pengaruh spesialisasi industri auditor

advertisement
PENGARUH SPESIALISASI INDUSTRI AUDITOR, PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, DAN SYSTEMIC RISK
TERHADAP EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Kurnia Handoyo
NIM : 1112082000082
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
PENGARUH SPESIALISASI INDUSTRI AUDITOR, PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, DAN SYSTEMIC RISK
TERHADAP EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Kurnia Handoyo
NIM : 1112082000082
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
ii
PENGARUH SPESIALISASI INDUSTRI AUDITOR, PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, DAN SYSTEMIC RISK
TERHADAP EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Kurnia Handoyo
NIM : 1112082000082
Di Bawah Bimbingan :
Pembimbing I
Yulianti, SE.,M.Si
NIP : 19820318 201101 2 011
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Selasa, 09 Agustus 2016 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa/i :
1.
Nama
: Kurnia Handoyo
2.
NIM
: 1112082000082
3.
Jurusan
: Akuntansi
4.
Judul
: Pengaruh Spesialisasi Industri Auditor,
Pengungkapan Corporate Social Responsibility,
dan Systemic Risk terhadap Earnings Response
Coefficient.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa/i tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 09 Agustus 2016
1.
Masrul Huda, SE., M.Si.
NIP : 19630506 201411 1 001
(_____________________)
Penguji 1
2.
Ismawati Haribowo, SE., M.Si.
NIP : 19800909 201411 2 003
(_____________________)
Penguji 2
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Kamis, 20 Oktober 2016 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa/i:
1.
2.
3.
4.
Nama
NIM
Jurusan
Judul Skripsi
:
:
:
:
Kurnia Handoyo
1112082000082
Akuntansi
Pengaruh Spesialisasi Industri Auditor, Pengungkapan
Corporate Social Responsibility, dan Systemic Risk
terhadap Earnings Response Coefficient.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa/i
tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 20 Oktober 2016
1. Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA
NIP: 19760924 200604 2 002
(_________________)
Ketua
2. Yulianti, SE., M.Si
NIP: 19820318 201101 2 011
(_________________)
Sekretaris
3. Reskino, SE., M.Si., Ak., CA
NIP: 19740928 200801 2 004
(_________________)
Penguji Ahli
4. Yulianti, SE., M.Si
NIP: 19820318 201101 2 011
(__________________)
Pembimbing I
v
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
NIM
Jurusan
Fakultas
: Kurnia Handoyo
: 1112082000082
: Akuntansi
: Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya
ini
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 20 Oktober 2016
(Kurnia Handoyo)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI
1. Nama
: Kurnia Handoyo
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 17 Juni 1994
3. Jenis Kelamin
: Laki-laki
4. Agama
: Islam
5. Anak ke- dari
: 2 dari 3 bersaudara
6. Alamat
: Jl. Jatayu 1 Rt 09/04 No. 30 Kebayoran
Lama Selatan, Jakarta Selatan. 12240
II.
III.
7. Telepon
: 081291267839
8. Email
: [email protected]
PENDIDIKAN
1. SDN Kramat Pela 013 Pagi
Tahun 2000-2006
2. SMPN 11 Jakarta
Tahun 2006-2009
3. SMAN 47 Jakarta
Tahun 2009-2012
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2012-2016
LATAR BELAKANG ORANG TUA
1. Ayah
: Naruh
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Magelang, 28 Februari 1963
3. Ibu
: Martini
4. Tempat, Tanggal Lahir
: Wonogiri, 28 Oktober 1966
vii
THE INFLUENCE OF AUDITOR INDUSTRY SPECIALIZATION,
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE, AND SYSTEMIC
RISK ON EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT
ABSTRACT
The purpose of this research was found an evidences regarding the
influence of auditor industry specialization, corporate social responsibility
disclosure, and systemic risk to earnings response coefficient.
The sample of this research used property and real estate industry which
listed in Indonesia Stock Exchange during 2011-2015 period. The number of
property dan real estate industries were consisted of 17 companies with 5 years
observation. This research based on purposive sampling method. The total of
research samples are 85 financial statements. Hypothesis in this research are
tested by multiple regression analysis.
The results of this research indicated that corporate social responsibility
and systemic risk influenced to earnings response coefficient. Auditor industry
specialization did not influence to earnings response coefficient.
Keyword : Earnings Response Coefficient, Auditor Specialization Industry,
Corporate Social Responsibility Disclosure, Systemic Risk.
viii
PENGARUH SPESIALISASI INDUSTRI AUDITOR, PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, DAN SYSTEMIC RISK
TERHADAP EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti mengenai pengaruh
spesialisasi industri auditor, pengungkapan corporate social responsibility, dan
systemic risk terhadap earnings response coefficient.
Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan property dan real estate
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2015. Jumlah
perusahaan property dan real estate yang dijadikan sampel adalah 17 perusahaan
dengan pengamatan selama 5 tahun. Penelitian ini berdasarkan purposive
sampling. Total sampel penelitian ini adalah 85 laporan keuangan. Pengujian
hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan corporate social
responsibility, dan systemic risk berpengaruh terhadap earnings response
coefficient, sedangkan spesialisasi industri auditor tidak berpengaruh terhadap
earnings response coefficient.
Kata kunci : Earnings Response Coefficient, Spesialisasi Indutri Auditor,
Pengungkapan Corporate Social Responsibility, Systemic Risk.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamua’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Spesialisasi Industri Auditor, Pengungkapan
Corporate Social Responsibility, dan Systemic Risk terhadap Earnings
Response Coefficient” dengan lancar. Shalawat serta salam senantiasa selalu
tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. teladan bagi insan di muka
bumi.
Skripsi ini merupakan tugas yang diselesaikan sebagai syarat guna meraih
gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu
tersusunnya skripsi ini terutama kepada:
1.
Kedua orang tua (Mama dan Bapak) yang telah memberikan kasih sayang,
doa serta dukungan finansial yang tiada hentinya kepada penulis.
2.
Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5.
Ibu Yulianti, SE., M.Si selaku dosen pembimbing yang bersedia
meluangkan waktu, serta dengan sabar memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
6.
Seluruh staf pengajar dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah banyak memberikan bantuan kepada penulis.
7.
Kakak (Novi Andriani) dan adik (Nabila Ayuningtiyas) yang telah
memberikan inspirasi, dan hiburan yang tiada hentinya kepada penulis.
x
8.
Teman-teman Forum Komunikasi Akuntansi (Forkast) 2012 yang banyak
memberikan pelajaran berharga kepada penulis.
9.
Sahabat BOLANG (Aziz, Edo, Dean, Ibam, Mawan, Teguh, Iqbal, Berry,
Joni, Anin, Muti, Desi, Lidiyna, Naya) yang telah memberikan dorongan
dan kenangan liburan yang indah kepada penulis. Btw where and when
next stop?
10.
Teman-teman dari kelas Akuntansi C dan juga dia yang telah memberikan
inspirasi, dan bantuan kepada penulis.
11.
Teman seperjuangan dalam bimbingan skipsi (Edo, Ibam, Randi, Dillah,
Eca) yang berjuang bersama penulis, dan membantu dalam penyelesaian
skripsi walaupun tidak bareng sidangnya.
12.
Teman-teman KKN Tangan Nusantara (Angga, Edo, Sofyan, Anin, Desi,
Omen, Mardha, Agung, Khalis, Mpok, Amel, Uni fams) yang terlah
bersama-sama melewati pahit-manisnya KKN selama sebulan.
13.
Teman-teman di kampus (Cice, Dean, Mawan, Edo, Aziz, Ichi, Irvan, Ajay,
Mirza, Teguh, Iqbal, Jawa, Gobel, Ibam, Berry, Joni) yang sudah mau
ngumpul dan melewati masa-masa yang tidak bisa diungkapkan dengan
kata-kata selama dikampus. Thanks Guys, See you on top !
Akhir kata, penulis sadar bahwa skripsi ini masih perlu banyak saran dan
masukan yang membangun dari pembaca. Penulis berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jakarta, 20 Oktober 2016
Kurnia Handoyo
xi
DAFTAR ISI
COVER
COVER DALAM .................................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... vii
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
ABSTRAK ............................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 13
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 16
A. Tinjauan Literatur ............................................................................... 16
1. Teori Keagenan (Agency Theory) ........................................... 16
2. Teori Sinyal (Signalling Theory) ............................................ 18
3. Earnings Response Coefficient ............................................... 20
4. Spesialisasi Industri Auditor ................................................... 22
5. Pengungkapan Corporate Social Responsibility ..................... 24
6. Systemic Risk ........................................................................... 25
B. Penelitian Sebelumnya ........................................................................ 28
C. Kerangka Pemikiran............................................................................ 33
xii
D. Perumusan Hipotesis ........................................................................... 34
1. Spesialisasi Industri Auditor, Pengungkapan Corporate Social
Responsibility, dan Systemic Risk berpengaruh secara simultan
terhadap Earnings Response Coefficient ................................ 34
2. Pengaruh Spesialisasi Industri Auditor terhadap Earnings
Reponse Coefficient ................................................................ 34
3. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility
terhadap Earnings Response Coefficient ................................ 36
4. Pengaruh Systemic Risk terhadap Earnings Response
Coefficient ............................................................................... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 39
A. Ruang Lingkup Penelitian................................................................... 39
B. Metode Penentuan Sampel .................................................................. 39
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 40
D. Metode Analisis Data .......................................................................... 41
1. Uji Asumsi Klasik ................................................................... 41
a. Uji Normalitas ................................................................... 41
b. Uji Multikolonieritas ......................................................... 41
c. Uji Heteroskesdastisitas .................................................... 42
d. Uji Autokorelasi ................................................................ 43
2. Analisis Statistik Deskriptif .................................................... 44
3. Koefisien Determinasi ............................................................ 44
4. Uji Hipotesis ........................................................................... 46
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)........................ 46
b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ..... 46
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian .................................................. 46
1. Variabel Bebas ........................................................................ 46
a. Spesialisasi Industri Auditor ............................................. 46
b. Pengungkapan Corporate Social Responsibility ............... 47
c. Systemic Risk ..................................................................... 48
2. Variabel Terikat ............................................................................ 49
xiii
a. Earnings Response Coefficient ......................................... 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 55
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................... 55
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ............................................................ 57
1. Hasil Uji Asumsi Klasik ......................................................... 57
2. Hasil Statistik Deskriptif ......................................................... 63
3. Hasil Koefisien Determinasi ................................................... 65
4. Hasil Uji Hipotesis .................................................................. 66
C. Pembahasan......................................................................................... 69
1. Pengaruh Spesialisasi Industri Auditor, Pengungkapan
Corporate Social Responsibility, dan Systemic Risk
berpengaruh secara simultan terhadap Earnings Response
Coefficient ............................................................................... 69
2. Pengaruh Spesialisasi Industri Auditor terhadap Earnings
Reponse Coefficient ................................................................ 69
3. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility
terhadap Earnings Response Coefficient ................................ 70
4. Pengaruh Systemic Risk terhadap Earnings Response
Coefficient ............................................................................... 72
BAB V PENUTUP............................................................................................... 74
A. Kesimpulan ......................................................................................... 74
B. Saran ................................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 76
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 81
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Perbandingan jumlah saham beredar dengan laba perusahaan .............. 4
Tabel 1. 2 Skandal Independensi Kantor Akuntan Publik ...................................... 7
Tabel 2. 1 Hasil Penelitian Terdahulu................................................................... 29
Tabel 3. 1 Operasional dan Pengukuran Variabel................................................. 53
Tabel 4. 1 Rincian Perolehan Sampel Perusahaan ................................................ 55
Tabel 4. 2 Hasil Uji Normalitas: Kolmogorov Smirnov (K-S) 115 sampel ......... 56
Tabel 4. 3 Hasil Uji Normalitas: Kolmogorov Smirnov (K-S) 85 sampel ........... 59
Tabel 4. 4 Hasil Uji Multikolonieritas dengan Uji VIF ........................................ 60
Tabel 4. 5 Hasil Uji Heteroskesdastisitas dengan Uji Glejser .............................. 61
Tabel 4. 6 Hasil Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson ............................. 62
Tabel 4. 7 Statistik Deskriptif ............................................................................... 63
Tabel 4. 8 Hasil Koefisien Determinasi Analisis Regresi Berganda .................... 65
Tabel 4. 9 Hasil Uji Signifikansi Simultan: Uji Statistik F................................... 66
Tabel 4. 10 Hasil Uji Signifikansi Individual: Uji t .............................................. 67
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 33
Gambar 4. 1 Grafik Histogram ............................................................................. 58
Gambar 4. 2 Grafik Normal Probability Plot ........................................................ 58
Gambar 4. 3 Grafik Scatterplot ............................................................................. 61
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Perusahaan Property dan Real Estate yang menjadi sampel............. 82
Lampiran 2 Indeks Pengungkapan Corporate Social Responsibility.................... 83
Lampiran 3 Perhitungan Variabel Independen Spesialisasi Industri Auditor ....... 85
Lampiran 4 Perhitungan Variabel Independen Pengungkapan Corporate Social
Responsibility .................................................................................... 90
Lampiran 5 Perhitungan Variabel Independen Systemic Risk .............................. 94
Lampiran 6 Perhitungan Variabel Dependen Earnings Response Coefficient ..... 99
Lampiran 7 Hasil Output SPSS........................................................................... 104
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan merupakan gambaran mengenai posisi keuangan
suatu perusahaan, yang digunakan sebagai media informasi dalam merangkum
semua aktifitas perusahaan. Sebagai media pertanggung jawaban, laporan
keuangan digunakan oleh berbagai pihak baik internal maupun eksternal
terutama investor dan kreditor. Menurut IAI (2009), tujuan laporan keuangan
adalah menyediakan infomasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Untuk dapat mencapai
tujuan ini, laporan keuangan menyediakan informasi mengenai elemen dari
entitas yang terdiri dari aset, kewajiban, beban, pendapatan (termasuk gain or
loss), perubahan ekuitas, dan arus kas.
Sesuai dengan peraturan pemerintah saat ini, perusahaan yang
mengadakan emisi (go public) di Bursa Efek Indonesia (BEI) wajib
melaporkan laporan keuangan secara berkala. Menurut Sandi (2013), laporan
keuangan tiap periodenya akan diperhatikan oleh pihak eksternal perusahaan
khususnya para investor modal. Kondisi yang dialami BEI juga akan semakin
memicu pula para investor untuk lebih selektif dalam berinvestasi.
Salah satu unsur dalam laporan keuangan yang paling diperhatikan
informasinya adalah laporan laba rugi. Laporan laba rugi ini memberikan
1
informasi mengenai laba (earnings) suatu perusahaan dalam satu periode.
Laporan ini sangat penting bagi investor, karena dapat mengevaluasi kinerja
masa depan, dan membantu menilai risiko atau ketidakpastian pencapaian arus
kas masa depan (Kieso, 2002). Selain itu menurut Delvira dan Nelvirita
(2013), laba juga memiliki peranan yang penting, yaitu untuk mengukur
perubahan bersih atas kekayaan pemegang saham dan merupakan indikasi
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba (earnings power). Investor
harus memprediksi kemampuan menghasilkan laba (earnings power)
perusahaan jangka panjang, sehingga diperlukan informasi laba masa lalu
untuk memprediksi laba masa datang.
Pentingnya informasi laba secara tegas telah disebutkan dalam
Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1 yang menyatakan
bahwa laba memiliki manfaat untuk menilai kinerja manajemen, membantu
mengestimasi kemampuan laba representatif dalam jangka panjang, serta
mampu memprediksi laba dan mentaksir risiko dalam investasi atau kredit
(FASB, 1985). Bila dikaitkan dengan laba, investor tentu mengharapkan
return yang maksimal dari nilai asset yang mereka investasikan di perusahaan
tersebut. Investor akan membuat perhitungan ekspetasi laba jauh hari sebelum
laporan dikeluarkan berdasarkan informasi yang mereka peroleh sampai
menjelang laporan keuangan diterbitkan. Informasi aktual dari perusahaan
tentunya akan memiliki perbedaan dengan hasil prediksi investor sehingga
pengumuman laporan keuangan aktual bisa menjadi good news atau bad news
bagi investor.
2
Laporan keuangan terutama laporan laba rugi sangat rentan akan
adanya manipulasi. Hal ini dikarenakan pada umumnya investor akan melihat
prospek awal suatu perusahaan dari laporan tersebut. Selain itu adanya
kebebasan yang diberikan kepada manajemen dalam memilih kebijakan
akuntansi, dapat menyebabkan tidak semua laporan laba yang dilaporkan oleh
perusahaan memberikan informasi yang sebenarnya mengenai kinerja
perusahaan. Contoh kasus tersebut dapat dilihat dari sektor perbankan di
Indonesia. PT Bank Lippo Tbk, terindikasi melakukan pelaporan keuangan
ganda tahun 2002 dan PT Bank Century yang terindikasi memanipulasi
berbagai transaksi fiktif tahun 2008, yang mengakibatkan laba/rugi PT Bank
Century Tbk mengalami penurunan sangat drastis. Oleh karena itu salah satu
cara untuk menilai kualitas laba suatu perusahaan adalah dengan
menggunakan earnings response coefficient (ERC). Menurut Scoot (2009),
ERC dapat mengidentifikasi perbedaan respon pasar terhadap pengumuman
laba suatu perusahaan. Melalui ERC mencerminkan tingkat kepercayaan pasar
(investor) terhadap kualitas laba dan karenanya mewakili perspektif ukuran
kualitas laba berdasarkan kinerja pasar.
Kuatnya reaksi pasar terhadap
informasi laba yang tercermin dari tingginya nilai ERC, menunjukkan bahwa
pasar menilai laba yang dilaporkan memiliki kualitas yang baik, dan
begitupun sebaliknya.
Peningkatan maupun penurunan laba akan mempengaruhi pula
fluktuasi atas harga suatu saham. Namun perubahan jumlah laba juga tidak
selalu mengubah mindset investor dalam melakukan investasinya. Berikut
3
tabel jumlah saham beredar dan laba perusahaan yang listing di Bursa Efek
Indonesia dalam kurun tahun 2012-2014 :
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Tabel 1.1
Perbandingan jumlah saham beredar dengan laba perusahaan yang
listing di BEI tahun 2012-2014 (dalam jutaan)
Nama
Jumlah
Laba
Perusahaan
Saham
2014
2013
2012
Beredar
2012-2014
H.M.
4.383
13.805.000
14.600.000
13.350.000
Sampoerna
Tbk.
Unilever
7.630
7.762.000
7.164.000
6.498.000
Indonesia
Tbk.
Gudang
1.924
5.395.293
4.383.932
4.068.711
Garam Tbk.
Indofood
8.780
5.146.300
3.416.600
4.779.400
Sukses
Makmur
Tbk.
Charoen
16.398
1.746.644
2.582.690
2.680.782
Pokphand
Indonesia
Tbk.
Sumber : IDX Annual Report (www.idx.co.id) dan Saham OK
Dari data tabel di atas dapat dilihat bahwa meskipun laba perusahaan
mengalami fluktuasi, namun hal tersebut tidak mempengaruhi investor untuk
menjual atau membeli suatu saham. Hal ini dapat dilihat dari konstannya
jumlah saham beredar perusahaan tahun 2012-2014 meskipun laba perusahaan
mengalami fluktuasi. Namun, tidak semua laporan laba yang dilaporkan oleh
suatu perusahaan menyatakan kondisi yang sebenarnya. Oleh karena itu
4
investor akan lebih percaya terhadap laporan keuangan yang telah diaudit oleh
auditor.
Dengan didasarkan pada kebutuhan pemegang saham atas informasi
perusahaan tersebut membuat pihak pemegang saham rela meningkatkan
biaya modalnya untuk meningkatkan kualitas dan transparansi laporan
keuangan. Hal tersebut diimplemetasikan dengan menggunakan jasa audit
yang diberikan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang independen. Jasa
audit diharapkan mampu memberikan jaminan keyakinan atas laporan
keuangan dan meminimalisir terjadinya asimetri informasi yang akan
merugikan para investor.
Hal tersebut diperkuat dengan Peraturan BAPEPAM Nomor Kep346/BL/2011 dan Peraturan Bursa Efek Jakarta (BEJ) Nomor Kep306/BEJ/07-2004
mengenai
keharusan
perusahaan
go
public
untuk
menyampaikan Laporan Keuangan yang disusun sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) dan telah diaudit oleh akuntan publik. Tingkat
keandalan informasi inilah yang pada akhirnya akan mempengaruhi keputusan
pihak eksternal yang menggunakan informasi tersebut (Wakum dan Wisadha,
2014).
Auditor berperan penting dalam memberikan pendapat mengenai
laporan keuangan perusahaan yang disusun sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum, karena opini auditor dalam laporan keuangan (seperti
kualitas earnings perusahaan) cenderung direaksi oleh pelaku pasar sebagai
signal dalam pengambilan keputusan ekonomi. Kualitas auditor memiliki
5
pengaruh yang besar terhadap kualitas laba yang dilaporkan, karena investor
beranggapan bahwa laporan laba dari auditor yang berkualitas lebih akurat dan
dapat mencerminkan nilai ekonomi yang sesusungguhnya (Teoh dan Wong,
1993).
Pengalaman auditor dapat meningkatkan pemahaman auditor
mengenai kondisi perusahaan seperti internal kontrol, resiko bisnis dan resiko
audit perusahaan pada suatu jenis industri yang diaudit karena rotasi audit
membuka kesempatan bagi auditor untuk mengembangkan kompetensi dan
pengetahuannya dalam menangani klien pada jenis industri yang sama.
Auditor dikatakan berpredikat spesialis
dikarenakan auditor telah
memiliki banyak pengalaman melakukan audit dan terkonsentrasi pada suatu
jenis industri tertentu (Habib dan Bhuiyan, 2011). Strategi spesialisasi industri
yang dilakukan auditor ini dapat meningkatkan pengetahuan spesifik pada
industri tertentu dengan lebih komprehensif sehingga dapat meningkatkan
hasil audit atas suatu laporan keuangan terutama pada laporan laba.
Auditor yang memiliki spesialisasi industri dituntut untuk memiliki
tingkat independensi yang lebih baik. Independensi seorang auditor adalah
landasan utama ketika seorang bekerja profesional sebagai akuntan publik, hal
ini dikarenakan pekerjaan yang dilakukan oleh seorang auditor memiliki
tujuan kepentingan kepada masyarakat umum sehingga independensi dari
seorang auditor sangatlah penting. Menurut Tjun, Elyzabet, dan Santi (2012),
auditor independen dalam mengaudit perusahaan klien memiliki posisi yang
strategis sebagai pihak ketiga dalam lingkungan perusahaan klien, ketika
6
auditor mengemban tugas dan tanggung jawab dari manajemen untuk
mengaudit laporan keuangan perusahaan yang dikelolanya. Independensi
seorang auditor terdiri dari dua bentuk, yaitu :
1. Independence in fact, maksudnya agar auditor menyimpulkan opini
dalam laporan audit sebagai pengamat professional dan tidak berat
sebelah.
2. Independence in appearance, maksudnya auditor menjauhi keadaan
yang dapat membuat orang lain meragukan objektivitas pola pikiran
auditor.
Kasus-kasus skandal akuntansi dalam beberapa tahun belakangan yang
melibatkan
Kantor
Akuntan
Publik
(KAP)
sedikit
melunturkan
keindependensian akuntan publik di mata publik dan memberikan bukti bahwa
masih ada kegagalan audit yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik
(KAP). Kasus seperti itu terjadi pada Enron, Parmalat, dan kasus-kasus
lainnya (Tabel 1.2) yang membuat pertanyaan tentang keindependensian
kantor akuntan publik dalam menjalankan tugas audit.
Tabel 1.2
Skandal Independensi Kantor Akuntan Publik (KAP)
No. Nama Perusahaan
Tuduhan kasus skandal independensi kantor
akuntan publik (KAP)
1.
Enron Co.
Keterlibatan para auditor KAP Arthur Andersen
dalam kegiatan internal perusahaan Enron Co,
Bersambung ke halaman selanjutnya
7
Tabel 1.2 (lanjutan)
No. Nama Perusahaan
Tuduhan kasus skandal independensi kantor
akuntan publik (KAP)
dimana komposisi Internal Audit Enron Co
berisikan auditor para auditor dan partner dari
KAP Artur Andersen. Andersen sendiri pada
tahun 1994 merupakan auditor internal dari
Enron Co (Chicago Tribune).
2.
Parmalat
KAP
Grant
Thoronto
merupakan
auditor
Parmalat dari tahun 1990-1999 yang merupakan
salah satu second-accounting firms terbesar.
Pada tahun 1999, Parmalat harus mengganti
auditor sesuai dengan undang-undang Italia dan
kemudian berganti dengan salah satu KAP Big
Four Delloit Touche Tohmatsu. Akan tetapi,
KAP Grant Thoronto tetap melanjutkan audit
atas entitas Parmalat di luar Italia.
3.
Tesco
Hubungan yang cukup lama terjalin antara Tesco
dan auditornya (PwC) lebih dari 31 tahun. Selain
mengaudit Tesco, PwC juga menjadi auditor
Sainsbury’s selama 20 tahun yang merupakan
saingan dari Tesco. Dalam hal ini PwC
Bersambung ke halaman selanjutnya
8
Tabel 1.2 (lanjutan)
No. Nama Perusahaan
Tuduhan kasus skandal independensi kantor
akuntan publik (KAP)
tersandung kasus fraud yang ditemukan oleh
KAP Delloit saat melakukan audit Investigasi
“Area of Focus” yang menjadi penjelasan singkat
PwC dalam Laporan Audit Independen (LAI)
untuk tahun 2014, yang membuktikan bahwa
laporan keuangan Tesco mengalami salah saji
material sebesar £250 juta selama diaudit oleh
PwC.
Sumber: Theodorrus M. Tuanakota 2015
Bercermin dari tiga kasus tabel di atas, maka pelanggaran kode etis
dan lamanya ikatan kerja yang dijalankan oleh perusahaan klien dengan kantor
akuntan publik (KAP) menjadikan hancurnya aktivitas bisnis perusahaan dan
hilang keindependensian kantor akuntan publik (KAP). Oleh karena itu
relevansi nilai laba pun mengalami penurunan yang menimbulkan
ketidakpastian mengenai prospek masa depan suatu perusahaan, sehingga
diperlukan informasi lain untuk mengurangi ketidakpastian tersebut
diantaranya seperti pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Dunia
bisnis
saat
ini
menuntut
perusahaan
untuk
mampu
menyeimbangkan pencapaian kinerja ekonomi (profit), kinerja sosial (people),
dan kinerja lingkungan (planet) atau disebut triple bottom-line performance.
9
Orientasi praktik bisnis yang selama ini pada maksimalisasi laba perlu dikaji
ulang. Orientasi mengejar laba semaksimal mungkin, secara jangka pendek
akan menunjukkan keberhasilan, namun untuk jangka panjang hal tersebut
bisa menimbulkan masalah bagi perusahaan karena adanya resistensi dari
masyarakat dan stakeholder lainnya (Lako, 2010).
Triple bottom-line performance menunjukkan bahwa disamping
memperhatikan kinerja keuangan, perusahaan juga perlu memperhatikan
tanggung jawab sosial. Di Indonesia, pemerintah telah mewajibkan
perusahaan untuk mengungkapkan informasi tanggung jawab sosial dan
lingkungan perusahaan dengan adanya UU No. 40 Tahun 2007 Pasal 66 ayat
(2c). Dengan diaturnya dalam undang-undang, maka pengungkapan tanggung
jawab sosial dan lingkungan perusahaan bersifat wajib. Namun saat ini belum
ada peraturan khusus mengenai luas pengungkapan tanggung jawab sosial dan
lingkungan
perusahaan.
Disamping
itu
kesadaran
perusahaan
atas
pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan masih sangat rendah.
Perusahaan
akan
mempertimbangkan
biaya
dan
manfaat
dalam
mengungkapkan informasi sosial perusahaan. Jika manfaat yang diperoleh
lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan maka perusahaan
akan secara sukarela mengungkapkan informasi tersebut.
Menurut Aryanti dan Sisdyani (2016), perusahaan rela mengeluarkan
biaya yang besar pada tanggung jawab sosial karena CSR dapat dijadikan
sebagai cara agar kinerja perusahaan terlihat baik di depan pelanggan dan
stakeholder. Tuntutan ini berasal dari semakin tingginya tekanan dan tingkat
10
persaingan yang dihadapi perusahaan. Kompetisi yang ketat menuntut adanya
pengungkapan dan pertukaran informasi yang memadai. Dengan demikian,
adanya pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan diharapkan bisa
menjadi nilai tambah public image serta bahan pertimbangan investor dalam
menilai perusahaan dan mengambil investasi selain melihat pada informasi
laba perusahaan saja.
Dalam berinvestasi investor akan dihadapkan oleh dua hal yaitu, risk
dan returm. Investor tidak tahu pasti dengan hasil yang akan diperolehnya dari
suatu investasi yang dilakukannya. Apabila investor mengharapkan untuk
memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi, maka investor juga harus
bersedia menanggung risiko yang tinggi pula (high risk high return).
Dalam menilai kinerja dan prospek perusahaan ke depan, investor
tentu mengharapkan return sebagai bentuk pengembalian atas saham mereka.
Scoot (2009) mengatakan, jika perusahaan memiliki risiko yang tinggi,
informasi mengenai pengumuman laba sedikit direaksi oleh investor, sehingga
earnings response coefficient (ERC) akan semakin rendah. Perusahaan dengan
risiko tinggi sekalipun bisa menjanjikan return yang tinggi namun dengan
tingkat ketidakpastian yang tinggi pula. Hal ini menyebabkan investor akan
berhati-hati dalam mengambil keputusan sehubungan dengan perusahaan yang
memiliki risiko tinggi. Investor akan lebih lambat, bahkan tidak sama sekali
bereaksi atas informasi laba perusahaan.
Penelitian ini mengembangkan penelitian yang dilakukan oleh Andreas
(2013) yang berfokus pada laporan keuangan perusahaan go public yang
11
terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yang telah di audit oleh spesialisasi industri
auditor
serta
pengaruhnya
terhadap
earnings
response
coefficient.
Pengembangan penelitian ini dengan menambahkan beberapa variabel
diantaranya pengungkapan corporate social responsibility dan systemic risk.
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan perusahaan Property dan
Real Estate tahun 2011-2015, karena pada periode tersebut dapat
menggambarkan kondisi yang relatif baru di pasar modal Indonesia sehingga
lebih relevan terhadap kondisi aktual di Indonesia. Alasan lain memilih
perusahaan property dan real estate karena sektor ini merupakan salah satu
alternatif investasi yang diminati investor, dimana investasi pada sektor ini
merupakan investasi jangka panjang dan property merupakan aktiva
multiguna yang dapat digunakan oleh perusahaan sebagai jaminan. Disamping
itu harga tanah yang cenderung naik dari tahun ke tahun yang dikarenakan
jumlah tanah yang terbatas sedangkan permintaan akan semakin tinggi karena
semakin bertambahnya jumlah penduduk juga membuat sektor ini diminati
oleh investor.
Berdasarkan uraian tersebut, maka respon investor di pasar modal
terhadap laporan keuangan sebagaimana ditunjukkan dalam koefiesien respon
laba atau ERC, harus didukung oleh laporan keuangan yang memiliki mutu
yang tinggi. Laporan keuangan yang diaudit oleh auditor spesialis akan lebih
merefleksikan keadaan yang sebenarnya, selain itu pengungkapan laporan
corporate social responsibility dan adanya systemic risk juga dapat
mempengaruhi investor dalam melihat prospek suatu perusahaan. Untuk
12
mengetahui hubungan spesialisasi industri auditor, pengungkapan corporate
social responsibility dan systemic risk terhadap tingkat earnings response
coefficient, maka akan dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Spesialisasi
Industri
Auditor,
Pengungkapan
Corporate
Social
Resposnibility dan Systemic Risk terhadap Earnings Response Coefficient”
(Studi Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di BEI
periode 2011-2015).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka rumusan permasalahan yang akan diteliti
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah spesialisasi industri auditor, pengungkapan corporate social
responsibility, dan systemic risk berpengaruh secara simultan terhadap
tingkat earnings response coefficient?
2. Apakah spesialisasi industri auditor berpengaruh terhadap tingkat
earnings response coefficient?
3. Apakah pengungkapan corporate social responsibility berpengaruh
terhadap earnings response coefficient?
4. Apakah systemic risk
berpengaruh terhadap earnings response
coefficient?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk:
13
a. Mengetahui pengaruh spesialisasi industri auditor terhadap tingkat
earnings response coefficient.
b. Mengetahui pengaruh pengungkapan corporate social responsibility
terhadap earnings response coefficiet.
c. Mengetahui pengaruh systemic risk terhadap earnings response
coefficient.
d. Mengetahui pengaruh spesialisasi industri auditor, pengungkapan
corporate social responsibility, dan systemic risk terhadap tingkat
earnings response coefficient.
2. Manfaat Penelitian
a. Kontribusi Teoritis
1) Mahasiswa Fakultas Ekonomi khususnya jurusan Akuntansi,
penelitian ini sebagai bahan kajian dan pengujian terhadap konsep
spesialisasi industri auditor, pengungkapan corporate social
responsibility, dan systemic risk terhadap earnings response
coefficient.
2) Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang
akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.
3) Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta
menambah referensi mengenai spesialisasi industri auditor,
pengungkapan corporate social responsibility, systemic risk dan
earnings response coefficient.
b. Kontribusi Praktis
14
1) Perusahaan, sebagai bahan acuan untuk meningkatkan Earnings
Response Coefficient.
2) Masyarakat, sebagai media untuk mencari tahu mengenai
spesialisasi industri auditor, pengungkapan corporate social
responsibility, systemic risk dan earnings response coefficient.
3) Investor, sebagai sarana informasi mengenai kinerja perusahaan.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan hubungan keagenan
sebagai kontrak dimana satu agen atau lebih orang (prinsipal, yaitu
pemegang saham) menunjuk orang lain (agen, yaitu manajer) untuk
melakukan
jasa
mendelegasikan
demi
kekuasaan
kepentingan
mengambil
prinsipal,
keputusan
yang
termasuk
kepada
agen.
Manajemen diberikan keleluasaan untuk dapat memilih dan menerapkan
kebijakan akuntansi selama tidak menyimpang dari ketentuan yang
berlaku umum. Namun, hal tersebut terkadang disalah gunakan oleh
manajemen dalam memberikan informasi mengenai laba yang merupakan
gambaran kinerja perusahaan. Hal ini akan mempengaruhi kualitas dari
laba yang dilaporkan perusahaan tersebut, yang disebabkan oleh adanya
masalah keagenan.
Menurut Raharjo (2007), teori agensi terfokus pada dua individu yaitu
prinsipal dan agen. Prinsipal mendelegasikan responsibility decision
making kepada agen. Baik prinsipal maupun agen diasumsikan sebagai
orang-orang ekonomi yang rasional yang semata-mata termotivasi oleh
kepentingan pribadi, tapi mereka kesulitan membedakan penghargaan atas
16
prefensi, kepercayaan, dan informasi. Scott (2009) menyatakan bahwa
perusahaan mempunyai banyak kontrak, baik kontrak kerja antara
perusahaan dengan manajer, maupun kontrak pinjaman antara perusahaaan
dengan kreditor. Pada umumnya baik pemegang saham ataupun manajer
ingin
memaksimumkan
kesejahteraannya
masing-masing
dengan
memanfaatkan informasi yang dimiliki. Dalam hal ini, manajer memiliki
informasi yang lebih banyak dibandingkan pemegang saham, sehingga
menimbulkan adanya asimetri informasi. Informasi yang lebih banyak
dimiliki oleh manajer dapat memicu mereka untuk melakukan tindakantindakan
sesuai
dengan
keinginan
dan
kepentingan
untuk
memaksimumkan kesejahteraanya, sedangkan bagi pemegang saham akan
sulit dalam mengontrol secara efektif tindakan yang dilakukan oleh
manajemen akibat adanya keterbatasan informasi yang dimiliki.
Godfrey et al (2010) membagi biaya keagenan dalam tiga jenis biaya
yaitu:
1) Biaya monitoring
Biaya yang ditujukan untuk mengawasi perilaku agen. Prinsipal
melakukan pengukuran, pengamatan dan pengendalian atas
perilaku agen.
2) Biaya perikatan (Bonding Cost)
Biaya yang dikeluarkan oleh agen dalam rangka mematuhi dan
mengimplementasikan mekanisme kontrak yang menjamin bahwa
agen akan bertindak sejalan dengan kepentingan prinsipal.
17
3) Residual Loss
Biaya yang masih dapat timbul ketika tindakan yang dilakukan
agen berbeda dengan apa yang seharusnya dilakukan untuk
memenuhi
kepentingan
prinsipal
walaupun
biaya
terkait
pengawasan dan perikatan sudah dilakukan.
Pandangan teori keagenan ini mengakibatkan munculnya konfilik yang
dapat mempengaruhi kualitas laba yang dilaporkan, karena manajemen
yang memiliki kepentingan tertentu akan cenderung menyusun laporan
laba yang sesuai dengan tujuannya dan bukan demi untuk kepentingan
pemegang saham.
2. Teori Sinyal (Signalling Theory)
Signalling Theory dalam ilmu komunikasi yang digunakan dalam
disiplin ilmu akuntansi digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi
pola perilaku komunikasi manajer kepada publik. Teori sinyal dalam
akuntansi berfungsi untuk menilai adanya informasi privat. Menurut
Jogiyanto
(2000),
informasi
yang
dipublikasikan
sebagai
suatu
pengumuman akan memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan
keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif,
maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut
diterima oleh pasar.
Investor memerlukan informasi mengenai prospek perusahaan yang
akan dipilihnya sebagai tempat dalam menanamkan saham mereka. Akan
tetapi, sebagai pihak luar investor tidak mengetahui seluruh informasi
18
perusahaan dibandingkan dengan manajemen. Asimetri informasi tersebut
perlu
diminimalkan,
sehingga
perusahaan
go
public
dapat
menginformasikan keadaan perusahaan secara transparan kepada investor.
Oleh karena itu, manajemen perusahaan sebagai pihak yang memiliki
informasi lebih banyak mengenai perusahaan, diharapkan memberikan
informasi atau sinyal kepada investor mengenai kondisi prospek
perusahaan kedepan.
Pengungkapan dalam laporan keuangan akan membantu pengguna
laporan keuangan untuk memahami isi dan angka yang dilaporkan dalam
laporan keuangan. Sudarma dan Ni Made (2015) menjelaskan, kegagalan
dalam memahami laporan keuangan mengakibatkan beberapa perusahaan
mengalami kesalahan penilaian (misvalued), baik undervalued maupun
overvalued.
Sehingga
muncul
keraguan
mengenai
transparansi,
pengungkapan informasi, dan peran akuntansi dalam menghasilkan
informasi keuangan yang relevan dan dapat dipercaya, sehingga pemakai
informasi akuntansi menerima sinyal tentang kondisi perusahaan yang
sebenarnya.
Dalam
teori
signaling,
laporan
keuangan
diindikasikan
oleh
perusahaan merupakan suatu sinyal yang dapat mempengaruhi nilai saham
mereka. Sinyal yang diberikan oleh perusahaan sangat menentukan bagi
investor dalam mengantisipasi prospek perusahaan yang akan mereka pilih
dalam menanamkan modalnya. Dengan demikian apabila manajemen
menyampaikan informasi ke pasar, umumnya pasar akan merespon
19
sebagai suatu sinyal terhadap adanya suatu peristiwa tertentu yang dapat
mempengaruhi nilai perusahaan.
3. Earnings Response Coefficient
Laporan keuangan dibuat dengan tujuan untuk digunakan oleh
berbagai pihak, termasuk pihak internal perusahaan itu sendiri. Pihakpihak yang sebenarnya paling membutuhkan laporan keuangan adalah para
pengguna eksternal (pemegang saham, kreditor, pemerintah, masyarakat).
Informasi laba yang dilaporkan pada laporan keuangan khususnya yang
berguna bagi para investor dalam memprediksi return atas saham
perusahaan. Kualitas laba yang baik dapat dilihat dari earnings response
coefficient nya. Menurut Scoot (2009), menyebutkan :
“An earnings response coefficient measures the extent of a security’s
abnormal return in response to the unexpected component of reported
earnings of the firm issuing that security.”
Yang berarti, earnings response coefficient (ERC) mengukur sejauh
mana pengembalian abnormal suatu sekuritas dalam merespon komponen
laba yang tidak diprediksikan. Menurut Cho dan Jung (1991)
mendefinisikan earnings response coefficient sebagai efek setiap dolar dari
laba kejutan (unexpected earnings) terhadap return saham, yang
ditunjukkan melalui slope koefisien dalam regresi abnormal return saham
dengan unexpected earnings. Dengan kata lain ERC merupakan koefisien
sensitivitas perubahan harga saham terhadap perubahan laba akuntansi.
Scott (2009) menyebutkan ada empat landasan pemikiran dan asumsi
tentang pemakaian ERC yaitu:
20
1. Investor memiliki kepercayaan awal terhadap ekspektasi return dan
risiko perusahaan yaitu kepercayaan berdasarkan semua informasi
yang tersedia di publik sampai sesaat sebelum pengeluaran laporan
keuangan. Pengetahuan awal ini tidak sama untuk setiap investor
akan tetapi pengetahuan ini meliputi ekspetasi terhadap laba
perusahaan.
2. Pada saat penerbitan laba tahunan, beberapa investor memiliki
informasi yang lebih dengan menganalisis angka laba. Sehingga
beberapa investor akan merevisi kepercayaan awal mereka
terhadap ekspektasi return dan risk.
3. Investor yang merevisi kepercayaannya terhadap probabilitas
future return yang meningkat dibanding ekspektasi awal akan
melakukan pembelian saham begitu juga sebaliknya.
4. Akumulasi dari jual beli ini akan membawa dampak pada
akumulasi abnormal return di sekitar periode penerbitan laporan
keuangan.
Dan beberapa respon pasar yang muncul, antara lain :
1. Dalam teori efficient market disebutkan bahwa pasar akan mereaksi
informasi yang baru dengan cepat.
2. Berita baik atau buruk (good news or bad news) yang dilaporkan
dari nilai net income akan dievaluasi dengan apa yang diharapkan
oleh investor. Jika melebihi nilai yang diekspektasikan maka akan
menjadi berita baik begitu juga sebaliknya.
21
3. Pasar juga merespon informasi di luar pengumuman laba, sehingga
terkadang sulit untuk melihat respon terhadap laporan keuangan.
Misalnya, pengumuman kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah
yang dapat mempengaruhi pasar saham. Karena itu, sangat
diharapkan adanya pemisahan antara pengaruh pada keseluruhan
pasar dengan faktor khusus perusahaan.
Dengan demkian koefisien respon laba atau earnings response
coefficient adalah suatu reaksi yang datang dari pengumuman laba
perusahaan, sehingga dapat dikatakan bahwa ERC didefinisikan sebagai
perkiraan perubahan harga saham yang terjadi akibat pengumuman laba
perusahaan yang masuk ke informasi pasar. Koefisien respon laba pada
dasarnya merupakan suatu upaya untuk memahami bagaimana suatu
informasi dapat mempengaruhi harga saham (Bruegger dan Dunbar,
2009). Menurut Tuwentina dan Wirama (2014), menggunakan ERC
sebagai pengukuran kualitas laba karena ingin melihat kualitas laba
berdasarkan respon investor atas informasi laba yang diungkapkan oleh
perusahaan sesuai dengan teori agensi bahwa laba yang berkualitas adalah
laba yang tidak menimbulkan asimetri informasi antara investor sebagai
prinsipal dan manajemen perusahaan sebagai agen.
4. Spesialisasi Industri Auditor
Setiap industri sangat besar kemungkinan memiliki perbedaan sifat
bisnis, prinsip akuntansi, sistem akuntansi, dan peraturan perpajakan yang
berbeda satu sama lainnya. Oleh karena itu, seorang auditor harus
22
memiliki pengetahuan mengenai jenis industri klien, bukan hanya
memiliki pengetahuan mengenai audit dan akuntansi saja.
Auditor spesialis adalah auditor yang memiliki pengalaman dan
pengetahuan mengaudit klien dengan industri yang sama. Auditor dengan
klien dalam industri yang sama akan memiliki pemahaman yang lebih
mengenai resiko audit khusus pada industri sehingga dapat memahami
karakteristik perusahaan dengan lebih komprehensif.
Terdapat empat faktor penentu tingkat kematangan auditor spesialis
menurut Bonner dan Lewis (1990) dalam Primadita (2012), yaitu :
a. Pemahaman atas pengetahuan umum mengenai akuntansi dan audit
yang diperoleh dari pelatihan secara formal maupun pengalaman
auditor.
b. Pemahaman yang lebih detail atas klien dan industri tempat klien
beroperasi berupa karakteristik perusahaan-perusahaan dalam
industri tersebut.
c. Pemahaman atas bisnis mengenai sifat dasar, kondisi, tren ataupun
siklus yang berlaku dalam lingkungan bisnis secara umum.
d. Kemampuan memecahkan masalah dengan memahami hubungan
timbal balik dan kemampuan analitis.
Profesi auditor berfungsi sebagai pihak ketiga yang independen dalam
memberikan kepastian berupa opini terhadap integritas angka-angka
akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan. Ketika
auditor menangani perusahaan-perusahaan dalam industri yang sama maka
23
pengetahuan dan pemahaman auditor bertambah dan jauh lebih baik
mengenai internal kontrol perusahaan, resiko bisnis, dan resiko audit pada
perusahaan tersebut. Dapat dikatakan bahwa auditor spesialis memiliki
kemampuan dan pengetahuan yang memadai dibanding auditor yang tidak
memiliki kemampuan spesialis (Andreas, 2012).
5. Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Dalam beberarapa tahun terakhir, tanggung jawab perusahaan terhadap
sosial dan lingkungan mulai disadari oleh perusahaan sebagai bentuk
kepedulian mereka terhadap masyarakat. Pelaku bisnis pun juga melihat
bahwa kelangsungan hidup perusahaan juga sangat bergantung pada
hubungan perusahaan dengan masyarakat dan lingkungan tempat
perusahaan melakukan aktivitas operasinya.
Menurut World Bussiness Council for Sustainable Development
(WBCSD) mendefinisikan CSR sebagai :
“ Corporate Social Responsibility is the commitment of business to
sustainable economic development, working with employees, their
families, the local community and society at large to improve their quality
of life “
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengungkapan
CSR merupakan sebuah alat untuk mengkomunikasikan aktivitas sosial
lingkungan perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan
tercantum dalam UU No. 40 tahun 2007 ayat 66 (2c) tentang Perseroan
Terbatas yang mewajibkan perusahaan untuk melaporkan pelaksanaan
tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan.
24
Berdasarkan peraturan undang-undang tersebut, maka pengungkapan
tanggung jawab sosial dan lingkungan bersifat wajib bagi seluruh
perusahaan. Namun demikian, sampai saat ini belum ada pedoman baku
yang mengatur luas pengungkapan tanggung jawab sosial dan perusahaan,
yaitu seberapa banyak item-item informasi yang harus diungkapkan.
6. Systemic Risk
Dalam melakukan investasi para investor tentunya akan dihadapkan
oleh dua hal, yaitu risk dan return. Untuk mendapatkan pengembalian
(return) yang besar tentu dibutuhkan juga risiko (risk) yang besar juga.
Saham yang besar memungkinkan investor untuk mendapatkan returm
atau capital gain dalam waktu singkat, namun perubahan harga saham
yang berfluktuasi juga dapat membuat investor mendapatkan kerungian
dalam waktu yang singkat. Risiko merupakan besarnya penyimpangan
antara
expected
return
dengan
actual
return.
Semakin
besar
penyimpangan berarti semakin besar tingkat risiko investasi tersebut.
Jogiyanto (2003) mendefinisikan risiko sebagai variabilitas pendapatan
yang diharapkan. Risiko suatu investasi diukur dari besarnya varians atau
standar deviasi dari pengembalian yang diharapkan atau kemungkinan
tingkat pengembalian yang diperoleh menyimpang dari yang diharapkan.
Dengan kata lain risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return
aktual yang diterima dengan return harapan (Edruardus, 2010).
Risiko terkait dengan ketidakpastian hasil atas peristiwa di masa
depan. Banyak investor dan kreditor menilai risiko secara subjektif,
25
sedangkan pengukuran risiko secara statistik muncul dari teori koefisien
beta (Wild et al, 2004). Teori koefisien beta menyatakan bahwa total risiko
investasi terdiri atas dua elemen yaitu:
a.
Risiko sistematis (systemic risk)
Risiko ini adalah risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor
yang secara bersamaan mempengaruhi harga saham di pasar
modal. Risiko ini ada karena adanya perubahan ekonomi secara
makro atau politik seperti kebijakan fiskal pemerintah, pergerakan
tingkat suku bunga, nilai tukar mata uang, dan inflasi. Semua ini
dapat menyebabkan reaksi pasar modal yang dapat dilihat dari
indeks pasar. Risiko sistematis akan selalu ada dan tidak dapat
dihilangkan dengan diversifikasi.
b.
Risiko tidak sistematis (unsystemic risk)
Risiko tidak sistematis merupakan risiko yang lebih
bersumber
pada
pengaruh-pengaruh
yang
mengakibatkan
penyimpangan pada tingkat pengembalian yang mungkin dapat
dikontrol oleh perusahaan. Risiko ini umumnya merupakan
masalah khusus perusahaan seperti adanya kerusakan peralatan,
pemogokan kerja, bencana alam, dan lain sebagainya. Risiko ini
adalah risiko unik karena berasal dari kenyataan bahwa banyak
risiko yang dihadapi perusahaan mempunyai sifat khusus yang
sesuai dengan perusahaan. Risiko ini dapat diminimalkan dengan
melakukan diversifikasi.
26
Menurut Suad (2005), risiko sistematik (systematic risk) merupakan
risiko yang mempengaruhi semua (banyak) perusahaan. Sedangkan
menurut Tandelilin (2001), risiko sistematik atau dikenal juga dengan
risiko pasar (market risk) merupakan risiko yang berkaitan dengan
perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Perubahan pasar
tersebut akan mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. Risiko
sistematik ini merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan
melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh
faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan
(Halim, 2005). Misalnya perubahan tingkat bunga, kurs valuta asing,
kebijakan pemerintah, resesi ekonomi, dsb. Risiko ini bersifat umum dan
berlaku bagi semua saham.
Perubahan keadaan yang terjadi di pasar dapat mempengaruhi
variabilitas return atas suatu investasi. Parameter yang biasa digunakan
untuk menghitung risiko sistematis adalah beta. Risiko sistematis atau
risiko pasar disebut dengan beta (β) karena dalam permodelan capital
asset pricing model (CAPM) beta merupakan koefisien dari fungsi positif
dan linear return pasar terhadap return saham, dimana beta ini merupakan
faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi return saham. Saham
dengan beta yang lebih dari 1 merupakan saham yang agresif yaitu saham
yang sangat peka terhadap perubahan pasar. Sedangkan beta yang kurang
dari 1 merupakan saham yang defensif yaitu saham yang tidak peka
27
terhadap perubahan pasar dan beta sama dengan satu menunjukkan bahwa
kondisi nya sama dengan indeks pasar.
Brigham (2001) mengatakan, beta mengukur perubahan relatif saham
terhadap rata-rata saham dan beta saham dapat dihitung menggunakan
sebuah garis. Kemiringan garis menunjukkan bagaimana setiap saham
bergerak dalam menanggapi pergerakan pasar. Kemiringan koefisien dari
garis regresi semacam itu didefinisikan sebagai koefisien beta. Perubahan
harga saham kemungkinan akan menunjukkan risiko. Harga saham dapat
bervariasi karena para investor tidak yakin tentang masa depan
perusahaan, khususnya laba di masa depan. Jadi, jika perusahaan yang
harga sahamnya berfluktuasi relatif lebih luas (yang akan menghasilkan
beta tinggi), pendapatan masa depan yang akan diperoleh investor relatif
tidak dapat diprediksi.
B. Penelitian Sebelumnya
Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu
mengenai topik yang berhubungan dengan penelitian ini dapat dilihat pada
tabel 2.1 berikut :
28
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
Judul Penelitian
Penelitian
Persamaan
Perbedaan
No.
Peneliti (Tahun)
Hasil Penelitian
1.
Gusti Ayu Putu
Sintya Aryani dan
Eka Ardhani
Sisdyani, (2016)
Profitabilitas pada Earnings
Response Coefficient
dengan Pengungkapan
Corporate Social
Responsibility sebagai
variabel pemoderasi.
Variabel
Variabel
Corporate Social Profitabilitas
Responsibility dan
ERC
Profitabilitas berpengaruh
positif pada earnings
response coefficient,
namun pengungkapan
corporate social
responsibility tidak mampu
memoderasi pengaruh
profitabilitas pada earnings
response coefficient.
2.
Randal J. Elder,
Suzanne
Lowensohn, and
Jacqueline L.
Reck, (2015)
Audit Firm Rotaton,
Auditor Specialization, and
Audit Quality in the
Municipal Audit Context
Variabel
Spesialisasi
Industri Auditor
Variabel Rotasi
Auditor, Kualitas
Audit dan Konteks
Audit Perkotaan
Kebijakan rotasi
perusahaan audit
berhubungan positif
dengan kualitas audit
melalui seleksi perusahaan
audit.
3.
Rofika, (2015)
Faktor-Faktor yang
Variabel Risiko
Mempengaruhi Earnings
Perusahaan dan
Response Coefficient (ERC) ERC
Perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
Variabel
Persistensi Laba,
Pertumbuhan
Perusahaan,
Struktur Modal dan
Ukuran Perusahaan
Pertumbuhan Perusahaaan
dan Struktur Modal
berpengaruh terhadap
ERC. Persistensi Laba,
Risiko Perusahaan dan
Ukuran Perusahaan tidak
Bersambung pada halaman selanjutnya
29
No.
Lanjutan Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
Judul Penelitian
Penelitian
Persamaan
Perbedaan
Peneliti (Tahun)
Hasil Penelitian
berpengaruh terhadap
ERC.
4.
5.
6.
Mahboobe
Hasanzade, Roya
Darabi, dan
Gholamreza
Mahfoozi, (2013)
Factors Affecting the
Earnings Response
Coefficient: An Empirical
study for Iran.
Variabel Systemic
Risk dan ERC
Variabel Leverage,
Growth
Opportunities, dan
Profitability
 Variabel Growth
Opportunities, dan
Profitability
berpengaruh positif
terhadap ERC.
 Variabel Systemic Risk
berpengaruh negatif
terhadap ERC.
 Variabel Leverage
tidak berpengaruh
terhadap ERC.
Nor Balkish
Zakaria, dan Dalila
Daud, (2013)
Does Big 4 Affect the
Earnings Response
Coefficient (ERC) ?
*Evidence from Malaysia
Variabel
Spesialisasi
Industri Auditor
yang diproksikan
dengan Kualitas
Audit dan ERC
Sampel yang
digunakan adalah
perusahaan yang
terdapat di
Malaysia pada
tahun 2007-2010
Variabel kualitas audit
berpengaruh positif
terhadap ERC.
Maisil Delvira dan
Nelvirita (2013)
Pengaruh Risiko Sistematik,
Leverage, dan Persistensi
Variabel Risiko
Sistematik dan
Variabel Leverage
dan Persistensi
Variabel Risiko
Sistematik berpengaruh
Bersambung pada halaman selanjutnya
30
No.
Lanjutan Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
Judul Penelitian
Penelitian
Persamaan
Perbedaan
Peneliti (Tahun)
Hasil Penelitian
Laba terhadap Earnings
Response Coefficient.
ERC
Laba
negatif terhadap ERC,
sedangkan variabel
Leverage tidak
berpengaruh terhadap
ERC, variabel
Persistensi Laba
berpengaruh positif
terhadap ERC.
7.
Khoerul Umam
Sandi, (2013)
Faktor-faktor yang
mempengaruhi Earnings
Response Coefficient
Variabel
spesialisasi industri
auditor yang
diproyeksikan oleh
kualitas audit dan
ERC
Variabel ukuran
perusahaan,
pertumbuhan
perusahaan, dan
struktur modal
Variabel ukuran
perusahaan berpengaruh
positif terhadap ERC,
sedangkan pertumbuhan
perusahaan, struktur
modal, dan kualitas audit
tidak berpengaruh
terhadap ERC.
8.
Hans Hananto
Andreas, (2012)
Spesialisasi Industri Auditor
sebagai Prediktor Earnings
Response Coefficient
Perusahaan Publik yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
Variabel
Spesialisasi
Indsutri Auditor
dan ERC
Sampel perusahaan
yang digunakan
antara tahun 20062010
Variabel Spesialisasi
Industri Auditor
berpengaruh positif
terhadap ERC.
Bersambung pada halaman selanjutnya
31
No.
Peneliti (Tahun)
9.
Sri Mulyani, Nur
Fadjrih Asyik, dan
Andayani, (2007)
10. Yosefa Sayekti dan
Ludovicus Sensi
Wondabio, (2007)
Lanjutan Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
Judul Penelitian
Penelitian
Persamaan
Perbedaan
Hasil Penelitian
Faktor-faktor yang
mempengaruhi Earnings
Response Coefficient.
Variabel Risiko
Sistematik,
Spesialisasi
Industri Auditor
yang diproksikan
dengan Kualitas
Audit dan ERC
Variabel Persistensi
Laba, Struktur
Modal,
Pertumbuhan Laba,
dan Ukuran
Perusahaan
Semua variabel
independen kecuali
kualitas audit
berpengaruh terhadap
ERC.
Pengaruh CSR Disclosure
terhadap Earnings Response
Coefficient.
Variabel
Pengungkapan
CSR dan ERC
Sampel perusahaan
yang digunakan
pada tahun 2005
Variabel Pengungkapan
CSR berpengaruh negatif
terhadap ERC.
32
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Adanya Skandal Akuntansi dan Pengungkapan Akun-Akun yang
Kurang atau Lebih dari yang Seharusnya
Basis Teori : Teori Agensi dan Teori Signalling
Variabel Independen :
Variabel Dependen :
Spesialisasi Industri Auditor
Pengungkapan Corporate Social
Responsibility
Earnings Response
Coefficient
Systemic Risk
Metode Analisis Regresi Berganda
Uji Hipotesis : Uji t dan Uji F
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
33
D. Perumusan Hipotesis
1. Spesialisasi
Industri
Auditor,
Pengungkapan
Corporate
Social
Responsibility, dan Systemic Risk berpengaruh secara simultan
terhadap Earnings Response Coefficient.
Dalam penelitian ini ingin diketahui apakah semua variabel
independen yaitu spesialisasi industri auditor, pengungkapan corporate
social responsibility, dan systemic risk berpengaruh secara simultan atau
bersama-sama terhadap variabel dependen yaitu earnings response
coefficient. Menurut Andreas (2012), dalam penelitiannya menyatakan
bahwa spesialisasi industri auditor berpengaruh positif terhadap ERC.
Namun hal ini tidak sejalan dengan penelitian Sandi (2013), yang
menunjukkan bahwa kualitas audit yang diproyeksikan dengan spesialisasi
industri auditor tidak berpengaruh terhadap ERC. Dan penelitian lain
menurut
Wulandari
dan
Wirajaya
(2014)
menunjukkan
bahwa
pengungkapan CSR tidak berpengaruh terhadap ERC, lalu dalam
penelitian Darwanis dan Arie (2013), menunjukkan bahwa risiko
sistematis berpengaruh positif terhadap ERC. Oleh karena itu dalam
penelitian dibuat hipotesis:
Ha1 : Spesialisasi Industri Auditor, Pengungkapan Corporate Social
Responsibility, dan Systemic Risk berpengaruh secara simultan terhadap
Earnings Response Coefficient.
2. Pengaruh Spesialisasi Industri Auditor terhadap Earnings Response
Coefficient.
34
Scott (2015) menyatakan bahwa ERC mengukur besarnya abnormal
return saham dalam merespon unexpected earnings yang dilaporkan
perusahaan. Laporan laba yang berkualitas sangat berpengaruh terhadap
reaksi investor terhadap saham suatu perusahaan. Oleh karena itu laba
pada laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor pada umumnya
memiliki kualitas yang lebih baik, relevan, dan dapat dipercaya
dibandingkan laporan keuangan yang tidak diaudit.
Beberapa penelitian menguji pengaruh spesialisasi industri auditor
yang diproksikan oleh kualitas auditor terhadap earnings response
coefficient (ERC). Teoh and Wong (1993) menunjukkan bahwa pasar
merespon secara berbeda terhadap kualitas auditor, yang diproksikan
dengan auditor Big Four dan non-Big Four. Artinya semakin berkualitas
auditor yang mengaudit suatu laporan keuangan maka semakin tinggi
kredibilitas angka-angka yang dilaporkan, sehingga dengan demikian
semakin besar pula ERC nya. Hogan and Jetter (1999) menunjukkan
bahwa spesialisasi industri auditor merupakan dimensi lain dari kualitas
audit. Mereka menyatakan bahwa spesialisasi industri auditor membuat
auditor mampu menawarkan kualitas audit yang lebih tinggi dibandingkan
yang tidak spesialis. Hal ini sejalan dengan penelitian Andreas (2012)
yang menunjukkan bahwa spesialisasi industri auditor berpengaruh positif
terhadap ERC. Oleh karena itu dalam penelitian ini dibuat hipotesis:
Ha2 : Spesialisasi Industri Auditor berpengaruh terhadap Earnings
Response Coefficient.
35
3. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap
Earnings Response Coefficient.
Luas pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan yang
diproksikan dengan CSRI merupakan salah satu informasi terbaru
perusahaan
yang
mampu
merubah
nilai
perusahaan
disamping
pengumuman laba perusahaan. Perusahaan yang melakukan pengungkapan
informasi tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam laporan tahunnya
dapat memberikan nilai lebih dibandingkan dengan perusahaan yang tidak
memiliki
pengungkapan
tanggung
jawab
sosial
dan
lingkungan
perusahaan. Menurut Aryanti dan Sisdyani (2016), perusahaan rela
mengeluarkan biaya yang besar pada tanggung jawab sosial karena CSR
dapat dijadikan sebagai cara agar kinerja perusahaan terlihat baik di depan
pelanggan dan stakeholder. Adanya pengungkapan tanggung jawab sosial
dan lingkungan juga mampu memberikan informasi tambahan serta
mengurangi asimetri informasi dan ketidakpastian perusahaan.
Pengambil keputusan ekonomi saat ini, tidak hanya melihat pada
kinerja keuangan perusahaan, karena kesimpulan baik atau buruknya
kinerja perusahaan tidak cukup hanya dilihat dari besarnya laba yang
dihasilkan (Cheng dan Yulius, 2010). Investor dapat mempertimbangkan
informasi tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan sebagai
informasi tambahan yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan
sehingga dalam pengambilan keputusan investor tidak mendasarkan pada
informasi laba saja. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Delvira
36
dan Nelvirita (2013) menunjukkan bahwa pengungkapan laporan tanggung
jawab sosial dan lingkungan berpengaruh negatif terhadap ERC.
Sedangkan penelitian Darwanis dan Arie (2013), menunjukkan bahwa
pengungkapan laporan tanggung jawab sosial dan lingkungan berpengaruh
positif terhadap ERC. Oleh karena itu dalam penelitian ini dibuat
hipotesis:
Ha3 : Pengungkapan Corporate Social Responsibilty berpengaruh terhadap
Earnings Response Coefficient.
4. Pengaruh Systemic Risk terhadap Earning Response Coefficient.
Risiko
Sistematik
(systemic
risk)
merupakan
risiko
yang
mempengaruhi banyak (semua) perusahaan (Suad, 2005). Beta merupakan
pengukur sistematik perusahaan yang diestimasi dengan model pasar.
Semakin besar risiko perusahaan, maka semakin tidak pasti juga return
yang terjadi di masa depan sehingga semakin rendah nilai perusahaan di
mata investor. Dalam Scott (2009) dikatakan jika perusahaan memiliki
risiko yang tinggi, informasi mengenai pengumuman laba akan sedikit
direaksi oleh investor, sehingga ERC akan semakin rendah. Karena
perusahaan dengan risiko tinggi sekalipun bisa menjanjikan return yang
tinggi namun disisi lain tingkat kepastiannya juga tinggi.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Delvira dan Nelvirita (2013),
menunjukkan bahwa systemic risk berpengaruh negatif terhadap ERC.
Sedangkan penelitian Darwanis dan Arie (2013), serta Kurnia dan
37
Sufiyanti (2015), menunjukkan bahwa systemic risk berpengaruh positif
terhadap ERC. Oleh karena itu dalam penelitian ini dibuat hipotesis:
Ha4 : Systemic Risk berpengaruh terhadap Earnings Response Coefficient.
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang
digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu spesialisasi
industri auditor, pengungkapan corporate social responsibility, dan systemic
risk terhadap variabel dependen, yaitu earnings response coefficient. Populasi
dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan property dan real estate
yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011-2015. Penelitian
ini menggunakan jenis data kuantitatif berupa data sekunder yang diperoleh
dengan mengakses website www.idx.co.id.
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan property dan
real estate yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011-2015.
Sampel adalah bagian dari jumlah maupun karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2012). Pemilihan sampel penelitian didasarkan
pada metode purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan
pertimbangan atau kriteria tertentu (Sugiyono, 2012). Metode yang digunakan
peneliti dalam pemilihan
sampel penelitian adalah pemilihan sampel
bertujuan (purposive sampling), dengan kriteria sebagai berikut :
39
1. Perusahaan di bidang property dan real estate yang terdaftar di
BEI tahun 2015
2. Perusahaan yang IPO sebelum tanggal 1 Januari 2011 dan
mempublikasikan laporan keuangannya berturut-turut selama
2011-2015
3. Perusahaan yang mengungkapkan laporan corporate social
responsibility
dalam laporan
keuangannya
berturut-turut
selama 2011-2015
4. Perusahaan yang telah menerbitkan laporan keuangan tahunan
untuk periode 2011 – 2015 yang berakhir pada tanggal 31
Desember, dan memiliki data laporan keuangan yang lengkap
sesuai dengan data yang diperlukan dalam penelitian
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan cara teknik
pengumpulan dokumenter, yaitu penggunaan data yang berasal dari dokumendokumen yang sudah ada. Hal ini dilakukan dengan cara melakukan
penelusuran dan pencatatan informasi yang diperlukan pada data sekunder
berupa laporan keuangan perusahaan sampel. Metode dokumentasi ini
dilakukan dengan cara mengumpulkan annual report, laporan keuangan
beserta laporan audit oleh auditor independen dan data lain yang diperlukan
berdasarkan penjelasan sebelumnya. Data pendukung lainnya diperoleh
dengan metode studi pustaka dari jurnal-jurnal ilmiah serta literatur yang
memuat pembahasan berkaitan dengan penelitian ini. Data diperoleh dari
40
www.idx.co.id yang berupa laporan tahunan (Annual Report), laporan
keuangan dan laporan audit oleh laporan auditor independen.
D. Metode Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk memastikan bahwa sampel yang
diteliti terbebas dari gangguan normalitas, multikolonieritas, autokorelasi, dan
heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti
diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti
distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak
valid untuk jumlah sampel kecil. (Ghozali, 2015).
Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan
analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik dapat dilakukan dengan melihat
grafik histogram dan normal probability plot (Normal P-P Plot). Distribusi
normal akan membentuk satu garis diagonalnya. Sedangkan, uji statistik yang
digunakan adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S).
Jika uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan hasil yang signifikan berarti data
residual terdistribusi tidak normal (Ghozali, 2015).
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika ada
41
korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan
antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen. Ghozali (2015) menjelaskan cara untuk mendeteksi ada atau
tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi, yaitu:
1)
Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris
sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen
banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel independen.
2)
Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika
antar variabel ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas
0,90), maka hal ini mengindikasikan adanya multikolonieritas.
3)
Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan lawannya
yaitu Variance Inflation Factor (VIF). Nilai Tolerance yang
rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance).
Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan
nilai VIF ≥ 10. Regresi bebas dari masalah multikolonieritas jika
nilai Tolerance > 0,10 atau sama dengan niai VIF < 10 (Ghozali,
2015).
c. Uji Heteroskesdastisitas
Uji heteroskesdastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
42
lain tetap, maka disebut homoskesdastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskesdastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas
atau tidak terjadi heteroskesdastisitas.
Deteksi ada atau tidaknya heteroskesdastisitas dapat dilihat dengan ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika ada pola tertentu maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskesdastisitas. Tetapi, jika tidak ada pola
yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu
Y, maka tidak terjadi heteroskesdastisitas (Ghozali, 2015).
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi
yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini
timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi
ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau
tidaknya autokorelasi adalah uji statistik non-parametrik Run Test. Jika uji
Run Test menunjukkan hasil yang signifikan berarti residual tidak random
atau terjadi autokorelasi antar nilai residual.
43
2. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberi gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), minimum, maksimum dan standar deviasi,
varian, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali,
2015).
3. Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan 1 atau (0 < x < 1). Nilai R2 yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variabel-variabel dependen terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum,
koefisien determinasi untuk data silang (cross section) relatif rendah karena
adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan
untuk data runtun waktu (time series) biasanya memiliki nilai koefisien
determinasi yang tinggi. (Ghozali, 2015).
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias
terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model.
Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat, tidak
peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk
menggunakan nilai adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi
44
terbaik. Tidak seperti R2 , nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu
variabel independen ditambahkan kedalam model (Ghozali, 2015).
Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah analisis regresi
berganda (multiple regression analysis). Analisis regresi berganda digunakan
untuk menguji hubungan dan pengaruh yang dihasilkan dari beberapa variabel
independen terhadap satu variabel dependen. Analisis regresi ini juga
digunakan untuk mengestimasi rata-rata nilai populasi atau nilai dari rata-rata
variabel dependen berdasarkan nilai variabel independennya. Pada analisis ini
juga dapat mengukur kekuatan hubungan antara variabel-variabel yang
digunakan, serta menunjukkan arah hubungan antar variabel tersebut.
Model regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam
penelitian ini telah dirumuskan sebagai berikut :
ERC = α + β1SPAU + β2PCSR + β3SYRS + Ɛ
Keterangan :
ERC
= Earnings Response Coefficient
SPAU
= Spesialisasi Industri Auditor
PCSR
= Pengungkapan CSR
SYRS
= Systemic Risk
α
= Konstansta
β1,2,3,
= Koefisien variabel
Ɛ
= Error
45
4. Uji Hipotesis
a) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. (Ghozali, 2015).
Jika probability F lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0,
sedangkan jika lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan menolak Ha.
b) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen (Ghozali, 2015). Jika probabilitas t lebih kecil dari
0,05 maka Ha diterima dan menolak Ho, sedangkan jika nilai probabilitas t
lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan menolak Ha.
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
a. Spesialisasi Industri Auditor
Auditor spesialisasi industri, merupakan mekanisme yang dilakukan
oleh auditor untuk meningkatkan pengetahuannya dalam bidang industri
tertentu, baik secara tidak langsung melalui pelatihan, maupun secara
langsung dengan cara membatasi perikatan audit hanya pada jenis industri
tertentu. Auditor spesialis dan non spesialis dikategorikan berdasarkan
data persentase klien perusahaan publik yang diaudit oleh KAP pada
46
industri
tertentu,
kemudian
dilakukan
pembobotan
(weightening)
berdasarkan total aset perusahaan dengan rumus yang dikembangkan oleh
Primadita (2012) sebagai berikut:
∑ klien KAP di industri
SPEC =
∑ emiten di industri
∆ aset klien KAP di industri
x
∆ aset seluruh emiten di industri
Suatu KAP dikatakan spesialis jika KAP tersebut menguasai 10%
market share. Variabel auditor spesialis diukur dengan menggunakan
dummy variable. Jika suatu KAP tertentu menguasai ≥10% market share
maka diberikan nilai 1 (spesialis), dan 0 jika tidak.
b. Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Pengungkapan ini menggunakan check list yang mengacu pada Global
Reporting Initiative (GRI). GRI memfokuskan pengungkapan tanggung
jawab sosial dan lingkungan pada 3 bidang yaitu: (1) indikator kinerja
ekonomi; (2) indikator kinerja lingkungan; dan (3) indikator kinerja sosial
(tenaga kerja, hak asasi manusia, sosial, dan produk).
Pengukuran ini dilakukan dengan mencocokan item pada check list
dengan item yang diungkapkan perusahaan. Apabila item i diungkapkan
maka diberikan nilai 1, jika item i tidak diungkapkan maka diberikan nilai
0 pada check list. Setelah mengidentifikasi item yang diungkapkan oleh
perusahaan di dalam laporan tahunan, serta mencocokannya pada check
list, hasil pengungkapan item yang diperoleh dari setiap perusahaan
47
dihitung indeksnya dengan proksi CSRI. Menurut Sayekti dan Wondabio
(2007), rumus untuk menghitung CSRI adalah sebagai berikut :
CSRI =
∑ 𝑋𝑖
𝑛
CSRI : Indeks luas pengungkapan tanggung jawab sosial dan
lingkungan perusahaan.
∑ Xi: nilai 1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika item i tidak
diungkapkan.
n: jumlah item untuk perusahan.
c. Systemic Risk
Menurut Tandeilin (2001), risiko sistematik atau dikenal juga dengan
risiko pasar (market risk) merupakan risiko yang berkaitan dengan
perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Dalam hal ini risiko
sistematik perusahaan diukur dengan beta yang diestimasi dengan model
pasar. Koefisien beta diperoleh dari regresi antara return saham dengan
return pasar, yakni dengan rumus sebagai berikut (Suad, 2005):
R = α + β Rm + e
Keterangan:
R = Return saham
β = Beta saham (indikator risiko sistematis)
Rm = Return pasar
Menghitung return saham dan return pasar dapat ditentukan dengan
rumus sebagai berikut:
48
1. Menghitung return saham
Rit =
(𝑃𝑖𝑡 – 𝑃𝑖𝑡−1)
𝑃𝑖𝑡−1
Dimana:
Rit = Return saham perusahaan i pada periode t
Pit = Harga penutupan saham i pada periode t
Pit-1 = Harga penutupan saham i pada periode t-1
2. Menghitung return pasar harian:
Rmt =
(𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡 – 𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1)
𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1
Dimana:
Rmt = Return pasar harian
IHSGt = Indeks harga saham gabungan pada periode t
IHSGt-1 = Indeks harga saham gabungan pada periode t-1
2.
Variabel Terikat
a. Earnings Response Coefficient
Earnings Response Coefficient (ERC) merupakan salah satu ukuran
yang digunakan untuk mengukur kualitas laba (Paramita dan Ery, 2013).
ERC dapat diukur dengan beberapa kali tahapan perhitungan. Tahap
pertama melakukan perhitungan cumulative abnormal return (CAR)
masing-masing sampel dan tahap yang kedua menghitung unexpected
earnings (UE).
49
a. CAR (Cumulative Abnormal Return)
Merupakan proksi dari harga saham atau reaksi pasar (Soewardjono,
2005). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data closing
price untuk saham dengan periode selama pelaporan.
CARit (-5, +5) = ∑+5
𝑡=−5 𝐴𝑅𝑖𝑡
Dimana:
ARit = Abnormal return perusahaan i pada hari t
CARit (-5,+5) = Cumulative abnormal return perusahaan i pada waktu
jendela peristiwa (event window) pada hari t-5 sampai t+5.
Alasan peneliti menggunakan periode pengamatan karena harga saham
cenderung berfluktuasi pada beberapa hari sebelum dan sesudah
pengumuman laba. Return saham dan return pasar perusahaan dengan
menggunakan waktu pengamatan selama 11 hari perdagangan saham yaitu
dari t-5 sampai dengan t+5. Tanggal untuk menentukan t0 adalah tanggal
pada saat publikasi laporan keuangan. Biasanya laporan keuangan yang
sudah diaudit dipublikasikan sekitar bulan Maret atau April pada tahun
berikutnya.
Dalam penelitian ini abnormal return dihitung menggunakan model
sesuaian pasar (Soewardjono, 2005). Abnormal Return diperoleh dari :
ARit = Rit - Rmt
Dalam hal ini:
ARit = Abnormal return perusahaan i pada periode ke- t
50
Rit = Return perusahaan pada periode ke- t
Rmt = Return pasar pada periode ke- t
Untuk memperoleh data abnormal return tersebut, terlebih dahulu
harus mencari return saham harian dan return pasar harian.
1. Menghitung return saham harian dengan rumus:
Rit =
(𝑃𝑖𝑡 – 𝑃𝑖𝑡−1)
𝑃𝑖𝑡−1
Dimana :
Rit = Return saham perusahaan i pada periode ke t
Pit = Harga penutupan saham i pada periode ke t
Pit-1 = Harga penutupan saham i pada periode ke t-1
2. Mengitung return pasar harian dengan rumus :
Rmt =
(𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡 – 𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1)
𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1
Dimana :
Rmt = Return pasar harian
IHSGt = Indeks harga saham gabungan pada hari t
IHSGt-1 = Indeks harga saham gabungan pada hari t-1
b. Unexpected Earnings
Dihitung dengan menggunakan pengukuran laba per lembar saham
dengan model random walk (Kalaapur, 1994) yakni diukur dengan rumus
sebagai berikut :
51
UEit =
𝐸𝑃𝑆𝑡 – 𝐸𝑃𝑆𝑡−1
𝑃𝑡−1
Dimana :
UEit = Unexpected earning perusahaan i pada periode t
EPSit = Laba per lembar saham perusahaan i pada periode t
EPSit-1 = Laba per lembar saham perusahaan i pada periode
sebelumnya
Pt-1 = Closing price saham tahun sebelumnya
Selanjutnya adalah menghitung besarnya ERC yang diperoleh dari
regresi antara abnormal return dan unexpected earnings.
CARit = α + β UEit
CARit : akumulasi abnormal return yang dihitung harian ± 30 hari
periode jendela.
α : konstanta
β : koefisien respon laba terhadap return tidak normal.
UE : perubahan laba per lembar saham perusahaan.
Earnings response coefficient (ERC) tersebut mengindikasikan tingkat
kandungan informasi laba yang dimiliki perusahaan. Bila secara statistik β
tidak sama dengan nol, berarti laba memang mengandung informasi
sehingga bermanfaat bagi investor dalam pengambilan keputusan.
52
Tabel 3.1
Operasional dan Pengukuran Variabel
No.
Variabel
Jenis
Skala
Indikator
Variabel
1.
Spesialisasi
Independen
Pengukuran
Variabel dummy, yaitu jika
Industri
KAP
menguasai
market
Audior,
share
≥10%
industri
(Primadita,
manufaktur maka memiliki
2012)
nilai 1 dan 0 jika sebaliknya.
di
∑𝑘𝑙𝑖𝑒𝑛 𝐾𝐴𝑃 𝑖𝑛𝑑𝑢𝑠𝑡𝑟𝑖
SPEC = ∑
𝑒𝑚𝑖𝑡𝑒𝑛 𝑑𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑢𝑠𝑡𝑟𝑖
Nominal
×
∆ 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑘𝑙𝑖𝑒𝑛 𝐾𝐴𝑃 𝑑𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑢𝑠𝑡𝑟𝑖
∆ 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑒𝑚𝑖𝑡𝑒𝑛 𝑑𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑢𝑠𝑡𝑟𝑖
2.
Pengungkapan
Independen
Corporate
Social
Responsibility,
(Sayekti
dan
Wondabio,
2007)
Pendekatan
untuk
menghitung
CSRI
dasarnya
menggunakan
Rasio
pada
pendekatan dikotomi yaitu
setiap
item
CSR
dalam
instrument penelitian diberi
nilai 1 jika diungkapkan, dan
nilai 0 jika tidak
Bersambung pada halaman selanjutnya
53
Tabel 3.1 Lanjutan
No.
Variabel
Jenis
Skala
Indikator
Variabel
Pengukuran
diungkapkan.
skor
dari
Selanjutnya,
setiap
item
dijumlahkan untuk
memperoleh
keseluruhan
skor untuk setiap perusahaan.
CSRIj =
3.
Systemic Risk,
Independen
𝑛𝑗
Menghitung koefisien beta
dengan
(Suad, 2005)
∑ 𝑋𝑖𝑗
regresi
Rasio
return
saham dengan return pasar.
R = α + β Rm + e
4.
Earnings
Dependen
Menghitung besarnya ERC
Response
dengan
Coefficient,
abnormal
(Soewardjono,
unexpected earnings.
2005)
regresi
Rasio
antara
return
dan
CARit = α ± β UEit
54
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
bersumber dari laporan tahun emiten dengan menggunakan populasi
perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 yang diperoleh melalui
situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu pada alamat www.idx.co.id.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih secara purposive
sampling, yaitu penentuan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Berikut tabel
4.1 yang menyajikan perolehan sampel berdasarkan kriteria yang ditentukan
sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Tabel 4.1 Rincian Perolehan Sampel Penelitian
No.
Kriteria
Pelanggaran
Kriteria
1.
Perusahaan property dan real estate yang
terdaftar di BEI tahun 2015
2. Perusahaan yang IPO di BEI sebelum 1
(16)
Januari 2011 dan mempublikasikan
laporan keuangannya berturut-turut dari
2011-2015
3. Perusahaan
yang
mengungkapkan
(7)
laporan csr dalam laporan keuangannya
berturut-turut dari 2011-3015
4. Perusahaan memiliki data lengkap yang
(3)
dibutuhkan peneliti
Perusahaan property dan real estate yang dijadikan sampel
dalam penelitian
Bersambung pada halaman selanjutnya
55
Jumlah
49
33
26
23
23
Tabel 4. 1 Lanjutan
Jumlah sampel yang diambil selama periode pengamatan yaitu
tahun 2011-2015
115
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa sampel yang digunakan
dalam penelitian berjumlah 115 perusahaan untuk periode lima tahun
pengamatan yaitu tahun 2011 sampai 2015. Sampel tersebut dipilih karena
telah memenuhi kriteria umum yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan
analisis penelitian.
Pada saat pengujian normalitas, diperoleh hasil bahwa data penelitian
tidak normal. Pengujian dengan Kolmogorov Smirnov (K-S) menghasilkan
nilai signifikansi sebesar 0,000 dengan total sampel sebanyak 115 data, artinya
data tidak lolos uji normalitas karena nilai signifikansi dibawah 0,05 (0,000 <
0,05). Berikut hasil dari uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov (K-S)
dengan 115 sampel yang disajikan dalam tabel 4.2.
Tabel 4. 1 Hasil Uji Normalitas: Kolmogorov Smirnov (K-S) 115 sampel
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parameters
115
a,b
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences Absolute
,0000000
7,13224737
,277
Positive
,277
Negative
-,219
Test Statistic
,277
Asymp. Sig. (2-tailed)
,000c
Sumber : Output SPSS yang diolah
Supaya data penelitian menjadi normal maka dilakukan screening data
untuk mendeteksi apakah data dari masing-masing variabel penelitian
56
memiliki data ekstrim (outlier) yang berpotensi menganggu hasil analisis. Jika
setelah di z-score terdapat data yang bernilai ± 2,5 dari nilai z-score masingmasing variabel, maka data tersebut adalah data ekstrim (outlier). Hasil
screening menunjukan bahwa terdapat sampel yang memiliki data ekstrim
(outlier) sebanyak 6 perusahaan, sehingga harus dikeluarkan dari sampel. Jadi
jumlah sampel yang layak diobservasi adalah 17 perusahaan dalam jangka
waktu 5 tahun, jadi total sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebanyak 85 sampel. Tetapi untuk variabel earnings response coefficient dan
pengungkapan
corporate
social
responsibility
dilakukan
penanganan
tambahan yaitu dengan metode winsorized agar secara keseluruhan data-data
penelitian dapat lolos uji normalitas.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas
Uji
normalitas
dilakukan
untuk
mengetahui
apakah
data
berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik memiliki data
yang berdistribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah
residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafis dan
uji statistik (Ghozali, 2015).
Uji normalitas dengan analisis grafik didalam penelitian ini
menggunakan grafik histogram dan dengan menggunakan normal
probability plot. Hasil pengujian normalitas dalam penelitian ini dapat
dilihat pada gambar 4.1 yang menunjukkan hasil uji normalitas
57
menggunakan grafik histogram dan gambar 4.2 yang menunjukkan
hasil uji normalitas menggunakan grafik normal probability plot.
Gambar 4.1 Grafik Histogram
Gambar 4.2 Grafik Normal Probability Plot
Berdasarkan kedua grafik tersebut dapat dilihat bahwa grafik
histogram maupun grafik P-Plot memberikan pola distribusi data yang
normal.
Pada
grafik
histogram
dapat
dilihat
bahwa
grafik
menggambarkan bentuk lonceng serta pada grafik normal P-Plot titik
58
titik yang mewakili jumlah sampel dalam penelitian ini mendekati
garis diagonal.
Uji normalitas dengan grafik dapat meyesatkan jika tidak hati-hati
secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya
(Ghozali, 2015). Maka dalam penelitian ini digunakan uji statistik
dengan menggunakan uji statistik non-parametrik KolmogorovSmirnov (K-S) untuk memperkuat hasil normalitas data. Jika nilai
Kolmogorov-Smirnov (K-S) memliki tingkat signifikansi diatas Asymp.
Sig. > 0,05 maka model regresi memenuhi asumsi normalitas (Ghozali,
2015). Hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan uji
statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) disajikan pada
tabel 4.3.
Tabel 4. 3 Hasil Uji Normalitas: Kolmogorov Smirnov (K-S)
85 sampel
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
85
Normal Parameters
a,b
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences
,0000000
,74734741
Absolute
,088
Positive
,059
Negative
-,088
Test Statistic
,088
Asymp. Sig. (2-tailed)
,152c
Sumber : Output SPSS yang diolah
.
Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) pada hasil uji Kolmogorov-Smirnov
adalah sebesar 0,152. Nilai tersebut di atas nilai signifikan yaitu 0,05.
59
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal,
maka model regresi dapat digunakan untuk pengujian berikutnya.
b. Hasil Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas dilakukan untuk melihat apakah terjadi
korelasi antara variabel bebas atau satu sama lainnya. Jika nilai
Tolerance ≥ 0,1 dan VIF ≤ 10, maka dapat dikatakan tidak terjadi
multikoloniaritas antar variabel bebas. Berikut tabel 4.4 yang
menunjukkan hasil dari uji multikolonieritas.
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikoloniaritas dengan Uji VIF
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model
Tolerance
VIF
SYR 1
,909
1,101
CSR
,979
1,021
SIA
,918
1,090
Sumber : Output SPSS yang diolah
Berdasarkan hasil uji multikolonieritas pada tabel 4.4 dapat dilihat
bahwa variabel bebas dalam penelitian ini tidak saling berkorelasi,
karena nilai Tolerance ≥ 0,1 dan VIF ≤ 10. Maka dapat dikatakan tidak
terjadi gejala multikolonieritas antar variabel.
c. Hasil Uji Heteroskesdastisitas
Uji heteroskesdastisitas dilakukan untuk melihat apakah ada
ketidaksamaan varians dalam fungsi regresi. Data yang baik adalah data
yang homoskesdastisitas atau data yang memiliki kesamaan varians dalam
fungsi regresi. Uji heteroskesdastisitas dalam penelitian ini menggunakan
uji glejser yang dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel
60
independen dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai signifikansi antara
variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak
terjadi
masalah
heteroskesdastisitas.
Berikut
tabel
4.5
yang
menunjukkan hasil dari uji heteroskesdastisitas.
Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskesdastisitas dengan Uji Glejser
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Model
B
Std. Error
Standardized
Coefficients
Beta
t
Sig.
6,071
,000
(Constant)
1
,698
,115
SIA
,002
,104
,002
,015
,988
SYR
,008
,038
,023
,201
,841
CSR
-1,568
1,150
-,151
-1,363
,177
Sumber : Output SPSS yang diolah
Pada tabel 4.5 terlihat bahwa nilai signifikansi antara semua variabel
independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini mempunyai kesamaan
varians dalam fungsi regresi atau homoskesdastisitas atau tidak terjadi
heteroskesdastisitas.
Hasil uji glejser ini konsisten dengan hasil uji grafik scatterplot
berikut ini:
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskesdastisitas dengan Grafik Scatterplot
61
Berdasarkan grafik scatterplot yang ditunjukkan pada gambar 4.3
terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas
maupun dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi yang dilakukan
pada penelitian ini.
d. Hasil Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2015), uji autokorelasi bertujuan untuk menguji
apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1
(sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena
residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.
Pengujian autokorelasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Hasil uji autokorelasi dapat
dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson
Model Summaryb
Model
1
R
,919a
R Square
,844
Adjusted R
Square
,838
Std. Error of
the Estimate
,76106135
Durbin-Watson
2,161
Sumber : Output SPSS yang diolah
Nilai Durbin-Watson dalam penelitian ini adalah sebesar 2,161.
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 85 sampel
dengan jumlah variabel independen yang diuji adalah 4 sehingga nilai
dL dalam Durbin-Watson tabel adalah sebesar 1,575 dan nilai dU
adalah sebesar 4-1,575 yaitu sebesar 2,425. Nilai DW dalam penelitian
62
ini terletak di antara nilai dL dan dU yaitu 1,575<2,161<2,425. Hasil
tersebut menunjukan bahwa penelitian terbebas dari masalah
autokorelasi.
2. Hasil Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi)
(Ghozali, 2015). Nilai minimum digunakan untuk mengetahui nilai terkecil
dari suatu data variabel yang bersangkutan, sedangkan nilai maximum
digunakan untuk mengetahui nilai terbesar dari suatu data variabel yang
bersangkutan. Nilai mean digunakan untuk mengetahui rata-rata dari suatu
data variabel yang bersangkutan, dan nilai standar deviation digunakan
untuk mengetahui seberapa besar data variabel yang bersangkutan
bervariasi dari rata-rata.
Berikut tabel 4.7 yang merupakan analisis deskriptif untuk variabel
yang digunakan dalam penelitian.
Tabel 4.7 Statistik Deskriptif
SIA (X1)
CSR (X2)
SYR (X3)
ERC (Y)
Valid N (listwise)
N
85
85
85
85
85
Minimum
0,000
0,01266
-4,24800
-4,92545
Maximum
1,000
0,16456
5,41300
4,32000
Mean
0,55294
0,07461
0,93951
0,33501
Sumber : Output SPSS yang diolah
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dari
variabel dependen yaitu earnings response coefficient adalah sebesar
63
0,33501. Dalam tabel 4.7 tersebut juga dapat dilihat bahwa nilai minimum
dari earnings response coefficient dalam penelitian adalah sebesar 4,92545 yang terjadi pada Alam Sutera Realty Tbk tahun 2011. Sedangkan
nilai maksimum dari earnings response coefficient adalah sebesar 4,32000
yang terjadi pada Pakuwon Jati Tbk tahun 2015.
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa rata-rata dari variabel independen
spesialisasi industri auditor adalah sebesar 0,55294 yang menunjukkan
rata-rata perusahaan telah diaudit oleh auditor spesialis. Nilai minimum
dari spesialisasi industri auditor adalah sebesar 0,000 dan nilai maksimum
dari spesialisasi industri auditor adalah 1,000.
Variabel independen yang selanjutnya dalam penelitian ini yaitu
pengungkapan corporate social responsibility menunjukkan rata-rata
sebesar 0,07461 yang menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan yang
diteliti telah mengungkapkan 7% item-item yang digunakan untuk
mengukur pengungkapan corporate social responsibility. Nilai minimum
dari pengungkapan corporate social responsibility adalah sebesar 0,01266
yang merupakan hasil pengungkapan corporate social responsibility yang
dilakukan oleh Cowell Development Tbk tahun 2011. Sedangkan nilai
maksimum dari pengungkapan corporate social responsibility adalah
sebesar 0,16456 yang merupakan pengungkapan corporate social
responsibility dari Lippo Cikarang Tbk tahun 2015.
Selanjutnya, berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat nilai rata-rata dari
systemic risk adalah sebesar 0,93951 yang menunjukkan bahwa rata-rata
64
perusahaan peka terhadap perubahan pasar, dimana perubahan return pasar
mengakibatkan perubahan terhadap return saham perusahaan. Nilai
minimum dari systemic risk adalah sebesar -4,24800 yang merupakan hasil
dari Ristia Bintang Mahkota Sejati Tbk tahun 2015. Sedangkan nilai
maksimum dari systemic risk adalah sebesar 5,41300 yang merupakan
hasil dari Cowell Development Tbk tahun 2011.
3. Hasil Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2015).
Hasil dari uji koefisien determinasi dalam penelitian ini disajikan
dalam tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Koefisien Determinasi Analisis Regresi Berganda
Model Summaryb
Model
1
R
,919
R Square
a
,844
Adjusted R
Square
,838
Std. Error of
the Estimate
,76106135
Sumber : Output SPSS yang diolah
Dari tabel 4.8 yang telah disajikan di atas dapat kita lihat bahwa nilai
adjusted R2 sebesar 0,838 yang menjelaskan bahwa variabel-variabel
independen yang ada di dalam penelitian ini dapat menjelaskan 83,8%
variabel dependen yang ada di dalam penelitian ini yaitu earnings
response coefficient. Hasil ini menunjukkan bahwa model memiliki
kemampuan yang tinggi dalam menjelaskan variabel dependen, sedangkan
sisanya sebesar 16,2% dijelaskan oleh varibel-variabel lain di luar
65
penelitian ini seperti ukuran perusahaan (Sandi, 2013), leverage
(Wijayanti, 2013), pengungkapan sukarela (Sudarma dan Ni Made, 2015),
dll.
4. Hasil Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk memberikan gambaran antara
hubungan variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Pada
penelitian ini, uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji signifikansi
parameter individual (uji statistik t) dan uji signifikansi simultan (uji
statistik F).
a. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau variabel bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai
pengaruh
secara
bersama-sama
terhadap
variabel
dependen (Ghozali, 2015). Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka Ha
diterima dan sebaliknya. Nilai F diturunkan dari tabel ANOVA yang
dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini.
Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Simultan : Uji Statistik F
ANOVAa
Model
Regression
1
Residual
Total
Sum of
Squares
Df
Mean Square
253,793
3
84,598
46,916
81
,579
300,709
84
F
146,056
Sig.
,000b
Sumber : Output SPSS yang diolah
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diperoleh F hitung sebesar 146,056
yang mana lebih besar dari F tabel (2,48). Hasil uji signifikansi sebesar
66
0,000 (<0,05) menunjukkan bahwa (H4) diterima, yaitu seluruh
variabel independen dalam hal ini spesialisasi industri auditor,
pengungkapan corporate social responsibility, dan systemic risk
berpengaruh secara simultan terhadap earnings response coefficient.
b. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel penjelas atau variabel independen secara individual
dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2015). Dalam
penelitian ini, variabel independen yang terdiri dari spesialisasi
industri auditor, pengungkapan corporate social responsibility, dan
systemic risk secara individual mempengaruhi variabel dependen yaitu
earnings response coefficient. Hasil dari uji signifikansi parameter
individual (uji t) disajikan dalam tabel 4.10.
Tabel 4.10 Hasil Uji Signifikansi Individual : Uji t
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Model
(Constant)
1
B
Std. Error
-2,563
,191
SIA
,309
,173
SYR
-,152
,062
CSR
38,457
1,908
Standardized
Coefficients
Beta
T
Sig.
-13,447
,000
,082
1,785
,078
-,112
-2,429
,017
,894
20,155
,000
Sumber :Output SPSS yang diolah
Pada tabel 4.10 terlihat bahwa variabel independen systemic risk
dan pengungkapan corporate social responsibility berpengaruh secara
signifikan terhadap earnings response coefficient (variabel dependen)
yaitu sebesar 0,017 dan 0,000 (karena lebih kecil dari tingkat
67
signifikansi 0,05 atau 5%). Sedangkan variabel independen spesialisasi
industri auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap earnings
response coefficient yaitu sebesar 0,078 (lebih besar dari 0,05). Namun
variabel spesialisasi industri auditor dapat berpengaruh secara
signifikan jika dengan tingkat signifikansi 0,1. Hal ini dibuktikan
dengan tingkat signifikansi spesialiasasi industri audtitor sebesar 0,078
< 0,1.
Berdasarkan pada hasil uji signifikansi individual (uji t) yang
disajikan pada tabel 4.10 di atas maka didapat persamaan regresi
seperti berikut:
ERC = -2,563 + 0,309 SIA + 38,457 CSR – 0,152 SYR
Hasil di atas menjelaskan bahwa nilai konstanta sebesar -2,563,
menyatakan bahwa jika ketiga variabel independen tersebut dianggap
konstan atau tidak ada penambahan, maka earnings response
coefficient akan bernilai -2,563 satuan.
Nilai koefisien pengungkapan corporate social responsibility
sebesar 38,457 menunjukkan bahwa setiap penambahan satu satuan
pengungkapan corporate social responsibility dan variabel lain
kosntan, maka earnings response coefficient akan meningkat sebesar
38,457 satuan. Sedangkan nilai koefisien systemic risk sebesar -0,152
menunjukkan bahwa setiap penambahan satu satuan systemic risk dan
variabel lain konstan. maka earnings response coefficient akan
menurun sebesar 0,152 satuan.
68
C. Pembahasan
1. Pengaruh Spesialisasi Industri Auditor, Pengungkapan Corporate Social
Responsibility, dan Systemic Risk berpengaruh secara simultan terhadap
Earnings Response Coefficient
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel spesialisasi industri auditor, pengungkapan
corporate social responsibility, dan systemic risk berpengaruh secara
simultan terhadap Earnings Response Coefficient. Hal ini dapat dilihat dari
tingkat signifikansi uji F sebesar 0,000 (<0,05), yang artinya menerima
hipotesis pertama (H1).
2. Pengaruh Spesialisasi Industri Auditor terhadap Earnings Response
Coefficient
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel spesialisasi industri auditor (X1) memiliki
tingkat signifikansi sebesar 0,078 (>0,05). Hal ini berarti menolak
hipotesis kedua (H2), artinya spesialisasi industri auditor tidak berpengaruh
signifikan terhadap earnings response coefficient.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Sandi (2013), dan
Mulyani, Asyik, & Andayani (2007) yang mengungkapkan bahwa
spesialisasi industri auditor tidak berpengaruh terhadap earnings response
coefficient. Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Andreas
(2012) yang menyatakan bahwa investor akan lebih merespon perusahaan
69
yang diaudit oleh auditor spesialis, karena auditor spesialis memiliki
pengetahuan lebih (superior knowledge) dan tindakan untuk mencegah
terjadinya manajemen laba sehingga dapat meningkatkan kualitas laba.
Selain itu auditor spesialis dianggap memiliki pengetahuan mengenai
resiko perusahaan, tren persaingan, dan resi\ko audit dibanding auditor
yang tidak spesialis. Hal ini dikarenakan pengalaman yang dimiliki oleh
auditor spesialis dalam mengaudit suatu perusahaan dalam industri yang
sama, pada dasarnya lebih banyak dibandingkan dengan auditor yang tidak
spesialis.
Investor tidak memperhatikan kualitas auditor karena perhatian mereka
hanya pada nilai laba tanpa peduli ketepatan angka-angka tersebut. Hasil
penelitian ini juga diakibatkan karena tujuan investor dalam membaca atau
menggunakan laporan keuangan adalah untuk menilai kinerja perusahaan,
jadi peran auditor dalam hal ini adalah menilai kewajaran penyajian dalam
laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum.
Auditor hanya sebagai pihak independen antara perusahaan dengan
investor, sehingga investor tidak akan peduli apakah laporan tersebut telah
diaudit oleh auditor yang spesialis atau tidak (Mulyani, Asyik, dan
Andayani, 2007).
3. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap
Earnings Response Coefficient
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini
menunjukkan
bahwa
variabel
pengungkapan
corporate
social
70
responsibility (X2) memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 (<0,05).
Dengan demikian hipotesis ketiga (H3) diterima, artinya pengungkapan
corporate social responsibility berpengaruh terhadap earnings response
coefficient.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Dewi & Sitinjak
(2009) dan Sayekti & Wondabio (2007) yang menyatakan pengungkapan
corporate social responsibility berpengaruh terhadap earnings response
coefficient. Berbeda dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
Restuti dan Cecilia (2012) yang menyatakan bahwa pengungkapan
corporate social responsibility tidak berpengaruh terhadap earnings
response coefficient.
Dalam hasil penelitian juga menunjukkan nilai koefisien regresi dari
pengungkapan corporate social responsibility sebesar 38,457. Koefisien
regresi yang bernilai positif
menunjukkan bahwa semakin tinggi
pengungkapan corporate social responsibility maka semakin tinggi juga
nilai dari earnings response coefficient. Hal ini disebabkan, karena
investor pada saat ini melihat bahwa kelangsungan hidup perusahaan juga
sangat bergantung pada hubungan perusahaan dengan masyarakat dan
lingkungan tempat perusahaan melakukan aktivitas operasinya. Orientasi
mengejar laba semaksimal mungkin, secara jangka pendek akan
menunjukkan keberhasilan, namun untuk jangka panjang hal tersebut bisa
menimbulkan masalah bagi perusahaan karena adanya resistensi dari
masyarakat dan stakeholder lainnya (Lako, 2010). Disamping itu bagi
71
investor, pengungkapan
corporate social responsibility dapat menjadi
nilai tambah bagi perusahaan dibanding perusahaan yang tidak
melaporkan laporan corporate social responsibility.
4. Pengaruh Sytemic Risk terhadap Earnings Response Coefficient
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel systemic risk (X3) memiliki tingkat
signifikansi sebesar 0,017 (<0,05). Dengan demikian hipotesis keempat
(H4) diterima, artinya systemic risk berpengaruh terhadap earnings
response coefficient.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Delvira, &
Nelvirita (2013), dan Hasanzade, Roya, & Gholamreza (2013) yang
menyatakan bahwa systemic risk berpengaruh terhadap earnings response
coefficient.
Dalam hasil penelitian ini diperoleh nilai koefisien regresi dari
pengungkapan systemic risk sebesar -0,152. Koefisien regresi yang
bernilai negatif menunjukkan bahwa semakin tinggi systemic risk maka
semakin rendah nilai dari earnings response coefficient. Pada umumnya
perusahaan yang memiliki risiko sistematis yang tinggi, maka akan
semakin memiliki ketidakpastian return yang terjadi di masa depan
sehingga semakin rendah nilai perusahaan di mata investor. Hal ini akan
menyebabkan investor lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan
sehubung dengan perusahaan beresiko tinggi (Delvira, & Nelvirita, 2013).
72
Lebih lanjut dijelaskan oleh Scott (2009) yang mengatakan bahwa
perusahaan yang memiliki risiko yang tinggi, maka informasi mengenai
pengumuman laba akan sedikit mendapat reaksi oleh investor, sehingga
ERC akan semakin rendah. Karena perusahaan dengan risiko tinggi
sekalipun bisa menjanjikan return yang tinggi namun disisi lain tingkat
kepastiannya juga tinggi. Oleh karena itu investor akan lebih lambat,
bahkan tidak sama sekali bereaksi atas informasi laba perusahaan.
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian yang
telah dilakukan dengan model regresi berganda, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Spesialisasi
industri
auditor,
pengungkapan
corporate
social
responsibility, dan systemic risk berpengaruh secara simultan terhadap
earnings response coefficient.
2. Spesialisasi industri auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
earnings response coefficient. Hal ini sesuai dengan penelitian Sandi
(2013), dan Mulyani, Asyik, & Andayani (2007).
3. Pengungkapan corporate social responsibility berpengaruh secara
signifikan terhadap earnings response coefficient. Hal ini sesuai dengan
penelitian Dewi & Sitinjak (2009) dan Sayekti & Wondabio (2007).
4. Systemic risk berpengaruh secara signifikan terhadap earnings response
coefficient. Hasil ini sesuai dengan penelitian Delvira, & Nelvirita (2013),
dan Hasanzade, Roya, & Gholamreza (2013).
B. Saran
Berikut saran-saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya
adalah sebagai berikut :
74
1. Penelitian selanjutnya disarankan agar menambah variabel yang akan
digunakan seperti persistensi laba, struktur modal, ukuran perusahaan, ukuran
KAP, leverage, dll sehingga hasilnya akan memperkaya pembahasan
mengenai earnings response coefficient.
2. Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan proksi-proksi yang berbeda
dalam setiap variabel sehingga dapat dibandingkan dengan proksi yang
digunakan dalam penelitian ini.
3. Penelitian selanjutnya disarankan agar memperluas wilayah sampel dengan
menambah jenis industri atau menggunakan seluruh industri yang terdapat di
Bursa Efek Indonesia (BEI).
75
DAFTAR PUSTAKA
Andreas, Hans Hananto. 2012. Spesialisasi Industri Auditor sebagai Prediktor
Earnings Response Coefficient Perusahaan Publik yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, vol. 14, no. 2.
Aryanti, Gusti Ayu Putu Sintya dan Eka Ardhani Sisdyani. 2016. Profitabilitas
pada Earnings Response Coefficient dengan Pengungkapan Corporate
Social Responsibility sebagai Variabel Pemoderasi. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, vol. 15, no. 1.
Brigham, Eugene dan Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan II. Salemba
Empat, Jakarta.
Bruegger, Esther dan Frederick C. Dunbar. 2009. Estimating Financial Fraud
Damages with Response Coefficients. The Journal of Corporation Law,
vol. 35, no. 1.
Cheng, Megawati dan Yulius Jogi Christiawan. 2010. Pengaruh Pengungkapan
Corporate Social Responsibility terhadap Abnormal Return. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan, vol. 13, no. 1.
Cho, J. Y. dan K. Jung. 1991. Earnings Response Coefficient : A Synthesis of
Theory and Empirical Evidence. Journal of Accounting Literatur, vol.
10, no. 2.
Darwanis, Dana Siswar dan Arie Andina. 2013. Pengaruh Risiko Sistematis
terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility serta
dampaknya terhadap Pertumbuhan Laba dan Koefisien Respon Laba.
Jurnal Telaah & Riset Akuntansi, vol. 6, no. 1.
Delvira, Maisil dan Nelvirita. 2013. Pengaruh Risiko Sistematik, Leverage dan
Persistensi Laba terhadap Earnings Response Coefficient (ERC). Jurnal
WRA, vol. 1, no.1.
Dewi, Rosiyana dan Mariani Sitinjak. 2009. Analisis Pengaruh Karakteristik
Perusahaan terhadap Earnings Response Coefficient dengan Corporate
Social Responsibility sebagai Variabel Intervening. Jurnal Informasi,
Perpajakan, Akuntansi, dan Keuangan Publik, vol. 4, no. 2.
Elder, Randal J, Suzanne Lowensohn dan Jacqueline L. Reck. 2015. Audit Firm
Rotaton, Auditor Specialization, and Audit Quality in the Municipal
Audit Context. Journal of Governmental & Nonprofit Accounting, vol.
4, no. 2.
76
FASB. 1985. Account Standards, Original Pronouncement. McGraw Hill, New
York.
Ghozali, Imam. 2015. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi
Keempat, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Godfrey, Jayne. 2010. Accounting Theory. Sevent Edition, John Wiley Sons
Australian Ltd, Melbourne.
Habib, Ahsan dan Borhan Uddin Bhuiyan. 2011. Audit Firm Industry
Specialization and the Audit Report Lag’, Journal of International
Accounting, Auditing, and Taxation. vol. 32, no. 44.
Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi. Salemba Empat, Jakarta.
Haniffa, R. M. dan T. E. Cooke. 2005. The Impact of Culture and Governance on
Corporate Social Reporting. Journal of Accounting and Public Policy,
vol. 24, no. 4.
Hasanzade, Mahboobe, Roya Darabi dan Gholamreza Mahfoozi. 2013. Factors
Affecting the Earnings Response Coefficient: An Empirical study for
Iran. European Online Journal of Natural and Social Sciences, vol. 2,
no. 3.
Hogan, C. E. dan Jeter, D. C. 1999. Industry Specialization by Auditors. A
Journal of Practice & Theory, vol. 18, no. 1.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat,
Jakarta.
Jensen, Michael C. dan Meckling, W. H. 1976. Theory of the Firm: Managerial
Behaviour, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial
Economics, vol. 3, no. 4.
Jogiyanto, Hartono. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua,
BPFE, Yogyakarta.
Kalapur, Sanjay. 1994. Dividend Payour Ratio as Determinant of Earnings
Response Coefficient. Journal of Accounting and Economics, vol. 17.
Kieso, Donald E, Jerry J. Weygandt dan Terry D.Warfield. 2002. Intermediate
Accounting. Erlangga, Jakarta.
Kurnia, Ivan dan Sufiyati. 2015. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Risiko
Sistematik, dan Investment Opportunity Set terhadap Earnings Response
Coefficient. Jurnal Ekonomi, vol. 20, no. 3.
77
Lako, Andreas. 2010. Dekonstruksi CSR & Reformasi Paradigma Bisnis &
Akuntansi. Erlangga, Jakarta.
Moradi, Mehdi, Mahdi Salehi dan Zakiheh Erfanian. 2010. A Study of the Effect
of Financial Leverage on Earnings Response Coefficient through out
Income Approach:Irian Evidence. Intenational Review of Accounting,
Banking and Finance, vol. 2, no. 2.
Mulyani, Sri, Nur Fadjrih Asyik dan Andayani. 2007. Faktor-faktor yang
mempengaruhi Earnings Response Coefficient. JAAI vol. 11, no. 1.
Paramita, Ratna Wijayanti Daniar dan Ery Hidayanti. 2013. Pengaruh Earnings
Response Coefficient terhadap Harga Saham. Jurnal WIGA vol. 3, no. 1.
Peraturan BAPEPAM Nomor Kep-346/BL/2011.
Peraturan Bursa Efek Jakarta (BEJ) Nomor Kep-306/BEJ/07-2004.
Peraturan Perseroan Terbatas UU No. 40 tahun 2007 ayat 66 (2c).
Primadita, Indria. 2012. Pengaruh Tenur Audit dan Auditor Spesialis terhadap
Informasi Asimetri. Simposium Nasional Akuntansi XV.
Raharjo, Eko. 2007. Teori Agensi dan Teori Stewarship dalam Perspektif
Akuntansi. Fokus Ekonomi, vol. 2, no. 1.
Restuti, M. M. Dwi dan Cecilia Nathaniel. 2012. Pengaruh Pengungkapan
Corporate Social Responsibility terhadap Earnings Response
Coefficient. Jurnal Dinamika Manajemen, vol. 3, no. 1.
Rofika. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Earnings Response Coefficient
(ERC) Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Akuntansi, vol.3, no. 2.
Sandi, Khaerul Umam. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi Earnings
Response Coefficient. Accounting Analysis Journal, vol. 2, no. 3.
Sayekti, Yosefa dan Ludovicus Sensi Wondabio. 2007. Pengaruh CSR Disclosure
terhadap Earnings Response Coefficient. Simposium Nasional Akuntansi
X.
Scott, William R. 2009. Financial Accounting Theory. 5th edition, Prentice-Hall
Canada Inc, Scarborough, Ontario.
Scott, William R. 2015. Financial Accounting Theory. 7th edition, Prentice-Hall
Canada Inc, Scarborough, Ontario.
78
Soewardjono. 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi
III, BPFE, Yogyakarta.
Suad, Husnan. 2005. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. UPP
AMP YKPN, Yogyakarta.
Sudarma, I. Putu dan Ni Made Dwi Ratnadi. 2015. Pengaruh Voluntary
Disclosure pada Earnings Response Coefficient. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, vol. 12, no. 2.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan ke-16, Alfabeta, Bandung.
Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. BPFE,
Yogyakarta.
Teoh, S. H. dan T. J. Wong. 1993. Perceived Auditor Quality and The Earnings
Response Coefficient. The Accounting Review, vol. 68, no. 2.
Tjun, Lauw Tjun, Elyzabet Indrawati Marpaung dan Santy Setiawan. 2012.
‘Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas
Audit. Jurnal Akuntansi, vol. 4, no. 1.
Tuanakotta, Theodorus. M. 2015. Audit Kontemporer. Salemba Empat, Jakarta.
Tuwentina, Putu dan Dewa Gede Wirama. 2014. Pengaruh Konservatisme
Akuntansi dan Good Corporate Governance pada Kualitas Laba. EJurnal Akuntansi Universitas Udayana, vol. 8, no. 2.
Wakum, Alexander Aji Suseno dan I Gede Saputra Wisadha. 2014. Pengaruh
Audit Tenure pada Asimetri Informasi dengan Moderasi Komite Audit.
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, vol. 6, no. 3.
Wild et al. 2004. Analisis Laporan Keuangan. Salemba Empat, Jakarta.
World Business Council for Suistanable Development. 2002.Corporate Social
Responsibility. The WBCSD’s Journal, vol. 4.
Wulandari, Kadek Trisna dan I Gede Ary Wirajaya. 2014. Pengaruh
Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Earnings
Response Coefficient. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, vol. 6,
no. 3.
Zakaria, Nor Balkish dan Dalila Daud. 2013. Does Big 4 Affect the Earnings
Response Coefficient (ERC) ?. Journal of Modern Accounting and
Auditing, vol. 9, no. 9.
79
http://www.idx.co.id
http://www.sahamok.com
http://www.yahoofinance.com
80
Lampiran-Lampiran
81
Lampiran 1. Perusahaan Property dan Real Estate yang menjadi sampel
No.
Kode Saham
Nama Perusahaan
1.
ASRI
Alam Sutera Realty Tbk
2.
BIPP
Bhuawanatala Indah Permai Tbk
3.
BKSL
Sentul City Tbk
4.
COWL
Cowell Development Tbk
5.
CTRA
Ciputra Development Tbk
6.
CTRS
Ciputra Surya Tbk
7.
FMII
Fortune Mate Indonesia Tbk
8.
GMTD
Goa Makassar Tourism Development Tbk
9.
JRPT
Jaya Real Property Tbk
10.
KIJA
Kawasan Industri Jababeka Tbk
11.
LPCK
Lippo Cikarang Tbk
12.
MDLN
Modernland Realty Tbk
13.
PLIN
Plaza Indonesia Realty Tbk
14.
PUDP
Pudjiati Prestige Tbk
15.
PWON
Pakuwon Jati Tbk
16.
RBMS
Ristia Bintang Mahkota Sejati Tbk
17.
SMDM
Suryamas Dutamakmur Tbk
82
Lampiran 2. Indeks Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Aspek Ekonomi
1 EC1 Perolehan dan distribusi nilai ekonomi
2 EC2 Implikasi finansial akibat perubahan iklim
3 EC3 Dana pensiun karyawan
4 EC4 Bantuan finansial dari pemerintah
5 EC5 Standar upah minimum
6 EC6 Rasio pemasok lokal
7 EC7 Rasio karyawan lokal
8 EC8 Pengaruh pembangunan infrastruktur
9 EC9 Dampak pengaruh ekonomi tidak langsung
Aspek Lingkungan
10 EN1 Pemakaian material
11 EN2 Pemakaian material daur ulang
12 EN3 Pemakaian energi langsung
13 EN4 Pemakaian energi tidak langsung
14 EN5 Penghematan energi
15 EN6 Inisiatif penyediaan energi terbarukan
16 EN7 Inisiatif mengurangi energi tidak langsung
17 EN8 Pemakaian air
18 EN9 Sumber air yang terkena dampak
19 EN10 Jumlah air daur ulang
20 EN11 Kuasa tanah di hutan lindung
21 EN12 Perlindungan keanekaragaman hayati
22 EN13 Pemulihan habitat
23 EN14 Strategi menjaga keanekaragaman hayati
24 EN15 Spesies yang dilindungi
25 EN16 Total gas rumah kaca
26 EN17 Total gas tidak langsung yang berkaitan dengan gas rumah
kaca
27 EN18 Inisiatif pengurangan efek gas rumah kaca
28 EN19 Pengurangan emisi ozon
29 EN20 Jenis-jenis emisi udara
30 EN21 Kualitas pembuangan air dan lokasinya
31 EN22 Klasifikasi limbah dan metode pembuangan
32 EN23 Total biaya dan jumlah yang tumpah
33 EN24 Limbah berbahaya yang ditransportasikan
34 EN25 Keanekaragaman hayati
35 EN26 Inisiatif mengurangi dampak buruk pada lingkungan
36 EN27 Persentase produk yang terjual dan materi kemasan
dikembalikan berdasarkan kategori
37 EN28 Nilai moneter akibat pelanggaran peraturan dan hukum
lingkungan hidup
38 EN29 Dampak signifikan terhadap lingkungan akibat transportasi
Produk
83
Lampiran 2. (Lanjutan)
39 EN30 Biaya dan investasi perlindungan lingkungan
Aspek Sosial
40 LA1 Jumlah karyawan
41 LA2 Tingkat perputaran karyawan
42 LA3 Kompensasi bagi karyawan tetap
43 LA4 Perjanjian Kerja Bersama
44 LA5 Pemberitahuan minimum tentang perubahan operasional
45 LA6 Majelis kesehatan dan keselamatan kerja
46 LA7 Tingkat kecelakaan kerja
47 LA8 Program pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan
48 LA9 Kesepakatan kesehatan dan keselamatan kerja
49 LA10 Rata-rata jam pelatihan
50 LA11 Program persiapan pensiun
51 LA12 Penilaian kinerja dan pengembangan karir
52 LA13 Keanekaragaman karyawan
53 LA14 Rasio gaji dasar pria terhadap wanita
54 HR1 Perjanjian dan investasi menyangkut HAM
55 HR2 Persentase pemasok dan kontraktor menyangkut HAM
56 HR3 Pelatihan karyawan tentang HAM
57 HR4 Kasus diskriminasi
58 HR5 Hak berserikat
59 HR6 Pekerja di bawah umur
60 HR7 Pekerja paksa
61 HR8 Tenaga keamanan terlatih HAM
62 HR9 Pelanggaran hak penduduk asli
63 SO1 Dampak program pada komunitas
64 SO2 Hubungan bisnis dan risiko korupsi
65 SO3 Pelatihan anti korupsi
66 SO4 Pencegahan tindakan korupsi
67 SO5 Partisipasi dalam pembuatan kebijakan publik
68 SO6 Sumbangan untuk partai politik
69 SO7 Hukuman akibat pelanggaran persaingan usaha
70 SO8 Hukuman atau denda pelanggaran peraturan perundangan
71 PR1 Perputaran dan keamanan produk
72 PR2 Pelanggaran peraturan dampak produk
73 PR3 Informasi kandungan produk
74 PR4 Pelanggaran penyediaan info produk
75 PR5 Tingkat kepuasan pelanggan
76 PR6 Kelayakan komunikasi pemasaran
77 PR7 Pelanggaran komunikasi pemasaran
78 PR8 Pengaduan tentang pelanggaran privatisasi pelanggan
79 PR9 Denda pelanggaran pengadaan dan penggunaan produk
84
Lampiran 3. Data Perusahaan
Perhitungan Variabel Independen Spesialisasi Industri Auditor
85
Lampiran 3. (Lanjutan)
86
Lampiran 3. (Lanjutan)
87
Lampiran 3. (Lanjutan)
88
Lampiran 3. (Lanjutan)
89
Lampiran 4. Perhitungan Variabel Independen Pengungkapan Corporate Social Responsibility
90
Lampiran 4. (Lanjutan)
91
Lampiran 4. (Lanjutan)
92
Lampiran 4. (Lanjutan)
93
Lampiran 5. Perhitungan Variabel Independen Systemic Risk
No.
Nama Perusahaan
Kode
Tahun
1
Agung Podomoro Land Tbk
APLN
2
Alam Sutera Realty Tbk
ASRI
3
Bhuawanatala Indah Permai Tbk
BIPP
4
Sentul City Tbk
BKSL
5
Cowell Development Tbk
COWL
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
Closing
Price
365
500
278
417
296
580
1.030
635
610
377
69
104
87
87
103
250
305
190
135
74
255
200
555
640
605
Closing Price
t-1
350
500
283
423
295
570
1.050
630
610
377
70
102
89
89
95
255
295
188
134
75
260
197
555
640
605
94
IHSG
4.040
4.823
4.703
5.405
4.774
3.985
4.854
4.700
5.515
4.781
4.181
4.812
4.584
5.445
4.885
4.042
4.778
4.879
5.454
4.827
4.042
4.819
4.720
5.443
4.886
IHSG
t-1
4.054
4.803
4.720
5.448
4.827
4.005
4.875
4.699
5.451
4.774
4.164
4.796
4.620
5.515
4.886
4.036
4.723
4.726
5.413
4.854
4.036
4.786
4.700
5.454
4.861
Return
Saham
0,043
0,000
-0,018
-0,014
0,003
0,018
-0,019
0,008
0,000
0,000
-0,014
0,020
-0,022
-0,022
0,084
-0,020
0,034
0,011
0,007
-0,013
-0,019
0,015
0,000
0,000
0,000
Return
Pasar
-0,004
0,004
-0,004
-0,008
-0,011
-0,005
-0,004
0,000
0,012
0,002
0,004
0,003
-0,008
-0,013
0,000
0,001
0,012
0,032
0,008
-0,006
0,001
0,007
0,004
-0,002
0,005
Beta
Syr
0,877
0,944
1,575
1,174
1,144
1,538
0,64
0,96
2,071
0,752
-0,971
0,733
0,595
0,682
0,247
1,552
1,557
1,293
3,247
2,136
5,413
1,295
-0,49
1,464
0,69
No.
Nama Perusahaan
Kode
Tahun
6
Ciputra Development Tbk
CTRA
7
Ciputra Property Tbk
CTRP
8
Ciputra Surya Tbk
CTRS
9
Duta Anggada Realty Tbk
DART
10
Intiland Development Tbk
DILD
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
Lampiran 5. (Lanjutan)
Closing
Closing Price
Price
t-1
698
678
1.013
1.023
1.121
1.101
1.362
1.352
1.277
1.287
671
681
905
924
846
832
705
696
412
412
1.324
1.333
2.701
2.847
2.287
2.239
2.876
2.857
2.061
2.056
500
530
820
790
660
650
740
770
480
462
290
295
590
560
439
440
545
525
525
525
95
IHSG
4.079
4.803
4.720
5.437
4.827
4.032
4.803
4.720
5.437
4.827
4.032
4.803
4.720
5.437
4.827
4.029
4.819
4.703
5.443
4.781
4.032
4.778
4.720
5.397
4.817
IHSG
t-1
4.032
4.819
4.700
5.443
4.854
4.042
4.819
4.700
5.443
4.854
4.042
4.819
4.700
5.443
4.854
4.040
4.786
4.720
5.454
4.774
4.042
4.723
4.700
5.369
4.781
Return
Saham
0,029
-0,010
0,018
0,007
-0,008
-0,014
-0,021
0,018
0,014
0,000
-0,007
-0,051
0,022
0,007
0,002
-0,057
0,038
0,015
-0,039
0,039
-0,017
0,054
-0,002
0,038
0,000
Return
Pasar
0,012
-0,003
0,004
-0,001
-0,006
-0,002
-0,003
0,004
-0,001
-0,006
-0,002
-0,003
0,004
-0,001
-0,006
-0,003
0,007
-0,004
-0,002
0,002
-0,002
0,012
0,004
0,005
0,007
Beta
Syr
2,536
0,569
1,933
4,137
1,985
1,187
1,234
1,478
0,296
1,19
1,752
1,45
1,422
0,881
1,621
3,433
1,896
2,166
2,247
1,057
-0,261
2,009
1,17
3,393
-0,041
Lampiran 5. (Lanjutan)
No.
Nama Perusahaan
Kode
Tahun
11
Fortune Mate Indonesia Tbk
FMII
12
Goa Makassar Tourism Development Tbk
GMTD
13
Jaya Real Property Tbk
JPRT
14
Kawasan Industri Jababeka Tbk
KIJA
15
Lippo Cikarang Tbk
LPCK
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
Closing
Price
151
230
437
455
405
660
660
6.200
6.500
7.400
420
945
765
1.145
620
192
300
253
322
253
1.930
6.100
7.700
11.625
6.250
Closing Price
t-1
151
230
440
455
395
660
660
5.200
6.500
7.400
420
940
800
1.145
615
193
300
249
320
255
1.940
6.400
7.575
11.675
6.450
96
IHSG
4.032
4.778
4.699
5.437
4.854
3.928
4.723
4.879
5.450
4.698
3.987
4.875
4.879
5.426
4.771
4.122
4.928
4.723
5.397
4.774
3.979
4.723
4.821
5.445
4.779
IHSG
t-1
4.042
4.723
4.821
5.443
4.856
3.953
4.803
4.726
5.455
4.779
3.992
4.848
4.726
5.440
4.733
4.105
4.843
4.728
5.369
4.827
3.989
4.803
4.806
5.417
4.766
Return
Saham
0,000
0,000
-0,007
0,000
0,025
0,000
0,000
0,192
0,000
0,000
0,000
0,005
-0,044
0,000
0,008
-0,005
0,000
0,016
0,006
-0,008
-0,005
-0,047
0,017
-0,004
-0,031
Return
Pasar
-0,002
0,012
-0,025
-0,001
0,000
-0,006
-0,017
0,032
-0,001
-0,017
-0,001
0,005
0,032
-0,002
0,008
0,004
0,018
-0,001
0,005
-0,011
-0,002
-0,017
0,003
0,005
0,003
Beta
Syr
0,516
-0,022
0,006
0,087
1,965
0
0,061
3,084
0,109
-1,736
0,604
0,305
-0,181
-0,333
0,732
2,455
0,94
1,503
0,53
1,159
1,604
2,495
1,371
2,418
2,143
No.
Nama Perusahaan
Kode
Tahun
16
Lippo Karawaci Tbk
LPKR
17
Modernland Realty Tbk
MDLN
18
Plaza Indonesia Realty Tbk
PLIN
19
Pudjiati Prestige Tbk
PUDP
20
Pakuwon Jati Tbk
PWON
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
Lampiran 5. (Lanjutan)
Closing
Closing Price
Price
t-1
700
710
1.290
1.220
1.190
1.245
1.170
1.175
1.005
1.010
250
250
440
435
428
437
540
545
400
398
1.600
1.600
1.550
1.550
1.950
1.950
2.650
3.000
4.000
4.000
455
455
627
627
491
491
408
411
376
392
200
203
375
370
372
386
535
515
515
520
97
IHSG
3.977
4.778
4.699
5.475
4.733
4.164
4.854
4.699
5.443
4.886
4.105
4.941
4.620
5.478
4.733
3.962
4.803
4.876
5.435
4.850
4.091
4.843
4.876
5.443
4.827
IHSG
t-1
3.928
4.723
4.821
5.478
4.658
4.180
4.875
4.821
5.454
4.886
4.091
4.928
4.569
5.455
4.658
3.985
4.819
4.879
5.426
4.793
4.079
4.778
4.769
5.454
4.854
Return
Saham
-0,014
0,057
-0,044
-0,004
-0,005
0,000
0,011
-0,021
-0,009
0,005
0,000
0,000
0,000
-0,117
0,000
0,000
0,000
0,000
-0,007
-0,041
-0,012
0,014
-0,036
0,039
-0,010
Return
Pasar
0,012
0,012
-0,025
-0,001
0,016
-0,004
-0,004
-0,025
-0,002
0,000
0,004
0,003
0,011
0,004
0,016
-0,006
-0,003
-0,001
0,002
0,012
0,003
0,014
0,023
-0,002
-0,006
Beta
Syr
0,448
0,901
1,165
2,246
0,874
1,639
0,095
0,413
4,104
3,357
-0,731
1,281
0,877
0,021
0,018
0
0,639
0,171
2,772
-2,132
1,179
1,028
-0,259
2,739
0,232
Lampiran 5. (Lanjutan)
Closing
Closing Price IHSG
Price
t-1
IHSG
t-1
Return
Saham
Return
Pasar
Beta
Syr
No.
Nama Perusahaan
Kode
Tahun
21
Ristia Bintang Mahkota Sejati Tbk
RBMS
2011
90
90
4.025
4.029
0,000
-0,001
-1,056
2012
157
161
4.832
4.823
-0,025
0,002
1,277
2013
95
92
4.703
4.720
0,033
-0,004
0,267
2014
92
92
5.343
5.280
0,000
0,012
1,223
2015
66
67
4.886
4.861
-0,015
0,005
-4,248
2011
200
200
4.105
4.091
0,000
0,004
-0,724
2012
200
200
4.928
4.843
0,000
0,018
0,561
2013
188
188
4.720
4.700
0,000
0,004
0,32
2014
154
159
5.439
5.435
-0,031
0,001
-0,453
2015
95
95
4.886
4.861
0,000
0,005
-0,257
22
23
Suryamas Dutamakmur Tbk
Summarecon Agung Tbk
SMDM
SMRA
2011
655
640
3.992
3.968
0,023
0,006
2,048
2012
1.225
1.175
4.819
4.786
0,043
0,007
2,278
2013
1.120
1.080
4.879
4.726
0,037
0,032
1,833
2014
1.690
1.685
5.437
5.443
0,003
-0,001
3,67
2015
1.755
1.710
4.854
4.856
0,026
0,000
-0,614
98
No.
1
2
3
4
5
Lampiran 6. Perhitungan Variabel Dependen Earnings Response Coefficient
EPS
Perusahaan
Kode
Tahun
EPS
–1
CP-1
CAR
UE
Agung Podomoro Land Tbk
APLN
2011
28
19
385
-0,065
0,023
2012
40
28
350
0,072
0,034
2013
42
40
370
-0,017
0,005
2014
42
41
215
-0,002
0,005
2015
41
42
335
-0,109
-0,003
Alam Sutera Realty Tbk
ASRI
2011
34
16
295
0,013
0,061
2012
61
34
460
0,060
0,059
2013
45
61
600
-0,040
-0,027
2014
56
45
430
-0,154
0,026
2015
30
56
560
0,004
-0,046
Bhuawanatala Indah Permai Tbk
BIPP
2011
-11
-3
50
-0,006
-0,160
2012
-8
-11
50
-0,078
0,060
2013
37
-8
101
-0,018
0,446
2014
6
36
90
-0,020
-0,333
2015
33
6
95
0,142
0,284
Sentul City Tbk
BKSL
2011
5
3
109
0,007
0,018
2012
7
5
265
-0,041
0,008
2013
20
7
189
0,032
0,069
2014
2
20
157
-0,142
-0,115
2015
1
2
104
-0,112
-0,010
Cowell Development Tbk
COWL 2011
50
11
122
0,049
0,320
2012
67
50
235
0,188
0,072
2013
10
67
143
0,058
-0,399
2014
34
10
470
0,024
0,051
2015
-37
34
625
-0,012
-0,114
99
α
-0,062
-0,062
-0,062
-0,062
-0,062
-0,028
-0,028
-0,028
-0,028
-0,028
-0,001
-0,001
-0,001
-0,001
-0,001
-0,045
-0,045
-0,045
-0,045
-0,045
0,062
0,062
0,062
0,062
0,062
ERC
-0,128
3,908
8,325
12,900
15,745
0,672
1,499
0,450
-4,925
-0,689
0,031
-1,283
-0,038
0,057
0,503
2,834
0,530
1,119
0,846
6,968
-0,041
1,742
0,010
-0,744
0,651
No.
6.
Perusahaan
Kode
Ciputra Development Tbk
CTRA
7.
Ciputra Property Tbk
CTRP
8.
Ciputra Surya Tbk
CTRS
9.
Duta Anggada Realty Tbk
DART
10.
Intiland Development Tbk
DILD
Lampiran 6. (Lanjutan)
EPS Tahun
EPS
1
2011
21
17
2012
39
21
2013
64
39
2014
86
64
2015
84
86
2011
26
25
2012
50
26
2013
70
50
2014
65
70
2015
54
65
2011
83
44
2012
139
83
2013
202
139
2014
261
202
2015
298
261
2011
22
1
2012
61
22
2013
58
61
2014
130
58
2015
57
130
2011
14
38
2012
17
14
2013
31
17
2014
42
31
2015
39
42
100
CP-1
350
540
800
750
1.250
440
490
600
620
845
690
870
2.250
1.310
2.960
186
435
710
445
680
425
255
335
315
650
CAR
-0,044
-0,035
0,074
0,088
-0,030
-0,057
-0,036
0,016
0,064
-0,047
0,084
-0,008
0,082
0,030
-0,071
-0,011
0,062
-0,023
0,111
0,049
0,043
-0,024
0,070
0,025
-0,036
UE
0,011
0,033
0,031
0,029
-0,002
0,002
0,049
0,033
-0,008
-0,013
0,057
0,064
0,028
0,045
0,013
0,113
0,090
-0,004
0,162
-0,107
-0,056
0,012
0,042
0,035
-0,005
α
-0,037
-0,037
-0,037
-0,037
-0,037
-0,01
-0,01
-0,01
-0,01
-0,01
-0,027
-0,027
-0,027
-0,027
-0,027
0,029
0,029
0,029
0,029
0,029
0,015
0,015
0,015
0,015
0,015
ERC
-0,613
0,060
3,552
4,261
-4,375
-20,680
-0,531
0,780
-9,176
2,842
1,964
0,295
3,893
1,266
-3,520
-0,354
0,368
12,307
0,507
-0,186
-0,496
-3,315
1,316
0,286
11,050
Lampiran 6. (Lanjutan)
No.
11
Perusahaan
Kode
Tahun
Fortune Mate Indonesia Tbk
FMII
12
Goa Makassar Tourism Development Tbk
GMTD
13
Jaya Real Property Tbk
JPRT
14
Kawasan Industri Jababeka Tbk
KIJA
15
Lippo Cikarang Tbk
LPCK
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
EPS
EPS
–1
-1
-2
0
-1
-3
0
1
-3
30
1
483
272
634
483
905
634
1.199
905
1.171 1.199
131
100
32
131
41
32
56
41
65
56
30
8
19
30
5
19
20
5
16
20
370
94
585
370
849
585
1.215
849
1.308 1.215
101
CP-1
90
103
245
385
449
165
660
660
8.300
6.100
1.300
2.200
620
800
1.040
120
190
200
193
295
395
1.790
3.225
4.875
10.400
CAR
0,099
-0,028
0,000
-0,011
0,407
0,031
-0,016
0,081
-0,103
-0,041
-0,048
0,020
-0,012
-0,068
0,053
0,133
-0,087
0,088
-0,043
0,027
0,043
0,168
-0,069
0,022
0,120
UE
0,011
0,013
-0,014
0,010
0,065
1,279
0,229
0,411
0,035
-0,005
0,024
-0,045
0,015
0,019
0,009
0,183
-0,058
-0,070
0,078
-0,014
0,699
0,120
0,082
0,075
0,009
α
-0,003
-0,003
-0,003
-0,003
-0,003
-0,04
-0,04
-0,04
-0,04
-0,04
-0,007
-0,007
-0,007
-0,007
-0,007
0,015
0,015
0,015
0,015
0,015
0,062
0,062
0,062
0,062
0,062
ERC
9,180
-1,866
-0,217
-0,770
6,348
0,056
0,105
0,295
-1,779
0,218
-1,719
-0,600
-0,344
-3,253
6,933
0,644
1,762
-1,043
-0,746
-0,885
-0,027
0,883
-1,600
-0,533
6,486
No.
16
Perusahaan
Kode
Lippo Karawaci Tbk
LPKR
17
Modernland Realty Tbk
MDLN
18
Plaza Indonesia Realty Tbk
PLIN
19
Pudjiati Prestige Tbk
PUDP
20
Pakuwon Jati Tbk
PWON
Lampiran 6. (Lanjutan)
EPS
Tahun
EPS
-1
2011
32
30
2012
46
32
2013
54
46
2014
112
54
2015
24
112
2011
24
13
2012
42
24
2013
196
42
2014
56
196
2015
70
56
2011
26
147
2012
69
26
2013
11
69
2014
100
11
2015
77
100
2011
75
36
2012
72
75
2013
83
72
2014
43
83
2015
85
43
2011
9
7
2012
16
9
2013
24
16
2014
52
24
2015
26
52
102
CP-1
680
660
1.000
910
1.020
245
240
610
390
520
1.990
1.550
1.620
1.920
3.750
330
465
500
480
441
360
188
225
270
515
CAR
-0,013
0,120
-0,006
-0,041
0,004
0,059
0,117
0,022
-0,029
0,080
-0,204
0,036
0,081
0,062
0,010
0,007
0,016
0,018
-0,019
-0,054
0,011
0,038
-0,049
0,023
-0,040
UE
0,003
0,021
0,008
0,064
-0,086
0,045
0,075
0,252
-0,359
0,027
-0,061
0,028
-0,036
0,046
-0,006
0,118
-0,006
0,022
-0,083
0,095
0,006
0,037
0,036
0,104
-0,050
α
0,013
0,013
0,013
0,013
0,013
0,049
0,049
0,049
0,049
0,049
0,007
0,007
0,007
0,007
0,007
-0,005
-0,005
-0,005
-0,005
-0,005
-0,013
-0,013
-0,013
-0,013
-0,013
ERC
-8,840
5,044
-2,375
-0,847
0,104
0,223
0,907
-0,107
0,217
1,151
3,470
1,045
-2,067
1,187
-0,489
0,102
-3,255
1,045
0,168
-0,515
4,320
1,366
-1,013
0,347
0,535
No.
21
Perusahaan
Kode
Ristia Bintang Mahkota Sejati Tbk
RBMS
22
Suryamas Dutamakmur Tbk
SMDM
23
Summarecon Agung Tbk
SMRA
Lampiran 6. (Lanjutan)
EPS
Tahun
EPS
-1
2011
-43
1
2012
6
-43
2013
-43
6
2014
9
-43
2015
-9
9
2011
7
0
2012
3
7
2013
9
3
2014
8
9
2015
14
8
2011
57
35
2012
57
56
2013
76
57
2014
96
76
2015
59
96
103
CP-1
81
86
143
91
88
101
130
191
190
124
1.090
1.240
950
780
1.520
CAR
-0,111
-0,014
-0,004
-0,041
0,172
-0,078
0,014
0,021
0,008
0,034
0,053
0,058
-0,044
0,022
-0,031
UE
-0,543
0,570
-0,343
0,571
-0,205
0,074
-0,031
0,031
-0,005
0,048
0,020
0,001
0,020
0,026
-0,024
α
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,013
0,013
0,013
0,013
0,013
0,006
0,006
0,006
0,006
0,006
ERC
0,204
-0,025
0,012
-0,072
-0,841
-1,232
-0,033
0,255
0,950
0,434
2,329
64,480
-2,500
0,624
1,520
Lampiran 7
Hasil Output SPSS
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
ERC
85
-4,92545
4,32000
,3350146
1,89205495
CSR
85
,01266
,16456
,0746095
,04398009
SYR
85
-4,24800
5,41300
,9395059
1,39485070
SIA
85
,00000
1,00000
,5529412
,50014004
Valid N (listwise)
85
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parametersa,b
85
Mean
Std.
Deviation
,0000000
,74734741
Most Extreme
Absolute
,088
Differences
Positive
,059
Negative
-,088
Test Statistic
Asymp. Sig. (2-tailed)
,088
,152c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
104
ANOVAa
Model
Sum of Squares
Regression
1
Residual
Total
Df
Mean Square
F
253,793
3
84,598
46,916
81
,579
300,709
84
Sig.
,000b
146,056
a. Dependent Variable: ERC
b. Predictors: (Constant), SIA, CSR, SYR
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
B
(Constant)
1
Coefficients
Std. Error
Beta
-2,563
,191
SYR
-,152
,062
CSR
38,457
,309
SIA
Collinearity Statistics
t
Sig.
Tolerance
-13,447
,000
-,112
-2,429
,017
,909
1,101
1,908
,894
20,155
,000
,979
1,021
,173
,082
1,785
,078
,918
1,090
a. Dependent Variable: ERC
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
B
Coefficients
Std. Error
Beta
(Constant)
1
,698
,115
SYR2
,008
,038
-1,568
,002
CSR2X
SIA2
t
Sig.
6,071
,000
,023
,201
,841
1,150
-,151
-1,363
,177
,104
,002
,015
,988
a. Dependent Variable: glejser
Model Summaryb
Model
1
R
,919a
VIF
R Square
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,844
,838
a. Predictors: (Constant), SIA, CSR, SYR
b. Dependent Variable: ERC
105
,76106135
Durbin-Watson
2,161
Download