BAB 2 Landasan Teori 2.1 Pengertian Bank Menurut

advertisement
BAB 2
Landasan Teori
2.1
Pengertian Bank
Menurut (Kasmir, 2002;2) dalam bukunya Dasar-Dasar Perbankan, dijelaskan
bahwa “Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun
dana dari masyarakat dan meyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat, serta
memberikan jasa-jasa bank lainnya”.
Menurut (Siamat, 1995;66) dalam bukunya Manajamen Lembaga Keuangan,
menyatakan bahwa “Bank adalah suatu badan usaha yang kegiatan utamanya
menerima simpanan dari masyarakat dan atau dari pihak lainnya, kemudian
mengalokasikannya kembali untuk memperoleh keuntungan, serta menyediakan jasajasa dalam lalu lintas pembayaran”.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 10 Tahun 1998 yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Pada beberapa pengertian bank diatas yang dikemukakan oleh beberapa ahli,
terdapat kesamaan yang jelas. Sehingga dapat disimpulkan pengertian bank adalah
lembaga keuangan yang fungsi utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat,
menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentukbentuk lainnya, dan juga memberikan pelayananan dalam bentuk jasa-jasa
perbankan.
5
6
2.1.1
Jenis Bank dari Segi Tingkatannya (Kantor)
Dalam menglola usahanya, bank akan membedakan jenis bank
berdasarkan tingkatannya. Menurut (Ismail:2011) perbedaan jenis tingkatan
tersebut dilihat dari tujuan dan volume aktifitasnya, kelengkapan produk, dan
jasa bank yang diberikan., kewenangan dalam pengambilan keputusan, serta
wilayah operasinya. Jenis-jenis tingkatan kantor bank tersebut sebagai berikut:
a. Kantor Pusat
Kantor Pusat merupakan kantor bank yang menjadi pusat dari kantor cabang
diseluruh wilayah negara, maupun yang ada dinegara lain. Setiap bank hanya
memiliki satu kantor pusat dan berlokasi di negara mana bank tersebut
didirikan. Kantor pusat bank tidak boleh berlokasi di luar wilayah negara
Indonesia.
Tugas utama kantor pusat antara lain menyusun kebijakan operasional bank
secara keseluruhan, membuat perencanaan strategis, dan melakukan
pengawasan terhadap operasional yang terjadi di kantor cabang. Kantor pusat
bank tidak melakukan kegiatan dalam melayani produk jasa perbankan
kepada masyarakat umum, akan tetapi terbatas pada pelayanan aktivitas dan
transaksi kantor cabang, yang meliputi transaksi antarkantor seperti transaksi
antar kantor pusat dan cabang, transaksi antar cabang, dan lainnya yang ridak
dapat dilayani oleh kantor cabang.
b. Kantor Wilayah
Kantor wilayah merupakan perwakilan kantor pusat yang membawahi suatu
wilayah tertentu. Pembagian kantor wilayah didasarkan pada besar kecilnya
bank, maupun wilayah yang menjadi target pemasarannya. Kantor wilayah
tidak melayani secara langsung kepada masyarakat umum dalam menjual
produknya, akan tetapi sebagai coordinator dari kantor cabang dalam
mencapai target penghimpunan dana, penyaluran dana, maupun pelayanan
jasa.
c. Kantor Cabang Penuh
Kantor cabang penuh merupakan kantorcabang yang diberi kewenangan oleh
kantor pusat atau wilayah untuk melakukan semua transaksi perbankan.
Dengan kata lain, semua transaksi perbankan dapat dilakukan oleh
7
kantorcabang penuh. Kantor cabang penuh melayani semua produk yang
terkait dengan ketiga fungsi utama bank, yaitu menawarkan produk
penghimpunan dana, penyaluran dana, dan memberikan pelayanan jasa
perbankan. Kantor cabang penuh membawahi kantor cabang pembantu dan
kantor kas, oleh karena itu, kantor cabang pembantu dan kantor kas
bertanggung jawab kepada kantor cabang penuh dalam melakukan aktifitas
operasionalnya.
d. Kantor Cabang Pembantu
Berbeda dengan kantor cabang penuh yang dapat melayani semua transaksi
perbankan, kantor cabang pembantu hanya dapat melayani beberapa aktifitas
perbankan. Pada umumnya, kantor cabang pembantu lebih memfokuskan
pada aktifitas penghimpunan dana pihak ketiga saja. Dalam menyalurkan
dana (kredit) kepada debitur, kantor cabang pembantu hanya diberi
kewenangan untuk mencari calon debitur. Keputusan persetujuan, maupun
penolakan atas permohonan kredit
calon debitur dilakukan oleh kantor
cabang penuh. Pimpinan kantor cabang pembantu menjadi salah satu komite
yang ikut mengambil keputusan kredit tersebut.
e. Kantor Kas
Kantor kas merupakan kantor cabang paling kecil, karena aktifitas yang dapat
dilakukan meliputi transaksi yang terkait dengan tabungan baik setoran dan
penarikan tunai, transaksi pembukaan simpanan giro, deposito, kredit,
pelayanan transfer, kliring, dan inkaso ditangani oleh kantor cabang penuh
sebagai induknya.
Dalam perkembangan terakhir, kantor kas juga dapat melayani secara
langsung transaksi lalu lintas pembayaran, seperti melakukan transfer, kliring,
intercity kliring, dan transaksi pembayaran lalu lintas giral lainnya. Kantor
kas juga ditargetkan untuk menignkatkan nasabah kredit, meskipun keputusan
persetujuan penolakan atas permohonan kredit calon debitur tetap menjadi
wewenang kantor cabang penuh. Kantor kas hanya mencari nasabah dan
mengumpulkan data permohonan kredit, kemudian permohonan kredit
diteruskan ke kantor cabang penuh untuk diproses. Analisis kredit, pencairan
8
kredit, serta dokumentasi kredit menjadi tanggung jawab kantor cabang
penuh.
2.2
Anggaran
Manajemen memerlukan alat bantu yang digunakan untuk mengendalikan
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakannya. Salah satu alat bantu untuk melaksanakan
fungsi utama manajemen yaitu fungsi perencanaan dan pengendalian adalah
anggaran.
Secara sederhana anggaran didefinisikan sebagai rencana keuangan yaitu
rencana tertulis mengenai kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka
waktu tertentu. Anggaran mutlak sekali diperlukan sebagai pedoman didalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan perusahaan. Mengingat pentingnya anggaran bagi
suatu perusahaan, maka dalam penyusunannya harus dilaksanakan secara hati-hati
dengan berdasarkan kepada perencanaan dan perhitungan yang matang serta
melibatkan berbagai departemen tertentu
Anggaran sebagai alat bantu manajemen dalam melaksanakan fungsi
perencanaan dan pengendalian, dapat ditetapkan terhadap berbagai macam bentuk
bdan usaha terutama pada perusahaan yang telah maju. Tentu saja pelaksanaannya
akan berbeda antara perusahaan satu dengan yang lainnya tergantung kepada skala
organisasi serta rumitnya masalah yang dihadapi. Namun demikian teknik dan
prosedur pelaksanaannya mempunyai banyak kesamaan karena dilandasi oleh teori
yang sama.
2.2.1
Pengertian Anggaran
Berikut ini pengertian tentang anggaran atau budget yang dikemukakan
oleh beberapa ahli ekonomi. Menurut Munandar (2001:1) mengemukakan
pengertian anggaran sebagai berikut:
“Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi
seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit atau kesatuan moneter
dan berlaku untuk jangka (periode) tertentu yang akan datang.”
Sedangkan menurut Gunawan dan Marwan (2000:6) menyatakan bahwa
definisi anggaran adalah, “Business Budget adalah suatu pendekatan yang formal
9
dan sistematis daripada pelaksana tanggung jawab manajemen didalam
perencanaan, koordinasi dan pengawasan”.
Pendapat para ahli ekonomi diatas jelas bahwa anggaran memang tidak
bisa dipisahkan dari fungsi manajemen, karena anggaran merupakan alat bantu
bagi manajemen dalam melakukan fungsinya, juga merupakan pedoman dalam
usaha pencapaian tujuan dimasa yang akan datang.
Sebagaimana rencana dengan sasaran tertentu.anggaran membandingkan
hasil yang dicapai dengan rencana yang merupakan dasar pengendalian,
pengkoordinasian kegiatan-kegiatan dari seluruh bagian-bagian yang ada dalam
perusahaan.Dengan adanya suatu rencana makan seluruh rencana kegiatan yang
ada saling menunjang dan secara bersama menuju sasaran yang telah ditetapkan.
Dapat disimpulkan bahwa anggaran adalah suatu rencana yang terinci
dan sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam
suatu moneter dan rencana masa depan untuk jangka waktu tertentu dan disusun
secara formal, artinya bahwa anggaran tersebut disusun dengan sengaja dan
bersungguh-sungguh dalambentuk tertulis. Anggaran juga harus bersifat
sistematis dan beruntun.
Dari beberapa definisi diatas, dapat diketahui bahwa suatu anggaran
mempunyai 4 unsur, yaitu:
1. Rencana yaitu penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau kegiatan yang
dilakukan diwaktu yang akan datang.
2. Meliputi seluruh bagian yaitu mencakup suatu kegiatan yang akan dilakukan
oleh seluruh bagian yang ada dalam perusahaan.
3. Secara garis besar, kegiatan-kegiatan perusahaan dapt dikelompokkan
menjadi lima kelompok, yaitu:
Kegiatan perusahaan
Kegiatan produksi
Kegiatan administrasi
Kegaitan pembelanjaan
Kegiatan personalia
10
4. Dinyatakan secara kuantitatif atau unit moneter yang kesatuan yang dapat
diterapkan pada berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka ragam.
5. Jangka waktu tertentu yang menunjukan bahwa budget yang berlaku hanya
untuk masa yang akan datang, ini berarti bahwa apa yang dimuat didalam
anggaran adalah taksiran-taksiran tentang apa yang akan dilakukan diwaktu
yang akan datang atau periode anggaran adalah anggaran untuk jangka
panjang dan anggaran jangka pendek. Untuk dapat memilih jangka
berlakunya anggaran secara lebih tetap, perlu dipertimbangkan beberapa
faktor yang mempengaruhi antara lain:
Luas pasar penjualan
Posisi perusahaan dalam persaingan
Jenis produk yang dihasilkan perusahaan
Tersedia data dari informasi untuk melakukan penaksiran-penaksiran.
2.2.2
Tujuan dan Manfaat Anggaran
Tujuan disusunnya anggaran menurut Nafarin (2007) adalah:
1. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber
dan investasi dana.
2. Mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan.
3. Merinci jenis sumber dana dicari maupun jenis investasi dana,
sehingga dapat mempermudah pengawasan.
4. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil
yang maksimal.
5. Menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan
anggaran menjadi jelas dan nyata terlihat.
6. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang
berkaitan dengan keuangan.
Adapun tujuan dari anggaran yang disusun oleh manajemen adalah
untuk membawa perusahaan ke kondisi yang diinginkan dengan sumber daya
tertentu yang diperhitungkan. Sedangkan anggaran tersebut mempunyai tujuan
umum dan khusus yaitu:
11
1. Tujuan umum menyangkut:
Ekonomi Finansial
Ekonomi, berupa peran yang diinginkan perusahaan sebagai
lembaga
yang bergerak dibidang ekonomi, sedangkan
financial berupa mencari keuntungan sebagai persyaratan agar
perusahaan dapat mempertahankan kelanjutan hidupnya.
Konsumen
Berupa produk yang dihasilkan harus dapat memberikan
kepuasan kepada konsumen, memlihara hubungan baik dengan
konsumen, dan lain-lain.
Pemilik modal
Menjalin hubungan yang sebaik mungkin dengan para pemilik
modal, mereka tetap berusaha memberikan modalnya.
2. Tujuan umum menyangkut:
Produk
Misal perusahaan ingin dikenal sebagai produk bermutu.
Luas daerah pemasaran yang ingin dicapai nasional maupun
regional.
Sedangkan manfaat disusunnya anggaran adalah :
1. Semua kegiatan dapat mengarah pada pencapaian tujuan bersama.
2. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan
karyawan.
3.
Dapat memotivasi karyawan.
4. Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada karyawan.
5. Menghindarkan pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.
6.
Sumber daya (seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana) dapat
dimanfaatkan seefisien mungkin.
7. Alat pendidikan bagi para manajer.
12
2.2.3
Kegunaan Anggaran
Mengenai besarnya peranan anggaran dalam suatu bidang usaha, berikut
ini diuraikan tentang kegunaannya. Antara lain menurut (Munandar, 2000:1),
kegunaan anggaran mempunyai tiga tujuan pokok, yaitu:
1. Sebagai Pedoman Kerja
Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta
sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan
diwaktu yang akan datang.
2. Sebagai Alat Pengkoordinasian Kerja
Anggaran berfungsi sebagai pengkoordinasian kerja agara semua bagianbagian yang terdapat didalam perusahaan dapat saling menunjang, saling
bekerja sama dengan baik untuk menuju sasaran yang telah ditetapkan.
3. Sebagai Alat Pengawasan Kerja
Anggaran berfungsi sebagai tolak ukur, sebagai alat pembanding untuk
menilai (evaluasi) realisasi kegiatan perusahaan. Hal ini akan dapat
dipergunakan sebagai bahan pertimbangan yang sangat berguna untuk
menyusun rencana-rencana (anggaran) selanjutnya secara lebih matang dan
lebih akurat.
Jadi jelaslah bahwa anggaran itu hanya berupa estimasi. Agar lebih
realistik estimasi tersebut harus didasarkan pada fakta yang ada pada saat
disusunnya anggaran.Manajemen harus selalu mengingat kemungkinan adanya
kesalahan peramalan pada saat menggunakan evaluasi, terutama jika ditemukan
adanya variasi yang cukup material dari anggaran.Sebagai anggaran direvisi atau
dimodifikasi.
Karena anggaran didasarkan pada estimasi, maka anggaran harus mampu
untuk beradaptasi terhadap situasi yang berubah-ubah secara terus menerus tidak
hanya untuk perubahan dalam perusahaan tetapi juga terhadap lingkungan yang
dihadapi oleh perusahaan.
Anggaran hanyalah alat yang digunakan untuk membantu melaksanakan
proses manajemen dan bukan sebagai pengganti manejemen atau administrasi.
13
Anggaran dirancang untuk membantu manajemen dalam beroperasi,
hanya dengan penggunaan yang baik oleh manajemen semua keuntungan yang
dapat diperoleh dari anggaran dapat diwujudkan.
Untuk mengetahui jenis-jenis anggaran haruslah mengetahui alas an yang
mendasari pembuatan anggaran, misalnya melihat waktu berlakunya anggaran,
sifat anggaran dan siapa yang bertanggungjawab atas anggaran tersebut.
2.2.4
Jenis Anggaran
Anggaran dalam suatu perusahaan menurut (Nafarin, 2000:17) dapat
dikelompokkan dari beberapa sudut pandangan berikut:
1. Menurut dasar penyusunan anggaran terdiri dari:
a. Anggaran Variabel, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan interval
(kisar) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu
seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas
yang berbeda. Anggaran variable disebut juga anggaran fleksibel.
b. Anggaran Tetap, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu
tingkat kapasitas tertentu. Anggaran tetap disebut juga sebagai
anggaran statis.
2. Menurut cara penyusunan anggaran, terdiri dari:
a. Anggaran periodic, adalah anggaran yang disusun untuk satu periode
tertentu, pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap
akhir periode anggaran.
b. Anggaran kontinyu, adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan
perbaikan anggaran yang pernah dibuat, misalnya tiap bulan diadakan
perbaikan, sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami
perubahan.
3. Menurut jangka waktunya, anggaran terdiri dari:
1.
Anggaran jangka pendek (anggaran taktis) adalah anggaran yang
dibuat dengan jangka waktu paling lama satu tahun.
2.
Anggaran jangka panjang (anggaran strategis) adalah anggaran yang
dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran jangka
panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka
pendek.
14
4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran operasional dan anggaran
keuangan. Kedua anggaran ini disebut anggaran induk (master budget).
Anggaran induk menkoordinasikan rencana keseluruhan perusahaan untuk
jangka pendek, biasanya disusun atas dasar tahunan.
a. Anggaran operasional (operational budget) adalah anggaran untuk
menyusun anggaran laba rugi. Contoh: anggaran penjualan, anggaran
biaya pabrik, anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja
langsung, anggaran biaya overhead pabrik, dan anggaran beban usaha.
b. Anggaran keuangan (financial budget) adalah anggaran untuk
menyusun anggaran neraca. Contoh: anggaran kas, anggaran piutang,
anggaran sediaan, anggaran utang, dan anggaran neraca.
5. Menurut
kemampuan
menyusun,
anggaran
terdiri
atas
anggaran
komprehensif dan anggaran parsial.
a. Anggaran komprehensif (comprehensive budget) adalah rangkaian
dari berbagai jenis anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran
komprehensif merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan
anggaran keuangan yang disusun secara lengkap.
b. Anggaran parsial (partially budget) adalah anggaran yang disusun
secara tidak lengkap atau anggaran yang hanya menyusun bagian
anggaran tertentu saja. Contoh: karena keterbatasan kemampuan,
maka hanya dapat menyusun anggaran operasional.
6. Menurut fungsinya, anggaran terdiri atas anggaran tertentu dan anggaran
kinerja.
a. Anggaran tertentu (appropriation budget) adalah anggran yang
diperuntukan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk
manfaat lain. Contoh: hasil menjual barang x sebesar Rp 100.000
dianggarkan untuk melunasi utang usaha sebagai akibat membeli
barang x secara kredit sebesar Rp 100.000. Dengan demikian, hasil
menjual barang x sebesar Rp 100.000 tidak boleh dianggarkan
keperluan apa pun, selain untuk melunasi utang usaha tersebut.
b. Anggaran kinerja (performance budget) adalah anggaran yang disusun
berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi
15
(perusahaan), misalnya untuk menilai apakah biaya (beban) yang
dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak melampaui batas.
Contoh: biaya bahan baku (BBB) yang dianggarkan bulan ini sebesar
Rp 20.000, kemudian jika dalam pelaksanaannya melebihi Rp 20.000
tetapi tidak mempengaruhi tingkat produksi dan hal-hal lain maka
biaya bahan baku tersebut tidak efisien.
7. Menurut metode penentuan harga pokok produk, anggaran terdiri atas
anggaran tradisional dan anggaran berdasar kegiatan.
a. Anggaran tradisional (traditional budget) atau anggaran konvensional
(conventional budget) terdiri atas anggaran berdasar fungsional dan
anggaran berdasar sifat.
1. Anggaran berdasar fungsional (functional based budget)
adalah anggaran yang dibuat dengan menggunakan metode
penghargapokokan penuh (full costing) dan berfungsi untuk
menyusun anggaran induk atau anggaran tetap.
2. Anggaran berdasar sifat (characteristic based budget) adalah
anggaran
yang
dibuat
dengan
menggunakan
metode
penghargapokokan variabel (variable costing) dan berfungsi
untuk menyusun anggaran variabel.
b. Anggaran berdasar kegiatan (activity based budget) adalah anggaran
yang dibuat dengan menggunakan metode penghargapokokan
berdasar kegiatan (activity based costing) dan berfungsi untuk
menyusun anggaran variabel dan anggaran induk.
2.3
Prosedur Penyusunan dan Pelaporan Realisasi Anggaran
Prosedur penyusunan dan pelaporan anggaran biasanya dimulai ketika para
manajer menerima ramalan ekonomi serta target penjualan dan laba yang ingin
dicapai pada tahun yang akan datang, ditambah dengan jumlah yang menetapkan
kapan anggaran harus selesai dibuat. Ramalan dan target yang ditentukan oleh
manajer tingkat atas ini menjadi pedoman bagi penyusunan anggaran. Penyusunan
anggaran dapat dilakukan dengan cara:
1.
Top Down Budgeting (dari atas kebawah)
16
Anggaran disusun dan ditetapkan sendiri oleh para pimpinan perusahaan
dan anggaran inilah yang harus dilaksanakan bawahan tanpa keterlibatan
bawahan dalam penyusunannya.Bawahan tidak diminta keikutsertaan
dalam menyusun anggaran.
2.
Bottom Up Budgeting (dari bawah keatas)
Anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan.Anggaran
disusun mulai dari bawahan sampai keatas. Bawahan diserahkan
sepenuhnya menyusun anggaran yang akan dicapainya dimasa yang akan
datang.
Dalam Penyusunan anggaran yang berwenang dan bertanggungjawab adalah
pimpinan perusahaan.Hal ini disebabkan karena pimpinan tertinggi perusahaan
paling berwenang dan bertanggung jawab atas seluruh kegiatan perusahaan.
Dengan demikian tugas menyiapkan dan menyusun anggaran tidak harus
ditangani sendiri oleh pimpinan perusahaan, melainkan dapat didelegasikan kepada
bagian lain dalam perusahaan, yaitu:
1. Bagian administrasi
Kegiatan perusahaan tidak teralalu kompleks, sederhana dengan ruang
lingkup yang terbatas, sehingga tugas penyusunan anggaran dapat diserahkan
kepada bagian administrasi perusahaan. Penunjukkan bagian administrasi ini
(dan bukan bagian pemasaran, bagian produksi atau bagian yang lain dalam
perusahaan) dilakukan drngan pertimbangan bahwa dari bagian administrasi
inilah terkumpul semua data-data dan informasi yang meliputi seluruh
kegiatan perusahaan, baik kegiatan di bidang pemasaran, bidang produksi,
bidang pembelanjaan maupun bidang personalia.
2. Panitia anggaran
Hal ini dilakukan oleh perusahaan besar karena kegiatan perusahaan cukup
luas, oleh karena itu tugas penyusunan anggaran perlu melibatkan semua
unsur yang mewakili semua bagian yang ada diperusahaan.Tim penyusunan
anggaran ini biasanya diketahui oleh seorang pimpinan perusahaan dengan
anggota-anggota yang mewakili bagian pemasaran, bagian produksi, bagian
pembelanjaan dan bagian personalia, keputusan akhir ini yang sepakati
17
adalah keputusan bersama sehingga memudahkan terciptanya kerjasama yang
saling menunjang dan terkoordinasi dengan baik.
Anggaran yang tersusun berulah merupakan rancangan anggaran, rancangan
anggaran inilah yang diserahkan kepada pemimpin tertinggi perusahaan untuk
diserahkan serta ditetapkan sebagai anggaran yang sah. Sebelum disahkan oleh
pimpinan tertinggi perusahaan masih dimungkinkan pula untuk diadakan perubahanperubahan terhadap rancangan anggaran tersebut dan dimungkinkan pula untuk
diadakannya pembahasan-pembahasan antar pimpinan tertinggi dengan pihak yang
diserahi tugas menyusun anggaran tersebut setelah disahkan oleh pimpinan
perusahaan, maka rancangan anggaran akan dijadikan sebagai pedoman kerja, alat
pengkoordinasian kerja, dan alat pengawasan kerja.
Kebanyakan perusahaan menggunakan prosedur dalam perusahaan anggaran
dengan pertimbangan bahwa bagian bawah lebih mengetahui apa yang diperlukan
oleh bagiannya sehingga mereka dapat mempersiapkan suatu rincian yang lebih
realitas untuk mendukung anggaran yang mereka siapkan.
Dengan demikian anggaran yang tersusun akan merupakan hasil kesepakatan
bersama, sesuai dengan kondisi, fasilitas dan kemampuan masing-masing bagian
secara terpadu.
Dalam Bottom-Up Budgeting, anggaran disusun oleh bagian penyedia
(Supervisor) berdasarkan pedoman yang dikeluarkan oleh manajer tingkat atas,
kemudian masing-masing kepala departemen akann menelaah proposal anggaran
tersebut dan jika semua hal yang tidak konsisten telah diperbaiki, masing-masing
proposal itu akan disatukan untuk membuat anggaran departemen.
Anggaran ini kemudian diajukan kepada manajer yang lebih tinggi untuk
mendapat persetujuan. Proses ini akan berlangsung terus menerus sampai semua
anggaran lengkap selesai disusun oleh direktur anggaran dan diajukan kepada komite
anggaran untuk dikaji lebih lanjut, akhirnya anggaran lengkap diserahkan kepada
manajer tingkat atas (Dewan Direksi) untuk persetujuan akhir.
Dengan keuntungan yang diberikan oleh Bottom-Up Budgeting bukan berarti
proses penyusunan anggaran ini cocok untuk segala situasi. Proses penyusunan
anggaran yang melibatkan manajer tingkat bawah ini sangat baik diterapkan terutama
dalam hal-hal seperti perencanaan yang bersifat operasional, informasi tentang
18
komperisi produk dan pasar, dan informasi tentang kebutuhan sumber-sumber daya
bersifatnya spesifik (informasi teknis). Sedangkan untuk hal-hal yang bersifat global
seperti proyeksi tentang masa depan industri dimana perusahaan berada atau tujuan
umum perusahaan, atau keterbatasan sumber daya secara keseluruhan lebih baik
menggunakan Top-Down Budgeting.
Pelaporan pelaksanaan anggaran merupakan hal yang sangat penting dalam
pengendalian suatu perusahaan.Laporan pelaksanaan anggaran merupakan informasi
bagi manajemen untuk mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan
berdasarkan rencana-rencana yang telah ditentukan sebelumnya.Seperti yang
dikemukakan
oleh
(M.
Munandar
1998:329)
tentang
laporan
budgeting,
“LaporanBudgeting adalah laporan yang sistematis dan terperinci tentang realisasi
pelaksanaan budget, beserta analisa evaluasinya, dari waktu selama periode yang
akan datang”.
Dari pengertian tersebut dapat diketahui laporan anggaran yang menunjukkan
tentang realisasi pelaksanaan anggaran yang dilengkapi dengan berbagai analisis
perbandingan antara anggaran dengan realisasinya itu, sehingga dapat diketahui
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, baik penyimpangan yang bersifat positif
(menguntungkan) meupun bersifat negative (merugikan) dan sekaligus menunjukkan
pula faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan
itu.
Oleh karena itu dapat ditarik beberapa kesimpulan dan beberapa tindak lanjut
(follow-up) yang perlu dilakukan.Dengan demikian dari laporan anggaran sekaligus
dapat dilakukan penilaian (evaluasi) tentang sukses atau tidaknya kerja perusahaan
selama jangka waktu (periode) yang bersangkutan.
19
2.4
Anggaran Operasional
Menurut Nafarin (2007) anggaran operasional disusun menjadi 4 bagian,
yaitu:
1.
Penyusunan Anggaran Jualan
Anggaran jualan berarti anggaran hasil penjualan atau anggaran hasil proses
menjual. Anggaran jualan merupakan rencana tertulis yang dinyatakan dalam
angka dari produk yang akan dijual perusahaan pada periode tertentu. Jualan
merupakan unsur dapatan (revenues) yang disebut dapatan jualan (sales
revenues)
2.
Penyusunan Anggaran Produk
Anggaran produk (product budget) adalah anggaran untuk membuat produk
jadi dan produk dalam proses dari suatu perusahaan pada periode tertentu.
Produk jadi (finished goods) adalah produk yang siap untuk dijual. Produk
dalam proses (work-in-process) adalah produk yang masih dalam penyelesaian.
Anggaran produk disusun berdasarkan anggaran jualan dan anggaran sediaan
produk. Dalam penyusunan anggaran produk hanya meliputi produk jadi.
3.
Penyusunan Anggaran Bahan Baku
Bahan baku merupakan bahan langsung (direct material), yaitu bahan yang
membentuk suatu kesatuan yang tak terpisahkan dari produk jadi. Bahan baku
adalah bahan utama atau bahan pokok dan merupakan komponen utama dari
suatu produk. Bahan baku dipakai dianggarkan dalam satuan (unit) uang
disebut anggaran biaya bahan baku (BBB).
4.
Penyusunan Anggaran Biaya konversi dan Beban Usaha
Biaya bahan baku (BBB) dan biaya tenaga kerja langsung (BTKL) disebut
biaya produk langsung (direct product cost), sedangkan biaya overhead pabrik
(BOP) disebut biaya produk tak langsung (indirect product cost). Biaya produk
langsung disebut dengan biaya primer (biaya utama). Biaya tenaga kerja
langsung (BTKL) dan biaya overhead pabrik (BOP) disebut biaya konversi,
yaitu biaya untuk mengubah bahan baku menjadi produk. Tenaga kerja
langsung adalah tenaga manusia yang bekerja langsung mengolah produk.
20
2.4.1
Prosedur Penyusunan Anggaran Operasional
Prosedur penyusunan anggaran operasional pada hakekatnya sama dengan
prosedur anggaran secara umum dalam suatu perusahaan. Namun yang perlu
diperhatikan disini adalah keterlibatan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
pengeluaran operasional dalam proses penyusunan anggaran operasional.
Prosedur penyusunan anggaran operasional secara umum adalah sebagai
berikut:
a.
Menganalisi informasi masa lalu dan lingkungan eksternal yang
diantisipasi yang dihadapi oleh perusahaan.
b.
Menentukan
perencanaan
strategi
untuk
menentukan
tujuan
perusahaan.
c.
Mengkomunikasikan tujuan organisasi jangka panjang khususnya
dalam hal biaya operasional.
d.
Memilih taktik mengkoordinasikan kegiatan, mengawasi kegiatan,
artinya memilih cara yang akan digunakan untuk mencapai tujuan.
e.
Menyerahkan revisi usulan anggaran kepada komite anggaran untuk
dievaluasi.
f.
Menyetujui revisi usulan anggaran dan menjadi anggaran operasional
perusahaan.
g.
2.4.2
Pengesahan revisi anggaran operasional perusahaan.
Pelaporan Realisasi Anggaran Operasional
Pelaporan anggaran merupakan hal yang sangat penting dalam
pengendalian suatu perusahaan. Dalam ini pelaporan anggaran operasional
merupakan informasi bagi manajemen untuk mengevaluasi hasil-hasil yang telah
dicapai berdasarkan rencana-rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh
karena itu laporan anggaran operasional harus benar-benar dibuat sedemikian
rupa sehingga memudahkan pihak manajemen dalam menentukan kebijakan dan
didalam pengambilan keputusan.
(Slamet Sugiri,1994:206) mengemukakan bahwa:
”Laporan prestasi keuangan untuk pusat biaya harus selalu mencakup
perbandingan antara biaya yang ditetapkan dalam anggaran dan biaya-biaya
21
yang sesungguhnya terjadi dengan identifikasi selisih. Selisih dikatakan
menguntungkan (selisih laba) jika biaya sesungguhnya lebih kecil daripada
anggaran biaya, dan tidak menguntungkan (selisih rugi) jika terjadi sebaliknya.
Perbandingan ini dilakukan baik untuk jumlah total maupun untuk setiap jenis
biaya yang dikendalikan.”
Dilihat dari pendapat diatas laporan keuangan untuk pusat biaya yang
termasuk didalamnya adalah laporan biaya operasional, harus mencakup
perbandingan antara biaya operasional yang sesungguhnya yang akan
menghasilkan selisih laba atau selisih rugi.
2.4.3
Proses Pengendalian Anggaran
Anggaran memberikan rencana rinci atas pendapatan dan pengeluaran
perusahaan agar pembelanjaan yang dilakukan dapat dipertanggung-jawabkan
kepada manajemen. Anggaran sebagai instrumen pengendalian digunakan untuk
menghindari
adanya
overspending,
underspending
dan
salah
sasaran
(misappropiation) dalam pengalokasian anggaran pada bidang lain yang bukan
merupakan prioritas (Mardiasmo, 2002). Mardiasmo (2002) lebih lanjut
menyatakan bahwa pengendalian anggaran dapat dilakukan melalui empat cara,
yaitu:
1. Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan.
2. Menghitung selisih anggaran (favourable dan unfavourable variances).
3. Menemukan penyebab yang dapat dikendalikan (controllable) dan tidak
dapat dikendalikan (uncontrollable) atas suatu varians.
4. Merevisi standar biaya atau target anggaran untuk tahun berikutnya.
Menurut Mardiasmo (2002) tipe pengendalian manajemen dapat
dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu:
1. Pengendalian
preventif
(preventive
control).
Dalam
tahap
ini
pengendalian manajemen terkait dengan perumusan strategi dan
perencanaan strategik yang dijabarkan dalam bentuk program-program.
2. Pengendalian operasional (operational control). Dalam tahap ini
pengendalian manajemen terkait dengan pengawasan pelaksanaan
22
program yang telah ditetapkan melalui alat berupa anggaran. Anggaran
digunakan untuk menghubungkan perencanaan dengan pengendalian.
3. Pengendalian kinerja. Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa
analisis evaluasi kinerja berdasarkan tolak ukur kinerja yang telah
ditetapkan.
Sedangkan
menurut
Nafarin
(2007)
anggaran
merupakan
alat
pengawasan atau pengendalian (controlling). Pengawasan berarti mengevaluasi
(menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan, dengan cara:
1. Membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran).
2. Melakukan tindakan perbaikan bila dipandang perlu (atau bila terdapat
penyimpangan yang merugikan).
2.5
Biaya
Manajemen perusahaan memerlukan informasi biaya yang sistemetis
komperatif informasi ini membantu manajemen menetapkan sasaran laba perusahaan
dan target departemen. Sehingga menjadi pedoman bagi manajer tingkat menengah
dan bahwa menuju pencapaian sasaran akhir mengevaluasi keefektifan rencana,
mengungkapkan keberhasilan atau kegagalan dalam bentuk tanggungjawab yang
spesifik dan menganalisa serta organisasi tetap bergerak maju serta seimbang untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan.
2.5.1
Pengertian Biaya
Menurut (Mulyadi, 2000:26) mengemukakan akan pengertian biaya,
“Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam
satuan uang yang telah terjadi untuk tujuan tertentu, biaya dalam arti sempit
adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva”.
Melalui pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa ada 5 unsur pokok
dari biaya, yaitu:
1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi.
2. Dinyatakan dalam satuan uang.
3. Sumber ekonomi yang telah terjadi atau akan terjadi.
4. Digunakan untuk tujuan tertentu.
23
Penggolongan biaya tergantung untuk apa biaya tersebut digolongkan.
Untuk tujuan yang berbeda diperlukan cara penggolongan biaya yang berbeda
pula, atau tidak ada satu cara penggolongan biaya yang dipakai untuk semua
tujuan
menyajikan
informasi
biaya.
Menurut
(Mulyadi,
2000:14-17)
penggolongan biaya sebagai berikut:
1. Penggolongan biaya atas dasar objek pengeluarannya
Dalam cara penggolongan ini, nama obyek pengeluaran merupakan
dasar penggolongan biaya (misalnya nama obyek pengeluaran adalah
bahan bakar disebut biaya bahan bakar).
2. Penggolongan biaya atas dasar fungsi pokok:
b. Biaya produksi, yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja, biaya overhead pabrik.
c. Biaya administrasi umum.
d. Biaya pemasaran.
3. Penggolongan biaya atas dasar hubungan biaya dengan sesuatu yang
dibiayai:
1. Biaya langsung, biaya produksi langsung terjadi dari biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja.
2. Baiya tidak langsung, biaya tidak langsung yang dikaitkan dalam
proses produksi adalah biaya overhead pabrik.
3. Penggolongan biaya atas dasar perilaku dalam hubungannya
dengan perubahan volume kegiatan. Yang termasuk dalam biaya
ini antara lain biaya variable, baiya semi tetap dan biaya tetap.
4. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaat
Yang termasuk dalam biaya ini adalah pengeluaran modal (capital
expenditure) dan pengeluaran pendapatan (revenue expenditure).
2.5.2 Pengertian Biaya Operasional
Menurut (M. Munandar, 1995:25) pengertian biaya operasional, “Biaya
operasional (operating expense) adalah biaya yang menjadi beban tanggungan
perusahaan, yang berhubungan dengan usaha pokok perusahaan”.
24
2.6
Akuntansi Pertanggungjawaban
Menurut Nafarin (2007), akuntansi pertanggungjawaban (responsibility
accounting) adalah suatu sistem akunting yang dipolaterlebih dahulu sesuai dengan
tanggung jawab dari setiap bagian dalam organisasi. Realisasi dari sistem akuntansi
pertanggungjawaban
adalah
adanya
pusat-pusat
pertanggungjawaban.
Pusat
pertanggungjawaban merupakan suatu unit organisasi yang dipimpin oleh seorang
manajer yang bertanggungjawab sesuai bagiannya.
Akuntabilitas kinerja pemerintah merupakan perwujudan kewajiban instansi
pemerintah
untuk
mempertanggungjawabkan
keberhasilan
atau
kegagalan
pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang
telah ditetapkan melalui suatu media pertanggungjawaban secara periodik.
Dengan pengertian tersebut dimaksudkan bahwa setiap instansi pemerintah
mempunyai kewajiban untuk mempertanggungjawabkan pencapaian hasil organisasi
dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya meliputi penerimaan,
pengalokasian, pengamanan dan pengembangannya.
2.7
Analisis Varians
Menurut Shim dan Siegel (2001) analisis varians membandingkan antara
kinerja standar dengan kinerja aktual dan dapat dilakukan oleh divisi, departemen,
program, produk, wilayah atau unit tanggung jawab lainnya. Evaluasi varians dapat
dilakukan secara kuartalan, bulanan, setiap hari atau setiap jam, tergantung pada
penting atau tidaknya mengidentifikasi masalah dengan cepat. Karena kita tidak
menegetahui angka aktual hingga akhir periode, maka varians hanya dapat dilakukan
pada akhir periode.
Menurut Mahsun (2006) analisis selisih anggaran adalah teknik pengukuran
kinerja tradisional yang membandingkan antara anggaran dengan realisasi tanpa
melihat keberhasilan program. Pengukuran kinerja ditekankan pada input, yaitu jika
terjadinya overspending dan underspending. Analisis varians adalah perbedaan
antara biaya aktual input dan biaya yang direncanakan (Hansen dan Mowen, 2006).
25
2.8
Metode Analisis Deskriptif
Menurut (Sugiyono,2009:206) analisis deskriptif adalah statistik yang
digunakan
untuk
menganalisa
memnggambarkan data
data
dengan
yang telah terkumpul
caramendeskripsikan
sebagaimana
adanya
atau
tanpa
bermaksudmembuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.Tingkat
efektifitas diukur dengan cara membandingkan realisasi anggarandengan anggaran
yang ditetapkan.
41
Download