Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia tumbuh dan berkembang pada masa bayi ke masa dewasa melalui beberapa langkah dan jenjang. Kehidupan anak dalam menelusuri perkembangan itu pada dasarnya merupakan kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkungan. Kemampuan mereka untuk berinteraksi akan terus berlangsung sampai mereka dewasa. Hal pertama yang diajarkan dari masa anak-anak adalah hubungan sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-harinya. Hubungan sosial merupakan hubungan antarmanusia yang saling membutuhkan. Hubungan sosial dimulai dari tingkat yang sederhana yang didasari oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa, kebutuhan manusia menjadi kompleks dan dengan demikian, tingkat hubungan sosial juga berkembang menjadi amat kompleks. Pada jenjang perkembangan remaja, seorang remaja bukan saja memerlukan orang lain untuk memenuhi kebutuhan pribadinya, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan sosialnya. Biasanya pada tahap remaja ini, mereka mulai mendapat berbagai macam pengalaman yang akan membentuk karakteristik diri mereka. Hal ini sangat berguna pada saat mereka dewasa kelak. 1.1.1 Permasalahan yang dihadapi remaja Pertama adalah masalah tidak percaya diri karena tubuhnya dinilai kurang / tidak ideal baik oleh orang lain maupun oleh dirinya sendiri, atau merasa tidak memiliki kelebihan yang bisa dipakai sebagai modal dalam bergaul. Rasa kurang percaya diri ini kemudian menyebar ke hal-hal yang lain, misalnya malu untuk berhubungan 1 dengan orang lain, tidak percaya diri untuk tampil di muka umum, menarik diri, pendiam, malas bergaul dengan lawan jenis atau bahkan kemudian menjadi seorang yang pemarah, sinis, dan lain-lain. Dalam perkembangan sosial remaja, mempunyai harga diri yang positif sangat berperan dalam pembentukan pribadi yang kuat, sehat dan memiliki kemampuan untuk menentukan pilihan, termasuk mampu berkata “tidak” untuk hal-hal yang negatif dengan kata lain tidak mudah terpengaruh berbagai godaan yang dihadapi seorang remaja setiap hari dari teman sebaya mereka sendiri. Kedua adalah pemikirannya yang mulai berkembang sehingga mereka mulai memandang sesuatu dengan sudut pandang yang berbeda dengan sudut pandang orang lain dan kenyataan yang ada. Selain itu, bagaimana soerang remaja memandang segala sesuatunya bergantung pada emosinya sehingga menentukan pandangannya terhadap suatu objek psikologis. Sulitnya, emosi remaja umumnya belum stabil. Secara psikososial terlihat perkembangan remaja pun memandang dan menghadapi hal-hal yang berhubungan dengan peran mereka sebagai konsumen. Seiring perkembangan biologis, psikologis, sosial ekonomi tersebut, remaja memasuki tahap dimana sudah lebih bijaksana dan sudah lebih mampu membuat keputusan sendiri (Steinberg, 1996:144). Hal ini meningkatkan kemandirian remaja, termasuk juga posisinya sebagai konsumen. Remaja memiliki pilihan mandiri mengenai apa yang hendak dilakukan dengan uangnya dan menentukan sendiri produk apa yang ingin ia beli. Namun di lain pihak, remaja sebagai konsumen memiliki karakteristik mudah terpengaruh, mudah terbujuk iklan, tidak berpikir hemat dan kurang realistis. Ketiga adalah masalah dengan orang tua. Ketika seorang anak sudah mulai memasuki fase untuk menjadi remaja maka pola pikir mereka pun akan berubah. 2 Mungkin bisa saja mereka mulai melawan dari apa yang orang tua mereka harapkan. Di dalam suatu keluarga diterapkan aturan-aturan yang diharapkan anak untuk menaati, tetapi ketika sudah memasuki fase remaja maka bisa saja aturan tersebut dilanggar dan akan menjadi masalah yang sangat besar dengan orang tua. Orang tua masih menganggap remaja adalah seorang anak kecil sedangkan remaja menginginkan kebebasan untuk melakukan apa saja yang mereka inginkan. Keempat adalah ketika seorang remaja mulai belajar bergaul. Disaat seperti ini, kematangan intelektual dan emosionalnya sedang berkembang. Selain itu kemampuan berbahasanya juga sangat menentukan dalam pergaulannya. Mereka akan mencari seorang teman yang dapat membuat mereka nyaman. Di jaman seperti ini, seorang remaja harus pintar dalam mencari pergaulan. Karena hal ini akan terus terbawa sampai mereka dewasa. Masalah pergaulan juga akan membuat mereka mendapatkan banyak pengalaman. Dimana mereka diharuskan untuk mengontrol emosi dan kelakuan mereka terhadap orang lain. Banyaknya konflik yang terjadi antara remaja dengan teman sebayanya bisa membuat remaja menarik diri dan merasa kalau dirinya tidak berharga dan tidak diharapkan di lingkungan sosialnya. Hal ini bisa mengakibatkan mereka menjadi anti sosial dan menjerumuskan mereka kedalam hal-hal yang negatif. Kelima adalah status sosial ekonomi. Kehidupan sosial yang banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status sosial suatu keluarga dalam masyarakat. Masyarakat memandang seorang anak bukan secara individu tetapi lebih secara status sosial keluarganya. Hal ini mengakibatkan anak tersebut akan menjadi terisolasi dari kelompoknya dan juga bisa jadi akan membentuk kelompok sendiri yang terdiri dari orang-orang yang mempunyai status sosial yang sama. Secara tidak langsung ini 3 akan membuat pergaulan anak tersebut memperhitungkan dengan norma yang berlaku dalam keluarganya. Keenam adalah remaja dengan sekolah. Banyaknya konflik yang terjadi di sekolah bisa mengakibatkan imbas di aspek lain. Dengan adanya tuntutan dari banyak pihak yang membuat remaja memberontak. Adanya tuntutan dari orang tua yang mengharuskan mereka mendapat prestasi yang bagus sehingga apabila prestasi mereka baik maka mereka akan dihargai sedangkan apabila prestasi mereka buruk maka akan selalu di cap buruk oleh orang tua dan orang lain. Hal ini lah yang membuat banyak hal buruk terjadi. Seperti adanya kenakalan remaja di lingkungan sekitar. Istilah ini mengacu kepada perbuatan remaja yang berbuat kenakalan yang merugikan banyak pihak. Banyak hal yang mengacu pada kenakalan remaja salah satunya adalah ketidakpuasaan remaja terhadap aturan-aturan yang berlaku di lingkungan mereka sehingga menyebabkan mereka melanggarnya dan berbuat onar. Selain itu ada juga masalah serius bisa saja terjadi yaitu masalah yang berhubungan dengan obat-obat terlarang, kehamilan pada remaja dan gangguan-gangguan makan. Hal-hal seperti ini bisalah membuat remaja menjadi lebih banyak membuat masalah untuk dirinya dan orang lain. Dan untuk masalah obat-obatan terlarang dan gangguan makan bisa saja mengakibatkan kematian pada remaja. Berdasarkan hal tersebut, penulis sangat tertarik untuk meneliti kenakalan remaja yang terjadi pada saat ini. Penulis mengambil drama Hanmaa Sesshon karena secara tidak langsung drama ini juga menjelaskan bagaimana perilaku remaja pada saat ini dan juga ada beberapa bagian pada drama ini yang menjelaskan cara untuk mengatasi kenakalan remaja tersebut. Sehingga kita sebagai penonton bisa lebih mengerti tentang perilaku remaja saat ini. 4 1.2 Rumusan Permasalahan Permasalahan yang akan dibahas oleh penulis adalah kenakalan remaja yang ada di dalam drama Hanmaa Sesshon. Penulis akan menganalisis tentang penyebab kenakalan remaja yang dilakukan oleh dua tokoh dalam drama Hanmaa Sesshon. 1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Dalam skripsi ini penulis membatasi pembahasan mengenai penyebab kenakalan remaja yang terjadi dalam drama Hanmaa Sesshon pada episode 1 dan 5. Kenakalan remaja tersebut dilakukan oleh tokoh Yusei Shiba dan tokoh Erika Sakiyama. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah agar pembaca dapat memahami perkembangan remaja yang terjadi saat ini. Dan juga agar pembaca bisa lebih mengerti bagaimana untuk menghadapi kenakalan remaja yang terjadi saat ini. Manfaat yang ingin dicapai adalah agar semua pembaca, khususnya mahasiswa jurusan Sastra Jepang Universitas Bina Nusantara dapat lebih mengerti dengan pesan yang disampaikan oleh penulis cerita ataupun pembuat drama Hammer Session. 1.5 Metode Penelitian Jenis sumber data yang diperoleh penulis merupakan data primer dan sekunder dengan metodologi penelitian yang dilakukan berupa metode Penelitian Kepustakaan (Library Research) dan metode deskriptif analitis. Pada metode penelitian kepustakaan, penulis memfokuskan penelitian pada pencarian bahan-bahan pendukung seperti teori-teori yang berkaitan dengan masalah penelitian. Pencarian bahan pendukung ini dilakukan dengan membaca dan 5 mengumpulkan buku-buku psikologi dan terkait lainnya. Selain itu penulis juga menggunakan sumber data dari jurnal dan internet untuk mengumpulkan data-data lainnya yang akan sangat mendukung dalam proses penyusunan skripsi ini. Selanjutnya setelah memperoleh cukup data, penulis akan menganalisis data-data tersebut dengan menggunakan metode deskriptif analitis. Dalam menganalisis, penulis akan membandingkan teori-teori penyebab kenakalan remaja dengan delapan situasi dalam drama Hanmaa Sesshon. Pada saat menentukan situasi yang akan dianalisis, penulis sengaja memilih situasi-situasi yang paling mencerminkan adanya penyebab kedua tokoh tersebut melakukan kenakalan remaja. 1.6. Sistematika Penulisan Pada bab1 berisi pendahuluan berupa latar belakang, rumusan permasalahan, ruang lingkup permasalahan, manfaat dan tujuan, dan metode penelitian yang digunakan. Pada bab 2 berisi landasan teori. Penulis menjelaskan tentang teori dan konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Teori dan konsep yang dijelaskan diperoleh melalui penelitian kepustakaan dan juga melalui internet atau jurnal online. Teori dan konsep yang digunakan untuk menganalisis data, yaitu teori penokohan, konsep remaja, konsep remaja Jepang, konsep kenakalan remaja, konsep kenakalan remaja Jepang dan teknik montase. Pada bab 3 berisi analisis penyebab kenakalan remaja karena rasa kecewa kepada orang tua yang dialami oleh tokoh Yusei Shiba dan tokoh Erika Sakiyama dalam drama Hanmaa Sesshon. Pada bab 4 merupakan simpulan dan saran yang berisi kesimpulan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis. Dan saran-saran yang ditulis oleh penulis agar dapat 6 membantu para pembaca. Isi dari kesimpulan merupakan jawaban dari rumusan masalah yang diangkat oleh penulis. Pada bab 5 merupakan ringkasan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis. Isi dari bab ini merupakan ringkasan dari keseluruhan skripsi yang ditulis oleh peneliti, mulai dari latar belakang penelitian, rumusan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, landasan teori, dan analisis data serta simpulan sebagai jawaban yang diperoleh atas jawaban yang dijadikan tema pada skripsi ini. 7