Surat 3 Yohanes (Bagian 80) Wednesday, April 26, 2017 3 Yoh. 1:11 1:11 Saudaraku yang kekasih, janganlah meniru yang jahat, melainkan yang baik. Barangsiapa berbuat baik, ia berasal dari Allah, tetapi barangsiapa berbuat jahat, ia tidak pernah melihat Allah. - - Perhatikan kembali ketiga perkara yang harus kita alami dan kita miliki dalam hidup ini, yaitu: 1. Dilahirkan oleh Allah di dalam Kristus Yesus 2. Melihat penampilan Allah di dalam Kristus Yesus 3. Mengikuti pergerakan Allah di dalam Kristus Yesus Sebagai anak-anak Allah, kita harus bisa melihat penampilan Allah di dalam Kristus Yesus (Kol. 1:15, Kol. 2:9). Saat Yesus Kristus datang ke dunia, DIA adalah ‘Manusia’, tetapi DIA juga adalah ‘Ilahi’. Kedudukan Yesus Kristus sebagai ‘Manusia dan Ilahi’ inilah yang harus kita lihat (harus nyata dalam hidup kita). - - Setiap anak Allah yang ‘melihat’ penampilan Allah di dalam Yesus Kristus, pasti ‘mengikuti gerak’ Yesus Kristus, artinya memiliki ‘kesaksian’ Yesus di dalam hidupnya. Baik kesaksian Yesus sebagai pribadi ‘Manusia’ maupun kesaksian Yesus sebagai pribadi ‘Ilahi’. Orang yang mengikuti pergerakan Allah di dalam Yesus Kristus adalah orang yang hidup dalam penyembahan. Orang semacam ini bagaikan orang yang senantiasa membasuh jubahnya, yang pada saatnya akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan, dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam Kota itu. Yesus sebagai Manusia dan Ilahi Roma 1:3-4 Yesus sebagai Manusia 1:3 tentang Anak-Nya, yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud, 1:4 dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita. - - ▫ Bartimeus membawa dirinya kepada Yesus dengan rasa ‘butuh’, dan kerinduan ini pun direspon oleh Yesus dengan berkata: "Panggillah dia!" Saat Yesus memanggil dia, pada saat itu juga ia menanggalkan pakaian lama yang dipakainya (Mar. 10:49-50). Kebutuhan orang yang tahu menanggalkan pakaian lama adalah melihat terang. 1 - Perhatikan: Secara daging (manusia) Yesus adalah Manusia, DIA dilahirkan dan bertumbuh menjadi Hamba yang melayani. Saat Yesus menampilkan Diri-Nya sebagai Anak Manusia yang datang untuk melayani dan untuk menyerahkan nyawa-Nya untuk membebaskan banyak orang, kesempatan ini tidak dilewatkan begitu saja oleh seorang buta yang bernama Bartimeus. Bartimeus berbeda dengan orang buta sejak lahir yang tertulis dalam Yoh. 9. Orang lahir buta yang ditulis dalam Yoh. 9 adalah orang Yahudi, tetapi Bartimeus adalah orang Yerikho -- bangsa kafir yang juga menerima lawatan Yesus Kristus. Kesaksian Yesus ini merupakan suatu nubuatan bagi kita, bahwa sebagai bangsa kafir, kita juga bisa mempunyai kesempatan untuk dilawat oleh Tuhan. Pergunakan dengan tepat dan benar lawatan Yesus seperti sekarang ini. Sebagai seorang buta dan pengemis, tentunya ada banyak kebutuhan yang diperlukan oleh Bartimeus. Tetapi saat Bartimeus mendengar bahwa Yesus orang Nazaret sedang lewat, dia hanya menyampaikan ‘satu kebutuhannya’, yaitu ‘belas Kasih Allah’. Bartimeus hanya ‘merindukan belas kasihan’ Allah, supaya bisa melihat terang. Page - ▫ ▫ ▫ Bartimeus merindu untuk bisa ‘melihat’ Anak Manusia yang adalah terang itu dengan benar (Mar. 10:51). Yesus melakukan seperti apa yang dirindukan Bartimeus dengan berkata: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Yang dirindukan Bartimeus adalah kerinduan atau permintaan yang sesuai dengan kehendak Allah (1 Yoh. 5:1-4). Kata ‘imanmu’ berarti Bartimeus telah menerima Yesus secara pribadi dalam hidupnya. Yesus yang mengerjakan ‘keselamatan’ dan Yesus yang ‘melayani’ umat manusia. Kedua perkara ini dimiliki oleh Bartimeus, dan hal ini dikatakan sendiri oleh Yesus. Bartimeus telah mengalami pekerjaan Yesus sebagai ‘Manusia dan Hamba’. Bartimeus diselamatkan dan disembuhkan. Setelah sembuh, Bartimeus tidak meninggalkan Yesus, tetapi ia tetap mengikut Yesus sambil memuliakan Allah (membawa hidupnya untuk menyembah). Luk. 18:42-43 18:42 Lalu kata Yesus kepadanya: "Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!" 18:43 Dan seketika itu juga melihatlah ia, lalu mengikuti Dia sambil memuliakan Allah. Seluruh rakyat melihat hal itu dan memuji-muji Allah. - - - Yesus telah menyatakan ‘keselamatan’ bagi Bartimeus. Dia telah menerima ‘keselamatan dan pelayanan’ dari Tuhan, dan ini adalah ‘pakaian’. Perhatikan: Bartimeus tidak mau hanya sampai pada keselamatan, tetapi setelah Bartimeus ‘diselamatkan’ dan dijadikan ‘melihat’, Bartimues melanjutkan perjalanan bersama Yesus lalu mengikuti Dia sambil memuliakan Allah. Pada ayat di atas dikatakan, bahwa Bartimeus mengikut Yesus dengan ‘memuliakan’ Allah. Inilah ‘pembasuhan’, memuliakan Allah dengan senantiasa mengikuti pergerakan dari Anak Manusia. Kita tahu bahwa perjalanan dari Anak Manusia adalah: mati bangkit naik ke Surga datang kembali untuk menjemput Gereja-Nya (Mempelai-Nya). Perjalanan inilah yang harus kita ikuti. Saat Anak Manusia datang kembali, DIA tidak datang dalam wujud ‘Manusia’, tetapi dalam ‘Keilahian’ yang penuh dengan kemuliaan. Dua kenyaatan yang ada pada Yesus ini harus ada pada kita. DIA sebagai Manusia dan Ilahi. Rom. 1:4 Yesus sebagai Ilahi 1:4 tetapi secara ilahi Ia ternyata adalah Anak Allah. Itu terbukti dengan kuasa yang luar biasa melalui kebangkitan-Nya dari kematian. (B.I.S) - - - Perhatikan: Secara daging (manusia) Yesus adalah Manusia, DIA dilahirkan dan bertumbuh menjadi Hamba yang melayani. Tetapi secara Ilahi (Roh Kekudusan) Yesus adalah ‘Anak Allah’, hal ini terbukti dengan dibangkitkannya Yesus dari antara orang mati oleh kuasa yang luar biasa. Dengan bangkitnya Yesus dari antara orang mati, hal ini membuktikan bahwa DIA bukan manusia biasa, tetapi DIA adalah ‘Manusia Ilahi’. Jadi, Tuhan kita Yesus Kristus bukan hanya ‘Manusia’, tetapi juga ‘Ilahi’. DIA tidak kembali kepada debu tanah, sebab DIA bangkit dari antara orang mati dan naik ke Surga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Naiknya Yesus ke Surga membuktikan bahwa DIA adalah ‘Anak Allah’. Di sini kita bisa mengetahui bahwa Yesus yang kita ikuti adalah Allah yang layak disembah. Bukan seperti yesus-yesus yang lain, yang tidak bisa bangkit apalagi naik ke Surga. Kol. 3:1 - Jadi, Yesus itu Lahir Mati Bangkit Naik ke Surga. Dari sini kita bisa melihat sifat keilahian Yesus. Yesus yang kita sembah adalah MANUSIA, DIA sebagai HAMBA (nabi) yang melayani sampai mati dan bangkit. Kebangkitan-Nya adalah untuk menunjukkan KE-ILAHIAN-NYA kepada dunia, atau manusia. Jadi, Yesus adalah Anak Allah. Buktinya adalah DIA bangkit dari antara orang mati. Dibangkitkan oleh Roh Kudus dan duduk di sebelah kanan Bapa atau memerintah bersama Bapa. Kenaikan Yesus ke Surga dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa juga membuktikan bahwa DIA adalah Ilahi. Page - 2 3:1 Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Ilahi Manusia Kesaksian Yesus sebagai Ilahi dalam diri kita ▫ Seringkali, saat kita ditanya apa bukti bahwa Yesus adalah Allah, kita tidak bisa menjawab. Bagi kita gereja Tuhan yang berada di dunia, apa bukti bahwa DIA sudah duduk di sebelah kanan Allah Bapa? Kelahiran Baru (Proses Penyucian). ▫ Jadi, yang ‘Kesaksian Yesus’ bagi kita sekarang bahwa DIA adalah Anak Allah, yaitu: kita hidup dalam proses penyucian. Inilah bukti. Hal ini harus kita buktikan pada diri masing-masing, bahwa Yesus adalah Anak Allah. Yesus yang duduk di Surga, berdoa bagi kita supaya kita kuat untuk masuk dalam proses penyucian. Yoh. 17:15-17 Penyucian 17:17 Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. 17:17 Tiyang-tiyang menika mugi Paduka sengker dados kagungan Paduka piyambak, srana kayektosan Paduka. Pangandika Paduka menika kayektosan. (bhs Jawa) - - - Perkataan ‘Kuduskanlah mereka’, artinya: mereka tidak hanya selamat sebab mereka telah menerima Yesus sebagai manusia, tetapi mereka juga dikuduskan. Memang kita sudah dikuduskan melalui kematian-Nya, di mana DIA telah mengampuni dosa kita. Jika kita telah disucikan oleh Yesus melalui kematian-Nya (Darah-Nya), maka penyucian ini harus meningkat, di mana kita harus mengalami penyucian yang dikerjakan oleh Allah di dalam Firman-Nya. Kata ‘kuduskanlah mereka dalam kebenaran’ berarti masuk ‘proses pengudusan’. Orang-orang yang masuk dalam proses kekudusan adalah orang-orang yang di ‘sengker’, dipingit, dipisahkan dari yang lain atau dikhususkan. Pengertian di ‘sengker’ sama artinya dengan: a. Yeh. 36:25 yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu. (hasil dari kematian Yesus, disucikan oleh darah-Nya) – Halaman Tabernakel b. Yeh. 36:26 Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. ▫ ▫ ▫ Menjelang hari kedatangan-Nya, proses penyucian dikerjakan seperti pemurni logam. DIA akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan DIA mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan kurban yang benar kepada TUHAN (Mal. 3:3). Mempersembahkan kurban yang benar kepada Tuhan = pelayanan yang sejati, persembahan yang sejati, kehidupan yang diselamatkan dan dikuduskan. Kata ‘Lewi’ menunjuk kepada IMAM, pribadi yang di-sengker. DIA sekarang duduk di sebelah kanan Allah Bapa dan berdoa bagi kita, arahkan pandangan kita ke atas, kepada Yesus, sehingga kuasa kebangkitan bisa kita rasakan sekarang. 4 sifat Yesus ▫ Inilah Penampilan dari Sifat Yesus a. DIA sebagai Manusia (lahir – mati) Manusia b. DIA sebagai Hamba (melayani) c. DIA sebagai Anak Allah (bangkit dan naik ke Surga) Ilahi d. DIA sebagai Raja (duduk di tahta) ▫ Keempat sifat dari Tuhan kita Yesus Kristus ini juga ditulis di dalam Kitab Wahyu. 3 - menerima KESELAMATAN, tetapi orang yang mau DIKUDUSKAN. Jadi, ‘proses kekudusan’ ini sifatnya ‘harus’. Jika hanya sekedar ‘selamat’, terlalu riskan!!! Proses Penyucian hanya bisa dikerjakan oleh Bapa dengan Kebenaran Firman-Nya saja. Jika hendak menjadi milik-Nya, gereja harus mau disucikan. Tujuannya adalah supaya kita bisa menjadi milik Allah secara pribadi. Allah ingin memiliki kehidupan gereja-Nya secara pribadi, inilah Kebenaran. Page - (hasil dari kebangkitan Yesus, disucikan oleh Firman-Nya) – Ruang Kudus dari Tabernakel Kata ‘kagungan’ = milik. Orang yang dimiliki oleh Allah secara pribadi adalah orang yang tidak hanya Wah. 4:5-7 4:7 Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang. - - Ada empat mahluk (zat) dengan 4 muka: 1) Singa RAJA 2) Anak Lembu HAMBA 3) Manusia MANUSIA 4) Burung Nazar ANAK ALLAH (ilahi) Jadi, Kesaksian Yesus sebagai Anak Manusia dalam wujud sebagai MANUSIA dan ILAHI harus ada pada kita. Wujudnya adalah: 1. Kita menerima DIA sebagai juru selamat yang telah menghapus segala dosa kita 2. Kita menerima PELAYANAN-Nya yang telah melayani dengan mengosongkan diri sampai mati untuk melahirkan kita sebagai anak-anak Allah 3. Kita menjadi IMAM-IMAM yang melayani dan senantiasa mencari perkara yang di atas (KEBANGKITAN) 4. Kita hidup dalam PROSES PENYUCIAN (NAIK dan DUDUK di sebelah KANAN BAPA) 1 Pet. 1:3 Manusia yang menyelamatkan dan melahirkan 1:3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, - - Perhatikan: Yesus mati dan bangkit. Saat DIA bangkit, kebangkitan itu untuk ‘melahirkan’ kita gereja Tuhan. Orang yang dilahirkan dengan kuasa Kebangkitan Yesus adalah orang yang ‘penuh pengharapan’, bukan saja kuasa ‘kematian’, tetapi juga ‘kebangkitan’. Mengapa? Sebab DIA bangkit dan naik ke Surga untuk ‘berdoa dan menyediakan’ tempat bagi kita. Jadi, kehidupan yang dilahirkan baru adalah kehidupan yang ada pengharapan untuk memiliki Kerajaan Surga. 1:4 untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu. - - - Inilah penyucian. Kehidupan yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar, dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di Surga adalah kehidupan yang seharusnya kita miliki sekarang. Jika kehidupan kita sebagai anak Tuhan gampang layu, gampang tergoda, coba periksa kembali kelahiran barunya. Perhatikan: Jika kelahiran ini benar-benar disebabkan oleh ‘kematian dan kebangkitan’ Yesus, dia akan hidup dalam suasana Surga. Mengapa bisa demikian? Sebab, setelah Yesus mati dan bangkit, DIA kembali ke Surga (bersuasanakan Surga). Pada ayat 4, kita bisa melihat suasana Surga. Suasana ini sudah harus nyata dalam kehidupan kita sekarang, yaitu: tidak gampang dirusak oleh apapun, tidak gampang layu, tidak gampang dikotori, dan tersimpan di Surga. 1:5 Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir. 4 Jadi, kelahiran baru adalah untuk menerima kenyataan hidup yang sebenarnya pada akhir zaman, itulah hidup kekal. Hidup di dalam pemeliharaan kekuatan Tuhan oleh karena Iman. Iman menunjuk kepada proses awal, bagaimana kita menerima DIA sebagai Manusia, untuk kemudian dipelihara dalam kekuatan Ilahi. Page - 1:6 Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. 1:7 Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu -- yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api -- sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. - Ingat: kita masih di dalam dunia. Dalam doa-Nya, Yesus mengatakan: Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat. Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. - - Kita masih di dunia, tetapi sementara kita hidup di dunia, perlindungan atau pemeliharaan kekuatan Allah berlaku. Firman Allah yang diberikan kepada kita merupakan wujud pemeliharaan dan perlindungan bagi kita. Selain itu, Firman Allah adalah kekuatan dari Allah yang memampukan kita masuk dalam penyucian. Dikatakan ada ‘pencobaan’. Pencobaan bukan untuk membinasakan atau menjatuhkan atau menyengsarakan kita, tetapi itu merupakan proses penyucian. Hal ini dikerjakan sebab kita harus ditampilkan bagaikan emas murni yang cemerlang, tiada bernoda, cacat, dan kerut. Tanda Bukti ▫ Jadi, ‘kelahiran baru’ kita oleh karena ‘kematian dan kebangkitan’ Yesus. DIA mati untuk membeli kita. Dibeli dengan harga mahal oleh Yesus, yaitu dengan Darah-Nya. Kematian Yesus dengan menumpahkan darah-Nya adalah untuk melahirkan gereja Tuhan. Itu harga mahal yang jauh lebih mahal dari emas – perak. ▫ Jika kita memiliki ‘Iman’, itu bukti bahwa kita sudah dibeli oleh Tuhan. Ingat bahwa Iman bukan hasil upaya kita, tetapi ‘karunia’ Tuhan kepada kita yang telah membeli kita dengan harga lunas (sah) – Efe. 2:8-9. ▫ Jadi, Iman adalah tanda bukti (kwitansi) bahwa kita sudah dibeli oleh Tuhan. Itu sebabnya, sekalipun kita diijinkan untuk masuk dalam pencobaan, jangan buang ‘tanda bukti’ (Iman) ini. Jaga dan hargai tanda bukti itu. 1:8 Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan, 1:9 karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu. - - - Harga Iman atau harga kehidupan baru tidak sama dengan emas-perak, tetapi seharga ‘darah – ilahi’. Jadi, jangan tukar Iman dengan apapun juga, sekalipun itu dengan emas-perak. Jangan hilangkan atau buang kwitansi ini dengan emas-perak. Jika Firman Allah melarang supaya kita jangan menukar dengan emas (yang kata dunia tidak bisa berkarat), maka sangat bodoh bagi kita jika kita mau menukar Iman dengan manusia. Manusia bisa karatan! Jika tidak percaya, coba datang ke Sanglah. Apa-apa yang berbau daging pasti karatan. Itu sebabnya, jangan tukar Iman yang ditimbulkan dari berita Firman Kristus ini dengan apapun. Hanya orang yang matanya tidak dibukakan (masih buta), yang melihat bahwa emas-perak lebih mahal dari keselamatan. Terlalu banyak orang Kristen bodoh yang rela tidak selamat, asal mendapatkan emas-perak. Hanya karena mengejar emas-perak, mereka melepaskan keselamatan. Itu sebabnya Yesus ajarkan: Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya. (Mar. 8:36) ▫ Perhatikan ayat 9 di atas: kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu. Tujuan akhir dari Iman adalah keselamatan, suatu sukacita yang tidak terkatakan. Jiwa ini ditebus oleh Tuhan dengan kwitansi (darah adalah kwitansi). Iman adalah bukti bahwa darah itu ada dalam hidup kita (Iman harus dikaitkan Kita dimiliki oleh Tuhan, dan jangan ditukar dengan apapun, sebab surat ini surat berharga, bukti kepemilikan Yesus atas kehidupan kita. Ada pencobaan, tetapi bukan untuk melepaskan keselamatan yang sudah kita miliki. Tetapi pencobaan itu untuk meneguhkan kita. Jangan melepaskan kehidupan baru, tetapi dengan kehidupan baru, kita masuk Proses Penyucian. Page ▫ 5 dengan darah Kristus). 2 Tim. 4:2 Penyucian di dalam Firman 4:2 Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. - Kita disucikan, masuk dalam ‘proses penyucian’ lewat Firman yang dibukakan, sehingga begitu terang Firman Allah dipancarkan, maka segala dosa kita akan menjadi nyata. Hal ini juga dikatakan oleh Yesus: Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. - - ▫ Jika dosa dinyatakan oleh Firman, jangan marah, jangan tersandung, jangan mencari pembelaan, jangan mengkritik dan kemudian menghasut orang lain. Jika dosa dinyatakan, berarti kita dimasukkan (diperhitungkan) sebagai ‘anak’ yang dilahirkan dan dimasukkan dalam proses penyucian. Firman penyucian untuk memisahkan kita dari kehidupan lama, untuk memotong tali pusat. Kita dipisahkan dari ‘hidup lama’, untuk hidup sesuai dengan hidup yang baru yang diberikan Tuhan. Memang kita pernah membutuhkan ‘ari-ari’, tetapi jika kita sudah dilahirkan kembali oleh Allah dan masih diijinkan untuk tinggal di bumi, Tuhan ingin berikan suatu sistem hidup yang baru (secara jasmani, hidup di dalam dan di luar rahim itu berbeda). ▫ ▫ Ari-ari – tali pusat harus dipotong, sebab tali pusat sudah tidak berguna lagi. Jika kita mau hidup, justru tali pusat harus dipotong. Jangan mengatakan: dulu saya khan hidup dari ari-ari. Itu sama halnya kita berkata: dulu saya khan hidup dengan berdusta, dengan berdosa, dengan dunia, jangan dipotong, sayang! Dulu kita hidup dengan memerlukan dosa, supaya bisa hidup. Jika seseorang hidup bersama dengan ‘ari-ari’, itu kehidupan yang aneh, memalukan, menjijikkan, bahkan akan mati (tidak hidup, malah mati). Kita harus bertobat, kita harus dilepaskan supaya bisa hidup rohani, dan dalam hal ini kita harus mengerti bahwa kita tidak membutuhkan dosa lagi. Jika dulu kita hidup dari atau dengan dosa, bahkan dosa merupakan suatu kebutuhan, sekarang harus dipotong!!!!!! Kita dibasuh oleh Firman, pembasuhan ini bertujuan: 1. Untuk menyatakan segala kesalahan. 2. Untuk menegor (jika Firman Allah sudah menyatakan ‘kesalahan’, seharusnya kita sudah mengerti, tetapi kalaupun belum mengerti, kita akan ditegor. Jika kita ditegor, terima tegoran itu dan jangan bertahan pada kesalahan). 3. Menasihati. Firman Allah tidak hanya menyatakan kesalahan dan menegor, tetapi DIA juga menasihati, sehingga kita tahu apa yang harus kita kerjakan. Supaya cemerlang, tanpa kerut, noda, cacat cela. Rasul Paulus dengan Firman Penyucian ▫ Firman Penyucian sepertinya ‘dipaksakan’. Manusia ‘dipaksa’ oleh Tuhan supaya suci. Dan saat Firman penyucian disampaikan, hal ini tidak menimbulkan sukacita bagi daging. Mengapa? Sebab Firman Penyucian akan menelanjangi daging dan mematikan daging. Hal ini juga dirasakan oleh Rasul Paulus dengan jemaat Korintus. 2 Kor. 7:8-9 7:9 namun sekarang aku bersukacita, bukan karena kamu telah berdukacita, melainkan karena dukacitamu membuat kamu bertobat. Sebab dukacitamu itu adalah menurut kehendak Allah, sehingga kamu sedikit pun tidak dirugikan oleh karena kami. 6 - Firman Penyucian sangat tidak menguntungkan bagi daging, sebab pemberitaan ini akan menimbulkan ‘dukacita’. Jika kita berada pada pemberitaan semacam ini, jangan lari dan meninggalkan, tetapi tetap tinggal. Dukacita itu hanya ‘sementara’ dan tidak ‘merugikan sama sekali. Dukacita itu menurut kehendak Allah. Dan dukacita yang menurut kehendak Allah, akan membuat kita bertobat – berubah, sebab ada kuasa dalam dukacita karena kehendak Allah. Page - 7:10 Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian. - - - Dalam keadaan dukacita, jangan putus asa atau berselisih pendapat dengan Allah, tetapi carilah kehendak Allah. Sebab dalam setiap dukacita, Allah menempatkan kehendak-Nya. Jika kita bisa menemukan kehendak-Nya, maka kita akan mengalami kedaulatan Tuhan, sebab di dalam kehendakNya, Allah menempatkan kedaulatan-Nya. Pembasuhan Firman Allah mengasilkan pertobatan atau keubahan hidup, yang membawa kita kepada keselamatan. Dan tidak ada orang yang menyesal karena menerima keselamatan. Tuhan mengerjakan keselamatan menurut cara-Nya. Di dalam dunia ada dukacita, di dalam Tuhan juga ada dukacita. Mana yang kita pilih? Dukacita yang ditimbulkan oleh dunia menghasilkan KEMATIAN, tetapi dukacita yang menurut kehendak Tuhan, menghasilkan KESELAMATAN. 7:11 Coba kalian perhatikan apa hasilnya padamu oleh kesedihan yang sejalan dengan kehendak Allah! Hasilnya ialah kalian sungguhsungguh berusaha untuk menjernihkan kekeruhan! Kalian menjadi benci terhadap dosa, kalian takut, kalian rindu, kalian menjadi bersemangat, kalian rela menghukum yang bersalah! Dalam seluruh persoalan ini kalian sudah menunjukkan bahwa kalian tidak bersalah. (B.I.S) - - ▫ ▫ Inilah hasil dari pembasuhan yang dikerjakan oleh Firman, sekalipun ada dukacita: benci terhadap dosa, kalian takut, kalian rindu, kalian menjadi bersemangat, kalian rela menghukum yang bersalah! Sayang dosa, tidak rindu Firman, tidak suka melayani, memelihara dosa = ruwet, keruh. Jika seseorang mengalami Firman Penyucian, dia tidak lagi mencintai dosa, semakin takut akan Tuhan, semakin rindu akan Firman, semakin tergairah dalam pelayanan – mengarahkan pandangan ke atas, tidak kompromi dengan dosa. Di dalam Dua Loh Baru, ada: LARANGAN dan PERINTAH. Ada yang ‘jangan’ dan ada yang ‘harus’. Baik ‘Larangan’ atau ‘Perintah’, keduanya tidak disukai daging. Perintah dan Larangan adalah wujud Kasih Allah, wujud Penyucian Allah, supaya manusia tidak binasa. Tetapi jika sementara kita disucikan lalu kita mengeraskan hati, maka DIA akan datang dengan cambuk. Cambuk ada banyak macamnya, tetapi apapun macamnya, yang pasti jauh lebih sakit dibanding ketiga hal di atas. Ibr. 12:11 Cambuk 12:11 Memang pada waktu kita diajar, hukuman itu tidak menyenangkan hati kita, melainkan hanya menyedihkan saja. Tetapi kemudian dari itu, bagi kita yang sudah diajar, hukuman itu menyebabkan kita hidup menurut kemauan Allah, dan menghasilkan perasaan sejahtera pada kita. (B.I.S) - - 7 - Hajaran hanya untuk kehidupan yang tidak mau dengar-dengaran. Sebenarnya, cukup Firman Allah yang melarang dengan kata ‘jangan’. Cukup dengan Firman Allah yang menasihati dengan kata: ini yang ‘harus’ kamu kerjakan. Jika kita menurut, Tuhan tidak perlu pakai ‘hajaran’. Tetapi jika terpaksa, Tuhan akan mengerjakan dengan ‘hajaran’. Hajaran ini pun masih merupakan wujud Kasih Allah, agar kita hidup kembali di dalam kebenaran dan dalam kekudusan. Perhatikan kalimat: hukuman itu menyebabkan kita hidup menurut kemauan Allah, DIA adalah Kasih. Jadi, jangan salah paham dengan ‘hajaran’ Tuhan. Dan bagi kita, jika kita melihat orang yang sedang ‘dihajar’ oleh Tuhan, jangan dijadikan bahan omongan. Mengapa? Sebab dia sedang berada di dalam Kasih Allah. Yang tidak dihajar, bukan berarti sudah lebih baik dari yang menerima hajaran. Justru orang yang tidak dihajar sekalipun sudah menolak pernyataan, tegoran, dan nasihat Firman, orang semacam ini sedang dalam bahaya. Sebab kepada dia hanya disediakan untuk masuk dalam penghukuman kekal. Page - ▫ Jadi, CAMBUK – HAJARAN juga disediakan oleh Tuhan bagi yang tidak dengar-dengaran. Pernyataan dosa, tegoran dan nasihat melalui Firman Allah, seharusnya sudah cukup bagi kita. Jika kita mendengar Firman Allah, kita seharusnya sudah disucikan, dan kesucian itu senilah dengan Firman Allah. Mempertahankan Kesucian ▫ Jika ‘kesucian’ yang dikerjakan oleh Firman Allah sudah kita miliki, Kesucian ini harus kita pertahankan. Dengan apa kita mempertahankan? Dengan PENGHARAPAN. Kesucian harus dipertahankan dengan hati yang BERPENGHARAPAN bahwa Yesus akan datang kembali. ▫ Jika tidak, maka kita akan hidup sebagai pengejek-pengejek yang tidak mempertahankan ‘Keselamatan’ dan ‘Kekudusan’. Orang-orang yang hidup dalam hawa nafsu dan sengaja tidak mau tahu tentang Firman Allah. ▫ Kesucian adalah ukuran Kasih kita kepada Tuhan. Kesucian mengukur kehidupan kita untuk layak menyambut kedatangan Tuhan. Sebab kesucian akan meningkat sampai pada kesempurnaan dan bertemu dengan Yesus yang datang kembali sebagai Mesias. Wah. 22:14 22:14 Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu. ▫ ▫ ▪ ▪ DIA akan datang sebagai RAJA, DIA adalah Mesias – Tuan di atas segala tuan. Yesus sudah menampilkan keempat sifat-Nya, dan wujud dari keempat sifat Yesus itu harus nyata dalam kehidupan kita. Kita bisa mengalami sifat-sifat ini dalam pengikutan kita kepada Yesus. Jika kita menyimpang dalam pengikutan ini, kita tidak akan mendapatkan hak kita secara lengkap, bahkan apa-apa yang pernah kita terima, akan diambil kembali. Itu sebabnya, kita harus menerima proses-proses di mana DIA menjadi MANUSIA yang MELAYANI. Menyelamatkan kita, bahkan melahirkan kita, itu TANDA pekerjaan DIA sebagai MANUSIA, dan hal ini NYATA! Jika kita masuk dalam PENYUCIAN, itu adalah TANDA pekerjaan DIA sebagai ANAK ALLAH, dan hal ini harus NYATA dalam kehidupan kita. Pengikutan kita harus jelas, sehingga setiap pengikutan kita kepada Yesus, harus berada dalam sikap penyembahan (membasuh jubah). o Kita menyembah DIA yang sudah MENYELAMATKAN kita o Kita menyembah DIA yang sudah MELAYANAI kita o Kita menyembah DIA yang sudah MENYUCIKAN kita o Kita menyembah DIA yang akan datang kembali 8 - Pada saatnya, kita akan melihat kegenapan dari IMANUEL. Nubuatan tentang IMANUEL harus digenapkan, di mana manusia hidup bersama DIA tanpa dosa, inilah IMANUEL. DIA lahir menjadi manusia untuk menghapus segala dosa, manusia yang telah dihapus dosanya dan tetap tinggal di dalam kekudusan akan bersama-sama dengan DIA untuk selama-lamanya, IMANUEL Itu sebabnya, jangan pertahankan dosa, sebab dosa yang dipertahankan akan menceraikan kita. Pada zaman 1000 tahun, tidak ada dosa, dan hal itu yang bisa membuat kita hidup bersama dengan Yesus selama 1000 tahun untuk kemudian bersama-sama masuk dalam Kerajaan Allah yang kekal Yerusalem Baru. Page -