Inovasi Teknologi Pengendali Residu Pestisida Berbasis Arang Aktif Oleh: Asep Nugraha Ardiwinata- Balai Penelitian Lingkungan Pertanian (naskah ini disalin sesuai aslinya untuk kemudahan navigasi) (Sumber : SINAR TANI Edisi 20 – 26 Oktober 2010) T eknologi yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian ini bisa mengurangi kandungan residu pestisida hingga 50 persen. Melalui serangkaian kegiatan penelitian yang telah dilakukan di Lab. Residu Bahan Agrokimia (Lab RBA), Balai Penelitian Lingkungan Pertanian di Bogor pada periode 2007-2009 telah didapatkan suatu bahan amelioran arang aktif yang terbuat dari limbah pertanian yang diketahui memiliki daya serap tinggi dan mampu menyerap/mengikat pencemar residu pestisida. Gambar 1. Kemampuan Urea+ AATK (1). Zeolit (2) dan Urea+AATK+Fio dalam menekan residu insektisida klorpirifos (organofosfat) dan lindan (organoklorin) di tanah sawah hingga > 50%. Gambar 2. Pupuk urea berlapis arang aktif Arang aktif tersebut adalah arang aktif tempurung kelapa, sekam padi, tongkol jagung dan tandan kosong kelapa sawit. Arang aktif tersebut kemudian digunakan sebagai bahan pelapis pupuk urea dengan perbandingan (80 : 20) (Gambar 2) dan sebagai bahan pengisi/penyerap pada alat Fio (Filter pada inlet dan outlet) di lahan sawah (Gambar 4). Produk teknologi pemanfaatan limbah pertanian menjadi arang aktif yang mampu menyerap residu pestisida di lahan pertanian, teknologi pelapisan pupuk urea dengan arang aktif, dan alat filter residu pestisida pada saluran inlet dan outlet di lahan sawah telah didaftarkan hak patennya ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual pada tahun 2009 dengan nomor S00200900254, P00200900630 dan S00200900253. pendaftaran masing-masing Pada tahun 2010, Lab RBA, Balai Penelitian Lingkungan Pertanian bekerjasama dengan PT. Delta Bumi Jaya (pemilik pupuk kombinasi urea dan zeolit two in one) mengembangkan pupuk tersebut menjadi pupuk three in one (urea-zeolitarang aktif) (Gambar 3) yang memiliki kemampuan untuk menangkap dan mendegradasi pencemar residu pestisida. Berdasarkan hasil uji coba lapangan terlihat bahwa penggunaan urea berlapis arang aktif (berasal dari tempurung kelapa) dan urea berlapis arang aktif dan Fio serta penggunaan zeolit di rumah kaca dan lahan sawah menunjukkan bahwa bahan-bahan tersebut mampu menurunkan kadar residu pestisida klorpirifos (organofosfat) dan lindan (organoklorin) hingga > 50 % (Gambar 1). Gambar 3. Pupuk urea berlapis zeolit dan arang aktif. Gambar 4. Alat Fio (Filter inlet dan outlet) untuk di lahan sawah. Residu pestisida (insektisida) sudah menjadi masalah yang serius di Indonesia, dikarenakan efeknya yang sulit dilihat dengan kasat mata, selain itu masalahnya ibarat gunung es (terlihat kecil di permukaan namun efek di bawahnya telah menyebar ke mana-mana). Residu pestisida ditengarai dapat mengganggu metabolisme steroid, merusak fungsi tiroid, merangsang timbulnya kanker, stroke, merusak sel-sel hati, ginjal, sistem saraf, sistem imunitas dan sistem reproduksi. Residu insektisida telah ditemukan di berbagai komponen lingkungan pertanian (tanah, air dan tanaman) di berbagai lokasi sentra produksi padi dan sayuran di Pulau Jawa. Tidak menutup kemungkinan hal serupa terjadi di sentra produksi padi dan sayuran di luar Pulau Jawa. Residu pestisida sebagian besar akan terikat di tanah, dikarenakan sebanyak 60 % dari pestisida yang disemprotkan ke tanaman akan jatuh ke tanah yang selanjutnya menjadi residu pestisida, dan tentunya hal ini akan membahayakan kehidupan biota sungai bilamana residu tersebut terbawa aliran air permukaan. Untuk itu, maka diperlukan suatu strategi untuk mengikat/ imobilisasi residu pestisida agar tidak terbawa aliran air permukaan. Ada 2 (dua) strategi yang diterapkan untuk mengikat residu pestisida tersebut yaitu : 1) pengikatan residu pestisida di tengah petakan oleh arang aktif yang dilapiskan pada pupuk urea, 2) pengikatan residu pestisida oleh alat Fio yang ditempatkan pada posisi inlet dan outlet di petakan sawah. Dengan dua strategi tersebut diharapkan efek residu pestisida terhadap produk pertanian dan lingkungan dapat diminimalisir. Atas dasar pemikiran inilah Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian telah menemukan teknologi pengendali residu pestisida ini. Manfaat Pupuk Urea Berlapis Arang Aktif (+ Zeolit) 1. pupuk urea berlapis arang aktif dan zeolit akan bersifat slow release. 2. zeolitnya akan berfungsi mengikat pupuk N dan K serta meningkatkan KTK tanah. 3. pupuk urea akan tidak mudah menguap dan tidak mudah tercuci. 4. arang aktifnya akan berfungsi untuk mengikat (imobilisasi) pencemar residu pestisida. 5. arang aktif akan disenangi oleh mikroba pendegradasi residu pestisida sebagai "rumah tinggalnya" sehingga populasinya meningkat.