BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan pertambangan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Dalam menentukan sampel dibutuhkan identifikasi dan klasifikasi atas populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan sektor pertambangan untuk periode pengamatan selama tiga tahun yaitu tahun 2012, 2013, dan 2014. Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor utama pendorong naiknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di mana harga saham sektor pertambangan cukup tinggi dibandingkan harga saham kesembilan sektor lainnya, hal ini menjadi salah satu alasan perusahaan sektor pertambangan menjadi perhatian, tidak terkecuali dalam pelaporan keuangannya. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling), bertujuan untuk mengambil sampel dari populasi berdasarkan kriteria tertentu. Purpossive sampling adalah pengambilan sampel berdasarkan penilaian (judgement) peneliti dengan persyaratan sampel yang diperlukan. Adapun kriteria yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berturut – turut pada periode 2012 - 2014. 39 2. Perusahaan-perusahaan yang menerbitkan laporan tahunan (annual report) yang berakhir pada tanggal 31 Desember selama periode pengamatan 2012, 2013, dan 2014. 3. Data yang dibutuhkan ada dalam laporan tahunan (annual report). 3.2 Jenis Data dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan audit beserta laporan keuangan auditan perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI untuk tahun 2012, 2013, dan 2014 melalui situs resminya www.idx.co.id. Data lainnya diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi dengan cara menelusuri dan mempelajari catatan-catatan atau dokumen-dokumen perusahaan sesuai dengan data dan informasi yang diperlukan. Studi kepustakaan dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi dari berbagai literatur, buku-buku dan teori-teori yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini sebagai acuan dalam pembahasan masalah dan analisis data. 3.3 Definisi dan Pengukuran Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dinamakan variabel karena ada variasinya. Variabel yang tidak ada variasinya bukan dikatakan sebagai variabel. Untuk dapat bervariasi, maka penelitian harus 40 didasarkan pada sekelompok sumber data atau obyek yang bervariasi. Dalam penelitian ini, ada dua macam variabel yang digunakan yaitu variabel independen dan variabel dependen. 3.3.1 Variabel Dependen Dalam penelitian ini audit delay menjadi variabel dependen serta menjadi variabel utama penelitian. Audit delay adalah lamanya penyelesaian audit atas laporan keuangan berdasarkan tanggal tahun buku terakhir sampai dengan tanggal laporan audit. Definisi lain mengenai audit delay adalah selisih jumlah tanggal pelaporan keuangan dengan tanggal pelaporan audit. Badan khusus yang mengatur ketepatan waktu diterbitkannya laporan keuangan adalah Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM). Badan khusus tersebut mengumumkan kepada publik bahwa perusahaan go public diwajibkan menyerahkan laporan tahunannya beserta opini kepada BAPEPAM dan mengumumkan kepada publik selambat–lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan atau dalam jangka waktu 90 hari. Pengukuran audit delay dalam penelitian ini menggunakan hitungan hari dari tanggal penutupan buku perusahaan (31 Desember) hingga tanggal diterbitkannya laporan audit. 3.3.2 Variabel Independen 3.3.2.1 Profitabilitas Profitabilitas (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan tingkat keefektivan dan menilai sejauh mana kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi investor. Profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan rasio 41 net income dibagi dengan total asset atau dikenal sebagai ROA (return on asset) dapat dituliskan sebagai berikut : = × 100% 3.3.2.2 Ukuran Perusahaan Dalam penelitian ini, besar kecilnya ukuran perusahaan dihitung berdasarkan total aset yang tertera pada laporan keuangannya. Pengukuran terhadap ukuran perusahaan diproksikan dengan nilai logaritma dari total aset perusahaan tersebut. Penggunaan logaritma ini bertujuan untuk menghaluskan besarnya angka dan menyamakan ukuran pada saat regresi. Ukuran perusahaan dilambangkan dengan SIZE. 3.3.2 Ukuran Perusahaan = Log (Total Aset) 3.3.2.3 Kepemilikan Publik Kepemilikan publik adalah kepemilikan saham perusahaan publik oleh masyarakt umum. Besarnya kepemilikan publik dapat dilihat dari persentase kepemilikan di ICMD. Variabel ini dilambangkan dengan KP. Kepemilikan Publik = Jumlah saham publik × 100% Total Saham Beredar 42 3.3.2.4 Reputasi KAP Ukuran KAP (KAP) dalam penelitian ini digolongkan menjadi dua, yaitu KAP big four dan KAP domestik atau KAP non-big four. Kantor akuntan publik internasional beserta afiliasinya (KAP big four) meliputi KPMG Internasional (Siddharta, Siddharta & Widjaya), Ernst & Young (Purwantono, Sarwoko dan Sandjaja), Pricewaterhouse Coopers (Haryanto Sahari & Rekan dan Tanudiredja, Wibisana & Rekan) dan Deloitte (Oesman Bing Satrio & Rekan). Variabel ini diproksikan dengan variabel dummy, jika perusahaan diaudit oleh KAP big four maka diberikan nilai 1, namun jika diaudit oleh KAP non-big four diberi nilai 0. 3.3.2.5 Opini Auditor Opini auditor adalah opini atas kewajaran laporan keuangan suatu perusahaan. Terdapat lima jenis opini auditor, yaitu opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas (Unqualified Opinion Report With Explanatory Language ), opini wajar dengan pengecualian (qualified opinion), opini tidak wajar (adverse opinion) dan tidak memberikan opini (disclaimer). Variabel ini diproksikan dengan variabel dummy. Jika perusahaan mendapat opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) maka diberi nilai 1, dan sebaliknya jika mendapat opini selain unqualified opinion diberi nilai 0. 3.3.2.6 Audit Tenure Audit tenure sebagai variabel independen dengan mengelompokkan perusahaaan yang menggunakan audit tenure, semakin lama perusahaan menjadi 43 klien KAP, semakin pendek audit delay. Hal ini dikarenakan KAP tidak perlu memahami karakteristik dan sistem pengendalian perusahaan. Perusahaan yang telah menjadi klien KAP selama 3 tahun atau lebih, diberi nilai 1. Sedangkan perusahaan yang menjadi klien KAP kurang dari 3 tahun diberi nilai 0 (Batu, 2012). 3.4 Hipotesis Operasional Hipotesis operasional merupakan pendefinisian hipotesis secara operasional dari variabel-variabel yang terdapat didalamnya agar dapat dioperasionalisasikan. Hipotesis operasional terdiri dari dua, yaitu Hipotesis 0 yang bersifat netral dan Hipotesis 1 yang bersifat tidak netral. Hipotesis operasional dalam penelitian ini adalah: Ho1: β1 ≥ 0 = Profitabilitas tidak berpengaruh negatif terhadap audit delay (audit report lag). Ha1: β1 ˂ 0 = Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit delay (audit report lag). Ho2: β1 ≥ 0 = Ukuran perusahaan tidak berpengaruh negatif terhadap audit delay (audit report lag). Ha2: β1 ˂ 0 = Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit delay (audit report lag). Ho3: β1 ≥ 0 = Kepemilikan publik tidak berpengaruh negatif terhadap audit delay (audit report lag). Ha3: β1 ˂ 0 = Kepemilikan publik berpengaruh negatif terhadap audit delay (audit report lag). 44 Ho4: β1 ≥ 0 = Reputasi KAP tidak berpengaruh negatif terhadap audit delay (audit report lag). Ha4: β1 ˂ 0 = Reputasi KAP berpengaruh negatif terhadap audit delay (audit report lag). Ho5: β1 ≥ 0 = Opini auditor tidak berpengaruh negatif terhadap audit delay (audit report lag). Ha5: β1 ˂ 0 = Opini auditor berpengaruh negatif terhadap audit delay (audit report lag). Ho6: β1 ≥ 0 = Audit tenure tidak berpengaruh negatif terhadap audit delay (audi report lag). Ha6: β1 ˂ 0 = Audit tenure berpengaruh negatif terhadap audit delay (audit report lag). 3.5 Metode Analisis Setelah data terkumpul, selanjutnya akan diolah menggunakan program komputer yang dibuat khusus untuk membantu pengolahan data statistik yaitu Statistical Product and Service (SPSS). Metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik (yang meliputi uji normalitas, uji multikolonieritas, dan uji heteroskedastisitas), analisis regresi berganda, uji koefisien determinasi (R2), uji statistik t, dan uji statistik F. 3.5.1 Analisis Stastistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi atau gambaran mengenai sampel data dilihat dari berbagai karakteristik data seperti jumlah data, 45 rata-rata (mean), nilai maksimum dan minimum, standar deviasi, dan sebagainya (Santoso, 2014). 3.5.2 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah analisis regresi linier berganda yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini terbebas dari penyimpangan asumsi klasik, yang meliputi uji normalitas, multikolineritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas. 3.5.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi,variabel pengganggu atau residual dapat terdistribusi secara normal. Jika asumsi ini mengalami pelanggaran maka uji statistik menjadi tidak valid dalam sampel kecil. Beberapa cara untuk mengetahui apakah residual terdistribusi secara normal atau tidak yaitu dengan menggunakan analisis grafik dan uji statistik. Dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas data adalah: a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, dan pada tabel Kolmogorov-smirnov signifikansinya lebih dari 5% (>0,05) maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, dan pada tabel Kolmogorov-smirnov signifikansinya kurang 46 dari 5% (< 0,05) maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 3.5.2.2 Uji Multikolinieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel – variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi atar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut: (Ghozali, 2013:105). Multikolonieritas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variablilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance <0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat 47 kolonieritas yang masih dapat ditolerir. Misal, nilai tolerance = 0,10 sama dengan tingkat kolonieritas 0,95. Walaupun multikolonieritas dapat dideteksi dengan nilai Tolerance dan VIF, tetapi kita masih tetap tidak mengikuti variabel – variabel independen mana sajakah yang saling berkorelasi. 3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas Menurut Ghozali (2013:139), uji heteroskedasitisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedatisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi heteroskedatisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar). Dalam penelitian ini uji heteroskedastisitas diuji menggunakan uji Glejser, dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Probabilitas yang memiliki signifikansi diatas tingkat kepercayaan 5%, dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. 48 3.5.2 Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Karena dalam penelitian ini terdapat satu variabel dependen dan beberapa variabel independen maka digunakan analisis regresi berganda. Model analisis regresi berganda dirumuskan dengan persamaan berikut : AUDLAY = + 1( + 5( ) + 2( )+ )+ 6( 3( )+ 4( ) )+ Keterangan : AUDLAY = Audit delay merupakan jangka waktu penyelesaian audit atas laporan keuangan berdasarkan perbedaan tanggal akhir tahun fiskal sampai dengan tanggal laporan audit. α = Konstanta β = Koefisien Regresi ROA = Profitabilitas Perusahaan (Return of asset) SIZE = Ukuran Perusahaan (log total aktiva) KP = Kepemilikan Publik (Presentase) KAP = Reputasi KAP , diproksikan dengan variabel dummy. KAP Big Four diberi nilai 1 dan KAP non Big Four diberi nilai 0 OPN = Opini auditor yang diberikan, wajar tanpa pengecualian 49 (nilai dummy 1) dan selain wajar tanpa pengecualian (nilai dummy 0). AuTenure = Audit Tenure, diproksikan dengan variabel dummy. Perikatan 3 tahun atau lebih, diberi nilai 1 dan kurang dari 3 tahun diberi nilai 0. e 3.6 Uji Hipotesis 3.6.1 Uji Statistik t = error. Pengujian statistik t digunakan untuk membuktikan signifikansinya terhadap pengaruh variabel independen secara individu dalam menjelaskan variabel dependen. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5%, maka kriteria pengujian hipotesis adalah: apabila nilai signifikansi t < 0.05, dan arah koefisien regresi sesuai yang telah diprediksi maka Ho ditolak. 3.6.2 Uji statistik F Uji F dilakukan untuk melakukan pengujian terhadap goodness of fit test yang menyatakan bahwa pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan persamaan yang cermat. Kriteria pengujian dalam penelitian ini menggunakan taraf signifikansi 5% adalah sebagai berikut: apabila signifikansi F<0,05 artinya persamaan regresi yang digunakan lolos goodness of fit test. 50 3.6.3 Koefisien Determinasi Tujuan dari pengujian ini adalah menunjukan seberapa besar variabel independen mempengaruhi dan dapat menjelaskan variabel dependennya dalam persamaan yang dibuat secara cermat. Penilaian terhadap adjusted R2 dengan interval dimulai dari angka 0 sampai 1 ( 0≤ R2 ≤ 1 ). Apabila jumlah adjusted R2 semakin besar hasil dari regresi tersebut dapat menyatakan bahwa variabel independenya dapat secara keseluruhan menjelaskan variasi terhadap variabel dependen. Jika adjusted R2 = 0 maka variabel independen tidak dapat memberikan bukti bahwa prediksi pengaruh terhadap variabel dependen benar. Dan hasil menunjukan R2 = 1, maka variabel independen dapat memberikan bukti terhadap prediksi pengaruh pada variabel dependen. 51