BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini merupakan penelitian korelasi dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian ini menggunakan ex post facto di dalam penelitian ini tidak melakukan manipulasi variabel, data yang diperoleh adalah data peristiwa yang sudah berlangsung, sehingga dalam penelitian ini mencari faktor-faktor yang mempengaruhi peristiwa tersebut. Menurut Sugiyono (2011: 7) penelitian ex post facto adalah suatu penelitian yang dilakukan utnuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menjadi penyebab timbulnya kejadian tersebut. Penelitian ini dirancang untuk explanatory research. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan orientasi moral kepedulian dengan moral disengagement pada siswa SMA se-Kabupaten Sleman. Penelitian ini diracang sebagai penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis statistik inferensial. Gejala hasil pengamatan dikonversikan ke dalam angka-angka yang dianalisis menggunakan menggunakan pendekatan statistik sehingga kuantitatif penelitian dengan ini menggunakan dirancang analisis inferensial. Hal tersebut berdasar dari anggapan bahwa semua gejala yang diamati dapat diukur dan diubah dalam bentuk angka yang memungkinkan digunakan teknik analisis statistik. Pendekatan kuantitatif digunakan sebagai pendekatan utama. Penelitian ini menggunakan penelitian korelasi, bertujuan 35 36 untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara orientasi moral kepedulian dengan moral disengagement pada siswa SMA se-Kabupaten Sleman. Gambar 2. Hubungan Antar Variabel X Keterangan : Y X Y : Orientasi Moral Kepedulian : Moral disengagement : Hubungan X dengan Y B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA se-Kabupaten Sleman, dengan sampel sekolah yaitu SMA 1 Depok, SMA Kolombo, dan SMA 1 Prambanan, SMA Tiga Maret, dan SMA St. Mikael tahun ajaran 2013-2014. Penelitian ini dilaksanakan semester ganjil pada bulan September s.d November 2013 C. Variabel Penelitian Menurut Agus Riyanto (2011: 68) variabel adalah suatu sifat yang akan diukur atau diamati, nilainya bervariasi antara suatu objek ke objek lainnya dan terukur. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel numerik (kuantitatif) merupakan variabel hasil dari perhitungan dan pengukuran ciri dari datanya adalah berbentuk angka-angka. Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu : 1. Variabel X adalah Orientasi Moral Kepedulian (X). 2. Variabel Y adalah Moral disengagement (Y). D. Definisi Operasional Agus Riyanto (2011: 82) definisi operasional merupakan defnisi dari variabel-variabel yang akan diteliti secara operasional di lapangan yang 37 bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang akan diteliti dan untuk pengembangan instrumen, sehingga variabel yang diteliti menjadi terbatas dan penelitian akan lebih fokus. Berikut adalah penjelasan dari beberapa istilah yang terdapat dalam judul penelitian : 1. Moral disengagement Moral disengagement adalah sebuah kunci proses ketidakaktifan yang dapat memfasilitasi tindakan buruk dari seseorang. Terdapat regulasi diri yang tidak aktif di dalam diri seseorang sehingga dapat melakukan tindakan yang buruk dengan dukungan aspek-aspek kognitif, afektif, dan lingkungan. Regulasi diri moral yang tidak aktif ini dapat terjadi dengan melalui delapan mekanisme atau indikator yang saling berkaitan yaitu, justifikasi moral, penghalusan istilah, perbandingan yang menguntungkan, melemparkan tanggungjawab, mengaburkan tanggung jawab, tidak menghargai atau mendistorsi konsekuensi, dehumanisasi, dan menyalahkan orang. 2. Orientasi Moral Kepedulian Orientasi moral merupakan suatu konsep tentang kerangka atau perspektif yang berbeda untuk menyusun atau memahami domain moral. Orientasi moral kepedulian dalam hal ini lebih menekankan pada keterkaitan, bertanggung jawab dan kepedulian. Tingkat kepedulian antara laki-laki dan perempuan dikatakan berbeda oleh Gilligan dalam penelitiannya, Gilligan menemukan bahwa terdapat suatu perasaan mendalam dari kesakitan dan 38 keputusan yang melingkupi berkaitan dengan apa yang ingin di kemukakan namun tidak tersampaikan oleh perempuan. E. Subjek Penelitian 1. Populasi Agus Riyanto (2011: 89) populasi merupakan seluruh subjek (manusia, binatang, percobaan, data labolatorium, dll) yang akan diteliti dan memenuhi karakteristik yang ditentukan. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 130) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, sedangkan menurut Sugiyono (2011: 90) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Berdasarkan perngertian tersebut maka populasi yang ditentukan oleh peneliti adalah siswa siswi SMA di Kabupaten Sleman tahun ajaran 2013/2014. 39 Berikut adalah data dari Dinas Pendidikan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2012, data SMA di Kabupaten Sleman yang berjumlah 45 SMA : Tabel 2. Nama Sekolah SMA di Kabupaten Sleman No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 Nama Sekolah SMA Negeri SMA N 1 Cangkringan SMA N 1 Depok SMA N 1 Gamping SMA N 1 Godean SMA N 1 Kalasan SMA N 1 Minggir SMA N 1 Mlati SMA N 1 Ngaglik SMA N 2 Ngaglik SMA N 1 Ngemplak SMA N 1 Pakem SMA N 1 Prambanan SMA N 1 Seyegan SMA N 1 Sleman SMA N 2 Sleman SMA N 1 Tempel SMA N 1 Turi Jumlah Keseluruhan Nama sekolah SMA Swasta SMA institut Indonesia Sleman SMA Sunan Kalijogo SMAAngkasa Adi Sucipto SMA Gama Yogyakarta SMA Kolese De Brito SMA Kolombo Sleman SMA Mandala Bakti SMA Islam 1 Gamping SMA Proklamasi 45 SMA Immanuel Kalasan SMA Muhamadiyah Kalasan SMABudi Mulia Minggir SMA Muhamadiyah Minggir SMA Sinatama Sleman SMA Dr. Wahidin Mlati SMA Muhamadiyah Mlati SMA Santo Michael Sleman SMA Islam Terpadu Bina Umat SMA Ikip Veteran Ngemplak SMA Islam 3 Sleman SMA Muhamadiyah Pakem SMA Terpadu Darul Hikmah SMA Islam Prambanan SMA Muhamadiyah 1 Prambanan SMA Muhamadiyah 1 Sleman SMASleman SMA Ma’arif Sleman SMAInsan Cendekia 45 Sekolah Sumber : data dinas Pendidikan Provinsi DIY tahun 2012 2. Metode Penarikan Sampel Beberapa ahli berpendapat tentang pengertian sampel Saifuddin Azwar (2010: 79) Suharimi Arikunto (2006: 131) dan Sugiyono ( 2011: 91) sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi 40 tersebut, jika populasi besar maka ada sampel yang diambil dari populasi dan harus benar-benar representative (mewakili). Sampel berhubungan erat dengan populasi yaitu keseluruhan gejala atau satuan yang akan diteliti populasi yang akan di teliti mencakup populasi besar sehingga akan diambil beberapa sekolah secara acak. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik sampling bertingkat (Cluster Random Sampling). Agus Riyanto (2011: 97) cluster random sampling merupakan pengambilan sampel secara gugus bertahap, dilakukan berdasarkan tingkat wilayah secara bertahap. Karakter populasi dalam penelitian ini cenderung heterogen dan terdiri dari bermacammacam tingkat wilayah sehingga memerlukan teknik penarikan sampel bertingkat, berikut adalah tahapan-tahapan untuk mendapatkan sampel dengan teknik cluster random sampling: 1. Tahap pertama adalah memilih secara acak dengan teknik undian nama seluruh Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berada di wilayah Kabupaten Sleman. Nama sekolah yang didapatkan adalah sebagai berikut: dua SMA Negeri dan satu SMA Swasta di Sleman a) SMA Negeri 1 Depok, b) SMA Negeri 1 Prambanan, c) SMA Kolombo d) SMA GAMA e) SMA St. Mikael. 2. Tahap kedua adalah memilih secara acak dengan teknik undian kelas dalam sekolah SMA tersebut yang selanjutnya menjadi sampel penelitian. Masing-masing sekolah diambil tiga kelas, masing-masing 41 kelas X, XI, XII setiap kelas diambil satu sampel. Diperoleh tiga kelas untuk tiap SMA didapat 15 kelas dari keseluruhan sampel SMA. F. Teknik Pengumpulan Data Penelitian kuantitatif menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data, instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti (Sugiyono, 2011: 105). Metode pengumpulan data dalam kegiatan penelitian mempunyai tujuan mengungkap fakta mengenai variabel yang diteliti, tujuan untuk mengetahuinya haruslah dicapai dengan menggunakan metode atau cara-cara yang efisien dan akurat (Saifuddin Azwar, (2010: 91). Metode yang digunakan oleh peneliti adalah dengan menggunakan kuesioner (angket) dan dokumentasi. 1. Angket (kuesioner) Agus Riyanto (2011: 131) angket merupakan cara pengumpulan data tentang suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum, angket dilakukan dengan cara mengedarkan suatu daftar pernyataan yang berupa formulir atau kuesioner. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 151) kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. cara penyampaian angket yang digunakan adalah angket langsung, peryataan tetang diri sendiri atau disampaikan langsung pada responden. Bentuk pernyataan kuesioner penelitian ini adalah pernyataan tertutup (close ended) terdapat jawaban alternatif dimana responden harus memilih satu 42 diantaranya. Menurut Agus Riyanto (2011: 131) terdapat beberapa keuntungan jika menggunakan teknik kuesioner, berikut penjelasannya: a. Dalam waktu yang singkat dapat memperoleh data yang banyak. b. Menghemat tenaga dan biaya. c. Responden dapat memilih waktu yang senggang dalam mengisinya. d. Responden merasa tidak terpaksa dan menjawab lebih terbuka. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data angket yang pengukurannya dengan Skala Likert. Menurut Sugiyono (2011: 107) Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial, didalam penelitian fenomena sosial telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang disebut dengan variabel penelitian. Agus Riyanto (2011: 138) Skala Likert merupakan skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang suatu gejala atau fenomena tertentu. Ada dua bentuk Skala Likert yaitu pernyataan Positif yang diberi skor 5, 4, 3, 2, 1 dan pernyataan negatif diberi skor 1, 2, 3, 4, 5.berikut adalah jawaban dikaitkan dengan nilai berupa angka. Pernyataan Positif : Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Kurang Setuju (KS) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS) :5 :4 :3 :2 :1 Pernyataan Negatif: Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Kurang Setuju (KS) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS) :1 :2 :3 :4 :5 43 2. Dokumentasi Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 158) dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh jumlah Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Sleman dan data mengenai deskripsi tempat (lokasi) penelitian. G. Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan alat ukur dari Detert, Trevino & Sweitzer yang berupa Assess Moral disengagement, terdiri dari 32 item yang telah dilakukan adaptasi dalam bahasa maupun kondisi di Indonesia. Alat ukur yang digunakan untuk orientasi moral kepedulian berdasar pada konsep Gilligan dibuat oleh peneliti sendiri, yang terdiri dari tiga tahap yang di uji validitas dan reabilitasnya. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 160) instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistmeatis agar mudah untuk diolah. Instrumen ini memiliki variasi jenis instrumen penelitian, yaitu angket, check list atau daftar centang, pedoman wawancara, pedoman pengamatan. Kisi-kisi angket kuesioner orientasi moral kepedulian dalam penelitian adalah sebagai berikut: 44 Tabel 3. Kisi-Kisi Angket Orientasi Moral Kepedulian No. Tahap Orientasi 1 2 3 Aspek Lingkungan 1 Keluarga 1, 4 2, 4 3, 5 2 Sekolah 6, 9, 12 7, 10 8, 11 3 Masyarakat 13, 16 14, 17 15, 18 Angka 1-3 pada table diatas merupakan pembagian pembuatan angket moral kepedulian yang diduga mempengaruhi dalam perkembangan moral kepedulian seseorang. Pernyataan alternatif yang dipilih adalah menggunakan modifikasi skala likert. Setiap jawaban item instrument menggunakan modifikasi empat skala pengkuran dengan gradasi sangat setuju, setuju, tidak setuju. Skor setiap alternatif jawaban yang diberikan oleh responden pada pernyataan positif (+) dan pernyataan negatif (-) berikut adalah angket kuesioner orientasi moral kepedulian : Tabel 4. Skor Alternatif Jawaban Pernyataan Positif (+) Pernyataan Negatif (-) Alternatif Skor Alternatif Skor Jawaban Jawaban Sangat Setuju 4 Sangat Setuju 1 Setuju 3 Setuju 2 Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3 Sangat Tidak 1 Sangat Tidak 4 Setuju Setuju Angket/ kuesioner Moral disengagement terdiri dari 32 pernyataan positif dan negatif. Berikut adalah kisi-kisi instrumen angket/kuesioner Moral disengagement yang telah dilakukan adaptasi dari alat ukur Detert, Trevino & Sweitzer (2008) : 45 Tabel 5. Kisi-Kisi Moral disengagement No. 1 2 3 4 5 6 7 8 Indikator Moral Justification (MJ) Euphismistic Labelling (EL) Advantageous Comparison (AC) Displacement of Responbility (DISR) Diffusion of Responbility (DIFR) Disregarding or Distorting the Consequence (DC) Attribution of Blame (AB) DeHumanization (DEH) Item 1, 2, 3, 4 5, 6, 7, 8 9, 10, 11, 12 13, 14, 15, 16 Jumlah 4 4 4 4 17, 18, 19, 20 21, 22, 23, 24 4 4 25, 26, 27, 28 29, 30, 31, 32 Jumlah 4 4 32 Skor setiap alternatif jawaban yang diberikan oleh responden pada pernyataan positif (+) dan pernyataan negatif (-) berikut adalah angket/kuesioner Moral disengagement : Tabel 6. Skor Alternatif Jawaban Pernyataan Positif Alternatif Jawaban Skor Ya Tidak 1 0 Pernyataan Negatif Alternatif Skor Jawaban Ya 0 Tidak 1 H. Uji Coba Instrumen Digunakan sebagai alat untuk mendapatkan data penelitian yang sebenarnya agar mendapatkan data penelitian yang valid. Hasil uji coba validitas dan reliabilitas sebagai alat perimbangan peneliti. Agus Riyanto (2011: 149) jika pernyataan yang tidak valid dan reliabel maka dapat dibuang pernyataanya, atau kalimatnya dapat di edit lalu dipakai untuk penelitian, atau pernyataan tetap dipakai karena pernyataan yang vital. . 46 1. Uji Validitas Kuesioner Agus Riyanto (2011: 144) valid artinya alat tersebut mengukur apa yang ingin diukur, sedangkan validitas merupakan ketepatan atau kecermatan pengukuran. Terdapat dua syarat penting yang berlaku pada sebuah kuesioner yaitu sebuah kuesioner harus valid dan reliabel. Suatu kuesioner dapat dikatakan valid jika peryataan pada suatu kuesioner mampu mengungkapan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Guna mengetahui validitas suatu instrumen dalam hal kuesioner maka dilakukan dengan cara mengkorelasikan antar skor masing-masing valiabel dengan skor totalnya, jika suatu variabel (peryataan) dikatakan valid apabila skor variabel tersebut berkorelasi secara signifikan dengan skor totalnya. ujicoba validitas instrumen ini dianalisis dengan menggunakan skala likert (1 ,2, 3, 4, 5), maka uji validitas yang digunakan adalah Korelasi Pearson Product Moment berikut rumus dari Karl Pearson : = ∑ { ∑ − (∑ )(∑ ) − (∑ ) }{ ∑ − (∑ ) } Keterangan : rxy : Koefisien Korelasi Antara X dan Y N : Jumlah Subjek atau Responden ΣX : Jumlah Skor Butir Pernyataan 2 : ΣX Jumlah Kuadrat Skor Butir Pernyataan ΣY2 : Jumlah Skor Total pernyataan ΣXY :Jumlah Perkalian X dan Y(Tulus Winarsunu, 2009: 70) Kriteria pengajuan suatu butir dikatakan valid apabila nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sma dengan nilai probabilitas Sig 47 (signifikan) dan nilai probabilitas 0,01 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig (sangat signifikan). Berikut adalah tabel hasil uji validitas : Tabel 7. Hasil Uji Validitas Orientasi Moral Kepedulian No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Item R Signifikasi 1 0,557 Sangat signifikasi 2 -0,050 Tidak signifikasi 3 0,726 Sangat signifikasi 4 0,516 Sangat signifikasi 5 0.277 Tidak signifikasi 6 0,653 Sangat signifikasi 7 0,685 Sangat signifikasi 8 0,520 Sangat signifikasi 9 0,623 Sangat signifikasi 10 0,650 Sangat signifikasi 11 0,454 Sangat signifikasi 12 0,503 Sangat signifikasi 13 0,170 Tidak signifikasi 14 0,621 Sangat signifikasi 15 0,516 Sangat signifikasi 16 0,088 Tidak signifikasi 17 0,047 Tidak signifikasi 18 0,326 Tidak signifikasi Sumber data primer yang sudah diolah, 2013 Keterangan Valid Tidak valid Valid Valid Tidak valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak valid Valid Valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Hasil uji validitas butir soal untuk orientasi moral kepedulian tersebut menjelaskan bahwa dari keseluruhan 18 butir soal ada 12 yang valid dan 6 butir soal yang gugur. 48 Tabel 8. Hasil Uji Validitas Moral disengagement No item R Signifikasi Keterangan 1 1 0,685** Sangat signifikan Valid 2 2 0,764** Sangat signifikan Valid 3 3 0,599** Sangat signifikan Valid 4 4 0,515** Sangat signifikan Valid 5 5 0,783** Sangat signifikan Valid 6 6 0,010 Tidak signifikan Tidak valid 7 7 0,764** Sangat signifikan Valid 8 8 0,206 Tidak signifikan Tidak valid 9 9 0,627** Sangat signifikan Valid 10 10 0,764** Sangat signifikan Valid 11 11 0,764** Sangat signifikan Valid 12 12 0,685** Sangat signifikan Valid 13 13 0,468* Sangat signifikan Valid 14 14 0,323 Tidak signifikan Tidak valid 15 15 -0,075 Tidak signifikan Tidak valid 16 16 0,406* Signifikan Valid 17 17 0,172 Tidak signifikan Tidak valid 18 18 0,613** Sangat signifikan Valid 19 19 0,228 Tidak signifikan Tidak valid 20 20 -0,108 Tidak signifikan Tidak valid 21 21 0,783** Sangat signifikan Valid 22 22 0,066 Tidak signifikan Tidak valid 23 23 0,690** Sangat signifikan Valid 24 24 0,552** Sangat signifikan Valid 25 25 0,824** Sangat signifikan Valid 26 26 0,137 Tidak signifikan Tidak valid 27 27 0,073 Tidak signifikan Tidak valid 28 28 0,267 Tidak signifikan Tidak valid 29 29 0,821** Sangat signifikan Valid 30 30 0,666** Sangat signifikan Valid 31 31 0,821** Sangat signifikan Valid 32 32 0,600** Sangat signifikan Valid Sumber : Data primer yang sudah diolah, 2013. Dari hasil uji validitas butir soal untuk moral disengagement tersebut menjelaskan bahwa dari keseluruhan 32 butir soal yang valid ada 21 item, sedangkan yang gugur ada 11 item 49 2. Uji Reliabilitas Agus Riyanto (2011: 147) Reliabilitas artinya kestabilan pengukuran, suatu alat dapat dikatakan relabel jika digunakan berulang-ulang nilai sama. pernyataan dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pernyataan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 179) Terdapat dua jenis uji realibilitas yaitu reliabilitas eksternal yang ukurannya berada di luar instrumen, dan jika perhitungan dilakukan berdasarkan data dari instrumen tersebut saja akan menghasilkan reliabilitas internal. Penelitian ini termasuk dalam jenis uji realibilitas internal yang pengetesannya diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali hasil pengetesan. Teknik untuk mengetahui reliabilitas instrument variabel digunakan rumus koefisien Alpha cronbach. Rumus ini digunakan dalam satu angket yang tidak menghendaki suatu jawaban yang mutlak benar atau salah, namun digunakan untuk mencari realibilitas instrument yang skornya nol atau satu, berikut adalah rumus dari Alpha Cronbach : = ( − 1) 1− Keterangan : r11 : Reliabilitas Instrumen k : Banyak Butiran pernyataan Σσ2b : Jumlah Varians Butir Σ 21 : Varians Total (Suharsimi Arikunto, (2006: 195) 50 Hasil perhitungan diinterpretasikan dalam table interpretasi nilai r berikut ini. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keterandalan. Tabel 9. Tingkat Keterandalan Instrumen Penelitian Koefisien r Tingkat Keterandalan Antara 0,800 sampai 1,000 Sangat tinggi Antara 0,600 sampai 0,800 Tinggi Antara 0, 400 sampai 0,600 Cukup Antara 0,200 sampai 0,400 Rendah Antara 0,000 sampai 0,200 Sangat rendah Suharsimi Arikunto (2006:276) Besarnya koefisien alpha yang diperoleh menunjukkan koefisien reliabilitas instrumen. Rangkuman hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 10. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen No Variabel Koefisien Alpha Interpretasi Orientasi moral 1. 0, 711 Sangat Tinggi kepedulain 2. Moral disengagement 0,735 Sangat Tinggi I. Teknik Analisis Data Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik inferensial. Menurut Tulus Winarsunu (2002: 3) statistik inferensial adalah statistik yang digunakan untuk menarik kesimpulan tentang keadaan populasi atau 51 parameter berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Adapun analisis yang akan dilakukan adalah analisis hubungan orientasi moral kepedulian dengan moral disengagement. Rumus yang digunakan yaitu korelasi Product moment dari Karl Pearson (Suharsimi Arikunto, 2006: 146). Rumus korelasi Product Moment sebagai berikut : = ∑ { ∑ − (∑ )(∑ ) − (∑ ) }{ ∑ − (∑ ) } Keterangan : Rxy N ∑xy ∑x ∑y ∑ ∑ : koefisien korelasi antar variabel x dan y : jumlah subjek : produk dari x dan y : jumlah dari x : jumlah dari y : jumlah x kuadrat : jumlah y kuadrat Hipotesis penelitian yang akan diuji ini dirumuskan sebagai berikut : Ha : Orientasi moral kepedulian mempunyai hubungan secara signifikan atau sangat signifikan dengan moral disengagement. Ho : Orientasi moral kepedulian tidak mempunyai hubungan secara signifikan atau sangat signifikan dengan moral disengagement. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig artinya signifikan atau jika nilai probabilitas 0,01 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig artinya sangat signifikan, dalam hal ini maka Ho ditolak dan Ha diterima dan jika nilai probabilitas 0,05 serta 0,01 lebih kecil dengan nilai probabilitas Sig artinya tidak signifikan, maka Ho diterima dan Ha ditolak. 52 Sementara analisis statistik yang deskriptif dalam penelitian ini dijadikan sebagai penunjang. Menurut Sugiyono (2012: 29) statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum. Rumus yang digunakan untuk penentuan kecenderungan variabel, sebagai gambaran Orientasi moral kepedulian dan moral disengagement, yaitu setelah nilai minimum (Xmin) dan nilai maksimum (Xmax) diketahui, maka selanjutnya mencari nilai rata-rata (Mi) dengan rumus Mi = ½ (Xmax+Xmin), mencari standar deviasi (SDi) dengan rumus Sdi = 1/6 (Xmax-Xmin). Diperoleh skor tertinggi sebesar 48 dan skor terendah sebesar 22, mean variabel Orientasi moral adalah 36,88. Standar deviasi adalah 5,073. Dari perhitungan di atas dapat dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut: Baik = ≥ Mi + 1SDi = ≥ 44, 953 Sedang = Mi – 1SDi sampai dengan < Mi + 1SDi = 31, 87 sampai dengan < 44,959 Buruk = < Mi – 1SDi = < 31, 807 Tabel 11. Kategorisasi Data Orientasi Moral Kepedulian No Kategori Rentang Data 1. Baik ≥ 44,953 2. Sedang 31, 87 - 44,959 3. Buruk < 31, 807 53 Untuk data Moral disengagement diperoleh skor tertinggi sebesar 21 dan skor terendah sebesar 0, mean 14, 02. Standar deviasi 3,894. Dari perhitungan tersebut dapat dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut: Baik = ≥ Mi + 1SDi = ≥ 18.060 Sedang = Mi – 1SDi sampai dengan < Mi + 1SDi = 10.074 sampai dengan < 18.060 Buruk = < Mi – 1SDi = < 10.074 Tabel 12. Kategorisasi Data Moral disengagement No 1. 2. 3. Kategori Tinggi Sedang Rendah Rentang Data ≥ 18, 060 10.074 18.060 < 10,074