Waspadai Ancaman Puting Beliung di Musim Pancaroba Selasa, 10 November 2015 WIB, Oleh: Ika Hujan dengan intensitas ringan hingga sedang dalam beberapa hari terakhir mulai mengguyur sebagian wilayah di DIY. Turunnya hujan tersebut merupakan tanda adanya peralihan musim kemarau ke musim hujan atau yang dikenal dengan musim pancaroba. Pakar cuaca dan iklim UGM, Dr. Emiliya Nurjani, M.Si., mengatakan masyarakat perlu waspada terhadap cuaca ekstrim di musim pancaroba. Pasalnya, di musim pancaroba rawan terjadi bencana angin kencang, banjir, serta tanah longsor. “Angin kencang atau puting beliung masih berpotensi terjadi di Kota Yogya dan Kabupaten Sleman saat peralihan musim,” jelasnya, Selasa (10/11) di Fakultas Geografi UGM. Menurutnya, kawasan Kota Yogyakarta sangat berpotensi terjadi angin kencang karena memiliki suhu udara yang lebih tinggi dibandingkan daerah sekitarnya. Akibatnya, kawasan Kota Yogyakarta menjadi pusat tekanan rendah yang menghisap massa udara dari arah sekitarnya. “Kemungkinan munculnya puting beliung cukup besar karena angin selalu menuju ke daerah yang memiliki suhu lebih panas,” tutur dosen Fakultas Geografi UGM ini. Wilayah yang banyak dilakukan pembangunan pun memiliki tingkat kerawanan tinggi terjadi angin kencang. Pasalnya, terdapat banyak bahan material yang mudah menyimpan panas. Disamping itu, wilayah yang sedikit memiliki tutupan lahan alami juga rawan timbul angin kencang. “Daerah Sleman juga rawan angin kencang karena lahan alaminya sudah banyak berkurang untuk perumahan,” tuturnya. Emilya menyebutkan terbentuknya angin puting beliung sangat dipengaruhi oleh tingkat pemanasan di permukaan bumi. Terjadi akibat perbedaan suhu udara yang cukup ekstrim dari suhu udara tinggi tiba-tiba terjadi pendinginan. Adapun tanda-tanda akan terjadinya angin kencang antara lain beberapa hari sebelumya udara di malam hari hingga pagi hari panas, namun dengan kelembaban udara tinggi. Selanjutnya, terlihat awan cumulonimbus berbentuk seperti bunga kol berwara abuabu terbentuk dalam jumlah banyak dalam waktu singkat. “Jika tanda-tanda ini nampak, maka patut diwaspadai akan adanya potensi angin kencang di siang atau sore harinya,” tandasnya. Guna meminimalkan ancaman terjangan angin kencang di masa mendatang, menurut Emilya, bisa dengan penambahan vegetasi atau penananam pohon. Penanaman vegetasi di lahan-lahan kosong dapat mengurangi atau menurunkan suhu udara sekitar kawasan itu. “Tanam pohon tidak perlu yang besar. Yang terpenting berdaun banyak karena bisa mengurangi jumlah radiasi sinar matahari sehingga suhu di permukaan bumi jadi lebih rendah dan akhirnya mengurangi panas yang di lepaskan ke atmosfer ,” pungkasnya. (Humas UGM/Ika) Berita Terkait ● ● ● ● ● Sudibyakto : Kecepatan Angin Puting Beliung di UGM 70-80 km/jam Akibat Puting Beliung, UGM Derita Kerugian 12 Milyar Musim Pancaroba, Waspada Serangan Beberapa Penyakit Ini Walaupun terkena amukan puting beliung, jaringan internet ugm sudah kembali normal Masuki Musim Pancaroba, Masyarakat Dihimbau Waspada Demam Berdarah