1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Serat Agel (Corrypa

advertisement
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Serat Agel (Corrypa Gebanga) telah dikenal oleh masyarakat sejak puluhan
tahun yang lalu khususnya masyarakat di daerah Sentolo, Kulon Progo, Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY). Kulon Progo merupakan daerah yang banyak
ditumbuhi pohon agel di daerah pinggiran sungai Progo yaitu daerah Sentolo
sampai Brosol. Dahulu masyarakat menggunakan daun agel sebagai bahan tali dan
bahan pembuatan bagor (karung). Saat ini daun agel telah dimanfaatkan dengan
diambil serat daunnya untuk bahan baku pembuatan aneka kerajinan.
Pelatihan tentang pengembangan kerajinan difasilitasi oleh pemerintah
setempat masyarakat Kulon Progo. Masyarakat Sentolo “semakin terampil dalam
pembuatan kerajinan” berwirausaha membuat kerajinan berbahan baku serat agel
dan oleh karena itu, daerah Sentolo dikenal sebagai sentra kerajinan serat agel di
desa Salamrejo, dan telah ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten Kulon Progo
sebagai sentra kerajinan Bumi Menoreh. Pemasarannya tidak saja di dalam negeri,
tetapi juga mencapai mancanegara.
Pembuatan kerajinan serat alam Desa Salamrejo sudah dilakukan turun
temurun sebagai kerajinan rumah tangga. Ketika masa penjajahan Jepang di
Indonesia, benang katun susah diperoleh, salah satu jalan keluar adalah
menggunakan serat agel dan goni (karung). Di era orde baru pohon agel atau
sering disebut sebagai pohon gebang tidak mendapat perhatian.
2
Awal tahun 90-an, serat agel mulai dilirik kembali oleh masyarakat untuk
membuat berbagai produksi. Upaya ini mendapat dukungan dari pemerintah
daerah yang memfasilitasi proses produksi tersebut. Hasilnya, berbagai macam
produk dengan beragam fungsi telah dikembangkan dan tak putus dicari pembeli,
mulai dari pasaran lokal hingga internasional. Berdasarkan hasil pengamatan di
lapangan, serat agel di Kulon Progo sampai sekarang masih digunakan untuk
membuat berbagai produk siap pakai, seperti pelengkap interior antara lain partisi,
kursi, keranjang dan pelengkap fashion wanita antara lain tas, topi, dompet dan
sebagainya. 1
Berdasar pada referensi produk-produk unik berbahan agel tersebut di atas,
serat agel dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk membuat tirai jenis
vertical blind. Bahan agel menggantikan tirai yang terbuat dari kain karena lebih
praktis dalam perawatannya. Serat agel memiliki kelemahan bila terkena AC (air
conditioning) dan terkena air hujan. Serat agel harus diproses dengan tepat supaya
tidak mudah berjamur. Vertical blind dari serat agel cocok untuk tempat tinggal
seperti perumnas atau rumah kecil yang tidak ber AC.
Jendela yang menghadap langsung ke arah edar matahari dan tidak
memungkinkan untuk dipasang
penghalang di depannya (baik pepohonan
maupun dinding penghalang), dapat diatasi dengan memasang vertical atau
horizontal blind di dalam ruang. Ukuran jendela proposional dengan ukuran
ruangan sesuai dengan fungsi dan kebutuhan. Menurut badan Standardisasi
Nasional mengenai standar koversi energi sistem pencahayaan pada bangunan,
1
Wawancara dengan Bapak Joko pemilik galeri serat agel Kulon Progo, Yogyakarta (2015)
3
besarnya ukuran bukaan (terutama jendela) sebagai pencahayaan alami, idealnya
adalah dua puluh persen (20%) dari luas ruang (Rakyan, 2009:44).
Vertical blind merupakan jenis tirai yang dirancang untuk menutup bidang
jendela dari sinar matahari, mengatur intensitas cahaya dan sekaligus
mendekorasinya. Selain berfungsi sebagai pengatur cahaya dari luar, vertical blind
juga berfungsi untuk menjaga privasi. Daun-daun vertical blind yang bisa ditutup
dan dibuka secara vertikal membantu mengatur pandangan dari luar ruangan.
Perancangan bertujuan sebagai upaya mengembangkan produk dari bahan
serat agel, sehingga dapat memaksimalkan pemanfaatan bahan serat agel.
Perancangan tentunya memunculkan beberapa permasalahan yang harus
dipecahkan solusinya, karena karakter fisik serat agel yang kaku dan tidak tahan
terhadap air sehingga harus diproses secara tepat. Kelembaban yang tinggi
terhadap ruang menyebabkan timbulnya jamur di dalam rumah. Serat agel kurang
tepat untuk ruang yang lembab atau berada di AC karena mudah rusak. Nilai
kebaruan perancangan ini adalah Pemanfaatan serat agel sebagai bahan utama
dalam perancangan produk vertical blind. Serat agel di gunakan sebagai bahan
dalam pelengkap fashion dan pelengkap interior, selain itu karya-karya ini
diharapkan
untuk
dikembangkan
dengan
mempelajari
kekurangan
dan
kelebihannya.
B. Studi Pustaka
1. Pohon gebang (Corypa utan lamk)
Gebang merupakan nama sejenis tumbuhan palma tinggi besar yang
banyak dijumpai di kawasan pantai, tumbuh menyendiri, dari daerah dataran
4
rendah. Pohon gebang memiliki dua fase dalam hidupnya yaitu fase vegetatif dan
generatif. Kedua fase tersebut memiliki perbedaan yang cukup jelas dan dapat
dilihat dari ada tidaknya bunga atau buah dalam pohon tersebut. Hampir seluruh
hidup yang dilewati pohon gebang memasuki fase generatif. Fase generatif pada
tanaman ini hanya berlangsung satu kalu menjelang akhir hidup tanaman ini. Fase
generatif ditandai dengan munculnya buah.
Pohon gebang memiliki buah yang berbentuk bulat berwarna hijau ketika
muda dan hitam ketika tua. Jumlah buah yang dihasilkan oleh tanaman ini rausan
bahkan mungkin ribuan buah dalam fase generatif. Dalam sistem klasifikasi
tumbuhan masuk dalam keluarga Palmae, Kelas Monocotyl, Sub Devisi
Agiospermae dan Devinisi Spermathophyta (Anthophyta). Suku Tolaki dan sukusuku lain yang berdiam di Sulawesi Tenggara umumnya menyebut tanaman ini
dengan istilah agel. Pada masyarakat Jawa lebih mengenal Gebang sebagai nama
tumbuhan yang batangnya mirip dengan pohon kelapa ini (Soeprijono. et.all.
1974:83).
Gambar 1: Daun Chorypa Utan (Gebang)
(Kurniawati, 2015)
5
a. Morfologi
Agel dapat tumbuh hingga ketinggian mencapai 30 meter dan pada
pucuknya terdapat daun–daun berbentuk kipas bertangkai panjang yang
berimpit-impit, hanya didapati di daerah rendah dan di daerah-daerah berbukit
yang tidak terlalu tinggi. Tulang daunnya memanjang berbentuk seperti lidi.
Daun ini hanya tumbuh dibagian ujung pohon saja, karena setelah tua daun ini
mengering dan rontok. Batangnya berbentuk silinder menyerupai karakteristik
pohon kelapa. Bagian luar batang berupa lapisan kulit yang keras dan padat
sedangkan dibagian dalam diliputi oleh serat-serat vertikal. Warna batangnya
kecoklatan dan dapat mengeluarkan getah berwarna cokelat kemerahmerahan. Umumnya agel tidak memiliki bunga, namun agel dapat
mengeluarkan bunga pada umur 60-70 tahun. Bunga yang dimiliki berbentuk
malai bercabang membabar pada puncaknya dan setelah mengalami fase ini
agel
lalu
mati,
sedangkan
akar
yang dimilikiagel
berupa
serabut
dimanastruktur akar ini menyebar ke segala arah.
b. Daun
Daun serat agel merupakan bagian yang paling banyak dimanfaatkan oleh
masyarakat. Daun agel terbagi menjadi dua bagian, yaitu tulang daun yang
berbentuk lidi panjang dan lembaran daun yang dikenal dengan nama pias
daun dapat digunakan untuk membuat kerajinan berbagai keperluan rumah
tangga.
6
c. Distribusi/Penyebaran
Tersebar liar dan ditanam dari India (Assam, P. Andaman), Srilanka,
Bangladesh terus ke Asia Tenggara dan Australia tropis. Di Indonesia
umumnya terdapat di da erah yang agak kering di pinggir pantai seperti di
Jawa Tengah, dan pulau-pulau sebelum timur Jawa seperti P. Timor, P. Sumba
dan lainnya.
d. Habitat
Tumbuh baik di dataran rendah pada daerah terbuka dan kering, jarang di
temukan di atas 400 m dpl. Di Jawa ditemukan di daerah terbuka, seperti pada
padang rumput dengan ketinggian sampai 200 m dpl. tetapi tidak ditemukan
di daerah pantai atau daerah mangrove (hutan bakau).
e. Perbanyakan
Gebang diperbanyak dengan bijinya atau dengan semai yang tumbuh dari
tanah sekitarnya. Viabilitas biji dapat hilang secara cepat. Jarak penananam
yang diusulkan di Filipina adalah 5m x 5m, tetapi ini biasanya diperuntukkan
tanaman yang ditanam di sekitar rumah, bukan di perkebunan. Kultur invitro
dari embrio yang dihilangkan adalah dimungkinkan dalam media Murashige
& Skoog (MS). Kalus yang dihasilkan dimasukkan dalam media MS yang
mengandung 100 mg/l 2,4-dichlorophenoxyacetic acid (2,4-D) dan 3 mg/l
N6-(`DELTA`2-isopentyl)-adenine (2IP).
f. Manfaat
Sagu diperoleh dari batang palem pada saat mendekati masa pembungaan.
Pati yang berwarna merah dapat memperlancar pencernaan, tetapi biasanya
7
hanya dikonsumsi orang pada masa paceklik (kekurangan makanan). Daun
dewasa lontar utan dapat digunakan untuk atap dan dinding rumah, untuk
membuat berbagai kerajinan seperti jas hujan, payung dan tikar kasar (misalnya
tikar atau kajang di Indonesia). Di Timor (Indonesia) mereka menggunakannya
untuk membuat alat musik tradisional (sasando). Tulang tengah daun dewasa
dapat dibuat sapu yang keras dan perangkap ikan. Tangkai daun yang dipotong
menjadi kulit digunakan untuk menenun material atau serabut (serabut buntal
di Filipina).
Di Filipina, serabut ini terutama digunakan untuk membuat topi yang cantik
Baliuag dan Lucban, yang diekspor dari Filipina sebagai topi Bangkok. Serat
agel juga dapat dibuat untuk kerajinan lainnya seperti tas, tempat tikar, sapu
lunak, dan dapat pula dibuat bubur untuk bahan pembuatan kertas. Lajuran dari
daun yang tidak membuka (lajuran buri di Filipina) digunakan untuk menenun:
lajuran yang kasar dibuat menjadi karung, layar dan tikar kasar untuk
mengepak, sedangkan lajuran yang halus untuk membuat topi yang kwalitasnya
rendah, keranjang basket dan tikar. Epidermis atas dari daun yang tidak
membuka merupakan serabut yang penting (raffia atau buri raffia di Filipina,
agel di Indonesia) yang dapat dibuat menjadi tikar, topi, tas, layar, tempat tikar,
folder, sepatu dan selop, bahan tenunan (kain saguran di Filipina) dan juga
dijadikan sebagai pembungkus, bahan dekorasi serta jaring ikan.
Papas nama serat agel di Sulawesi (Indonesia) yang dibuat dari daun muda
yang tidak membuka, panjangnya tidak lebih dari 0.5 m. Serabut dari tulang
tengah daun yang yang tidak mermbuka ditenun menjadi topi yang tahan lama
8
disebut Calasiao atau Pototan, keranjang basket, talam dan pembungkus
rokok. Di Filipina tulang tengah daun muda dapat dibuat menjadi perabotan
buri, yang merupakan penggunaan lontar utan yang sangat penting. Batang
dapat digunakan untuk atap, ubin, dinding dan tangga, sedangkan di Indonesia
digunakan untuk membuat drum atau gendang. Sari buah dapat disadap dari
puncuk pohon palem atau dari perbungaannya. Cairan dari tandan bunga
diproses menjadi sumber gula, alkohol atau cuka.
Cairan tandannya sudah dimanfaatkan sebagai bahan bioetanol. Sari pohon
agel rasanya manis dan bisa berubah menjadi anggur palem (tuba di Filipina),
gula, alkohol atau cuka. Kuncup ujung dimakan sebagai sayuran (palem kubis).
Buah muda enak dimakan, tetapi buah yang hampir masak bersifat racun dan
digunakan sebagai racun ikan. Biji muda dapat dibuat menjadi permen dengan
memasaknya dalam sirup. Biji yang masak, keras seperti gading dan hitam,
digunakan untuk membuat kancing baju, kalung dan tasbih. Dalam pengobatan
tradisional di Indonesia, rebusan akar dapat untuk obat diare, akar yang
dikunyah untuk obat batuk. Sagu dapat mengobati gangguan usus. Getah
merah-coklat tua dari ujung pohon dapat digunakan untuk obat batuk, disentri,
dan luka-luka. Di Filipina rebusan tanaman muda untuk obat demam karena
selesma. Lontar utan di tanam sebagai tanaman hias. Warna merah untuk
daerah Jawa Tengah diperoleh dari daun muda gebang yang dicampur dengan
cabe merah, air jeruk, klembak, cengkeh, lada, pala, jinten ireng, mesoyi dan
ganti.
9
2. Rumah-rumah Kecil
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia selain pangan dan
sandang. Rumah memenuhi kebutuhan akan rasa aman, mandiri, dan ungkapan
kualitas hidup. Rumah tinggal kecil atau perumnas adalah rumah yang berukuran
kecil untuk berlindung dan bernaung diri dari pengaruh keadaan alam sekitarnya
yang secara fisik tidak mengandung unsur-unsur banyak perabotan dan tanpa AC.
Secara fisik rumah harus sesuai dengan organisasi keluarga, sehat, nyaman
dan aman. Rumah berukuran kecil tidak membutuhkan banyak furnitur, karena
jika terlalu banyak furnitur rumah akan terasa sempit dan pengap. Desain rumah
kecil menjadi populer karena tidak memerlukan lahan yang luas. Mahalnya harga
tanah saat ini bisa disiasati dengan memilih bangunan rumah berukuran kecil,
dengan desain sederhana lahan yang sempit dapat dimanfaatkan dengan maksimal
(Amin. et.all. 2012:28).
3.
Jendela
Jendela merupakan mata dari sebuah rumah. Rumah bisa saja memiliki
fasilitas lengkap mulai dari ruang tamu, dapur, kamar tidur, dan lainnya. Kanopi
yang cantik sebagai pelindung panas dan hujan, ruang tamu yang nyaman untuk
bercengkrama bersama kerabat. Namun, tanpa adanya jendela tidak akan bisa
melihat pemandangan indah di luar, layaknya manusia yang buta tanpa
penglihatan. Rumah juga akan terasa pengap dan gelap, karena udara dan sinar
matahari tidak bebas keluar masuk. Oleh karena itu, peran jendela rumah tetap
sangat penting dan perlu dipertimbangkan dalam membangun hunian rumah yang
nyaman bagi anggota keluarga tercinta (Wulan, 2012:17).
10
Jendela biasanya tidak memiliki bentuk yang terlalu bermacam-macam.
Bentuknya standar, hanya sekedar berupa kotak atau persegi panjang biasa dalam
bentuk satuan-satuan terpisah, dengan bentuk pola teralis yang juga kotak-kotak
berulang. Warna kusen dan teralis biasanya senada, dan memiliki warna-warna
yang lembut atau gelap, seperti putih, hitam, abu-abu, cokelat muda atau cokelat
tua. Namun terdapat juga jenis jendela yang sudah lebih modern dan lebih
mengarah ke jendela kontemporer.
Model jendela sering kali berbentuk kotak panjang dan sangat besar sampai
separuh dinding atau lebih. Sering kali tanpa dilengkapi teralis, tidak menutup
kemungkinan jendela super besar tersebut mempunyai sedikit teralis dengan pola
yang lebih bermacam-macam, baik itu garis-garis horizontal berulang dipadukan
hanya dengan sebuah garis vertikal di sisi kiri jendela, garis-garis vertikalhorizontal berulang yang besarnya tidak sama. Pola-pola bentuk jendela terlihat
lebih fleksibel, modern, dan tidak kaku sesuai gaya hidup masa kini.
Jendela besar bisa mendapatkan sumber sinar matahari dan udara segar yang
lebih banyak. Sinar matahari bisa menghemat listrik di siang hari karena sinar
matahari yang masuk melalui jendela sudah maksimal. Kondisi rumah tidak
lembab dan sehat karena lancarnya sirkulasi udara yang keluar masuk, yang
menggantikan karbondioksida di rumah dengan oksigen dari pepohonan asri di
taman luar. Alat penutup jendela bisa menghiasi jendela dengan berbagai model
seperti gorden, dengan hiasan renda di atasnya, sebuah krei dan naungan shade
yang bisa ditarik ke atas dan diturunkan ke bawah dan lain sebagainya.
11
Kelebihan tirai dibanding dengan kerei atau naungan (shade) adalah bisa
menutupi semua bagian rumah secara total dari sinar matahari yang terlalu
menyengat, karena bahannya yang tebal. Bentuknya yang manis dengan renda
cantik di atas, serta memiliki pola warna-warni membuat gorden atau tirai dapat
memberikan suasana ceria pada jendela (Mowerna, 2005:19). Adapun beberapa
jenis ukuran jendela yang digunakan dalam pembangunan rumah antara lain:
Gambar 2: Ukuran Jendela 140x140 cm
(Wulan, 2012)
Gambar 3: Ukuran Jendela 200x130 cm
(Wulan, 2012)
12
Gambar 4: Ukuran Jendela 190x48 cm
(wulan, 2012)
Gambar 5: Ukuran Jendela 185x85 cm
(Wulan, 2012)
4. Vertical blind
Vertical blind adalah jenis tirai yang dirancang untuk menutup bidang jendela
dari sinar matahari, mengatur intensitas cahaya dan sekaligus mendekorasinya.
Modelnya yang sederhana menjadikan vertical blind cocok untuk tirai kantor dan
rumah. Vertical blind berfungsi sebagai pengatur cahaya dari luar dan menjaga
privasi. Daun-daun vertical blind yang bisa ditutup dan dibuka secara vertikal
membantu mengatur pandangan dari luar ruangan. Vertical blind dilengkapi
dengan tali pengatur yang memungkinkan daun-daun vertikal dibuka dan ditutup
13
ke kanan dan kekiri. Vertical blind juga dilengkapi dengan tali yang bisa menarik
semua daun vertikal hingga bertumpuk dari sisi kanan dan kiri jendela yang
memungkinkan bisa menikmati pemandangan luar dan dalam ruangan. Bahan
yang digunakan untuk vertical blind biasanya terbuat dari kain bertekstur kaku
yang berbentuk seperti sirip-sirip. Beberapa jenis bahan atau kain vertical blind
yang biasa digunakan seperti vynl, PVC, Dimout, Blackout dan Solar Screen.
Vertical blind dioperasikan dengan menggunakan tali penarik (tali kur) dan
tali grendel. Tali kur digunakan untuk membuka dan menutup daun vertikal kekiri
dan kekanan, sehingga bidang jendela bisa terbuka atau tertutup oleh vertical
blind. Tali grendel yang berdampingan dengan tali kur digunakan untuk membuka
dan menutup daun vertical blind guna mengatur intensitas cahaya yang masuk ke
ruangan.
Vertikal Blind ialah bilah-bilah yang disusun secara vertikal untuk mengatur
banyaknya sinar matahari sekaligus mengerahkan cahaya alami ke dalam ruangan
terbuat dari bahan vinyl dan fibber. Fungsi blind untuk menutupi ruangan dari
pandangan di luar, mengubah karakter arsitektur jendela yang kaku menjadi lebih
lunak, menimbulkan rasa hangat dan nyaman, mengatur kualitas dan kuantitas
cahaya, sebagai elemen dekoratif. Masuk Indonesia sekitar tahun 1990 ini sangat
digemari pula oleh kalangan, baik kalangan untuk kantor, rumah, sekolah, hotel
dan lain-lain (Morwena, 2005:78).
Mode tirai di artikan suatu perubahan dalam pelengkap interior yang
berlangsung terus menerus. Perubahan dan pergantian mode berlangsung sangat
cepat. Desain tekstil tidak akan memiliki daya tarik yang kekal dan harus selalu
14
disesuaikan dengan perkembangan mode. Keseluruhan akan tetap menjadi daya
jual produk pelengkap interior. Kebutuhan tirai sangat penting bagi penggunanya,
yaitu sebagai penutup jendela untuk memberi privasi bagi penggunanya serta
bagian dekorasi ruang.
Gambar 6: Vertical Blind
(Kurniawati, 2015)
5. Teknik Tekstil
Di dalam bahasa latin, secara etimologi “textile” yang artinya selalu
berhubungan dengan proses kegiatan menenun. Dengan demikian pengertian
merancang tekstil dapat diartikan sebagai sesuatu proses penyempurnaan yang
dapat dilakukan pada serat (Jumari, At.all. 1974:39).
Menurut (Gillow, 2001:8), ada beberapa macam-macam teknik dalam
membuat dan menggarap teknik tekstil.
1) Non Tenun atau Non Tekstil
2) Teknik Non Tenun: Netting (jaring-jaring), 2) rochet (merenda), 3) knitting
(merajut), 4) tekstured knitting (tekstur rajut), 5) multi coloured knitting
(permainan warna rajut), 6) braids (kepang), 7) sprang (teknik tenun
15
lompatan), 8) macrame (makram), 9) lace (lapisan yang membelah), 10)
twinning and wrapping (merenda dan melilit).
3) Teknik Tenun: Tabby waeve (tenun polos), 2) twill (keper), 3) satin weave
(tenun satin), 4) tapestry weave (tenun tapestri), 5) warp-facedweave (tenun
benang lusi), 6) weft-faced weave (tenun benang pakan) , 7) damask (kimka),
8)
supplementary
wap/continuous
(tambahan
pakan
terusan),
9)
supplementary weft/discountinous (jeda tambahan pakan), 10) brocade (kain
brokat), 11) bouble weave ( tenunan ganda), 12)
velvet (beludru), tablet
weaving (tenun tablet).
Terkait dengan perancangan serat agel sebagai produk vertical blind, teknik
garapan yang digunakan adalah teknik anyam. Teknik anyam merupakan teknik
atau proses menyilagkan bahan-bahan daripada tumbuh-tumbuhan untuk dijadikan
satu rumpun yang kuat. Bahan tumbuhan yang bisa dianyam ialah lidi, rotan, akar,
pandan, mengkuang, jute dan sebagainya. Bahan ini biasanya mudah dikeringkan
dan lembut. Menganyam adalah salah satu seni tradisi tertua di dunia (Gillow,
2001: 66).
C. Fokus Permasalahan
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka fokus permasalahannya
adalah bagaimana merancang produk vertical blind dengan memanfaatkan serat
agel sebagai bahan utama?
Download