BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cekungan Arafura yang terletak di wilayah perairan Arafura-Irian Jaya merupakan cekungan intra-kratonik benua Australia dan salah satu cekungan dengan paket pengendapan sedimen paling lengkap yaitu dijumpainya paket pengendapan sedimen berumur Kenozoikum, Mesozoikum hingga Paleozoikum (Moore dkk, 1996). Batuan dasar di Cekungan Arafura umumnya berupa paket sedimen berumur Pre-Kambrium yang telah mengalami metamorfisme. Stratigrafi cekungan Arafura dikontrol oleh proses sedimentasi batuan akibat proses tektonik pembentukan dan pergerakan lempeng benua Australia sejak NeoProterozoikum hingga saat ini. Cekungan Arafura melampar cukup luas mencakup sebelah baratdaya pulau Bathrust di Australia, sebelah timurlaut pulau Aru, hingga pulau Yos Sudarso di wilayah Papua, Indonesia. Kondisi geologi saat ini, cekungan Arafura terletak pada dua wilayah yaitu perairan Indonesia dan perairan Australia dengan kedalaman laut rata-rata 100 meter. Cekungan Arafura dikategorikan sebagai cekungan yang telah dilakukan pemboran sumur eksplorasi dengan indikasi hidrokarbon pada target reservoir batuan Mesozoikum dan Paleozoikum. Reservoir utama berupa reservoir Kapur hingga Jura serta Trias hingga Permian namun belum dijumpai akumulasi hidrokarbon yang cukup signifikan di wilayah Arafura. Meskipun demikian berdasarkan citra seismik, cekungan Arafura masih memiliki potensi endapan sedimen dan berkembangnya reservoir dengan indikasi ketebalan sedimen mencapai 8 detik dua kali waktu rambat (two way time/TWT). Target eksplorasi minyak dan gas bumi di Cekungan Arafura yaitu target batuan reservoir Paleozoikum dari Permian hingga Kambrium. Indikasi oil (oil shows) dijumpai pada beberapa batuan meskipun dengan tingkat keberadaan rendah hingga moderat yaitu pada batulanau dolomit (dolomitic silt) dan batuan dolomit berkualitas rendah serta batuan dasar (economic basement). Batuan dasar yang bersifat ekonomis umumnya memiliki sifat batuan sedimen berlitologi 8 batupasir, batulanau, batulempung dan batuserpih serta kandungan kuarsit dengan tingkat metamorfisme rendah dan telah tersesarkan (fracture). Namun demikian, cekungan Arafura memiliki stratigrafi yang tidak menerus akibat erosi atau tidak diendapkannya batuan secara kontinyu. Hal tersebut diakibatkan oleh pengangkatan dan kontrol tektonik aktif di cekungan Arafura. Ketidakselarasan endapan sedimen ini menyulitkan dalam korelasi sumur dan interpretasi seismik pada seluruh cekungan Arafura. Oleh karena stratigrafi yang tidak menerus, kemenerusan endapan batuan secara lateral sulit diinterpretasikan hanya berdasar satu-satunya sumur bor di wilayah penelitian. Sehingga untuk mengoptimalkan interpretasi stratigrafi secara lateral, data sumur dan data seismik perlu diintegrasikan dengan salah satu metode optimalisasi data dengan melakukan pendekatan inversi impedansi akustik (inversi AI) seismik untuk mengetahui tren sebaran lateral berdasarkan sifat fisis batuan yang terekam pada data sumur X-1. 1.2. Rumusan Masalah Cekungan Arafura dibatasi oleh Aru Ridge disebelah utara yang terletak diperairan Indonesia dan Pre-Cambrian High disebelah selatan yang tersingkap di daratan Australia. Stratigrafi di wilayah cukup komplek akibat ketidakselarasan endapan sedimen khususnya pada batuan berumur Paleozoikum (Gambar-I). Goulburn Graben merupakan satu-satunya acuan stratigrafi di cekungan Arafura tidak mampu mendelineasi stratigrafi yang berkembang khususnya disebelah utara. Kesulitan interpretasi stratigrafi di cekungan Arafura disebabkan sedikitnya data termasuk data singkapan, sumur dan seismik. Pemboran sumur X-1 bertujuan untuk membuktikan kemenerusan stratigrafi di Goulburn Graben ke arah utara sekitar daerah penelitian, dengan target reservoir utama adalah batuan klastik berumur Permian hingga Karbon (Permo-Karbon) dan batuan klastik berumur Devon. Namun demikian berdasarkan hasil sumur X-1, target reservoir utama ini tidak cukup berkembang baik bahkan telah mengalami erosi yang signifikan pada umur Permian, sehingga 9 menyebabkan petroleum system di sumur X-1 tidak bekerja optimal (Miharwatiman dkk, 2013). Oleh karena itu sumur X-1 dapat menjadi acuan baru dalam mendelineasi kemungkinan stratigrafi yang berkembang di Blok-X, cekungan Arafura dengan melakukan analisa sumur X-1 mencakup sedimentasi yang berkembang, litologi batuan dan rekonstruksi stratigrafi berdasar korelasi sumur serta pendekatan seismik inversi. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi post-mortem sumur X-1 dan untuk mendapatkan konsep dasar dalam menentukan petroleum system dan play system yang bekerja efektif di area penelitian sehingga kegiatan kegiatan eksplorasi hidrokarbon di area penelitian dapat dilakukan secara optimal. 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini ditujukan untuk: 1. Menentukan stratigrafi pada rentang Paleozoikum di daerah penelitian. 2. Mendapatkan karakteristik litologi penyusun zaman Paleozoikum. 3. Mengetahui sebaran lateral dan efektifitas sistem perminyakan. 1.4. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian terletak di cekungan Arafura yang memiliki luasan sekitar 300,000 km2 mencakup perairan Arafura mulai dari Kepulauan Aru hingga wilayah Merauke Papua di Indonesia hingga batas tepi pantai Australia Utara. Fokus area penelitian terletak di Blok-X mencakup luas area sekitar 10,000 km2 di perairan Arafura Indonesia yang berbatasan langsung dengan wilayah perairan Australia (Gambar-I). 10 Gambar-I. Lokasi penelitian di perairan Arafura pada batas wilayah Indonesia dan Australia (dimodifikasi dari Darman dan Sidi, 2000) 11 1.5. Peneliti Terdahulu Para peneliti terdahulu menganggap bahwa stratigrafi yang berkembang di seluruh Cekungan Arafura memiliki karakteristik log dan seismik yang sama dan dapat dikorelasikan pada cakupan yang luas. Ahmad and Munson pada tahun 2013 melakukan rekontruksi stratigrafi dengan cara mengkorelasikan seluruh sumur yang terdapat pada Cekungan Arafura bagian selatan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan potensi berkembangnya batuan Paleozoikum yang lengkap di wilayah Goulburn Graben dan kemungkinan menerus hingga ke area penelitian. Penelitian terbaru di Cekungan Arafura dilakukan oleh Miharwatiman pada tahun 2013 dengan tema Exploration of the Arafura Basin dan melakukan pemboran sumur di lokasi penelitian untuk mencari kemiripan stratigrafi di Goulburn Graben yang diyakini berkembang cukup baik di area penelitian. Berdasarkan hasil pemboran sumur tersebut Miharwatiman berkesimpulan bahwa rekaman stratigrafi di Goulburn Graben tidak memiliki karakter yang sama dengan stratigrafi di daerah penelitian. Oleh karena itu untuk melanjutkan penelitian sebelumnya, rekonstruksi stratigrafi yang mungkin berkembang di area penelitian perlu dilakukan guna mengetahui sebaran lateral stratigrafi di area penelitian dan hubungan stratigrafi di sekitar cekungan Arafura secara umum. 1.6. Luaran Penelitian Penelitian pada tulisan ini dimaksudkan untuk mengkaji mengenai karakter stratigrafi batuan Paleozoikum dan kemungkinan kontrol tektonik yang berkembang di area penelitian. Hasil yang didapat dari penelitian ini mencakup rekonstruksi stratigrafi dan efektifitas sistem perminyakan. Hasil tersebut akan diperkuat dengan melakukan rekontruksi evolusi cekungan dan kemungkinan sebaran litologi batuan berdasarkan pendekatan metode inversi impedansi akustik (AI) dari data seismik, sehingga didapatkan sifat fisis dan tren penyebaran stratigrafi secara lateral. 12