HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG

advertisement
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PENCEGAHAN KARIES GIGI
DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI BALITA
Nawang Siwi Sayuti1
1
Prodi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
[email protected]
ABSTRAK
Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu komponen kesehatan secara menyeluruh dan tidak
dapat diabaikan karena ikut mempengaruhi tumbuh kembang anak yang sempurna. Karies gigi
adalah penyakit yang disebabkan oleh interaksi antara host (gigi dan saliva), mikroorganisme (plak),
substrat (karbohidrat) dan waktu. Data karies gigi di kabupaten Karanganyar pada tahun 2015
mengambil data dari puskesmas di Kecamatan Karanganyar yaitu Puskesmas Karanganyar
prevalensi karies gigi 51,57%. Prevalensi karies gigi tertinggi adalah kelurahan Delingan 74,72%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang pencegahan
karies gigi terhadap kejadian karies gigi. Penelitian ini termasuk penelitian cross sectional dengan
jumlah sampel 132 balita dan ibunya. Pengambilan sampel menggunakan teknik Proportional
Random Sampling. Analisis data menggunakan korelasi Rank Spearman dengan taraf signifikasi 5%.
Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu tentang pencegahan karies gigi terhadap
kejadian karies gigi pada balita dengan nilai Chi-square hitung diperoleh hasil 5,382 < 5,991 nilai
Chi-square tabel dan nilai p yang diperoleh 0,068 > 0,05.
Kata kunci: pengetahuan ibu, sikap ibu, karies gigi
ABSTRACT
Dental and oral hygiene is one of the health components which cannot be ignored since it affects
chidren’s growth. Dental caries is a disease caused by the interaction of host (teeth and saliva),
micro-organism (plaque), substrate (Carbohydrate) and time. The Data of dental caries in 2015, taken
from Puskesmas Karanganyar, shows that the number of dental caries prevalence in Karanganyar
was 51.57%. While the highest number of this prevelance was 74.72%. The onjective of this research
is to know the relation between mother’s knowledge and attitude about detal caries prevention
towards dental caries cases. This research belongs to cross-sectional research, and takes 132 toddlers
and their mother as the sample of the research. Proportional Random Sampling research was
employed as the sampling techniques. Rank Spearman correlation of which level of significance is 5%
was employed as the Data Analysis method of this research. The result shows that the relation among
the mother’s knowledge and action towards the dental caries cases on toddlers cannot be found. It is
indicated by the number of Chi-square value = 5,382 < 5,991 and the value of Chi-square table and p
value = 0,068 > 0,05.
Keywords: Mother’s Knowledge, Mother’s Attitude, Dental Caries
adalah karies gigi. Karies gigi adalah penyakit
1. PENDAHULUAN
Kesehatan gigi dan mulut merupakan
salah
satu
komponen
kesehatan
secara
yang disebabkan oleh banyak faktor. Faktor
utama adalah interaksi antara host (gigi dan
menyeluruh dan tidak dapat diabaikan karena
saliva),
mikroorganisme
ikut mempengaruhi tumbuh kembang anak
(karbohidrat) dan waktu (Kidd,2000). Selain
yang sempurna dalam mewujudkan manusia
faktor-faktor yang ada di dalam mulut yang
sehat, cerdas dan produktif serta mempunyai
langsung berhubungan dengan karies terdapat
daya juang yang tinggi (Depkes RI, 2004).
juga
Salah satu masalah dalam kesehatan gigi
berhubungan yang disebut faktor risiko luar
faktor-faktor
yang
(plak),
tidak
substrat
langsung
yaitu antara lain pengetahuan, sikap, dan
giginya belum ditangani dan 89% anak-anak
praktik yang berhubungan dengan kesehatan
dibawah 4 tahun mengalami karies gigi.
gigi (Suwelo,1997).
Data
karies
gigi
di
kabupaten
Karies gigi disebabkan karena proses
Karanganyar pada tahun 2015 mengambil data
penyikatan gigi pada anak kurang optimal.
dari puskesmas di Kecamatan Karanganyar
Dapat disebabkan karena anak tidak dibiasakan
yaitu
melakukan penyikatan gigi sejak dini oleh
karies gigi 51,57% . Prevalensi karies gigi
orang tua sehingga anak tidak mempunyai
tertinggi adalah kelurahan Delingan 74,72%.
kesadaran dan motivasi untuk memelihara
kebersihan serta kesehatan gigi dan mulutnya.
puskesmas
Karanganyar
prevalensi
Berdasarkan studi pendahuluan yang
dilakukan di Kelurahan Delingan Kecamatan
Data dari WHO (2010) menunjukkan
Karanganyar didapatkan 7 dari 10 balita
bahwa rata-rata karies (DMF-T) pada anak
mengalami karies gigi dan tidak mengetahui
usia 4 tahun berkisar 2,4. Indeks karies anak
cara menggosok gigi dengan benar. Dan 8-10
usia 4 tahun di Indonesia sebagai salah satu
orang tua mengatakan karies gigi (gigi
negara SEARO (South East Asia Regional
berlubang pada anak adalah hal yang biasa
Offices) saat ini berkisar 2,2 Di negara
sehingga tidak perlu khawatir kalau gigi anak
berkembang
1,2,
berlubang dan mereka beranggapan bahwa
sedangkan target dari WHO untuk tahun 2010
karies gigi bukanlah sesuatu yang harus di
adalah 1,0. Departemen Kesehatan RI pada
khawatirkan karena nantinya akan diganti
tahun 2011 melakukan survey kerusakan gigi
dengan gigi dewasa.
lainnya
indeks
karies
di Indonesia, dengan hasil sekitar 70 %
penduduk Indonesia usia 3 tahun keatas pernah
2. PELAKSANAAN
mengalami kerusakan gigi. Pada usia 4 tahun
a. Lokasi dan Waktu Penelitian
kerusakan gigi mencapai 43,9 %. Kelompok
Lokasi penelitian dilakukan di Posyandu
usia 4 tahun ini merupakan indikator kritis,
Balita Kelurahan Delingan, Kecamatan
karena sekitar 76,97% karies menyerang usia
Karanganyar,
tersebut.
Waktu penelitian pada bulan Juli 2016
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT, 2014), prevalensi karies gigi
Kabupaten
Karanganyar.
sampai dengan Januari 2017.
b. Populasi dan sampel penelitian
di Indonesia mencapai 90,05%, dan ini
Populasi dalam penelitian adalah balita
tergolong lebih tinggi dibandingkan dengan
yang ada di Kelurahan Delingan sebanyak
negara berkembang lainnya. Menurut Riset
196.
Kesehatan Dasar tahun 2011, 72,1% penduduk
Teknik pengambilan sampel menggunakan
indonesia giginya berlubang, 43,4 % penduduk
proportional
indonesia yang berusia diatas 4 tahun karies
perhitungan jumlah sampel menggunakan
random
sampling
dan
rumus
slovin
diperoleh
132
sampel
responden.
a. Hubungan
pengetahuan
ibu
tentang
pencegahan karies gigi dengan kejadian
karies gigi balita
3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
Tabel 1. Hubungan pengetahuan ibu tentang
pencegahan karies gigi dengan
kejadian karies gigi balita (n=132)
kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan
Pengetahuan Ibu
adalah korelasional dengan pendekatan cross
sectional. Variabel penelitian terdiri dari
Kategori Baik
Kategori Cukup
Kategori Kurang
Kejadian Karies Gigi
Karies
Tidak Karies
f
%
f
%
75
84,3
38
15,7
14
88,4
5
11,6
0
0
0
0
kejadian karies gigi, pengetahuan, dan sikap
Total
f
113
19
0
132
Hasil Uji
Nilai
R
P
%
100
100
0
-0,180
0,038
ibu tentang pencegahan karies gigi. Alat yang
Tabel 1 menunjukkan bahwa ibu yang
digunakan untuk memperoleh data berupa
pengetahuan tentang pencegahan kariesnya
kuesioner dan pencatatan karies gigi. Desain
baik sebagian besar balitanya yaitu sebanyak
penelitian yang digunakan adalah korelasional
77 (86,5%) mengalami karies. Demikian juga
dengan pendekatan cross sectional.
ibu yang pengetahuannya dalam kategori
Kuesioner pengetahuan
pencegahan
karies
gigi
ibu
terdiri
tentang
dari
15
cukup terdapat 12 (88,4%) balita yang
mengalami karies.
pertanyaan dengan uji validitas menggunakan
Hasil uji Rank Spearman diketahui
teknik korelasi biserial dan uji reliabilitas
bahwa nilai r -0,180 dan nilai p 0,038 (p <
menggunakan teknik KR-20. Kuesioner sikap
0,05) ini menunjukkan bahwa ada hubungan
ibu tentang pencegahan karies gigi terdiri dari
antara pengetahuan ibu dengan kejadian karies
14 pernyataan skala guttman dengan uji
gigi balita di Kelurahan Delingan Kecamatan
validitas menggunakan teknik product moment
Karanganyar Kabupaten Karanganyar. Karies
dan uji reliabilitas menggunakan teknik alpha
gigi dipengaruhi oleh beberapa faktor, menurut
cronbach. Kuesioner terdiri dari pernyataan
Ginting
positif (favourable) dan pernyataan negatif
mempengaruhi
(unfavourable).
keturunan dan bawaan lahir, kesehatan anak,
(1992)
karies
faktor-faktor
gigi
yang
antara
lain
makanan asam, makanan kariogenik, dan sikat
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
gigi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
jumlah responden yang paling banyak berusia
29-35 tahun yaitu sebanyak 53 responden
(40,2%).
ingkat
pendidikan
b. Hubungan sikap ibu dengan kejadian karies
gigi balita.
Tabel
2.
responden
bervariasi dan yang terbanyak adalah tamat
SMP yaitu 56 (42,45%) dan terendah adalah
SD yaitu 17 (12,9%) dari jumlah responden.
Sikap Ibu
Kategori Baik
Kategori Cukup
Kategori Kurang
Hubungan sikap ibu tentang
pencegahan karies gigi dengan
kejadian karies gigi balita
(n=132)
Kejadian Karies Gigi
Karies
Tidak Karies
f
%
f
%
77
67,5
37
32,5
11
64,7
6
35,3
1
100
0
0
Total
f
114
17
1
132
%
100
100
100
Hasil Uji
Nilai
R
P
-0,165
0,059
Tabel 2 menunjukkan bahwa sikap ibu
p yang diperoleh 0,068 > 0,05 dari taraf
tentang pencegahan karies gigi dalam kategori
signifikansi yang ditetapkan. Hal tersebut
baik pada balita yang mengalami karies gigi
menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara
adalah sejumlah 77 (67,5%). Sikap ibu tentang
pengetahuan dan sikap ibu tentang pencegahan
pencegahan karies gigi dalam kategori cukup
karies gigi terhadap kejadian karies gigi pada
pada balita yang mengalami karies gigi
balita. Hal ini disebabkan karena pengetahuan
sejumlah 11 (64,7%) balita mengalami karies.
dan sikap bukan penentu terjadinya suatu
Hasil uji Rank Spearman diketahui nilai
tindakan atau praktek nyata yang berupa usaha
p 0,059 (p > 0,05) hal ini menunjukkan bahwa
untuk melakukan serangkaian pencegahan
tidak ada hubungan antara sikap ibu dengan
dalam hal ini usaha pencegahan karies gigi.
kejadian karies gigi balita. Hal ini tidak sesuai
Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan,
dengan teori Green (1980), yang menjelaskan
pengetahuan dan sikap merupakan respon
bahwa
tertentu
seseorang terhadap stimulus atau rangsangan
merupakan penentu komponen dan sebab dari
yang masih bersifat terselubung (Notoatmodjo,
praktik. Tidak adanya hubungan antara sikap
2011).
sikap
sampai
tingkat
ibu tentang pencegahan karies gigi dengan
Menurut Ginting, (1992) faktor-faktor
kejadian karies gigi balita dimungkinkan
yang mempengaruhi karies gigi antara lain
karena walaupun ibu setuju dengan pernyataan
keturunan dan bawaan lahir, kesehatan anak,
tentang pencegahan karies gigi tetapi apabila
makanan asam, makanan kariogenik, dan sikat
tidak mau melakukan tindakan pencegahan
gigi. Sedangkan menurut Suwelo (1992)
maka akan terjadi karies gigi.
beberapa faktor penyebab karies gigi adalah
c. Hubungan pengetahuan dan sikap ibu
komposisi gigi sulung, susunan gigi sulung,
tentang pencegahan karies gigi terhadap
mikroorganisme, substrat, dan waktu yang
kejadian karies gigi pada balita
merupakan faktor dari dalam. Sedangkan
Tabel 3. Hubungan pengetahuan dan sikap ibu
tentang pencegahan karies gigi
terhadap kejadian karies gigi pada
balita (n=132)
Chi-square
5,382
df (variabel
independen)
2
faktor dari luar selain sikap dan perilaku
individu
terhadap
kesehatan
gigi
juga
makanan.
Signifikansi
5. KESIMPULAN
0,068
Tabel 3 menunjukan nilai hitung yang
dihasilkan dari analisis multivariat. Penelitian
ini menetapkan taraf signifikansi sebesar 5%
(0,05). Nilai Chi-square hitung diperoleh hasil
5,382 < 5,991 nilai Chi-square tabel dan nilai
a. Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu
tentang pencegahan karies gigi dengan
kejadian karies gigi balita (p = 0,038 <
0,05).
b. Tidak ada hubungan antara sikap ibu
tentang pencegahan karies gigi dengan
kejadian karies gigi balita (p = 0,059 >
Bandung. Jakarta : Indonesia Publishing
0,05).
c. Tidak ada hubungan antara pengetahuan
dan sikap ibu tentang pencegahan karies
gigi
secara
bersama-sama
(simultan)
terhadap kejadian karies gigi pada balita (p
House.
Ircham, McMs, dkk. 1993. Penyakiti-penyakit
Gigi
dan
Mulut
Pencegahan
dan
Perawatannya. Yogyakarta. Liberty.
Kidd, E.A.M, 2000. Manual Konservasi
= 0,068 > 0,05).
Restoratif. Jakarta. Widya Medika.
SARAN
Melihat tingginya kejadian karies gigi
balita
Ginting, B. 1984. Mulut Sehat Gigi Kuat.
di
Kelurahan
Delingan
sebaiknya
petugas puskesmas pada saat melakukan
Krist Moestopo. 2000. Pemeliharaan Gigi.
Jakarta. EGC.
Mubarak, Wahid Iqbal, et al. 2011. Promosi
penyuluhan di posyandu ataupun di sekolah
Kesehatan:
tidak
Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Edisi
hanya
dengan
ceramah
tetapi
menggunakan alat bantu berupa poster atau
Sebuah
Pengantar
Proses
pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
gambar tentang penyakit gigi dan akibatnya
Notoadmodjo, Soekidjo. 2011. Kesehatan
agar masyarakat sadar bahwa lebih baik
Masyarakat Ilmu & Seni Jakarta. Rineka
mencegah daripada terserang penyakit gigi.
Cipta.
Diharapkan puskesmas memberikan materi
Suwelo, I.S. 1992. Karies Gigi Pada Anak
tentang pencegahan karies gigi pada program
Dengan Pelbagai Faktor Etiologi. Jakarta.
kelas ibu balita. Serta perlu juga diadakan
EGC.
kegiatan sikat gigi bersama di sekolah secara
Pintauli, S., & Hamada, T. 2008. Menuju Gigi
rutin agar kebiasaan menjaga kebersihan gigi
dan Mulut Sehat. Medan: USU Press.
Puskesmas
tertanam sejak dini.
Karanganyar.
2015.
Profil
Puskesmas Karanganyar. Karanganyar:
Puskesmas Karanganyar.
6. REFERENSI
Badan
Penelitian
Kesehatan
Desember
dan
Pengembangan
RI.
(2013,
Kesehatan Gigi Anak Dalam Menunjang
Kesehatan
Dasar.
Peningkatan
Kemenkes
Riset
Frecken Jo, dkk. 1997. Pedoman Perawatan
Atraumatik
Pendekatan
Penanggulangan Karies Gigi. Yogyakarta.
Gajah Mada Unibersity Press.
Kualitas
Sumber
Daya
Manusia Indonesia di Masa Mendatang.
RISKESDAS 2013, p. 157.
Restoratis
Suwelo, I.S. 1997. Penanggulangan Pelayanan
Jakarta. EGC.
Tarigan, Rasinta. 1995. Karies Gigi. Jakarta.
Hipocrates.
Yundali,Aditiawarman, 2012. Kesehatan Gigi
Dan Mulut. Bandung. Pustaka Reka Cipta
Download