1 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi bukanlah merupakan hal yang baru bagi kita. Globalisasi merupakan keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalu i perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit. Globalisasi mulai berkembang pesat di berbagai negara ketika mulai ditemukannya teknologi komunikasi, informasi dan transportasi sejak awal abad ke-20. Globalisasi mulai terasa di Indonesia sejak awal era pembangunan, yang ditandai dengan kembalinya putra putri bangsa yang telah selesai menempuh pendidikan di luar negeri dan mulai masuknya para pakar konsultan diberbagai bidang dari negara asing. Globalisasi secara fisik ditandai dengan berkembangnya infrastruktur telekomunikasi, jaringan transportasi, serta perusahaan-perusahaan berkala internasional. Perdagangan internasional merupakan salah satu bentuk dari globalisasi. Kegiatan perdagangan internasional dapat digolongkan menjadi dua yakni ekspor dan impor, secara sederhana kegiatan ekspor bisa diartikan adalah suatu kegiatan mengirim barang ke luar negeri dengan proses jual-beli, sedangkan impor adalah kegiatan mendatangkan barang dari luar negeri dengan proses jual-beli. Negara-negara berkembang kebanyakan lebih 1 perpustakaan.uns.ac.id 2 digilib.uns.ac.id mengandalkan ekspor khususnya bahan mentah dengan tujuan untuk menambah cadangan devisa dalam upaya menambah tabungan domestik, serta membayar utang luar negeri yang jumlahnya cenderung meningkat tiap tahunnya (Todaro, 2000). Pada awalnya ekspor Indonesia didominasi dengan barang-barang mentah dan migas, namun seiring dengan perkembangan teknologi memungkinkan Indonesia untuk mengekspor hasil-hasil industri seperti tekstil, pakaian jadi, kayu lapis dan sebagainya. Ekspor hasil industri saat ini menawarkan prospek yang sangat baik, apalagi ditambah dengan jatuhnya harga minyak h ingga 50% pada tahun 1982. Pada saat in i cadangan minyak di Indonesia mulai menipis, perbandingan antara ekspor-impor minyak indonesia menujukan nilai impor lebih besar ketimbang ekspor. Data PERTAMINA menunjukan Indonesia mampu mengekspor minyak dan BBM 200 ribu barel/bulan, namun indonesia melakukan impor minyak dan BBM 300 ribu barel/bulan. Hal inilah yang menyebabkan neraca keuangan Indonesia defisit. Perubahan struktur ekspor dari migas ke non migas dapat dilihat pada tabel berkut. Tabel 1.1 Perkembangan Nilai Ekspor Migas dan Non Migas Indonesia 2000-2010 Migas Minyak Hasil Olahan Total Non Total Tahun Mentah Minyak Gas Migas Migas Ekspor 2000 6090,1 1651,6 6624,9 14366,6 47757,4 62124 2001 5714,7 1189,4 5732,2 12636,3 43684,6 56320,9 2002 5227,6 1307,5 5577,6 12112,7 45046,1 57158,8 Bersambung ke halaman berikutnya. 3 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Sambungan tabel 1.1 Tahun Minyak Mentah Migas Hasil Olahan Minyak Gas Total Migas Non Migas Total Ekspor 2003 2004 2005 2006 2007 5621 6241,4 6145,8 8168,8 9226 1553,7 1654,4 1932 2843,6 2878,8 6476,7 7749,6 9153,7 10197,1 9983,8 13651,4 15645,4 17231,5 21209,5 22088,6 47406,8 55939,2 68428,5 79589,1 92012,3 61058,2 71584,6 85660 100798,6 114100,9 2008 2009 12418,7 7820,3 3547 2262,3 13160,5 8935,7 29126,2 19018,3 107894,2 97491,7 137020,4 116510 2010 10402,9 3967,3 13669,5 28039,7 129739,4 (nilai FOB/FOB value : juta/million US $) 157779,1 Sumber : BPS “Statistik Indonesia” berbagai edisi, data diolah. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sejak tahun 2000 hingga tahun 2010 nilai ekspor non migas Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan nilai ekspor migas. Hal tersebut menunjukan bahwa potensi sektor non migas lebih menarik pasar. Tidak menutup kemungkinan sektor ini akan terus bertambah nilainya dari tahun ketahun, serta menjadi suatu keunggulan bagi Indonesia apabila kualitas terus dikembangkan serta melalui promosi yang menarik. Tabel tersebut juga menunjukan peningkatan total ekspor Indonesia dari tahun 2000 sampai 2010 yang terus mengalami peningkatan. Pasar ekspor terbesar bagi Indonesia adalah negara-negara maju maupun negara berkembang yang sektor industrinya maju. Tabel 1.2 merupakan daftar 10 (sepuluh) negara terbesar tujuan ekspor Indonesia selama tahun 2009-2010. Pada tahun 2009-2010 Jepang menduduki peringkat pertama sebagai negara tujuan utama ekspor Indonesia, nilai ekspor Indonesia ke Jepang tahun 2009 sebesar 18574,70 (juta US$) yang memberikan sumbangan terhadap nilai total ekspor sebesar 15,94%, diperingkat kedua 4 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id adalah negara Amerikat Serikat yang nilai ekspornya sebesar 10850,00 (juta US$) yang memberikan sumbangan sebesar 9,31% terhadap nilai total ekspor Indonesia, kemudian diikuti negara Singapura, China, Korea Selatan, Malaysia, Australia, Thailand, Taiwan, Belanda. Nilai ekspor dari kesepuluh negara tersebut juga mengalami peningkatan pada tahun 2010. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tabel 1.2 Negara Tujuan Utama Ekspor Indonesia Tahun 2009-2010 Tahun 2009 2010 Negara Sumbangan Sumbangan Nilai Nilai (%) (%) Jepang 18574,70 15,94 25781,80 16,34 Amerika Serikat 10850,00 9,31 14266,60 9,04 Singapura 10262,00 8,81 13723,30 8,70 Cina 11499,30 9,87 15692,60 9,95 Korea Selatan 8145,20 6,99 12574,60 7,97 Malaysia 6811,80 5,85 9362,30 5,93 Australia 3264,20 2,80 4244,40 2,69 Thailand 3233,80 2,78 4566,60 2,89 Taiwan 3382,10 2,90 4837,60 3,07 Belanda 2909,10 2,50 3722,50 2,36 (nilai FOB/FOB value : juta/million US $) Sumber : BPS “Statistik Indonesia” berbagai edisi, data diolah. Sebuah internasional negara akan apabila negara mampu tersebut bertahan dalam mampu perdagangan mempertahankan dan mengembangkan komoditas ekspor yang dimiliknya. Untuk kedepan sebaiknya Indonesia mempunyai visi untuk mengembangkan komoditas mana yang lebih memiliki keunggulan komparatif secara alamiah, karena jika dipaksakan untuk mengembangkan semua komoditas ekspor maka biayanya terlalu banyak dan kurang fokus dalam menanganinya, yang berujung pada penurunan kualitas ekspornya. Dalam hal ini Indonesia lebih unggul pada perpustakaan.uns.ac.id 5 digilib.uns.ac.id komoditas non migas dibandingkan komoditas migasnya. Selama berapa tahun terakhir nilai total ekspor Indonesia sangat didominasi oleh kesepuluh negara tersebut, dari data yang diperoleh terlihat sekitar 50% dari total ekspor Indonesia tahun 2009-2010 bertujuan kesepuluh negara tersebut. Dengan demikian keadaan perekonomian negara tersebut akan sangat mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia. Perekonomian Indonesia mengalami perkembangan yang sangat baik, dilihat dari berbagai aspek ekonomi makro maupun ekonomi mikronya. Perkembangan perekonomian dalam beberapa tahun ini tidak terlepas dengan apa yang terjadi pada periode sebelumnya, dan perkembangan diwaktu sekarang akan menentukan perkembangan di masa depan. Pada saat ini kontribusi ekspor terhadap GDP negara indonesia sebesar 26%, untuk kedepan pemerintah mentarjetan kontribusi ekspor terhadap GDP indonesia sebesar 35%. Peningkatan ini diharapkan tidak hanya merupakan peningkatan dalam kuantitas namun juga harus dari segi kualitas barang ekspornya. perdagangan akan menjadi penyumbang terbesar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan. Sekalipun ekspor Indonesia masih rendah, tapi masih ada harapan bagi Indonesia untuk mencapai yang lebih baik dengan meningkatan perdagangan global baik di jasa maupun barang. Kinerja ekspor tidak hanya dipengaruhi dari sisi penawaran, namun juga dari sisi permintaan dari negara yang menjadi tujuan ekspornya. Indikator makro ekonomi negara tujuan seperti Gross Domestik Product perpustakaan.uns.ac.id 6 digilib.uns.ac.id (GDP), inflasi, dan nilai tukar mata uang asing (Kurs) merupakan cerminan bagaimana kondisi negara tersebut dilihat dari segi ekonomi. Hal tersebut juga dapat menjadi variabel yang mempengaruhi permintaan akan barang ekspor dari Indonesia. Menurut Edgmand E Michael (1979) terdapat hubungan yang positif antara peningkatan GDP negara lain dengan ekspor dalam negeri. pertumbuhan ekonomi negara lain yang semakin tinggi akan menyebabkan permintaan barang dan jasa meningkat. Sedangkan inflasi akan menyebabkan daya beli masyarakat akan menurun, hal tersebut berimbas pada menurunnya permintaan barang impor yang berarti penurunan nilai ekspor bagi negara yang menjadi mitra dagangnya. Hasil penelitian Smith (2009) menunjukan kurs memiliki efek negatif terhadap nilai ekspor. Apabila terjadi depreiasi nilai kurs maka nilai ekspor akan meningkat, hal ini disebabkan karena harga barang ekspor yang murah sehingga menarik para importir. Menyadari pentingnya sektor ekspor bagi ekonomi Indonesia, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan identifikasi terhadap faktor yang mempengaruhi ekspor non migas Indonesia. Penelitian ini akan mengestimasi beberapa faktor yang mempengaruhi potensi ekspor non migas Indonesia ke beberapa negara, khususnya lima dari sepuluh negara tujuan utama ekspor Indonesia (Amerika, Jepang, Malaysia, Singapura, Thailand). Dengan demikian pemerintah Indonesia memiliki sumbangan pemikiran untuk menentukan kebijakan apa yang akan diambil untuk menjaga dan mengembangkan potensi ekspor non migas ke negara mitranya. Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini mengambil judul “Analisis Indikator 7 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Makroekonomi Negara Tujuan Ekspor terhadap Kinerja Ekspor Non Migas Indonesia: Studi Kasus Lima Negara Tujuan Utama Ekspor“ B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh perubahan GDP negara tujuan ekspor terhadap kinerja ekspor non migas Indonesia? 2. Bagaimana pengaruh perubahan Inflasi negara tujuan terhadap kinerja ekspor non migas Indonesia? 3. Bagaimana pengaruh perubahan Nilai Tukar (Kurs) Rupiah terhadap mata uang negara tujuan ekspor (Amerika(dollar), Jepang(yen), Malaysia(ringgit), Singapura(dollar singapura), Thailand(baht)) terhadap kinerja ekspor non migas Indonesia? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh perubahan GDP negara tujuan ekspor terhadap kinerja ekspor non migas Indonesia. 2. Untuk mengetahui pengaruh perubahan Inflasi negara tujuan ekspor terhadap kinerja ekspor non migas Indonesia. perpustakaan.uns.ac.id 8 digilib.uns.ac.id 3. Untuk mengetahui pengaruh perubahan Nilai Tukar (Kurs) Rupiah terhadap mata uang negara tujuan ekspor (Amerika(dollar), Jepang(yen), Malaysia(ringgit), Singapura(dollar singapura), Thailand(baht)) terhadap kinerja ekspor non migas Indonesia. D. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi peneliti, penelitian ini digunakan sebagai salah satu sarana aplikasi dari teori yang pernah dipelajari, sehingga merupakan proses belajar leb ih lanjut tentang daya saing komoditas unggulan ekspor non migas Indonesia. 2. Bagi pengambil kebijakan, dapat digunakan untuk acuan penetapan kebijakan yang tepat di masa mendatang, berkaitan dengan pengembangan perdagangan internasional. 3. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya, khususnya penelitian mengenai ekspor-impor serta hubungan ekonomi Indonesia ke negara tujuan utama ekspor. 4. Sebagai bahan yang mampu memperkaya kepustakaan penelitian yang telah ada sebelumnya.