I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik tanah yang merupakan tempat untuk tumbuh dan berkembang berbagai jenis makhluk hidup di bumi, karena mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar tanaman. Tanah yang produktif dapat menyediakan lingkungan yang baik bagi pertumbuhan tanaman, seperti unsur hara, air dan udara untuk menunjang produktivitasnya (Setijono, 1996 dalam Supriyadi, 2007). Produktivitas tanah sangat ditentukan oleh tingkat kesuburan tanah dan pengelolaannya, karena tanah yang subur pada umumnya dapat menghasilkan produksi pertanian yang optimal. Produksi pertanian sangat bergantung pada seberapa besar kebutuhan optimal akan hara yang dapat terpenuhi oleh tanah sebagai media tumbuh tanaman. Makin tinggi ketersediaan hara maka tanah tersebut makin subur dan sebaliknya (Dikti, 1991). Kesuburan tanah merupakan kemampuan tanah untuk dapat menyediakan unsur hara dalam jumlah berimbang untuk pertumbuhan dan produksi tanaman (Dikti, 1991). Kesuburan tanah dapat menurun diakibatkan oleh banyaknya unsur hara esensial yang terangkut keluar pada saat panen, selain itu karena terjadinya erosi. Unsur hara sangatlah penting bagi tanaman dalam memenuhi siklus hidupnya, dan fungsi hara tanaman tidak dapat digantikan oleh unsur lain dan apabila tidak terdapat 1 2 suatu hara tanaman, maka kegiatan metabolism akan terganggu (Rosmarkam dan Yuwono, 2001). Luasan lahan pertanian di perkotaan semakin menyempit, hal ini disebabkan terjadinya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian yang tidak terhindarkan. Akibatnya intensitas penggunaan lahan di perkotaan semakin tinggi dan semakin menyempitnya luasan lahan – lahan pertanian yang subur. Dampaknya, seringkali aktivitas pertanian di perkotaan dihadapkan pada kendala kesuburan tanah, seperti yang terjadi di Kecamatan Denpasar Timur. Kecamatan Denpasar Timur merupakan wilayah perkotaan dengan jumlah penduduk 13.8404 jiwa. Luas wilayah 22,31 Km2, dengan luas pemukiman 1.217 ha, luas lahan sawah 694 ha, luas tegalan 144 ha, dan perkebunan 14 ha (BPS Kota Denpasar, 2012). Tahun 2002 luas lahan sawah mencapai 1.128 ha, namun pada tahun 2006 lahan sawah menjadi 726 ha, dan pada tahun 2012 berkurang lagi menjadi 694 ha. Penyusutan lahan sawah di Kecamatan Denpasar Timur dalam kurun waktu lima tahun (2002-2006) sebesar 402 ha (35,6%) tahun (2006-2012) sebesar 32 ha (4,40%), dan untuk sepuluh tahun terakhir ( 2002-2012) sebesar 434 ha (38,47%) (BPS Kota Denpasar, 2012). Kebutuhan pangan terus bertambah, sedangkan petani dihadapkan pada kondisi tanah yang produktivitasnya kian menurun dan sempit. Hal ini tentu tidak dapat dibiarkan terus menerus, maka perlu dilakukan tindakan pemantauan kesuburan tanah secara berkala di wilayah ini untuk mendukung program ketahanan pangan pemerintah. Tindakan pemantauan kesuburan tanah biasanya diistilahkan dengan Evaluasi Status Kesuburan Tanah. 3 Evaluasi kesuburan tanah merupakan proses pendiagnosaan masalah masalah keharaan dalam tanah dan pembuatan anjuran pemupukan (Dikti, 1991). Salah satu cara yang sering digunakan dalam menilai kesuburan suatu tanah adalah melalui pendekatan dengan analisis tanah atau uji tanah. Penilaian status kesuburan tanah melalui uji tanah merupakan cara pendekatan yang relatif lebih akurat dan cepat. Penilaian status kesuburan tanah penting dilakukan karena seiring dengan berjalannya waktu dan bila tidak ada tindakan pemupukan, maka kesuburan tanah semakin lama akan semakin menurun. Terkait dengan hal tersebut di atas sangat diperlukan informasi tentang kesuburan tanah sebagai pendekatan dan dasar dalam mengetahui kendala kesuburan tanah di perkotaan dan alternatif pemecahannya. Terdapat lima parameter kesuburan tanah yang digunakan dalam penelitian ini untuk menilai status kesuburan tanah, yaitu KTK, KB, C-organik, kadar P dan K total tanah sesuai petunjuk teknis evaluasi kesuburan tanah yang dikemukakan oleh PPT. (1995). Berdasarkan uraian pemikiran tersebut di atas, maka perlu dilakukan evaluasi status kesuburan tanah di Kecamatan Denpasar ketahanan pangan untuk Timur agar penyediaan dan Kota Denpasar dapat berlanjut. Itulah sebabnya, mengetahui status kesuburan tanah merupakan hal penting dalam peningkatan produksi tanaman dan berpengaruh terhadap pertanian di masa yang akan datang. 1.2 Rumusan Masalah a. Parameter kesuburan tanah manakah yang menjadi kendala dalam menentukan status kesuburan tanah di Kecamatan Denpasar Timur ? 4 b. Bagaimanakah status kesuburan tanah di Kecamatan Denpasar Timur ? c. Tindakan apa yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut ? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : a. Melakukan analisis terhadap parameter yang mempengaruhi status kesuburan tanah yang menjadi kendala di Kecamatan Denpasar Timur. b. Mengevaluasi dan menetapkan status kesuburan tanah di Kecamatan Denpasar Timur. c. Memberikan arahan tentang tindakan pengelolaan kesuburan tanah di Kecamatan Denpasar Timur sesuai dengan status kesuburan tanah yang dimiliki. d. Pembuatan peta status kesuburan tanah di Kecamatan Denpasar Timur 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini : a. Dapat mengidentifikasi kendala kesuburan tanah di Kecamatan Denpasar Timur b. Dapat memberikan informasi sebaran dan status kesuburan tanah di Kecamatan Denpasar Timur melalui peta status kesuburan tanah yang dihasilkan. c. Dapat memberikan informasi tentang arahan pengelolaan kesuburan tanah di Kecamatan Denpasar Timur sesuai dengan status kesuburan tanah yang dimiliki.