Upaya Penyelamatan Pantai umum, seperti jalan raya, bangunan bernilai sosial/ budaya tinggi, dan pusat kegiatan masyarakat. Kedua, pengamanan banjir di kawasan pantai (coastal flooding) akibat kondisi curah hujan tinggi dan drainase buruk. Ketiga, stabilisasi muara sungai dan saluran drainase yang langsung ke laut untuk melindungi lalu lintas pelayaran dan pengendalian banjir. Keempat, menjaga kedaulatan NKRI, contohnya, reklamasi Pulau Nipah di Kepulauan Riau. Prioritas lain adalah revitalisasi kawasan pantai, seperti yang dilakukan di pantai Losari, Makassar. Dikatakannya, model penanganannya disesuaikan dengan kondisi lingkungan setempat, bisa berupa tanggul atau tembok penahan pantai, krib (batu penahan hempasan ombak), ataupun jetty pengarah gelombang, seperti yang dilakukan di Pantai Bau-bau, (Sultra), Sanur (Bali), Punggur (Bengkulu), dan Glagah, (DIY). Dari upaya itu, Amron berharap kerusakan dan korban harta benda dan jiwa penduduk dapat terkurangi. Meski Amron mengakui faktor terbatasnya dana kerap menjadi kendala, sehingga upaya yang dilakukan kurang maksimal. “Kalau soal pedoman serta teknologi pengamanan serta dukungan peraturan dirasakan sudah cukup,” ujarnya. bih tinggi dari yang ada. Keuntungan lain, menurut Dadang, dengan formasi struktur yang bertangga dan berlubang mampu mengurangi energi gelombang, sehingga rayapan gelombang menjadi cukup rendah. Selain itu, bentuknya yang tersusun seperti tangga dan dihampar secara vertikal akan menambah keindahan bangunan ini dan sangat cocok diterapkan untuk pantai yang landai. Pemasangannya pun relatif lebih mudah karena dicetak di luar pantai, tanpa melibatkan alat berat, tapi padat tenaga. Teknologi pengamanan pantai kini terus berkembang, bahkan mulai diperkenalkan model tembok pantai dari bahan karet. Ke depan, Amron berharap, dana operasi dan pemeliharaan pantai dapat ditambah sehingga tingkat kerusakan pantai dapat terkurangi. n Sementara itu di tempat terpisah, Dadang Karmen, Kepala Loka Pantai, Puslitbang SDA, Kemen PU mengatakan bahwa berbagai aplikasi teknologi konservasi pantai telah diterapkan sesuai kondisi karakteristik setiap pantai. Salah satunya adalah teknologi Blok Beton Berkait (3B) yang merupakan hasil penelitian dari Loka Pantai, Puslitbang SDA. Menurutnya, rekayasa teknologi konservasi pantai 3B ini selain biaya konstruksinya jauh lebih hemat dibanding dengan model lime stone, juga hasilnya cukup andal menanggulangi kerusakan pantai. Model ini telah diterapkan di Pantai Banyupoh, Buleleng, Bali. Dijelaskan pula olehnya bahwa 3B ini ialah satuan armor yang dapat disusun saling berkait, dilengkapi plat beton pengunci, sehingga menjadi satu kesatuan revetmen pelindung pantai dengan nilai koefisien stabilitas le- Selamatkan Hutan Mangrove Kita MODEL PENANGANAN KIPRAH Tahun XIII | Januari-Februari 2012 H utan mangrove merupakan jenis vegetasi yang memiliki daya tahan terhadap kondisi alam. Hal ini karena hidupnya dipengaruhi oleh pasang surut air laut yang terjadi secara alami. Fungsi keberadaan hutan mangrove ini sangat penting, antara lain sebagai benteng/pelindung dari ancaman gelombang air laut yang datang ke daratan dan mencegah terjadinya abrasi pantai, serta proses intrusi air laut. Di samping menjadi sumber makanan bagi kehidupan makhluk hidup terutama ikan dan biota laut. Hutan mangrove digolongkan menjadi dua, yaitu jenis mengrove sejati, seperti api-api (Avicenia), pidada (Sonneratia), bakau (Rhizophora) dan mangrove ikutan (waru laut, dadap, nipah, dan sebagainya). Data Kementerian Lingkungan Hudup (KLH) menyebutkan di Indonesia terdapat sekitar 4,3 juta hektar kawasan hutan mangrove. Dari cakupan luasannya membuktikan bahwa negeri ini kaya akan potensi alam. Karenanya, hutan mangrove perlu dijaga dan dilestarikan, agar dapat dinikmati oleh anak cucu kita secara berkelanjutan. 49