Al-Hamidi TA - Repository Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

advertisement
STUDY PEMBERIAN PUPUK KANDANG TERHADAP
PERTUMBUHAN SEMAI SENGON (Paraserienthes moluccana)
Oleh :
AL-HAMIDI
NIM. 070500004
PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN
JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
2010
STUDY PEMBERIAN PUPUK KANDANG TERHADAP
PERTUMBUHAN SEMAI SENGON (Paraserienthes moluccana)
Oleh :
AL-HAMIDI
NIM. 070500004
Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Sebutan Ahli Madya
Pada Program Diploma III Politeknik Pe rtanian
Negeri Samarinda
PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN
JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
2010
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Karya Ilmiah
:
Nama
NIM
Program Studi
Jurusan
:
:
:
:
STUDY PEMBERIAN PUPUK KANDANG
TERHADAP
PERTUMBUHAN
SEMAI
SENGON (Paraserienthes moluccana)
Al-Hamidi
070500004
Manajemen Hutan
Pengelolaan Hutan
Menyetujui,
Pembimbing,
Penguji I,
Ilyas Teba, MP
NIP. 19681119 199802 1 001
Ir. Rudy Nurhayadi, MP
NIP. 19590111 198703 1 002
Penguji II,
Agustina Murniyati, S.Hut.,MP
NIP. 19720803 199802 2 001
Mengesahkan
Direktur,
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Ir. Wartomo, MP
NIP. 19631028 198803 1 003
Lulus ujian pada tanggal: ……………………………………
ABSTRAK
AL-HAMIDI, studi Pemberian Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan Semai
Sengon (Paraserienthes moluccana), di areal Persemaian Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda (di bawah bimbingan ILYAS TEBA)
Penelitian ini dilatar belakangi oleh karena Sengon (Paraserienthes
moluccana) adalah jenis tanaman yang mudah tumbuh. Jenis ini tidak menuntut
kesuburan yang lebih tinggi, dapat tumbuh baik pada tanah – tanah kering, tanah
lembab, bahkan tanah yang mengandung garam dan juga dapat bertahan terhadap
kekurangan oksigen. Dengan sifat – sifat demikian Sengon (paraserienthes
moluccana) memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan dalam bentuk hutan
tanaman yang besar. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pangaruh pupuk kandang terhadap semai Sengon (Paraserienthes
moluccana).
Penelitian ini dilaksanakan selama ± 2 bulan mulai dari Bulan Juni sampai
bulan Juli 2010, meliputi kegiatan : persiapan penelitian, pengamatan dan
pengumpulan data, pengolahan data dan penyusunan laporan karya ilmiah. Dari
penelitian ini dapat di ketahui bahwa Topsoil mengalami pertumbuhan lebih baik dari
pada K1 dan K2 serta pemberian pupuk kandang dengan dosis 1gram dan 2 gram
tidak sesuai untuk semai Sengon (Paraserienthes moluccana) usia 2 bulan.
RIWAYAT HIDUP
AL-HAMIDI lahir tanggal 30 Desember 1987 di Pengadan, Sangkulirang,
Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Merupakan anak kedua dari tiga
bersaudara pasangan dari pasanganan Ayah Suta Sudi (Alm) dan Ibu Norma.
Pada tahun 1992 memulai Pendidikan pada Taman Kanak-kanak (TK) lulus
tahun 1993. Pada tahun 1993 melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri (SDN) No.066
(sekarang SDN 22 terpadu) kemudian pindah ke Sekolah Dasar Negeri (SDN)
No.058 Pengadan Baru, Kutai Timur dan lulus tahun 1999. Pada tahun 1999
melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 16 Samarinda dan
memperoleh ijazah pada tahun 2002. Pada tahun 2002 melanjutkan ke Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK Bhakti) Loa Janan dan lulus tahun 2005.
Pendidikan tinggi dimulai pada tahun 2005 di LPK EL-Rahma Samarinda dan
lulus tahun 2006. Kemudian pada tahun 2007 lanjut ke Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda Jurusan Pengelolaan Hutan Program Study Manajemen Hutan. Pada
tanggal 10 Maret sampai de ngan 10 Mei 2010 melakukan Kegiatan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) di PT.Sumalindo Lestari Jaya II Site Long Bagun, Kecamatan Long
Bagun, Kutai Barat.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah S.W.T, karena atas berkat rahmat dan HidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya ilmiah ini.
Karya ilmiah ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di
kawasan Persemaian Politeknik Pertanaian Negeri Samarinda selama ± 2 bulan mulai
dari bulan Juni sampai bulan Juli 2010, sebagai salah syarat untuk dapat
menyelesaikan pendidikan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda sebagai lulusan
Ahli Madya.
Pada kesempatan ini penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar - besarnya kepada :
1. Bapak Ilyas Teba, S. Hut, MP selaku dosen pembimbing karya Ilmiah.
2. Bapak (Alm) dan Ibu tercinta yang telah banyak memberikan do’a serta
dorongan semangat.
3. Bapak ibu dosen beserta staf pengajar Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
4. Seluruh saudara – saudari penulis, Siti Aminah, Fatimah, Nur Indra Dinata,
Maya Marinda, Alfiansyah, Icha, yang sudah mendukung penulis dengan
sepenuh hati.
5. Rekan Mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Khususnya
angkatan 2007 serta semua pihak yang telah membantu hingga selesainya
penyusunan Karya Ilmiah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu – persatu.
Semoga segala bantuan dan dukungan yang telah di berikan kepada penulis
mendapatkan imbalan yang setimpal dari ALLAH SWT , Amin.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Ilmiah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat menyempurnakan laporan ini. Semoga apa yang tertulis
dalam Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi mereka yang memerlukanya.
Penulis
Kampus Sei Keledang, Agustus 2010
1. PENDAHULUAN
Paraserienthes muluccana (Sengon) yang juga disebut sengon laut atau
jeungjing adalah jenis tanaman yang mudah tumbuh.
Jenis ini tidak menuntut
kesuburan yang lebih tingg, dapat tumbuh baik pada tanah-tanah kering, tanah
lembab, bahkann pada tanah yang mengandung garam dan juga dapat bertahan
terhadap kekurangan oksigen.
Kayu cukup bernilai ekonomis karena merupakan
bahan yang baik untuk peti kemas, bahan pembuat tripleks, bahan pembuat korek api,
konstruksi ringan di bawah atap serta memenuhi syarat untuk bahan-bahan pulp dan
kertas.
Dengan sifat-sifat demikian Paraserienthes muluccana memiliki prospek
yang baik untuk dikembangkan dalam bentuk hutan tanaman yang besar.
Hal yang mendorong untuk mengembangkan jenis ini ialah sifat pertumbuhan
yang cepat dari Paraserienthes muluccana, pada umur 6 tahun dapat menghasilkan
kayu bulat sebesar 156 m3/h dan pada umur 15 tahun dapat menghasilkan kayu bulat
372 m3/h.
Kayu Paraserienthes muluccana dapat digolongkan kedalam kelas kuat III atau
IV dan kelas awet IV atau V, dibandingkan dengan jenis -jenis lain, yang termasuk
kelas berat jenis yang sama, keawetannya dari kayu jenis ini lebih tinggi. Oleh
karena itu jenis kayu ini lebih banyak dipergunakan sebagai baha n bangunan.
Teknik penanaman Paraserienthes muluccana diharapkan dapat menunjang
keberhasilan penanaman dan penyebaran Paraserienthes muluccana khususnya dan
keberhasilan pembangunan HTI pada umumnya.
Salah satu cara untuk mendapatkan bibit yang baik adalah dengan melakukan
pemupukan. Kegiatan ini bertujuan untuk menunjang keberhasilan penanaman dan
pertumbuhan dari Paraserienthes falcataria. Dalam pemilihan pupuk paraserienthes
muluccana di pilih pupuk kandang karena pupuk kandang itu berasal dari bahan
organik yang tidak mencemari lingkungan (ramah lingkungan) dan mampu
memperbaiki stuktur tanah, lagi pula pupuk yang berasal dari bahan organic lebih
mudah didapat dan harganya terjangkau dari pada pupuk yang berasal dari bahan
anorganik.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetuhui perbedaan hasil pertumbuhan
semai sengon yang diberikan pupuk kandang.
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pupuk
kandang terhadap semai sengon.
II.
A.
TINJAUAN PUSTAKA
Profil Umum Sengon
1. Klasifikasi Sengon
Sebelum kita mengenal sengon
lebih jauh ada baik kita mengetahui
klasifikasi sengon terlebih dahulu menurut Nasution (2008).
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Bangsa
: Fabales
Famili
: Fabaceae
Subfamili
: Mimosoidae
Marga
: Paraserianthes
Jenis
: Paraserianthes falcataria
2. Morfologi Sengon
Menurut Santoso, B, Heiroremus (1994), Sengon yang dalam bahasa latin
di sebut Albizia falcataria,termasuk famili mimosaceae, keluarga petai-pataia n,
kadang-kadang sengon disebut pula “Albizia”, yang sesungguhnya berasal dari
bahasa latin tersebut. Di Indonesia sengon memiliki beberapa nama daerah seperti
sebagai berikut :
Jawa
: Jeunjing, Jeunjing Laut (sunda), Kalbi, Sengon Landi, Sengon
Laut atau Sengon Sebrang (jawa)
Maluku : Seia (ambon), Sikat (banda), Tawa (ternate) dan Gusui (tidore)
Bagian terpenting yang mempunyai nilai ekonomis pada tanaman sengon
adalah kayunya.
Pohonnya dapat mencapai tinggi sekitar 30-45 meter dan
diameter batang sekitar 70-80 cm. kayu sengon digunakan untuk tiang bangunan
rumah, tripleks, papan, peti kemas, perabotan rumah tangga, pagar, batang korek
api, bahan-bahan pulp dan kertas.
a. Batang
Batang sengon tumbuh tegak lurus, kulit luar batngnya licin dan berwarna
kelabu keputih-putihan. Oleh karena itu, orang melayu menyebut kayu sengon
dengan nama kayu Selawaku Putih.
b. Tajuk
Tajuk tanaman sengon berbentuk menyerupai paying yang tidak rimbun
daunnya.
Kita ketahui, daun sengon tersusun mejemuk menyirip ganda,
sedangkan anak daunnya kecil-kecil dan mudah rontok. Daunnya yang rontok
itu justru cepat meningkatkan kesuburan tanah. Warna daun sengon hijau
pupus, berfungsi untuk memasak makanan dan sekaligus sebagai penyerap
nitrogen (N2 ), karbon di oksida (Co2 ) dan udara bebas.
c. Akar
Akar sengon relatif menguntungkan di banding alar pohon lainnya. Akar
tunggangnnya cukup kuat menembus ke dalam tanah, semakin besar pohonnya
semakin dalam akar tunggangnya menembus ke dalam tanah. Sementara itu
akar rambutnya tidak terlalu besar, tidak rimbun atau semrawut, dan tidak
merojol kepermukaan tanah. Akar rambut tersebut justru di manfaatkan oleh
pohon induknya untuk menyimpan zat nitrogen, oleh karena itu tanah di sekitar
pohon sengon akan menjadi subur. Dengan melihat sifat-sifat kelebihan akar
sengon, maka sungguh tepat jika sengon di tanam di tepi kawasan yang mudah
terkena
erosi.
Sebagaimana
kebijakan
pemerintah
menggalakkan
“sengonisasi” di sekitar daerah aliran sungai (DAS) di jawa, bali dan Sumatra.
d. Bunga
Perbungaan tana man sengon tersusun dalam bentuk malai berukuran kecil
sekitar 0,5 – 1 cm, berwarna putih kekuning-kuningan dan sedikit berbulu.
Setiap kuntum bunga yang mekar terdiri dari bunga jantan dan betina dengan
cara penyerbukan dibantu dengan perentara angin dan serangga.
e. Buah
Buah sengon berbentuk polong, pipih, tipis, tidak bersekat-sekat dan
panjangnya sekitar 6 – 12 cm. setiap polong buah berisi 15 – 30 biji, biji
tersebut biasanya terlepas dari polongnya yang terbuka bila masak. Bentuk
bijinya mirip perisai kecil dan jika sudah tua biji tersebut berwarna coklat
kehitam-hitaman agak keras dan berlilin.
B.
Pupuk
1. Definisi Pupuk
Menurut Syareif (1986), yang dimaksud dengan pupuk adalah setiap bahan yang
diberikan kedalam tanah atau disemprotkan pada tanaman dengan maksud menambah
unsur hara yang diperlukan tanaman, sehingga dapat mengubah keadaan fisik, kimiawi,
dan hayati dari tanah sesuai tuntutan tanaman.
Menurut Muhali (1987), adalah bahan yang diberikan kedalam tanah, baik bahan
organik maupun bahan anorganik, dengan maksud untuk menggantikan kehilangan
unsur hara dari dalam tanah dan bertujuan untuk meningkatkan produksi tanah dalam
faktor lingkungan yang baik.
Selanjutnya Hardjowigeno (1987), menyatakan bahwa pupuk terbagi ke dalam 2
golongan yaitu :
a.
Pupuk alam (pupuk organik) adalah pupuk yang langsung dari alam, yaitu
sisa tanaman, hewan dan manusia antara lain : pupuk kandang, pupuk hijau,
dan kompos.
b.
Pupuk buatan (pupuk anorganik) adalah pupuk yang di buat oleh pabrik
dengan jenis dan kadar unsur hara sengaja ditambahkan dalam pupuk
tersebut dengan jumlah tertentu.
2. Definisi Pemupukan
Buchman & Brady (1982), mengemukan bahwa pemupukan adalah satu diantara
cara untuk menyuburkan tanah, karena pada tanah yang subur, bibit akan cepat
menjadi besar dan sehat.
Unsur – unsur penting dan diperlukan dalam jumlah besar oleh tanaman adalah
unsur M, P, dan K untuk itu ketiga unsur tersebut merupakan unsur – unsur utama
dalam pemupukan Tisdale & Nelson (1966).
Muhali (1979), menjelaskan bahwa peranan pupuk terhadap tanaman adalah untuk
memperbaiki pertumbuhan dan produksi suatu tanaman (produksi biji, getah, dan
kayu) karena dalam pupuk terkadang unsur – unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
Pada pemupukan diusahakan supaya pemberian pupuk pada tanaman tidak terlalu
banyak dan tidak terlalu sedikit untuk keperluan tersebut, besarnya dosis atau
konsentrasi pupuk dapat ditetapkan dengan jalan mengadakan serangkaian percobaan
pemupukan Subagio & Sarad (1970)
Untuk menghindari kerugian pemupukan, maka pelaksanaannya harus di lakukan
dengan tepat dan dengan dasar pertimbangan yang matang.
Yang harus
dipertimbangkan dalam perlakuan pemupukan tersebut adalah tingkat kesuburan
tanahnya, jenis dan umur tanaman, waktu serta dosis pemupukan Kramer &
Kozlowski, 1960. Tisdale & Nelson (1975)
3. Jenis Pupuk
a. Pupuk Kandang
1) Pengertian Pupuk Kandang
Pupuk kandang merupakan pupuk organic dari hasil fermentasi
kotoran padat dan cair (urine) hewan ternak yang umumnya berupa
mamalia (sapi, kambing, babi, kuda) dan unggas (ayam, burung). Pupuk
kandang ini paling umum dan sering digunakan petani untuk
menyuburkan tanah pertanian.
2) Bahan
Bahan pupuk kandang adalah bahan-bahan yang berasal dari limbah
tumbuhan atau hewan atau produk sampingan seperti pupuk kandang
ternak atau unggas, jerami padi yang dikompos atau residu tanaman
lainnya, kotoran pada saluran air, bungkil, pupuk hijau, dan potongan
leguminosa.
3) Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan dari pupuk kandang adalah :
a) Menambah zat makanan
b) Mempertinggi kadar humus
c) Memperbaiki struktur tanah
d) Ramah lingkungan
e) Lebih murah
f) Mendorong kehidupan jasat renik
g) Menaikkan daya serap tanah terhadap air
Kekurangan dari pupuk kandang :
a) sifatnya yang ruah (bulky), dengan biaya penanganan dan
transpor yang tinggi.
b) dapat memiliki biaya yang tinggi per unit hara.
c) tidak selalu tersedia.
d) harus digunakan di awal pertanaman (maka penggunaan awal
mungkin tidak memenuhi permintaan tanaman untuk hara pada
fase lanjut).
e) dapat memiliki aroma yang tidak enak.
III.
A.
METODE PENELITIAN
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama ± 2 bulan mulai dimulai dari 1 Juni 2010
sampai dengan 30 Juli 2010, meliputi kegiatan: persiapan penelitian, pengamatan dan
pengumpulan data, pengolahan data dan penyusunan laporan penelitian. Penelitian
dilaksanakan di persemaian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
B.
Alat dan Bahan
1. Alat
a.
Alat tulis untuk mencatat data pertumbuhan pada semai sengon.
b.
Penggaris untuk mengukur tinggi semai sengon.
c.
Sprayer untuk menyiram semai sengon.
d.
Kamera untuk dokumentasi penelitian.
2. Bahan
a.
Semai sengon sebagai obyek penelitian.
b.
Pupuk kandang sebagai media tanaman / pupuk.
C.
Prosedur Kerja
Prosedur kerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Persiapan alat dan bahan
Sebelum melakukan pelaksanaan penelitian, terlebih dahulu dilakukan
persiapan alat dan bahan yang akan dipergunakan pada saat penelitian.
2.
Asal tanaman Sengon
Dalam pengamatan ini yang digunakan adalah semai sengon yang
berumur 2 bulan, semai berasal dari persemaian Politeknik Pertanaian
Negeri Samarinda.
3.
Seleksi Semai Sengon
Jumlah semai yang digunakan sebagai obyek penelitian adalah
sebanyak 150 bibit, dimana sebanyak 50 bibit sengon di beri pupuk
kandang 1 gram, sebanyak 50 bibit sengon di beri pupuk kandang 2 gram
dan sebanyak 50 bibit sebagai kontrol.
4.
Pemberian nomor dan tanda
Dalam tahap penomoran ini dilakukan dengan maksud agar dalam
pengukuran tidak terjadi kesalahan atau terulangnya kembali pengukuran
pada salah satu semai. Sedangkan pemberian tanda dimaksudkan untuk
batas pengukuran yang terletak di pangkal semai.
5.
Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan dilakukan setiap hari atau selama pengamatan
berlangsung.
Pemeliharaan yang dilakukan adalah penyiraman yang
dilakukan dua kali pagi dan sore.
6.
Pengamatan
Mengamati pertumbuhan tinggi dengan cara mengukur tinggi
menggunakan penggaris dari permukaan tanah sampai ke ujung tajuk dan
mengamati pertambahan jumlah daun semai sengon
D.
Pengolahan data
Data sumber dari tinggi di tabulasikan sebagai berikut
No
Parameter
1
2
3
Tinggi (cm)
Jumlah daun (helai)
Presentasi hidup (%)
Perlakuan
Topsoil/Kontrol 1 gram
2 gram
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Berdasarkan
penelitian dan
pengamatan selama dua bulan dimana
pengambilan datanya dilakukan dua kali seminggu, diperoleh hasil rata – rata
pertambahan tinggi semai sengon yang dapat di lihat pada tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Pertumbuhan semai sengon (Paraserienthes moluccana )Pada
Pemberian Pupuk Kandang 1 Gram dan 2Gram
No
Parameter
1
2
3
Tinggi (cm)
Jumlah daun (helai)
Presentasi hidup (%)
Perlakuan
Topsoil/Kontrol 1 gram
6,684
3.634
4.36
0.98
94
82
2 gram
0.14
0.4
74
Berdasarkan data pada Tabel. 1 di atas maka dapat diketahui bahwa dari
keseluruhan pengamatan dapat diperoleh hasil pengukuran pertambahan tinggi,
jumlah daun dan presentasi hidup semai sengon menunjukkan bahwa semai sengon
yang tanpa perlakuan/kontrol lebih baik dari pada perlakuan yang menggunakan
pupuk kandang 1 gram dan 2 gram.
B. Pembahasan
Dilihat dari tabel 1, yang menunjukkan tiga perlakuan ( Topsoil, K1, K2 )
dapat diketahui bahwa ketepatan dosis sangat berpengaruh pada laju pertumbuhan
tanaman. Namun bila dosis melebihi dari yang seharusnya di berikan maka akan
membuat pertumbuhan tanaman menurun bahkan tanaman bisa mati, seperti nampak
pada sampel Tabel. 1 dengan tiga perlakuan berbeda.
Pada perlakuan pertama
(Topsoil) yaitu semai sengon yang tanpa ada pemberian pupuk kandang dari
dimulainya pengamatan dengan menggunakan 50 sampel semai sengon dan pada
pengamatan ke empat rata - rata sampel semai sengo n mengalami pertumbuhan ± 6
cm. Disini dapat di lihat bahwa Topsoil mempunyai peranan yang sangat penting
karena di lapisan itu terkonsentrasi kegiatan-kegiatan mikroorganisme yang secara
alami mengalami dekomposisi serasah pada permukaan tanah yang pada akhirnya
akan meningkatkan kesuburan tanah (Andy, 2009).
Pada perlakuan kedua (K1) dengan pemberian pupuk kandang dengan dosis 1
gram pada 50 sampel semai sengon dan dapat di lihat pada pengamatan ke empat,
semai sengon rata-rata mengalami pertumbuhan ± 3 cm. Sedangkan pada perlakuan
ke tiga (K2) yaitu dengan pemberian pupuk kandang dengan dosis 2 gram pada
sampel semai sengon mengalami pertumbuhan ± 0,14 cm.
Dari ke tiga perlakuan tersebut dapat dilihat bahwa per lakuan pertama
(topsoil) menunjukan hasil pertambahan tumbuh yang baik, berbeda dengan dua
perlakuan yang lainnya yaitu (K1) dan (K2) yang menunjukkan pertambahan tumbuh
yang tidak baik
karena dosis yang tidak sesuai. Hal ini sesuai dengan yang
dinyataka n oleh Subagio & Sarad, (1970) bahwa dalam pemupukan diusahakan
supaya pemberian pupuk pada tanaman tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit
untuk keperluan tersebut, besarnya dosis atau konsentrasi pupuk dapat ditetapkan
dengan jalan mengadakan serangkaian percobaan pemupukan sehingga diperoleh
angka yang tepat yang sesuai dengan kebutuhan tanaman..
Pada sampel (topsoil) dan (K1) semai sengon mengalami pertumbuhan dan
pertambahan helai daun lebih bagus dibandingkan dengan sampel (K2) walaupun
mengalami pertumbuhan dan pertambahan helai daun namun pertumbuhannya tidak
pesat dan helai daun tidak banyak bahkan ada yang tidak mengalami pertambahan
daun sama sekali (Lihat Lampiran 2).
Pada pengambilan data di sampel (K2) didapati pertumbuhan yang menurun,
awalnya daun layu merumpun dan warnanya hijau pudar. Perkembangan selanjutnya
didapati daun-daun mulai mengering dan gugur akhirnya mati.
Pada pengamatan presentasi hidup di minggu ke empat semai sengon pada
sampel (K2) hanya 74 %, sedangkan pada sampel (K1) di dapati 82 %.
Dan
presentase hidup tertinggi dari semai sengon yang diamati adalah pada sampel
Topsoil/kontrol yang mencapai 94 %.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pertumbuhan semai sengon ( jumlah daun, tinggi dan presentase
hidup) pada media Topsoil di duga lebih baik dibandingkan dengan
pemberian/penambahan pupuk kandang 1 gram dan 2 gram.
B. Saran
1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pemberian
dosis pupuk kandang yang tepat bagi semai sengon umur 2 bulan.
2. Penelitian la njutan, dipandang perlu dikemb angkan untuk jenis- jenis
semai yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Andy. 2009. Top Soil. andy.web.id/topsoil.php (diunduh pada tanggal 20 Juli 2010)
Anonim. 2008. Kompos. Makalah. Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan
Indonesia, Bogor. www.wikipedia.com (diunduh pada tanggal 10 Februari
2010)
Buckman H O dan N C Brady. 1982. Ilmu Tanah(terjemahan Soegiman). Brata
Aksara. Jakarta.
Hardjowigen S. 1987. Ilmu Tanah. Jakarta. Mediatama Sarana Perkasa
Heirorimus B S. 1992. Budidaya Sengon. Yogyakarta. Kanisius ( Anggota IKAPI )
Kramer P J and Kozlowski. 1960. Physiology Of
Company Inc. New York.
Trees, Mc Grow. Hill Book
Muhali I. 1979. Pengetahuan Pupuk, Yogyakarta. Yayasan Pembinaan Fahutan UGM
Subagio dan B Samad. 1970. Dasar-dasar Ilmu Tanah, Jakatra. Soeroengan.
Syareif. 1986. Pupuk Organik Cair Aplikasi dan Manfaatnya. Agromedia Pustaka,
Jakarta.
Tisdale S L and W L Nelson. 1966. Soil Fertility And Fertilizers, Second Edition.
John Willey And Sons Inc. New York
Nasution A S. 2008. Mengenal Kayu Sengon ( Parasarienthes Falcataria ).
www.dephut.go.id/budidaya sengon (diunduh pada tanggal 10 Februari 2010)
Download