BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Supply Chain Management Pembahasan yang berkaitan tentang Supply Chain Management sudah banyak diangkat dalam penulisan – penulisan sebelumnya. Menurut Fortune Megazine (artikel Henkoff, 1994) menerangkan bahwa Supply Chain Management (SCM) adalah proses dimana perusahaan memindahkan material, komponen dan produk ke pelanggan. Sedangkan menurut Simchi-Levi et al. (2000) dalam Indrajit dan Djokopranoto (2002) Supply Chain Management adalah suatu pendekatan dalam mengintegrasikan berbagai organisasi yang menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang, yaitu supplier, manufacturer, warehouse dan stores sehingga barang-barang tersebut dapat diproduksi dan didistribusikan dalam jumlah yang tepat, lokasi yang tepat, waktu yang tepat dan biaya yang seminimal mungkin. 23 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwasanya Supply Chain Management adalah serangkaian aktivitas pendistribusian produk dengan memindahkan material, komponen dan produk kepada pelanggan, dengan mengintegrasikan pemasok, manufaktur, gudang dan retailer secara efisiensi dan efektifitas sehingga barang yang diproduksi dan didistribusikan dapat dibuat dengan jumlah yang tepat dan biaya keseluruhan yang minimum, agar menghasilkan sebuah supply chain yang efektif dan efisien maka perlu adanya peta sistem logistik dan distribusi secara keseluruhan yang digunakan untuk melihat perilaku pergerakan aliran produk yang ditujukan untuk pendistribusian yang terjadi pada pengiriman barang. Penulisan yang dilakukan saat ini adalah penulisan yang berhubungan dengan sistem Supply Chain Management, sehingga pendekatan pembahasan yang akan dikaji pada penulisan ini adalah Supply Chain Management. Dan berikut ini adalah beberapa penulisan terdahulu yang berkaitan tentang Supply Chain Management. 1.2. Penulisan Terdahulu Tujuan dari Supply Chain Management adalah jaringan perusahaan- perusahaan yang secara bersamasama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya termasuk supplier, pabrik, distributor, retail, serta perusahaan-perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa logistik (Pujawan, 2005). dan Supply Chain Management adalah suatu pendekatan dalam mengintegrasikan berbagai organisasi yang menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang, yaitu supplier, manufacturer, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 warehouse dan stores sehingga barang-barang tersebut dapat diproduksi dan didistribusikan dalam jumlah yang tepat, lokasi yang tepat, waktu yang tepat dan biaya yang seminimal mungkin (Simchi-Levi et al. 2000 dalam Indrajit dan Djokopranoto 2002). Suko Wiyono (2008) melakukan penulisan di PT. Jumbo Power International Cabang Solo dengan judul Analisis Sistem Distribusi Dengan Menggunakan Pendekatan Manajemen Rantai Pasok / Supply Chain Management. Tujuan penulisan ini adalah Memperbaiki sistem informasi untuk menghasilkan sistem manejemen rantai pasokan atau Supply Chain Management yang efisien. Astriana dan windi meilisa pongtasik (2011) melakukan penulisan di PT. Pertamina UPms VII Dan TBBM Makassar dengan judul Perencanaan Supply Chain Bahan Bakar Pertamax Terhadap Rencana Pembatasan BBM Bersubsidi. Tujuan penulisan ini adalah Menginventarisasikan kuantitas kebutuhan bahan bakar pertamax yang akan disiapkan oleh pihak pertamina dalam menghadapi regulasi pemerintah, dengan mengidentifikasi jumlah kendaraan yang ditetapkan oleh pemerintah untuk beralih dari pemium ke pertamax. Apriyanti Roganda Yuniar (2012) melakukan penulisan di Kabupaten Karanganyar dengan judul Analisis Rantai Pasok Melon. Tujuan penulisan ini adalah Memperbaiki sistem informasi untuk menghasilkan sistem manejemen rantai pasokan atau Supply Chain Management yang efisien. Layf Bagus Saputra (2013) melakukan penulisan di PT. Sunan Rubber Palembang dengan judul Performasi Kinerja Perusahaan Dengan metode Supply Chain Operation Reference (SCOR). Tujuan penulisan ini adalah melakukan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 pengukuran kinerja SCOR, perusahaan dapat mengontrol kinerja perusahaan secara langsung maupun tidak langsung dan perusahaan dapat mengetahui tingkat kinerja perusahaan saat ini. 3.3. Definisi Supply Chain Management Fortune Magazine (Artikel Henkoff, 1994) Supply Chain Management merupakan proses dimana perusahaan memindahkan material, komponen dan produk ke pelanggan. Proses pemindahan barang dilakukan dalam jumlah yang tepat, lokasi tepat, dan tepat waktu. Ross (1998) Supply Chain Management adalah filosofi manajemen yang secara terus menerus mencari sumber-sumber fungsi bisnis yang kompeten untuk digabungkan baik dalam perusahaan maupun luar perusahaan seperti mitra bisnis yang berada dalam satu supply chain untuk memasuki sistem supply yang kompetitif tinggi dan memperhatikan kebutuhan pelanggan, yang berfokus pada pengembangan solusi inovatif dan sinkronisasi aliran produk, jasa, dan informasi untuk menciptakan sumber nilai pelanggan yang bersifat unik. Martin (1998) Jaringan organisasi yang melibatkan hubungan upstream dan downstream dalam proses dan aktivitas yang berbeda yang memberi nilai dalam bentuk produk dan jasa pada pelanggan. Stanford Supply Chain Forum (1999) Supply Chain Management yaitu berhubungan erat dengan aliran manajemen material, informasi dan finansial dalam suatu jaringan yang terdiri dari supplier, perusahaan, distributor, dan pelanggan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 Simchi-Levi et al (1999) Supply Chain Management merupakan serangkaian pendekatan yang diterapkan untuk mengintegrasikan supplier, pengusaha, gudang, dan tempat penyimpanan lainnya secara efisien sehingga produk dihasilkan dan didistribusikan dengan kuantitas yang tepat, lokasi tepat, dan waktu tepat untuk memperkecil biaya dan memuaskan kebutuhan pelanggan. Dengan demikian dapat disimpulkan Supply Chain Management (SCM) adalah metode maupun alat sabagai pengelolaan atau manajemen organisasi atau perusahaan-perusahaan terhadap aliran material, finansial dan informasi disepanjang rantai pasokan yang bertujuan terhadap barang atau produk dan jasa yang di distribusikan dapat sampai ke pengguna akhir dalam jumlah yang tepat, lokasi tepat, dan tepat waktu untuk menghasilkan efisiensi dan efektifitas dalam pengiriman. 3.4. Keuntungan Supply Chain Management Terdapat beberapa keuntungan pada penenrapan Supply Chain Management menurut Indrajit dan Djokopranoto (2002) yaitu diantaranya : a. Mengurangi inventory barang. Inventory merupakan aset perusahaan yang berkisar antara 30% - 40% sedangkan biaya penyimpanan barang berkisar 20% 40% dari nilai barang yang disimpan. b. Menjamin kelancaran arus barang. Rangkaian perjalanan dari bahan baku sampai menjadi barang jadi dan diterima oleh pemakai/pelanggan merupakan suatu mata rantai yang panjang (chain) yang perlu dikelola dengan baik. c. Menjamin mutu. Jaminan mutu juga merupakan serangkaian mata rantai panjang yang harus dikelola dengan baik karena mutu barang jadi ditentukan tidak hanya http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 oleh proses produksi tetapi juga oleh mutu bahan mentahnya dan mutu keamanan dalam pengirimannya. Secara umum penerapan konsep Supply Chain Management di dalam perusahaan akan memberikan manfaat yaitu kepuasan pelanggan, meningkatkan pendapatan, menurunnya biaya, pemanfaatan asset yang semakin tinggi, peningkatan laba dan perusahaan semakin besar. a. Kepuasan pelanggan. Konsumen atau pengguna produk merupakan target utama dari aktivitas proses produksi setiap produk yang dihasilkan perusahaan. Konsumen atau pengguna yang dimaksud dalam konteks ini tentunya konsumen yang setia dalam jangka waktu yang panjang. Untuk menjadikan konsumen setia, maka terlebih dahulu konsumen harus puas dengan pelayanan yang disampaikan oleh perusahaan. b. Meningkatkan pendapatan. Semakin banyak konsumen yang setia dan menjadi mitra perusahaan berarti akan turut pula meningkatkan pendapatan perusahaan, sehingga produk-produk yang dihasilkan perusahaan tidak akan terbuang percuma, karena diminati konsumen. c. Menurunnya biaya. Pengintegrasian aliran produk dari perusahan kepada konsumen akhir berarti pula mengurangi biaya-biaya pada jalur distribusi. d. Pemanfaatan asset semakin tinggi. Aset terutama faktor manusia akan semakin terlatih dan terampil baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan. e. Peningkatan laba. Dengan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang setia dan menjadi pengguna produk, pada gilirannya akan meningkatkan laba perusahaan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 3.5. Bagian Supply Chain Management Di dalam Supply Chain Management memiliki bagian yang terlibat di dalamnya yaitu diantaranya meliputi : a. Supplier : Perusahaan yang menyediakan bahan material pertama yang berupa bahan baku produksi (raw material) dan bahan kemas produksi (packaging material) b. Manufacturer : Perusahaan yang melakukan pekerjaan membuat, memfabrikasi, mengasembling dan menyelesaikan barang hingga menjadi produk jadi. c. Distribution : Perusahaan yang menerima hasil produk dari manufacturer sebelum disalurkan lagi ke calon konsumen. d. Retailer : Perusahaan yang menerima produk dari distributor dan langsung menjualnya kepada konsumen. e. Customers : Merupakan pembeli atau pengguna barang yang diproduksi oleh perusahaan. 3.6. Aliran Proses Supply Chain Management Pada Supply Chain Management memiliki macam aliran proses yang berbeda- beda didalam perusahaan membuat dan mendistribusian produk yaitu diantaranya terbagi menjadi : Chain 1 : Suppliers Jaringan bermula dari sini, dimana merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama dan mata rantai penyaluran barang akan bermulai. Bahan pertama ini dapat dalam bentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, bahan dagangan, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 subassemblies, spare parts dan sebagainya. Sumber pertama ini dinamakan suppliers. Supplier ini dapat berjumlah banyak atau sedikit, tetapi suppliers biasanya berjumlah banyak . Inilah mata rantai yang pertama. Chain 1 - 2 : Suppliers → Manufacturer Rantai pertama dihubungkan dengan rantai ke dua yaitu manufacturer atau plants atau assembler atau fabricator atau bentuk lain yang melakukan pekerjaan membuat, memfabrikasi, mengasembling, merakit, mengkonversikan ataupun menyelesaikan barang (finishing). Hubungan mata rantai ini sudah mempunyai potensi untuk melakukan penghematan. Misalnya inventories bahan baku maupun bahan setengah jadi maupun bahan jadi yang berada di pihak suppliers maupun di manufacturer maupun di tempat transit merupakan target untuk penghematan ini. Tidak jarang bahwa antara 40% sampai 60% bahkan lebih penghematan dapat diperoleh dari inventory carrying cost di mata rantai ini. Dengan menggunakan konsep supplier partnering misalnya, penghematan ini dapat diperoleh. Chain 1 - 2 - 3 : Suppliers → Manufacturer → Distribution Barang yang sudah jadi yang sudah dihasilkan oleh manufacturer sudah mulai harus disalurkan kepada pelanggan. Walaupun tersedia banyak cara untuk penyaluran barang ke pelanggan, yang umum adalah melalui distributor dan ini biasanya ditempuh oleh sebagian besar supply chain. Barang dari pabrik melalui gudangnya disalurkan kepada gudang distributor atau wholesaler atau pedagang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 besar dalam jumlah besar dan pada waktunya nanti pedagang besar menyalurkan dalam jumlah yang lebih kecil kepada retailers atau pengecer. Chain 1 - 2 - 3 - 4 : Suppliers → Manufacturer → Distribution → Retail Outlets Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gudang sendiri atau dapat juga menyewa dari pihak lain. Gudang ini digunakan untuk menimbun barang sebelum disalurkan ke pihak pengecer. Dalam hal ini ada kesempatan untuk memperoleh penghematan dalam bentuk jumlah inventories dan biaya gudang dengan cara melakukan desain kembali pola-pola pengiriman barang baik dari gudang manufacturer maupun kepada toko pengecer (retail outlets). Chain 1 - 2 - 3 - 4 - 5 : Suppliers → Manufacturer → Distribution → Retail Outlets → Customers Dari rak-raknya, para pengecer atau retailers ini menawarkan barangnya langsung kepada para pelanggan atau pembeli atau pengguna barang tersebut. Dalam pengertian outlets ini termasuk outlet, department store, super market, toko koperasi, dan mal, dimana pembeli akhir melakukan pembelian. Walaupun secara fisik dapat dikatakan bahwa disini merupakan mata rantai yang terakhir, sebetulnya masih ada lagi yaitu mata rantai dari pembeli (yang mendatangi retail outlet tadi) kepada real customers atau real user, karena pembeli belum tentu pengguna sesungguhnya. Mata rantai supply betul-betul baru berhenti sampai barang yang bersangkutan tiba di pemakai langsung (pemakai yang sebenarnya). http://digilib.mercubuana.ac.id/