63 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab penutup yang mengemukakan seluruh rangkuman dari hasil perhitungan dan analisis dana sebagai suatu kesimpulan. Bab ini juga akan menyajikan keterbatasan penelitian, implikasi penelitian, serta saran-saran yang dapat digunakan sebagai suatu solusi untuk penelitian selanjutnya. 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis data statistik, pengujian hipotesis, dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap volume impor baja cold rolled coil (CRC). Hal ini berarti apabila PDB meningkat, maka volume impor baja CRC juga akan meningkat. Sebaliknya, jika PDB menurun, maka volume impor baja CRC juga akan menurun. 2. Kurs dollar AS berpengaruh secara positif dan tidak signfikan terhadap volume impor baja CRC. Hal ini berarti apabila kurs dollar AS terhadap rupiah naik, maka volume impor baja CRC akan turun. Sebaliknya, jika kurs dollar AS terhadap rupiah turun maka volume impor baja CRC akan meningkat. 3. Inflasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap volume impor baja CRC. Hal ini berarti apabila inflasi naik, maka volume impor baja CRC akan naik. Sebaliknya, jika inflasi turun maka volume impor baja CRC akan turun. 4. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Produk Domestik Bruto dan kurs dollar AS terhadap volume impor baja CRC. Tingkat sumbangan pengaruh secara simultan tersebut sebesar 44,0% dan sisanya sebesar 56,0% menunjukkan variabel volume impor baja CRC dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel tersebut. 5. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Produk Domestik Bruto dan inflasi terhadap volume impor baja Cold Rolled Coil (CRC). Tingkat 63 64 sumbangan pengaruh secara simultan tersebut sebesar 27,6% dan sisanya sebesar 72,4% menunjukkan variabel volume impor baja CRC dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel tersebut. 6. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kurs dollar AS dan inflasi terhadap volume impor baja CRC. Tingkat sumbangan pengaruh secara simultan tersebut sebesar 74,9%, dan sisanya sebesar 25,1% menunjukkan variabel volume impor baja CRC dipengaruhi oleh faktor lain, di luar variabel tersebut. 7. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Produk Domestik Bruto (PDB), kurs dollar AS dan inflasi terhadap volume impor baja CRC. Tingkat pengaruh secara simultan tersebut sebesar 75,2% dan sisanya sebesar 24,8% menunjukkan variabel volume impor baja Cold Rolled Coil (CRC) dipengaruhi oleh faktor lain, di luar variabel tersebut. Dari kesimpulan tersebut, dapat dianalisis lebih mendalam yaitu persentase sumbangan pengaruh terbesar ditunjukkan ketika ketiga variabel yaitu PDB, kurs dollar AS dan inflasi diuji secara bersamaan terhadap volume impor baja CRC, yaitu sebesar 75,2%. 5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan yang berkaitan dengan fenomena ekonomi, maka peneliti mengajukan beberapa saran yaitu: 1. Bagi pemerintah Pemerintah Indonesia harus bijak dalam menetapkan kebijakan-kebijakan baru yang dapat mempengaruhi kegiatan perekonomian suatu negara agar perekonomian tetap stabil melalui kebijakan moneter. Pemerintah juga sebaiknya juga mendukung program-program untuk mengembangkan kompetensi produsen dalam negeri, sehingga kebutuhan dalam negeri bisa dipenuhi tanpa melakukan impor. Selain itu, pemerintah dapat memberikan subsidi pada industri tertentu untuk melakukan pengembangan mesin pengolah baja sebagai sarana peningkatan produksi baja cold rolled coil di dalam negeri. Pencapaian ini adalah salah satu cara dalam mengurangi impor. 65 Saran lain yang bisa digunakan pemerintah adalah dengan menjalankan peraturan pemerintah anti-dumping untuk produk cold rolled coil, khususnya untuk negara China. Hal ini karena terdapat kelebihan pasokan baja dunia sampai 400 juta ton tahun 2015 dan China berkontribusi 178 juta ton. Sedangkan, permintaan baja China turun 7,5 persen di bulan Juli 2015. Akibatnya, produsen baja di negara itu mengalohkan fokus ke pasar internasional, contohnya Indonesia. Langkah lainnya yang dapat ditempuh adalah dengan realisasi tax holiday dan tax allowance. Tax holiday adalah salah satu peraturan pemerintah dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) baru No 159/ PMK. 010 tahun 2015 tentang tax holiday mengenai pengurangan PPh (Pajak Penghasilan) minimal 10% maksimal 100% dalam kurun waktu 5 – 20 tahun sejak produksi secara komersial untuk perusahaan yang baru akan berinvestasi sebesar 1 triliun dan menempatkan dana investasi minimal 10% di Indonesia. Tax holiday ini dikhususkan untuk industri pioner seperti industri baja. Hal ini tentunya akan menarik investasi baru dalam negeri khususnya pada industri baja yang memiliki gap besar antara total produksi dan total konsumsi. Selain itu, juga diharapkan adanya realisasi tax allowance yaitu pengurangan penghasilan netto paling tinggi 30% dari jumlah penanaman modal yang dilakukan. 2. Bagi perusahaan pengimpor baja cold rolled coil Sebaiknya perusahaan belajar mengenai tekhnologi (seperti mesin), yang digunakan oleh perusahaan pengekspor dari luar negeri, sehingga dengan adanya tekhnologi tersebut akan mengurangi nilai impor barang khususnya baja CRC. Tentunya dengan demikian, aktivitas produksi perusahaan akan maksimal dari segi waktu dan biaya. Hal lain yang dapat dilakukan saat rupiah melemah adalah menjual produk olahan produsen dalam negeri ke luar negeri atau peningkatan ekspor. Dengan demikian, produsen dapat membuat perusahaannya tetap bertahan menghadapi gejolak ekonomi yaitu melemahnya rupiah. 63 66 Perusahaan juga dapat melakukan strategi lain yaitu dengan hedging. Hedging adalah tindakan yang dilakukan untuk melindungi sebuah perusahaan dari fluktuasi nilai tukar. Selain itu, perusahaan dapat melakukan forward contract, dimana perusahaan membeli barang langsung dalam satu tahun dan dalam jumlah yang besar, namun pengirimannya dilakukan selama 3 bulan sekali, hal ini juga dilakukan untuk meminimalisir dampak dari fluktuasi nilai tukar. 3. Bagi peneliti berikutnya Bagi peneliti berikutnya, diharapkan dapat memperluas batasan-batasan yang ada pada penelitian ini, seperti memperpanjang periode penelitian, menambah variabel lain yang diteliti. Perpanjangan periode penelitian ini digunakan agar data lebih akurat, sehingga peneliti berikutnya mendapatkan model perhitungan dengan tingkat pengaruh yang lebih tinggi. Selain itu, peneliti berikutnya juga dapat menggunakan produk impor lain sebagai objek penelitian.