonesia gitu. Dan beberapa kali juga di luar negri. Di Hongkong, Taiwan, Malaiysa dan dibeberapa negara lainnya gitu. Tapi memang kebanyakan pasti di Tanah Air seperti tahun ini sedikitnya ada sekitar 27 daerah yg akan kita kunjungi artinya yang akan diselenggarakan sahur keliling juga. Nah ngapain sih sahur keliling itu, niat utamanya adalah bagaimana kita memperkokoh persaudaraan sesama orang indonesia, tanpa harus mengenal etnis, tanpa harus mengenal agama tanpa harus mengenal warna kulit. Kekhasannya adalah sahur keliling yang kita lakukan ini kita bekerja sama dengan komunitas lintas agama, seperti tahun lalu kita di kota cirebon kita sahur keliling di salah satu kelenteng, namanya kelenteng talang itu betul-betuk kita melakukan sahur kelinling itu di halaman kelenteng, ya dengan suasana seperti berada di dataran cina tapi yaa itulah indahnya ya seperti itu. Kebersamaan itu memang betul-betul dirajut. Waktu itu yang di cirebon kita kerja sama dengan teman-teman dari Kong Hucu nama lembaganya itu “Matakin” (Majelis Tinggi kong hucu Indonesia). Terus di tangrang tahun kemarin kita kerja sama dengan gereja keristen pamulang jadi di halaman gereja melakukan sahur keliling. Sebenernya ya memang kita, bagaimana merajut itu mejadi kesatuan dan juga biar penganut agama lain pun juga tau apa yang kita lakukan. Setidaknya dengan apa ayang kita lakukan pun kita sebagai seorang muslim pun harus menghargai apa yang mereka lakukan, adal koridor itulah kita melakukannya. 5. Tanya: Kalau untuk possisi ibu sintanya sendiri sebagai apa itu? Jawab: Ibu sinta pada awalnya hanya menjadi dewan pembina, mungkin dari tahun 2000 sampai 2008, itu soal struktur aja ya. Tapi kalu sampai saat ini sampai tahun 2013 ini, ibu sinta distruktural yayasan menjadi ketua. 6. Tanya: Kegiatan lain apa saja yang di lakukan Oleh Ibu Sinta Nuriyah Wahid selain itu? Jawab: Kegiatan yang dilakukan ibu sinta sendiri adalah seperti seminar, kegiatan konfrensi internasional atau rontebel diskusi, diskusi terfokus, Diskusi terbatas ada juga ya acara-acara kemasyarakatan, pengajian ibu-ibu, atau dalam acara-acara Islam maulid atau acara isromiroj, ya sebenernya sih hanya disitu. Tahun ini juga ibu sempat menjadi pembicara di jepang di Pusat kajian wanita di Soka Zaka Universiti. Dan ibu sinta sempat disana menyampaikan apa yang sudah dilakukan bukan oleh ibu sinta secara pribadi tapi, apa yang sudah dilakukan oleh Puan amal hayati dan banyak aktivis indonesia untuk memajukan perempuan, sempat kalau tidak salah satu minggu diasana. 7. Tanya: Apa saja karya-karya Ibu Sintaselama ini ? Jawab: Karya ibu sinta, yang hanya penulis karangan oleh ibu sit pribadia memang tidak ada, biasanya tim ya”. Seperti yang ada di Puan Amal Hayati biasanya ibu penanggung jawab penulisan nah tim-tim penulisan dan pekerjannya itu ya ada beberapa orang. Tapi kalu sendiri tapi memang tidak ada. Tapi sebenarnya tulisan ibu memang kita lagi garap yaa..kita sedang mengumpulkan tulisan-tulisan ibu Sinta yang disampaikan dalam berbagai kegiatan berbagai acara baik itu acara dari puan amal hayati maupun acara dari undangan lain. nah itu juga yang akhirnya kita mau mengumpulkan menjadi satu buku tapi belumselesai. 8. Tanya: Bagaimana dengan sasaran dakwahnya sendiri? Jawab: Dalam perjuangan untuk mewujudkan kesetaran dan keadilan jender, kalau saya pribadi berfikir PUAN tidak membatasi itu kepada siapapun artinya tidak membatasi kelompok tidak membatasi umur dan juga tidak membatasi strata sosial jadi memang artinya kepada isapapun memang semuanya menjadisasaran apa yang kita upayakan. Cuma ya balik lagi, kekahsan puan amal hayati memang dari pesantren kan. Nah jadi memang gerakan kita berawal dari pesantren jadi bagaimana membuat pesantrean ya dilihat dari visinya, kyainya pimpinan disana, dan guru-guru disana juga punya presfektif yang sama mengenai kesetaraan jender nah entah nanti fesbeknya akan meluas kemasyarakat, yitu memang harus dikaji lagi. Yang pasti sasaran program kita secara keseluruhan dari tahun 2000 sampai sekarang baik itu advokasi secara langsung atau misalnya itukampanye atau seminar, atau pelatihan, yaa untuk semua kalangan. 9. Tanya: Bagaimana dengan kegiatan dan target yang dilakukan dan juga ingin dicapai seperti apa? Jawab: Puan amal hayati kan memang serfisnya layanan intinya adalah memberikan pen dapingan kepada, siapaun baik laki-laki ataupun perempuan. Tetapi kita khususkan pada perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Nah pendampingan itu bisa pendampingan sikologis, pendampingan hukum ataupun pendampingan media. Walaupun pendampingan hukum dan medis, memang kita tidak punya tenagga itu secara khusus, biasanya merujuk. Nah, klw dinyanya apa kegiatan setiap harinya, ya sebenarnya, initinya hanya disitu. Senbenarnya ada banyak aford, yang bisa kita lakukan ketika misalnya kita mendengarkan satu kasus kita bisa menjemputnya, memberikan pendampingan. Tapi kan memang tidak semua orang akan membuka diri yaa.. ketika dalam menset mereka adalah bahwa perkawinan itu ranah pribadi yang tidak boleh siapapun masuk . Jadi yaa kita, orang-orang dan temen- teman dari puan amal hayati tidak bisa secara bebas menawarkan bantuan. Biasanya klayen yang datang kesini, Via telepon ada yang Via emal ada juga menaang datang secara langsung. 10. Tanya: Bagaimana dengan proses pendampingan itu sendiri seperti apa, dari awal hingga sampai kahirnya tidak di dampingi lagi? Jawab: Dalam teorinya biasanya apapun yang dilakukan, akan dimulai dan kan di terminasi, begitu pun juga dengan proses pendampingan. Pendampingan itu memang kita tidak menentukan apapun kepada klayen karena tugas kita adalah hanya memberikan pilihan-pilihan kepada klayen. Nah biasanya kalau ada yang konsultasi ada yang meminta pendampingan sikologi biasanya kita terima disini, kita dengarkan ya setelah itu setelah kita dengarkan kita lihat, kembali permasalahannya seperti apa ya teteap dilihat dari berbagai sisi. Nah ada satu hal yang pasti kita lakukan ketika klayen itu muslim biasanya kita memberikan satu buku bacaan untuk menguatkan hati. Setelah itu, Karena biasanya siapapun itu ketika baik laki-laki maupun perempuan yang menghadapi masalah dalam rumah tangga, tapi memang khususnya perempuan yaa..kan biasanya lebih mudah tergoncang. Buku itu memang yang kita buat secara khusus untuk kita berikan kepada klayen yang muslim supaya dikuatkan secara sepiritual. Akhirnya ketika sepiritualnya kuatka juga kan berimbas pada jasmaninya, “gitu”. Nah setelah itu biasanya kita akan terus melakukan kontak terhadap klayen. Baik klayen yang menelopon kami tau kami yang menelepon klayen. Emm.. soal terminasi. Ada beberapa klayen yang kahirnya memutuskan bercerai, dengan suaminya ketika permasalahan itu sudah sangat pelik. Nah posisi PUAN AMAL hayati ketika kelayen sudah memutuskan itu adalah kita tetap melakukan proses pemantaun artinya tetap didampingi si klyaennya itu. tetapi soal keputusan tetap kita tidak pernah menginterpensi karena keputusan apapun itu klayen dan kelurgannya, Lalu ada beberapa orang itu “tadi yang bercerai”. lalu akhirnya kita mediasi dari tim puan amal hayati kita menyarankan mediaasi-mediasi. Biasanya mediasi ketika ada permasalahan keluarga lalau ada perempuan yang datang kesini biasanya mediasi yang kita lakukan adalah bagaimana masing-masing kelurga dari suami dan isntri kita pertemukan, kalau memang tidak bisa ya, kita yang akan maju untuk memediasikan. Ada juga yang akhirnya ketika kami di puan amal hayati tidak memiliki kapasitas misalnya pendampingna hukum betul-betul kita mendampinginya dalam sebuah acara peradilan, atau pendampingan medis ketika misalnya kita menerima korban perkosaan atau korban penganiyayan, yang betul-betul berbekas di tubuh itu kan perlu ada pendekatan medis yaa. Nah kita tidak punya orang-orang itu, apa yang kita punyakan bisa lakukan?! Biasanya kita rujuk. Kalau untuk hukum, lebaga yang kita ajak kerjasama itu LBH, nah kita kerjasam dengan LBH rumah sakit entah itu LBH daerah maupun di pusat. Nah soal terminasi siklayen memutusakan, itu berbagai macam ya.. seperti kemarin ada salah satu kelayen dari semarang yang akhirnya telefon ke saya “mas alhamdulillah sudah ada komunikasi saya dan suami” biasanya seperti itu, dan “ Terimakasih sudah diberikan banyak saran “ seperti itu. dan proses terminasi yang sudah bercerai ya sudah, setelah ituya kita balikan lagi ke klayennya karena juga anggapan WCC (women Coseti Center) seperti ini kan akhirnya “WCC itu jadi banyak menceraikan orang.” Kan kaya gitu”. Padahl ya kita juga tidak menginterfrensi klayen melakukan perceraian, tapi kan ketika memang kondisi kelayen sudah sangat tidak memungkinkan ya itulah akhirnya kelayen kebanyakan yang memilih itu. 11. Tanya: Kalau harapan ibu sendiri dari semua kegiatannya di ayayasan PUAN Amal hayati itu apa? Jawaban: “Dilihat dari sisi subjektif dilihat dari pandangan saya saja”. Kalau kegiatan ibu sinta, sudah cukup lama berkecimpung dalam dunia pergerakan sudah lama berjuang untuk kesetaraan jender, sudah lama berjuang untuk mewujudkan keadilan jender. Dan saya fikir harapan itu juga masih ada sampai sekarang karena semangat yang ada saya tidak pernah melihat seorang ibu sinta itu luntur semangatnya dalam memperjuangkan sesuatu,” gitu”. Harapannya yaa pasti., ya bagaimana kesetaraan jender dan keadilan jender ini ya, memang bisa terwujud gitu, ya dalam berbagai hal. 12. Tanya: Apakah ada kendala yang dilakukan Ibu sinta dalam memeperjuangkan hak-hak perempuan di yayasan PAUAN Amal Hayati apa saja? Jawab: Kalau kegiatan ibu sinta di yayasan puan amala hayati .Kalau kendala yang itu hanya dalam organisasi ya. Kalau ibu sinta secara pribadi kami berfikir ya tidak ada kendala dalam hubungan komunikasi kami sebagai pekerja dan ibu sinta sebagai ketua. Mungkin kendala dalam organisasi bagaimana mengelola program yang baik atau bagaimana mendapatkan program yang mungkin lebih luas sasarannya karena kan itu butuh diskusi yang cukup panjang dan cukup menguras keringat gitu. Dan biasanya kendala disebuah LSM adalah kendala yang cukup kelasik yaitu tidak ada program gitu karena namanya juga lembaga sosial Masyarakat yang nirlaba yang tidak kita punya prodak yang kita jual untuk profit gitu. Lampiran Hasil Wawancara Narasumber : Suryani S.pd Status : Guru Tanggal : 18 Januari 2014 1. Tanya : Bagaimana pendapat anda tentang sosok ibu Sinta Nuriyah Wahid? Jawab : Menurut saya ibu Sinta Nuriyah Wahid itu adalah sosok wanita yang kuat dan selalu mendampingin suaminnya ketika suaminnya belum wafat lohh yaahh..dari awal perjuangan yang dilakukan oleh suaminnya pa Gus Dur hingga akhir hayatnya. Selain dia sebagai seorang istri yang baik dia juga peduli terhadap masyarakat Indonesia, dengan mendirikan lembaga yayasan puan dia juga bukan hanya sebagai istri dirumah tangga namun ia pun sebagai wanita yang memperhatikan dan memperjuangkan nasib wanita yang tertindas diapun seorang pendakwah yang baik. 2. Tanya : Sejauh mana anda mengenal sosok ibu Sinta Nuriyah Wahid sebagai pendakwah dan juga aktivis pejuang hak-hak perempuan? Jawab : Tidak terlalu jauh saya mengenal beliau. Saya hanya mengetahui beliau dari buku, artikel mengenai pa Gus Dur ketika itu. nahhh hari situ saya tertarik membeca tetang istri beliau Ibu Sinta Nuriyah itu, serta ketika beliau mendirikan yayasan untuk para wanita yang terdiskriminasi. 3. Tanya : Apakah anda setuju dengan bentuk perjuangan perempuan yang dilakukan ibu Sinta Nuriyah dalam bentuk aktivitas dakwah yang belaiu lakukan selama ini? Jawab : Setuju, karena jarang seorang ibu rumah tangga memikirkan nasib masyarakat yang tertindas terutama wanita yang mengalaimi KDRT. 4. Tanya : Menurut anda perjuangan hak-hak perempuan seperti apa yang di perjuangkan oleh Ibu Sinta Nuriyah Wahid? Jawab : menurut saya pertama beliau memiliki pemikiran yang liberal. Jika dilihat dari psegi pendidikan dia berhasil mendirikan yayasan yang menampung masyarakat terutama perempuan untuk belajar. Dari segi moral-sosial, belaiu mampu menjaga martabatnya sebagai seorang muslim dan beliau mampu memperjuangkan hak perempuan yang terlindungi dan memfasilitasi konsultasi terhadap hukum yang ada di Indonesia. 5. Tanya : Apakah menurut anda beliau dapat memberikan pengaruh yang baik dalam ativitas dakwah yang di lakukan belaiu saat ini? Jawab : Sangat berpengaruh baik, karena beliau tidak hanya mentrasfer ilmu terhadap orang-orang yang berpendidikan pada pendidikan umum saja beliaupun mentrasfer ilmuilmu agama Islam dalam bentuk kajian,diskusi, dan seminar-seminar. Nama : Ustd. Andi Rodi (Tokoh Agama) Status : Lectuer of Islamic Classical Books Tanggapan dan pendapat belaiu tentang hak-hak perempuan yang dilkukan oleh ibu Sinta Nuriyah dengan mengkaji kembali kitab Uqud alLujjayn yaitu: Seorang Istri wajib taat terhadap suami, tidak sebaliknya. Tidak akan pernah sama laki-laki dan perempuan sampai kapan pun, tidak akan pernah sama. Jika ibu Sinta mengatakan: “Dalam segala hal seharusnya perempuan dan laki-laki memiliki hak dan kewajiban yang sama.” Maka ustd. Andi Rodi mengatakan: tidak bisa itu namanya sudah melawan ketentuan Allah. Sepanjang sepengetahuan yang saya tahu sampai berulang-ulang tamat mengkaji kitab Uqud al-Lujjayn ini diaman letak ketidak adilannya. Semua itu sudah kudrottullah, Allah sudah menciptakan nabi dan rasul bahwa sebagaimana memang seorang laki-laki itu pemimpin, itu kelebihannya karena akalnya. Allah menciptakan akal sepuluh, sembilan untuk laki-laki dan satu untuk perempuan. Jika ustad Husein Muhammad menyatakan bahwa: “Pernyataan bahwa perempuan akalnya lebih rendah dari laki-laki itu saya kira tafsir dari orang bukan dari nabi”. Maka ustad Andi, tidak setuju jika dia menyatakan tafsiran itu dari orang bukan nabi itu tidak betul itu namanya asbun. Nama : Husein Muhammad (Moslem Scholar) Tanggapan mengenai ibu Sinta Nuriyah di yayasan Puan amal hayati dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dengan mengkaji ulang kitab kuning atau dinamakan FK3 yang di pelajari di pondok pesantren yaitu: Kitab Uqud al-Lujjayn merupakan kitab yang berbicara mengenai relasi suami istri yang relatif banyak digunakan sebagai referensi di pesantrenpesantren. Suami boleh memukul istri hanya istri tidak menggunakan parfum. Menurut saya saat ini cara mendidik dengan memukul sudah tidak bisa kita terima lagi ini tidak absah untuk dijadikan dasar hukum. Peryataan bahwa perempuan itu akalnya lebih rendah dari laku-laki itu saya kira itu tafsir dari orang bukan Nabi. Nama : Ibu Sinta Nuriyah Wahid Status : Aktivis pejuang perempuan Pandangan serta tanggapan dan awal perjuangan Ibu Sinta Nuriyah Wahid dalam memperjuangkan hak-hak perempuan yaitu: Perempuan dan laki-laki memiliki hak yang sama, dan agama Islam itu agama rahmatan’lilallamin yang mengayomi semua orang. Selama saya mulai menulis tesis, saya sering menjumpai masalah-masalah tentang perempuan. Ketidak adilan terhadap perempuan, kekerasan serta subordinasi dan marjinalisasi. Tesis saya itu juga menyangkutkan dengan masalah agama dari situ. Dari situ sayawaktu itu saya menggunakan kitab uqud al-lujjayn sebagai bandingan tentang perlakuan terhadap perempuan itu. di situ banyak sekali hal yang sangat-sangat menindas perempuan. Nahh itu kan tidak adil bagi perempuan ketika harus tau mayoritas masyarakat Indonesia adalah agama Islam untuk menata kehidupan mereka, kitab-kitab yang dibaca itu sebagai pegangan adalah kitab kuning semuanya ada di pesantren dan semuanya itu masih sangat pasrial hal, dan untuk itu kita harus punya senjata untuk bisa menerobos masuk kedalam pesantren senjata itu adalah mereraid (mengkaji ulang) kitab kelasik yang masih patrial hal. Dalam kitab Uqud al-Lujjayn yang ditulis oleh Syaikh Nawawi, mengatakan bahwa perempuan itu kedudukannya di hadapan suaminya bagaikan budak terhadap tuannya. Saya itu mulai menjadi aktivis tidak pada saat saya menjadi ibu negara, tapi saya menjadi aktivis jauh sebelum itu saya sudah menjadi aktivis. Perjuangan saya tidak akan berhenti, karena tidak adanya bapa..perjuangan tetap, perjuangan saya tidak berhenti karena saya berada di kursi roda semua itu bukian hambatan untuk berjuang. Berjuang sampai titik darah penghabisan. Yang kita harapkan adalah perempuan-perempuan bisa mendapatkan perlakuan-perlakuan yang adil, yang layak, yang sama berjuang dengan laki-laki baik dalam keluarga, masyarakat, maupun negara. Bukan untuk saya saja tapi untuk seluruh perempuan. Nama: Benny Susetyo (Catholic Priest) Tanggapan mengenai Ibu Sinta Nuriyah dan yayasan Puan Amal Hayati dalam memperjuangkan hak-hak perempuan: Kalau Gus Dur itu menawarkan cara berfikir bahwa agama itu memiliki kebebasan melindungi minoritas, Gus Dur juga memberikan tempat bagi semua orang. Sekarang peran itu diambil oleh Ibu Sinta. Nama: Khofifah Indra Parawansa ( Former Mirister of Women Empowermant) Tanggapan mengenai ibu Sinta Nuriyah dalam memperjuangkan hakhak perempuan: Saya menangkap pada trobosan yang dilakukan, yang mungkin orang bilang keluar dari plat fom ya. Karena lintas elemen yang disapa oleh beliau menjadikan belaiu tidak terpaku pada program-program first lady, tidak terpaku pada penyapaan istri-istri mentri. Misalnya ada apeal di luar garisgaris formalitas yang beliau sapa misalnya komunitas disable, TKW, dan lainsebagainya. Jadi ada komitmen spesifik untuk memberikan penyapaan terhadap kelompok rentan. Tidak ada sesuatu yang berubah dari komitmen perjuangan beliau membengun kesetaraan jender sejak menjadi ibu negara maupun setelah tidak menjadi ibu negara lagi saya melihat ada satu ada kontinyu dari ibu komitmen yang cukup kuat. Nama : Maria Ulfah Anshori ( Aktivis Puan Amal Hayati Jakarta) Tanggapan mengenai Ibu Sinta Nuriyah dengan yayasan Puan Amal Hayati yaitu: Soal Ibu Nuriyah dan Puan Amal Hayati, saya melihatnya kaya dua sisi yang tidak bisa dipisahkan ibu Nuriyah ya Puan, Puan ya Ibu Nuriyah karena tidak ada yang bisa di representasikan oleh yang lain. Saya melihat itu yahh jaringan yang kongkrit atas permintaan mereka lagi yahh..mereka meminta untuk didirikan Puan di pesantrennya jadi saya kira respon masyarakat yang cukup bagus dan di lima tahun pertama Puan sudah dapat berkerja sama dengan PBB dan UNFPA untuk program perhentian kekerasan terhadap perempuan. Karena Poligami itu merupakan salah satu bentuk kekerasan perempuan. Banyak faktor-faktor yang membuktikan itu, itu yang sebenarnya kita menolak kemudian bentuk-bentuk reaksi kami waktu itu dengan ibu Nuriyah, Puan amal hayati adalah membuat dapur anti poligami untuk peserta sebagai yahh...katakan dapur alternatif dari dapurnya panitia, gitu. Lina (Korban Kekerasan) Tanggapan Lina mengenai adanya yayasan puan amal hayati yang di dirikan oleh Ibu Sinta Nuriyah yang berbasis pesantren yaitu: Saya waktu berumur 11 tahun itu saya di perkosa sama ayah saya, saya di gitu lagi di perkosa lagi berulang-ulang. Sampai saya punya anak empat terpaksa gitu kan kalu saya gak nurutin sama ayah saya nanti dibunuh, ya saya di perkosa sampai kasus saya terungkap di kantor polisi saja. Udah diberi keterangan terus saya di bawa kesini ke puspita puan amal hayati. Pas sudah kesini saya seneng banget gitu..aa yang nolong disisi, saya di ajarin agama terus di kasih keterampilan. Sosialisasi Pemberdayaan Perempuan yang dilakukan oleh Ibu Sinta Nuriyah, kerjasama Puan Amal Hayati dan Mahkamah Konstitusi 1.pada tanggal 24 Juni 2011 Ibu Sinta Nuriyah mengisi acara radio TKM Kayumanis 99.5 FM. Sebagai Narasumber Kegiatan Kajian Kitab Kuning (FK3) yang dilakukan Ibu Sinta Nuriyah bersama dengan para aktivis perempuan dan para kyai pondok pesantren . Kegiatan Kajian Kitab Kuning (FK3) yang dilakukan Ibu Sinta Nuriyah bersama dengan para aktivis perempuan dan para kyai pondok pesantren. Ibu Sinta SeBagai pembicara di kajian kitab kuning Acara Sahur Keliling yang diadakan di kota Semarang. Gambar 1 Gambar 2 Gambar 1 . Acara sahur keliling yang diadakan di Kota Bogor Gambar 2 kondisi Jamma’ah yang mengikuti kegiatan sahur keliling di Bogor. Acara sahur keliling yang diadakan di Kota Jember Gambar 1 Gambar 2. Pentas seni tari yang dilakukan santri di kota Jember Acara sahur keliling di kota Madura Gambar 1 Gambar 2 Melakukan buka puasan bersama yang dilakukan para santri Sosialisasi Pemberdayaan prempuan di Wangon Gambar 1 Sosialisasi Pemberdayaan prempuan di daerah Cilacap Sosialisasi Pemberdayaan prempuan di daerah Banyumas Acara Sahur Keliling di daerah Pasuruan Ceramah yang di isi oleh ibu Sinta Nuriyah di Acara sahur keliling di kota Demak Yayasan Puan Amal Hayati tapak dari Luar Tampak dari Depan bersama pa Andrei Husain Tampak dari Dalam Ruang Perpustakaan Beberapa koleksi Penghargaan Piagam ibu Sinta Nuriyah Wahid Foto kenangan Global Peace Festifal ASIA PASIFIC 2010 Salah satu gambar Kuning yang di kaji Gambar kitab yang sudah mengalami pengkajian ulang yang di terbitkan langsung oleh Puan Amal Hayati Facebook Puan Amal Hayati Tewitter Puan Amal Hyati