BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 TINJAUAN UMUM TENTANG KOPERASI Koperasi mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia.Bentuk usaha ini dicita-citakan oleh Bangsa Indonesia sebagai bangun usaha yang paling cocok. Hal ini dengan jelas dicantumkan dalam UndangUndang Dasar 1945. Dan kehidupan Koperasi Indonesia diatur dalam uu no. 25 tahun 1992. 2.1.1. Pengertian Koperasi Kata “Koperasi” berasal dari Bahasa Inggris Cooperation atau Bahasa Belanda Cooperatie, artinya kerja sama yang terjadi antara beberapa orang untuk mencapai tujuan yang sulit dicapai perorangan. Tujuan yang sama itu adalah kepentingan ekonomi berupa peningkatan kesejahteraan bersama. Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku “Standar Akuntansi Keuangan” (SAK no. 27) memberi pengertian koperasi adalah sebagai berikut: “Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat pada daerah kerja pada umumnya, dengan demikian koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan sokoguru perekonomian nasional”. 8 9 Pengertian koperasi menurut Undang-Undang nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian adalah: “Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan”. 2.1.2 Landasan dan Asas Koperasi Di dalam pasal 2 Undang-Undang nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, dalam buku IKOPIN “Penjiwaan Koperasi” (2001:120) disebutkan bahwa : “Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta berdasarkan atas asas kekeluargaan”. Jadi landasan koperasi adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 45 dengan kekeluargaan sebagai asasnya. 2.1.3 Tujuan dan Fungsi Koperasi Tujuan Koperasi Dalam buku IKOPIN “Penjiwaan Koperasi” (2001:120) Pasal 3 UndangUndang nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, menyatakan koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. 10 Fungsi Koperasi Berdasarkan undang-undang nomor 25 tahun 1992 pasal 4 Dalam buku IKOPIN “Penjiwaan Koperasi” (2001:121), disebutkan bahwa fungsi dan peran koperasi adalah sebagai berikut : 1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. 2. Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. 3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya. 4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. 2.1.4 JENIS DAN MODAL KOPERASI Jenis Koperasi Menurut buku “Standar Akuntansi Keuangan” (SAK no.27) tahun 2004, koperasi dapat digolongkan dalam beberapa jenis. Namun berdasarkan kepentingan anggota dan usaha utama koperasi, koperasi digolongkan ke dalam empat jenis yakni: 1. Koperasi Konsumen Koperasi ini adalah koperasi yang anggotanya para konsumen akhir atau pemakai barang atau jasa, dan kegiatan atau jasa utama melakukan 11 pembelian bersama. Contoh koperasi konsumen adalah koperasi yamng kegiatan utamanya mengelola warung serba ada atau supermarket. 2. Koperasi Produsen Koperasi produsen adalah koperasi yang anggotanya tidak memiliki rumah tangga usaha atau perusahaan sendiri-sendiri tetapi bekerjasama dalam wadah koperasi untuk menghasilkan dan memasarkan barang atau jasa dan kegiatan utamanya adalah menyediakan, mengoperasikan, atau mengelola sarana produksi bersama. Contoh koperasi produsen adalah Koperasi Jasa Konsultasi. 3. Koperasi Simpan Pinjam Adalah koperasi yang kegiatan atau jasa utamanya menyediakan jasa penyimpanan dan peminjaman untuk anggotanya. 4. Koperasi Pemasaran Adalah koperasi yang anggotanya para produsen atau pemilik barang atau penyedia jasa dan kegiatan atau jasa utamanya melakukan pemasaran bersama. Modal Koperasi Ekuitas atau Modal Koperasi didapat dari anggota yaitu berupa simpanan-simpanan yang oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku “Standar Akutansi Keuangan “SAK no.27 tahun 2004 adalah seperti diuraikan berikut ini : “Ekuitas Koperasi terdiri dari modal anggota berbentuk simpanan pokok, simpanan wajib,simpanan lain yang memiliki karakteristik yang sama dengan simpanan pokok atau simpanan wajib, modal penyertaan, modal sumbangan, cadangan dan sisa hasil usaha belum dibagi”. 12 “Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat menjadi anggota. Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi dalam waktu kesempatan tertentu”. 2.1.5 Tata Kerja Koperasi di Indonesia Berdasarkan Undang–Undang nomor 25 tahun 1992 Tentang Perkoperasian. Undang–undang no. 25 tahun 1992 memuat tata kerja koperasi di Indonesia yang mengatur mengenai keanggotaan, perangkat organisasi, dan permodalan koperasi. 1. Keanggotaan ( pasal 17 ) a. Ayat 1, anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi b. Ayat 2, keanggotaan koperasi dicatat dalam buku anggota. 2. Perangkat Organisasi ( pasal 21 ) Perangkat Organisasi Koperasi terdiri dari : a. Rapat Anggota Merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Dalam Rapat Anggota Koperasi ditetapkan : - Anggaran Dasar ; - Kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi ; - Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas ; 13 - Rencana Kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi serta - pengesahan Laporan Keuangan ; Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya ; - Pembagian Sisa Hasil Usaha ; - Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi. b. Pengurus Koperasi Dipilih dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota, dengan ketentuan : - Pengurus merupakan pemegang kuasa Rapat Anggota ; - Untuk pertama kali , susunan dan nama anggota pengurus dicantumkan dalam akta pendirian ; - Masa jabatan pengurus paling lama (5) tahun ; - Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat menjadi anggota pengurus ditetapkan dalam anggota dasar. c. Pengawas Dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota, dengan ketentuan : - Pengawas bertanggung jawab kepada Rapat Anggota; - Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat sebagai anggota pengawas ditetapkan dalam Anggaran Dasar. 3. Modal Koperasi (pasal 41) Modal Koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal Sendiri berasal dari : 14 - Simpanan Pokok ; - Simpanan Wajib ; - Dana Cadangan ; - Hibah. Modal Pinjaman dapat berasal dari : - Anggota, berupa simpanan sukarela , deposito ; - Koperasi lainnya dan atau anggotanya ; - Bank dan Lembaga Keuangan lainnya ; - Penerbitan Obligasi dan Surat Hutang lainya ; - Sumber lain yang sah. 2.2 LAPORAN KEUANGAN 2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada dasarnya Laporan Keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suata perusahaan dengan pihak–pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Pengertian Laporan Keuangan menurut Myer “Financial Statement Analysis” diterjemahkan oleh S Munawir (2002:5) dalam bukunya “Analisa Laporan Keuangan “ adalah sebagai berikut : “Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah neraca dan daftar posisi keuangan dan pendapatan atau daftar rugi laba. Pada waktu akhir–akhir ini, sudah menjadi kebiasaan bagi perusahaan – perusahaan untuk menambah daftar ketiga. Yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan (laba ditahan) “. 15 Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam bukunya SAK “Standar Akuntansi Keuangan” Kerangka dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraph 7, halaman 2 menyatakan bahwa : “Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap meliputi neraca, laporan laba/ rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti laporan arus kas, laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian internal dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan informasi tersebut misalnya keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga” (IAI, 2002:2) Selayaknya sebuah badan usaha, koperasi juga membuat Laporan Keuangan . Laporan Keuangan yang dibuat biasanya Neraca , Perhitungan Hasil Usaha, Laporan Arus Kas, Laporan Promosi Ekonomi Anggota dan catatan atas laporan kas. Berikut pengertian masing-masing laporan menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku “Standar Akuntasi Keuangan” SAK no.27: “Neraca : Menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan ekuitas koperasi pada waktu tertentu”. “Perhitungan Hasil Usaha : Menyajikan informasi mengenai pendapatan dan beban-beban usaha dan beban perkoperasian selama periode tertentu. Perhitungan hasil usaha menyajikan hasil akhir yang disebut sisa hasil usaha yang diperoleh mencakup hasil usaha dengan anggota dan laba atau rugi kotor dengan non anggota. Istilah perhitungan hasil usaha digunakan mengingat manfaat dari usaha koperasi tidak semata-mata diukur dari sisa hasil usaha tetapi lebih ditentukan pada manfaat bagi anggota” “Laporan Arus Kas : menyajikan informasi mengenai perubahan kas yang meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan kas, pengeluaran kas, dan saldo akhir pada periode tertentu” 16 “Laporan Promosi ekonomi anggota : adalah laporan yang memperlihatkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama satu tahun tertentu” 17 Penyajian Laporan Keuangan Koperasi Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan no. 27 (2004:15-18) KOPERASI PEMBANGUNAN RAKYAT NERACA 31 Desember 20X1 dan 20X0 AKTIVA Aktiva Lancar Kas dan Bank Investasi Jangka Pendek Piutang Usaha Piutang Pinjaman Anggota Piutang Pinjaman NonAnggota Piutang lain-lain Peny.Piutang Tak Tertagih Persediaan Pendapatan Akan Diterima Jumlah Aktiva Lancar Investasi Jangka Panjang Penyertaan Pada Koperasi Penyertaan Pada NonKoperasi Jumlah Investasi Jangka Panjang 20X1 20X2 Rp.xxx xxx xxx xxx Rp.xxx xxx xxx xxx xxx xxx (xxx) xxx xxx Rp.xxx xxx xxx (xxx) xxx xxx Rp.xxx Rp.xxx Rp.xxx xxx xxx Rp.xxx Rp.xxx Aktiva Tetap Tanah/Hak Atas Tanah Bangunan Mesin Inventaris Akumulasi Penyusutan Jumlah Aktiva Tetap xxx xxx xxx xxx xxx Rp.xxx xxx xxx xxx xxx xxx Rp.xxx Aktiva Lain-lain Ak.Tetap Dalam Kontruksi Beban Ditangguhkan Jumlah Aktiva lain-lain xxx xxx Rp.xxx xxx xxx Rp.xxx Jumlah Aktiva Rp.xxx Rp.xxx KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban Jangka Pendek Hutang Usaha Hutang Bank Hutang Pajak Hutang Simpanan Anggota Hutang Dana Bagian SHU Hutang Jangka Panjang Akan Jatuh Tempo Biaya Harus Dibayar Jumlah Kewajiban Jangka Pendek Kewajiban Jangka Panjang Hutang Bank Hutang Jangka Panjang Lainnya Jumlah Kewajiban Jangka Panjang Ekuitas Simpanan Wajib Simpanan Pokok Modal Penyertaan Partisipasi Anggota Modal Penyertaan Modal sumbangan Cadangan SHU Belum Dibagi Jumlah Ekuitas Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 20X1 20X2 Rp.xxx xxx xxx xxx xxx xxx Rp.xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx Rp.xxx Rp.xxx Rp.xxx Rp.xxx xxx xxx Rp.xxx Rp.xxx Rp.xxx xxx Rp.xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx Rp.xxx xxx xxx xxx xxx xxx Rp.xxx Rp.xxx Rp.xxx 18 KOPERASI PEMBANGUNAN RAKYAT PERHITUNGAN HASIL USAHA Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 20X1 dan 20X0 PARTISIPASI ANGGOTA Partisipasi Bruto Anggota Beban Pokok Partisipasi Netto Anggota PRNDAPATAN DARI NONANGGOTA Penjualan Harga Pokok Laba (rugi) Kotor dengan Non-Anggota Sisa hasil Usaha Kotor BEBAN OPERASI Beban Usaha Sisa Hasil Usaha Koperasi Beban Perkoperasian SHU Stlh Beban Perkoperasian Pendapatan dan Beban lain-lain SHU Sebelum Pos-pos Luar Biasa Pendapatan dan Beban Luar Biasa SHU Sebelum Pajak Pajak Penghasilan SHU Setelah Pajak 20X1 20X0 Rp.xxxx (xxxx) Rp.xxxx Rp.xxxx (xxxx) Rp.xxxx Rp.xxxx (xxxx) xxxx Rp.xxxx Rp.xxxx (xxxx) xxxx Rp.xxxx (xxxx) Rp.xxxx (xxxx) Rp.xxxx xxxx Rp.xxxx xxxx Rp.xxxx (xxxx) Rp.xxxx (xxxx) Rp.xxxx (xxxx) Rp.xxxx xxxx Rp.xxxx xxxx Rp.xxxx (xxxx) (xxxx) 19 KOPERASI PEMBANGUNAN RAKYAT LAPORAN PROMOSI EKONOMI ANGGOTA Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X1 dan 20X0 (Koperasi Produsen) 20X0 20X1 PROMOSI EKONOMI SELAMA TAHUN BERJALAN Manfaat Ekonomi dari Pemasaran Produk Anggota: - Pemasaran produk anggota atas Rp.xxxx Rp.xxxx dasar harga koperasi - Pemasaran Produk anggota atas (xxxx) (xxxx) dasar harga pasar Rp.xxxx Rp.xxxx Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Pemasaran Produk Anggota Manfaat Ekonomi dari Pengadaan Barang untuk Anggota: - Pengadaan barang atas dasar harga pasar - Pengadaan barang atas dasar harga koperasi Jumlah Promosi Ekonomi dari Tansaksi Pengadaan Barang untuk Anggota Manfaat Ekonomi dari Simpan Pinjam lewat Koperasi : - Penghematan beban pinjaman anggota - Kelebihan balas jasa simpanan anggota Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Penyediaan Jasa untuk Anggota Jumlah Promosi Ekonomi Anggota Selama Tahun Berjalan Promosi Ekonomi Pada Akhir Tahun Pembagian Sisa Hasil Usaha tahun Berjalan untuk Anggota Jumlah Promosi Ekonomi Anggota Rp.xxxx (xxxx) Rp.xxxx (xxxx) Rp.xxxx Rp.xxxx Rp.xxxx Rp.xxxx (xxxx) (xxxx) Rp.xxxx Rp.xxxx Rp.xxxx Rp.xxxx Rp.xxxx Rp.xxxx Rp.xxxx Rp.xxxx 20 KOPERASI PEMBANGUNAN RAKYAT LAPORAN PROMOSI EKONOMI ANGGOTA Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desenber 20X1 dan 20X0 (Koperasi Produsen) 20X0 20X1 PROMOSI EKONOMI SELAMA TAHUN BERJALAN Manfaat Ekonomi dari Pemasaran Produk Anggota: - Pemasaran Produk Anggota atas Rp.xxxx dasar Harga Pasar Rp.xxxx - Pemasaran produk anggota atas dasar (xxxx) harga koperasi (xxxx) Jumlah Promosi Ekonomi dari transaksi Rp.xxxx Rp.xxxx Pemasaran Produk Anggota Manfaat Ekonomi dari Pengadaan Barang untuk Anggota : - Pengadaan barang atas dasar harga pasar - Pengadaan barang atas dasar harga koperasi Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Pengadaan Barang untuk Anggota Manfaat Ekonomi dari Penyediaan Jasa untuk Anggota: - Penyediaan jasa atas dasar harga pasar - Penyediaan jasa atas dasar harga koperasi Jumlah promosi ekonomi dari transaksi penyediaan jasa untuk anggota Jumlah promosi ekonomi Anggota selama setahun Promosi Ekonomi pada Akhir Tahun Pembagian SHU tahun Berjalan umtuk Anggota Jumlah Promosi Ekonomi Anggota Rp.xxxx (xxxx) Rp.xxxx (xxxx) Rp.xxxx Rp.xxxx Rp.xxxx Rp.xxxx (xxxx) (xxxx) Rp.xxxx Rp.xxxx Rp.xxxx Rp.xxxx Rp.xxxx Rpxxxx Rp.xxxx Rp.xxxx 21 2.2.2 Tujuan serta Manfaat Laporan Keuangan Tujuan dari laporan keuangan adalah tidak hanya untuk menguji saja, tetapi juga sebagai dasar menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan dibuat sebagai alat penyedia informasi keuangan suatu perusahaan sebagai hasil ringkasan kegiatan dan suatu proses pencatatan transaksi keuangan yang terjadi selama periode akuntansi yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Adapun manfaat laporan keuanagn bagi pemakai keuangan meliputi sebagai berikut: a. Manajemen 1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai kewajiban modal suatu perusahaan 2. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan keuangan 3. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi seperti informasi mengenai aktiftas pembelanjaan dan penanaman 4. Menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen/ pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. 22 b. Investor Investor membutuhkan laporan keuangan karena mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menanam atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada transaksi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan unuk membayar deviden. c. Pemberi pinjaman ( kreditur ) Pemberi pinjaman membutuhkan informasi agar mereka dapat memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. d. Pemasok dan Kreditur Usaha Lainnya Pemasok dan kreditur tertarik agar mereka dapat memutuskan apakah jumlah terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditur usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali jika sebagai pelanggan utama, mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan e. Pelanggan Para pelanggan sangat penting untuk mengetahui laporan keuangan sebagai informasi bagi mereka mengaenai kelangsungan hidup perusahaan terutama jika mereka terlibat dengan perjanjian jangka panjang. f. Karyawan Karyawan tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan 23 perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja. g. Pemerintah Pemerintah membutuhkan laporan keuangan untuk mengatur aktifitas perusahaan, menetapkan kbijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik lainnya. h. Masyarakat Perusahaan dapat mempengaruhi anggota masyarakat melalui laporan keuangan dalam berbagai cara, misalnya : perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik.. 2.2.3 Jenis-jenis Laporan keuangan Menurut Ridwan S Sundjadja dan Inge Barlian (2002: 69) jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah: neraca, laporan laba/ rugi, laporan laba ditahan, dan laporan aliran kas. Dari keempat bagian laporan keuangan tersebut masing-masing mempunyai komponen-komponen atau pos-pos tersendiri. 2.2.3.1 NERACA (BALANCE SHEET) A. Aktiva (Harta) Pengertian aktiva menurut Ikatan Akuntansi Indonrsia (2002:3) menyatakan bahwa: 24 “aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diperoleh oleh perusahaan” Dalam pengertian aktiva tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud saja, tetapi juga termasuk pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva yang tidak berwujud lainnya misalnya goodwill, hak patent, hak menerbitkan dan sebagainya. Pada dasarnya aktiva dapat diklaifikasikan menjadi dua bagian utama yaitu : 1. Aktiva Lancar (Current Assets) Suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar jika aktiva tersebut : • Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau dipergunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan • Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan ajan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca • Berupa kas atau setara dengan kas yang penggunaanya tidak dibatasi Adapun yang termasuk aktiva lancar adalah : a. Kas (Cash), yaitu uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. b. Investasi jangka pendek, yaitu investasi yang sifatnya sementara belum dibutuhkan dalam operasi . 25 c. Piutang wesel (Notes Receivable), adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan dalam suatu wesel atau perjanjian yang diatur dalam undang-undang, sehingga wesel ini lebih mempunyai kekuatan hukum dan lebih terjamin pelunasannya. d. Piutang dagang (Account Receivable), yaitu tagihan kepada pihak lain sebagai akibat adanya penjualan barang dagangan secara kredit. e. Persediaan (Inventory), untuk perusahaan dagang yang dimaksud dengan persediaan adalah semua barang-barang yang diperdagangkan yang sampai tanggal neraca masih digudang atau belum laku dijual. Sedangkan untuk perusahaan manufaktur persediaan yang dimiliki meliputi : persediaan bahan mentah, persediaan barang setengah jadi, persediaan barang jadi. f. Piutang Penghasilan atau Penghasilan yang Masih Harus Diterima, adalah penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan karena perusahaan telah memberikan jasa atau prestasinya tetapi belum diterima pembayarannya, sehingga merupakan tagihan. g. Persekot atau Biaya yang Dibayar Dimuka, adalah pengeluaran untuk memperoleh jasa atau prestasi dari pihak lain tetapi pengeluaran itu belum menjadi biaya atau belum dinikmati oleh perusahaan pada periode ini melainkan pada periode berikutnya. 2. Aktiva Tidak Lancar (Non Current Assets) Adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif permanen atau jangka panjang (mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan 26 habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan), yang termasuk aktiva tidak lancar adalah : a. Investasi Jangka Panjang, yaitu penanaman modal yang biasanya dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan tetap , misalnya investasi saham, investasi obligasi. b. Aktiva Tetap, adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang fisiknya nampak (konkrit). Syarat lain untuk dapat diklasifikasikan sebagai aktiva tetap adalah aktiva yang digunakan dalan operasi bersifat permanen (aktiva tersebut mempunyai umur kegunaan jangka panjang atau tidak akan habis dipakai dalam suatu periode kegiatan perusahaan). Yang termasuk aktiva tetap adalah: • Tanah yang diatasnya didirikan bangunan untuk digunakan dalam operasi perusahaan . • Bangunan gedung yang dimiliki perusahaan • Mesin • Inventaris • Kendaraan dan perlengkapan atau alat-alat lainnya c. Aktiva Tetap Tidak Berwujud (Intangible Fixed Assets), adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang secara pisik tidak nampak tetapi merupakan suatu hak yang dimiliki oleh perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan. Yang termasuk aktifa tidak berwujud antara lain : • Hak Cipta, yaitu hak menerbitkan hasil karya seni dan musik 27 • Merek Dagang, yaitu merek dagang tertentu yang sudah terdaftar dan merek dagang tersebut telah dilindungi oleh undang-undang. • Goodwill, yaitu kepemilikan perusahaan akibat nama baik, organisasi yang baik dan lain-lain. d. Beban yang Ditangguhkan (deffered charges), yaitu menunjukkan adanya pengeluaran atau biaya yang mempunyai manfaat jangka panjang, pengeluarannya akan dibebankan pada periode-periode berikutnya. Dengan demikian aktiva ini harus dihapuskan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan umur kegunaanya.yang termasuk kelompok ini antara lain: biaya pemasaran, diskonto obligasi, biaya pembukuan perusahaan, biaya penelitian dan sebagainya. e. Aktiva Lain-lain, adalah aktiva perusahaan yang tidak dapat atau belum dapat dimasukkan dalam klasifikasi-klasifikasi sebelumnya, misalnya : Gedung dalam Proses, Tanah dalam Penyelesaian, Piutang jangka panjang dan lain sebagainya. B. Passiva (kewajiban) Menurut S Munawir (2002:18), pengertian passiva atau kewajiban adalah : “Semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum dipenuhi, dimana kewajiban itu merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditur” Hutang atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan menjadi : 1. Hutang Lancar (Hutang Jangka Pendek), meliputi : a. Hutang Dagang 28 b. Hutang wesel, adalah hutang yang disertai janji tertulis untuk melakukan pembayaran sejumlah tertentu pada waktu tertentu di masa yang akan datang. c. Hutang Pajak, baik pajak yang bersangkutan maupun pajak Pendapatan Karyawan yang belun disetorkan ke Kas Negara. d. Biaya yang masih harus Dibayar, adalah biaya-biaya yang sudah terjadi tetapi belum dilakukan pembayarannya. e. Hutang Jangka Panjang yang Segera Jatuh Tempo. Adalah sebagian (seluruh) hutang jangka panjang yang sudah menjadi hutang jangka pendek, karena harus segera dilakukan pembayarannya. f. Penghasilan Yang Diterima Di muka (Deffered Revenue), adalah penerimaan uang untuk penjualan jasa yang belum direalisir. 2. Hutang Jangka Panjang, adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya masih lama, meliputi : a. Hutang oblgasi. b. Hutang Hipotik, adalah hutang yang dijamin dengan aktiva tetap tertentu. c. Pinjaman Jangka Panjang yang lain. C. MODAL Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2002 Kerangka Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan manyatakan bahwa : 29 “Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban” Modal merupakan bagian atau hak yang dimiliki yang ditujukan dalam pos modal (modal saham), surplus, dan laba yang ditahan, atau kelebihan modal aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh hutanghutangnya. Unsur ekuitas ini dapat disubklasifikasikan lebih jauh menjadi dua sub-klasifikasi, yaitu: a. Ekuitas yang berasal dari setoran para pemilik, misalnya modal saham (termasuk agio saham bila ada) dan, b. Ekuitas yang berasaldari hasil operasi, yaitu laba yang tidak dibagikan kepada para pemilik, misalnya dalam bentuk dividen. Bentuk-bentuk Neraca Menurut S Munawir, bentuk atau susunan dari neraca tidak ada keseragaman di antara perusahaan-perusahaan tergantung pada tujuan-tujuan yang akan dicapai, tetapi bentuk neraca umum digunakan adalah sebagai berikut : 1. Bentuk Skonto (Account Form) di mana semua aktiva tercantum sebelah kiri/ debet dan hutang serta modal tercantum sebelah kanan/ kredit 2. Bentuk Vertikal (Report Form), dalam bentuk ini semua aktiva nampak di bagian atas yang selanjutnya diikuti drngan hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, serta modal. 3. Bentuk neraca yang disesuaikan dengan kedudukan atau posisi keuangan perusahaan (Final Position Form), bentuk ini bertujuan agar kedudukan 30 atau posisi keuangan yang dikehendaki nampak dengan jelas, misalnya besarnya modal kerja netto (net working capital) atau modal jumlah perusahaan. Menurut Munawir dalam buku Analisis Laporan Keuangan (2002:13) mengemukakan sebagai berikut : “Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu” Pengertian diatas menyebutkan bahwa neraca adalah laporan yang terdiri dari aktiva, hutang dan modal perusahaan pada waktu-waktu tertentu. Penyusunan neraca tersebut harus dilakukan secara sistematis sehingga dapat memberikan gambaran mengenai posisi keuangan perusahaan pada saat itu. Agar laporan mudah dibaca dan ditafsirkan dengan baik, maka perlu dilakukan dan diklasifikasikan dalam pos-pos laporan keuangan. 2.2.3.2 LAPORAN LABA RUGI Laporan laba Rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, laba-rugi yang diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Dari definisi tersebut berarti laporan laba/rugi akan menggambarkan sumber-sumber pandapatan serta jenis-jenis beban perusahaan. Walaupun belum ada keseragaman tentang susunan laporan laba-rugi bagi tiap-tiap perusahaan, namun prinsip–prinsip yang umumnya diterapkan adalah sebagai berikut : a. Bagian pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan (penjualan barang dagangan atau memberikan jasa) 31 diikuti oleh harga pokok dari barang atau jasa yang dijual, sehingga diperoleh laba kotor. b. Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operasional yang terdiri dari Biaya Penjualan dan Biaya Umum/ Administrasi (Operating Expenses). c. Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh di luar operasi pokok perusahaan, yang diikutu dengan biaya-biaya yang terjadi di luar usaha poko perusahaan. d. Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang insidensil sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan. Bentuk Laporan Laba Rugi Bentuk dari laporan laba-rugi yang biasa digunakan adalah : • Bentuk Single Step, yaitu dengan menggabungkan semua penghasilan menjadi satu kelompok dan semua biaya dalam satu kelompok, sehingga untuk menghitung laba/rugi bersih hanya memerlukan satu langkah yaitu mengurangkan total biaya terhadap total penghasilan. • Bentuk Multiple Step, dalam bentuk ini dilakukan pengelompokan yang lebih teliti sesuai dengan prinsip yang digunakan secara umum. 2.2.3.3 LAPORAN LABA DITAHAN Merupakan laporan laba yang berasal dari tahun-tahun yang lalu dan tahun berjalan yang tidak dibagikan sebagai dividen. Laba atau 32 rugi yang timbul secara insidensil dapat diklasifikasikan tersendiri dalam laporan-laporan laba/rugi atau dicantumkan dalam “Laporan Laba Ditahan” atau dalam “Laporan Perubahan Modal”, tergantung pada konsep yang dianut perusahaan. 2.2.3.4 LAPORAN ALIRAN KAS (Statement of Cash Flow) Laporan aliran kas ini merupakan ringkasan aliran kas untuk suatu periode tertentu. Laporan ini kadang disebut “laporan sumber dan penggunaan dana” yang menunjukkan aliran operasi perusahaan, investasi dan aliran kas pendanan serta menunjukkan perubahan kas dan surat berharga selama periode tersebut. Laporan aliran kas secara langsung atau tidak langsung mencerminkan penerimaan kas entitas yang diklasifikasikan menurut sumber-sumber utama dan pembayaran kasnya yang diklasifikasikan menurut penggunaan utama selama satu periode. Laporan ini memberikan informasi yang berguna mengenai aktifitas entitas dalam menghasilkan kas melalu operasi untuk melunasi hutang, memberikan deviden atau menginvestasikannya kembali guna mempertahankan atau memperluas kapasitas operasi mengenai aktivitas keuangannya, baik hutang maupun ekuitas, dan mengenai investasi atau pengeluaran kasnya. Informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas entitas masa kini sangat membantu untuk menetapkan factor-faktor seperti likuiditas satuan, fleksibilitas, keuangan, dan resiko. 33 2.2.4 SIFAT DAN KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN Sifat-Sifat Laporan Keuangan Menurut Munawir dalam bukunya Analisisi Laporan Keuangan (2000:6) mengatakan bahwa : “ Laporan keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report”. Keterbatasan Laporan Keuangan Kita dapat mengetahui bahwa laporan keuangan merupakan informasi yang penting. Meskipun demikian di lain pihak laporan keuangan juga memiliki kelemahan-kelamahan yang timbul dari sifatnya yang sesuai dengan yang diungkapkan S Munawir (2004:910) yang menyatakan bahwa beberapa keterbatasan laporan keuangan adalah sebagai berikut : 1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan yang final. 2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah. 3. Laporan Keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang 34 lalu, di mana daya beli uang tersebut semakin menurun, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau mencerminkan unit yang dijual semakin besar. 4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dalam satuan uang. Misalnya reputasi dan prestasi perusahaan, adanya beberapa pesanan yang tidak dapat dipenuhi. 2.3 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses analisis terhadap laporan keuangan dengan tujuan untuk memberikan gambaran tentang perkembangan mengenai posisi atau keadaan keuangan suatau perusahaan yang bertujuan untuk mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan suatu perusahaan yang telah dicapai pada waktu yang telah lalu dan waktu yang sedang berjalan. Juga memberikan informasi kepada para pemakai laporan keuangan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sehingga kualitas keputusan yang diambil akan lebih baik. 2.3.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Menurut Sofyan Syafri Harahap dalam bukunya “Analisis Kritis atas Laporan Keuangan” (2002:190) medefinisikan bahwa analisa laporan keuangan adalah : “Analisa laporan keuangan berarti laporan yang menguraikan pospos laporan keuangan menjadi unit yang lebih kecil dan melihat 35 hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain, baik antara data kautitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam menghasilkan keputusan yang tepat”. Menurut pengertian ini, analisis laporan keuangan tidak lain merupakan suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya, menelaah masing-masing unsur tersebut dan menelaah hubungan diantara unsur-unsur tersebut. Dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri. Tujuan Analisis Laporan Keuangan S Munawir dalam bukunya Analisis Laporan Keuangan (2004:31) mengemukakan bahwa tujuan analisis laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan. Analisis laporan keuangan yang dilakukan dimaksudkan untuk menambah informasi yang ada dalam suatu laporan keuangan. Secara lengkap kegunaan analisis laporan keuangan ini dapat dikemukakan sebagai berikut : 1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas daripada laporan keuangan biasa 2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara eksplisit dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan ( implisit ) 36 3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan 4. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan 5. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal 6. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal 7. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan 8. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dimiliki perusahaan di masa yang akan datang 2.3.2 Teknik Analisis Laporan Keuangan Metode dan teknik analisa digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut bila diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu, atau diperbandingkan dengan alat-alat pembanding lainnya, misalnya diperbandingkan dengan laporan keuangan yang dianggarkan atau dengan laporan keuangan perusahaan lainnya. Teknik analisa yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan menurut S Munawir (2004 : 26-27) adalah sebagai berikut : 37 1. Analisa Perbandingan Laporan Keuangan Adalah metode dan teknik analisa dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukkan : a. Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah b. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah c. Kenaikan atau penurunan dalam prosentase d. Perbandingkan yang dinyatakan dengan ratio e. Prosentase dari total 2. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase (trend percentage analysis) adalah suatu metode atau teknik analisa untuk mengetahui tendensi keadaan keuangannya. Apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun. 3. Laporan dengan prosentase per komponen atau common size statement, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi pembiayaan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya. 4. Analisa Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, adalah suatu analisa untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu. 38 5. Analisa Sumber dan Penggunaan Kas (Cash Flow Statement Analysis), adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu. 6. Analisa Ratio, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba/rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. 7. Analisa Laporan Laba Kotor (Gross Profit Analysis) adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut. 8. Analisa Break-Even adalah suatu analisia untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisa break even ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbegai tingkat penjualan. 2.4 Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Secara harfiah sumber dan penggunaan modal kerja terdiri dari tiga kata, yaitu sumber, penggunaan dan modal kerja. Pengertian sumber menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah : 39 “segala sesuatu, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang digunakan untuk mencapai hasil. Misal peralatan, sediaan, waktu dan tenaga” Pengertian Penggunaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diambil dari kata dasar guna, adalah : “perbuatan, cara menggunakan sesuatu, pemakaian” Pengertian modal kerja menurut Kamus Istilah Akuntansi adalah : “Modal kerja (working capital) adalah aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar” Dari pengertian-pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sumber dan penggunaan modal kerja adalah aktiva lancar perusahaan dikurangi kewajiban lancar perusahaan yang digunakan untuk mencapai hasil yang diinginkan oleh perusahaan, dimana aktiva lancar tediri dari : kas, investasi jangka pendek, piutang wesel, piutang dagang, persediaan, piutang penghasilan atau penghasilan yang masih harus diterima, persekot atau biaya yang dibayar dimuka.sementara kewajiban lancar terdiri dari : hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak, biaya yang masih harus dibayar, hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo dan penghasilan yang diterima dimuka. Untuk dapat mengetahui apakah penggunaan modal kerja suatu perusahaan sudah efektif dan efisien, maka terlebih dahulu harus diketahui dari mana sumber modal kerja (dana) tersebut diperoleh dan bagaimana cara modal kerja tersebut digunakan dalam operasi perusahaan. 40 Sumber-sumber dan penggunaan modal kerja suatu perusahaan erat kaitannya dengan pembelanjaan perusahaan meliputi semua aktifitas perusahaan guna mendapatkan dana tersebut seefektif mungkin. Dana dapat diartikan sebagai berikut : 1. Dana dapat diartikan sama dengan “Modal Kerja” baik dalam artian modal kerja bruto maupun modal kerja netto, sehingga dengan demikian laporan sumber dan penggunaan dana menggambarkan suatu ringkasan sumber dan penggunaan modal kerja & perubahan unsur-unsur untuk selama periode yang bersangkutan. 2. Dana dapat diartikan sama dengan “Kas”, dengan demikian laporan sumber dan penggunaan dana manggambarkan suatu ringkasan sumber dan penggunaan kas selama periodenya. 3. Pengertian lain lagi dari dana adalah sebagai “Net Monetary Assets”, yaitu kas dan aktiva-aktiva lain yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk menghindari perbedaan penafsiran mengenai data tersebut maka untuk selanjutnya dalam pembahasab Laporan Tugas Akhir ini penulis menggunakan konsep dana diartikan sebagai modal kerja. Tiga Konsep atau Definisi Modal Kerja yang umum dipergunakan menurut S Munawir (2004:114), yaitu : 1. Konsep Kuantitatif Adalah konsep ini menitikberatkan pada kuantum yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang bersifat rutin, atau menunjukkan jumlah dana yang tersedia untuk tujuan 41 operasi jangka pendek. Dalam konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva lancar (gross profit capital). 2. Konsep Kualitatif Konsep ini menitikberatkan pada kualitas modal kerja, dalam konsep ini pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang jangka pendek (net working capital), yaitu jumlah aktiva lancar yang berasal dari pinjaman jangka panjang maupun dari para pemilik perusahaan. 3. Konsep Fungsionil Konsep ini menitik beratkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam rangka menghasilkan pendapatan atau laba dari usaha pokok perusahaan. Pada dasarnya dana-dana yang dimiki oleh suatu perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk menghasilkan laba sesuai dengan usaha pokok perusahaan, tetapi tidak semua dana digunakan untuk menghasilkan laba periode ini (current income) ada sebagian dana yang akan digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan laba di masa yang akan datang. 2.4.1 Sumber Modal Kerja Pada umumnya sumber modal kerja suatu perusahaan dapat berasal dari : a. Hasil Operasi Perusahaan, adalah jumlah net income yang nampak dalam laporan perhitungan laba-rugi ditambah dengan depresiasi dan amortisasi, jumlah ini menunjukkan jumlah modal kerja yang berasal dari hasil operasi perusahaan. 42 b. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga (investasi jangka pendek) adalah salah satu elemen aktiva lancar yang segera dapat dijual dan akan menimbulkan keuntungan bagi perusahaan. c. Penjualan aktiva tidak lancar, merupakan sumber lain yang dapat menambah modal adalah hasil penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainnya yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan. d. Penjualan saham atau obligasi, untuk menambah dana atau modal kerja yang dibutuhkan, perusahaan dapat pula mengadakan emisi saham baru atau meminta kepada para pemilik perusahaan untuk menambah modalnya, di samping itu perusahaan dapat juga mengeluarkan obligasi atau bentuk hutang jangka panjang lainnya guna memenuhi kebutuhan modal kerjanya. Dari uraian tentang sumber-sumber modal kerja tersebut dapat disimpulkan bahwa modal kerja akan bertambah apabila : 1. Adanya kenaikan sektor modal baik yang berasal dari laba maupun adanya pengeluaraan modal saham atau tambahan investasi dari pemilik perusahaan. 2. Ada pengurangan atau penurunan aktiva tetap yang diimbangi dengan bertambahanya aktiva lancar karena 43 adanya penjualan aktiva tetap maupun melalui proses depresiasi. 3. Ada penambahan hutang jangka pendek baik dalam bentuk obligasi, hipotek atau hutang jangka panjang lainnya yang diimbangi dengan bertambahnya aktiva lancar. 2.4.2 Penggunaan Modal Kerja Penggunaan-penggunaan aktiva lancar yang mengakibatkan turunnya modal kerja adalah sebagai berikut : 1. Pembayaran biaya atau ongkos-ongkos operasi perusahaan, melipui pembayaran upah, gaji, pembelian bahan atau barang dagangan, perlengkapan kantor, dan pembayaran biaya-biaya lainnya. 2. Kerugian-kerugian yang diderita oleh perusahaan karena adanya penjualan surat berharga atau effek, maupun kerugian yang insidentil lainnya. 3. Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk tujuan-tujuan tertentu dalam jangka panjang misalnya dana pelunasan obligasi, dan pension pegawai, dana ekspansi ataupun dana-dana lainnya. 4. Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap, investasi jangka panjang atau aktiva tidak lancar lainnya yang 44 mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar atau timbulnya hutang lancar yang berakibat berkurangnya modal kerja. 5. Pembayaran hutang-hutang jangka panjang yang meliputi hutang hipotik, hutang obligasi maupun bentuk hutang jangka panjang lainnya, serta penarikan atau pembelian kembali saham perusahaan yang beredar; atau adanya penurunan hutang jangka panjang diimbangi berkurangnya aktiva lancar. 6. Pengambilan uang atau barang dagangan oleh pemilik perusahaan untuk pengambilan kepentingan bagian pribadinya keuntungan perusahaan perseorangan dan oleh atau adanya pemilik dalam persekutuan atau adanya pembayaran deviden dalam perseroan terbatas. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Modal Kerja Modal kerja adalah hal yang paling utama dalam setiap perusahaan, tetapi jumlah modal kerja yang dibutuhkan di setiap perusahaan berbeda-bsda. Hal itu karena dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Munawir (2002:117) dalam bukunya menyatakan faktorfaktor yang mempengaruhi jumlah modal kerja antara lain : 1. Sifat atau tipe perusahaan 2. Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi barang yang akan dijual serta harga per satuan dari barang tersebut 3. Syarat pembelian bahan bahan atau barang dagangan 4. Syarat penjualan 45 5. Tingkat perputaran persediaan 2.4.3 Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Laporan perubahan posisi keuangan yang berbasis modal kerja memberikan ringkasan mengenai aktivitas-aktivitas investasi dan pembelanjaan perusahaan. Secara khusus, laporan ini menggambarkan bagaimana modal kerja diberikan oleh aktivitas pembelanjaan perusahaan dan berapa banyak modal kerja digunakan untuk aktivitas investasi. Selisih antara jumlah modal kerja yang diberikan oleh aktivitas pembelanjaan dan jumlah modal kerja yang digunakan ditujukan sebagai penurunan atau kenaikan modal kerja selama periode tertentu. Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menyusun laporan perubahan posisi keuangan basis modal kerja adalah sebagai berikut: 1. Menghitung perubahan modal kerja selama periode tertentu. 2. Menganalisis perubahan saldo rekening-rekening tak lancar, untuk menentukan sumber dan penggunaan modal kerja. 3. Menyusun Laporan Perubahan Posisi Keuangan Basis Modal Kerja. Tujuan Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Tujuan dari analisis sumber dan penggunaan modal kerja adalah untuk memberikan ringkasan transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode. 46 Informasi tentang sumber-sumber dan penggunaan modal kerja sangat penting tidak hanya bagi manajemen perusahaan tapi juga berguna bagi para kreditur, karena dengan mengetahui sumber dan penggunaan modal kerja perusahaan ynag bersangkutan akan digunakan sebagai dasar penelitian. Kebijakan manajemem dalam mengelola modal kerja dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk para kreditur tersebut.