1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan sebuah proses pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang terjadi manakala seseorang melakukan interaksi secara intensif dengan sumber-sumber belajar. Kegiatan atau aktivitas pembelajaran didesain dengan tujuan untuk memfasilitasi siswa mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran. Kompetensi atau tujuan pembelajaran mencerminkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat diperlihatkan seseorang setelah menempuh proses pembelajaran. Kompetensi dalam hal ini dapat dianggap sebagai hasil belajar. Pencapaian tujuan pembelajaran tidak terlepas dengan pencapaian tujuan pendidikan. Undang–undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dengan mencermati undang-undang tersebut, maka cakupan tujuan pendidikan meliputi ranah kognitif, ranah psikomotor, dan ranah afektif. Hal ini sejalan dengan pendapat Bloom (1964) yang mengemukakan tiga jenjang kemampuan hasil belajar yaitu ranah kognitif, ranah psikomotor, dan ranah afektif. Ai Nurrochmah, 2012 Kontribusi Kit Praktikum Kimia Skala Kecil Terhadap Ranah Afektif Siswa Dalam Proses Pembelajaran Sub Pokok Materi Alkena Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2 Hasil belajar perlu dinilai untuk melihat kemajuan belajar peserta didik. Dengan mengacu pada hasil belajar taksonomi Bloom, maka penilaian hasil belajar yang ideal mencakup ketiga ranah tersebut. Namun menurut Qomari (2008) penilaian hasil belajar belum dilaksanakan secara komprehensif karena masih didominasi evaluasi pada ranah kognitif. Pengukuran ranah afektif pun tidak semudah mengukur ranah kognitif. Pengukuran ranah afektif tidak dapat dilakukan setiap saat (dalam arti pengukuran formal) karena perubahan tingkah laku peserta didik dapat berubah sewaktu-waktu. Pembentukan sikap seseorang memerlukan waktu yang relatif lama. Hal ini mengakibatkan ranah afektif yang terbentuk sebagai hasil belajar kurang diperhatikan. Padahal keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotor dipengaruhi oleh kondisi afektif peserta didik. Menurut Warianto (2011) peserta didik yang memiliki minat belajar dan sikap positif terhadap pelajaran akan merasa senang mempelajari mata pelajaran tertentu, sehingga diharapkan akan mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Hasil belajar pada ranah afektif merupakan suatu bentuk hasil belajar yang berdasarkan sikap pada siswa setelah pembelajaran. Menurut Qomari (2008) pencapaian tujuan belajar ranah afektif akan menjadikan seseorang menjadi berakhlak mulia. Berdasarkan hal tersebut, pembelajaran yang dilakukan hendaknya dapat mengembangkan ranah afektif siswa. Pembelajaran dengan menggunakan metode praktikum dapat mengembangkan ranah afektif siswa karena menurut Firman (1989) kegiatan praktikum dapat dijadikan wahana Ai Nurrochmah, 2012 Kontribusi Kit Praktikum Kimia Skala Kecil Terhadap Ranah Afektif Siswa Dalam Proses Pembelajaran Sub Pokok Materi Alkena Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3 pengembangan potensi siswa yang meliputi ranah kognitif, afektif (sikap), dan psikomotor. Menurut Dwiyanti dkk (2003) praktikum di SMA adalah praktikum dengan menggunakan alat dan bahan skala makro. Dalam praktikum skala makro, digunakan alat yang berukuran besar dan zat yang cukup banyak (0,5 – 1 gram untuk zat berwujud padat dan 20 ml untuk zat berwujud cair), sehingga diperlukan ruang penyimpanan yang besar, waktu yang cukup lama, biaya yang cukup mahal, dan menghasilkan limbah yang cukup banyak. Oleh karena itu, diperlukan alternatif praktikum kimia yang sederhana, murah dan mudah. Praktikum kimia skala kecil diharapkan mampu mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki praktikum kimia skala makro. Dalam praktikum kimia skala kecil digunakan zat yang jumlahnya relatif kecil sehingga lebih ekonomis, tidak membutuhkan waktu yang terlalu banyak, dan meminimalisir jumlah limbah yang dihasilkan. Meskipun jumlah zat yang digunakan relatif kecil, namun perubahan dan gejala yang terjadi masih bisa diamati. Hal ini membuat praktikum kimia skala kecil lebih efisien dan ramah lingkungan (green chemistry). Praktikum kimia skala kecil pun bisa dilaksanakan di dalam kelas (tidak hanya di labolatorium) karena prosedur percobaan, alat-alat dan bahan-bahan sudah dikemas dalam kit. Di antara beberapa subpokok materi kimia SMA kelas X semester 2 terdapat subpokok materi alkena. Alkena merupakan bagian dari hidrokarbon. Berdasarkan kajian kompetensi dasar kelas X semester 2 yaitu menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan hubungannya dengan sifat senyawa, maka alkena dapat dipelajari dengan metode praktikum karena sifat Ai Nurrochmah, 2012 Kontribusi Kit Praktikum Kimia Skala Kecil Terhadap Ranah Afektif Siswa Dalam Proses Pembelajaran Sub Pokok Materi Alkena Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 4 senyawa alkena akan lebih jelas jika diamati secara langsung melalui kegiatan praktikum. Menurut Rustaman (2003) dengan melakukan praktikum, siswa akan menjadi lebih yakin atas suatu hal daripada hanya menerima dari guru dan buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah, dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa. Beberapa penelitian terkait hasil belajar ranah afektif menggunakan metode praktikum telah dilakukan, diantaranya oleh Nedha (2007) dan Yulianti (2005). Menurut hasil penelitian Nedha (2007) pembelajaran identifikasi sifat asam basa dengan model pembelajaran kontekstual dapat mengembangkan ranah afektif siswa dengan baik. Sedangkan hasil penelitian Yulianti (2005) menunjukkan bahwa ranah afektif pada pembelajaran destilasi tergolong baik. Sementara itu, studi kasus mengenai praktikum kimia skala kecil yang dilakukan oleh Engler, et al. (2000) menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memberikan respon positif terhadap kegiatan praktikum kimia skala kecil. Siswa tidak merasa cemas akan memecahkan peralatan gelas. Siswa juga mempunyai waktu yang lebih banyak untuk mempelajari konsep dan prinsip dasar dari percobaan yang dilakukan. Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan tersebut, maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul “Kontribusi Kit Praktikum Kimia Skala Kecil Terhadap Ranah Afektif Siswa dalam Proses Pembelajaran Subpokok materi Alkena”. Ai Nurrochmah, 2012 Kontribusi Kit Praktikum Kimia Skala Kecil Terhadap Ranah Afektif Siswa Dalam Proses Pembelajaran Sub Pokok Materi Alkena Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah pokoknya adalah: “Bagaimana kontribusi kit praktikum kimia skala kecil terhadap ranah afektif siswa dalam proses pembelajaran subpokok materi alkena?” Untuk lebih terarahnya penelitian ini, maka rumusan masalah di atas dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan berikut: 1. Bagaimana hasil belajar afektif siswa dalam proses pembelajaran subpokok materi Alkena menggunakan praktikum kimia skala kecil? 2. Bagaimana tanggapan siswa terhadap pembelajaran subpokok materi alkena menggunakan kit praktikum kimia skala kecil? 3. Bagaimana tanggapan siswa terhadap kit praktikum kimia skala kecil? C. Pembatasan Masalah Untuk menjaga agar penelitian ini tidak terlalu meluas, maka peneliti membatasi kajian penelitian ini dengan pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Subpokok materi alkena yang dipraktikumkan adalah sifat-sifat Alkena dan perbandingannya dengan Alkana yang dipelajari di kelas X semester 2. 2. Hasil belajar afektif yang diteliti terdiri dari lima aspek, yaitu menerima (receiving), merespon (responding), menilai (valuing), organisasi (organization), dan pembentukan karakter (characterization). Ai Nurrochmah, 2012 Kontribusi Kit Praktikum Kimia Skala Kecil Terhadap Ranah Afektif Siswa Dalam Proses Pembelajaran Sub Pokok Materi Alkena Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 6 D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi atau gambaran mengenai kontribusi kit praktikum kimia skala kecil terhadap ranah afektif siswa dalam proses pembelajaran subpokok materi alkena. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi pihak-pihak dalam dunia pendidikan, diantaranya: 1. Bagi guru a) Memberikan informasi tentang metode praktikum kimia skala kecil sebagai metode pembelajaran alternatif dalam mengembangkan hasil belajar afektif siswa. b) Memberikan informasi tentang praktikum kimia skala kecil yang lebih murah, ramah lingkungan, tidak berbahaya, serta dapat dilakukan di dalam kelas maupun di laboratorium. c) Memberikan informasi tentang contoh penilaian (evaluasi) ranah afektif. 2. Bagi siswa a) Membantu siswa dalam memahami subpokok materi Alkena. b) Mendidik siswa untuk bersikap hemat dalam penggunaan bahan kimia. c) Memberikan pengalaman baru dalam belajar Kimia sehingga dapat mengembangkan rasa ingin tahu dan memunculkan minat siswa untuk mempelajari kimia lebih lanjut. Ai Nurrochmah, 2012 Kontribusi Kit Praktikum Kimia Skala Kecil Terhadap Ranah Afektif Siswa Dalam Proses Pembelajaran Sub Pokok Materi Alkena Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 7 3. Bagi calon pengajar kimia SMA/MA Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai proses pembelajaran menggunakan metode praktikum kimia skala kecil. 4. Bagi peneliti lain Penelitian ini dapat menjadi acuan (titik tolak) dalam melakukan penelitian yang sejenis terhadap topik-topik kimia yang lain. F. Penjelasan Istilah 1. Kontribusi adalah mempunyai andil, mempunyai sumbangan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008). 2. Metode praktikum adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang sedang dipelajari (Djamarah, S.B. dan Aswan Zain, 2010). 3. Praktikum kimia skala kecil merupakan praktikum kimia berwawasan lingkungan dengan jumlah zat yang lebih sedikit (Engler, John. et al., 2000). 4. Domain afektif terdiri dari lima aspek yaitu menerima (receiving), merespon (responding), menilai (valuing), organisasi (organization), dan pembentukan karakter (characterization) (Krathwohl et al., 1964). 5. Alkena merupakan golongan senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh yang hanya memiliki sebuah ikatan rangkap dua dan mempunyai rumus umum CnH2n dimana n = 2, 3, 4, … (Manan, 2009). Ai Nurrochmah, 2012 Kontribusi Kit Praktikum Kimia Skala Kecil Terhadap Ranah Afektif Siswa Dalam Proses Pembelajaran Sub Pokok Materi Alkena Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu