Pemerintah Kelarrangan TenagaPenilai Aset UtangNegara Sebesar Rp1.318,2 Triliun JAKARTA, KOMPAS - Pemerintatr kekurangantenaga penilai asetnegarukarena dari kebutuhan ideal sebanyak 3.000 orang,hanya 7OOpenilai yang benar-benarbekerja untuk menghitung aset-asetnegara.Pemerintah perlu mengubahsistem agar seluruh tenagapenilai yang sudah ada bisa untuk menghitung aset negara. Direkf,ur Penilaian Kekayaan Negara Direl<torat Jenderal @itjen) Kekayaan Negara Departemen Keuangan @epkeu) Iwan Hindawan Dadi mengungkapkan hal itu di Jakarta, Sabtu (28/4). Menurut di4 sekarangDepkeu telah memiliki 3.OO0 penilai, tetapi hanya 7O0 penilai yang benar-benar menghifung aset negara. Seluruh penilaf yang menghitung aset negaratersebut bekerja di Ditjen Kekayaan Negar4 sebagian besarjustru bekerja di Ditjen Pajak dan Badan PengawasPasar Modal Lembaga Keuangan. pu melakukan penilaian ulang atas aset-asettersebut akibat minimnya tenaga penilai. Akibatnya masih banyak aset negara yang dicatat Rp I per unitnya dalam neraca pemerintah pusat. Padahal, nilai ekonomisnya jauh lebih tinggi lagi. Sebagai contoh, Ditjen Kekayaan Negara telah menentukan "Sebagian besar yang bekerja nilai ekonomi seluruh aset tetap di Ditjen Pajak memang menilai Depkeu sebesarRp 2,28 triliun. asef tetapi bukan aset negar4 Padahal, nilai awalnya yang tetapi lebih padakepentingan Pa- tercatat dalam neraca keuangan jak Bumi dan Bangunan, teruta- hanya Rp 1,92triliun, yang terdiri ma aset properti," ujarnya. atas antara lain tanah, bangunan, Keberadaanpenilai asetnegara kendaraan roda empaf dan kendi pemerintahan dirasakan men- daraan roda dua desak karena nilai aset pemerinIwan mengatakan, unfuk metah pusat masihjauh lebih rendah nambah jumlah penilai aset, pidaripada nilai kewajibannya. haknya hanya bergantung pada Hal itu karena masih banyak lulusan Sekolah Tingg Akuntansi aset pemerintah yang dicatat de- Negara (STAN). Namun, jumlahngan nilai historis sehingga jauh nya sangat terbatas, hanya sekitar dari nilai ekonomisnya. 3O lulusan per tahun. Nilai historis masih digunakan Dalam Laporan Keuangan Pekarena pemerintah belum mam- merintah Pusat (LKPP) 2006 di- sebutkan, nilai aset negara hingga 31 Desember 2006 mencapai Rp L.253,7 triliun, lebih tings dibandingkan nilai aset yang tercatat hingga 3l Desember 20O5 sebesarRp 1.173,1triliun. Selisih negatif ' Adapun nilai kewajiban mencapaiRp 1.318,2triliun atau turun dibandingkan kewajiban yang tercatat pada 31 Desember 2OO5, yaitu sebesarRp I.342,I triliun. Dengan demikian, masih ter' dapat selisih negatif antara aset dan kewajiban hingga 3l Desember 2OO6sebesarRp 64,5 triliun, Direktur Akuntansi dan Pelaporarl Keuangan Depkeu Hekinus Manao mengatakan, pihaknya tengah mendorong upaya perbaikan laporan pembukuan di seluruh dep'artemer.rdan lembaga nondepartemen. Perbaikan tersebut diharapkan bisa memperbaiki laporan anggaran belanja kementerian dan lembaga.(onD,