BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Suami 1. Pengertian

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Dukungan Suami
1. Pengertian Dukungan Suami
Dukungan adalah menyediakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan orang
lain. Dukungan juga dapat diartikan sebagai memberikan dorongan / motivasi atau
semangat dan nasihat kepada orang lain dalam situasi pembuat keputusan
(Chaplin, 2006).
Kuntjoro (2002, dalam Fithriany 2011) mengatakan bahwa pengertian dari
dukungan adalah informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan, yang nyata
atau tingkah laku diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek didalam
lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat
memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku
penerimanya atau dukungan adalah keberadaan, kesediaan, kepedulian dari orangorang yang diandalkan, menghargai dan menyayangi kita.
Suami adalah orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil.
Banyak bukti yang ditunjukkan bahwa wanita yang diperhatikan dan dikasihi oleh
pasangannya selama kehamilan akan menunjukkan lebih sedikit gejala emosi dan
fisik, lebih mudah melakukan penyesuaian diri selama kehamilan dan sedikit
resiko komplikasi persalinan. Hal ini diyakini karena ada dua kebutuhan utama
yang ditunjukkan wanita selama hamil yaitu menerima tanda-tanda bahwa ia
dicintai dan dihargai serta kebutuhan akan penerimaan pasangannya terhadap
anaknya (Rukiah, 2014).
6
Universitas Sumatera Utara
7
Menurut asumsi penulis dukungan suami pada ibu hamil yaitu dukungan
fisik maupun psikologis yang diberikan suami berupa dorangan/ motivasi atau
semangat dan nasihat kepada ibu hamil.
2. Peran Keluarga
Menurut Friedman (1998) peran keluarga adalah sebagai berikut :
a. Peran formal
Peran ini berkaitan dengan setiap posisi formal keluarga, yaitu sejumlah
perilaku yang lebih bersifat homogen, keluarga membagi peran secara
merata kepada anggota keluarga seperti masyarakat membagi perannya,
menurut bagaimana pentingnya pelaksanaan peran bagi berfungsinya
suatu sistem.
b. Peran informal
Peran informal bersifat ancaman yang tidak tampak dan hanya untuk
menjaga keseimbangan dalam keluarga. Peran informal meliputi :
1) Pendorong. Sebagai suami sebaiknya menciptakan suasana yang
romantic untuk mendorong istri tidak takut dan mau melakukan
hubungan seksual saat hamil pada trimester ketiga.
2) Inisiator. Seharusnya suami mengambil peran untuk mulai
melakukan hubungan seksual supaya istri mau berhubungan
seksual yang baik.
3) Dominator. Kalau ada perbedaan pendapat tentang boleh tidaknya
hubungan seksual dalam kondisi hamil adalah pasangan suami istri.
4) Sahabat. Setiap ada persoalan yang menyangkut hubungan seksual
suami, istri, dan orang tua perlu saling member nasehat yang bail
Universitas Sumatera Utara
8
5) Koordinator. Sebagai orang tua tidak perlu mengarahkan setiap saat
anaknya akan melakukan hubungan seksual.
3. Fungsi Keluarga
Lima fungsi dasar keluarga yang dikemukakan oleh friedman (1998), yaitu :
a. Afektif
Berhubungan erat dengan dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi ini berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Fungsi afektif meliputi : saling
mengasuh, saling menghargai, dan ikatan keluarga.
b. Sosialisasi
Adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang
menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan
sosial.
c. Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah
sumber daya manusia.
d. Ekonomi
Fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga.
e. Perawatan kesehatan
Perawatan kesehatan berfungsi untuk mencegah terjadinya gangguan
kesehatan atau merawat anggota keluarga yang sakit.
Universitas Sumatera Utara
9
4. Tugas Keluarga dalam kesehatan
Menurut Friedman (1998), ada 5 tugas kesehatan yang harus dilakukan oleh
keluarga yaitu :
a. Mengenal gangguan masalah kesehatan setiap anggota keluarga.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi
keluarga.
c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarganya yang sakit dan
tidak dapat membantu dirinya.
d. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan
keluarga dan perkembangan kepribadian keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dari lembagalembaga kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan dengan fasilitas
kesehatan yang ada.
5. Bentuk Dukungan
Cohen et al., (1985 dalam Fithriany, 2011) mendefinisikan dukungan sosial
adalah bentuk hubungan sosial meliputi emotional, informational, instrumental
dan appraisal. Secara rinci dijabarkan sebagai berikut:
a. Emotional yang dimaksud adalah rasa empati, cinta dan kepercayaan dari
orang lain terutama suami sebagai motivasi.
b. Informational adalah dukungan yang berupa informasi, menambah
pengetahuan seseorang dalam mencari jalan keluar atau memecahkan
masalah seperti nasehat atau pengarahan.
Universitas Sumatera Utara
10
c. Instrumental menunjukkan ketersediaan sarana untuk memudahkan perilaku
menolong orang yang menghadapi masalah berbentuk materi berupa
pemberian kesempatan dan peluang waktu.
d. Appraisal berupa pemberian penghargaan atas usaha yang dilakukan,
memberikan umpan balik mengenai hasil atau prestasi yang dicapai serta
memperkuat dan meninggikan perasaan harga diri dan kepercayaan akan
kemampuan individu.
Menurut Heaney and Israel, 2008, Friedman (1997 dalam Fithriany 2011)
Empat jenis perilaku atau tindakan yang mendukung yaitu:
a. Dukungan informasi (informational), dalam hal ini keluarga memberikan
informasi, penjelasan tentang situasi dan segala sesuatu yang berhubungan
dengan masalah yang sedang dihadapi oleh seseorang. Mengatasi
permasalahan dapat digunakan seseorang dengan memberikan nasehat,
anjuran, petunjuk dan masukan.
b. Dukungan penilaian (appraisal) yaitu: keluarga berfungsi sebagai pemberi
umpan balik yang positif, menengahi penyelesaian masalah yang merupakan
suatu sumber dan pengakuan identitas anggota keluarga. Keberadaan
informasi yang bermanfaat dengan tujuan penilaian diri serta penguatan
(pembenaran).
c. Dukungan instrumental (instrumental) yaitu: keluarga merupakan suatu
sumber bantuan yang praktis dan konkrit. Bantuan mencakup memberikan
bantuan yang nyata dan pelayanan yang diberikan secara langsung bisa
membantu seseorang yang membutuhkan. Dukungan ekonomi akan
Universitas Sumatera Utara
11
membantu sumber daya untuk kebutuhan dasar dan kesehatan anak serta
pengeluaran akibat bencana.
d. Dukungan emosional (emotional) yaitu: keluarga berfungsi sebagai suatu
tempat berteduh dan beristirahat, yang berpengaruh terhadap ketenangan
emosional, mencakup pemberian empati, dengan mendengarkan keluhan,
menunjukkan kasih sayang, kepercayaan, dan perhatian. Dukungan
emosional akan membuat seseorang merasa lebih dihargai, nyaman, aman
dan disayangi.
3.
Pengukuran Dukungan
Menurut Serason (1997 dalam Fithriany, 2011)
ada tiga cara untuk
mengukur besarnya dukungan sosial, yaitu pesceived social support, social
embeddnes, dan enected support.
Ketiganya tidak memiliki korelasi yang signifikan antara satu dengan yang
lain dan masing-masing berdiri sendiri, yaitu:
a. Perceived social support; cara pengukuran ini berdasarkan pada perilaku
subjektif yang dirasakan individu mengenai tingkah laku orang disekitarnya,
apakah memberikan dukungan atau tidak.
b. Social embeddnes; cara pengukuran ini berdasarkan ada atau tidaknya
hubungan antara individu dengan orang lain sekitarnya. Fokus pengukuran
ini tidak melihat pada kualitas dan keadekuatan, tetapi hanya melihat jumlah
orang yang berhubungan dengan individu.
c. Enacted support; cara pengukuran ini memfokuskan pada seberapa sering
perilaku dari orang sekitar individu yang dapat digolongkan kedalam
Universitas Sumatera Utara
12
pemberian dukungan sosial tanpa melihat adanya persepsi akan dukungan
sosial yang diterima individu.
Pengukuran dukungan pada penelitian ini dilakukan dengan cara perceived
social support. Dalam hal ini faktor subjektivitas sangat berpengaruh karena
melibatkan persepsi penerimanya. Adanya penilaian kognitif bahwa individu telah
menerima dukungan.
B.
Kunjungan Antenatal Care
1. Pengertian Kunjungan Antenatal Care
Saifudin (2001) mengatakan antenatal care merupakan pelayanan yang
diberikan pada ibu hamil untuk memonitor, mendukung kesehatan ibu dan
mendeteksi ibu apakah ibu hamil normal atau bermasalah (Rukiah, 2014)
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke petugas
kesehatan sedini mungkin sejak merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan/asuhan
antenatal.
Pada
setiap
kunjungan
antenatal,
petugas
mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis
dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan, serta ada tidaknya
masalah atau komplikasi (Saifudin, 2002).
Kunjungan ibu hamil atau ANC adalah pertemuan antara bidan dengan ibu
hamil dengan kegiatan saling memberikan informasi antara ibu dan bidan. Serta
observasi selain pemeriksaan fisik, pemeriksaan umum dan kontak sosial untuk
mengkaji kesehatan dan kesejahteraan umumnya (Salmah, 2006).
Kunjungan Antental Care (ANC) adalah kontak ibu hamil dengan
pemberi
perawatan/asuhan
dalam
hal
mengkaji
kesehatan
dan
Universitas Sumatera Utara
13
kesejahteraan bayi serta kesempatan untuk memperoleh informasi dan memberi
informasi bagi ibu dan petugas kesehatan (Henderson, 2006).
Kunjungan pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu bentuk perilaku.
Menurut Lawrence Green, faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ada 3
yaitu: faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong. Yang
termasuk faktor predisposisi diantaranya pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi,
dan nilai. Sedangkan yang termasuk faktor pemungkin adalah lingkungan fisik
ketersediaan sarana-sarana kesehatan, dan yang terakhir yang termasuk faktor
pendorong adalah sikap dan perilaku petugas kesehatan (Notoatmodjo, 2010).
Faktor yang mempengaruhi kunjungan ANC yaitu pengetahuan, ekonomi,
geografis dan sosial budaya ibu hamil. Sosial budaya itu merupakan keadaan
lingkungan keluarga yang sangat mempengaruhi karena perilaku keluarga yang
tidak mengijinkan seorang wanita meninggalkan rumah untuk memeriksakan
kehamilannya merupakan budaya yang menghambat keteraturan kunjungan ibu
hamil memeriksakan kehamilannya (Departemen Kesehatan RI, 2001).
2. Jadwal Kunjungan Kehamilan
Mufdlilah (2009) mengatakan, frekuensi Pelayanan Antenatal oleh WHO
ditetapkan 4 kali kunjungan ibu hamil dalam pelayanan Antenatal, selama
kehamilan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu).
Informasi yang didapatkan ibu hamil yaitu :
1) Membangun suatu hubungan saling percaya antara petugas kesehatan
dan ibu hamil.
2) Mengamati dan menemukan masalah yang ditemukan.
Universitas Sumatera Utara
14
3) Melakukan tindakan pencegahan Tetanus Neonaturum, anemia
kekurangan zat besi.
4) Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi
komplikasi
5) Mendorong prilaku yang sehat (gizi, kebersihan, dan istirahat).
b. Satu kali kunjungan dalam trimester kedua
(antara 14-28 minggu).
Informasi yang perlu didapatkan ibu hamil adalah :
1) Sama seperti informasi yang perlu didapatkan ibu hamil saat
melakukan kunjungan pada awal kehamilan pada uasia kehamilan
sebelum 14 minggu.
2) Kewaspadaan yang khusus mengenai kunjungan K1 (menanyakan
rutin atau tidak melakukan kunjungan kehamilan pada petugas
kesehatan).
c. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara 29-36 minggu).
Informasi yang perlu didapatkan ibu hamil adalah :
1) Kunjungan kehamilan pada trimester III, sama seperti informasi yang
didapatkan pada kunjungan pertama dan kedua, namun pada
kunjungan ketiga dapat dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya.
2) Palpasi pada abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan
ganda.
3) Deteksi dini letak bayi yang tidak normal atau kondisi lain yang
memerlukan kelahiran atau penanganan di Rumah Sakit.
Universitas Sumatera Utara
15
3. Tujuan Kunjungan Kehamilan
Menurut Depkes RI (2005 dalam Rukiah, 2014) pemeriksaan kehamilan
merupakan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu
dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap
penyimpangan yang ditemukan.
Menurut Rukiah (2014) tujuan dilakukan pemeriksaan kehamilan antara
lain :
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental sosial ibu dan
bayi.
c. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyulit secara umum,
kebidanan dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan dengan normal dan pemberian
ASI eksklusif.
f. Mempersiapkan ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal.
4. Kunjungan Awal dan Kunjungan Ulang Kehamilan
a. Kunjungan Awal
Kunjungan Awal adalah kunjungan pertama kali yang dilakukan ibu
hamil ke petugas kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya.
Universitas Sumatera Utara
16
Menurut Rukiah (2014) tujuan asuhan kehamilan pada kunjungan awal
adalah :
1) Mengumpulkan informasi mengenai ibu hamil yang dapat membantu
bidan dalam membina hubungan yang baik dan rasa saling percaya
antara ibu dan bidan.
2) Mendeteksi yang mungkin terjadi selama kehamilan.
3) Menggunakan data untuk menghitung usia kehamilan dan tafsiran
tanggal persalinan.
4) Merencanakan asuhan khusus yang dibutuhkan ibu. Tujuannya adalah
memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu dan bayi,
menegakkan hubungan
komplikasi
kehamilan,
saling percaya, mendeteksi komplikasimempersiapkan
kelahiran,
memberikan
pendidikan.
b. Kunjungan Ulang
Asuham kehamilan kunjungan ulang adalah setiap kali kunjungan
antenatal yang dilakukan setelah kunjungan antenatal pertama sampai
memasuki persalinan (Pantikawati, 2012)
Menurut Pantikawati (2012) tujuan dari kunjungan ulang kehamilan
yaitu:
1) Pendeteksian komplikasi-komplikasi.
2) Mempersiapkan kelahiran dan kegawatdaruratan.
3) Pemeriksaan fisik yang terfokus.
Universitas Sumatera Utara
17
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Kehamilan
Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil melakukan kunjungan
Kehamilan (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004) yaitu :
a.
Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan
sebagainya). Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau
tingkat yang berbeda-beda (Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan sangat erat dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang
dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula
pengetahuannya. Namun, tidak menutup kemungkinan seseorang yang pendidikan
yang rendah, rendah pula pengetahuannya. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak
diperoleh dari pendidikan formal akan tetapi dapat diperoleh dari pendidikan non
formal. Pengetahuan seseorang mengandung dua aspek yaitu positif dan negatif.
Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu
(Bobak, dkk, 2004).
b.
Sosial Budaya
Faktor sosial budaya juga berpengaruh dalam prilaku ibu untuk melakukan
kunjungan awal kehamilannya. Misalnya pada ibu-ibu hamil yang masih
melakukan aktivitas pekerjaanya diluar pekerjaan rumah tangga akan membuat
ibu hamil tersebut menjadi tidak mempunyai waktu untuk melakukan
pemeriksaan pada awal kehamilannya. Selain itu, ada sebagian masyarakat yang
masih mempunyai dan memegang teguh kepercayaan atau adat kebiasaan yang
melarang wanita hamil untuk keluar rumah dikhawatirkan ada hal-hal yang tidak
Universitas Sumatera Utara
18
baik menggangu kehamilannya. Selain itu adapula yang beranggapan walaupun
tidak memeriksakan kehamilannya bayinya akan tetap sehat. Hal ini sangat
berpengaruh dengan kunjungan kehamilan sehingga petugas kesehatan terutama
bidan harus dapat mencari jalan keluar untuk memberikan penjelasan yang benar.
Tentu dalam hal ini dukungan dan dorongan dari orang-orang terdekat sangat
diperlukan dan diharapkan.
c.
Sosial Ekonomi
Keadaan
ekonomi
sangat
mempengaruhi
kehamilan
ibu
karena
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ibu selama kehamilan
antara lain makanan sehat, bahan persiapan kelahiran, obat-obatan, tenaga
kesehatan dan transportasi/sarana angkutan. Dengan keadaan yang demikian
banyak ibu hamil yang memilih untuk tidak melakukan kunjungan kehamilan
karena berfikir tidak dapat membayar/menyediakan uang saat melakukan
pemeriksaan kehamilan. Selain itu karena faktor tempat pelayanan kesehatan yang
cukup jauh menyebabkan mereka menjadi kesulitan memeriksakan diri dan
kehamilannya (Rukiyah, 2009).
Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, keluarga dengan
tingkat ekonomi yang rendah tidak mampu untuk menyediakan dana bagi
pemeriksaan kehamilan, masalah yang timbul pada keluarga dengan tingkat
ekonomi rendah yaitu ibu hamil akan Kekurangan Energi dan Protein (KEK)
(Bobak, dkk, 2004).
d.
Fasilitas Kesehatan
Faktor yang dapat mempengaruhi kunjuncgan awal kehamilan yaitu
fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan jarak, tempat dan waktu ibu
Universitas Sumatera Utara
19
melakukan pelayanan kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya sampai ibu
dapat melahirkan dengan aman. Tersedinya fasilitas kesehatan yang memadai
dengan jarak yang mudah terjangkau akan memberi kemudahan bagi ubu hamil
untuk sering memeriksakan kehamilannya dan untuk mendapatkan penanganan
dalam keadaan darurat. Dengan tersedianya fasilitas yang memadai akan
memudahkan ibu hamil untuk selalu memeriksakan kehamilannya dari awal
sampai menjelang proses persalinan yang aman sesuai yang diharapkan untuk
membantu menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi (Rukiyah,
2009).
Letak geografis juga sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan,
ditempat yang terpencil ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini
karena transportasi yang sulit menjangkau sampai tempat terpencil (Bobak, dkk,
2004).
e.
Informasi/ Media Massa
Ibu yang pernah mendapatkan informasi tentang antenatal care dari tenaga
kesehatan, media massa, maupun media elektronik akan meningkatkan
pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya melakukan antenatal care, sehingga
ibu dapat teratur dalam melakukan kunjungan antenatal care.
Melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik berbagai informasi
dapat diterima masyarakat, sehingga seseorang yang lebih sering terpapar media
massa (TV, radio, majalah, pamflet, dan lain-lain) akan memperoleh informasi
yang lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar
informasi media. Ini berarti paparan media massa mempengaruhi tingkat
pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang.
Universitas Sumatera Utara
20
f.
Dukungan Suami
Hasil penelitian di Indonesia mengatakan bahwa dukungan suami yang
diharapkan istri yaitu suami sangat mendambakan bayi dalam kandungan istri,
suami senang mendapat keturunan, suami menunjukkan kebahagiaan pada
kehamilan ini, suami memperhatikan kesehatan istri yakni menanyakan keadaan
istri dan janin yang ada dalam kandungan, suami tidak menyakiti istri, suami
dapat menghibur dan menenangkan istri ketika ada masalah yang di hadapi istri,
suami menasehati istri agar istri tidak terlalu capek bekerja, suami membantu
tugas istri, suami berdoa untuk kesehatan istrinya dan janin dalam kandungan,
suami menunggu istri saat melahirkan maupun ketika istri harus di operasi
(Rukiyah, 2014).
Orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil adalah suaminya.
Banyak bukti yang menunjukkan bahwa wanita yang diperhatikan dan dikasihi
oleh pasangannya selama kehamilan akan menunjukkan lebih sedikit gejala emosi
dan fisik, lebih mudah melakukan penyesuaian diri selama kehamilan dan sedikit
resiko komplikasi persalinan. Hal ini diyakini karena ada dua kebutuhan utama
yang ditunjukkan oleh wanita selama hamil yaitu menerima tanda-tanda bahwa ia
dicintai dan dihargai serta kebutuhan akan penerimaan pasangannya terhadap
anaknya (Rukiyah, 2014).
Empat jenis dukungan yang dapat diberikan suami sebagai calon ayah bagi
anaknya antara lain dukungan emosi yaitu suami sepenuhnya memberikan
dukungan secara psikologis kepada istrinya dengan menunjukkan kepedulian dan
perhatian kepada kehamilannya serta peka terhadap kebutuhan dan perubahan
emosi ibu hamil, dukungan instrumental yaitu dukungan suami yang diberikan
Universitas Sumatera Utara
21
memenuhi kebutuhan fisik ibu hamil dengan bantuan keluarga lainnya, dukungan
informasi yang diperolehnya mengenai kehamilan, dukungan penilaian yaitu
memberikan keputusan yang tepat untuk perawatan kehamilan istrinya. Sehingga
semakin tingginya dukungan yang diberikan suami maka semakin besar peluang
ibu untuk melakukan kunjungan K1 dan semakin tinggi kunjungan ibu hamil
ketempat pelayanan kesehatan, maka semakin rendah pula resiko terjadi
komplikasi terhadap kehamilan.
Dukungan suami dengan mendampingi istri melakukan pemeriksaan ke
dokter atau tenaga kesehatan lainnya sangat diperlukan karena dengan demikian
suami akan dapat mengetahui kesehatan istri dan anak dalam kandungan dengan
baik. Hal ini dimaksudkan selain memberikan dukungan emosional kepada istri
juga apabila terjadi sesuatu terhadap istri ataupun kandungannya dapat dilakukan
tindakan segera atas persetujuan suami.
Dukungan dan peran serta suami selama kehamilan meningkatkan
kesiapan ibu hamil dalam menghadapi kehamilan dan persalinan bahkan dapat
memicu produksi ASI. Tugas suami yaitu memberikan perhatian dan membina
hubungan baik dengan istri, sehingga istri mengkonsultasikan setiap masalah yang
dialaminya selama kehamilan.
Universitas Sumatera Utara
Download