Teori Simbol, Susanne Langer Dalam tradisi

advertisement
Nama
: Viki Annisa Maskur
NIM/Kelas
: 121211002/KPI-A4
Tugas
: Teori Simbol, Susanne Langer
Dalam tradisi Semiotik terdapat teori Simbol yang dipelopori oleh Susanne Langer. Teori
simbol yang diciptakan oleh Susanne Langer, penulis Phylosophy in a New Key ini sangat
terkemuka dan sangat bermanfaat. Teori Langer bermanfaat karena teori ini menegaskan
beberapa konsep dan istilah yang biasa digunakan dalam bidang komunikasi. Teori ini
memberikan sejenis standarisasi untuk tradisi semiotik dalam kajian komunikasi.
Langer yang seorang ahli ilmu filsafat menilai simbol sebagai suatu hal yang sangat
penting dalam ilmu filsafat, karena simbol penyebab dari semua pengetahuan dan pengertian
yang dimiliki manusia. Gagasan utama dari pemikiran Langer yaitu bahwa semua binatang yang
hidup di dominasi oleh perasaan, tetapi perasaan manusia dimediasikan oleh konsepsi, simbol
dan bahasa. Binatang merespon tanda, tetapi manusia menggunakan lebih dari sekedar tanda
sederhana dengan menggunakan simbol.
Tanda (sign) adalah sebuah stimulus yang menandakan kehadiran dari suatu hal. Sebuah
tanda berkaitan erat dengan makna dari kejadian sebenarnya. Hubungan ini disebut pemaknaan
(Sratification).
Sebaliknya simbol digunakan dengan cara yang lebih kompleks. Dengan membuat
seseorang untuk berfikir tentang sesuatu yang terpisah dari kehadirannya. Sebuah simbol adalah
“sebuah instrument pemikir”. Simbol adalah konseptualisasi manusia tentang suatu hal; sebuah
simbol ada untuk sesuatu.kemudian simbol merupakan inti dari kehidupan manusia dan proses
sismbolisasi penting juga untuk manusia seperti halnya makan dan tidur.
Sebuah simbol atau kumpulan simbol bekerja dengan menghubungkan sebuah konsep,
ide umum, pola atau bentuk. Menurut Langer, konsep adalah makna yang disepakati bersama
diantara pelaku komunikasi. makna yang disepakati bersama adalah makna adalah makna
denotatif, sedangkan konotasi merupakan gambaran atau makna pribadi.
Langer memandang makna sebagai sebuah hubungan kompleks antara simbol, objek dan
manusia yang melibatkan denotasi (makna bersama/hubungan antara simbol dan
referennya/objek) dan konotasi (makna pribadi/hubungan antara simbol dan orang). Dapat
dikatakan juga bahwa denotasi merupakan aspek logis, sedangkan makna konotasi merupakan
aspek psikologis dari suatu makna.
Abstraksi, merupakan sebuah proses pembentukan ide umum dari sebentuk keketerangan
konkret berdasarkan pada denotasi dan konotasi dari simbol. Langer mencatat bahwa proses
manusia secara utuh senderung abstrak. Ini adalah sebuah proses yang mengesampingkan detail
dalam memahami objek, peristiwa, atau situasi secara umum.
Walaupun denotasi biasanya lebih mendetail, konotasi dapat memasukkan banyak detail
yang menyangkut makna simbol bagi individu. Penggunaan simbol pada manusia dirumitkan
bahwa tidak ada hubungan langsung simbol dan objek sebenarnya. Bahkan, lebih rumit lagi oleh
fakta bahwa kita menggunakan simbol dalam kombinasi.
Signifikansi dari bahasa sebenarnya adalah wacana, Yang didalamnya menghubungkan
kata-kata menjadi kalimat dan paragraf. Wacana mengekspresikan proporsi, dimana simbolsimbol kompleks yang menghadirkan sebuah gambaran dari sesuatu.
Dengan bahasa, kita berpikir, merasa, dan berkomunikasi. Langer menyebut hal ini
dengan simbolisme tidak berhubungan (discursive symbolism). Langer juga membahas
kepentingan simbol non-diskrusif atau presentasional. Peristiwa yang paling penting bagi
manusia adalah emosional dan paling baik dikomunikasikan melalui ibadah, seni, musik.
Asumsi dasar teori ini adalah bahwa simbolisme mendasari pengetahuan dan pemahaman
semua manusia. Simbol adalah konseptualisasi manusia tentang suatu hal, dan sebuah simbol ada
untuk sesuatu.
Ref:
Stephen W. Littlejohn, teori komunikasi, Jakarta: Salemba Humanika. 2011
Morissan, Teori komunikasi, individu hingga massa, jakarta: kharisma putra utama, 2013
Download