PENINGKATANPRODUKTIVITAS KAMBING DARA LOKAL MELALUITEKNIKSUPEROVULASI BUATANDENGAN DANINSEMINASI PEJANTANPE Agustus 1996 Agdex :43O144 Kambing merupakan ternak ruminansia kecil yang memiliki kemampuanuntuk menghasilkananak lebih dari satu anak perkelahiran. Namun, pada kambing PeranakanEtawah dan kambing lokal, utamanya pada kelahiran pertamasering terjadi kelahiran tunggal (Sitorus dan Triwulanningsih,l98l ; Basuki et al., 1982; Setiadi dan Sitorus, 1984 ; Restall, 1991 ; Tomaszewskaet al., 1993 ; Sutama,1994). FSH berupa protein yang mempunyai fungsi untuk pertumbuhanfollicle, memproduksi dan pelepasanestrogen danspermatogenesis. Sedangkan LH juga berupa, protein yang berperan untuk ovulasi dan pembentukandan fungsi Corpus Luleum. Sedangkan hormon utama dari ovari yaitu estrogen, androgen dan protgin inhibin serta progesteron yang dihasilkan Corpus Luleum (CL). Tujuan utama usaha peternakan adalah untuk menghasilkanternak yang dapat tumbuh dan berproduksi cepat serta ekonomis. Pertumbuhandan reproduksi, keduanyadikendalikan oleh kerja hormon. Supayareproduksi tersebutefisien, semuahormon harus berfungsi secarabaik. Hormon didefinisikansebagaizat atau bahan yang dihasilkan oleh kelenjar tertentu yang tidak mempunyaisaluran,disebut kelenjar endokrin dan disebarkanmelalui peredaran darah untuk memberikanefek tertentu pada sel-sel jaringan tubuh dengan tetap ada beberapapengecualiandan modifikasi. Hormon dapat dikelompokkanmenurut tempat asalnya, dari hipotalamus, piluitari, gonad (testis dan ovari) dan beberapalainnya seperti prostaglandin dari uterus, bermacam-macam hormon dari placentaatau yang dihasilkanunit placentafetusselama kebuntingan. Hormonhormon hipotalamusdiketahui sebagaihormon/ faktor pelepasatau penghambat. Hormon Pregnant Mare Sentm Gonadotropin (PMSG) merupakan hormon gonadotropin yang dihasilkandari palcenta dan sudah banyak dipergunakan dalam program superovulasi dan Embrio Transfer pada ruminansia besar maupun kecil. Hormon PMSG mempunyai aktivitas biologis sama dengan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizirtg Hormone (LH) sertamemiliki waktu paruh yang panjang sehinggawaktu dan pemberian harus diperhitungkansecaratepat. Yang langsung berhubungan dengan reproduksi adalah Gonadotropin Releasing. Hornronel Factor (GnRH atau GnRF) menyebabkan dilepaskannya Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH). Hormon dari pituitari anterior yang berhu6ungan dengan reproduksi merupakan gonadotropinberupaFSH dan LH. No.Lip. (12/I 996/I 997) Bagaimana duksi ? nteningkatknn ejlsiiensi repro- Salah satu upaya untuk meningkatkan efisiensireproduksi ternak betina diantaranya melaluisinkronisasiberahi dan ovulasi, deteksi berahisecaratepat, meningkatkanderajatovulasi, mengurangikematianembrio atau fetus serta (Tomaszewska et al.,l99l) deteksikebuntingan. Pemberian hormon PMSG merupakan Suatucara yang dapat dilakukan untuk memanipulasiprosesreproduksiternakbetina.Induksi ovulasi atau superovulasi merupakan suatu teknik untuk memproduksioosit dalamjumlah lebih banyakdan mempercepatpematangannya menjadiova. KotakPost 1013,I'ogwkarta 55010 Telp/Fa.r. (027t) 562935 n ' tase antara I0 - 40yo. Yang terjadi umumnya pada 3 - 4 minggu pertamamasakebuntingan (Edey, 1979;Hunter, 1980 ; Tomaszewskaet a l . ,1 9 9I ) . Angka owlasi merupakan gambaran tentang jumlah sel telur yang dihasilkandalam suatu periode berahi. Sehingga angka ovulasi merupakan cerminan dari jumlah anak yang akan dihasilkan,walaupun dari jumlah ovulasi tersebut ada kemungkinan terjadi kegagalan dalam fertilisasi, kematian embrio dan fetus (Tomazewskaet al., 1991). PemberianPMSG dapat merangsang pertumbuhan follicle dan owlasi. Untuk tujuan superovulasipada kambing diberikanPMSG dengandosis antara400 1500 lU/ekor (Moore dan Eplleston, 1979; Amstronget al., 1993: Sukhatoet al., 1991)' Pemberiandengan dosis antara tersebut memberikan hasil yang sangat bervariasi' Untuk memberikan hasil optimal, pemberian PMSG berdasar atas berat badan telah dilakukan dengandosis20 - 45 IU/Kg BB domba (Bowen dan Pineda, 1989) dan pada kambing dosis antara30 - 45 IU/I(g BB (Trevit et al., 1983) dan dosis l0 - 15 IU/Kg BB (A. Rasna,1996)' Bagaimana waktu yang tepat dalanr pemberian? Menurut A Rasna, 1996. Kelahirankembar pada kelahiranpertamauntuk kambing dara PeranakanEtawa (PE) dapat dihasilkandengan penyuntikkanhormon PMSG dengandosis l5 IUiKg bb dengan kematian embrio dan fetus, litter size, kidding size tertinggi. PMSG mempunyai waktu paruh sekitar 40 - 125 jam. (Hunter,1980) dan PGF2ccdapat-menyebabkan iegresi Corpus Luteum dalam waktu 24 - 76 iam setelah pemberian sehingga perlu diperhitungkan waktu dan dosis yang tepat untuk induksi ovulasi/superowlasi. Selamapengaruh PMSG masihberlaku maka akan selalumenumbuhkan folicle yang akan selalu menghasilkan estrogen. Penyuntikan PMSG menyebabkanonset birahi muncul lebih cepat karena PMSG mempunyaiaktivitas biologist menyerupaiFSH dan LH yang merangsangpertumbuhanfollicle sehingga mempercepat sekresi estrogen dan munculnya gejala berahi' *"nylbabkun PemberianPMSG dosis l0 - 20 IU/Kg BB meningkatkanangka owlasi pada 3 - 8 ekor, beberapatidak menunjukanowlasi (A Rasna, 1996). Tingkat ovulasi dipengaruhiberat badan dan umur ternak (Sutama,1988 ; Tiesnamurtiet al., l99l) juga faktor bangsadan pakan(Roda et al., 1990;Tomaszewskaet al., 1993)' Masa paruh PMSG yang cukup panjangmenyebabkan pertumbuhanfollicle yang terus berlangsungdan ierdapat kecenderungansejumlahfollicle gagal diovulasikan(Dharsana,1986, Sukhato, l99l) dan sebanyak 3,2 follicle gagal ovulasi pada pemberian 20 IU/Kg BB (A. Rasna., 1996) walaupun kebuntingantinggi (100%) pada pemberian10 - 15 IU/Kg BB denganjumlah 2.4 fetus pada 15 IU/Kg BB dan 1.0 fetus pada l0 IU/Kg BB dan secaraumum angka kebuntingannyalebih tinggi dibandingkanyang pernah dilaporkan Sutama(1994) sebesar55Yo-84o. Sedangkidding rate tertinggi dicapai pada dosis 15 IU/Kg BB yaitu 2,4 . Kematianembrio pada fase embrio pada kambing dan domba merupakan kejadianyang masih wajar denganpersen- Induksi ovulqsi dilakukan dengan rincian sbb: a. Dengan PGF2cc (Reprodin) sebagaipenyerentak berahi, dilakukan dua kali dengan selangwaktu l0 hari. b. Pada hari ke 8 dilakukan induksi ovulasi dengan penyuntikan PMSG (Folligon) dengandosis 15 IU/Kg bb IM c. Kawin suntik dilakukan tiga hari setelah penyuntikkanprostaglandinke dua (hari ke l3) dengansemencair dari pejantanPE. d. Deteksi kebuntingandilakukan pada 19 - 20 hari kemudiandenganmelihat kemungkinan munculgejalaberahiulang. e. Ternak bunting, menyusui dan anak-anak yang lahir perlu diberi pakan dengan formulasikhusus. Daftar Pustaka. Mare"s Pregnant K. R. 1979.Pengaruh l. ACFIYADI, (HCG) Gonadotropin (PMS) Chorionic dan Serum Pcriangan. pada Domba induksi Superolulasi - untuk IPBBogor. Sarjana TesisPasca Pregnant Penluntikan 2. RASNA,A. 1996.Pengaruh (PMSG)terhadapkc-' Mare SerumGonadotropin lahiranKembarpada kanrbingDara Peranakan Sa{anaIPB.Bogor. TesisPasca Ettarva. 3. SUTAMA,I.K. 1988.Ptrbertyand early reproEttarvagoat. of Peranakan ductiveperfonnance Proc.of The 7th. AAAP Anim. Sci.Congr.Bali. Indonesia. (ilo.}lt 1996i tt'l) t) t',.t ^ ,r ? t l