PENGARUH SPESIALISASI INDUSTRI AUDITOR, PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, DAN SYSTEMIC RISK TERHADAP EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Kurnia Handoyo NIM : 1112082000082 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M PENGARUH SPESIALISASI INDUSTRI AUDITOR, PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, DAN SYSTEMIC RISK TERHADAP EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Kurnia Handoyo NIM : 1112082000082 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M ii PENGARUH SPESIALISASI INDUSTRI AUDITOR, PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, DAN SYSTEMIC RISK TERHADAP EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Kurnia Handoyo NIM : 1112082000082 Di Bawah Bimbingan : Pembimbing I Yulianti, SE.,M.Si NIP : 19820318 201101 2 011 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF Hari ini Selasa, 09 Agustus 2016 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa/i : 1. Nama : Kurnia Handoyo 2. NIM : 1112082000082 3. Jurusan : Akuntansi 4. Judul : Pengaruh Spesialisasi Industri Auditor, Pengungkapan Corporate Social Responsibility, dan Systemic Risk terhadap Earnings Response Coefficient. Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa/i tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 09 Agustus 2016 1. Masrul Huda, SE., M.Si. NIP : 19630506 201411 1 001 (_____________________) Penguji 1 2. Ismawati Haribowo, SE., M.Si. NIP : 19800909 201411 2 003 (_____________________) Penguji 2 iv LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI Hari ini Kamis, 20 Oktober 2016 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa/i: 1. 2. 3. 4. Nama NIM Jurusan Judul Skripsi : : : : Kurnia Handoyo 1112082000082 Akuntansi Pengaruh Spesialisasi Industri Auditor, Pengungkapan Corporate Social Responsibility, dan Systemic Risk terhadap Earnings Response Coefficient. Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa/i tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 20 Oktober 2016 1. Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA NIP: 19760924 200604 2 002 (_________________) Ketua 2. Yulianti, SE., M.Si NIP: 19820318 201101 2 011 (_________________) Sekretaris 3. Reskino, SE., M.Si., Ak., CA NIP: 19740928 200801 2 004 (_________________) Penguji Ahli 4. Yulianti, SE., M.Si NIP: 19820318 201101 2 011 (__________________) Pembimbing I v LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NIM Jurusan Fakultas : Kurnia Handoyo : 1112082000082 : Akuntansi : Ekonomi dan Bisnis Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya: 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan 2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Jakarta, 20 Oktober 2016 (Kurnia Handoyo) vi DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama : Kurnia Handoyo 2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 17 Juni 1994 3. Jenis Kelamin : Laki-laki 4. Agama : Islam 5. Anak ke- dari : 2 dari 3 bersaudara 6. Alamat : Jl. Jatayu 1 Rt 09/04 No. 30 Kebayoran Lama Selatan, Jakarta Selatan. 12240 II. III. 7. Telepon : 081291267839 8. Email : [email protected] PENDIDIKAN 1. SDN Kramat Pela 013 Pagi Tahun 2000-2006 2. SMPN 11 Jakarta Tahun 2006-2009 3. SMAN 47 Jakarta Tahun 2009-2012 4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012-2016 LATAR BELAKANG ORANG TUA 1. Ayah : Naruh 2. Tempat, Tanggal Lahir : Magelang, 28 Februari 1963 3. Ibu : Martini 4. Tempat, Tanggal Lahir : Wonogiri, 28 Oktober 1966 vii THE INFLUENCE OF AUDITOR INDUSTRY SPECIALIZATION, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE, AND SYSTEMIC RISK ON EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT ABSTRACT The purpose of this research was found an evidences regarding the influence of auditor industry specialization, corporate social responsibility disclosure, and systemic risk to earnings response coefficient. The sample of this research used property and real estate industry which listed in Indonesia Stock Exchange during 2011-2015 period. The number of property dan real estate industries were consisted of 17 companies with 5 years observation. This research based on purposive sampling method. The total of research samples are 85 financial statements. Hypothesis in this research are tested by multiple regression analysis. The results of this research indicated that corporate social responsibility and systemic risk influenced to earnings response coefficient. Auditor industry specialization did not influence to earnings response coefficient. Keyword : Earnings Response Coefficient, Auditor Specialization Industry, Corporate Social Responsibility Disclosure, Systemic Risk. viii PENGARUH SPESIALISASI INDUSTRI AUDITOR, PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, DAN SYSTEMIC RISK TERHADAP EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti mengenai pengaruh spesialisasi industri auditor, pengungkapan corporate social responsibility, dan systemic risk terhadap earnings response coefficient. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2015. Jumlah perusahaan property dan real estate yang dijadikan sampel adalah 17 perusahaan dengan pengamatan selama 5 tahun. Penelitian ini berdasarkan purposive sampling. Total sampel penelitian ini adalah 85 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan corporate social responsibility, dan systemic risk berpengaruh terhadap earnings response coefficient, sedangkan spesialisasi industri auditor tidak berpengaruh terhadap earnings response coefficient. Kata kunci : Earnings Response Coefficient, Spesialisasi Indutri Auditor, Pengungkapan Corporate Social Responsibility, Systemic Risk. ix KATA PENGANTAR Assalamua’alaikum Wr. Wb Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Spesialisasi Industri Auditor, Pengungkapan Corporate Social Responsibility, dan Systemic Risk terhadap Earnings Response Coefficient” dengan lancar. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. teladan bagi insan di muka bumi. Skripsi ini merupakan tugas yang diselesaikan sebagai syarat guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu tersusunnya skripsi ini terutama kepada: 1. Kedua orang tua (Mama dan Bapak) yang telah memberikan kasih sayang, doa serta dukungan finansial yang tiada hentinya kepada penulis. 2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Ibu Yulianti, SE., M.Si selaku dosen pembimbing yang bersedia meluangkan waktu, serta dengan sabar memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. 6. Seluruh staf pengajar dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis. 7. Kakak (Novi Andriani) dan adik (Nabila Ayuningtiyas) yang telah memberikan inspirasi, dan hiburan yang tiada hentinya kepada penulis. x 8. Teman-teman Forum Komunikasi Akuntansi (Forkast) 2012 yang banyak memberikan pelajaran berharga kepada penulis. 9. Sahabat BOLANG (Aziz, Edo, Dean, Ibam, Mawan, Teguh, Iqbal, Berry, Joni, Anin, Muti, Desi, Lidiyna, Naya) yang telah memberikan dorongan dan kenangan liburan yang indah kepada penulis. Btw where and when next stop? 10. Teman-teman dari kelas Akuntansi C dan juga dia yang telah memberikan inspirasi, dan bantuan kepada penulis. 11. Teman seperjuangan dalam bimbingan skipsi (Edo, Ibam, Randi, Dillah, Eca) yang berjuang bersama penulis, dan membantu dalam penyelesaian skripsi walaupun tidak bareng sidangnya. 12. Teman-teman KKN Tangan Nusantara (Angga, Edo, Sofyan, Anin, Desi, Omen, Mardha, Agung, Khalis, Mpok, Amel, Uni fams) yang terlah bersama-sama melewati pahit-manisnya KKN selama sebulan. 13. Teman-teman di kampus (Cice, Dean, Mawan, Edo, Aziz, Ichi, Irvan, Ajay, Mirza, Teguh, Iqbal, Jawa, Gobel, Ibam, Berry, Joni) yang sudah mau ngumpul dan melewati masa-masa yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata selama dikampus. Thanks Guys, See you on top ! Akhir kata, penulis sadar bahwa skripsi ini masih perlu banyak saran dan masukan yang membangun dari pembaca. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca. Aamiin. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Jakarta, 20 Oktober 2016 Kurnia Handoyo xi DAFTAR ISI COVER COVER DALAM .................................................................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................ iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. iv LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................... v LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... vi DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... vii ABSTRACT ......................................................................................................... viii ABSTRAK ............................................................................................................ ix KATA PENGANTAR ........................................................................................... x DAFTAR ISI........................................................................................................ xii DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah........................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................... 13 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 16 A. Tinjauan Literatur ............................................................................... 16 1. Teori Keagenan (Agency Theory) ........................................... 16 2. Teori Sinyal (Signalling Theory) ............................................ 18 3. Earnings Response Coefficient ............................................... 20 4. Spesialisasi Industri Auditor ................................................... 22 5. Pengungkapan Corporate Social Responsibility ..................... 24 6. Systemic Risk ........................................................................... 25 B. Penelitian Sebelumnya ........................................................................ 28 C. Kerangka Pemikiran............................................................................ 33 xii D. Perumusan Hipotesis ........................................................................... 34 1. Spesialisasi Industri Auditor, Pengungkapan Corporate Social Responsibility, dan Systemic Risk berpengaruh secara simultan terhadap Earnings Response Coefficient ................................ 34 2. Pengaruh Spesialisasi Industri Auditor terhadap Earnings Reponse Coefficient ................................................................ 34 3. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Earnings Response Coefficient ................................ 36 4. Pengaruh Systemic Risk terhadap Earnings Response Coefficient ............................................................................... 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 39 A. Ruang Lingkup Penelitian................................................................... 39 B. Metode Penentuan Sampel .................................................................. 39 C. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 40 D. Metode Analisis Data .......................................................................... 41 1. Uji Asumsi Klasik ................................................................... 41 a. Uji Normalitas ................................................................... 41 b. Uji Multikolonieritas ......................................................... 41 c. Uji Heteroskesdastisitas .................................................... 42 d. Uji Autokorelasi ................................................................ 43 2. Analisis Statistik Deskriptif .................................................... 44 3. Koefisien Determinasi ............................................................ 44 4. Uji Hipotesis ........................................................................... 46 a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)........................ 46 b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ..... 46 E. Operasionalisasi Variabel Penelitian .................................................. 46 1. Variabel Bebas ........................................................................ 46 a. Spesialisasi Industri Auditor ............................................. 46 b. Pengungkapan Corporate Social Responsibility ............... 47 c. Systemic Risk ..................................................................... 48 2. Variabel Terikat ............................................................................ 49 xiii a. Earnings Response Coefficient ......................................... 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 55 A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................... 55 B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ............................................................ 57 1. Hasil Uji Asumsi Klasik ......................................................... 57 2. Hasil Statistik Deskriptif ......................................................... 63 3. Hasil Koefisien Determinasi ................................................... 65 4. Hasil Uji Hipotesis .................................................................. 66 C. Pembahasan......................................................................................... 69 1. Pengaruh Spesialisasi Industri Auditor, Pengungkapan Corporate Social Responsibility, dan Systemic Risk berpengaruh secara simultan terhadap Earnings Response Coefficient ............................................................................... 69 2. Pengaruh Spesialisasi Industri Auditor terhadap Earnings Reponse Coefficient ................................................................ 69 3. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Earnings Response Coefficient ................................ 70 4. Pengaruh Systemic Risk terhadap Earnings Response Coefficient ............................................................................... 72 BAB V PENUTUP............................................................................................... 74 A. Kesimpulan ......................................................................................... 74 B. Saran ................................................................................................... 74 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 76 LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 81 xiv DAFTAR TABEL Tabel 1. 1 Perbandingan jumlah saham beredar dengan laba perusahaan .............. 4 Tabel 1. 2 Skandal Independensi Kantor Akuntan Publik ...................................... 7 Tabel 2. 1 Hasil Penelitian Terdahulu................................................................... 29 Tabel 3. 1 Operasional dan Pengukuran Variabel................................................. 53 Tabel 4. 1 Rincian Perolehan Sampel Perusahaan ................................................ 55 Tabel 4. 2 Hasil Uji Normalitas: Kolmogorov Smirnov (K-S) 115 sampel ......... 56 Tabel 4. 3 Hasil Uji Normalitas: Kolmogorov Smirnov (K-S) 85 sampel ........... 59 Tabel 4. 4 Hasil Uji Multikolonieritas dengan Uji VIF ........................................ 60 Tabel 4. 5 Hasil Uji Heteroskesdastisitas dengan Uji Glejser .............................. 61 Tabel 4. 6 Hasil Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson ............................. 62 Tabel 4. 7 Statistik Deskriptif ............................................................................... 63 Tabel 4. 8 Hasil Koefisien Determinasi Analisis Regresi Berganda .................... 65 Tabel 4. 9 Hasil Uji Signifikansi Simultan: Uji Statistik F................................... 66 Tabel 4. 10 Hasil Uji Signifikansi Individual: Uji t .............................................. 67 xv DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 33 Gambar 4. 1 Grafik Histogram ............................................................................. 58 Gambar 4. 2 Grafik Normal Probability Plot ........................................................ 58 Gambar 4. 3 Grafik Scatterplot ............................................................................. 61 xvi DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Perusahaan Property dan Real Estate yang menjadi sampel............. 82 Lampiran 2 Indeks Pengungkapan Corporate Social Responsibility.................... 83 Lampiran 3 Perhitungan Variabel Independen Spesialisasi Industri Auditor ....... 85 Lampiran 4 Perhitungan Variabel Independen Pengungkapan Corporate Social Responsibility .................................................................................... 90 Lampiran 5 Perhitungan Variabel Independen Systemic Risk .............................. 94 Lampiran 6 Perhitungan Variabel Dependen Earnings Response Coefficient ..... 99 Lampiran 7 Hasil Output SPSS........................................................................... 104 xvii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan gambaran mengenai posisi keuangan suatu perusahaan, yang digunakan sebagai media informasi dalam merangkum semua aktifitas perusahaan. Sebagai media pertanggung jawaban, laporan keuangan digunakan oleh berbagai pihak baik internal maupun eksternal terutama investor dan kreditor. Menurut IAI (2009), tujuan laporan keuangan adalah menyediakan infomasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Untuk dapat mencapai tujuan ini, laporan keuangan menyediakan informasi mengenai elemen dari entitas yang terdiri dari aset, kewajiban, beban, pendapatan (termasuk gain or loss), perubahan ekuitas, dan arus kas. Sesuai dengan peraturan pemerintah saat ini, perusahaan yang mengadakan emisi (go public) di Bursa Efek Indonesia (BEI) wajib melaporkan laporan keuangan secara berkala. Menurut Sandi (2013), laporan keuangan tiap periodenya akan diperhatikan oleh pihak eksternal perusahaan khususnya para investor modal. Kondisi yang dialami BEI juga akan semakin memicu pula para investor untuk lebih selektif dalam berinvestasi. Salah satu unsur dalam laporan keuangan yang paling diperhatikan informasinya adalah laporan laba rugi. Laporan laba rugi ini memberikan 1 informasi mengenai laba (earnings) suatu perusahaan dalam satu periode. Laporan ini sangat penting bagi investor, karena dapat mengevaluasi kinerja masa depan, dan membantu menilai risiko atau ketidakpastian pencapaian arus kas masa depan (Kieso, 2002). Selain itu menurut Delvira dan Nelvirita (2013), laba juga memiliki peranan yang penting, yaitu untuk mengukur perubahan bersih atas kekayaan pemegang saham dan merupakan indikasi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba (earnings power). Investor harus memprediksi kemampuan menghasilkan laba (earnings power) perusahaan jangka panjang, sehingga diperlukan informasi laba masa lalu untuk memprediksi laba masa datang. Pentingnya informasi laba secara tegas telah disebutkan dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1 yang menyatakan bahwa laba memiliki manfaat untuk menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba representatif dalam jangka panjang, serta mampu memprediksi laba dan mentaksir risiko dalam investasi atau kredit (FASB, 1985). Bila dikaitkan dengan laba, investor tentu mengharapkan return yang maksimal dari nilai asset yang mereka investasikan di perusahaan tersebut. Investor akan membuat perhitungan ekspetasi laba jauh hari sebelum laporan dikeluarkan berdasarkan informasi yang mereka peroleh sampai menjelang laporan keuangan diterbitkan. Informasi aktual dari perusahaan tentunya akan memiliki perbedaan dengan hasil prediksi investor sehingga pengumuman laporan keuangan aktual bisa menjadi good news atau bad news bagi investor. 2 Laporan keuangan terutama laporan laba rugi sangat rentan akan adanya manipulasi. Hal ini dikarenakan pada umumnya investor akan melihat prospek awal suatu perusahaan dari laporan tersebut. Selain itu adanya kebebasan yang diberikan kepada manajemen dalam memilih kebijakan akuntansi, dapat menyebabkan tidak semua laporan laba yang dilaporkan oleh perusahaan memberikan informasi yang sebenarnya mengenai kinerja perusahaan. Contoh kasus tersebut dapat dilihat dari sektor perbankan di Indonesia. PT Bank Lippo Tbk, terindikasi melakukan pelaporan keuangan ganda tahun 2002 dan PT Bank Century yang terindikasi memanipulasi berbagai transaksi fiktif tahun 2008, yang mengakibatkan laba/rugi PT Bank Century Tbk mengalami penurunan sangat drastis. Oleh karena itu salah satu cara untuk menilai kualitas laba suatu perusahaan adalah dengan menggunakan earnings response coefficient (ERC). Menurut Scoot (2009), ERC dapat mengidentifikasi perbedaan respon pasar terhadap pengumuman laba suatu perusahaan. Melalui ERC mencerminkan tingkat kepercayaan pasar (investor) terhadap kualitas laba dan karenanya mewakili perspektif ukuran kualitas laba berdasarkan kinerja pasar. Kuatnya reaksi pasar terhadap informasi laba yang tercermin dari tingginya nilai ERC, menunjukkan bahwa pasar menilai laba yang dilaporkan memiliki kualitas yang baik, dan begitupun sebaliknya. Peningkatan maupun penurunan laba akan mempengaruhi pula fluktuasi atas harga suatu saham. Namun perubahan jumlah laba juga tidak selalu mengubah mindset investor dalam melakukan investasinya. Berikut 3 tabel jumlah saham beredar dan laba perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia dalam kurun tahun 2012-2014 : No. 1. 2. 3. 4. 5. Tabel 1.1 Perbandingan jumlah saham beredar dengan laba perusahaan yang listing di BEI tahun 2012-2014 (dalam jutaan) Nama Jumlah Laba Perusahaan Saham 2014 2013 2012 Beredar 2012-2014 H.M. 4.383 13.805.000 14.600.000 13.350.000 Sampoerna Tbk. Unilever 7.630 7.762.000 7.164.000 6.498.000 Indonesia Tbk. Gudang 1.924 5.395.293 4.383.932 4.068.711 Garam Tbk. Indofood 8.780 5.146.300 3.416.600 4.779.400 Sukses Makmur Tbk. Charoen 16.398 1.746.644 2.582.690 2.680.782 Pokphand Indonesia Tbk. Sumber : IDX Annual Report (www.idx.co.id) dan Saham OK Dari data tabel di atas dapat dilihat bahwa meskipun laba perusahaan mengalami fluktuasi, namun hal tersebut tidak mempengaruhi investor untuk menjual atau membeli suatu saham. Hal ini dapat dilihat dari konstannya jumlah saham beredar perusahaan tahun 2012-2014 meskipun laba perusahaan mengalami fluktuasi. Namun, tidak semua laporan laba yang dilaporkan oleh suatu perusahaan menyatakan kondisi yang sebenarnya. Oleh karena itu 4 investor akan lebih percaya terhadap laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor. Dengan didasarkan pada kebutuhan pemegang saham atas informasi perusahaan tersebut membuat pihak pemegang saham rela meningkatkan biaya modalnya untuk meningkatkan kualitas dan transparansi laporan keuangan. Hal tersebut diimplemetasikan dengan menggunakan jasa audit yang diberikan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang independen. Jasa audit diharapkan mampu memberikan jaminan keyakinan atas laporan keuangan dan meminimalisir terjadinya asimetri informasi yang akan merugikan para investor. Hal tersebut diperkuat dengan Peraturan BAPEPAM Nomor Kep346/BL/2011 dan Peraturan Bursa Efek Jakarta (BEJ) Nomor Kep306/BEJ/07-2004 mengenai keharusan perusahaan go public untuk menyampaikan Laporan Keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan telah diaudit oleh akuntan publik. Tingkat keandalan informasi inilah yang pada akhirnya akan mempengaruhi keputusan pihak eksternal yang menggunakan informasi tersebut (Wakum dan Wisadha, 2014). Auditor berperan penting dalam memberikan pendapat mengenai laporan keuangan perusahaan yang disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum, karena opini auditor dalam laporan keuangan (seperti kualitas earnings perusahaan) cenderung direaksi oleh pelaku pasar sebagai signal dalam pengambilan keputusan ekonomi. Kualitas auditor memiliki 5 pengaruh yang besar terhadap kualitas laba yang dilaporkan, karena investor beranggapan bahwa laporan laba dari auditor yang berkualitas lebih akurat dan dapat mencerminkan nilai ekonomi yang sesusungguhnya (Teoh dan Wong, 1993). Pengalaman auditor dapat meningkatkan pemahaman auditor mengenai kondisi perusahaan seperti internal kontrol, resiko bisnis dan resiko audit perusahaan pada suatu jenis industri yang diaudit karena rotasi audit membuka kesempatan bagi auditor untuk mengembangkan kompetensi dan pengetahuannya dalam menangani klien pada jenis industri yang sama. Auditor dikatakan berpredikat spesialis dikarenakan auditor telah memiliki banyak pengalaman melakukan audit dan terkonsentrasi pada suatu jenis industri tertentu (Habib dan Bhuiyan, 2011). Strategi spesialisasi industri yang dilakukan auditor ini dapat meningkatkan pengetahuan spesifik pada industri tertentu dengan lebih komprehensif sehingga dapat meningkatkan hasil audit atas suatu laporan keuangan terutama pada laporan laba. Auditor yang memiliki spesialisasi industri dituntut untuk memiliki tingkat independensi yang lebih baik. Independensi seorang auditor adalah landasan utama ketika seorang bekerja profesional sebagai akuntan publik, hal ini dikarenakan pekerjaan yang dilakukan oleh seorang auditor memiliki tujuan kepentingan kepada masyarakat umum sehingga independensi dari seorang auditor sangatlah penting. Menurut Tjun, Elyzabet, dan Santi (2012), auditor independen dalam mengaudit perusahaan klien memiliki posisi yang strategis sebagai pihak ketiga dalam lingkungan perusahaan klien, ketika 6 auditor mengemban tugas dan tanggung jawab dari manajemen untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan yang dikelolanya. Independensi seorang auditor terdiri dari dua bentuk, yaitu : 1. Independence in fact, maksudnya agar auditor menyimpulkan opini dalam laporan audit sebagai pengamat professional dan tidak berat sebelah. 2. Independence in appearance, maksudnya auditor menjauhi keadaan yang dapat membuat orang lain meragukan objektivitas pola pikiran auditor. Kasus-kasus skandal akuntansi dalam beberapa tahun belakangan yang melibatkan Kantor Akuntan Publik (KAP) sedikit melunturkan keindependensian akuntan publik di mata publik dan memberikan bukti bahwa masih ada kegagalan audit yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP). Kasus seperti itu terjadi pada Enron, Parmalat, dan kasus-kasus lainnya (Tabel 1.2) yang membuat pertanyaan tentang keindependensian kantor akuntan publik dalam menjalankan tugas audit. Tabel 1.2 Skandal Independensi Kantor Akuntan Publik (KAP) No. Nama Perusahaan Tuduhan kasus skandal independensi kantor akuntan publik (KAP) 1. Enron Co. Keterlibatan para auditor KAP Arthur Andersen dalam kegiatan internal perusahaan Enron Co, Bersambung ke halaman selanjutnya 7 Tabel 1.2 (lanjutan) No. Nama Perusahaan Tuduhan kasus skandal independensi kantor akuntan publik (KAP) dimana komposisi Internal Audit Enron Co berisikan auditor para auditor dan partner dari KAP Artur Andersen. Andersen sendiri pada tahun 1994 merupakan auditor internal dari Enron Co (Chicago Tribune). 2. Parmalat KAP Grant Thoronto merupakan auditor Parmalat dari tahun 1990-1999 yang merupakan salah satu second-accounting firms terbesar. Pada tahun 1999, Parmalat harus mengganti auditor sesuai dengan undang-undang Italia dan kemudian berganti dengan salah satu KAP Big Four Delloit Touche Tohmatsu. Akan tetapi, KAP Grant Thoronto tetap melanjutkan audit atas entitas Parmalat di luar Italia. 3. Tesco Hubungan yang cukup lama terjalin antara Tesco dan auditornya (PwC) lebih dari 31 tahun. Selain mengaudit Tesco, PwC juga menjadi auditor Sainsbury’s selama 20 tahun yang merupakan saingan dari Tesco. Dalam hal ini PwC Bersambung ke halaman selanjutnya 8 Tabel 1.2 (lanjutan) No. Nama Perusahaan Tuduhan kasus skandal independensi kantor akuntan publik (KAP) tersandung kasus fraud yang ditemukan oleh KAP Delloit saat melakukan audit Investigasi “Area of Focus” yang menjadi penjelasan singkat PwC dalam Laporan Audit Independen (LAI) untuk tahun 2014, yang membuktikan bahwa laporan keuangan Tesco mengalami salah saji material sebesar £250 juta selama diaudit oleh PwC. Sumber: Theodorrus M. Tuanakota 2015 Bercermin dari tiga kasus tabel di atas, maka pelanggaran kode etis dan lamanya ikatan kerja yang dijalankan oleh perusahaan klien dengan kantor akuntan publik (KAP) menjadikan hancurnya aktivitas bisnis perusahaan dan hilang keindependensian kantor akuntan publik (KAP). Oleh karena itu relevansi nilai laba pun mengalami penurunan yang menimbulkan ketidakpastian mengenai prospek masa depan suatu perusahaan, sehingga diperlukan informasi lain untuk mengurangi ketidakpastian tersebut diantaranya seperti pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Dunia bisnis saat ini menuntut perusahaan untuk mampu menyeimbangkan pencapaian kinerja ekonomi (profit), kinerja sosial (people), dan kinerja lingkungan (planet) atau disebut triple bottom-line performance. 9 Orientasi praktik bisnis yang selama ini pada maksimalisasi laba perlu dikaji ulang. Orientasi mengejar laba semaksimal mungkin, secara jangka pendek akan menunjukkan keberhasilan, namun untuk jangka panjang hal tersebut bisa menimbulkan masalah bagi perusahaan karena adanya resistensi dari masyarakat dan stakeholder lainnya (Lako, 2010). Triple bottom-line performance menunjukkan bahwa disamping memperhatikan kinerja keuangan, perusahaan juga perlu memperhatikan tanggung jawab sosial. Di Indonesia, pemerintah telah mewajibkan perusahaan untuk mengungkapkan informasi tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan dengan adanya UU No. 40 Tahun 2007 Pasal 66 ayat (2c). Dengan diaturnya dalam undang-undang, maka pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan bersifat wajib. Namun saat ini belum ada peraturan khusus mengenai luas pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan. Disamping itu kesadaran perusahaan atas pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan masih sangat rendah. Perusahaan akan mempertimbangkan biaya dan manfaat dalam mengungkapkan informasi sosial perusahaan. Jika manfaat yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan maka perusahaan akan secara sukarela mengungkapkan informasi tersebut. Menurut Aryanti dan Sisdyani (2016), perusahaan rela mengeluarkan biaya yang besar pada tanggung jawab sosial karena CSR dapat dijadikan sebagai cara agar kinerja perusahaan terlihat baik di depan pelanggan dan stakeholder. Tuntutan ini berasal dari semakin tingginya tekanan dan tingkat 10 persaingan yang dihadapi perusahaan. Kompetisi yang ketat menuntut adanya pengungkapan dan pertukaran informasi yang memadai. Dengan demikian, adanya pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan diharapkan bisa menjadi nilai tambah public image serta bahan pertimbangan investor dalam menilai perusahaan dan mengambil investasi selain melihat pada informasi laba perusahaan saja. Dalam berinvestasi investor akan dihadapkan oleh dua hal yaitu, risk dan returm. Investor tidak tahu pasti dengan hasil yang akan diperolehnya dari suatu investasi yang dilakukannya. Apabila investor mengharapkan untuk memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi, maka investor juga harus bersedia menanggung risiko yang tinggi pula (high risk high return). Dalam menilai kinerja dan prospek perusahaan ke depan, investor tentu mengharapkan return sebagai bentuk pengembalian atas saham mereka. Scoot (2009) mengatakan, jika perusahaan memiliki risiko yang tinggi, informasi mengenai pengumuman laba sedikit direaksi oleh investor, sehingga earnings response coefficient (ERC) akan semakin rendah. Perusahaan dengan risiko tinggi sekalipun bisa menjanjikan return yang tinggi namun dengan tingkat ketidakpastian yang tinggi pula. Hal ini menyebabkan investor akan berhati-hati dalam mengambil keputusan sehubungan dengan perusahaan yang memiliki risiko tinggi. Investor akan lebih lambat, bahkan tidak sama sekali bereaksi atas informasi laba perusahaan. Penelitian ini mengembangkan penelitian yang dilakukan oleh Andreas (2013) yang berfokus pada laporan keuangan perusahaan go public yang 11 terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yang telah di audit oleh spesialisasi industri auditor serta pengaruhnya terhadap earnings response coefficient. Pengembangan penelitian ini dengan menambahkan beberapa variabel diantaranya pengungkapan corporate social responsibility dan systemic risk. Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan perusahaan Property dan Real Estate tahun 2011-2015, karena pada periode tersebut dapat menggambarkan kondisi yang relatif baru di pasar modal Indonesia sehingga lebih relevan terhadap kondisi aktual di Indonesia. Alasan lain memilih perusahaan property dan real estate karena sektor ini merupakan salah satu alternatif investasi yang diminati investor, dimana investasi pada sektor ini merupakan investasi jangka panjang dan property merupakan aktiva multiguna yang dapat digunakan oleh perusahaan sebagai jaminan. Disamping itu harga tanah yang cenderung naik dari tahun ke tahun yang dikarenakan jumlah tanah yang terbatas sedangkan permintaan akan semakin tinggi karena semakin bertambahnya jumlah penduduk juga membuat sektor ini diminati oleh investor. Berdasarkan uraian tersebut, maka respon investor di pasar modal terhadap laporan keuangan sebagaimana ditunjukkan dalam koefiesien respon laba atau ERC, harus didukung oleh laporan keuangan yang memiliki mutu yang tinggi. Laporan keuangan yang diaudit oleh auditor spesialis akan lebih merefleksikan keadaan yang sebenarnya, selain itu pengungkapan laporan corporate social responsibility dan adanya systemic risk juga dapat mempengaruhi investor dalam melihat prospek suatu perusahaan. Untuk 12 mengetahui hubungan spesialisasi industri auditor, pengungkapan corporate social responsibility dan systemic risk terhadap tingkat earnings response coefficient, maka akan dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Spesialisasi Industri Auditor, Pengungkapan Corporate Social Resposnibility dan Systemic Risk terhadap Earnings Response Coefficient” (Studi Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di BEI periode 2011-2015). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maka rumusan permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah spesialisasi industri auditor, pengungkapan corporate social responsibility, dan systemic risk berpengaruh secara simultan terhadap tingkat earnings response coefficient? 2. Apakah spesialisasi industri auditor berpengaruh terhadap tingkat earnings response coefficient? 3. Apakah pengungkapan corporate social responsibility berpengaruh terhadap earnings response coefficient? 4. Apakah systemic risk berpengaruh terhadap earnings response coefficient? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk: 13 a. Mengetahui pengaruh spesialisasi industri auditor terhadap tingkat earnings response coefficient. b. Mengetahui pengaruh pengungkapan corporate social responsibility terhadap earnings response coefficiet. c. Mengetahui pengaruh systemic risk terhadap earnings response coefficient. d. Mengetahui pengaruh spesialisasi industri auditor, pengungkapan corporate social responsibility, dan systemic risk terhadap tingkat earnings response coefficient. 2. Manfaat Penelitian a. Kontribusi Teoritis 1) Mahasiswa Fakultas Ekonomi khususnya jurusan Akuntansi, penelitian ini sebagai bahan kajian dan pengujian terhadap konsep spesialisasi industri auditor, pengungkapan corporate social responsibility, dan systemic risk terhadap earnings response coefficient. 2) Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini. 3) Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta menambah referensi mengenai spesialisasi industri auditor, pengungkapan corporate social responsibility, systemic risk dan earnings response coefficient. b. Kontribusi Praktis 14 1) Perusahaan, sebagai bahan acuan untuk meningkatkan Earnings Response Coefficient. 2) Masyarakat, sebagai media untuk mencari tahu mengenai spesialisasi industri auditor, pengungkapan corporate social responsibility, systemic risk dan earnings response coefficient. 3) Investor, sebagai sarana informasi mengenai kinerja perusahaan. 15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Literatur 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai kontrak dimana satu agen atau lebih orang (prinsipal, yaitu pemegang saham) menunjuk orang lain (agen, yaitu manajer) untuk melakukan jasa mendelegasikan demi kekuasaan kepentingan mengambil prinsipal, keputusan yang termasuk kepada agen. Manajemen diberikan keleluasaan untuk dapat memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi selama tidak menyimpang dari ketentuan yang berlaku umum. Namun, hal tersebut terkadang disalah gunakan oleh manajemen dalam memberikan informasi mengenai laba yang merupakan gambaran kinerja perusahaan. Hal ini akan mempengaruhi kualitas dari laba yang dilaporkan perusahaan tersebut, yang disebabkan oleh adanya masalah keagenan. Menurut Raharjo (2007), teori agensi terfokus pada dua individu yaitu prinsipal dan agen. Prinsipal mendelegasikan responsibility decision making kepada agen. Baik prinsipal maupun agen diasumsikan sebagai orang-orang ekonomi yang rasional yang semata-mata termotivasi oleh kepentingan pribadi, tapi mereka kesulitan membedakan penghargaan atas 16 prefensi, kepercayaan, dan informasi. Scott (2009) menyatakan bahwa perusahaan mempunyai banyak kontrak, baik kontrak kerja antara perusahaan dengan manajer, maupun kontrak pinjaman antara perusahaaan dengan kreditor. Pada umumnya baik pemegang saham ataupun manajer ingin memaksimumkan kesejahteraannya masing-masing dengan memanfaatkan informasi yang dimiliki. Dalam hal ini, manajer memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan pemegang saham, sehingga menimbulkan adanya asimetri informasi. Informasi yang lebih banyak dimiliki oleh manajer dapat memicu mereka untuk melakukan tindakantindakan sesuai dengan keinginan dan kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraanya, sedangkan bagi pemegang saham akan sulit dalam mengontrol secara efektif tindakan yang dilakukan oleh manajemen akibat adanya keterbatasan informasi yang dimiliki. Godfrey et al (2010) membagi biaya keagenan dalam tiga jenis biaya yaitu: 1) Biaya monitoring Biaya yang ditujukan untuk mengawasi perilaku agen. Prinsipal melakukan pengukuran, pengamatan dan pengendalian atas perilaku agen. 2) Biaya perikatan (Bonding Cost) Biaya yang dikeluarkan oleh agen dalam rangka mematuhi dan mengimplementasikan mekanisme kontrak yang menjamin bahwa agen akan bertindak sejalan dengan kepentingan prinsipal. 17 3) Residual Loss Biaya yang masih dapat timbul ketika tindakan yang dilakukan agen berbeda dengan apa yang seharusnya dilakukan untuk memenuhi kepentingan prinsipal walaupun biaya terkait pengawasan dan perikatan sudah dilakukan. Pandangan teori keagenan ini mengakibatkan munculnya konfilik yang dapat mempengaruhi kualitas laba yang dilaporkan, karena manajemen yang memiliki kepentingan tertentu akan cenderung menyusun laporan laba yang sesuai dengan tujuannya dan bukan demi untuk kepentingan pemegang saham. 2. Teori Sinyal (Signalling Theory) Signalling Theory dalam ilmu komunikasi yang digunakan dalam disiplin ilmu akuntansi digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi pola perilaku komunikasi manajer kepada publik. Teori sinyal dalam akuntansi berfungsi untuk menilai adanya informasi privat. Menurut Jogiyanto (2000), informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Investor memerlukan informasi mengenai prospek perusahaan yang akan dipilihnya sebagai tempat dalam menanamkan saham mereka. Akan tetapi, sebagai pihak luar investor tidak mengetahui seluruh informasi 18 perusahaan dibandingkan dengan manajemen. Asimetri informasi tersebut perlu diminimalkan, sehingga perusahaan go public dapat menginformasikan keadaan perusahaan secara transparan kepada investor. Oleh karena itu, manajemen perusahaan sebagai pihak yang memiliki informasi lebih banyak mengenai perusahaan, diharapkan memberikan informasi atau sinyal kepada investor mengenai kondisi prospek perusahaan kedepan. Pengungkapan dalam laporan keuangan akan membantu pengguna laporan keuangan untuk memahami isi dan angka yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Sudarma dan Ni Made (2015) menjelaskan, kegagalan dalam memahami laporan keuangan mengakibatkan beberapa perusahaan mengalami kesalahan penilaian (misvalued), baik undervalued maupun overvalued. Sehingga muncul keraguan mengenai transparansi, pengungkapan informasi, dan peran akuntansi dalam menghasilkan informasi keuangan yang relevan dan dapat dipercaya, sehingga pemakai informasi akuntansi menerima sinyal tentang kondisi perusahaan yang sebenarnya. Dalam teori signaling, laporan keuangan diindikasikan oleh perusahaan merupakan suatu sinyal yang dapat mempengaruhi nilai saham mereka. Sinyal yang diberikan oleh perusahaan sangat menentukan bagi investor dalam mengantisipasi prospek perusahaan yang akan mereka pilih dalam menanamkan modalnya. Dengan demikian apabila manajemen menyampaikan informasi ke pasar, umumnya pasar akan merespon 19 sebagai suatu sinyal terhadap adanya suatu peristiwa tertentu yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. 3. Earnings Response Coefficient Laporan keuangan dibuat dengan tujuan untuk digunakan oleh berbagai pihak, termasuk pihak internal perusahaan itu sendiri. Pihakpihak yang sebenarnya paling membutuhkan laporan keuangan adalah para pengguna eksternal (pemegang saham, kreditor, pemerintah, masyarakat). Informasi laba yang dilaporkan pada laporan keuangan khususnya yang berguna bagi para investor dalam memprediksi return atas saham perusahaan. Kualitas laba yang baik dapat dilihat dari earnings response coefficient nya. Menurut Scoot (2009), menyebutkan : “An earnings response coefficient measures the extent of a security’s abnormal return in response to the unexpected component of reported earnings of the firm issuing that security.” Yang berarti, earnings response coefficient (ERC) mengukur sejauh mana pengembalian abnormal suatu sekuritas dalam merespon komponen laba yang tidak diprediksikan. Menurut Cho dan Jung (1991) mendefinisikan earnings response coefficient sebagai efek setiap dolar dari laba kejutan (unexpected earnings) terhadap return saham, yang ditunjukkan melalui slope koefisien dalam regresi abnormal return saham dengan unexpected earnings. Dengan kata lain ERC merupakan koefisien sensitivitas perubahan harga saham terhadap perubahan laba akuntansi. Scott (2009) menyebutkan ada empat landasan pemikiran dan asumsi tentang pemakaian ERC yaitu: 20 1. Investor memiliki kepercayaan awal terhadap ekspektasi return dan risiko perusahaan yaitu kepercayaan berdasarkan semua informasi yang tersedia di publik sampai sesaat sebelum pengeluaran laporan keuangan. Pengetahuan awal ini tidak sama untuk setiap investor akan tetapi pengetahuan ini meliputi ekspetasi terhadap laba perusahaan. 2. Pada saat penerbitan laba tahunan, beberapa investor memiliki informasi yang lebih dengan menganalisis angka laba. Sehingga beberapa investor akan merevisi kepercayaan awal mereka terhadap ekspektasi return dan risk. 3. Investor yang merevisi kepercayaannya terhadap probabilitas future return yang meningkat dibanding ekspektasi awal akan melakukan pembelian saham begitu juga sebaliknya. 4. Akumulasi dari jual beli ini akan membawa dampak pada akumulasi abnormal return di sekitar periode penerbitan laporan keuangan. Dan beberapa respon pasar yang muncul, antara lain : 1. Dalam teori efficient market disebutkan bahwa pasar akan mereaksi informasi yang baru dengan cepat. 2. Berita baik atau buruk (good news or bad news) yang dilaporkan dari nilai net income akan dievaluasi dengan apa yang diharapkan oleh investor. Jika melebihi nilai yang diekspektasikan maka akan menjadi berita baik begitu juga sebaliknya. 21 3. Pasar juga merespon informasi di luar pengumuman laba, sehingga terkadang sulit untuk melihat respon terhadap laporan keuangan. Misalnya, pengumuman kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah yang dapat mempengaruhi pasar saham. Karena itu, sangat diharapkan adanya pemisahan antara pengaruh pada keseluruhan pasar dengan faktor khusus perusahaan. Dengan demkian koefisien respon laba atau earnings response coefficient adalah suatu reaksi yang datang dari pengumuman laba perusahaan, sehingga dapat dikatakan bahwa ERC didefinisikan sebagai perkiraan perubahan harga saham yang terjadi akibat pengumuman laba perusahaan yang masuk ke informasi pasar. Koefisien respon laba pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memahami bagaimana suatu informasi dapat mempengaruhi harga saham (Bruegger dan Dunbar, 2009). Menurut Tuwentina dan Wirama (2014), menggunakan ERC sebagai pengukuran kualitas laba karena ingin melihat kualitas laba berdasarkan respon investor atas informasi laba yang diungkapkan oleh perusahaan sesuai dengan teori agensi bahwa laba yang berkualitas adalah laba yang tidak menimbulkan asimetri informasi antara investor sebagai prinsipal dan manajemen perusahaan sebagai agen. 4. Spesialisasi Industri Auditor Setiap industri sangat besar kemungkinan memiliki perbedaan sifat bisnis, prinsip akuntansi, sistem akuntansi, dan peraturan perpajakan yang berbeda satu sama lainnya. Oleh karena itu, seorang auditor harus 22 memiliki pengetahuan mengenai jenis industri klien, bukan hanya memiliki pengetahuan mengenai audit dan akuntansi saja. Auditor spesialis adalah auditor yang memiliki pengalaman dan pengetahuan mengaudit klien dengan industri yang sama. Auditor dengan klien dalam industri yang sama akan memiliki pemahaman yang lebih mengenai resiko audit khusus pada industri sehingga dapat memahami karakteristik perusahaan dengan lebih komprehensif. Terdapat empat faktor penentu tingkat kematangan auditor spesialis menurut Bonner dan Lewis (1990) dalam Primadita (2012), yaitu : a. Pemahaman atas pengetahuan umum mengenai akuntansi dan audit yang diperoleh dari pelatihan secara formal maupun pengalaman auditor. b. Pemahaman yang lebih detail atas klien dan industri tempat klien beroperasi berupa karakteristik perusahaan-perusahaan dalam industri tersebut. c. Pemahaman atas bisnis mengenai sifat dasar, kondisi, tren ataupun siklus yang berlaku dalam lingkungan bisnis secara umum. d. Kemampuan memecahkan masalah dengan memahami hubungan timbal balik dan kemampuan analitis. Profesi auditor berfungsi sebagai pihak ketiga yang independen dalam memberikan kepastian berupa opini terhadap integritas angka-angka akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan. Ketika auditor menangani perusahaan-perusahaan dalam industri yang sama maka 23 pengetahuan dan pemahaman auditor bertambah dan jauh lebih baik mengenai internal kontrol perusahaan, resiko bisnis, dan resiko audit pada perusahaan tersebut. Dapat dikatakan bahwa auditor spesialis memiliki kemampuan dan pengetahuan yang memadai dibanding auditor yang tidak memiliki kemampuan spesialis (Andreas, 2012). 5. Pengungkapan Corporate Social Responsibility Dalam beberarapa tahun terakhir, tanggung jawab perusahaan terhadap sosial dan lingkungan mulai disadari oleh perusahaan sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap masyarakat. Pelaku bisnis pun juga melihat bahwa kelangsungan hidup perusahaan juga sangat bergantung pada hubungan perusahaan dengan masyarakat dan lingkungan tempat perusahaan melakukan aktivitas operasinya. Menurut World Bussiness Council for Sustainable Development (WBCSD) mendefinisikan CSR sebagai : “ Corporate Social Responsibility is the commitment of business to sustainable economic development, working with employees, their families, the local community and society at large to improve their quality of life “ Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengungkapan CSR merupakan sebuah alat untuk mengkomunikasikan aktivitas sosial lingkungan perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan tercantum dalam UU No. 40 tahun 2007 ayat 66 (2c) tentang Perseroan Terbatas yang mewajibkan perusahaan untuk melaporkan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan. 24 Berdasarkan peraturan undang-undang tersebut, maka pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan bersifat wajib bagi seluruh perusahaan. Namun demikian, sampai saat ini belum ada pedoman baku yang mengatur luas pengungkapan tanggung jawab sosial dan perusahaan, yaitu seberapa banyak item-item informasi yang harus diungkapkan. 6. Systemic Risk Dalam melakukan investasi para investor tentunya akan dihadapkan oleh dua hal, yaitu risk dan return. Untuk mendapatkan pengembalian (return) yang besar tentu dibutuhkan juga risiko (risk) yang besar juga. Saham yang besar memungkinkan investor untuk mendapatkan returm atau capital gain dalam waktu singkat, namun perubahan harga saham yang berfluktuasi juga dapat membuat investor mendapatkan kerungian dalam waktu yang singkat. Risiko merupakan besarnya penyimpangan antara expected return dengan actual return. Semakin besar penyimpangan berarti semakin besar tingkat risiko investasi tersebut. Jogiyanto (2003) mendefinisikan risiko sebagai variabilitas pendapatan yang diharapkan. Risiko suatu investasi diukur dari besarnya varians atau standar deviasi dari pengembalian yang diharapkan atau kemungkinan tingkat pengembalian yang diperoleh menyimpang dari yang diharapkan. Dengan kata lain risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return harapan (Edruardus, 2010). Risiko terkait dengan ketidakpastian hasil atas peristiwa di masa depan. Banyak investor dan kreditor menilai risiko secara subjektif, 25 sedangkan pengukuran risiko secara statistik muncul dari teori koefisien beta (Wild et al, 2004). Teori koefisien beta menyatakan bahwa total risiko investasi terdiri atas dua elemen yaitu: a. Risiko sistematis (systemic risk) Risiko ini adalah risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor yang secara bersamaan mempengaruhi harga saham di pasar modal. Risiko ini ada karena adanya perubahan ekonomi secara makro atau politik seperti kebijakan fiskal pemerintah, pergerakan tingkat suku bunga, nilai tukar mata uang, dan inflasi. Semua ini dapat menyebabkan reaksi pasar modal yang dapat dilihat dari indeks pasar. Risiko sistematis akan selalu ada dan tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi. b. Risiko tidak sistematis (unsystemic risk) Risiko tidak sistematis merupakan risiko yang lebih bersumber pada pengaruh-pengaruh yang mengakibatkan penyimpangan pada tingkat pengembalian yang mungkin dapat dikontrol oleh perusahaan. Risiko ini umumnya merupakan masalah khusus perusahaan seperti adanya kerusakan peralatan, pemogokan kerja, bencana alam, dan lain sebagainya. Risiko ini adalah risiko unik karena berasal dari kenyataan bahwa banyak risiko yang dihadapi perusahaan mempunyai sifat khusus yang sesuai dengan perusahaan. Risiko ini dapat diminimalkan dengan melakukan diversifikasi. 26 Menurut Suad (2005), risiko sistematik (systematic risk) merupakan risiko yang mempengaruhi semua (banyak) perusahaan. Sedangkan menurut Tandelilin (2001), risiko sistematik atau dikenal juga dengan risiko pasar (market risk) merupakan risiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Perubahan pasar tersebut akan mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. Risiko sistematik ini merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan (Halim, 2005). Misalnya perubahan tingkat bunga, kurs valuta asing, kebijakan pemerintah, resesi ekonomi, dsb. Risiko ini bersifat umum dan berlaku bagi semua saham. Perubahan keadaan yang terjadi di pasar dapat mempengaruhi variabilitas return atas suatu investasi. Parameter yang biasa digunakan untuk menghitung risiko sistematis adalah beta. Risiko sistematis atau risiko pasar disebut dengan beta (β) karena dalam permodelan capital asset pricing model (CAPM) beta merupakan koefisien dari fungsi positif dan linear return pasar terhadap return saham, dimana beta ini merupakan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi return saham. Saham dengan beta yang lebih dari 1 merupakan saham yang agresif yaitu saham yang sangat peka terhadap perubahan pasar. Sedangkan beta yang kurang dari 1 merupakan saham yang defensif yaitu saham yang tidak peka 27 terhadap perubahan pasar dan beta sama dengan satu menunjukkan bahwa kondisi nya sama dengan indeks pasar. Brigham (2001) mengatakan, beta mengukur perubahan relatif saham terhadap rata-rata saham dan beta saham dapat dihitung menggunakan sebuah garis. Kemiringan garis menunjukkan bagaimana setiap saham bergerak dalam menanggapi pergerakan pasar. Kemiringan koefisien dari garis regresi semacam itu didefinisikan sebagai koefisien beta. Perubahan harga saham kemungkinan akan menunjukkan risiko. Harga saham dapat bervariasi karena para investor tidak yakin tentang masa depan perusahaan, khususnya laba di masa depan. Jadi, jika perusahaan yang harga sahamnya berfluktuasi relatif lebih luas (yang akan menghasilkan beta tinggi), pendapatan masa depan yang akan diperoleh investor relatif tidak dapat diprediksi. B. Penelitian Sebelumnya Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang berhubungan dengan penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut : 28 Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Judul Penelitian Penelitian Persamaan Perbedaan No. Peneliti (Tahun) Hasil Penelitian 1. Gusti Ayu Putu Sintya Aryani dan Eka Ardhani Sisdyani, (2016) Profitabilitas pada Earnings Response Coefficient dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility sebagai variabel pemoderasi. Variabel Variabel Corporate Social Profitabilitas Responsibility dan ERC Profitabilitas berpengaruh positif pada earnings response coefficient, namun pengungkapan corporate social responsibility tidak mampu memoderasi pengaruh profitabilitas pada earnings response coefficient. 2. Randal J. Elder, Suzanne Lowensohn, and Jacqueline L. Reck, (2015) Audit Firm Rotaton, Auditor Specialization, and Audit Quality in the Municipal Audit Context Variabel Spesialisasi Industri Auditor Variabel Rotasi Auditor, Kualitas Audit dan Konteks Audit Perkotaan Kebijakan rotasi perusahaan audit berhubungan positif dengan kualitas audit melalui seleksi perusahaan audit. 3. Rofika, (2015) Faktor-Faktor yang Variabel Risiko Mempengaruhi Earnings Perusahaan dan Response Coefficient (ERC) ERC Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Variabel Persistensi Laba, Pertumbuhan Perusahaan, Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan Pertumbuhan Perusahaaan dan Struktur Modal berpengaruh terhadap ERC. Persistensi Laba, Risiko Perusahaan dan Ukuran Perusahaan tidak Bersambung pada halaman selanjutnya 29 No. Lanjutan Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Judul Penelitian Penelitian Persamaan Perbedaan Peneliti (Tahun) Hasil Penelitian berpengaruh terhadap ERC. 4. 5. 6. Mahboobe Hasanzade, Roya Darabi, dan Gholamreza Mahfoozi, (2013) Factors Affecting the Earnings Response Coefficient: An Empirical study for Iran. Variabel Systemic Risk dan ERC Variabel Leverage, Growth Opportunities, dan Profitability Variabel Growth Opportunities, dan Profitability berpengaruh positif terhadap ERC. Variabel Systemic Risk berpengaruh negatif terhadap ERC. Variabel Leverage tidak berpengaruh terhadap ERC. Nor Balkish Zakaria, dan Dalila Daud, (2013) Does Big 4 Affect the Earnings Response Coefficient (ERC) ? *Evidence from Malaysia Variabel Spesialisasi Industri Auditor yang diproksikan dengan Kualitas Audit dan ERC Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang terdapat di Malaysia pada tahun 2007-2010 Variabel kualitas audit berpengaruh positif terhadap ERC. Maisil Delvira dan Nelvirita (2013) Pengaruh Risiko Sistematik, Leverage, dan Persistensi Variabel Risiko Sistematik dan Variabel Leverage dan Persistensi Variabel Risiko Sistematik berpengaruh Bersambung pada halaman selanjutnya 30 No. Lanjutan Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Judul Penelitian Penelitian Persamaan Perbedaan Peneliti (Tahun) Hasil Penelitian Laba terhadap Earnings Response Coefficient. ERC Laba negatif terhadap ERC, sedangkan variabel Leverage tidak berpengaruh terhadap ERC, variabel Persistensi Laba berpengaruh positif terhadap ERC. 7. Khoerul Umam Sandi, (2013) Faktor-faktor yang mempengaruhi Earnings Response Coefficient Variabel spesialisasi industri auditor yang diproyeksikan oleh kualitas audit dan ERC Variabel ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan struktur modal Variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap ERC, sedangkan pertumbuhan perusahaan, struktur modal, dan kualitas audit tidak berpengaruh terhadap ERC. 8. Hans Hananto Andreas, (2012) Spesialisasi Industri Auditor sebagai Prediktor Earnings Response Coefficient Perusahaan Publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel Spesialisasi Indsutri Auditor dan ERC Sampel perusahaan yang digunakan antara tahun 20062010 Variabel Spesialisasi Industri Auditor berpengaruh positif terhadap ERC. Bersambung pada halaman selanjutnya 31 No. Peneliti (Tahun) 9. Sri Mulyani, Nur Fadjrih Asyik, dan Andayani, (2007) 10. Yosefa Sayekti dan Ludovicus Sensi Wondabio, (2007) Lanjutan Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Judul Penelitian Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian Faktor-faktor yang mempengaruhi Earnings Response Coefficient. Variabel Risiko Sistematik, Spesialisasi Industri Auditor yang diproksikan dengan Kualitas Audit dan ERC Variabel Persistensi Laba, Struktur Modal, Pertumbuhan Laba, dan Ukuran Perusahaan Semua variabel independen kecuali kualitas audit berpengaruh terhadap ERC. Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earnings Response Coefficient. Variabel Pengungkapan CSR dan ERC Sampel perusahaan yang digunakan pada tahun 2005 Variabel Pengungkapan CSR berpengaruh negatif terhadap ERC. 32 C. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Adanya Skandal Akuntansi dan Pengungkapan Akun-Akun yang Kurang atau Lebih dari yang Seharusnya Basis Teori : Teori Agensi dan Teori Signalling Variabel Independen : Variabel Dependen : Spesialisasi Industri Auditor Pengungkapan Corporate Social Responsibility Earnings Response Coefficient Systemic Risk Metode Analisis Regresi Berganda Uji Hipotesis : Uji t dan Uji F Hasil Pengujian dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran 33 D. Perumusan Hipotesis 1. Spesialisasi Industri Auditor, Pengungkapan Corporate Social Responsibility, dan Systemic Risk berpengaruh secara simultan terhadap Earnings Response Coefficient. Dalam penelitian ini ingin diketahui apakah semua variabel independen yaitu spesialisasi industri auditor, pengungkapan corporate social responsibility, dan systemic risk berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen yaitu earnings response coefficient. Menurut Andreas (2012), dalam penelitiannya menyatakan bahwa spesialisasi industri auditor berpengaruh positif terhadap ERC. Namun hal ini tidak sejalan dengan penelitian Sandi (2013), yang menunjukkan bahwa kualitas audit yang diproyeksikan dengan spesialisasi industri auditor tidak berpengaruh terhadap ERC. Dan penelitian lain menurut Wulandari dan Wirajaya (2014) menunjukkan bahwa pengungkapan CSR tidak berpengaruh terhadap ERC, lalu dalam penelitian Darwanis dan Arie (2013), menunjukkan bahwa risiko sistematis berpengaruh positif terhadap ERC. Oleh karena itu dalam penelitian dibuat hipotesis: Ha1 : Spesialisasi Industri Auditor, Pengungkapan Corporate Social Responsibility, dan Systemic Risk berpengaruh secara simultan terhadap Earnings Response Coefficient. 2. Pengaruh Spesialisasi Industri Auditor terhadap Earnings Response Coefficient. 34 Scott (2015) menyatakan bahwa ERC mengukur besarnya abnormal return saham dalam merespon unexpected earnings yang dilaporkan perusahaan. Laporan laba yang berkualitas sangat berpengaruh terhadap reaksi investor terhadap saham suatu perusahaan. Oleh karena itu laba pada laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor pada umumnya memiliki kualitas yang lebih baik, relevan, dan dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak diaudit. Beberapa penelitian menguji pengaruh spesialisasi industri auditor yang diproksikan oleh kualitas auditor terhadap earnings response coefficient (ERC). Teoh and Wong (1993) menunjukkan bahwa pasar merespon secara berbeda terhadap kualitas auditor, yang diproksikan dengan auditor Big Four dan non-Big Four. Artinya semakin berkualitas auditor yang mengaudit suatu laporan keuangan maka semakin tinggi kredibilitas angka-angka yang dilaporkan, sehingga dengan demikian semakin besar pula ERC nya. Hogan and Jetter (1999) menunjukkan bahwa spesialisasi industri auditor merupakan dimensi lain dari kualitas audit. Mereka menyatakan bahwa spesialisasi industri auditor membuat auditor mampu menawarkan kualitas audit yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak spesialis. Hal ini sejalan dengan penelitian Andreas (2012) yang menunjukkan bahwa spesialisasi industri auditor berpengaruh positif terhadap ERC. Oleh karena itu dalam penelitian ini dibuat hipotesis: Ha2 : Spesialisasi Industri Auditor berpengaruh terhadap Earnings Response Coefficient. 35 3. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Earnings Response Coefficient. Luas pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan yang diproksikan dengan CSRI merupakan salah satu informasi terbaru perusahaan yang mampu merubah nilai perusahaan disamping pengumuman laba perusahaan. Perusahaan yang melakukan pengungkapan informasi tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam laporan tahunnya dapat memberikan nilai lebih dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memiliki pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan. Menurut Aryanti dan Sisdyani (2016), perusahaan rela mengeluarkan biaya yang besar pada tanggung jawab sosial karena CSR dapat dijadikan sebagai cara agar kinerja perusahaan terlihat baik di depan pelanggan dan stakeholder. Adanya pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan juga mampu memberikan informasi tambahan serta mengurangi asimetri informasi dan ketidakpastian perusahaan. Pengambil keputusan ekonomi saat ini, tidak hanya melihat pada kinerja keuangan perusahaan, karena kesimpulan baik atau buruknya kinerja perusahaan tidak cukup hanya dilihat dari besarnya laba yang dihasilkan (Cheng dan Yulius, 2010). Investor dapat mempertimbangkan informasi tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan sebagai informasi tambahan yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan sehingga dalam pengambilan keputusan investor tidak mendasarkan pada informasi laba saja. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Delvira 36 dan Nelvirita (2013) menunjukkan bahwa pengungkapan laporan tanggung jawab sosial dan lingkungan berpengaruh negatif terhadap ERC. Sedangkan penelitian Darwanis dan Arie (2013), menunjukkan bahwa pengungkapan laporan tanggung jawab sosial dan lingkungan berpengaruh positif terhadap ERC. Oleh karena itu dalam penelitian ini dibuat hipotesis: Ha3 : Pengungkapan Corporate Social Responsibilty berpengaruh terhadap Earnings Response Coefficient. 4. Pengaruh Systemic Risk terhadap Earning Response Coefficient. Risiko Sistematik (systemic risk) merupakan risiko yang mempengaruhi banyak (semua) perusahaan (Suad, 2005). Beta merupakan pengukur sistematik perusahaan yang diestimasi dengan model pasar. Semakin besar risiko perusahaan, maka semakin tidak pasti juga return yang terjadi di masa depan sehingga semakin rendah nilai perusahaan di mata investor. Dalam Scott (2009) dikatakan jika perusahaan memiliki risiko yang tinggi, informasi mengenai pengumuman laba akan sedikit direaksi oleh investor, sehingga ERC akan semakin rendah. Karena perusahaan dengan risiko tinggi sekalipun bisa menjanjikan return yang tinggi namun disisi lain tingkat kepastiannya juga tinggi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Delvira dan Nelvirita (2013), menunjukkan bahwa systemic risk berpengaruh negatif terhadap ERC. Sedangkan penelitian Darwanis dan Arie (2013), serta Kurnia dan 37 Sufiyanti (2015), menunjukkan bahwa systemic risk berpengaruh positif terhadap ERC. Oleh karena itu dalam penelitian ini dibuat hipotesis: Ha4 : Systemic Risk berpengaruh terhadap Earnings Response Coefficient. 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu spesialisasi industri auditor, pengungkapan corporate social responsibility, dan systemic risk terhadap variabel dependen, yaitu earnings response coefficient. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan property dan real estate yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011-2015. Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif berupa data sekunder yang diperoleh dengan mengakses website www.idx.co.id. B. Metode Penentuan Sampel Sampel pada penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan property dan real estate yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011-2015. Sampel adalah bagian dari jumlah maupun karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012). Pemilihan sampel penelitian didasarkan pada metode purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan atau kriteria tertentu (Sugiyono, 2012). Metode yang digunakan peneliti dalam pemilihan sampel penelitian adalah pemilihan sampel bertujuan (purposive sampling), dengan kriteria sebagai berikut : 39 1. Perusahaan di bidang property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2015 2. Perusahaan yang IPO sebelum tanggal 1 Januari 2011 dan mempublikasikan laporan keuangannya berturut-turut selama 2011-2015 3. Perusahaan yang mengungkapkan laporan corporate social responsibility dalam laporan keuangannya berturut-turut selama 2011-2015 4. Perusahaan yang telah menerbitkan laporan keuangan tahunan untuk periode 2011 – 2015 yang berakhir pada tanggal 31 Desember, dan memiliki data laporan keuangan yang lengkap sesuai dengan data yang diperlukan dalam penelitian C. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan cara teknik pengumpulan dokumenter, yaitu penggunaan data yang berasal dari dokumendokumen yang sudah ada. Hal ini dilakukan dengan cara melakukan penelusuran dan pencatatan informasi yang diperlukan pada data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan sampel. Metode dokumentasi ini dilakukan dengan cara mengumpulkan annual report, laporan keuangan beserta laporan audit oleh auditor independen dan data lain yang diperlukan berdasarkan penjelasan sebelumnya. Data pendukung lainnya diperoleh dengan metode studi pustaka dari jurnal-jurnal ilmiah serta literatur yang memuat pembahasan berkaitan dengan penelitian ini. Data diperoleh dari 40 www.idx.co.id yang berupa laporan tahunan (Annual Report), laporan keuangan dan laporan audit oleh laporan auditor independen. D. Metode Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik bertujuan untuk memastikan bahwa sampel yang diteliti terbebas dari gangguan normalitas, multikolonieritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. (Ghozali, 2015). Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik dapat dilakukan dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot (Normal P-P Plot). Distribusi normal akan membentuk satu garis diagonalnya. Sedangkan, uji statistik yang digunakan adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan hasil yang signifikan berarti data residual terdistribusi tidak normal (Ghozali, 2015). b. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika ada 41 korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Ghozali (2015) menjelaskan cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi, yaitu: 1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel independen. 2) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini mengindikasikan adanya multikolonieritas. 3) Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan lawannya yaitu Variance Inflation Factor (VIF). Nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Regresi bebas dari masalah multikolonieritas jika nilai Tolerance > 0,10 atau sama dengan niai VIF < 10 (Ghozali, 2015). c. Uji Heteroskesdastisitas Uji heteroskesdastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang 42 lain tetap, maka disebut homoskesdastisitas dan jika berbeda disebut heteroskesdastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskesdastisitas. Deteksi ada atau tidaknya heteroskesdastisitas dapat dilihat dengan ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika ada pola tertentu maka mengindikasikan telah terjadi heteroskesdastisitas. Tetapi, jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskesdastisitas (Ghozali, 2015). d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah uji statistik non-parametrik Run Test. Jika uji Run Test menunjukkan hasil yang signifikan berarti residual tidak random atau terjadi autokorelasi antar nilai residual. 43 2. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberi gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), minimum, maksimum dan standar deviasi, varian, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2015). 3. Koefisien Determinasi Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan 1 atau (0 < x < 1). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel dependen terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum, koefisien determinasi untuk data silang (cross section) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya memiliki nilai koefisien determinasi yang tinggi. (Ghozali, 2015). Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat, tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi 44 terbaik. Tidak seperti R2 , nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model (Ghozali, 2015). Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah analisis regresi berganda (multiple regression analysis). Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji hubungan dan pengaruh yang dihasilkan dari beberapa variabel independen terhadap satu variabel dependen. Analisis regresi ini juga digunakan untuk mengestimasi rata-rata nilai populasi atau nilai dari rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independennya. Pada analisis ini juga dapat mengukur kekuatan hubungan antara variabel-variabel yang digunakan, serta menunjukkan arah hubungan antar variabel tersebut. Model regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini telah dirumuskan sebagai berikut : ERC = α + β1SPAU + β2PCSR + β3SYRS + Ɛ Keterangan : ERC = Earnings Response Coefficient SPAU = Spesialisasi Industri Auditor PCSR = Pengungkapan CSR SYRS = Systemic Risk α = Konstansta β1,2,3, = Koefisien variabel Ɛ = Error 45 4. Uji Hipotesis a) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. (Ghozali, 2015). Jika probability F lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan menolak Ha. b) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2015). Jika probabilitas t lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak Ho, sedangkan jika nilai probabilitas t lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan menolak Ha. E. Operasionalisasi Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas a. Spesialisasi Industri Auditor Auditor spesialisasi industri, merupakan mekanisme yang dilakukan oleh auditor untuk meningkatkan pengetahuannya dalam bidang industri tertentu, baik secara tidak langsung melalui pelatihan, maupun secara langsung dengan cara membatasi perikatan audit hanya pada jenis industri tertentu. Auditor spesialis dan non spesialis dikategorikan berdasarkan data persentase klien perusahaan publik yang diaudit oleh KAP pada 46 industri tertentu, kemudian dilakukan pembobotan (weightening) berdasarkan total aset perusahaan dengan rumus yang dikembangkan oleh Primadita (2012) sebagai berikut: ∑ klien KAP di industri SPEC = ∑ emiten di industri ∆ aset klien KAP di industri x ∆ aset seluruh emiten di industri Suatu KAP dikatakan spesialis jika KAP tersebut menguasai 10% market share. Variabel auditor spesialis diukur dengan menggunakan dummy variable. Jika suatu KAP tertentu menguasai ≥10% market share maka diberikan nilai 1 (spesialis), dan 0 jika tidak. b. Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pengungkapan ini menggunakan check list yang mengacu pada Global Reporting Initiative (GRI). GRI memfokuskan pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan pada 3 bidang yaitu: (1) indikator kinerja ekonomi; (2) indikator kinerja lingkungan; dan (3) indikator kinerja sosial (tenaga kerja, hak asasi manusia, sosial, dan produk). Pengukuran ini dilakukan dengan mencocokan item pada check list dengan item yang diungkapkan perusahaan. Apabila item i diungkapkan maka diberikan nilai 1, jika item i tidak diungkapkan maka diberikan nilai 0 pada check list. Setelah mengidentifikasi item yang diungkapkan oleh perusahaan di dalam laporan tahunan, serta mencocokannya pada check list, hasil pengungkapan item yang diperoleh dari setiap perusahaan 47 dihitung indeksnya dengan proksi CSRI. Menurut Sayekti dan Wondabio (2007), rumus untuk menghitung CSRI adalah sebagai berikut : CSRI = ∑ 𝑋𝑖 𝑛 CSRI : Indeks luas pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan. ∑ Xi: nilai 1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika item i tidak diungkapkan. n: jumlah item untuk perusahan. c. Systemic Risk Menurut Tandeilin (2001), risiko sistematik atau dikenal juga dengan risiko pasar (market risk) merupakan risiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Dalam hal ini risiko sistematik perusahaan diukur dengan beta yang diestimasi dengan model pasar. Koefisien beta diperoleh dari regresi antara return saham dengan return pasar, yakni dengan rumus sebagai berikut (Suad, 2005): R = α + β Rm + e Keterangan: R = Return saham β = Beta saham (indikator risiko sistematis) Rm = Return pasar Menghitung return saham dan return pasar dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut: 48 1. Menghitung return saham Rit = (𝑃𝑖𝑡 – 𝑃𝑖𝑡−1) 𝑃𝑖𝑡−1 Dimana: Rit = Return saham perusahaan i pada periode t Pit = Harga penutupan saham i pada periode t Pit-1 = Harga penutupan saham i pada periode t-1 2. Menghitung return pasar harian: Rmt = (𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡 – 𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1) 𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1 Dimana: Rmt = Return pasar harian IHSGt = Indeks harga saham gabungan pada periode t IHSGt-1 = Indeks harga saham gabungan pada periode t-1 2. Variabel Terikat a. Earnings Response Coefficient Earnings Response Coefficient (ERC) merupakan salah satu ukuran yang digunakan untuk mengukur kualitas laba (Paramita dan Ery, 2013). ERC dapat diukur dengan beberapa kali tahapan perhitungan. Tahap pertama melakukan perhitungan cumulative abnormal return (CAR) masing-masing sampel dan tahap yang kedua menghitung unexpected earnings (UE). 49 a. CAR (Cumulative Abnormal Return) Merupakan proksi dari harga saham atau reaksi pasar (Soewardjono, 2005). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data closing price untuk saham dengan periode selama pelaporan. CARit (-5, +5) = ∑+5 𝑡=−5 𝐴𝑅𝑖𝑡 Dimana: ARit = Abnormal return perusahaan i pada hari t CARit (-5,+5) = Cumulative abnormal return perusahaan i pada waktu jendela peristiwa (event window) pada hari t-5 sampai t+5. Alasan peneliti menggunakan periode pengamatan karena harga saham cenderung berfluktuasi pada beberapa hari sebelum dan sesudah pengumuman laba. Return saham dan return pasar perusahaan dengan menggunakan waktu pengamatan selama 11 hari perdagangan saham yaitu dari t-5 sampai dengan t+5. Tanggal untuk menentukan t0 adalah tanggal pada saat publikasi laporan keuangan. Biasanya laporan keuangan yang sudah diaudit dipublikasikan sekitar bulan Maret atau April pada tahun berikutnya. Dalam penelitian ini abnormal return dihitung menggunakan model sesuaian pasar (Soewardjono, 2005). Abnormal Return diperoleh dari : ARit = Rit - Rmt Dalam hal ini: ARit = Abnormal return perusahaan i pada periode ke- t 50 Rit = Return perusahaan pada periode ke- t Rmt = Return pasar pada periode ke- t Untuk memperoleh data abnormal return tersebut, terlebih dahulu harus mencari return saham harian dan return pasar harian. 1. Menghitung return saham harian dengan rumus: Rit = (𝑃𝑖𝑡 – 𝑃𝑖𝑡−1) 𝑃𝑖𝑡−1 Dimana : Rit = Return saham perusahaan i pada periode ke t Pit = Harga penutupan saham i pada periode ke t Pit-1 = Harga penutupan saham i pada periode ke t-1 2. Mengitung return pasar harian dengan rumus : Rmt = (𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡 – 𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1) 𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1 Dimana : Rmt = Return pasar harian IHSGt = Indeks harga saham gabungan pada hari t IHSGt-1 = Indeks harga saham gabungan pada hari t-1 b. Unexpected Earnings Dihitung dengan menggunakan pengukuran laba per lembar saham dengan model random walk (Kalaapur, 1994) yakni diukur dengan rumus sebagai berikut : 51 UEit = 𝐸𝑃𝑆𝑡 – 𝐸𝑃𝑆𝑡−1 𝑃𝑡−1 Dimana : UEit = Unexpected earning perusahaan i pada periode t EPSit = Laba per lembar saham perusahaan i pada periode t EPSit-1 = Laba per lembar saham perusahaan i pada periode sebelumnya Pt-1 = Closing price saham tahun sebelumnya Selanjutnya adalah menghitung besarnya ERC yang diperoleh dari regresi antara abnormal return dan unexpected earnings. CARit = α + β UEit CARit : akumulasi abnormal return yang dihitung harian ± 30 hari periode jendela. α : konstanta β : koefisien respon laba terhadap return tidak normal. UE : perubahan laba per lembar saham perusahaan. Earnings response coefficient (ERC) tersebut mengindikasikan tingkat kandungan informasi laba yang dimiliki perusahaan. Bila secara statistik β tidak sama dengan nol, berarti laba memang mengandung informasi sehingga bermanfaat bagi investor dalam pengambilan keputusan. 52 Tabel 3.1 Operasional dan Pengukuran Variabel No. Variabel Jenis Skala Indikator Variabel 1. Spesialisasi Independen Pengukuran Variabel dummy, yaitu jika Industri KAP menguasai market Audior, share ≥10% industri (Primadita, manufaktur maka memiliki 2012) nilai 1 dan 0 jika sebaliknya. di ∑𝑘𝑙𝑖𝑒𝑛 𝐾𝐴𝑃 𝑖𝑛𝑑𝑢𝑠𝑡𝑟𝑖 SPEC = ∑ 𝑒𝑚𝑖𝑡𝑒𝑛 𝑑𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑢𝑠𝑡𝑟𝑖 Nominal × ∆ 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑘𝑙𝑖𝑒𝑛 𝐾𝐴𝑃 𝑑𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑢𝑠𝑡𝑟𝑖 ∆ 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑒𝑚𝑖𝑡𝑒𝑛 𝑑𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑢𝑠𝑡𝑟𝑖 2. Pengungkapan Independen Corporate Social Responsibility, (Sayekti dan Wondabio, 2007) Pendekatan untuk menghitung CSRI dasarnya menggunakan Rasio pada pendekatan dikotomi yaitu setiap item CSR dalam instrument penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak Bersambung pada halaman selanjutnya 53 Tabel 3.1 Lanjutan No. Variabel Jenis Skala Indikator Variabel Pengukuran diungkapkan. skor dari Selanjutnya, setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. CSRIj = 3. Systemic Risk, Independen 𝑛𝑗 Menghitung koefisien beta dengan (Suad, 2005) ∑ 𝑋𝑖𝑗 regresi Rasio return saham dengan return pasar. R = α + β Rm + e 4. Earnings Dependen Menghitung besarnya ERC Response dengan Coefficient, abnormal (Soewardjono, unexpected earnings. 2005) regresi Rasio antara return dan CARit = α ± β UEit 54 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber dari laporan tahun emiten dengan menggunakan populasi perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 yang diperoleh melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu pada alamat www.idx.co.id. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih secara purposive sampling, yaitu penentuan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Berikut tabel 4.1 yang menyajikan perolehan sampel berdasarkan kriteria yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Tabel 4.1 Rincian Perolehan Sampel Penelitian No. Kriteria Pelanggaran Kriteria 1. Perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2015 2. Perusahaan yang IPO di BEI sebelum 1 (16) Januari 2011 dan mempublikasikan laporan keuangannya berturut-turut dari 2011-2015 3. Perusahaan yang mengungkapkan (7) laporan csr dalam laporan keuangannya berturut-turut dari 2011-3015 4. Perusahaan memiliki data lengkap yang (3) dibutuhkan peneliti Perusahaan property dan real estate yang dijadikan sampel dalam penelitian Bersambung pada halaman selanjutnya 55 Jumlah 49 33 26 23 23 Tabel 4. 1 Lanjutan Jumlah sampel yang diambil selama periode pengamatan yaitu tahun 2011-2015 115 Sumber : Data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian berjumlah 115 perusahaan untuk periode lima tahun pengamatan yaitu tahun 2011 sampai 2015. Sampel tersebut dipilih karena telah memenuhi kriteria umum yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan analisis penelitian. Pada saat pengujian normalitas, diperoleh hasil bahwa data penelitian tidak normal. Pengujian dengan Kolmogorov Smirnov (K-S) menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,000 dengan total sampel sebanyak 115 data, artinya data tidak lolos uji normalitas karena nilai signifikansi dibawah 0,05 (0,000 < 0,05). Berikut hasil dari uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov (K-S) dengan 115 sampel yang disajikan dalam tabel 4.2. Tabel 4. 1 Hasil Uji Normalitas: Kolmogorov Smirnov (K-S) 115 sampel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters 115 a,b Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute ,0000000 7,13224737 ,277 Positive ,277 Negative -,219 Test Statistic ,277 Asymp. Sig. (2-tailed) ,000c Sumber : Output SPSS yang diolah Supaya data penelitian menjadi normal maka dilakukan screening data untuk mendeteksi apakah data dari masing-masing variabel penelitian 56 memiliki data ekstrim (outlier) yang berpotensi menganggu hasil analisis. Jika setelah di z-score terdapat data yang bernilai ± 2,5 dari nilai z-score masingmasing variabel, maka data tersebut adalah data ekstrim (outlier). Hasil screening menunjukan bahwa terdapat sampel yang memiliki data ekstrim (outlier) sebanyak 6 perusahaan, sehingga harus dikeluarkan dari sampel. Jadi jumlah sampel yang layak diobservasi adalah 17 perusahaan dalam jangka waktu 5 tahun, jadi total sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 85 sampel. Tetapi untuk variabel earnings response coefficient dan pengungkapan corporate social responsibility dilakukan penanganan tambahan yaitu dengan metode winsorized agar secara keseluruhan data-data penelitian dapat lolos uji normalitas. B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik memiliki data yang berdistribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafis dan uji statistik (Ghozali, 2015). Uji normalitas dengan analisis grafik didalam penelitian ini menggunakan grafik histogram dan dengan menggunakan normal probability plot. Hasil pengujian normalitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.1 yang menunjukkan hasil uji normalitas 57 menggunakan grafik histogram dan gambar 4.2 yang menunjukkan hasil uji normalitas menggunakan grafik normal probability plot. Gambar 4.1 Grafik Histogram Gambar 4.2 Grafik Normal Probability Plot Berdasarkan kedua grafik tersebut dapat dilihat bahwa grafik histogram maupun grafik P-Plot memberikan pola distribusi data yang normal. Pada grafik histogram dapat dilihat bahwa grafik menggambarkan bentuk lonceng serta pada grafik normal P-Plot titik 58 titik yang mewakili jumlah sampel dalam penelitian ini mendekati garis diagonal. Uji normalitas dengan grafik dapat meyesatkan jika tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya (Ghozali, 2015). Maka dalam penelitian ini digunakan uji statistik dengan menggunakan uji statistik non-parametrik KolmogorovSmirnov (K-S) untuk memperkuat hasil normalitas data. Jika nilai Kolmogorov-Smirnov (K-S) memliki tingkat signifikansi diatas Asymp. Sig. > 0,05 maka model regresi memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2015). Hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) disajikan pada tabel 4.3. Tabel 4. 3 Hasil Uji Normalitas: Kolmogorov Smirnov (K-S) 85 sampel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 85 Normal Parameters a,b Mean Std. Deviation Most Extreme Differences ,0000000 ,74734741 Absolute ,088 Positive ,059 Negative -,088 Test Statistic ,088 Asymp. Sig. (2-tailed) ,152c Sumber : Output SPSS yang diolah . Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) pada hasil uji Kolmogorov-Smirnov adalah sebesar 0,152. Nilai tersebut di atas nilai signifikan yaitu 0,05. 59 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal, maka model regresi dapat digunakan untuk pengujian berikutnya. b. Hasil Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas dilakukan untuk melihat apakah terjadi korelasi antara variabel bebas atau satu sama lainnya. Jika nilai Tolerance ≥ 0,1 dan VIF ≤ 10, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikoloniaritas antar variabel bebas. Berikut tabel 4.4 yang menunjukkan hasil dari uji multikolonieritas. Tabel 4.4 Hasil Uji Multikoloniaritas dengan Uji VIF Coefficientsa Collinearity Statistics Model Tolerance VIF SYR 1 ,909 1,101 CSR ,979 1,021 SIA ,918 1,090 Sumber : Output SPSS yang diolah Berdasarkan hasil uji multikolonieritas pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa variabel bebas dalam penelitian ini tidak saling berkorelasi, karena nilai Tolerance ≥ 0,1 dan VIF ≤ 10. Maka dapat dikatakan tidak terjadi gejala multikolonieritas antar variabel. c. Hasil Uji Heteroskesdastisitas Uji heteroskesdastisitas dilakukan untuk melihat apakah ada ketidaksamaan varians dalam fungsi regresi. Data yang baik adalah data yang homoskesdastisitas atau data yang memiliki kesamaan varians dalam fungsi regresi. Uji heteroskesdastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji glejser yang dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel 60 independen dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskesdastisitas. Berikut tabel 4.5 yang menunjukkan hasil dari uji heteroskesdastisitas. Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskesdastisitas dengan Uji Glejser Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model B Std. Error Standardized Coefficients Beta t Sig. 6,071 ,000 (Constant) 1 ,698 ,115 SIA ,002 ,104 ,002 ,015 ,988 SYR ,008 ,038 ,023 ,201 ,841 CSR -1,568 1,150 -,151 -1,363 ,177 Sumber : Output SPSS yang diolah Pada tabel 4.5 terlihat bahwa nilai signifikansi antara semua variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini mempunyai kesamaan varians dalam fungsi regresi atau homoskesdastisitas atau tidak terjadi heteroskesdastisitas. Hasil uji glejser ini konsisten dengan hasil uji grafik scatterplot berikut ini: Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskesdastisitas dengan Grafik Scatterplot 61 Berdasarkan grafik scatterplot yang ditunjukkan pada gambar 4.3 terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi yang dilakukan pada penelitian ini. d. Hasil Uji Autokorelasi Menurut Ghozali (2015), uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Pengujian autokorelasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson Model Summaryb Model 1 R ,919a R Square ,844 Adjusted R Square ,838 Std. Error of the Estimate ,76106135 Durbin-Watson 2,161 Sumber : Output SPSS yang diolah Nilai Durbin-Watson dalam penelitian ini adalah sebesar 2,161. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 85 sampel dengan jumlah variabel independen yang diuji adalah 4 sehingga nilai dL dalam Durbin-Watson tabel adalah sebesar 1,575 dan nilai dU adalah sebesar 4-1,575 yaitu sebesar 2,425. Nilai DW dalam penelitian 62 ini terletak di antara nilai dL dan dU yaitu 1,575<2,161<2,425. Hasil tersebut menunjukan bahwa penelitian terbebas dari masalah autokorelasi. 2. Hasil Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2015). Nilai minimum digunakan untuk mengetahui nilai terkecil dari suatu data variabel yang bersangkutan, sedangkan nilai maximum digunakan untuk mengetahui nilai terbesar dari suatu data variabel yang bersangkutan. Nilai mean digunakan untuk mengetahui rata-rata dari suatu data variabel yang bersangkutan, dan nilai standar deviation digunakan untuk mengetahui seberapa besar data variabel yang bersangkutan bervariasi dari rata-rata. Berikut tabel 4.7 yang merupakan analisis deskriptif untuk variabel yang digunakan dalam penelitian. Tabel 4.7 Statistik Deskriptif SIA (X1) CSR (X2) SYR (X3) ERC (Y) Valid N (listwise) N 85 85 85 85 85 Minimum 0,000 0,01266 -4,24800 -4,92545 Maximum 1,000 0,16456 5,41300 4,32000 Mean 0,55294 0,07461 0,93951 0,33501 Sumber : Output SPSS yang diolah Berdasarkan tabel 4.7 di atas, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dari variabel dependen yaitu earnings response coefficient adalah sebesar 63 0,33501. Dalam tabel 4.7 tersebut juga dapat dilihat bahwa nilai minimum dari earnings response coefficient dalam penelitian adalah sebesar 4,92545 yang terjadi pada Alam Sutera Realty Tbk tahun 2011. Sedangkan nilai maksimum dari earnings response coefficient adalah sebesar 4,32000 yang terjadi pada Pakuwon Jati Tbk tahun 2015. Tabel 4.7 menunjukkan bahwa rata-rata dari variabel independen spesialisasi industri auditor adalah sebesar 0,55294 yang menunjukkan rata-rata perusahaan telah diaudit oleh auditor spesialis. Nilai minimum dari spesialisasi industri auditor adalah sebesar 0,000 dan nilai maksimum dari spesialisasi industri auditor adalah 1,000. Variabel independen yang selanjutnya dalam penelitian ini yaitu pengungkapan corporate social responsibility menunjukkan rata-rata sebesar 0,07461 yang menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan yang diteliti telah mengungkapkan 7% item-item yang digunakan untuk mengukur pengungkapan corporate social responsibility. Nilai minimum dari pengungkapan corporate social responsibility adalah sebesar 0,01266 yang merupakan hasil pengungkapan corporate social responsibility yang dilakukan oleh Cowell Development Tbk tahun 2011. Sedangkan nilai maksimum dari pengungkapan corporate social responsibility adalah sebesar 0,16456 yang merupakan pengungkapan corporate social responsibility dari Lippo Cikarang Tbk tahun 2015. Selanjutnya, berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat nilai rata-rata dari systemic risk adalah sebesar 0,93951 yang menunjukkan bahwa rata-rata 64 perusahaan peka terhadap perubahan pasar, dimana perubahan return pasar mengakibatkan perubahan terhadap return saham perusahaan. Nilai minimum dari systemic risk adalah sebesar -4,24800 yang merupakan hasil dari Ristia Bintang Mahkota Sejati Tbk tahun 2015. Sedangkan nilai maksimum dari systemic risk adalah sebesar 5,41300 yang merupakan hasil dari Cowell Development Tbk tahun 2011. 3. Hasil Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2015). Hasil dari uji koefisien determinasi dalam penelitian ini disajikan dalam tabel 4.8. Tabel 4.8 Hasil Koefisien Determinasi Analisis Regresi Berganda Model Summaryb Model 1 R ,919 R Square a ,844 Adjusted R Square ,838 Std. Error of the Estimate ,76106135 Sumber : Output SPSS yang diolah Dari tabel 4.8 yang telah disajikan di atas dapat kita lihat bahwa nilai adjusted R2 sebesar 0,838 yang menjelaskan bahwa variabel-variabel independen yang ada di dalam penelitian ini dapat menjelaskan 83,8% variabel dependen yang ada di dalam penelitian ini yaitu earnings response coefficient. Hasil ini menunjukkan bahwa model memiliki kemampuan yang tinggi dalam menjelaskan variabel dependen, sedangkan sisanya sebesar 16,2% dijelaskan oleh varibel-variabel lain di luar 65 penelitian ini seperti ukuran perusahaan (Sandi, 2013), leverage (Wijayanti, 2013), pengungkapan sukarela (Sudarma dan Ni Made, 2015), dll. 4. Hasil Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk memberikan gambaran antara hubungan variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini, uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji signifikansi parameter individual (uji statistik t) dan uji signifikansi simultan (uji statistik F). a. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2015). Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka Ha diterima dan sebaliknya. Nilai F diturunkan dari tabel ANOVA yang dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini. Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Simultan : Uji Statistik F ANOVAa Model Regression 1 Residual Total Sum of Squares Df Mean Square 253,793 3 84,598 46,916 81 ,579 300,709 84 F 146,056 Sig. ,000b Sumber : Output SPSS yang diolah Berdasarkan tabel 4.9 dapat diperoleh F hitung sebesar 146,056 yang mana lebih besar dari F tabel (2,48). Hasil uji signifikansi sebesar 66 0,000 (<0,05) menunjukkan bahwa (H4) diterima, yaitu seluruh variabel independen dalam hal ini spesialisasi industri auditor, pengungkapan corporate social responsibility, dan systemic risk berpengaruh secara simultan terhadap earnings response coefficient. b. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2015). Dalam penelitian ini, variabel independen yang terdiri dari spesialisasi industri auditor, pengungkapan corporate social responsibility, dan systemic risk secara individual mempengaruhi variabel dependen yaitu earnings response coefficient. Hasil dari uji signifikansi parameter individual (uji t) disajikan dalam tabel 4.10. Tabel 4.10 Hasil Uji Signifikansi Individual : Uji t Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model (Constant) 1 B Std. Error -2,563 ,191 SIA ,309 ,173 SYR -,152 ,062 CSR 38,457 1,908 Standardized Coefficients Beta T Sig. -13,447 ,000 ,082 1,785 ,078 -,112 -2,429 ,017 ,894 20,155 ,000 Sumber :Output SPSS yang diolah Pada tabel 4.10 terlihat bahwa variabel independen systemic risk dan pengungkapan corporate social responsibility berpengaruh secara signifikan terhadap earnings response coefficient (variabel dependen) yaitu sebesar 0,017 dan 0,000 (karena lebih kecil dari tingkat 67 signifikansi 0,05 atau 5%). Sedangkan variabel independen spesialisasi industri auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap earnings response coefficient yaitu sebesar 0,078 (lebih besar dari 0,05). Namun variabel spesialisasi industri auditor dapat berpengaruh secara signifikan jika dengan tingkat signifikansi 0,1. Hal ini dibuktikan dengan tingkat signifikansi spesialiasasi industri audtitor sebesar 0,078 < 0,1. Berdasarkan pada hasil uji signifikansi individual (uji t) yang disajikan pada tabel 4.10 di atas maka didapat persamaan regresi seperti berikut: ERC = -2,563 + 0,309 SIA + 38,457 CSR – 0,152 SYR Hasil di atas menjelaskan bahwa nilai konstanta sebesar -2,563, menyatakan bahwa jika ketiga variabel independen tersebut dianggap konstan atau tidak ada penambahan, maka earnings response coefficient akan bernilai -2,563 satuan. Nilai koefisien pengungkapan corporate social responsibility sebesar 38,457 menunjukkan bahwa setiap penambahan satu satuan pengungkapan corporate social responsibility dan variabel lain kosntan, maka earnings response coefficient akan meningkat sebesar 38,457 satuan. Sedangkan nilai koefisien systemic risk sebesar -0,152 menunjukkan bahwa setiap penambahan satu satuan systemic risk dan variabel lain konstan. maka earnings response coefficient akan menurun sebesar 0,152 satuan. 68 C. Pembahasan 1. Pengaruh Spesialisasi Industri Auditor, Pengungkapan Corporate Social Responsibility, dan Systemic Risk berpengaruh secara simultan terhadap Earnings Response Coefficient Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel spesialisasi industri auditor, pengungkapan corporate social responsibility, dan systemic risk berpengaruh secara simultan terhadap Earnings Response Coefficient. Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi uji F sebesar 0,000 (<0,05), yang artinya menerima hipotesis pertama (H1). 2. Pengaruh Spesialisasi Industri Auditor terhadap Earnings Response Coefficient Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel spesialisasi industri auditor (X1) memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,078 (>0,05). Hal ini berarti menolak hipotesis kedua (H2), artinya spesialisasi industri auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap earnings response coefficient. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Sandi (2013), dan Mulyani, Asyik, & Andayani (2007) yang mengungkapkan bahwa spesialisasi industri auditor tidak berpengaruh terhadap earnings response coefficient. Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Andreas (2012) yang menyatakan bahwa investor akan lebih merespon perusahaan 69 yang diaudit oleh auditor spesialis, karena auditor spesialis memiliki pengetahuan lebih (superior knowledge) dan tindakan untuk mencegah terjadinya manajemen laba sehingga dapat meningkatkan kualitas laba. Selain itu auditor spesialis dianggap memiliki pengetahuan mengenai resiko perusahaan, tren persaingan, dan resi\ko audit dibanding auditor yang tidak spesialis. Hal ini dikarenakan pengalaman yang dimiliki oleh auditor spesialis dalam mengaudit suatu perusahaan dalam industri yang sama, pada dasarnya lebih banyak dibandingkan dengan auditor yang tidak spesialis. Investor tidak memperhatikan kualitas auditor karena perhatian mereka hanya pada nilai laba tanpa peduli ketepatan angka-angka tersebut. Hasil penelitian ini juga diakibatkan karena tujuan investor dalam membaca atau menggunakan laporan keuangan adalah untuk menilai kinerja perusahaan, jadi peran auditor dalam hal ini adalah menilai kewajaran penyajian dalam laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum. Auditor hanya sebagai pihak independen antara perusahaan dengan investor, sehingga investor tidak akan peduli apakah laporan tersebut telah diaudit oleh auditor yang spesialis atau tidak (Mulyani, Asyik, dan Andayani, 2007). 3. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Earnings Response Coefficient Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pengungkapan corporate social 70 responsibility (X2) memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 (<0,05). Dengan demikian hipotesis ketiga (H3) diterima, artinya pengungkapan corporate social responsibility berpengaruh terhadap earnings response coefficient. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Dewi & Sitinjak (2009) dan Sayekti & Wondabio (2007) yang menyatakan pengungkapan corporate social responsibility berpengaruh terhadap earnings response coefficient. Berbeda dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Restuti dan Cecilia (2012) yang menyatakan bahwa pengungkapan corporate social responsibility tidak berpengaruh terhadap earnings response coefficient. Dalam hasil penelitian juga menunjukkan nilai koefisien regresi dari pengungkapan corporate social responsibility sebesar 38,457. Koefisien regresi yang bernilai positif menunjukkan bahwa semakin tinggi pengungkapan corporate social responsibility maka semakin tinggi juga nilai dari earnings response coefficient. Hal ini disebabkan, karena investor pada saat ini melihat bahwa kelangsungan hidup perusahaan juga sangat bergantung pada hubungan perusahaan dengan masyarakat dan lingkungan tempat perusahaan melakukan aktivitas operasinya. Orientasi mengejar laba semaksimal mungkin, secara jangka pendek akan menunjukkan keberhasilan, namun untuk jangka panjang hal tersebut bisa menimbulkan masalah bagi perusahaan karena adanya resistensi dari masyarakat dan stakeholder lainnya (Lako, 2010). Disamping itu bagi 71 investor, pengungkapan corporate social responsibility dapat menjadi nilai tambah bagi perusahaan dibanding perusahaan yang tidak melaporkan laporan corporate social responsibility. 4. Pengaruh Sytemic Risk terhadap Earnings Response Coefficient Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel systemic risk (X3) memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,017 (<0,05). Dengan demikian hipotesis keempat (H4) diterima, artinya systemic risk berpengaruh terhadap earnings response coefficient. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Delvira, & Nelvirita (2013), dan Hasanzade, Roya, & Gholamreza (2013) yang menyatakan bahwa systemic risk berpengaruh terhadap earnings response coefficient. Dalam hasil penelitian ini diperoleh nilai koefisien regresi dari pengungkapan systemic risk sebesar -0,152. Koefisien regresi yang bernilai negatif menunjukkan bahwa semakin tinggi systemic risk maka semakin rendah nilai dari earnings response coefficient. Pada umumnya perusahaan yang memiliki risiko sistematis yang tinggi, maka akan semakin memiliki ketidakpastian return yang terjadi di masa depan sehingga semakin rendah nilai perusahaan di mata investor. Hal ini akan menyebabkan investor lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan sehubung dengan perusahaan beresiko tinggi (Delvira, & Nelvirita, 2013). 72 Lebih lanjut dijelaskan oleh Scott (2009) yang mengatakan bahwa perusahaan yang memiliki risiko yang tinggi, maka informasi mengenai pengumuman laba akan sedikit mendapat reaksi oleh investor, sehingga ERC akan semakin rendah. Karena perusahaan dengan risiko tinggi sekalipun bisa menjanjikan return yang tinggi namun disisi lain tingkat kepastiannya juga tinggi. Oleh karena itu investor akan lebih lambat, bahkan tidak sama sekali bereaksi atas informasi laba perusahaan. 73 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan dengan model regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Spesialisasi industri auditor, pengungkapan corporate social responsibility, dan systemic risk berpengaruh secara simultan terhadap earnings response coefficient. 2. Spesialisasi industri auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap earnings response coefficient. Hal ini sesuai dengan penelitian Sandi (2013), dan Mulyani, Asyik, & Andayani (2007). 3. Pengungkapan corporate social responsibility berpengaruh secara signifikan terhadap earnings response coefficient. Hal ini sesuai dengan penelitian Dewi & Sitinjak (2009) dan Sayekti & Wondabio (2007). 4. Systemic risk berpengaruh secara signifikan terhadap earnings response coefficient. Hasil ini sesuai dengan penelitian Delvira, & Nelvirita (2013), dan Hasanzade, Roya, & Gholamreza (2013). B. Saran Berikut saran-saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut : 74 1. Penelitian selanjutnya disarankan agar menambah variabel yang akan digunakan seperti persistensi laba, struktur modal, ukuran perusahaan, ukuran KAP, leverage, dll sehingga hasilnya akan memperkaya pembahasan mengenai earnings response coefficient. 2. Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan proksi-proksi yang berbeda dalam setiap variabel sehingga dapat dibandingkan dengan proksi yang digunakan dalam penelitian ini. 3. Penelitian selanjutnya disarankan agar memperluas wilayah sampel dengan menambah jenis industri atau menggunakan seluruh industri yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI). 75 DAFTAR PUSTAKA Andreas, Hans Hananto. 2012. Spesialisasi Industri Auditor sebagai Prediktor Earnings Response Coefficient Perusahaan Publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, vol. 14, no. 2. Aryanti, Gusti Ayu Putu Sintya dan Eka Ardhani Sisdyani. 2016. Profitabilitas pada Earnings Response Coefficient dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility sebagai Variabel Pemoderasi. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, vol. 15, no. 1. Brigham, Eugene dan Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan II. Salemba Empat, Jakarta. Bruegger, Esther dan Frederick C. Dunbar. 2009. Estimating Financial Fraud Damages with Response Coefficients. The Journal of Corporation Law, vol. 35, no. 1. Cheng, Megawati dan Yulius Jogi Christiawan. 2010. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Abnormal Return. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, vol. 13, no. 1. Cho, J. Y. dan K. Jung. 1991. Earnings Response Coefficient : A Synthesis of Theory and Empirical Evidence. Journal of Accounting Literatur, vol. 10, no. 2. Darwanis, Dana Siswar dan Arie Andina. 2013. Pengaruh Risiko Sistematis terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility serta dampaknya terhadap Pertumbuhan Laba dan Koefisien Respon Laba. Jurnal Telaah & Riset Akuntansi, vol. 6, no. 1. Delvira, Maisil dan Nelvirita. 2013. Pengaruh Risiko Sistematik, Leverage dan Persistensi Laba terhadap Earnings Response Coefficient (ERC). Jurnal WRA, vol. 1, no.1. Dewi, Rosiyana dan Mariani Sitinjak. 2009. Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Earnings Response Coefficient dengan Corporate Social Responsibility sebagai Variabel Intervening. Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi, dan Keuangan Publik, vol. 4, no. 2. Elder, Randal J, Suzanne Lowensohn dan Jacqueline L. Reck. 2015. Audit Firm Rotaton, Auditor Specialization, and Audit Quality in the Municipal Audit Context. Journal of Governmental & Nonprofit Accounting, vol. 4, no. 2. 76 FASB. 1985. Account Standards, Original Pronouncement. McGraw Hill, New York. Ghozali, Imam. 2015. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Keempat, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Godfrey, Jayne. 2010. Accounting Theory. Sevent Edition, John Wiley Sons Australian Ltd, Melbourne. Habib, Ahsan dan Borhan Uddin Bhuiyan. 2011. Audit Firm Industry Specialization and the Audit Report Lag’, Journal of International Accounting, Auditing, and Taxation. vol. 32, no. 44. Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi. Salemba Empat, Jakarta. Haniffa, R. M. dan T. E. Cooke. 2005. The Impact of Culture and Governance on Corporate Social Reporting. Journal of Accounting and Public Policy, vol. 24, no. 4. Hasanzade, Mahboobe, Roya Darabi dan Gholamreza Mahfoozi. 2013. Factors Affecting the Earnings Response Coefficient: An Empirical study for Iran. European Online Journal of Natural and Social Sciences, vol. 2, no. 3. Hogan, C. E. dan Jeter, D. C. 1999. Industry Specialization by Auditors. A Journal of Practice & Theory, vol. 18, no. 1. Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat, Jakarta. Jensen, Michael C. dan Meckling, W. H. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behaviour, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, vol. 3, no. 4. Jogiyanto, Hartono. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta. Kalapur, Sanjay. 1994. Dividend Payour Ratio as Determinant of Earnings Response Coefficient. Journal of Accounting and Economics, vol. 17. Kieso, Donald E, Jerry J. Weygandt dan Terry D.Warfield. 2002. Intermediate Accounting. Erlangga, Jakarta. Kurnia, Ivan dan Sufiyati. 2015. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Risiko Sistematik, dan Investment Opportunity Set terhadap Earnings Response Coefficient. Jurnal Ekonomi, vol. 20, no. 3. 77 Lako, Andreas. 2010. Dekonstruksi CSR & Reformasi Paradigma Bisnis & Akuntansi. Erlangga, Jakarta. Moradi, Mehdi, Mahdi Salehi dan Zakiheh Erfanian. 2010. A Study of the Effect of Financial Leverage on Earnings Response Coefficient through out Income Approach:Irian Evidence. Intenational Review of Accounting, Banking and Finance, vol. 2, no. 2. Mulyani, Sri, Nur Fadjrih Asyik dan Andayani. 2007. Faktor-faktor yang mempengaruhi Earnings Response Coefficient. JAAI vol. 11, no. 1. Paramita, Ratna Wijayanti Daniar dan Ery Hidayanti. 2013. Pengaruh Earnings Response Coefficient terhadap Harga Saham. Jurnal WIGA vol. 3, no. 1. Peraturan BAPEPAM Nomor Kep-346/BL/2011. Peraturan Bursa Efek Jakarta (BEJ) Nomor Kep-306/BEJ/07-2004. Peraturan Perseroan Terbatas UU No. 40 tahun 2007 ayat 66 (2c). Primadita, Indria. 2012. Pengaruh Tenur Audit dan Auditor Spesialis terhadap Informasi Asimetri. Simposium Nasional Akuntansi XV. Raharjo, Eko. 2007. Teori Agensi dan Teori Stewarship dalam Perspektif Akuntansi. Fokus Ekonomi, vol. 2, no. 1. Restuti, M. M. Dwi dan Cecilia Nathaniel. 2012. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Earnings Response Coefficient. Jurnal Dinamika Manajemen, vol. 3, no. 1. Rofika. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Earnings Response Coefficient (ERC) Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi, vol.3, no. 2. Sandi, Khaerul Umam. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi Earnings Response Coefficient. Accounting Analysis Journal, vol. 2, no. 3. Sayekti, Yosefa dan Ludovicus Sensi Wondabio. 2007. Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earnings Response Coefficient. Simposium Nasional Akuntansi X. Scott, William R. 2009. Financial Accounting Theory. 5th edition, Prentice-Hall Canada Inc, Scarborough, Ontario. Scott, William R. 2015. Financial Accounting Theory. 7th edition, Prentice-Hall Canada Inc, Scarborough, Ontario. 78 Soewardjono. 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi III, BPFE, Yogyakarta. Suad, Husnan. 2005. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Sudarma, I. Putu dan Ni Made Dwi Ratnadi. 2015. Pengaruh Voluntary Disclosure pada Earnings Response Coefficient. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, vol. 12, no. 2. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan ke-16, Alfabeta, Bandung. Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. BPFE, Yogyakarta. Teoh, S. H. dan T. J. Wong. 1993. Perceived Auditor Quality and The Earnings Response Coefficient. The Accounting Review, vol. 68, no. 2. Tjun, Lauw Tjun, Elyzabet Indrawati Marpaung dan Santy Setiawan. 2012. ‘Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi, vol. 4, no. 1. Tuanakotta, Theodorus. M. 2015. Audit Kontemporer. Salemba Empat, Jakarta. Tuwentina, Putu dan Dewa Gede Wirama. 2014. Pengaruh Konservatisme Akuntansi dan Good Corporate Governance pada Kualitas Laba. EJurnal Akuntansi Universitas Udayana, vol. 8, no. 2. Wakum, Alexander Aji Suseno dan I Gede Saputra Wisadha. 2014. Pengaruh Audit Tenure pada Asimetri Informasi dengan Moderasi Komite Audit. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, vol. 6, no. 3. Wild et al. 2004. Analisis Laporan Keuangan. Salemba Empat, Jakarta. World Business Council for Suistanable Development. 2002.Corporate Social Responsibility. The WBCSD’s Journal, vol. 4. Wulandari, Kadek Trisna dan I Gede Ary Wirajaya. 2014. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Earnings Response Coefficient. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, vol. 6, no. 3. Zakaria, Nor Balkish dan Dalila Daud. 2013. Does Big 4 Affect the Earnings Response Coefficient (ERC) ?. Journal of Modern Accounting and Auditing, vol. 9, no. 9. 79 http://www.idx.co.id http://www.sahamok.com http://www.yahoofinance.com 80 Lampiran-Lampiran 81 Lampiran 1. Perusahaan Property dan Real Estate yang menjadi sampel No. Kode Saham Nama Perusahaan 1. ASRI Alam Sutera Realty Tbk 2. BIPP Bhuawanatala Indah Permai Tbk 3. BKSL Sentul City Tbk 4. COWL Cowell Development Tbk 5. CTRA Ciputra Development Tbk 6. CTRS Ciputra Surya Tbk 7. FMII Fortune Mate Indonesia Tbk 8. GMTD Goa Makassar Tourism Development Tbk 9. JRPT Jaya Real Property Tbk 10. KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk 11. LPCK Lippo Cikarang Tbk 12. MDLN Modernland Realty Tbk 13. PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk 14. PUDP Pudjiati Prestige Tbk 15. PWON Pakuwon Jati Tbk 16. RBMS Ristia Bintang Mahkota Sejati Tbk 17. SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk 82 Lampiran 2. Indeks Pengungkapan Corporate Social Responsibility Aspek Ekonomi 1 EC1 Perolehan dan distribusi nilai ekonomi 2 EC2 Implikasi finansial akibat perubahan iklim 3 EC3 Dana pensiun karyawan 4 EC4 Bantuan finansial dari pemerintah 5 EC5 Standar upah minimum 6 EC6 Rasio pemasok lokal 7 EC7 Rasio karyawan lokal 8 EC8 Pengaruh pembangunan infrastruktur 9 EC9 Dampak pengaruh ekonomi tidak langsung Aspek Lingkungan 10 EN1 Pemakaian material 11 EN2 Pemakaian material daur ulang 12 EN3 Pemakaian energi langsung 13 EN4 Pemakaian energi tidak langsung 14 EN5 Penghematan energi 15 EN6 Inisiatif penyediaan energi terbarukan 16 EN7 Inisiatif mengurangi energi tidak langsung 17 EN8 Pemakaian air 18 EN9 Sumber air yang terkena dampak 19 EN10 Jumlah air daur ulang 20 EN11 Kuasa tanah di hutan lindung 21 EN12 Perlindungan keanekaragaman hayati 22 EN13 Pemulihan habitat 23 EN14 Strategi menjaga keanekaragaman hayati 24 EN15 Spesies yang dilindungi 25 EN16 Total gas rumah kaca 26 EN17 Total gas tidak langsung yang berkaitan dengan gas rumah kaca 27 EN18 Inisiatif pengurangan efek gas rumah kaca 28 EN19 Pengurangan emisi ozon 29 EN20 Jenis-jenis emisi udara 30 EN21 Kualitas pembuangan air dan lokasinya 31 EN22 Klasifikasi limbah dan metode pembuangan 32 EN23 Total biaya dan jumlah yang tumpah 33 EN24 Limbah berbahaya yang ditransportasikan 34 EN25 Keanekaragaman hayati 35 EN26 Inisiatif mengurangi dampak buruk pada lingkungan 36 EN27 Persentase produk yang terjual dan materi kemasan dikembalikan berdasarkan kategori 37 EN28 Nilai moneter akibat pelanggaran peraturan dan hukum lingkungan hidup 38 EN29 Dampak signifikan terhadap lingkungan akibat transportasi Produk 83 Lampiran 2. (Lanjutan) 39 EN30 Biaya dan investasi perlindungan lingkungan Aspek Sosial 40 LA1 Jumlah karyawan 41 LA2 Tingkat perputaran karyawan 42 LA3 Kompensasi bagi karyawan tetap 43 LA4 Perjanjian Kerja Bersama 44 LA5 Pemberitahuan minimum tentang perubahan operasional 45 LA6 Majelis kesehatan dan keselamatan kerja 46 LA7 Tingkat kecelakaan kerja 47 LA8 Program pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan 48 LA9 Kesepakatan kesehatan dan keselamatan kerja 49 LA10 Rata-rata jam pelatihan 50 LA11 Program persiapan pensiun 51 LA12 Penilaian kinerja dan pengembangan karir 52 LA13 Keanekaragaman karyawan 53 LA14 Rasio gaji dasar pria terhadap wanita 54 HR1 Perjanjian dan investasi menyangkut HAM 55 HR2 Persentase pemasok dan kontraktor menyangkut HAM 56 HR3 Pelatihan karyawan tentang HAM 57 HR4 Kasus diskriminasi 58 HR5 Hak berserikat 59 HR6 Pekerja di bawah umur 60 HR7 Pekerja paksa 61 HR8 Tenaga keamanan terlatih HAM 62 HR9 Pelanggaran hak penduduk asli 63 SO1 Dampak program pada komunitas 64 SO2 Hubungan bisnis dan risiko korupsi 65 SO3 Pelatihan anti korupsi 66 SO4 Pencegahan tindakan korupsi 67 SO5 Partisipasi dalam pembuatan kebijakan publik 68 SO6 Sumbangan untuk partai politik 69 SO7 Hukuman akibat pelanggaran persaingan usaha 70 SO8 Hukuman atau denda pelanggaran peraturan perundangan 71 PR1 Perputaran dan keamanan produk 72 PR2 Pelanggaran peraturan dampak produk 73 PR3 Informasi kandungan produk 74 PR4 Pelanggaran penyediaan info produk 75 PR5 Tingkat kepuasan pelanggan 76 PR6 Kelayakan komunikasi pemasaran 77 PR7 Pelanggaran komunikasi pemasaran 78 PR8 Pengaduan tentang pelanggaran privatisasi pelanggan 79 PR9 Denda pelanggaran pengadaan dan penggunaan produk 84 Lampiran 3. Data Perusahaan Perhitungan Variabel Independen Spesialisasi Industri Auditor 85 Lampiran 3. (Lanjutan) 86 Lampiran 3. (Lanjutan) 87 Lampiran 3. (Lanjutan) 88 Lampiran 3. (Lanjutan) 89 Lampiran 4. Perhitungan Variabel Independen Pengungkapan Corporate Social Responsibility 90 Lampiran 4. (Lanjutan) 91 Lampiran 4. (Lanjutan) 92 Lampiran 4. (Lanjutan) 93 Lampiran 5. Perhitungan Variabel Independen Systemic Risk No. Nama Perusahaan Kode Tahun 1 Agung Podomoro Land Tbk APLN 2 Alam Sutera Realty Tbk ASRI 3 Bhuawanatala Indah Permai Tbk BIPP 4 Sentul City Tbk BKSL 5 Cowell Development Tbk COWL 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 Closing Price 365 500 278 417 296 580 1.030 635 610 377 69 104 87 87 103 250 305 190 135 74 255 200 555 640 605 Closing Price t-1 350 500 283 423 295 570 1.050 630 610 377 70 102 89 89 95 255 295 188 134 75 260 197 555 640 605 94 IHSG 4.040 4.823 4.703 5.405 4.774 3.985 4.854 4.700 5.515 4.781 4.181 4.812 4.584 5.445 4.885 4.042 4.778 4.879 5.454 4.827 4.042 4.819 4.720 5.443 4.886 IHSG t-1 4.054 4.803 4.720 5.448 4.827 4.005 4.875 4.699 5.451 4.774 4.164 4.796 4.620 5.515 4.886 4.036 4.723 4.726 5.413 4.854 4.036 4.786 4.700 5.454 4.861 Return Saham 0,043 0,000 -0,018 -0,014 0,003 0,018 -0,019 0,008 0,000 0,000 -0,014 0,020 -0,022 -0,022 0,084 -0,020 0,034 0,011 0,007 -0,013 -0,019 0,015 0,000 0,000 0,000 Return Pasar -0,004 0,004 -0,004 -0,008 -0,011 -0,005 -0,004 0,000 0,012 0,002 0,004 0,003 -0,008 -0,013 0,000 0,001 0,012 0,032 0,008 -0,006 0,001 0,007 0,004 -0,002 0,005 Beta Syr 0,877 0,944 1,575 1,174 1,144 1,538 0,64 0,96 2,071 0,752 -0,971 0,733 0,595 0,682 0,247 1,552 1,557 1,293 3,247 2,136 5,413 1,295 -0,49 1,464 0,69 No. Nama Perusahaan Kode Tahun 6 Ciputra Development Tbk CTRA 7 Ciputra Property Tbk CTRP 8 Ciputra Surya Tbk CTRS 9 Duta Anggada Realty Tbk DART 10 Intiland Development Tbk DILD 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 Lampiran 5. (Lanjutan) Closing Closing Price Price t-1 698 678 1.013 1.023 1.121 1.101 1.362 1.352 1.277 1.287 671 681 905 924 846 832 705 696 412 412 1.324 1.333 2.701 2.847 2.287 2.239 2.876 2.857 2.061 2.056 500 530 820 790 660 650 740 770 480 462 290 295 590 560 439 440 545 525 525 525 95 IHSG 4.079 4.803 4.720 5.437 4.827 4.032 4.803 4.720 5.437 4.827 4.032 4.803 4.720 5.437 4.827 4.029 4.819 4.703 5.443 4.781 4.032 4.778 4.720 5.397 4.817 IHSG t-1 4.032 4.819 4.700 5.443 4.854 4.042 4.819 4.700 5.443 4.854 4.042 4.819 4.700 5.443 4.854 4.040 4.786 4.720 5.454 4.774 4.042 4.723 4.700 5.369 4.781 Return Saham 0,029 -0,010 0,018 0,007 -0,008 -0,014 -0,021 0,018 0,014 0,000 -0,007 -0,051 0,022 0,007 0,002 -0,057 0,038 0,015 -0,039 0,039 -0,017 0,054 -0,002 0,038 0,000 Return Pasar 0,012 -0,003 0,004 -0,001 -0,006 -0,002 -0,003 0,004 -0,001 -0,006 -0,002 -0,003 0,004 -0,001 -0,006 -0,003 0,007 -0,004 -0,002 0,002 -0,002 0,012 0,004 0,005 0,007 Beta Syr 2,536 0,569 1,933 4,137 1,985 1,187 1,234 1,478 0,296 1,19 1,752 1,45 1,422 0,881 1,621 3,433 1,896 2,166 2,247 1,057 -0,261 2,009 1,17 3,393 -0,041 Lampiran 5. (Lanjutan) No. Nama Perusahaan Kode Tahun 11 Fortune Mate Indonesia Tbk FMII 12 Goa Makassar Tourism Development Tbk GMTD 13 Jaya Real Property Tbk JPRT 14 Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA 15 Lippo Cikarang Tbk LPCK 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 Closing Price 151 230 437 455 405 660 660 6.200 6.500 7.400 420 945 765 1.145 620 192 300 253 322 253 1.930 6.100 7.700 11.625 6.250 Closing Price t-1 151 230 440 455 395 660 660 5.200 6.500 7.400 420 940 800 1.145 615 193 300 249 320 255 1.940 6.400 7.575 11.675 6.450 96 IHSG 4.032 4.778 4.699 5.437 4.854 3.928 4.723 4.879 5.450 4.698 3.987 4.875 4.879 5.426 4.771 4.122 4.928 4.723 5.397 4.774 3.979 4.723 4.821 5.445 4.779 IHSG t-1 4.042 4.723 4.821 5.443 4.856 3.953 4.803 4.726 5.455 4.779 3.992 4.848 4.726 5.440 4.733 4.105 4.843 4.728 5.369 4.827 3.989 4.803 4.806 5.417 4.766 Return Saham 0,000 0,000 -0,007 0,000 0,025 0,000 0,000 0,192 0,000 0,000 0,000 0,005 -0,044 0,000 0,008 -0,005 0,000 0,016 0,006 -0,008 -0,005 -0,047 0,017 -0,004 -0,031 Return Pasar -0,002 0,012 -0,025 -0,001 0,000 -0,006 -0,017 0,032 -0,001 -0,017 -0,001 0,005 0,032 -0,002 0,008 0,004 0,018 -0,001 0,005 -0,011 -0,002 -0,017 0,003 0,005 0,003 Beta Syr 0,516 -0,022 0,006 0,087 1,965 0 0,061 3,084 0,109 -1,736 0,604 0,305 -0,181 -0,333 0,732 2,455 0,94 1,503 0,53 1,159 1,604 2,495 1,371 2,418 2,143 No. Nama Perusahaan Kode Tahun 16 Lippo Karawaci Tbk LPKR 17 Modernland Realty Tbk MDLN 18 Plaza Indonesia Realty Tbk PLIN 19 Pudjiati Prestige Tbk PUDP 20 Pakuwon Jati Tbk PWON 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 Lampiran 5. (Lanjutan) Closing Closing Price Price t-1 700 710 1.290 1.220 1.190 1.245 1.170 1.175 1.005 1.010 250 250 440 435 428 437 540 545 400 398 1.600 1.600 1.550 1.550 1.950 1.950 2.650 3.000 4.000 4.000 455 455 627 627 491 491 408 411 376 392 200 203 375 370 372 386 535 515 515 520 97 IHSG 3.977 4.778 4.699 5.475 4.733 4.164 4.854 4.699 5.443 4.886 4.105 4.941 4.620 5.478 4.733 3.962 4.803 4.876 5.435 4.850 4.091 4.843 4.876 5.443 4.827 IHSG t-1 3.928 4.723 4.821 5.478 4.658 4.180 4.875 4.821 5.454 4.886 4.091 4.928 4.569 5.455 4.658 3.985 4.819 4.879 5.426 4.793 4.079 4.778 4.769 5.454 4.854 Return Saham -0,014 0,057 -0,044 -0,004 -0,005 0,000 0,011 -0,021 -0,009 0,005 0,000 0,000 0,000 -0,117 0,000 0,000 0,000 0,000 -0,007 -0,041 -0,012 0,014 -0,036 0,039 -0,010 Return Pasar 0,012 0,012 -0,025 -0,001 0,016 -0,004 -0,004 -0,025 -0,002 0,000 0,004 0,003 0,011 0,004 0,016 -0,006 -0,003 -0,001 0,002 0,012 0,003 0,014 0,023 -0,002 -0,006 Beta Syr 0,448 0,901 1,165 2,246 0,874 1,639 0,095 0,413 4,104 3,357 -0,731 1,281 0,877 0,021 0,018 0 0,639 0,171 2,772 -2,132 1,179 1,028 -0,259 2,739 0,232 Lampiran 5. (Lanjutan) Closing Closing Price IHSG Price t-1 IHSG t-1 Return Saham Return Pasar Beta Syr No. Nama Perusahaan Kode Tahun 21 Ristia Bintang Mahkota Sejati Tbk RBMS 2011 90 90 4.025 4.029 0,000 -0,001 -1,056 2012 157 161 4.832 4.823 -0,025 0,002 1,277 2013 95 92 4.703 4.720 0,033 -0,004 0,267 2014 92 92 5.343 5.280 0,000 0,012 1,223 2015 66 67 4.886 4.861 -0,015 0,005 -4,248 2011 200 200 4.105 4.091 0,000 0,004 -0,724 2012 200 200 4.928 4.843 0,000 0,018 0,561 2013 188 188 4.720 4.700 0,000 0,004 0,32 2014 154 159 5.439 5.435 -0,031 0,001 -0,453 2015 95 95 4.886 4.861 0,000 0,005 -0,257 22 23 Suryamas Dutamakmur Tbk Summarecon Agung Tbk SMDM SMRA 2011 655 640 3.992 3.968 0,023 0,006 2,048 2012 1.225 1.175 4.819 4.786 0,043 0,007 2,278 2013 1.120 1.080 4.879 4.726 0,037 0,032 1,833 2014 1.690 1.685 5.437 5.443 0,003 -0,001 3,67 2015 1.755 1.710 4.854 4.856 0,026 0,000 -0,614 98 No. 1 2 3 4 5 Lampiran 6. Perhitungan Variabel Dependen Earnings Response Coefficient EPS Perusahaan Kode Tahun EPS –1 CP-1 CAR UE Agung Podomoro Land Tbk APLN 2011 28 19 385 -0,065 0,023 2012 40 28 350 0,072 0,034 2013 42 40 370 -0,017 0,005 2014 42 41 215 -0,002 0,005 2015 41 42 335 -0,109 -0,003 Alam Sutera Realty Tbk ASRI 2011 34 16 295 0,013 0,061 2012 61 34 460 0,060 0,059 2013 45 61 600 -0,040 -0,027 2014 56 45 430 -0,154 0,026 2015 30 56 560 0,004 -0,046 Bhuawanatala Indah Permai Tbk BIPP 2011 -11 -3 50 -0,006 -0,160 2012 -8 -11 50 -0,078 0,060 2013 37 -8 101 -0,018 0,446 2014 6 36 90 -0,020 -0,333 2015 33 6 95 0,142 0,284 Sentul City Tbk BKSL 2011 5 3 109 0,007 0,018 2012 7 5 265 -0,041 0,008 2013 20 7 189 0,032 0,069 2014 2 20 157 -0,142 -0,115 2015 1 2 104 -0,112 -0,010 Cowell Development Tbk COWL 2011 50 11 122 0,049 0,320 2012 67 50 235 0,188 0,072 2013 10 67 143 0,058 -0,399 2014 34 10 470 0,024 0,051 2015 -37 34 625 -0,012 -0,114 99 α -0,062 -0,062 -0,062 -0,062 -0,062 -0,028 -0,028 -0,028 -0,028 -0,028 -0,001 -0,001 -0,001 -0,001 -0,001 -0,045 -0,045 -0,045 -0,045 -0,045 0,062 0,062 0,062 0,062 0,062 ERC -0,128 3,908 8,325 12,900 15,745 0,672 1,499 0,450 -4,925 -0,689 0,031 -1,283 -0,038 0,057 0,503 2,834 0,530 1,119 0,846 6,968 -0,041 1,742 0,010 -0,744 0,651 No. 6. Perusahaan Kode Ciputra Development Tbk CTRA 7. Ciputra Property Tbk CTRP 8. Ciputra Surya Tbk CTRS 9. Duta Anggada Realty Tbk DART 10. Intiland Development Tbk DILD Lampiran 6. (Lanjutan) EPS Tahun EPS 1 2011 21 17 2012 39 21 2013 64 39 2014 86 64 2015 84 86 2011 26 25 2012 50 26 2013 70 50 2014 65 70 2015 54 65 2011 83 44 2012 139 83 2013 202 139 2014 261 202 2015 298 261 2011 22 1 2012 61 22 2013 58 61 2014 130 58 2015 57 130 2011 14 38 2012 17 14 2013 31 17 2014 42 31 2015 39 42 100 CP-1 350 540 800 750 1.250 440 490 600 620 845 690 870 2.250 1.310 2.960 186 435 710 445 680 425 255 335 315 650 CAR -0,044 -0,035 0,074 0,088 -0,030 -0,057 -0,036 0,016 0,064 -0,047 0,084 -0,008 0,082 0,030 -0,071 -0,011 0,062 -0,023 0,111 0,049 0,043 -0,024 0,070 0,025 -0,036 UE 0,011 0,033 0,031 0,029 -0,002 0,002 0,049 0,033 -0,008 -0,013 0,057 0,064 0,028 0,045 0,013 0,113 0,090 -0,004 0,162 -0,107 -0,056 0,012 0,042 0,035 -0,005 α -0,037 -0,037 -0,037 -0,037 -0,037 -0,01 -0,01 -0,01 -0,01 -0,01 -0,027 -0,027 -0,027 -0,027 -0,027 0,029 0,029 0,029 0,029 0,029 0,015 0,015 0,015 0,015 0,015 ERC -0,613 0,060 3,552 4,261 -4,375 -20,680 -0,531 0,780 -9,176 2,842 1,964 0,295 3,893 1,266 -3,520 -0,354 0,368 12,307 0,507 -0,186 -0,496 -3,315 1,316 0,286 11,050 Lampiran 6. (Lanjutan) No. 11 Perusahaan Kode Tahun Fortune Mate Indonesia Tbk FMII 12 Goa Makassar Tourism Development Tbk GMTD 13 Jaya Real Property Tbk JPRT 14 Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA 15 Lippo Cikarang Tbk LPCK 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 EPS EPS –1 -1 -2 0 -1 -3 0 1 -3 30 1 483 272 634 483 905 634 1.199 905 1.171 1.199 131 100 32 131 41 32 56 41 65 56 30 8 19 30 5 19 20 5 16 20 370 94 585 370 849 585 1.215 849 1.308 1.215 101 CP-1 90 103 245 385 449 165 660 660 8.300 6.100 1.300 2.200 620 800 1.040 120 190 200 193 295 395 1.790 3.225 4.875 10.400 CAR 0,099 -0,028 0,000 -0,011 0,407 0,031 -0,016 0,081 -0,103 -0,041 -0,048 0,020 -0,012 -0,068 0,053 0,133 -0,087 0,088 -0,043 0,027 0,043 0,168 -0,069 0,022 0,120 UE 0,011 0,013 -0,014 0,010 0,065 1,279 0,229 0,411 0,035 -0,005 0,024 -0,045 0,015 0,019 0,009 0,183 -0,058 -0,070 0,078 -0,014 0,699 0,120 0,082 0,075 0,009 α -0,003 -0,003 -0,003 -0,003 -0,003 -0,04 -0,04 -0,04 -0,04 -0,04 -0,007 -0,007 -0,007 -0,007 -0,007 0,015 0,015 0,015 0,015 0,015 0,062 0,062 0,062 0,062 0,062 ERC 9,180 -1,866 -0,217 -0,770 6,348 0,056 0,105 0,295 -1,779 0,218 -1,719 -0,600 -0,344 -3,253 6,933 0,644 1,762 -1,043 -0,746 -0,885 -0,027 0,883 -1,600 -0,533 6,486 No. 16 Perusahaan Kode Lippo Karawaci Tbk LPKR 17 Modernland Realty Tbk MDLN 18 Plaza Indonesia Realty Tbk PLIN 19 Pudjiati Prestige Tbk PUDP 20 Pakuwon Jati Tbk PWON Lampiran 6. (Lanjutan) EPS Tahun EPS -1 2011 32 30 2012 46 32 2013 54 46 2014 112 54 2015 24 112 2011 24 13 2012 42 24 2013 196 42 2014 56 196 2015 70 56 2011 26 147 2012 69 26 2013 11 69 2014 100 11 2015 77 100 2011 75 36 2012 72 75 2013 83 72 2014 43 83 2015 85 43 2011 9 7 2012 16 9 2013 24 16 2014 52 24 2015 26 52 102 CP-1 680 660 1.000 910 1.020 245 240 610 390 520 1.990 1.550 1.620 1.920 3.750 330 465 500 480 441 360 188 225 270 515 CAR -0,013 0,120 -0,006 -0,041 0,004 0,059 0,117 0,022 -0,029 0,080 -0,204 0,036 0,081 0,062 0,010 0,007 0,016 0,018 -0,019 -0,054 0,011 0,038 -0,049 0,023 -0,040 UE 0,003 0,021 0,008 0,064 -0,086 0,045 0,075 0,252 -0,359 0,027 -0,061 0,028 -0,036 0,046 -0,006 0,118 -0,006 0,022 -0,083 0,095 0,006 0,037 0,036 0,104 -0,050 α 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,049 0,049 0,049 0,049 0,049 0,007 0,007 0,007 0,007 0,007 -0,005 -0,005 -0,005 -0,005 -0,005 -0,013 -0,013 -0,013 -0,013 -0,013 ERC -8,840 5,044 -2,375 -0,847 0,104 0,223 0,907 -0,107 0,217 1,151 3,470 1,045 -2,067 1,187 -0,489 0,102 -3,255 1,045 0,168 -0,515 4,320 1,366 -1,013 0,347 0,535 No. 21 Perusahaan Kode Ristia Bintang Mahkota Sejati Tbk RBMS 22 Suryamas Dutamakmur Tbk SMDM 23 Summarecon Agung Tbk SMRA Lampiran 6. (Lanjutan) EPS Tahun EPS -1 2011 -43 1 2012 6 -43 2013 -43 6 2014 9 -43 2015 -9 9 2011 7 0 2012 3 7 2013 9 3 2014 8 9 2015 14 8 2011 57 35 2012 57 56 2013 76 57 2014 96 76 2015 59 96 103 CP-1 81 86 143 91 88 101 130 191 190 124 1.090 1.240 950 780 1.520 CAR -0,111 -0,014 -0,004 -0,041 0,172 -0,078 0,014 0,021 0,008 0,034 0,053 0,058 -0,044 0,022 -0,031 UE -0,543 0,570 -0,343 0,571 -0,205 0,074 -0,031 0,031 -0,005 0,048 0,020 0,001 0,020 0,026 -0,024 α 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,006 0,006 0,006 0,006 0,006 ERC 0,204 -0,025 0,012 -0,072 -0,841 -1,232 -0,033 0,255 0,950 0,434 2,329 64,480 -2,500 0,624 1,520 Lampiran 7 Hasil Output SPSS Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ERC 85 -4,92545 4,32000 ,3350146 1,89205495 CSR 85 ,01266 ,16456 ,0746095 ,04398009 SYR 85 -4,24800 5,41300 ,9395059 1,39485070 SIA 85 ,00000 1,00000 ,5529412 ,50014004 Valid N (listwise) 85 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa,b 85 Mean Std. Deviation ,0000000 ,74734741 Most Extreme Absolute ,088 Differences Positive ,059 Negative -,088 Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed) ,088 ,152c a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. 104 ANOVAa Model Sum of Squares Regression 1 Residual Total Df Mean Square F 253,793 3 84,598 46,916 81 ,579 300,709 84 Sig. ,000b 146,056 a. Dependent Variable: ERC b. Predictors: (Constant), SIA, CSR, SYR Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model B (Constant) 1 Coefficients Std. Error Beta -2,563 ,191 SYR -,152 ,062 CSR 38,457 ,309 SIA Collinearity Statistics t Sig. Tolerance -13,447 ,000 -,112 -2,429 ,017 ,909 1,101 1,908 ,894 20,155 ,000 ,979 1,021 ,173 ,082 1,785 ,078 ,918 1,090 a. Dependent Variable: ERC Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model B Coefficients Std. Error Beta (Constant) 1 ,698 ,115 SYR2 ,008 ,038 -1,568 ,002 CSR2X SIA2 t Sig. 6,071 ,000 ,023 ,201 ,841 1,150 -,151 -1,363 ,177 ,104 ,002 ,015 ,988 a. Dependent Variable: glejser Model Summaryb Model 1 R ,919a VIF R Square Adjusted R Std. Error of the Square Estimate ,844 ,838 a. Predictors: (Constant), SIA, CSR, SYR b. Dependent Variable: ERC 105 ,76106135 Durbin-Watson 2,161