1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keanekaragaman hayati sebuah hutan hujan menunjukkan begitu tingginya tingkat komposisi kekayaan spesies hutan tersebut. Tingkat komposisi kekayaan spesies hutan bisa dipengaruhi oleh keadaan spesies pada awalnya dan kesempatan hidup spesies tersebut. Terdapat pembahasan yang menyebutkan bahwa kedua faktor ini lebih mempengaruhi tingkat kekayaan spesies hutan dibandingkan faktor kompetisi diantara spesies (Hubbell 2001). Kegagalan spesies untuk mengkolonisasi ruang menjadi hal yang penting dalam proses terjaganya sejumlah spesies yang secara ekologi mirip dalam satu komunitas. Kegagalan spesies ini dinamakan batasan rekrutmen (Hurtt & Pacala 1995). Beberapa eksperimen telah menunjukkan adanya batasan rekrutmen dalam komunitas spesies seperti dalam komunitas karang laut. Sangat sulit untuk menemukan bukti empirik batasan rekrutmen dalam ekosistem hutan karena waktu generasinya dalam hitungan dekade, sedangkan eksperimen yang tersedia sekarang hanya dalam ruang kecil dan skala yang temporal (Clark et al. 1999). Model yang dikembangkan oleh Tilman adalah model yang sering dipakai untuk menjadi landasan dalam menggambarkan terjaganya tingkat kekayaan spesies yang tinggi dan pendukung akan pentingnya batasan rekrutmen dalam hutan hujan (Svenning 1999). Untuk menggambarkan dinamika spesies hutan hujan, perlu dibuat modifikasi dari model Tilman ini (Bampfylde et al. 2005). Modifikasi model yang dimaksud ini akan menggambarkan suatu keadaan sebuah ruang dalam hutan yang sudah ditempati oleh suatu spesies tidak mungkin akan diinvasi oleh spesies lain. Modifikasi model juga menggambarkan terciptanya ruang kosong yang nantinya akan ditempati terlebih dahulu oleh spesies dengan tingkat pertumbuhan anakan tertinggi diantara spesies lain. 1.2 Tujuan 1. 2. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah : mengkaji modifikasi Model Tilman yang menggambarkan terpeliharanya keanekaragaman hayati hutan hujan; menyimulasikan kondisi stabil dari model modifikasi tersebut. II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Persamaan Diferensial Definisi 3 (Persamaan Diferensial Linear) Definisi 1 (Persamaan Diferensial Orde n) Sebuah persamaan diferensial orde n dikatakan linear jika dapat dituliskan ke dalam bentuk persamaan Persamaan diferensial orde n adalah sebuah persamaan yang memiliki bentuk umum F( x, y, y ', y '',..., y ( n ) ) = 0 , dengan y adalah sebuah fungsi dari x, y' = d2y dy , y '' = 2 , dan seterusnya. dx dx (Farlow, 1994) Definisi 2 (Orde) Orde persamaan diferensial adalah turunan tertinggi yang terdapat pada persamaan. Sebagai contoh dy − 3 y = 2 adalah dx persamaan diferensial orde 1. (Farlow, 1994) dn y d (n−1) y dy + a1(x) (n−1) + ... + an−1(x) + an (x) y = f (x) n dx dx dx (a0 ( x) ≠ 0) . (2.1) a0 (x) a0 ( x), a1 ( x ),..., an ( x ) Fungsi-fungsi disebut sebagai koefisien-koefisien dari persamaan diferensial dan f ( x) disebut bentuk nonhomogen. Jika koefisien adalah fungsi konstan, maka persamaan diferensial dikatakan memiliki koefisien konstan. Selalu diasumsikan bahwa fungsi kontinu dan a0 ( x) ≠ 0 di daerah asal persamaan yang didefinisikan. Selanjutnya, persamaan diferensial dikatakan homogen jika f ( x) = 0 . Persamaan diferensial orde n yang tidak dapat ditulis seperti bentuk umum (2.1) disebut persamaan diferensial tak linear. (Farlow, 1994)