BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain

advertisement
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain
penelitian
ini
merupakan
penelitian
korelasi
dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian ini menggunakan ex
post facto di dalam penelitian ini tidak melakukan manipulasi variabel, data
yang diperoleh adalah data peristiwa yang sudah berlangsung, sehingga dalam
penelitian ini mencari faktor-faktor yang mempengaruhi peristiwa tersebut.
Menurut Sugiyono (2011: 7) penelitian ex post facto adalah suatu penelitian
yang dilakukan utnuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian
merunut kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menjadi
penyebab timbulnya kejadian tersebut. Penelitian ini dirancang untuk
explanatory research. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui
hubungan orientasi moral
kepedulian dengan moral disengagement pada
siswa SMA se-Kabupaten Sleman. Penelitian ini diracang sebagai penelitian
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis statistik inferensial.
Gejala hasil pengamatan dikonversikan ke dalam angka-angka yang
dianalisis
menggunakan
menggunakan
pendekatan
statistik
sehingga
kuantitatif
penelitian
dengan
ini
menggunakan
dirancang
analisis
inferensial. Hal tersebut berdasar dari anggapan bahwa semua gejala yang
diamati dapat diukur dan diubah dalam bentuk angka yang memungkinkan
digunakan teknik analisis statistik. Pendekatan kuantitatif digunakan sebagai
pendekatan utama. Penelitian ini menggunakan penelitian korelasi, bertujuan
35
36
untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara orientasi moral kepedulian
dengan moral disengagement pada siswa SMA se-Kabupaten Sleman.
Gambar 2. Hubungan Antar Variabel
X
Keterangan :
Y
X
Y
: Orientasi Moral Kepedulian
: Moral disengagement
: Hubungan X dengan Y
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA se-Kabupaten Sleman, dengan
sampel sekolah yaitu SMA 1 Depok, SMA Kolombo, dan SMA 1 Prambanan,
SMA Tiga Maret, dan SMA St. Mikael tahun ajaran 2013-2014. Penelitian ini
dilaksanakan semester ganjil pada bulan September s.d November 2013
C. Variabel Penelitian
Menurut Agus Riyanto (2011: 68) variabel adalah suatu sifat yang akan
diukur atau diamati, nilainya bervariasi antara suatu objek ke objek lainnya
dan terukur. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel numerik
(kuantitatif) merupakan variabel hasil dari perhitungan dan pengukuran ciri
dari datanya adalah berbentuk angka-angka.
Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu :
1. Variabel X adalah Orientasi Moral Kepedulian (X).
2. Variabel Y adalah Moral disengagement (Y).
D. Definisi Operasional
Agus Riyanto (2011: 82) definisi operasional merupakan defnisi dari
variabel-variabel yang akan diteliti secara operasional di lapangan yang
37
bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap
variabel-variabel yang akan diteliti dan untuk pengembangan instrumen,
sehingga variabel yang diteliti menjadi terbatas dan penelitian akan lebih
fokus. Berikut adalah penjelasan dari beberapa istilah yang terdapat dalam
judul penelitian :
1. Moral disengagement
Moral disengagement adalah sebuah kunci proses ketidakaktifan yang
dapat memfasilitasi tindakan buruk dari seseorang. Terdapat regulasi diri yang
tidak aktif di dalam diri seseorang sehingga dapat melakukan tindakan yang
buruk dengan dukungan aspek-aspek kognitif, afektif, dan lingkungan.
Regulasi diri moral yang tidak aktif ini dapat terjadi dengan melalui delapan
mekanisme atau indikator yang saling berkaitan yaitu, justifikasi moral,
penghalusan istilah, perbandingan yang menguntungkan, melemparkan
tanggungjawab, mengaburkan tanggung jawab, tidak menghargai atau
mendistorsi konsekuensi, dehumanisasi, dan menyalahkan orang.
2. Orientasi Moral Kepedulian
Orientasi moral merupakan suatu konsep tentang kerangka atau
perspektif yang berbeda untuk menyusun atau memahami domain moral.
Orientasi moral kepedulian dalam hal ini lebih menekankan pada keterkaitan,
bertanggung jawab dan kepedulian. Tingkat kepedulian antara laki-laki dan
perempuan dikatakan berbeda oleh Gilligan dalam penelitiannya, Gilligan
menemukan bahwa terdapat suatu perasaan mendalam dari kesakitan dan
38
keputusan yang melingkupi berkaitan dengan apa yang ingin di kemukakan
namun tidak tersampaikan oleh perempuan.
E. Subjek Penelitian
1. Populasi
Agus Riyanto (2011: 89) populasi merupakan seluruh subjek
(manusia, binatang, percobaan, data labolatorium, dll) yang akan diteliti dan
memenuhi karakteristik yang ditentukan. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:
130) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, sedangkan menurut
Sugiyono (2011: 90) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Berdasarkan perngertian tersebut maka populasi yang ditentukan oleh peneliti
adalah siswa siswi SMA di Kabupaten Sleman tahun ajaran 2013/2014.
39
Berikut adalah data dari Dinas Pendidikan Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta tahun 2012, data SMA di Kabupaten Sleman yang berjumlah 45
SMA :
Tabel 2. Nama Sekolah SMA di Kabupaten Sleman
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Nama Sekolah SMA Negeri
SMA N 1 Cangkringan
SMA N 1 Depok
SMA N 1 Gamping
SMA N 1 Godean
SMA N 1 Kalasan
SMA N 1 Minggir
SMA N 1 Mlati
SMA N 1 Ngaglik
SMA N 2 Ngaglik
SMA N 1 Ngemplak
SMA N 1 Pakem
SMA N 1 Prambanan
SMA N 1 Seyegan
SMA N 1 Sleman
SMA N 2 Sleman
SMA N 1 Tempel
SMA N 1 Turi
Jumlah Keseluruhan
Nama sekolah SMA Swasta
SMA institut Indonesia Sleman
SMA Sunan Kalijogo
SMAAngkasa Adi Sucipto
SMA Gama Yogyakarta
SMA Kolese De Brito
SMA Kolombo Sleman
SMA Mandala Bakti
SMA Islam 1 Gamping
SMA Proklamasi 45
SMA Immanuel Kalasan
SMA Muhamadiyah Kalasan
SMABudi Mulia Minggir
SMA Muhamadiyah Minggir
SMA Sinatama Sleman
SMA Dr. Wahidin Mlati
SMA Muhamadiyah Mlati
SMA Santo Michael Sleman
SMA Islam Terpadu Bina Umat
SMA Ikip Veteran Ngemplak
SMA Islam 3 Sleman
SMA Muhamadiyah Pakem
SMA Terpadu Darul Hikmah
SMA Islam Prambanan
SMA Muhamadiyah 1 Prambanan
SMA Muhamadiyah 1 Sleman
SMASleman
SMA Ma’arif Sleman
SMAInsan Cendekia
45 Sekolah
Sumber : data dinas Pendidikan Provinsi DIY tahun 2012
2. Metode Penarikan Sampel
Beberapa ahli berpendapat tentang pengertian sampel Saifuddin Azwar
(2010: 79) Suharimi Arikunto (2006: 131) dan Sugiyono ( 2011: 91) sampel
merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
40
tersebut, jika populasi besar maka ada sampel yang diambil dari populasi dan
harus benar-benar representative (mewakili). Sampel berhubungan erat
dengan populasi yaitu keseluruhan gejala atau satuan yang akan diteliti
populasi yang akan di teliti mencakup populasi besar sehingga akan diambil
beberapa sekolah secara acak.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik
sampling bertingkat (Cluster Random Sampling). Agus Riyanto (2011: 97)
cluster random sampling merupakan pengambilan sampel secara gugus
bertahap, dilakukan berdasarkan tingkat wilayah secara bertahap. Karakter
populasi dalam penelitian ini cenderung heterogen dan terdiri dari bermacammacam tingkat wilayah sehingga memerlukan teknik penarikan sampel
bertingkat, berikut adalah tahapan-tahapan untuk mendapatkan sampel dengan
teknik cluster random sampling:
1. Tahap pertama adalah memilih secara acak dengan teknik undian nama
seluruh Sekolah Menengah Atas (SMA) yang
berada di wilayah
Kabupaten Sleman. Nama sekolah yang didapatkan adalah sebagai
berikut: dua SMA Negeri dan satu SMA Swasta di Sleman a) SMA
Negeri 1 Depok, b) SMA Negeri 1 Prambanan, c) SMA Kolombo d)
SMA GAMA e) SMA St. Mikael.
2. Tahap kedua adalah memilih secara acak dengan teknik undian kelas
dalam sekolah SMA tersebut yang selanjutnya menjadi sampel
penelitian. Masing-masing sekolah diambil tiga kelas, masing-masing
41
kelas X, XI, XII setiap kelas diambil satu sampel. Diperoleh tiga kelas
untuk tiap SMA didapat 15 kelas dari keseluruhan sampel SMA.
F. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian kuantitatif menggunakan instrumen untuk mengumpulkan
data, instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang
diteliti (Sugiyono, 2011: 105). Metode pengumpulan data dalam kegiatan
penelitian mempunyai tujuan mengungkap fakta mengenai variabel yang
diteliti, tujuan untuk mengetahuinya haruslah dicapai dengan menggunakan
metode atau cara-cara yang efisien dan akurat (Saifuddin Azwar, (2010: 91).
Metode yang digunakan oleh peneliti adalah dengan menggunakan kuesioner
(angket) dan dokumentasi.
1. Angket (kuesioner)
Agus Riyanto (2011: 131) angket merupakan cara pengumpulan
data tentang suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut
kepentingan umum, angket dilakukan dengan cara mengedarkan suatu
daftar pernyataan yang berupa formulir atau kuesioner. Menurut
Suharsimi Arikunto (2006: 151) kuesioner adalah sejumlah pernyataan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. cara
penyampaian angket yang digunakan adalah angket langsung, peryataan
tetang diri sendiri atau disampaikan langsung pada responden. Bentuk
pernyataan kuesioner penelitian ini adalah pernyataan tertutup (close
ended) terdapat jawaban alternatif dimana responden harus memilih satu
42
diantaranya. Menurut Agus Riyanto (2011: 131) terdapat beberapa
keuntungan jika menggunakan teknik kuesioner, berikut penjelasannya:
a. Dalam waktu yang singkat dapat memperoleh data yang banyak.
b. Menghemat tenaga dan biaya.
c. Responden dapat memilih waktu yang senggang dalam mengisinya.
d. Responden merasa tidak terpaksa dan menjawab lebih terbuka.
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data angket
yang pengukurannya dengan Skala Likert. Menurut Sugiyono (2011: 107)
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial, didalam
penelitian fenomena sosial telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti
yang disebut dengan variabel penelitian. Agus Riyanto (2011: 138) Skala
Likert merupakan skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang tentang suatu gejala atau fenomena
tertentu. Ada dua bentuk Skala Likert yaitu pernyataan
Positif yang
diberi skor 5, 4, 3, 2, 1 dan pernyataan negatif diberi skor 1, 2, 3, 4,
5.berikut adalah jawaban dikaitkan dengan nilai berupa angka.
Pernyataan Positif :
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Kurang Setuju (KS)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
:5
:4
:3
:2
:1
Pernyataan Negatif:
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Kurang Setuju (KS)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
:1
:2
:3
:4
:5
43
2. Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 158) dokumentasi berasal
dari kata dokumen
yang artinya barang-barang tertulis, peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.
Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh jumlah Sekolah
Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Sleman dan data mengenai
deskripsi tempat (lokasi) penelitian.
G. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan alat ukur dari Detert, Trevino & Sweitzer
yang berupa Assess Moral disengagement, terdiri dari 32 item yang telah
dilakukan adaptasi dalam bahasa maupun kondisi di Indonesia. Alat ukur
yang digunakan untuk orientasi moral kepedulian berdasar pada konsep
Gilligan dibuat oleh peneliti sendiri, yang terdiri dari tiga tahap yang di uji
validitas dan reabilitasnya. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 160)
instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistmeatis agar mudah untuk
diolah. Instrumen ini memiliki variasi jenis instrumen penelitian, yaitu angket,
check list atau daftar centang, pedoman wawancara, pedoman pengamatan.
Kisi-kisi angket kuesioner orientasi moral kepedulian dalam penelitian adalah
sebagai berikut:
44
Tabel 3. Kisi-Kisi Angket Orientasi Moral Kepedulian
No. Tahap Orientasi
1
2
3
Aspek
Lingkungan
1
Keluarga
1, 4
2, 4
3, 5
2
Sekolah
6, 9, 12 7, 10
8, 11
3
Masyarakat
13, 16
14, 17 15, 18
Angka 1-3 pada table diatas merupakan pembagian pembuatan angket
moral kepedulian yang diduga mempengaruhi dalam perkembangan moral
kepedulian seseorang.
Pernyataan alternatif yang dipilih adalah menggunakan modifikasi skala
likert. Setiap jawaban item instrument menggunakan modifikasi empat skala
pengkuran dengan gradasi sangat setuju, setuju, tidak setuju. Skor setiap
alternatif jawaban yang diberikan oleh responden pada pernyataan positif (+)
dan pernyataan negatif (-) berikut adalah angket kuesioner orientasi moral
kepedulian :
Tabel 4. Skor Alternatif Jawaban
Pernyataan Positif (+)
Pernyataan Negatif (-)
Alternatif
Skor
Alternatif
Skor
Jawaban
Jawaban
Sangat Setuju
4
Sangat Setuju
1
Setuju
3
Setuju
2
Tidak Setuju
2
Tidak Setuju
3
Sangat Tidak
1
Sangat Tidak
4
Setuju
Setuju
Angket/ kuesioner Moral disengagement terdiri dari 32 pernyataan
positif dan negatif. Berikut adalah kisi-kisi instrumen angket/kuesioner Moral
disengagement yang telah dilakukan adaptasi dari alat ukur Detert, Trevino &
Sweitzer (2008) :
45
Tabel 5. Kisi-Kisi Moral disengagement
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
Indikator
Moral Justification (MJ)
Euphismistic Labelling (EL)
Advantageous Comparison (AC)
Displacement of Responbility
(DISR)
Diffusion of Responbility (DIFR)
Disregarding or Distorting the
Consequence (DC)
Attribution of Blame (AB)
DeHumanization (DEH)
Item
1, 2, 3, 4
5, 6, 7, 8
9, 10, 11, 12
13, 14, 15, 16
Jumlah
4
4
4
4
17, 18, 19, 20
21, 22, 23, 24
4
4
25, 26, 27, 28
29, 30, 31, 32
Jumlah
4
4
32
Skor setiap alternatif jawaban yang diberikan oleh responden pada
pernyataan
positif
(+)
dan
pernyataan
negatif
(-)
berikut
adalah
angket/kuesioner Moral disengagement :
Tabel 6. Skor Alternatif Jawaban
Pernyataan Positif
Alternatif Jawaban
Skor
Ya
Tidak
1
0
Pernyataan Negatif
Alternatif
Skor
Jawaban
Ya
0
Tidak
1
H. Uji Coba Instrumen
Digunakan sebagai alat untuk mendapatkan data penelitian yang
sebenarnya agar mendapatkan data penelitian yang valid. Hasil uji coba
validitas dan reliabilitas sebagai alat perimbangan peneliti. Agus Riyanto
(2011: 149) jika pernyataan yang tidak valid dan reliabel maka dapat dibuang
pernyataanya, atau kalimatnya dapat di edit lalu dipakai untuk penelitian, atau
pernyataan tetap dipakai karena pernyataan yang vital. .
46
1. Uji Validitas Kuesioner
Agus Riyanto (2011: 144) valid artinya alat tersebut mengukur apa
yang ingin diukur, sedangkan validitas merupakan ketepatan atau
kecermatan pengukuran. Terdapat dua syarat penting yang berlaku pada
sebuah kuesioner yaitu sebuah kuesioner harus valid dan reliabel. Suatu
kuesioner dapat dikatakan valid jika peryataan pada suatu kuesioner
mampu mengungkapan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut. Guna mengetahui validitas suatu instrumen dalam hal
kuesioner maka dilakukan dengan cara mengkorelasikan antar skor
masing-masing valiabel dengan skor totalnya, jika suatu variabel
(peryataan) dikatakan valid apabila skor variabel tersebut berkorelasi
secara signifikan dengan skor totalnya. ujicoba validitas instrumen ini
dianalisis dengan menggunakan skala likert (1 ,2, 3, 4, 5), maka uji
validitas yang digunakan adalah Korelasi Pearson Product Moment
berikut rumus dari Karl Pearson :
=
∑
{ ∑
− (∑ )(∑ )
− (∑ ) }{ ∑
− (∑ ) }
Keterangan :
rxy
: Koefisien Korelasi Antara X dan Y
N
: Jumlah Subjek atau Responden
ΣX
: Jumlah Skor Butir Pernyataan
2
:
ΣX
Jumlah Kuadrat Skor Butir Pernyataan
ΣY2 : Jumlah Skor Total pernyataan
ΣXY :Jumlah Perkalian X dan Y(Tulus Winarsunu, 2009: 70)
Kriteria pengajuan suatu butir dikatakan valid apabila nilai
probabilitas 0,05 lebih besar atau sma dengan nilai probabilitas Sig
47
(signifikan) dan nilai probabilitas 0,01 lebih besar atau sama dengan
nilai probabilitas Sig (sangat signifikan). Berikut adalah tabel hasil uji
validitas :
Tabel 7. Hasil Uji Validitas Orientasi Moral Kepedulian
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Item
R
Signifikasi
1
0,557
Sangat signifikasi
2
-0,050
Tidak signifikasi
3
0,726
Sangat signifikasi
4
0,516
Sangat signifikasi
5
0.277
Tidak signifikasi
6
0,653
Sangat signifikasi
7
0,685
Sangat signifikasi
8
0,520
Sangat signifikasi
9
0,623
Sangat signifikasi
10
0,650
Sangat signifikasi
11
0,454
Sangat signifikasi
12
0,503
Sangat signifikasi
13
0,170
Tidak signifikasi
14
0,621
Sangat signifikasi
15
0,516
Sangat signifikasi
16
0,088
Tidak signifikasi
17
0,047
Tidak signifikasi
18
0,326
Tidak signifikasi
Sumber data primer yang sudah diolah, 2013
Keterangan
Valid
Tidak valid
Valid
Valid
Tidak valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak valid
Valid
Valid
Tidak valid
Tidak valid
Tidak valid
Hasil uji validitas butir soal untuk orientasi moral kepedulian
tersebut menjelaskan bahwa dari keseluruhan 18 butir soal ada 12
yang valid dan 6 butir soal yang gugur.
48
Tabel 8. Hasil Uji Validitas Moral disengagement
No item
R
Signifikasi
Keterangan
1
1
0,685**
Sangat signifikan
Valid
2
2
0,764**
Sangat signifikan
Valid
3
3
0,599**
Sangat signifikan
Valid
4
4
0,515**
Sangat signifikan
Valid
5
5
0,783**
Sangat signifikan
Valid
6
6
0,010
Tidak signifikan
Tidak valid
7
7
0,764**
Sangat signifikan
Valid
8
8
0,206
Tidak signifikan
Tidak valid
9
9
0,627**
Sangat signifikan
Valid
10
10
0,764**
Sangat signifikan
Valid
11
11
0,764**
Sangat signifikan
Valid
12
12
0,685**
Sangat signifikan
Valid
13
13
0,468*
Sangat signifikan
Valid
14
14
0,323
Tidak signifikan
Tidak valid
15
15
-0,075
Tidak signifikan
Tidak valid
16
16
0,406*
Signifikan
Valid
17
17
0,172
Tidak signifikan
Tidak valid
18
18
0,613**
Sangat signifikan
Valid
19
19
0,228
Tidak signifikan
Tidak valid
20
20
-0,108
Tidak signifikan
Tidak valid
21
21
0,783**
Sangat signifikan
Valid
22
22
0,066
Tidak signifikan
Tidak valid
23
23
0,690**
Sangat signifikan
Valid
24
24
0,552**
Sangat signifikan
Valid
25
25
0,824**
Sangat signifikan
Valid
26
26
0,137
Tidak signifikan
Tidak valid
27
27
0,073
Tidak signifikan
Tidak valid
28
28
0,267
Tidak signifikan
Tidak valid
29
29
0,821**
Sangat signifikan
Valid
30
30
0,666**
Sangat signifikan
Valid
31
31
0,821**
Sangat signifikan
Valid
32
32
0,600**
Sangat signifikan
Valid
Sumber : Data primer yang sudah diolah, 2013.
Dari hasil uji validitas butir soal untuk moral disengagement
tersebut menjelaskan bahwa dari keseluruhan 32 butir soal yang
valid ada 21 item, sedangkan yang gugur ada 11 item
49
2. Uji Reliabilitas
Agus Riyanto (2011: 147) Reliabilitas artinya kestabilan
pengukuran, suatu alat dapat dikatakan relabel jika digunakan
berulang-ulang nilai sama. pernyataan dikatakan reliabel jika
jawaban seseorang terhadap pernyataan konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 179) Terdapat
dua jenis uji realibilitas yaitu reliabilitas eksternal yang ukurannya
berada di luar instrumen, dan jika perhitungan dilakukan
berdasarkan data dari instrumen tersebut saja akan menghasilkan
reliabilitas internal. Penelitian ini termasuk dalam jenis uji
realibilitas internal yang pengetesannya diperoleh dengan cara
menganalisis data dari satu kali hasil pengetesan. Teknik untuk
mengetahui reliabilitas instrument variabel digunakan rumus
koefisien Alpha cronbach. Rumus ini digunakan dalam satu angket
yang tidak menghendaki suatu jawaban yang mutlak benar atau
salah, namun digunakan untuk mencari realibilitas instrument yang
skornya nol atau satu, berikut adalah rumus dari Alpha Cronbach :
=
( − 1)
1−
Keterangan :
r11
: Reliabilitas Instrumen
k
: Banyak Butiran pernyataan
Σσ2b : Jumlah Varians Butir
Σ 21
: Varians Total (Suharsimi Arikunto, (2006: 195)
50
Hasil perhitungan diinterpretasikan dalam table interpretasi
nilai r berikut ini. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat
keterandalan.
Tabel 9. Tingkat Keterandalan Instrumen Penelitian
Koefisien r
Tingkat Keterandalan
Antara 0,800 sampai 1,000
Sangat tinggi
Antara 0,600 sampai 0,800
Tinggi
Antara 0, 400 sampai 0,600
Cukup
Antara 0,200 sampai 0,400
Rendah
Antara 0,000 sampai 0,200
Sangat rendah
Suharsimi Arikunto (2006:276)
Besarnya koefisien alpha yang diperoleh menunjukkan
koefisien reliabilitas instrumen. Rangkuman hasil uji reliabilitas dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 10. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
No
Variabel
Koefisien Alpha
Interpretasi
Orientasi moral
1.
0, 711
Sangat Tinggi
kepedulain
2.
Moral disengagement
0,735
Sangat Tinggi
I. Teknik Analisis Data
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik
inferensial. Menurut Tulus Winarsunu (2002: 3) statistik inferensial adalah
statistik yang digunakan untuk menarik kesimpulan tentang keadaan populasi atau
51
parameter berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Adapun analisis
yang akan dilakukan adalah analisis hubungan orientasi moral kepedulian dengan
moral disengagement. Rumus yang digunakan yaitu korelasi Product moment dari
Karl Pearson (Suharsimi Arikunto, 2006: 146).
Rumus korelasi Product Moment sebagai berikut :
=
∑
{ ∑
− (∑ )(∑ )
− (∑ ) }{ ∑
− (∑ ) }
Keterangan :
Rxy
N
∑xy
∑x
∑y
∑
∑
: koefisien korelasi antar variabel x dan y
: jumlah subjek
: produk dari x dan y
: jumlah dari x
: jumlah dari y
: jumlah x kuadrat
: jumlah y kuadrat
Hipotesis penelitian yang akan diuji ini dirumuskan sebagai berikut :
Ha : Orientasi moral kepedulian mempunyai hubungan secara signifikan atau
sangat signifikan dengan moral disengagement.
Ho : Orientasi moral kepedulian tidak mempunyai hubungan secara signifikan
atau sangat signifikan dengan moral disengagement.
Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas
Sig artinya signifikan atau jika nilai probabilitas 0,01 lebih besar atau sama dengan
nilai probabilitas Sig artinya sangat signifikan, dalam hal ini maka Ho ditolak dan
Ha diterima dan jika nilai probabilitas 0,05 serta 0,01 lebih kecil dengan nilai
probabilitas Sig artinya tidak signifikan, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
52
Sementara analisis statistik yang deskriptif dalam penelitian ini dijadikan
sebagai penunjang. Menurut Sugiyono (2012: 29) statistik deskriptif adalah
statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap
objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa
melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum.
Rumus yang digunakan untuk penentuan kecenderungan variabel, sebagai
gambaran Orientasi moral kepedulian dan moral disengagement, yaitu setelah nilai
minimum (Xmin) dan nilai maksimum (Xmax) diketahui, maka selanjutnya
mencari nilai rata-rata (Mi) dengan rumus Mi = ½ (Xmax+Xmin), mencari standar
deviasi (SDi) dengan rumus Sdi = 1/6 (Xmax-Xmin). Diperoleh skor tertinggi sebesar
48 dan skor terendah sebesar 22, mean variabel Orientasi moral adalah 36,88.
Standar deviasi adalah 5,073. Dari perhitungan di atas dapat dikategorikan dalam
3 kelas sebagai berikut:
Baik
= ≥ Mi + 1SDi
= ≥ 44, 953
Sedang
= Mi – 1SDi sampai dengan < Mi + 1SDi
= 31, 87 sampai dengan < 44,959
Buruk
= < Mi – 1SDi
= < 31, 807
Tabel 11. Kategorisasi Data Orientasi Moral Kepedulian
No
Kategori
Rentang Data
1.
Baik
≥ 44,953
2.
Sedang
31, 87 - 44,959
3.
Buruk
< 31, 807
53
Untuk data Moral disengagement diperoleh skor tertinggi sebesar 21 dan
skor terendah sebesar 0, mean 14, 02. Standar deviasi 3,894. Dari perhitungan
tersebut dapat dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut:
Baik
= ≥ Mi + 1SDi
= ≥ 18.060
Sedang
= Mi – 1SDi sampai dengan < Mi + 1SDi
= 10.074 sampai dengan < 18.060
Buruk
= < Mi – 1SDi
= < 10.074
Tabel 12. Kategorisasi Data Moral disengagement
No
1.
2.
3.
Kategori
Tinggi
Sedang
Rendah
Rentang Data
≥ 18, 060
10.074 18.060
< 10,074
Download