Penentuan Kadar Klorida Mengg

advertisement
Penentuan Kadar Klorida Menggunakan Metode Argentometri 2014
Penentuan Kadar Klorida Menggunakan Metode Argentometri
Kamis, 3 Apri 2014
Raisa Soraya, Naryanto, Melinda Indana Nasution, Septiwi Tri Pusparini
Jurusan Pendidikan Imu Pengetahuan Alam
Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
ABSTRACT
Argentometri diturunkan dari bahasa latin Argentum, yang berarti perak. Jadi,
Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan
yang dilakukan dengan titrasi berdasarkan pembentukan endapan ion Ag+. Salah satu cara
untuk menentukan kadar asam-basa dalam suatu larutan adalah dengan volumetri (titrasi).
Volumetri (titrasi) merupakan cara penentuan kadar suatu zat dalam larutannya didasarkan
pada pengukuran volumenya. Klorida adalah ion halogen yang larut dalam larutan perak
nitrat yang menghasilkan endapan putih perak klorida seperti dadih dan berwarna putih.
Penentuan kadar klorida menggunakan metode mohr. Metode mohr digunakan karena pada
percobaan ini ditentukan kadar ion halogen klorida yang akan ditentukan kadarnya dengan
larutan AgNO3 sampai terbentuk endapan berwarna ungu muda.
Kata kunci: Argentometri, Metode mohr, ion klorida
INTRODUCTION
Kelarutan kebanyakan klorida larut dalam air. merkurium(I) klorida, Hg2Cl2, perak
klorida, AgCl, timbel klorida, PbCl2 (yang ini larut sangat sedikit dalam air dingin, tetapi
mudah larut dalam air mendidih), tembaga (I) klorida, CuCl, bismut oksiklorida, BiOCl,
stibium oksiklorida, SbOCl, dan merkurium (II) oksikorida, Hg2OCl2, tak larut dalam air.
Larutan perak nitrat: endapan perak korida, AgCl, yang seperti dadih dan berwarna putih. Ia
tak larut dalam air dan dalam asam nitrat encer, tetapi larut dalam larutan ammonia encer dan
dalam larutan-larutan kalium sianida dan tiosulfat, dan juga pada ion-ion kompleks, (Vogel,
G.Svehla. 1985)
Jurnal Kimia Analitik II
Page 1
Penentuan Kadar Klorida Menggunakan Metode Argentometri 2014
Ag+ + Cl- → AgCl
AgCl + 2NH3 → [Ag(NH3)2]+ + Cl[Ag(NH3)2]+ + Cl- +2H+ → AgCl + 2NH4+
Argentometri merupakan metode analisis volumetri yang digunakan untuk menentukan
kandungan senyawa halogenida dan senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan dengan
perak nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu. Metode argentometri dikenal juga dengan titrasi
pengendapan yang melibatkan pembentukan senyawa yang relatif tidak larut atau endapan.
Titrasi argentometri dibedakan menjadi 4 metode, yaitu metode Mohr, metode Volhard,
metode K.Fajans, metode Liebig.
Metode Mohr metode ini digunakan untuk menentukan kandungan klorida dan bromida
dalam suasana netral dengan larutan standar perak nitrat dengan penambahan larutan kalium
kromat sebagai indikator. Mula-mula titrasi berlangsung dengan pembentukan endapan perak
klorida. Jika titik ekuivalen telah tercapai, maka perak nitrat akan bereaksi dengan kromat
menghasilkan endapan perak kromat yang berwarna merah.
(Yuli Rohyami.2011)
Sesuai dengan namanya, penetapan kadar ini menggunakan perak nitrat (AgNO3).
Garam ini merupakan satu-satunya garam perak yang terlarutkan air sehingga reaksiperak
nitrat dengan garam lain akan menghasilkan endapan. Garam-garam, seperti natrium klorida
(NaCl) dan kalium sianida (KCN) dapat di tentukan kadarnya dengan cara sebagai berikut:
AgNO3 + NaCl- → AgCl (endapan) + NaNO3
AgNO3 + KCN → AgCN (endapan) + KNOSampel garam dilarutkan di dalam air dan di titrasi dengan larutan perak nitrat standar
sampai keseluruhan garam perak mengendap. Jenis titrasi ini dapat menunjukkan titik
akhirnya sendiri (self-indicating), tetapi biasanya suatu indicator dipilih yang menghasilkan
endapan warna pada titik akhir. Pada penetapan kadar NaCl, kalium kromat ditambahkan ke
dalam larutan; setelah semua NaCl bereaksi, tetesan pertama AgNO3 berlebih menghasilkan
endapan perak kromat berwarna merah yang mengubah warna larutan menjadi coklat merah.
(Donald Cairns,2009)
Titrasi argentometri didasarkan pada reaksi:
AgNO3 + Cl- → AgCl(s) + NO3
Jurnal Kimia Analitik II
Page 2
Penentuan Kadar Klorida Menggunakan Metode Argentometri 2014
Kalium Kromat digunakan sebagai suatu indikator, menghasilkan warna merah dengan
kelebihan ion Ag+. Titrasi yang lebih banyak digunakan adalah metode titrasi balik.
Kelebihan AgNO3 ditambahkan ke dalam sampel yang mengandung ion klorida atau
bromida. Kelebihan AgNO3 kemudian dititrasi dengan amonuim tiosanat, dan amonium fero
sulfat digunakan sebagai indikator pada kelebihan SCN –
AgNO3 + NH4SCN → AgSCN (s) + NH4NO3
Sebelum titrasi balik dapat dilakukan, AgCl yang mengendap harus disaring atau dilapisi
dengan dietilftalat mencegah SCN- menyebabkan penguraian AgCl. Klorin yang
dikombinasikan secara organic harus di bebaskan melalui hidrolisis dengan natrium
hidroksida sebelum titrasi. Suatu halogen yang menempel pada cincin aromatic tidak dapat
dibebaskan dengan cara hidrolisis dan halide aromatic harus di bakar dalam tabung oksigen
agar dapat melepaskan halogen untuk titrasi.
Titrasi argentometri digunakan pada penetapan kadar dalam farmakope untuk: tablet
natrium klorida dan kalium klorida, tiamin hidroklorida, mustin klorida, dan karbromal,
(David G Watson. 2010).
MATERIAL AND METHOD
Alat:

Gelas Ukur
1 Buah

Corong
1 Buah

Gelas Beaker 50 ml
1 Buah

Klem 4 jari
1 Buah

Buret
1 Buah

Labu erenmeyer
1 Buah

Statif
1 Buah
Bahan:

MgCl2 μ M 10 ml

AgNO3 0,5 M

K2CrO4 15 Tetes
Prosedur Kerja
1. Masukkan MgCl2 μ M sebanyak 10 ml kedalam labu Erlenmeyer
Jurnal Kimia Analitik II
Page 3
Penentuan Kadar Klorida Menggunakan Metode Argentometri 2014
2. Tambahkan K2CrO4 sebanyak 15 tetes
3. Lalu titrasi dengan menggunakan larutan AgNO3 0,5 M hingga terbentuk endapan
ungu
muda
RESULT AND CONCLUSION
Argentometri dengan metode Mohr yakni mula-mula Ag+ yang ditambahkan bereaksi
membentuk endapan AgCl berwarna putih. Apabila Cl- sudah habis bereaksi maka kelebihan
Ag+ selanjutnya bereaksi dengan CrO4 2- yang berasal dari indikator K2CrO4 yang
ditambahkan dan membentuk endapan Ag2CrO4 yang berwarna ungu muda, berarti titik akhir
titrasi atau titik ekivalen sudah tercapai, (A.A Bawa Putra.2008)
Larutan standar MgCl2 0,1 N sebanyak 10 mL dimasukkan ke dalam erlenmeyer,
kemudian ditambahkan 1 mL indikator K2CrO4, kemudian dititrasi dengan AgNO3 sampai
terbentuk endapan berwarna ungu muda.
Voume MgCl2 10 ml
Volume AgNO3 yang dipakai titrasi 2,3 ml
M AgNO3 =
Titrasi
ρ x 10 x 1%
Mr
=
1,22 x 10 x 1%
170
= 0,072
= A . V1 . M1 = B . V2 . M2
2 . 10 . M1 = 1 . 23.0,072
20 M1 = 0,1656
M1
= 0,0828
Persamaan reaksi: MgCl2 → Mg2+ + 2ClAgNO3 →Ag+ + N03AgCl → Ag+ + ClTitrasi AgNO3 pada larutan yang telah ditetesi oleh indikator asam kromat yaitu
terbentuk endapan berwarna putih yang merupakan endapan AgCl. Ketika MgCl2 sudah habis
bereaksi dengan AgNO3 sementara masih terdapat ion – ion AgNO3 maka AgNO3 akan
bereaksi dengan K2CrO4 membentuk endapan Ag2CrO4 yang berwarna ungu muda.
Jurnal Kimia Analitik II
Page 4
Penentuan Kadar Klorida Menggunakan Metode Argentometri 2014
Ag+ + Cl- → AgCl (putih)
2 Ag+ + CrO42- → Ag2CrO4 (ungu muda)
CONCLUTION
Berdasarkan percobaan dapat disimpulkan:
1.
Titrasi argentometri merupakan metode analisis volumetri yang digunakan untuk
menentukan kandungan senyawa halogen dan senyawa-senyawa lain yang membentuk
endapan dengan perak nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu.
2.
Ttirasi argentometri merupakan salah satu metode untuk menntukan kadar klorida.
3.
Metode mohr untuk menentukan kandungan klorida dan bromida dalam suasana netral
dengan larutan standar perak nitrat dengan penambahan larutan kalium kromat sebagai
indikator
REFERENCE LIST
Cairns, Donald. 2009. Intisari Kimia Farmasi Edisi 2.Jakarta. Buku Kedokteran EGC
Vogel, G.Svehla. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semimikro.
Jakarta. PT Kalman Media Pustaka
Watson, David G. 2010. Analisis Farmasi Buku Ajar untuk Mahasiswa Farmasi dan Praktisi
Kimia Farmasi Edisi 2.Jakarta. Buku Kedokteran EGC.
A.A. Bawa Putra, dkk.2008. kajian kapasitas dan efektivitas resin penukar anion untuk
mengikat
klor
dan
aplikasinya
pada
air
http://ujs.unud.ac.id/index.php/jchem/artichel/view/2713. diakses pada tanggal 7
April 2014 pukul 16:27 WIB
Rochyami,Yuli.2011.panduan
penulisan
laporan
praktikum.
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CCw
QFjAA&url=http%3A%2F%2Fdiploma.chemistry.uii.ac.id%2Fkuliah%2520online%2
FPANDUAN%2520PENULISAN%2520LAPORAN%2520PRAKTIKUM.pdf&ei=p3
RCU6eJFISsrAf944HwAg&usg=AFQjCNGfBDLg3DBmFTzXLxKHzGPfOfx_Ig&sig
2=33QSc2UdWFhv_abyZEDYVQ&bvm=bv.64367178,d.bmk. diakses pada tanggal
7April 2014 pukul 16:15 WIB
Jurnal Kimia Analitik II
Page 5
Download