Bab 2 - Widyatama Repository

advertisement
BAB II
BAHAN RUJUKAN
2.1 TINJAUAN UMUM TENTANG KOPERASI
Koperasi
mempunyai
peranan
penting
dalam
perekonomian
Indonesia.Bentuk usaha ini dicita-citakan oleh Bangsa Indonesia sebagai bangun
usaha yang paling cocok. Hal ini dengan jelas dicantumkan dalam UndangUndang Dasar 1945. Dan kehidupan Koperasi Indonesia diatur dalam uu no. 25
tahun 1992.
2.1.1. Pengertian Koperasi
Kata “Koperasi” berasal dari Bahasa Inggris Cooperation atau Bahasa
Belanda Cooperatie, artinya kerja sama yang terjadi antara beberapa orang untuk
mencapai tujuan yang sulit dicapai perorangan. Tujuan yang sama itu adalah
kepentingan ekonomi berupa peningkatan kesejahteraan bersama.
Ikatan
Akuntan
Indonesia
dalam
buku
“Standar
Akuntansi
Keuangan” (SAK no. 27) memberi pengertian koperasi adalah sebagai berikut:
“Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir
pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para
anggotanya atas dasar prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha
ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya
dan masyarakat pada daerah kerja pada umumnya, dengan demikian
koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan sokoguru
perekonomian nasional”.
8
9
Pengertian koperasi menurut Undang-Undang nomor 25 tahun 1992 tentang
Perkoperasian adalah:
“Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang
atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan”.
2.1.2 Landasan dan Asas Koperasi
Di dalam pasal 2 Undang-Undang nomor 25 tahun 1992 tentang
Perkoperasian,
dalam
buku
IKOPIN
“Penjiwaan
Koperasi”
(2001:120)
disebutkan bahwa :
“Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta
berdasarkan atas asas kekeluargaan”.
Jadi landasan koperasi adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 45
dengan kekeluargaan sebagai asasnya.
2.1.3 Tujuan dan Fungsi Koperasi
Tujuan Koperasi
Dalam buku IKOPIN “Penjiwaan Koperasi” (2001:120) Pasal 3 UndangUndang nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, menyatakan koperasi
bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD
1945.
10
Fungsi Koperasi
Berdasarkan undang-undang nomor 25 tahun 1992 pasal 4 Dalam buku
IKOPIN “Penjiwaan Koperasi” (2001:121), disebutkan bahwa fungsi dan peran
koperasi adalah sebagai berikut :
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
2. Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat.
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya.
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional
yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi.
2.1.4 JENIS DAN MODAL KOPERASI
Jenis Koperasi
Menurut buku “Standar Akuntansi Keuangan” (SAK no.27) tahun
2004, koperasi dapat digolongkan dalam beberapa jenis. Namun berdasarkan
kepentingan anggota dan usaha utama koperasi, koperasi digolongkan ke dalam
empat jenis yakni:
1. Koperasi Konsumen
Koperasi ini adalah koperasi yang anggotanya para konsumen akhir atau
pemakai barang atau jasa, dan kegiatan atau jasa utama melakukan
11
pembelian bersama. Contoh koperasi konsumen adalah koperasi yamng
kegiatan utamanya mengelola warung serba ada atau supermarket.
2. Koperasi Produsen
Koperasi produsen adalah koperasi yang anggotanya tidak memiliki rumah
tangga usaha atau perusahaan sendiri-sendiri tetapi bekerjasama dalam
wadah koperasi untuk menghasilkan dan memasarkan barang atau jasa dan
kegiatan utamanya adalah menyediakan, mengoperasikan, atau mengelola
sarana produksi bersama. Contoh koperasi produsen adalah Koperasi Jasa
Konsultasi.
3. Koperasi Simpan Pinjam
Adalah koperasi yang kegiatan atau jasa utamanya menyediakan jasa
penyimpanan dan peminjaman untuk anggotanya.
4. Koperasi Pemasaran
Adalah koperasi yang anggotanya para produsen atau pemilik barang atau
penyedia jasa dan kegiatan atau jasa utamanya melakukan pemasaran
bersama.
Modal Koperasi
Ekuitas atau Modal Koperasi didapat dari anggota yaitu berupa
simpanan-simpanan yang oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku
“Standar Akutansi Keuangan “SAK no.27 tahun 2004 adalah seperti
diuraikan berikut ini :
“Ekuitas Koperasi terdiri dari modal anggota berbentuk simpanan
pokok, simpanan wajib,simpanan lain yang memiliki karakteristik yang
sama dengan simpanan pokok atau simpanan wajib, modal penyertaan,
modal sumbangan, cadangan dan sisa hasil usaha belum dibagi”.
12
“Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya
yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat menjadi
anggota.
Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang tidak
harus sama yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi dalam
waktu kesempatan tertentu”.
2.1.5 Tata Kerja Koperasi di Indonesia Berdasarkan Undang–Undang nomor
25 tahun 1992 Tentang Perkoperasian.
Undang–undang no. 25 tahun 1992 memuat tata kerja koperasi di Indonesia
yang mengatur mengenai keanggotaan, perangkat organisasi, dan permodalan
koperasi.
1. Keanggotaan ( pasal 17 )
a. Ayat 1, anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa
koperasi
b. Ayat 2, keanggotaan koperasi dicatat dalam buku anggota.
2. Perangkat Organisasi ( pasal 21 )
Perangkat Organisasi Koperasi terdiri dari :
a. Rapat Anggota
Merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Dalam Rapat
Anggota Koperasi ditetapkan :
-
Anggaran Dasar ;
-
Kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen dan usaha
koperasi ;
-
Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas ;
13
-
Rencana Kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi
serta
-
pengesahan
Laporan Keuangan ;
Pengesahan pertanggungjawaban
pengurus dalam pelaksanaan
tugasnya ;
-
Pembagian Sisa Hasil Usaha ;
-
Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi.
b. Pengurus Koperasi
Dipilih dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota, dengan ketentuan :
-
Pengurus merupakan pemegang kuasa Rapat Anggota ;
-
Untuk pertama kali , susunan dan nama anggota pengurus
dicantumkan dalam akta pendirian ;
-
Masa jabatan pengurus paling lama (5) tahun ;
-
Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat menjadi anggota
pengurus ditetapkan dalam anggota dasar.
c. Pengawas
Dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota, dengan
ketentuan :
-
Pengawas bertanggung jawab kepada Rapat Anggota;
-
Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat sebagai anggota
pengawas ditetapkan dalam Anggaran Dasar.
3. Modal Koperasi (pasal 41) Modal Koperasi terdiri dari modal sendiri dan
modal pinjaman.
Modal Sendiri berasal dari :
14
- Simpanan Pokok ;
- Simpanan Wajib ;
- Dana Cadangan ;
- Hibah.
Modal Pinjaman dapat berasal dari :
- Anggota, berupa simpanan sukarela , deposito ;
- Koperasi lainnya dan atau anggotanya ;
- Bank dan Lembaga Keuangan lainnya ;
- Penerbitan Obligasi dan Surat Hutang lainya ;
- Sumber lain yang sah.
2.2 LAPORAN KEUANGAN
2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan
Pada dasarnya Laporan Keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau
aktivitas suata perusahaan dengan pihak–pihak yang berkepentingan dengan data
atau aktivitas perusahaan tersebut. Pengertian Laporan Keuangan menurut Myer
“Financial Statement Analysis” diterjemahkan oleh S Munawir (2002:5) dalam
bukunya “Analisa Laporan Keuangan “ adalah sebagai berikut :
“Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode
untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah neraca dan daftar
posisi keuangan dan pendapatan atau daftar rugi laba. Pada waktu
akhir–akhir ini, sudah menjadi kebiasaan bagi perusahaan –
perusahaan untuk menambah daftar ketiga. Yaitu daftar surplus
atau daftar laba yang tidak dibagikan (laba ditahan) “.
15
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam bukunya SAK “Standar
Akuntansi Keuangan” Kerangka dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan paragraph 7, halaman 2 menyatakan bahwa :
“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan
keuangan. Laporan keuangan yang lengkap meliputi neraca, laporan laba/
rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam
berbagai cara seperti laporan arus kas, laporan arus dana), catatan dan
laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian internal dari
laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi
tambahan yang berkaitan informasi tersebut misalnya keuangan segmen
industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”
(IAI, 2002:2)
Selayaknya sebuah badan usaha, koperasi juga membuat Laporan
Keuangan . Laporan Keuangan yang dibuat biasanya Neraca , Perhitungan
Hasil Usaha, Laporan Arus Kas, Laporan Promosi Ekonomi Anggota dan
catatan atas laporan kas.
Berikut pengertian masing-masing laporan menurut Ikatan
Akuntan Indonesia dalam buku “Standar Akuntasi Keuangan” SAK no.27:
“Neraca
:
Menyajikan
informasi
mengenai
aktiva,
kewajiban, dan ekuitas koperasi pada waktu tertentu”.
“Perhitungan Hasil Usaha : Menyajikan informasi mengenai
pendapatan dan beban-beban usaha dan beban perkoperasian
selama periode tertentu. Perhitungan hasil usaha menyajikan hasil
akhir yang disebut sisa hasil usaha yang diperoleh mencakup hasil
usaha dengan anggota dan laba atau rugi kotor dengan non anggota.
Istilah perhitungan hasil usaha digunakan mengingat manfaat dari
usaha koperasi tidak semata-mata diukur dari sisa hasil usaha
tetapi lebih ditentukan pada manfaat bagi anggota”
“Laporan Arus Kas : menyajikan informasi mengenai
perubahan kas yang meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan
kas, pengeluaran kas, dan saldo akhir pada periode tertentu”
16
“Laporan Promosi ekonomi anggota : adalah laporan yang
memperlihatkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi
selama satu tahun tertentu”
17
Penyajian Laporan Keuangan Koperasi Berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan no. 27 (2004:15-18)
KOPERASI PEMBANGUNAN RAKYAT
NERACA
31 Desember 20X1 dan 20X0
AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas dan Bank
Investasi Jangka Pendek
Piutang Usaha
Piutang Pinjaman Anggota
Piutang Pinjaman NonAnggota
Piutang lain-lain
Peny.Piutang Tak Tertagih
Persediaan
Pendapatan Akan Diterima
Jumlah Aktiva Lancar
Investasi Jangka Panjang
Penyertaan Pada Koperasi
Penyertaan Pada NonKoperasi
Jumlah Investasi Jangka
Panjang
20X1
20X2
Rp.xxx
xxx
xxx
xxx
Rp.xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
(xxx)
xxx
xxx
Rp.xxx
xxx
xxx
(xxx)
xxx
xxx
Rp.xxx
Rp.xxx
Rp.xxx
xxx
xxx
Rp.xxx
Rp.xxx
Aktiva Tetap
Tanah/Hak Atas Tanah
Bangunan
Mesin
Inventaris
Akumulasi Penyusutan
Jumlah Aktiva Tetap
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
Rp.xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
Rp.xxx
Aktiva Lain-lain
Ak.Tetap Dalam Kontruksi
Beban Ditangguhkan
Jumlah Aktiva lain-lain
xxx
xxx
Rp.xxx
xxx
xxx
Rp.xxx
Jumlah Aktiva
Rp.xxx
Rp.xxx
KEWAJIBAN DAN
EKUITAS
Kewajiban Jangka
Pendek
Hutang Usaha
Hutang Bank
Hutang Pajak
Hutang Simpanan Anggota
Hutang Dana Bagian SHU
Hutang Jangka Panjang
Akan Jatuh Tempo
Biaya Harus Dibayar
Jumlah Kewajiban Jangka
Pendek
Kewajiban Jangka
Panjang
Hutang Bank
Hutang Jangka Panjang
Lainnya
Jumlah Kewajiban Jangka
Panjang
Ekuitas
Simpanan Wajib
Simpanan Pokok
Modal Penyertaan
Partisipasi Anggota
Modal Penyertaan
Modal sumbangan
Cadangan
SHU Belum Dibagi
Jumlah Ekuitas
Jumlah Kewajiban dan
Ekuitas
20X1
20X2
Rp.xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
Rp.xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
Rp.xxx
Rp.xxx
Rp.xxx
Rp.xxx
xxx
xxx
Rp.xxx
Rp.xxx
Rp.xxx
xxx
Rp.xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
Rp.xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
Rp.xxx
Rp.xxx
Rp.xxx
18
KOPERASI PEMBANGUNAN RAKYAT
PERHITUNGAN HASIL USAHA
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 20X1 dan 20X0
PARTISIPASI ANGGOTA
Partisipasi Bruto Anggota
Beban Pokok
Partisipasi Netto Anggota
PRNDAPATAN
DARI
NONANGGOTA
Penjualan
Harga Pokok
Laba (rugi) Kotor dengan Non-Anggota
Sisa hasil Usaha Kotor
BEBAN OPERASI
Beban Usaha
Sisa Hasil Usaha Koperasi
Beban Perkoperasian
SHU Stlh Beban Perkoperasian
Pendapatan dan Beban lain-lain
SHU Sebelum Pos-pos Luar Biasa
Pendapatan dan Beban Luar Biasa
SHU Sebelum Pajak
Pajak Penghasilan
SHU Setelah Pajak
20X1
20X0
Rp.xxxx
(xxxx)
Rp.xxxx
Rp.xxxx
(xxxx)
Rp.xxxx
Rp.xxxx
(xxxx)
xxxx
Rp.xxxx
Rp.xxxx
(xxxx)
xxxx
Rp.xxxx
(xxxx)
Rp.xxxx
(xxxx)
Rp.xxxx
xxxx
Rp.xxxx
xxxx
Rp.xxxx
(xxxx)
Rp.xxxx
(xxxx)
Rp.xxxx
(xxxx)
Rp.xxxx
xxxx
Rp.xxxx
xxxx
Rp.xxxx
(xxxx)
(xxxx)
19
KOPERASI PEMBANGUNAN RAKYAT
LAPORAN PROMOSI EKONOMI ANGGOTA
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X1 dan 20X0
(Koperasi Produsen)
20X0
20X1
PROMOSI
EKONOMI
SELAMA
TAHUN BERJALAN
Manfaat Ekonomi dari Pemasaran Produk
Anggota:
- Pemasaran produk anggota atas
Rp.xxxx
Rp.xxxx
dasar harga koperasi
- Pemasaran Produk anggota atas
(xxxx)
(xxxx)
dasar harga pasar
Rp.xxxx
Rp.xxxx
Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi
Pemasaran Produk Anggota
Manfaat Ekonomi dari Pengadaan
Barang untuk Anggota:
- Pengadaan barang atas dasar harga
pasar
- Pengadaan barang atas dasar harga
koperasi
Jumlah Promosi Ekonomi dari Tansaksi
Pengadaan Barang untuk Anggota
Manfaat Ekonomi dari Simpan Pinjam
lewat Koperasi :
- Penghematan
beban
pinjaman
anggota
- Kelebihan balas jasa simpanan
anggota
Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi
Penyediaan Jasa untuk Anggota
Jumlah Promosi Ekonomi Anggota
Selama Tahun Berjalan
Promosi Ekonomi Pada Akhir Tahun
Pembagian Sisa Hasil Usaha tahun
Berjalan untuk Anggota
Jumlah Promosi Ekonomi Anggota
Rp.xxxx
(xxxx)
Rp.xxxx
(xxxx)
Rp.xxxx
Rp.xxxx
Rp.xxxx
Rp.xxxx
(xxxx)
(xxxx)
Rp.xxxx
Rp.xxxx
Rp.xxxx
Rp.xxxx
Rp.xxxx
Rp.xxxx
Rp.xxxx
Rp.xxxx
20
KOPERASI PEMBANGUNAN RAKYAT
LAPORAN PROMOSI EKONOMI ANGGOTA
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desenber 20X1 dan 20X0
(Koperasi Produsen)
20X0
20X1
PROMOSI
EKONOMI
SELAMA
TAHUN BERJALAN
Manfaat Ekonomi dari Pemasaran
Produk Anggota:
- Pemasaran Produk Anggota atas
Rp.xxxx
dasar Harga Pasar
Rp.xxxx
- Pemasaran produk anggota atas dasar
(xxxx)
harga koperasi
(xxxx)
Jumlah Promosi Ekonomi dari transaksi
Rp.xxxx
Rp.xxxx
Pemasaran Produk Anggota
Manfaat Ekonomi dari Pengadaan
Barang untuk Anggota :
- Pengadaan barang atas dasar harga
pasar
- Pengadaan barang atas dasar harga
koperasi
Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi
Pengadaan Barang untuk Anggota
Manfaat Ekonomi dari Penyediaan Jasa
untuk Anggota:
- Penyediaan jasa atas dasar harga
pasar
- Penyediaan jasa atas dasar harga
koperasi
Jumlah promosi ekonomi dari transaksi
penyediaan jasa untuk anggota
Jumlah promosi ekonomi Anggota selama
setahun
Promosi Ekonomi pada Akhir Tahun
Pembagian SHU tahun Berjalan umtuk
Anggota
Jumlah Promosi Ekonomi Anggota
Rp.xxxx
(xxxx)
Rp.xxxx
(xxxx)
Rp.xxxx
Rp.xxxx
Rp.xxxx
Rp.xxxx
(xxxx)
(xxxx)
Rp.xxxx
Rp.xxxx
Rp.xxxx
Rp.xxxx
Rp.xxxx
Rpxxxx
Rp.xxxx
Rp.xxxx
21
2.2.2 Tujuan serta Manfaat Laporan Keuangan
Tujuan dari laporan keuangan adalah tidak hanya untuk menguji saja,
tetapi juga sebagai dasar menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan
ekonomi.
Laporan keuangan dibuat sebagai alat penyedia informasi keuangan suatu
perusahaan sebagai hasil ringkasan kegiatan dan suatu proses pencatatan
transaksi keuangan yang terjadi selama periode akuntansi yang dapat
digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan
keputusan.
Adapun manfaat laporan keuanagn bagi pemakai keuangan meliputi
sebagai berikut:
a. Manajemen
1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai
kewajiban modal suatu perusahaan
2. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai
laporan keuangan
3. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam
sumber-sumber
ekonomi
seperti
informasi
mengenai
aktiftas
pembelanjaan dan penanaman
4. Menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen/ pertanggungjawaban
manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
22
b. Investor
Investor membutuhkan laporan keuangan karena mereka membutuhkan
informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menanam
atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada
transaksi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan
perusahaan unuk membayar deviden.
c. Pemberi pinjaman ( kreditur )
Pemberi
pinjaman
membutuhkan
informasi
agar
mereka
dapat
memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat
jatuh tempo.
d. Pemasok dan Kreditur Usaha Lainnya
Pemasok dan kreditur tertarik agar mereka dapat memutuskan apakah
jumlah terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditur usaha
berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek
daripada pemberi pinjaman kecuali jika sebagai pelanggan utama, mereka
tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan
e. Pelanggan
Para pelanggan sangat penting untuk mengetahui laporan keuangan
sebagai informasi bagi mereka mengaenai kelangsungan hidup perusahaan
terutama jika mereka terlibat dengan perjanjian jangka panjang.
f. Karyawan
Karyawan tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas
perusahaan yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan
23
perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan
kesempatan kerja.
g. Pemerintah
Pemerintah membutuhkan laporan keuangan untuk mengatur aktifitas
perusahaan, menetapkan kbijakan pajak dan sebagai dasar untuk
menyusun statistik lainnya.
h. Masyarakat
Perusahaan dapat mempengaruhi anggota masyarakat melalui laporan
keuangan dalam berbagai cara, misalnya : perusahaan dapat memberikan
kontribusi berarti pada perekonomian nasional termasuk jumlah orang
yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik..
2.2.3 Jenis-jenis Laporan keuangan
Menurut Ridwan S Sundjadja dan Inge Barlian (2002: 69) jenis laporan
keuangan yang lazim dikenal adalah: neraca, laporan laba/ rugi, laporan laba
ditahan, dan laporan aliran kas. Dari keempat bagian laporan keuangan
tersebut masing-masing mempunyai komponen-komponen atau pos-pos
tersendiri.
2.2.3.1 NERACA (BALANCE SHEET)
A. Aktiva (Harta)
Pengertian aktiva menurut Ikatan Akuntansi Indonrsia (2002:3) menyatakan
bahwa:
24
“aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan
akan diperoleh oleh perusahaan”
Dalam pengertian aktiva tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang
berwujud saja, tetapi juga termasuk pengeluaran-pengeluaran yang belum
dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva yang tidak
berwujud lainnya misalnya goodwill, hak patent, hak menerbitkan dan
sebagainya.
Pada dasarnya aktiva dapat diklaifikasikan menjadi dua bagian utama yaitu :
1. Aktiva Lancar (Current Assets)
Suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar jika aktiva tersebut :
•
Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau
dipergunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan
•
Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan
diharapkan ajan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal
neraca
•
Berupa kas atau setara dengan kas yang penggunaanya tidak dibatasi
Adapun yang termasuk aktiva lancar adalah :
a. Kas (Cash), yaitu uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai
operasi perusahaan.
b. Investasi jangka pendek, yaitu investasi yang sifatnya sementara belum
dibutuhkan dalam operasi .
25
c. Piutang wesel (Notes Receivable), adalah tagihan perusahaan kepada
pihak lain yang dinyatakan dalam suatu wesel atau perjanjian yang diatur
dalam undang-undang, sehingga wesel ini lebih mempunyai kekuatan
hukum dan lebih terjamin pelunasannya.
d. Piutang dagang (Account Receivable), yaitu tagihan kepada pihak lain
sebagai akibat adanya penjualan barang dagangan secara kredit.
e. Persediaan (Inventory), untuk perusahaan dagang yang dimaksud dengan
persediaan adalah semua barang-barang yang diperdagangkan yang sampai
tanggal neraca masih digudang atau belum laku dijual. Sedangkan untuk
perusahaan manufaktur persediaan yang dimiliki meliputi : persediaan
bahan mentah, persediaan barang setengah jadi, persediaan barang jadi.
f. Piutang Penghasilan atau Penghasilan yang Masih Harus Diterima,
adalah penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan karena perusahaan
telah
memberikan
jasa
atau
prestasinya
tetapi
belum
diterima
pembayarannya, sehingga merupakan tagihan.
g. Persekot atau Biaya yang Dibayar Dimuka, adalah pengeluaran untuk
memperoleh jasa atau prestasi dari pihak lain tetapi pengeluaran itu belum
menjadi biaya atau belum dinikmati oleh perusahaan pada periode ini
melainkan pada periode berikutnya.
2. Aktiva Tidak Lancar (Non Current Assets)
Adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif permanen atau jangka
panjang (mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan
26
habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan), yang termasuk aktiva
tidak lancar adalah :
a. Investasi Jangka Panjang, yaitu penanaman modal yang biasanya
dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan tetap , misalnya
investasi saham, investasi obligasi.
b. Aktiva Tetap, adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang fisiknya
nampak (konkrit). Syarat lain untuk dapat diklasifikasikan sebagai aktiva
tetap adalah
aktiva yang digunakan dalan operasi bersifat permanen
(aktiva tersebut mempunyai umur kegunaan jangka panjang atau tidak
akan habis dipakai dalam suatu periode kegiatan perusahaan). Yang
termasuk aktiva tetap adalah:
•
Tanah yang diatasnya didirikan bangunan untuk digunakan dalam
operasi perusahaan .
•
Bangunan gedung yang dimiliki perusahaan
•
Mesin
•
Inventaris
•
Kendaraan dan perlengkapan atau alat-alat lainnya
c. Aktiva Tetap Tidak Berwujud (Intangible Fixed Assets), adalah
kekayaan yang dimiliki perusahaan yang secara pisik tidak nampak tetapi
merupakan suatu hak yang dimiliki oleh perusahaan untuk digunakan
dalam kegiatan perusahaan. Yang termasuk aktifa tidak berwujud antara
lain :
•
Hak Cipta, yaitu hak menerbitkan hasil karya seni dan musik
27
•
Merek Dagang, yaitu merek dagang tertentu yang sudah terdaftar
dan merek dagang tersebut telah dilindungi oleh undang-undang.
•
Goodwill, yaitu kepemilikan perusahaan akibat nama baik,
organisasi yang baik dan lain-lain.
d. Beban yang Ditangguhkan (deffered charges), yaitu menunjukkan
adanya pengeluaran atau biaya yang mempunyai manfaat jangka panjang,
pengeluarannya akan dibebankan pada periode-periode berikutnya.
Dengan demikian aktiva ini harus dihapuskan dalam jangka waktu tertentu
sesuai dengan umur kegunaanya.yang termasuk kelompok ini antara lain:
biaya pemasaran, diskonto obligasi, biaya pembukuan perusahaan, biaya
penelitian dan sebagainya.
e. Aktiva Lain-lain, adalah aktiva perusahaan yang tidak dapat atau belum
dapat dimasukkan dalam klasifikasi-klasifikasi sebelumnya, misalnya :
Gedung dalam Proses, Tanah dalam Penyelesaian, Piutang jangka panjang
dan lain sebagainya.
B. Passiva (kewajiban)
Menurut S Munawir (2002:18), pengertian passiva atau kewajiban adalah :
“Semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum
dipenuhi, dimana kewajiban itu merupakan sumber dana atau modal
perusahaan yang berasal dari kreditur”
Hutang atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan menjadi :
1. Hutang Lancar (Hutang Jangka Pendek), meliputi :
a.
Hutang Dagang
28
b.
Hutang wesel, adalah hutang yang disertai janji tertulis untuk
melakukan pembayaran sejumlah tertentu pada waktu tertentu
di masa yang akan datang.
c.
Hutang Pajak, baik pajak yang bersangkutan maupun pajak
Pendapatan Karyawan yang belun disetorkan ke Kas Negara.
d.
Biaya yang masih harus Dibayar, adalah biaya-biaya yang
sudah terjadi tetapi belum dilakukan pembayarannya.
e.
Hutang Jangka Panjang yang Segera Jatuh Tempo. Adalah
sebagian (seluruh) hutang jangka panjang yang sudah menjadi
hutang jangka pendek, karena harus segera dilakukan
pembayarannya.
f.
Penghasilan Yang Diterima Di muka (Deffered Revenue),
adalah penerimaan uang untuk penjualan jasa yang belum
direalisir.
2. Hutang Jangka Panjang, adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu
pembayarannya masih lama, meliputi :
a.
Hutang oblgasi.
b.
Hutang Hipotik, adalah hutang yang dijamin dengan aktiva
tetap tertentu.
c.
Pinjaman Jangka Panjang yang lain.
C. MODAL
Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2002 Kerangka Penyusunan
dan Penyajian Laporan Keuangan manyatakan bahwa :
29
“Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah
dikurangi semua kewajiban”
Modal merupakan bagian atau hak yang dimiliki yang ditujukan
dalam pos modal (modal saham), surplus, dan laba yang ditahan, atau
kelebihan modal aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh hutanghutangnya. Unsur ekuitas ini dapat disubklasifikasikan lebih jauh menjadi
dua sub-klasifikasi, yaitu:
a. Ekuitas yang berasal dari setoran para pemilik, misalnya modal saham
(termasuk agio saham bila ada) dan,
b. Ekuitas yang berasaldari hasil operasi, yaitu laba yang tidak dibagikan
kepada para pemilik, misalnya dalam bentuk dividen.
Bentuk-bentuk Neraca
Menurut S Munawir, bentuk atau susunan dari neraca tidak ada
keseragaman di antara perusahaan-perusahaan tergantung pada tujuan-tujuan
yang akan dicapai, tetapi bentuk neraca umum digunakan adalah sebagai
berikut :
1. Bentuk Skonto (Account Form) di mana semua aktiva tercantum sebelah
kiri/ debet dan hutang serta modal tercantum sebelah kanan/ kredit
2.
Bentuk Vertikal (Report Form), dalam bentuk ini semua aktiva nampak di
bagian atas yang selanjutnya diikuti drngan hutang jangka pendek, hutang
jangka panjang, serta modal.
3. Bentuk neraca yang disesuaikan dengan kedudukan atau posisi keuangan
perusahaan (Final Position Form), bentuk ini bertujuan agar kedudukan
30
atau posisi keuangan yang dikehendaki nampak dengan jelas, misalnya
besarnya modal kerja netto (net working capital) atau modal jumlah
perusahaan.
Menurut Munawir dalam buku Analisis Laporan Keuangan (2002:13)
mengemukakan sebagai berikut :
“Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta
modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu”
Pengertian diatas menyebutkan bahwa neraca adalah laporan yang terdiri
dari aktiva, hutang dan modal perusahaan pada waktu-waktu tertentu.
Penyusunan neraca tersebut harus dilakukan secara sistematis sehingga dapat
memberikan gambaran mengenai posisi keuangan perusahaan pada saat itu.
Agar laporan mudah dibaca dan ditafsirkan dengan baik, maka perlu dilakukan
dan diklasifikasikan dalam pos-pos laporan keuangan.
2.2.3.2 LAPORAN LABA RUGI
Laporan laba Rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang
penghasilan, biaya, laba-rugi yang diperoleh suatu perusahaan selama periode
tertentu. Dari definisi tersebut berarti laporan laba/rugi akan menggambarkan
sumber-sumber pandapatan serta jenis-jenis beban perusahaan.
Walaupun belum ada keseragaman tentang susunan laporan laba-rugi bagi
tiap-tiap perusahaan, namun prinsip–prinsip yang umumnya diterapkan adalah
sebagai berikut :
a. Bagian pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha
pokok perusahaan (penjualan barang dagangan atau memberikan jasa)
31
diikuti oleh harga pokok dari barang atau jasa yang dijual, sehingga
diperoleh laba kotor.
b. Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operasional yang terdiri dari
Biaya Penjualan dan Biaya Umum/ Administrasi (Operating
Expenses).
c. Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh di luar operasi
pokok perusahaan, yang diikutu dengan biaya-biaya yang terjadi di
luar usaha poko perusahaan.
d. Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang insidensil sehingga
akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan.
Bentuk Laporan Laba Rugi
Bentuk dari laporan laba-rugi yang biasa digunakan adalah :
•
Bentuk Single Step, yaitu dengan menggabungkan semua
penghasilan menjadi satu kelompok dan semua biaya dalam satu
kelompok, sehingga untuk menghitung laba/rugi bersih hanya
memerlukan satu langkah yaitu mengurangkan total biaya terhadap
total penghasilan.
•
Bentuk Multiple Step, dalam bentuk ini dilakukan pengelompokan
yang lebih teliti sesuai dengan prinsip yang digunakan secara
umum.
2.2.3.3 LAPORAN LABA DITAHAN
Merupakan laporan laba yang berasal dari tahun-tahun yang lalu
dan tahun berjalan yang tidak dibagikan sebagai dividen. Laba atau
32
rugi yang timbul secara insidensil dapat diklasifikasikan tersendiri
dalam laporan-laporan laba/rugi atau dicantumkan dalam “Laporan
Laba Ditahan” atau dalam “Laporan Perubahan Modal”, tergantung
pada konsep yang dianut perusahaan.
2.2.3.4 LAPORAN ALIRAN KAS (Statement of Cash Flow)
Laporan aliran kas ini merupakan ringkasan aliran kas untuk suatu periode
tertentu. Laporan ini kadang disebut “laporan sumber dan penggunaan dana”
yang menunjukkan aliran operasi perusahaan, investasi dan aliran kas
pendanan serta menunjukkan perubahan kas dan surat berharga selama periode
tersebut.
Laporan aliran kas secara langsung atau tidak langsung mencerminkan
penerimaan kas entitas yang diklasifikasikan menurut sumber-sumber utama
dan pembayaran kasnya yang diklasifikasikan menurut penggunaan utama
selama satu periode. Laporan ini memberikan informasi yang berguna
mengenai aktifitas entitas dalam menghasilkan kas melalu operasi untuk
melunasi hutang, memberikan deviden atau menginvestasikannya kembali
guna mempertahankan atau memperluas kapasitas operasi mengenai aktivitas
keuangannya, baik hutang maupun ekuitas, dan mengenai investasi atau
pengeluaran kasnya. Informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas
entitas masa kini sangat membantu untuk menetapkan factor-faktor seperti
likuiditas satuan, fleksibilitas, keuangan, dan resiko.
33
2.2.4 SIFAT DAN KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN
Sifat-Sifat Laporan Keuangan
Menurut Munawir dalam bukunya Analisisi Laporan Keuangan
(2000:6) mengatakan bahwa :
“ Laporan keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh dan
sebagai suatu progress report”.
Keterbatasan Laporan Keuangan
Kita dapat mengetahui bahwa laporan keuangan merupakan
informasi yang penting. Meskipun demikian di lain pihak laporan
keuangan juga memiliki kelemahan-kelamahan yang timbul dari
sifatnya yang sesuai dengan yang diungkapkan S Munawir (2004:910) yang menyatakan bahwa beberapa keterbatasan laporan keuangan
adalah sebagai berikut :
1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya
merupakan interim report (laporan yang dibuat antara waktu
tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan
yang final.
2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang
kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar
penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau
berubah-ubah.
3. Laporan Keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi
keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang
34
lalu, di mana daya beli uang tersebut semakin menurun,
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Sehingga kenaikan
volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu
menunjukkan atau mencerminkan unit yang dijual semakin besar.
4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang
dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan
karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dalam satuan
uang. Misalnya reputasi dan prestasi perusahaan, adanya beberapa
pesanan yang tidak dapat dipenuhi.
2.3 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses analisis
terhadap laporan keuangan dengan tujuan untuk memberikan gambaran
tentang perkembangan mengenai posisi atau keadaan keuangan suatau
perusahaan yang bertujuan untuk mengetahui keadaan dan perkembangan
keuangan suatu perusahaan yang telah dicapai pada waktu yang telah lalu
dan waktu yang sedang berjalan. Juga memberikan informasi kepada para
pemakai laporan keuangan untuk pengambilan keputusan ekonomi,
sehingga kualitas keputusan yang diambil akan lebih baik.
2.3.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Menurut Sofyan Syafri Harahap dalam bukunya “Analisis Kritis
atas Laporan Keuangan” (2002:190) medefinisikan bahwa analisa laporan
keuangan adalah :
“Analisa laporan keuangan berarti laporan yang menguraikan pospos laporan keuangan menjadi unit yang lebih kecil dan melihat
35
hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara
satu dengan yang lain, baik antara data kautitatif maupun data non
kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam
yang sangat penting dalam menghasilkan keputusan yang tepat”.
Menurut pengertian ini, analisis laporan keuangan tidak lain
merupakan suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam
unsur-unsurnya, menelaah masing-masing unsur tersebut dan menelaah
hubungan diantara unsur-unsur tersebut. Dengan tujuan untuk memperoleh
pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu
sendiri.
Tujuan Analisis Laporan Keuangan
S Munawir dalam bukunya Analisis Laporan Keuangan (2004:31)
mengemukakan bahwa tujuan analisis laporan keuangan merupakan alat
yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan
posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan.
Analisis laporan keuangan yang dilakukan dimaksudkan untuk
menambah informasi yang ada dalam suatu laporan keuangan. Secara
lengkap kegunaan analisis laporan keuangan ini dapat dikemukakan
sebagai berikut :
1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas daripada laporan
keuangan biasa
2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara eksplisit dari
suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan
( implisit )
36
3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan
keuangan
4. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil
keputusan
5. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria
tertentu yang sudah dikenal
6. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain
dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal
atau standar ideal
7. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami
perusahaan baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan
8. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dimiliki
perusahaan di masa yang akan datang
2.3.2 Teknik Analisis Laporan Keuangan
Metode dan teknik analisa digunakan untuk menentukan dan
mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga
dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut bila
diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu
perusahaan tertentu, atau diperbandingkan dengan alat-alat pembanding
lainnya, misalnya diperbandingkan dengan laporan keuangan yang
dianggarkan atau dengan laporan keuangan perusahaan lainnya.
Teknik analisa yang biasa digunakan dalam analisa laporan
keuangan menurut S Munawir (2004 : 26-27) adalah sebagai berikut :
37
1. Analisa Perbandingan Laporan Keuangan
Adalah metode dan teknik analisa dengan cara memperbandingkan
laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukkan :
a. Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah
b. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah
c. Kenaikan atau penurunan dalam prosentase
d. Perbandingkan yang dinyatakan dengan ratio
e. Prosentase dari total
2. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang
dinyatakan dalam prosentase (trend percentage analysis) adalah suatu
metode atau teknik analisa untuk mengetahui tendensi keadaan
keuangannya. Apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan
turun.
3. Laporan dengan prosentase per komponen atau common size statement,
adalah suatu metode analisa untuk mengetahui prosentase investasi
pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk
mengetahui struktur permodalannya dan komposisi pembiayaan yang
terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya.
4. Analisa Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, adalah suatu analisa
untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau
untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode
tertentu.
38
5. Analisa Sumber dan Penggunaan Kas (Cash Flow Statement Analysis),
adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah
uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan
uang kas selama periode tertentu.
6. Analisa Ratio, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui
hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba/rugi
secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
7. Analisa Laporan Laba Kotor (Gross Profit Analysis) adalah suatu
analisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu
perusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor
suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut.
8. Analisa Break-Even adalah suatu analisia untuk menentukan tingkat
penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan
tersebut tidak menderita kerugian, tapi juga belum memperoleh
keuntungan. Dengan analisa break even ini juga akan diketahui
berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbegai tingkat
penjualan.
2.4 Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Secara harfiah sumber dan penggunaan modal kerja terdiri dari tiga
kata, yaitu sumber, penggunaan dan modal kerja.
Pengertian sumber menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah :
39
“segala sesuatu, baik yang berwujud maupun yang tidak
berwujud, yang digunakan untuk mencapai hasil. Misal peralatan,
sediaan, waktu dan tenaga”
Pengertian Penggunaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
diambil dari kata dasar guna, adalah :
“perbuatan, cara menggunakan sesuatu, pemakaian”
Pengertian modal kerja menurut Kamus Istilah Akuntansi adalah :
“Modal kerja (working capital) adalah aktiva lancar dikurangi
kewajiban lancar”
Dari pengertian-pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
sumber dan penggunaan modal kerja adalah aktiva lancar perusahaan dikurangi
kewajiban lancar perusahaan yang digunakan untuk mencapai hasil yang
diinginkan oleh perusahaan, dimana aktiva lancar tediri dari : kas, investasi jangka
pendek, piutang wesel, piutang dagang, persediaan, piutang penghasilan atau
penghasilan yang masih harus diterima, persekot atau biaya yang dibayar
dimuka.sementara kewajiban lancar terdiri dari : hutang dagang, hutang wesel,
hutang pajak, biaya yang masih harus dibayar, hutang jangka panjang yang segera
jatuh tempo dan penghasilan yang diterima dimuka.
Untuk dapat mengetahui apakah penggunaan modal kerja suatu
perusahaan sudah efektif dan efisien, maka terlebih dahulu harus diketahui dari
mana sumber modal kerja (dana) tersebut diperoleh dan bagaimana cara modal
kerja tersebut digunakan dalam operasi perusahaan.
40
Sumber-sumber dan penggunaan modal kerja suatu perusahaan erat
kaitannya dengan pembelanjaan perusahaan meliputi semua aktifitas perusahaan
guna mendapatkan dana tersebut seefektif mungkin. Dana dapat diartikan sebagai
berikut :
1. Dana dapat diartikan sama dengan “Modal Kerja” baik dalam artian modal
kerja bruto maupun modal kerja netto, sehingga dengan demikian laporan
sumber dan penggunaan dana menggambarkan suatu ringkasan sumber
dan penggunaan modal kerja & perubahan unsur-unsur untuk selama
periode yang bersangkutan.
2. Dana dapat diartikan sama dengan “Kas”, dengan demikian laporan
sumber dan penggunaan dana manggambarkan suatu ringkasan sumber
dan penggunaan kas selama periodenya.
3. Pengertian lain lagi dari dana adalah sebagai “Net Monetary Assets”, yaitu
kas dan aktiva-aktiva lain yang dimiliki oleh perusahaan.
Untuk menghindari perbedaan penafsiran mengenai data tersebut
maka untuk selanjutnya dalam pembahasab Laporan Tugas Akhir ini
penulis menggunakan konsep dana diartikan sebagai modal kerja.
Tiga Konsep atau Definisi Modal Kerja yang umum dipergunakan menurut S
Munawir (2004:114), yaitu :
1. Konsep Kuantitatif
Adalah konsep ini menitikberatkan pada kuantum yang diperlukan untuk
mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang
bersifat rutin, atau menunjukkan jumlah dana yang tersedia untuk tujuan
41
operasi jangka pendek. Dalam konsep ini menganggap bahwa modal kerja
adalah jumlah aktiva lancar (gross profit capital).
2. Konsep Kualitatif
Konsep ini menitikberatkan pada kualitas modal kerja, dalam konsep ini
pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang
jangka pendek (net working capital), yaitu jumlah aktiva lancar yang
berasal dari pinjaman jangka panjang maupun dari para pemilik
perusahaan.
3. Konsep Fungsionil
Konsep ini menitik beratkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam rangka
menghasilkan pendapatan atau laba dari usaha pokok perusahaan. Pada
dasarnya dana-dana yang dimiki oleh suatu perusahaan seluruhnya akan
digunakan untuk menghasilkan laba sesuai dengan usaha pokok
perusahaan, tetapi tidak semua dana digunakan untuk menghasilkan laba
periode ini (current income) ada sebagian dana yang akan digunakan
untuk memperoleh atau menghasilkan laba di masa yang akan datang.
2.4.1 Sumber Modal Kerja
Pada umumnya sumber modal kerja suatu perusahaan dapat berasal dari :
a. Hasil Operasi Perusahaan, adalah jumlah net income yang
nampak dalam laporan perhitungan laba-rugi ditambah dengan
depresiasi dan amortisasi, jumlah ini menunjukkan jumlah
modal kerja yang berasal dari hasil operasi perusahaan.
42
b. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga (investasi
jangka pendek) adalah salah satu elemen aktiva lancar yang
segera dapat dijual dan akan menimbulkan keuntungan bagi
perusahaan.
c. Penjualan aktiva tidak lancar, merupakan sumber lain yang
dapat menambah modal adalah hasil penjualan aktiva tetap,
investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainnya yang
tidak diperlukan lagi oleh perusahaan.
d. Penjualan saham atau obligasi, untuk menambah dana atau
modal
kerja
yang dibutuhkan,
perusahaan
dapat
pula
mengadakan emisi saham baru atau meminta kepada para
pemilik perusahaan untuk menambah modalnya, di samping itu
perusahaan dapat juga mengeluarkan obligasi atau bentuk
hutang jangka panjang lainnya guna memenuhi kebutuhan
modal kerjanya.
Dari uraian tentang sumber-sumber modal kerja tersebut dapat
disimpulkan bahwa modal kerja akan bertambah apabila :
1. Adanya kenaikan sektor modal baik yang berasal dari
laba maupun adanya pengeluaraan modal saham atau
tambahan investasi dari pemilik perusahaan.
2. Ada pengurangan atau penurunan aktiva tetap yang
diimbangi dengan bertambahanya aktiva lancar karena
43
adanya penjualan aktiva tetap maupun melalui proses
depresiasi.
3. Ada penambahan hutang jangka pendek baik dalam
bentuk obligasi, hipotek atau hutang jangka panjang
lainnya yang diimbangi dengan bertambahnya aktiva
lancar.
2.4.2 Penggunaan Modal Kerja
Penggunaan-penggunaan
aktiva
lancar
yang
mengakibatkan
turunnya modal kerja adalah sebagai berikut :
1. Pembayaran biaya atau ongkos-ongkos operasi perusahaan,
melipui pembayaran upah, gaji, pembelian bahan atau barang
dagangan, perlengkapan kantor, dan pembayaran biaya-biaya
lainnya.
2. Kerugian-kerugian yang diderita oleh perusahaan karena
adanya penjualan surat berharga atau effek, maupun kerugian
yang insidentil lainnya.
3. Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk
tujuan-tujuan tertentu dalam jangka panjang misalnya dana
pelunasan obligasi, dan pension pegawai, dana ekspansi
ataupun dana-dana lainnya.
4. Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap, investasi
jangka panjang atau aktiva tidak lancar lainnya yang
44
mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar atau timbulnya
hutang lancar yang berakibat berkurangnya modal kerja.
5. Pembayaran hutang-hutang jangka panjang yang meliputi
hutang hipotik, hutang obligasi maupun bentuk hutang jangka
panjang lainnya, serta penarikan atau pembelian kembali saham
perusahaan yang beredar; atau adanya penurunan hutang jangka
panjang diimbangi berkurangnya aktiva lancar.
6. Pengambilan uang atau barang dagangan oleh pemilik
perusahaan
untuk
pengambilan
kepentingan
bagian
pribadinya
keuntungan
perusahaan perseorangan dan
oleh
atau
adanya
pemilik
dalam
persekutuan
atau adanya
pembayaran deviden dalam perseroan terbatas.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Modal Kerja
Modal kerja adalah hal yang paling utama dalam setiap
perusahaan, tetapi jumlah modal kerja yang dibutuhkan di setiap
perusahaan berbeda-bsda. Hal itu karena dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Menurut Munawir (2002:117) dalam bukunya menyatakan faktorfaktor yang mempengaruhi jumlah modal kerja antara lain :
1. Sifat atau tipe perusahaan
2. Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi barang yang akan
dijual serta harga per satuan dari barang tersebut
3. Syarat pembelian bahan bahan atau barang dagangan
4. Syarat penjualan
45
5. Tingkat perputaran persediaan
2.4.3 Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Laporan perubahan posisi keuangan yang berbasis modal kerja
memberikan ringkasan mengenai aktivitas-aktivitas investasi dan
pembelanjaan
perusahaan.
Secara
khusus,
laporan
ini
menggambarkan bagaimana modal kerja diberikan oleh aktivitas
pembelanjaan perusahaan dan berapa banyak modal kerja digunakan
untuk aktivitas investasi. Selisih antara jumlah modal kerja yang
diberikan oleh aktivitas pembelanjaan dan jumlah modal kerja yang
digunakan ditujukan sebagai penurunan atau kenaikan modal kerja
selama periode tertentu.
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menyusun laporan
perubahan posisi keuangan basis modal kerja adalah sebagai berikut:
1. Menghitung perubahan modal kerja selama periode
tertentu.
2. Menganalisis perubahan saldo rekening-rekening tak
lancar, untuk menentukan sumber dan penggunaan modal
kerja.
3. Menyusun Laporan Perubahan Posisi Keuangan Basis
Modal Kerja.
Tujuan Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Tujuan dari analisis sumber dan penggunaan modal kerja adalah untuk
memberikan ringkasan transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode.
46
Informasi tentang sumber-sumber dan penggunaan modal kerja sangat penting
tidak hanya bagi manajemen perusahaan tapi juga berguna bagi para kreditur,
karena dengan mengetahui sumber dan penggunaan modal kerja perusahaan ynag
bersangkutan akan digunakan sebagai dasar penelitian. Kebijakan manajemem
dalam mengelola modal kerja dapat digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan untuk para kreditur tersebut.
Download