BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya bidang industri yang dinamis menyebabkan persaingan antar perusahaan yang semakin ketat. Perusahaan – perusahaan seakan berlomba – lomba untuk mempertahankan dan mencari konsumen baru untuk membeli produk mereka. Dewasa ini banyak pemain baru dalam industri yang sama sehingga bermunculan produk – produk baru. Keberagaman produk ini memberi banyak pilihan bagi konsumen untuk memilih dan pada akhirnya memutuskan untuk membeli. Oleh karena itu, perusahaan mengerahkan segala daya upaya di berbagai bidang baik dalam bidang industri maupun bidang pemasaran untuk dapat bertahan di pasar dan siap bersaing dengan produk lainnya. Salah satu strategi pemasaran yang biasa dilakukan oleh perusahaan adalah melalui periklanan. Periklanan merupakan media pemasaran yang paling efektif. Periklanan dapat mendorong keputusan pembelian. Oleh karena itu isi iklan harus jelas dan dapat dimengerti oleh konsumen. Sebuah iklan sebaiknya dapat mewakili produk yang diiklankan. Strategi produksi berkaitan erat dengan proses pembuatan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Jika produk yang diproduksi berkualitas sesuai dengan keinginan konsumen maka konsumen akan merasa puas. Apalagi didukung dengan strategi bauran pemasaran yang baik (dari segi harga, produk yang berkualitas, mudah dijangkau, dan promosi yang efektif) dapat menimbulkan kepuasan kosumen. Banyaknya pilihan produk di pasaran dan semakin ketatnya persaingan mendorong terjadinya perilaku perpindahan merek yang dilakukan oleh konsumen. Persaingan diantara merek hampir terjadi pada seluruh produk, baik itu produk – produk kecantikan, 1 2 Kesehatan,minuman dan makanan. Salah satunya adalah Indomie yang dikeluarkan PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. Indomie merupakan produk yang sudah lama beredar di pasaran dan mempunyai banyak pesaing. Indofood didirikan pada tahun 1990 dengan nama PT Panganjaya Intikusuma. Lalu pada tahun 1994 mengganti nama menjadi PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Indofood adalah salah satu perusahaan makanan olahan terbesar dengan jaringan distribusi yang luas di Indonesia, tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya sejak tahun 1994. Kegiatan usaha Indofood dibagi menjadi empat Kelompok Usaha Strategis (Grup), yaitu : Produk Konsumen Bermerek, Bogasari, Minyak Goreng & Lemak Nabati, serta Distribusi. Grup Produk Konsumen Bermerek terdiri dari Divisi Mi Instan, divisi Makanan Ringan, divisi Nutrisi & Makanan Khusus, divisi Bumbu Penyedap Makanan, serta Divisi Kemasan. Adapun Grup Minyak Goreng & Lemak Nabati terdiri dari divisi Perkebunan, divisi Minyak Goreng & Margarin, serta divisi Komoditi. Sepanjang perjalanannya selama bertahun – tahun, Indofood telah berkembang menjadi sebuah mega brand, dengan ekuitas merek yang kuat dan memiliki pangsa pasar yang signifikan. Indofood senantiasa mempersembahkan produk – produk berkualitas secara konsisten dan berhasil mendapatkan kepercayaan dari pelanggan. Oleh karena itu, Indofood dapat meraih pemimpin pasar untuk produk – produk utamanya antara lain mie instan, tepung terigu, minyak goreng, margarine, dan lemak nabati.(sumber : annual report tahun 2006 PT Indofood Sukses Makmur) Pengaruh jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar merupakan suatu peluang industri bagi mi instan, dimana ternyata saat ini ternyata potensi pasar mi instan di masyarakat baru sebesar 20% dari total 220 juta penduduk Indonesia yaitu 44 juta. Dari 20% segmen pasar tersebut, Indofood menguasai 80% persen yaitu sekitar 35,2 juta penduduk. Sisanya sebesar 4,8 juta diperebutkan produk – produk mi instan lain. 3 Informasi terakhir menyebutkan bahwa market share mi instan sudah demikian signifikan perubahannya, dibanding pada tahun 2002 yang sekitar 68% milik indomie saja, dan bila ditotal dengan Indofood Grup (Sarimi, Supermie) di atas 80%, sekarang berbeda. Sudah sekitar 20-an persen pasar mi instan mulai bergeser ke mi produk dari Wings Food (mie sedaap) dan sekitar 10% lainnya ke Gagamie, Alhami, Salamie, Kare, dll.(www.detikpublishing.com) Mereka beramai-ramai menggerogoti keperkasaan Indofood. Akan tetapi, banyak yang kemudian terkapar tak kuat menahan beratnya persaingan. Di antara yang bertahan dan bahkan berani menantang adalah Mie Sedaap, diluncurkan April 2003. Dialah yang selama empat tahun terakhir konsisten menggoyang kekuatan Indofood yang diwakili oleh Indomie, Sarimi, dan Supermie. Mula – mula pertarungan sebatas beradu iklan . Seperti tradisi, Wings langsung menggebrak dengan iklan besar – besaran. Hal itu terlihat dari rekaman catatan Nielsen Media Research, hanya dalam waktu 9 bulan di tahun 2003, belanja iklan Mie Sedaap sudah mencapai Rp 5,6 miliar. Lalu, tahun 2004 meningkat ke angka Rp 9,9 miliar.(www.swa.co.id) Untuk saat ini, hasil survey omnibus Dwi Sapta tahun 2007 memperlihatkan pangsa pasar mi instan sebagai berikut : Indomie 62,9 %; Mie Sedap 25,9 %; Supermie 4,2%; Sarimi 1,9%; dan Kare 1,4%.(www.swa.co.id) Dalam menghadapi persaingan dengan Indofood, para pesaing berusaha menarik perhatian konsumen dengan cara bermacam – macam seperti iklan di berbagai media, promosi, harga, dan sebagainya. Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti perilaku perpindahan merek pada konsumen Indomie yang dipengaruhi periklanan dan perceived quality. 4 1.2 Identifikasi Masalah Apakah terdapat pengaruh antara periklanan terhadap keputusan perpindahan merek pada konsumen Indomie? Apakah terdapat pengaruh antara perceived quality terhadap keputusan perpindahan merek pada konsumen Indomie? Apakah terdapat pengaruh antara periklanan dan perceived quality terhadap keputusan perpindahan merek pada konsumen Indomie? 1.3 Tujuan Penelitian Ingin mengetahui pengaruh antara periklanan terhadap keputusan perpindahan merek pada konsumen Indomie. Ingin mengetahui pengaruh antara perceived quality terhadap keputusan perpindahan merek pada konsumen Indomie. Ingin mengetahui pengaruh antara periklanan dan perceived quality terhadap keputusan perpindahan merek pada konsumen Indomie. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan Memberi masukan kepada perusahaan mengenai persepsi konsumen terhadap kualitas produk Indomie dan sebagai bahan perbandingan mengenai efektivitas iklan yang harus dibuat, apakah dapat meyakinkan konsumen untuk terus membeli produk yang ditawarkan. 2. Bagi peneliti Menambah wawasan, pengetahuan, dan aplikasi dari teori yang telah diajarkan