3-1 3. Menjelaskan gambaran umum Kota Semarang, bangunan

advertisement
Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung
Di Kota Semarang Tahun 2010
3.
Menjelaskan gambaran umum Kota Semarang, bangunan
gedung di Kota Semarang, pemilihan objek pemeriksaan
bangunan gedung yang akan dilakukan pemeiksaan
keandalan dan kelaikan bangunan gedung.
3.1.
PROFIL WILAYAH KOTA SEMARANG
Kota Semarang memiliki luas keseluruhan wilayah 373,67 Km2 ini terbagi menjadi 16
Kecamatan dan 177 Desa yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa di sebelah utara,
Kabupaten Semarang di sebelah selatan, Kabupaten Kendal di sebelah barat, serta Kabupaten
Demak di sebelah timur. Letak geografisnya berada antara 110º 23’ 57’’ 79’’’ BT dan 110º 27’
70’’ BT; lintang 6º 55’ 6’’ LS dan 6º 58’ 18’’ LS..
Sebagai ibu kota Provinsi Jawa Tengah, Semarang secara tipografi merupakan daerah
yang sangat baik, memiliki dataran tinggi (Semarang atas) dan dataran rendah (Semarang
bawah).
Kota Semarang dalam ruang lingkup Jawa Tengah merupakan kota berada dalam
hirarki yang tertinggi dalam fungsi administratif, sosial, ekonomi, dan politik. Kotamadya
Semarang memiliki luas area ± 37.360,947 dan dibatasi oleh :
Barat
: Kab. Kendal
Timur
: Kab. Demak
Selatan
: Kab. Semarang
Utara
: Laut Jawa
Daerah dataran rendah di Kota Semarang sangat sempit, yakni sekitar 4 kilometer dari
garis pantai. Dataran rendah ini dikenal dengan sebutan kota bawah. Kawasan kota bawah
seringkali dilanda banjir, dan di sejumlah kawasan, banjir ini disebabkan luapan air laut (rob).
Di sebelah selatan merupakan dataran tinggi, yang dikenal dengan sebutan kota atas, di
antaranya meliputi Kecamatan Candi, Mijen, Gunungpati, dan Banyumanik.
Laporan Pendahuluan
3-1
Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung
Di Kota Semarang Tahun 2010
Gambar . 3-1. Peta Administrasi kota Semarang
Menurut pembagian administratif, Kota Semarang terdiri atas 16 kecamatan, yang terbagi lagi
dalam sejumlah kelurahan dan desa.
Semarang Tengah
Tembalang
Semarang Utara
Banyumanik
Semarang Timur
Gunungpati
Gayamsari
Semarang Barat
Genuk
Ngaliyan
Pedurungan
Mijen
Semarang Selatan
Tugu
Candisari
Gajahmungkur
3.1.1. Fungsi Dan Peran Kota Semarang
Adapun fungsi dan peran yang diemban Kota Semarang adalah sebagai berikut:
•
Sebagian pusat pemerintahan propinsi yang merupakan perpanjangan dari
pemerintah pusat di Propinsi Jawa Tengah dan sebagian pusat pemerintahan
kota yang membawahi 16 wilayah kecamatan.
•
Sebagai pusat pertumbuhan dan pusat aktivitas regional
•
Sebagian pusat perdagangan dan jasa komersil dengan skala lokal (kota) hingga
internasional. Peran ini didukung oleh jaringan yang menghubungkan Kota
Semarang dengan wilayah dan kota-kota di sekitarnya.
Laporan Pendahuluan
3-2
Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung
Di Kota Semarang Tahun 2010
•
Sebagian pusat atau simpul transportasi dengan skala lokal (kota) jhingga
internasional. Hal ini didukung dengan adanya pelabuhan laut, pelabuhan udara,
dan statiun kereta api dan terminal bus.
•
Setiap daerah produksi manufaktur dengan skala lokal hingga internasioanal Kota
Semarang memiliki dua kawasan industri yang sedang dikembangkan dengan
berbagai fasilitas pendukungnya yang berada di kawasan Tugu dan kawasan
Terboyo.
•
Sebagai pusat pelayanann umum terutama sebagai pusat pelayanan pendidikan,
olahraga dan rekreasi dengan skala pelayanan lokal terutama untuk pendidikan.
3.1.2. Struktur Ruang Kota Semarang
Struktur ruang kota menggambarkan sistem kegiatan kota dengan komponenkomponen kegiatannya. Dengan mengetahui struktur ruang kota maka dapat diketahui
bagaimana sistem kegiatan kota dapat berjalan dan berinteraksi satu sama lainnya.
Sistem pelayan terdiri dari pusat pelayanan komersial dan pusat pelayanan
sosial. Pusat-pusat tersebut adalah :
•
Pusat pelayanan komersial skala kota dan regional, berada pada BWK pusat kota
yaitu kawasan Simpang Lima-Johar.
•
Pusat pelanan komersial skala kota (BWK) yaitu pada kawasan Karangayu,
Genuk, Pedurungan, Sendangmulyo, Kagok, Banyumanik, Gunungpati, Mijen, dan
Mangkang.
Sedangkan fasilitas pelayanan sosial yaitu :
•
Fasilitas pendidikan berupa kawasan pendidikan tinggi Tembalang, Sekaran. dan
Bendan.
•
Perkantoran berada pada kawasan jalan Pahlawan, jalan Pemuda, dan jalan
Madukoro.
•
Rekreasi, terdiri rekreasi pantai di Tugu, rekreasi agro di Gunungpati dan Mijen
serta taman margasatwa di Tinjomoyo.
Sedangkan sistem jaringannya adalah :
•
Sistem jaringan yang menghubungkan Semarang sebagai orde 1 dengan kotakota orde 1 lainnya atau menghubungkan Semarang dengan kota-kota orde 2.
•
Sistem jaringan yang menghubungkan pusat –pusat primer dengan pusat-pusat
sekunder.
•
Sistem jaringan jalan raya yang ada didukung pula oleh sistem jaringan kereta
api dan sistem transportasi laut.
Laporan Pendahuluan
3-3
Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung
Di Kota Semarang Tahun 2010
3.1.3. Pola Tata Guna Lahan
Secara umum tata guna Kota Semarang mengarah pada penempatan dan
intensitas dari tiap jenis penggunaan ruang kota yang meliputi :
•
Perumahan
•
Pemerintahan dan bangunan umum
•
Perdagangan dan jasa
•
Jalur hijau dan kawasan terbuka
•
Jaringan transportasi, listrik, air, gas, dan telepon
•
Pembangunan khusus seperti industri, perdagangan, rekreasi, kemiliteran, dan
sebagainya.
Luas Kota Semarang 37.070, 38 Ha dengan pemanfaatan untuk Lahan sawah
3.612,95 Ha untuk Lahan kering 33.457,43 Ha. Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan
budidaya mendominasi penggunanan lahan di Kota Semarang daripada kawasan lindung.
Daerah yang mempunyai luas terbesar adalah kecamatan Mijen yaitu 7.009,24 Ha
dengan prosentase terhadap luas Kota Semarang adalah 18,91 %, sedangkan daerah
dengan luas terkecil adalah kecamatan Gayamsari yaitu 498,73 Ha dengan mempunyai
prosentase terhadap luas Kota Semarang sebesar 1,35 %
Untuk menjaga kelestarian lingkungan Kota Semarang terurtama Semarang
bawah, maka Kota Semarang bagian atas dijadikan fungsi konservasi. Hal ini membawa
konsekuesi pembangunan Kota Semarang atas dibatasi pengembangannya. Banyak
faktor penghambat yang berwujud fisik seperti kawasan fungsi lindung berimplikasi pada
pengawasan yang ketat dalam memelihara kawasan lindung tersebut karena jika salah
dalam pemanfaatannya akan menimbulkan efek yang kurang baik bagi Kota Semarang.
Masih dimungkinkan pengembangan Kota Semarang bawah dengan fungsi-fungsi yang
sudah ada seperti perkantoran, perdagangan dan jasa, pemukiman intensitas tinggi dan
industri.
Banyaknya potensi-potensi lokal seperti industri skala rumah tangga yang belum
dikembangkan yang sebenarnya mampunyai kekuatan yang tidak terpengaruh oleh
adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Selain industri sektor perikanan yang
ada di Kota Semarang juga belum optimal pemanfaatannya saat ini sehingga masih bisa
dikembangkan lagi, jika dilihat lebih cermat lagi masih banyak daerah-daerah di
Semarang yang belum dikembangkan yaitu daerah-daerah pinggiran kota seperti
kecamatan Tugu, Mijen, Gunungpati, Banyumanik, dan Tembalang.
Kebijakan pemerintah dalam perencanaan bangunan di Semarang, dibagi
menjadi empat wilayah pengembangan dan sepuluh wilayah bagian kota :
Laporan Pendahuluan
3-4
Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung
Di Kota Semarang Tahun 2010
•
Wilayah Pengembangan I
Meliputi Kecamatan Semarang Tengah, Semarang Timur, Semarang Barat,
Semarang Utara, Semarang Selatan, Candisari, dan Gajah Mungkur. Ciri kegiatan
yaitu pusat pelayanan umum berupa perkantoran, perdagangan komersial,
pelabuhan, industri berikat pelabuhan, rekreasi, perumahan lingkungan dengan
kepadatan tinggi, konservasi bangunan bersejarah.
•
Wilayah Pengembangan II
Meliputi wilayah tugu, sebagian wilayah kecamatan tugu dan kecamatan genuk.
Dikembangakan
menjadi
wilayah
perindustrian jasa kemayarakatan,
dan
transportasi.
•
Wilayah Pengembangan III
Berfungsi untuk pengembangan wilayah sub urban dan akan dikembangkan
menjadi wilayah jasa, pendidikan, kesehatan, dan pemerintahanmeliputi wilayah
gayamsari, Pedurungan, tembalang, dan banyumanik.
•
Wilayah pengembangan IV
Berfungsi untuk pengembangan sektor pertanian seperti perkebunan,
peternakan, perhutanan,meliputi daerah daerah Gunung pati dan mijen.
Laporan Pendahuluan
3-5
Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung
Di Kota Semarang Tahun 2010
Table 3.1 Wilayah Pengembangan Kota Semarang
Wilayah
Badan Wilayah
Pengembangan
Kota
BWK I
WP I
Kecamatan
Semarang
Tengah
Fungsi
Perkantoran, perdagangan,
Jasa
Semarang Timur
Semarang
Selatan
BWK II
Gajah Mungkur
Pendidikan dan Olah Raga
Candi Sari
BWK III
Semarang Barat
Permukiman,perdagangan dan
Semarang Utara
jasa, rekereasi,industri,dan
fasilitas umum
WP II
BWK IV
Genuk
Industri dan transportasi
BWK X
Ngalian
Industri dan rekreasi
Tugu
BWK V
WP III
Gayam sari
Pengembangan Permukiman
Pedurungan
BWK VI
Tembalang
Pendidikan dan
pengembangan pemukiman
BWK VII
Banyumanik
Kawasan khusus militer,
rekreasi dan pengembangan
kota
WP IV
BWK VIII
Gunung Pati
BWK IX
Mijen
Pertanian dan rekreasi
Pemukiman,
perdagangan,pekantoran,
industry, rekreasi,olah raga.
Laporan Pendahuluan
3-6
Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung
Di Kota Semarang Tahun 2010
3.2.
GAMBARAN UMUM BANGUNAN KOTA SEMARANG
Semarang sebagai ibu kota Jawa Tengah memiliki banyak jenis bangunan
gedung terutama bangunan berlantai banyak Berdasarkan klasifikasi dan fungsi
bangunan, bangunan-bangunan ini tersebar terutama di kawasan pusat kota seperti di
daerah jalan Pahlawan, jalan Pandanaran, jalan Pemuda, jalan Imam Bonjol dan lain
sebagainya. Bangunan berlantai 1 atau lebih ini meliputi bangunan baru dan lama.
Seperti kita ketahui bahwa Semarang mempunyai banyak sekali bangunan lama
khususnya kolonial terpusat di daerah kota lama yang mempunyai julukan little
netherland. bangunan ini merupakan peninggalan dari pemerintah kolonial Belanda pada
masa lampau. Keberadaan bangunan kolonial ini merupakan nuansa tersendiri bagi kota
Semarang.
Gedung-gedung di Semarang pun mempunyai fungsi yang bermacam-macam.
Untuk fungsi hunian misalnya kita bisa melihat Rusun-Rusun yang ada di Semarang
seperti Rusun Pekunden, Rusun Kaligawe dan sebagainya. fungsi usaha merupakan
fungsi yang sebagian besar dimiliki bangunan gedung di Semarang seperti hotel ( hotel
Pandanaran, hotel Ciputra, hotel Grand Candi, hotel Gumaya), perdagangan, perkantoran
dan lain sebagainya.
Untuk fungsi sosial budaya contoh bangunan pendidikan (kampus STIE BPD
JATENG, kampus UNISBANK, dll), kesehatan ( RS ROEMANI, RS KARYADI, dll) dan lain
sebagainya. bangunan gedung berlantai banyak untuk fungsi keagamaan masih jarang
ditemukan di Semarang. Dari sekian banyak fungsi bangunan gedung di Semarang paling
banyak adalah fungsi usaha mengingat kota Semarang cenderung kearah kota industri
dan perdagangan.
Selain bangunan gedung modern kota Semarang juga mempunyai gedunggedung kuno peninggalan pemerintah kolonial Belanda pada masa lampau. Bangunanbangunan ini tersebar luas di berbagai wilayah Semarang. sebuah kawasan di kota
Semarang yang disebut kota lama hampir seluruh wilayahnya terdiri dari bangunanbangunan kolonial. Bangunan-bangunan tua ini ada yang masih berfungsi seperti fungsi
aslinya (seperti Gereja Blenduk Semarang) ada juga yang telah beralih fungsi dan banyak
juga yang tidak berfungsi lagi. Keberadaan bangunan-bangunan ini adalah aset
pariwisata yang sangat potensial untuk dikenbangkan. Usaha-usaha konservasi banyak
dilakukan dengan tujuan menjaga kelaikan dan keandalan bangunan tua tersebut.
Permasalahan
utama
bangunan-bangunan
terutama
gedung-gedung
di
Semarang mempunyai kendala dalam hal ketinggian bangunan. Seperti kita ketahui
bandara internasional Ahmad Yani Semarang lah yang menjadi kendala utama dalam hal
Laporan Pendahuluan
3-7
Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung
Di Kota Semarang Tahun 2010
ketinggian bangunan. Letaknya yang berada di Tengah kota Semarang menyebabkan
tiadanya gedung pencakat langit di kota Semarang. Gedung paling tinggi di Semarang
rata-rata hanya 10 lantai saja. Inilah jawaban dari pertanyaan mengapa pembangunan
gedung pencakar langit di Semarang tidak ada. Selain itu pelanggaran mengenai kelaikan
dan keandalan bangunan juga terjadi di Semarang. Sebagai contoh kasus ambrolnya
balok struktur di Plasa Simpanglima Semarang sehingga jatuh korban tewas. Kasus ini
merupakan contoh nyata dari pelanggaran kelaikan dan keandalan bangunan. Selain
pelanggaran tersebut permasalahan juga terjadi dalam pengalihfungsian sebuah gedung,
sebagai contoh gedung STIE BPD JATENG yang terletak di kawasan kota lama. Gedung
tersebut awalnya merupakan sebuah bank yang dialihfungsikan sebagai gedung
perkuliahan atau kampus. Secara spesifikasi antara fungsi bank dengan perkuliahan pasti
berbeda. Pengalihfungsian ini bisa menjadi masalah jika tidak ada treatment khusus
dalam menanganinya.
Dalam rangka menjaga kenyamanan dan keamanan para pengguna bangunan
tersebut, maka Kelaikan dan keandalan bangunan haruslah dipunyai di setiap gedung
3.3.
GAMBARAN UMUM BANGUNAN GEDUNG OBJEK PEMERIKSAAN
3.3.1. Ketentuan Umum Bangunan Gedung yang diperiksa
1. Bangunan Baru
Terhadap bangunan yang baru selesai tahap pembangunannya. Sebelum izin
penggunaan diberikan oleh badan/instansi yang berwenang, proses pemeriksaan
keandalan harus dilakukan terlebih dahulu. Pemeriksaan tersebut adalah untuk
menentukan keandalan, terutama faktor keamanan dan keselamatan dari
bangunan tersebut dan sudut struktural dan berfungsinya secara baik seluruh
sistem utilitas atau perlengkapan bangunan yang mendukungnya.
2. Bangunan Lama
Terhadap bangunan yang sudah berdiri dan sedang dipakai, tetapi diragukan
keandalannya, baik dikarenakan faktor umur dan atau terkena suatu bencana.
Misalnya terbakar atau terlanda gempa, maka pelaksanaan pemeriksaan
keandalan diatur sebagai berikut:
a. Disarankan untuk diperiksa, bila tingkat kerusakan bangunan dan atau
kondisi
sistem
utilitasnya
meragukan
walaupun
diperkirakan
tidak
membahayakan.
Laporan Pendahuluan
3-8
Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung
Di Kota Semarang Tahun 2010
b. Diwajibkan untuk diperiksa, bila tingkat kerusakan bangunan dan atau
kondisi sistem utilitasnya sudah tidak berfungsi tidak baik dan diperkirakan
dapat membahayakan keselamatan gedung beserta isinya.
3.3.2. Bangunan Gedung Objek Pemeriksaan
Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan di Kota Semarang tahun 2010 ini
akan dilakukan pada 5
( lima ) bangunan gedung yang berada di wilayah Kota
Semarang. Bangunan yang dipilih tersebut akan mewakili dari masing-masing kriteria
atau bangunan. Bangunan tersebut adalah bangunan dengan fungsi sebagai tempat
peribdatan dalam hal ini Masjid Baiturhaman , sedangankan bangunan dengan fungsi
usaha/ perdagangan adalah Java Mall ,bangunan dengan fungsi perkantoran yang
terpilih adalah Gedung Juang 45, dan bangunan dengan fungsi pendidikan/ sosial
budaya yang dijadikan obyek adalah STIE BPD Jateng , srta yang kelima (5) adalah
bangunan dengan fungsi hunian / Hotel adalah Hotel Patra Jasa.
1. Masjid Baiturrahman
gambar 3-2. Masjid Baiturrahman
( Fungsi Agama / Peribadatan )
gambar 3-3. Peta lokasi Masjid
Baiturrahman
Pembangunan Masjid Raya Baiturahman dimulai pada 10 Agustus 1968 dengan
ditandai pemasangan tiang pancang untuk pondasi masjid sebanyak 137 buah. Masjid
diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 15 Desember 1974. Keberadaan masjid ini
hingga sekarang menjadi kebanggaan warga Semarang, apalagi lokasinya berada di
pusat kota. Bangunan masjid berbentuk limasan dan berdiri di atas lahan seluas 11.765
m2. Saat ini Masjid Raya Baiturrahman tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah dan
wadah berkumpulnya umat, melainkan juga pusat dakwah Islam. Di kompleks tersebut
Laporan Pendahuluan
3-9
Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung
Di Kota Semarang Tahun 2010
juga berkembang pesat lembaga pendidikan TK-SD H Isriati. Ia menjadi simbol oase
religisiotas di tengah-tengah aktivitas kapitalisme di gedung-gedung mal dan perkantoran
yang mengelilinginya.
Masjid Baiturahman berlokasi di sisi barat Lapangan Pancasila Simpanglima
Semarang tampil sebagai tempat ibadah yang representatif, bersifat keprovinsian, dan
merupakan bangunan monumental di Jateng. Masjid itu memiliki 3 lantai: lantai balkon
untuk ruang salat wanita, lantai 2 untuk ruang salat pria, dan lantai dasar memiliki
fasilitas multifungsi untuk berbagai kegiatan sosial, pendidikan, dan ekonomi.
Saat ini Masjid Raya Baiturrahman tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah
dan wadah berkumpulnya umat, melainkan juga pusat dakwah Islam. Bahkan di
kompleks tersebut juga berkembang pesat lembaga pendidikan TK-SD H Isriati. Ia
menjadi simbol oase religisiotas di tengah-tengah aktivitas kapitalisme di gedung-gedung
mal dan perkantoran yang mengelilinginya.
2. Java Mall
( Fungsi Usaha / Perdagangan)
gambar 3-4. Situasi Java Mall
gambar 3-5. Peta Lokasi Java Mall
Java Supermall adalah salah satu pusat perbelanjaan terbesar di kota Semarang.
Mall ini terletak di Jalan Letjen. MT Haryono Semarang. Bangunan ini dibangun sekitar
tahun 1998 dan mulai launching sebagai tempat pusat perdagangan di semarang pada
bulan November 2000.
Ruang-ruang di dalam Java Mall disewakan untuk tenant-tenant, baik tenant
besar maupun tenant kecil dengan jangka waktu tertentu (satu tahunan, lima tahunan,
atau tenant tidak permanent untuk stand pameran). Pergantian tenant dari waktu ke
waktu tersebut menuntut untuk selalu dilakukan perubahan tampilan ruang tenant.
Perubahan tersebut akan merubah fungsi awal dari ruang itu sendiri. Apalagi setelah
Laporan Pendahuluan
3-10
Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung
Di Kota Semarang Tahun 2010
masuknya Hypermart di tahun 2009 membuat pihak Java Mall merubah tempat parkir,
sirkulasi parkir dan beberapa tenant besar menjadi space ruang yang bisa dimanfaatkan
oleh Hypermart tersebut. Perubahan ruang tersebut pastinya akan mempengaruhi
berbagai aspek teknis bangunan baik dari segi arsitektural, kekuatan struktural,
mekanikal dan elektrikal yang dibutuhkan.
3. Patra Jasa Hotel
( Fungsi Hunian / Hotel )
gambar 3-6. Situasi Hotel Patra Jasa
gambar 3-7. Peta Lokasi Hotel Patra Jasa
Hotel Patra Jasa berlokasi di Jl. Ungaran Candi Baru Semarang
dan
dikategorikan hotel
berbintang 4 Patra Jasa . Pengelolaannya dibawah naungan PT. Pertamina yang
merupakan BUMN
Hotel Patra Jasa terdiri dari beberapa bangunan yang terpisah satu sama lain
baik itu bangunan bertingkat ataupun motel nya namun masih dalam satu areal lahan
disamping itu dikategorikan pula sebagai bangunan yang sudah berumur 20 tahun lebih
Laporan Pendahuluan
3-11
Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung
Di Kota Semarang Tahun 2010
4. Kampus STIE BPD Jateng
gambar 3-8. Situasi Kampus STIE-BPD
( Fungsi Sosial Budaya / Pendidikan)
gambar 3-9. Peta Lokasi Kampus STIE-BPD
Gedung STIE –BPD terletak di kawasan pasar johar kota lama Semarang yang
merupakan salah satu bangunan bertingkat pertama yang dibangun di jawa tengah
dengan skala dan fasilitas bangunan yang megah. Bangunan 5 lantai ini dimulai
perencanaan pembangunannya pada tahun 1979 dan diresmikan pada tahun 1982.
Pemilik gedung ini adalah BPD Jateng, sedangkan saa ini pengelolaan gedung ini
diserahkan kepada PT Grinata yang merupakan anak perusahaan dari BPD Jateng.
STIE BPD Jateng merupakan pengguna nomor 5 dari gedung ini setelah empat
kali mengalami pergantian pengguna. Sebelum menggunakan gedung ini, STIE BPD
berada di lantai 5 dalam satu bangunan dengan gedung BPD Jateng saat ini. Awal mula
berdirinya gedung ini dipakai oleh BPD Jateng sendiri. Setelah BPD Jateng berpindah
gedung ke lokasi yang saat ini berada di Jalan Pemuda 142, bangunan ini digunakan oleh
BPD Securitas. Beberapa tahun kemudian gedung ini dipakai oleh PT. Telkom hingga
PT.Telkom memiliki gedung sendiri. Tiga pengguna tersebut masih dapat menggunakan
dan memanfaatkan ruang dan fasilitas bangunan sebagai bangunan gedung perkantoran.
Namun setelah pengguna berikutnya yaitu STIBA AKI, penggunaan ruang bangunan ini
mulai banyak mengalami perubahan ruang cukup besar, terutama pada sekat-sekat
ruang yang disulap menjadi ruang kelas. Setelah STIBA AKI menempati gedungnya
sendiri dan tuntutan ruang yang semakin meningkat bagi STIE BPD, maka bangunan ini
dimanfaatkan oleh STIE BPD.
Laporan Pendahuluan
3-12
Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung
Di Kota Semarang Tahun 2010
5. Gedung Juang 45
( Fungsi Usaha / Perkantoran )
Gedung juang 45 Semarang terletak di jalan Pemuda, tepatnya di depan
gambar 3-10. Situasi Gedung Juang 45
gambar 3-11. Peta Lokasi Gedung Juang 45
Gedung Juang 45 Semarang berlokasi di Jl. Pemuda . Bangunan ini merupakan
gedung milik pemerintah kota Semarang. bangunan dengan 7 lantai ini difungsikan
sebagai perkantoran dan ruang pertemuan sewa. Penggunaan masing-masing lantai
bangunan ini adalah sebagai berikut:
Lantai I dimanfaatkan untuk area parkir. Lantai II dan III adalah ruang
pertemuan yang disewakan. Lantai IV digunakan oleh PD, BPR Bank Pasar, lantai V
dimanfaatkan untuk DHD45, DHC45 dan Wirawati catur panca. Lantai VI digunakan oleh
Pepabri, Veteran, Paguyuban Pelaku Pertempuran Lima Hari Semarang dan PWRI.
Sedangkan lantai VII digunakan oleh BNK Kota Semarang, BKD (Conseling),dan
Persatuan Buruh Demokrasi Indonesia (PBDI).
Laporan Pendahuluan
3-13
Download