bab ii studi pustaka - Perpustakaan Universitas Mercu Buana

advertisement
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture
BAB II STUDI PUSTAKA
2.1.
Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja
Target perancangan yang akan dirancang dan berdasarkan dari KAK adalah
mendesain sebuah bangunan Perumahan (Housing) yang akan terdiri dari Landed
Residential untuk kalangan kelas atas dengan Sarana dan Fasilitas Cluster Terpadu, dengan
desain layout dan facade yang mencerminkan kelas rumah premium.
2.1.
Dasar Pemikiran
Penekanan dasar pemikiran diarahkan pada konsep dasar bangunan ramah
lingkungan atau green building. Bangunan ramah lingkungan ini mempunyai kontribusi
menahan laju pemanasan global yang diakibatkan oleh energi atau penggunaan tenaga
pada suatu bangunan.dengan membenahi iklim mikro. Dalam pemanasan global, hal yang
perlu diperhatikan adalah dengan penghematan air dan energi serta penggunaan energi
terbarukan. Arsitektur ramah lingkungan, yang juga merupakan arsitektur hijau, mencakup
keselarasan antara manusia dan lingkungan alamnya.
Arsitektur hijau mengandung juga dimensi lain seperti waktu, lingkungan alam, sosiokultural, ruang, serta teknik bangunan terutama dalam hal menjaga keterkaitan dengan alam
atau menguranginya kerusakan alam berlebih. Hal ini menunjukkan bahwa arsitektur hijau
bersifat kompleks, padat dan vital dibanding dengan arsitektur pada umumnya. Green
architecture didefinisikan sebagai sebuah istilah yang menggambarkan tentang ekonomi,
hemat energi, ramah lingkungan, dan dapat dikembangkan menjadi pembangunan
berkesinambungan. Green architecture (dikenal sebagai konstruksi hijau atau bangunan
yang berkelanjutan) adalah praktek membuat struktur dan menggunakan proses yang
bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber daya yang efisien di seluruh siklus
hidup bangunan
2.1.1. Kriteria Perancangan
Beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan dalam perancangan Housing
diantaranya:
a. Merancang Site Plan dengan pendekatan wawasan Hijau dan Modern Resort dan juga
bangunan dengan karakteristik yang inovatif dan unik, dan desain layout dan façade yang
mencerminkan kelas rumah premium dengan mempertimbangkan efisiensi biaya, serta
desain konstruksi dan utilitas yang sederhana.
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
|4
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture
b. Arsitek melakukan pekerjaan perencanaan siteplan, pola jalan, pengkavlingan, dan pola
hijau di dalam area perencanaannya.
c. Desain yang efektif yang memaksimalkan penggunaan tanah dan mempertimbangkan
aksesibilitas.
d. Arsitek akan melakukan pekerjaan perancangan Arsitektur yang meliputi bangunan
beserta halamannya, termasuk hardscape dan konsep softscapenya.
e. Memperhatikan kebutuhan ruang standar.
f. Sejalan dengan perijinan setempat, nasional maupun standar internasional.
g. Keseluruhan perancangan mencakup gabungan aspek fungsional, dan pemasaran yang
menyatu dengan lingkungannya.
h. Perancangan ruang yang fungsional, efisein, dan mengesankan tapi tidak berlebihan.
i. Fleksibilitas rancangan ruang.
j. Memperhatikan standar keamanan internasional dan standar kenyamanan
2.1.2. Lokasi dan Kondisi Lingkungan
Lokasi pembangunan housing ± 10,8 Hektar wilayah ( bagian dari seluruh kawasan
seluas 24,5 hektar ) , yang terletak di sebelah barat BSD-City, daerah pemukiman, jalur hijau
dan fasilitas lain yang bersifat menunjang kegiatan
 Ketentuan Perancangan

Pemahaman dan kelengkapan sesuai KAK

Konsep integrasi antara komponen perumahan (blok-blok rumah, dan fasilitas
ruang publik)

Sirkulasi lalu lintas, rencana infrastruktur, dan keterhubungan.

Aspek Keamanan dan Keselamatan.

Untuk unit perumahan : penggunaan ruang yang inovatif, tata letak yang
efisien, dan kenyamanan penghuni.

Aspek keterbangunan dan kelayakan rancangan.

Orientasi rancangan melalui pendekatan lingkungan (Iklim, Lintasan Matahari,
dan karakteristik angin, dll).

Kepekaan rancangan perumahan terhadap energi, air, limbah, dan gas rumah
kaca (CO2).

Rancangan ruang terbuka publik dan ruang hijau.
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
|5
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture

Penggunaan material Eco-Friendly dan sistem minim perawaran dan minim
penggunaan bahan kimia.

Menarik bagi calon penghuni.

Memaksiimalkan Potensi Lahan.

Kemampuan didalam menciptakan Identitas : Unik dan Orisinil.

Dapat beradaptasi dan memiliki kegunaan yang luas dari berbagai aktifitas, dan
kegunaan dari rutinitas keseharian, mingguan, dan musiman.

Rancangan akhir dapat berlaku sebagai generator untuk pertumbuhan ekonomi
daerah, peningkatan kualitas hidup masyarakat, dan gaya hidup sehat.
2.3.
Tinjauan Umum
2.3.1. Tinjauan Teoritis

Definisi Perumahan (Housing)
Kata housing dalam bahasa Inggris yang artinya adalah perumahan. Dapat
diketahui bahwa Rumah ialah suatu kebutuhan pokok bagi manusia yang berfungsi untuk
tempat berlindung. Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman, adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik
perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas
umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni. Berikut merupakan
beberapa definisi mengenai perumahan menurut para ahli :
1. Menurut John F.C Turner, 1972, dalam bukunya Freedom To Build mengatakan,
“Rumah adalah bagian yang utuh dari permukiman, dan bukan hasil fisik sekali jadi
semata, melainkan merupakan suatu proses yang terus berkembang dan terkait
dengan mobilitas sosial ekonomi penghuninya dalam suatu kurun waktu. Yang
terpenting dan rumah adalah dampak terhadap penghuni, bukan wujud atau standar
fisiknya.
2. Menurut Siswono Yudohusodo (Rumah Untuk Seluruh Rakyat, 1991: 432), rumah
adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana
pembinaan keluarga.
3. Menurut Undang-Undang No.4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman,
Perumahan adalah sekelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
lingkungan.
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
|6
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture
Dari segi fisik perumahan merupakan sebuah lingkungan yang terdiri dari kumpulan dari
unit rumah tinggal yang akan memungkinkan terjadinya interaksi sosial diantara
penghuninya. Yang di lengkapi dengan sarana dan prasarana. Lingkungan ini biasanya
terdapat beberapa aturan-aturan yang berlaku bagi warganya.
Adapula beberapa penjelasan dan pengertian ruamh menurut beberapa data,
menurut Amos Rapoport (1969), rumah diartikan sebagai suatu lembaga dan bukannya
hanya sebagai struktur, yang dibuat untuk berbagai tujuan yang kompleks dan karena
membangun suatu rumah merupakan gejala budaya maka bentuk dan pengaturannya
sangat dipengaruhi budaya lingkungan di mana bangunan itu berada. Bentuk rumah dapat
berubah menurut kondisi iklim, metode konstruksi, material yang tersedia dan teknologi.
Yang utama adalah faktor sosial budaya sedangkan lainnya merupakan faktor kedua atau
melengkapi/memodifikasi. Hubungan antara bentuk rumah dan permukiman, yaitu bahwa
bentuk rumah dalam suatu permukiman merupakan gambaran fisik dari budaya, agama,
material, dan aspek sosial serta merupakan alam simbolik dari permukiman tersebut. Dalam
suatu permukiman rumah tidak hanya dipengaruhi oleh factor fisik semata atau dipengaruhi
oleh faktor yang berdiri sendiri, tetapi lebih merupakan akibat dari keseluruhan faktor sosio
kultural yang dapat dilihat dari pola-polanya secara luas. Lingkungan yang terbentuk akan
mencoba mencerminkan kekuatan-kekuatan sosio kultural termasuk kepercayaan, hubungan
kekerabatan, organisasi sosial, cara hidup dan hubungan sosial antar individu. Maka dari itu
dapat dikatakan bahwa rumah adalah suatu bangunan yang terdiri dari beberapa hal terkaiit
satu dengan lainya yang dapat berubah model yang dikarenakan beberapa faktor baik faktor
eksternal maupun faktor internal.
Adapula penjelasan menurut menteri dalam negeri dalam ketentuan pekerjaan umum
yaitu perumahan adalah pemukiman dengan beberapa fasilitas penunjang yang dapat
menunjuang kegiatan dan aktifitas pengguna dan pelaku kegiatan. Perumahan dibangun
dengan beberapa fasilitas dan aturan agar diharapkan menciptakan hunian yang sehat dana
man serta dapat berdampak positif terhadap beberapa aktifitas pengguna kawasan
perumahan itu sendiri. Menurut Kebijaksanaan Lingkungan Hunian Berimbang ditetapkan
oleh Surat Keputusan Bersama antara Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum dan
Menteri Negara Perumahan Rakyat, Nomor 648-381 Tahun 1992, 739/KPTS/1992 dan
09/KPTS/1992 tentang Pedoman Pembangunan Perumahan dan Permukiman dengan
Lingkungan Hunian yang Berimbang. Kebijaksanaan ini bertujuan untuk mewujudkan
pembangunan kawasan perumahan dan perumahan layak dalam lingkungan yang sehat,
aman, serasi dan teratur, mewujudkan lingkungan perumahan dengan penghuni yang terdiri
atas berbagai profesi, tingkat ekonomi dan status social yang saling membutuhkan dengan
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
|7
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture
dilandasi oleh rasa kekeluargaan, kebersamaan, kegotongroyongan, serta menghindari
terciptanya lingkungan perumahan dengan pengelompokan hunian yang dapat mendorong
terjadinya kerawanan sosial.
Surat Keputusan Bersama antara Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum dan
Menteri Negara Perumahan Rakyat, Nomor 648-381 Tahun 1992, 739/KPTS/1992 dan
09/KPTS/1992 tentang Pedoman Pembangunan Perumahan dan Permukiman dengan
Lingkungan Hunian yang Berimbang mengatur mengenai ketentuan perbandingan antara
pembangunan rumah mewah, pembangunan rumah menengah dan pembangunan rumah
sederhana adalah 1 : 3 : 6 dengan ketentuan yang berlaku untuk pembangunan rumah
sederhana (RS) :
a)
Perbandingan antara jumlah rumah sederhana (RS) tipe besar dengan jumlah rumah
sederhana tipe kecil ditambah rumah sangat sederhana dan kapling siap bangun
sebesar 1 berbanding 5 atau lebih
b)
Perbandingan antara jumlah rumah sederhana (RS) tipe kecil dengan rumah sangat
sederhana (RSS) dan kapling siap bangun (KSB) yaitu 1 berbanding 3 atau lebih.
Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau
hunian yang dilengkapi dengan prasarana lingkungan yaitu kelengkapan dasar fisik
lingkungan, misalnya penyediaan air minum, pembuangan sampah, tersedianya listrik,
telepon, jalan, yang memungkinkan lingkungan pemukiman berfungsi sebagaimana
mestinya. Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat
berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan
sosialnya baik untuk kesehatan kelu arga dan individu (Komisi WHO tentang Kesehatan dan
Lingkungan, 2001).
Soedarsono, staf Ahli Menteri Negara Perumahan Rakyat Bidang Hukum
mengemukakan, jika suatu daerah telah tumbuh dan berkembang, rumah-rumah sebagai
suatu proses bermukim yaitu kehadiran manusia dalam menciptakan ruang dalam
lingkungan masyarakat dan alam sekitarnya dinamakan perumahan. Jadi dapat dikatakan
bahwa perumahan adalah kumpulan rumah-rumah sebagai tempat bermukim manusia
dalam melangsungkan kehidupannya Rumah juga dijadikan sebagai tempat berlindung dan
merupakan keperluan peringkat ke dua yang mesti dicapai untuk tujuan keselamatan
sebelum keperluan-keperluan dalam peringkat yang lebih tinggi dipenuhi. Rumah sebagai
keperluan diri dan keluarga yang memisahkan satu keluarga dengan keluarga yang lain.
(Ridwan, 2011).
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
|8
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture
Menurut pandangan John F.C. Turner (1972), pengertian tentang perumahan ada
dua, yaitu sebagai kata benda dan kata kerja. Sebagai kata benda perumahan dapat
diartikan sebagai sebuah komoditi atau produk, sedangkan sebagai kata kerja perumahan
berarti sebagai suatu proses atau aktivitas. Pendapat senada juga dikemukakan oleh Johan
Silas (1993), rumah adalah bagian yang utuh dari permukiman dan bukan semata-mata hasil
fisik yang sekali jadi. Perumahan bukan (kata) benda melainkan merupakan suatu (kata)
kerja yangberupa proses berlanjut dan terkait dengan mobilitas sosial ekonomi penghuninya.
Perumahan lebih dari hanya sebagai hunian (atau ‘omah’), terutama berkaitan dengan para
penghuninya. Konsep perumahan seharusnya selalu satu, utuh dan imbang antara manusia,
rumah, dengan alam sekitarnya. Perumahan bukan rumah karena tidak dapat berdiri sendiri,
melainkan saling membutuhkan serta ada prasarana dan saranya.
2.3.2. Jenis Perumahan (Housing)
Beberapa penjelasan berkaitan dengan jenis rumah menghasilkan beberapa
penjelasan dan kesimpulan, menurut surat Keputusan Bersama antara Menteri Dalam
Negeri, Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Negara Perumahan Rakyat, Nomor 648-381
Tahun 1992, 739/KPTS/1992 dan 09/KPTS/1992 tentang Pedoman Pembangunan
Perumahan dan Permukiman dengan Lingkungan Hunian yang Berimbang mengatur
mengenai Rumah Sederhana, Rumah Menengah dan Rumah Mewah menurut adalah :
a)
Rumah Sederhana adalah rumah tidak bersusun dengan luas lantai bangunan tidak
lebih dari 70 m2, dibangun diatas kapling tanah seluas 54 m2 sampai dengan 200 m2
dengan biaya pembangunan per m2 tidak melebihi dari harga satuan per m2 tertinggi
untuk pembangunan rumah dinas tipe C yang berlaku.
b)
Rumah Menengah adalah rumah tidak bersusun diatas kapling tanah seluas 54 m2
sampai dengan 600 m2, biaya pembangunan per meer persegi tidak melebihi dari
harga satuan permeterperesegi tertinggi untuk pembangunan rumah dinas tipe C yang
berlaku sampai dengan harga satuan per m2 tertinggi untuk pembangunan perumahan
dinas tipe A yang berlaku dan rumah tidak bersusun yang dibangun diatas tanah 200
m2 sampai dengan 600m2.
c)
Rumah Mewah adalah rumah tidak bersusun diatas kapling tanah seluas 54 m2 sampai
dengan 2000 m2, biaya pembangunan per m2 tidak melebihi dari harga satuan per m2
tertinggi untuk pembangunan rumah dinas tipe A yang berlaku dan rumah tidak
bersusun yang dibangun diatas tanah 600m2.
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
|9
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture
Maka dari itu beberapa penjelasan rumah dan jenis perumahan dapat dikatakan dan
dirangkum dengan beberapa pengertian yang disumpulkan dari hasil studi pada surat
keputusan menteri pekerjaan umum sebagai berikut :
A. Jenis Perumahan Berdasarkan Tingkatan-nya
a. Perumahan
Sederhana,
merupakan jenis perumahan yang
biasanya
diperuntukkan bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah dan mempunyai
keterbatasan daya beli. Jenis perumahan ini terbilang masih memiliki fasilitas
yang minim. Dan biasanya perumahan sederhana terletak jauh dari pusat
kota.
b. Perumahan
Menengah,
merupakan
jenis
perumahan
yang
biasanya
diperuntukkan bagi masyarakat yang berpenghasilan menengah dan
menengah keatas. Jenis perumahan ini sudah di lengkapi dengan sarana dan
prasaran penunjang operasional, seperti pengerasan jalan, open space dan
tamannya, lampu taman, lampu jalan, juga terdapat fasilitas untuk olahraga
seperti lapangan basket, tenis dll. Perumahan menengah biasanya terletak
tidak terlalu jauh dari pusat kota dan dilengkapi berbagai fasilitas pendukung
lain seperti pusat perbelanjaan, pendidikan, pusat kegiatan dll.
c. Perumahan Mewah, merupakan jenis perumahan yang dikhususkan bagi
masyarakat yang berpenghasilan tinggi. Jenis perumahan ini dilengkapi
dengan saran dan prasarana penunjang yang sudah sangat lengkap, seperti
pusat olahraga, taman bermain, gedung pertemuan, pusat perbelanjaan,
bahkan fasilitas rekreasi.
Beberapa penjelasan diatas adalah penjelasan yang menjelaskan tentang jenis jenis
perumahan, berikut beberapa penjelasan jenis perumahan Menurut Suparno (2006) jenis
perumahan yang ditawarkan oleh pihak pengembang kepada konsumen terdiri dari :
1. Perumahan sederhana merupakan jenis perumahan yang biasanya diperuntukan
bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah dan mempunyai keterbatasan daya
beli. Jenis perumahan ini mempunyai fasilitas yang masih minim. Hal ini dikarenakan
pihak pengembang tidak dapat menaikan harga jual bangunan dan fasilitas
pendukung operasional seperti pada perumahan menengah dan mewah, dimana
harga sarana dan prasarana perumahan dibebankan kepada konsumen. Perumahan
sederhana biasanya terletak jauh dari pusat kota. Hal tersebut dikarenakan harga
tanah disekitar pusat kota yang mahal sehingga tidak dapat dibebankan kepada
konsumen.
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 10
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture
2. Perumahan menengah merupakan jenis perumahan yang biasanya diperuntukan
bagi masyarakat yang berpenghasilan menengah dan menengah atas. Jenis
perumahan ini sudah dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang
operasional, seperti pengerasan jalan, open space berikut tanamannya, jalan serta
lampu taman dan lampu jalan, bahakan dilengkapi juga dengan fasilitas untuk
olahraga seperti lapangan tenis. Perumahan menengah biasanya terletak tidak jauh
dari pusat kota yang strategis letaknya terhadap berbagai fasilitas pendukung lain
seperti pusat perbelanjaan, pusat pendidikan, pusat kegiatan pelayanan barang dan
jasa.
Perumahan mewah merupakan jenis perumahan yang dikhususkan bagi masyarakat
yang berpenghasilan tinggi. Jenis perumahan ini dilengkapi dengan sarana dan
prasaranan penunjang operasional yang sudah sangat lengkap, seperti pusat
olahraga, taman dan fasilitas bermain, gedung pertemuan, pusat perbelanjaan,
bahkan fasilitas rekreasi. Hal tersebut dikarenakan penghuni rumah tersebut
menginginkan kemudahan akses dan pelayanan disekitar perumahan yang lengkap
dan cepat. Perumahan mewah biasanya hanya ada di kota – kota besar dimana
lokasinya berada di pusat kota, karena konsumennya menginginkan kemudahan
akses dan pelayanan sekitar perumahan yang serba instant dan lengkap.
2.3.3. Fungsi Rumah
Menurut Turner (1972), terdapat tiga fungsi yang terkandung dalam rumah:
1. Rumah sebagai penunjang identitas keluarga, yang diwujudkan dalam kualitas
hunian atau perlindungan yang diberian rumah. Kebutuhan tempat tinggal
dimaksudkan agar penghuni mempunyai tempat tinggal atau berteduh secukupnya
untuk melindungi keluarga dari iklim setempat.
2. Rumah sebagai penunjang kesempatan keluarga untuk berkembang dalam
kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi atau fungsi pengembangan keluarga. Fungsi
ini diwudkan dalam lokasi tempat rumah itu didirikan. Kebutuhan berupa akses ini
diterjemahkan dalam pemenuhan kebutuhan sosial dan kemudahan ke tempat kerja
guna mendapatkan sumber penghasilan.
3. Rumah sebagai penunjang rasa aman dalam arti terjaminnya kehidupan keluarga di
masa depan setelah mendapatkan rumah, jaminan keamanan lingkungan perumahan
yang ditempati serta jaminan keamanan berupa kepemilikan rumah dan lahan.
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 11
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture
2.3.4. Zonasi Ruang Rumah
Untuk meningkatkan efisiensi dalam penataan ruang, sebaiknya ruang-ruang yang
mempunyai fungsi serupa, misalnya teras dan ruang tamu, ruang keluarga dan ruang makan
dapat disatukan atau ditempatkan dalam zona yang sama. Menentukan zonasi ruang
merupakan upaya untuk menciptakan komposisi ruang yang menyatu berikut jalur sirkulasi
yang tidak cross (terjadi benturan antar penghuni) dalam rumah tinggal dan betul-betul ideal,
karena susunan tatana ruang yang tidak sesuai dengan kaidah dan kondisi seta sifat dan
karakter penghuni akan berdampak terhadap perubahan pola dan perilaku penghuni rumah.
Ada tiga pengelompokan aktivitas dalam perumahan antara lain:
1.
Area Permukiman (living area)
Area ini merupakan kelompok ruang yang terdiri atas :
a)
Ruang tamu, berfungsi sebagai tempat untuk menerima tamu. Ruang ini menampung
fungsi-fungsi sesuai dengan kebutuhan aktivitas penghuni, misalnya untuk pertemuan
atau perjamuan. Biasanya ruang ini terletak padaarea yang mudah di akses oleh tamu
dari arah luar. Pada umumnya ruang tamu ini berada di bagian depan bangunan .
b)
Ruang Makan, merupakan tempat untuk makan seluruh anggota keluarga. Sesuai
dengan fungsinya , ruang ini sebaiknya di letakkan berdekatan dengan area persiapan
makanan (dapur). Biasanya saat makan bersama maka seluruh atau sebagian besar
anggota keluarga berkumpul sehingga aktivitas ini juga merupakan sarana interaksi
antar anggota keluarga. Karenanya ruang makan sebaiknya dapat menampung dua
aktifitas tersebut.
c)
Ruang Keluarga, merupakan tempat berkumpul dan berinteraksi antar anggota
keliuarga. Di ruang ini sering kali di lakukan aktivitas hiburan dan bersantai, ruang ini
merupakan area semi publik dan di rencanakan dengan suasana akrab.
2.
Area Peristirahatan (sleeping area)
Area ini merupakann kelompok ruang yang terdiri atas :
a)
Ruang Tidur, merupakan ruang tempat beristirahat setalah seharian beraktivitas.
Karenanya ruang ini harus di rencanakan dengan perlengkapan istirahat dan suasana
santai serta tenang, agar penghuni dapat beristirahat dengan yaman. Ruang ini harus
di hindarkan dari kebisingan, polusi cukup sinar mataharai dan memiliki sirkulasi udara
yang lancar.
b)
Kamar mandi, merupakan area untuk membersihkan diri.
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 12
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture
3.
Area Pelayanan (service area)
Area ini merupakann kelompok ruang yang terdiri atas :
a)
Dapur, merupakan ruang untuk mempersiapkan makanan, Sirkulasi udara di ruang ini
harus di rencanakan dengan baik agar asap yang timbul dari aktivitas memasak dapat
secepat mungkin hilang.
b)
Ruang Penyimpanan (Gudang), yang disediakan untuk menyimpan berbagi peralatan
dan perlengkapan rumah tangga, baik yang belum akan digunakan, maupun yang
sudah tidak digunakan lagi.
c)
Garasi, yaitu area untuk menyimpan kendaraan. Area ini perlu di pisahkan karena
biasanya dekat denngan debu dan polusi dan pada umumnya terletak pada bagian
depan rumah.
Berdasarkan pengelompokan aktivitas dalam perumahan, kita dapat menyimpulkan
pengelompokan ruang adalah sebagai berikut :
Gambar 1 Gambar Zoning Rumah Tinggal
Sumber ; Dety Fitriany.2010.(http://Teraskami.com)
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 13
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture
Berdasarkan hak akses setiap rumah memiliki 3 pengelompokan antara lain :
1.) Area Publik
Pada area public , aktifitas yang terjadi pada ruang ini tergolong lebih kompleks dan
lebih ramai dari segi beberapa faktor penggunanya, bagian area public lebih didominasi
dekat dengan pintu masuk dan pada area public siapapun dapat mengakses area
tersebut tamu dan semua pengguna ruangan dalam rumah atau bangunan tersebut.
2.) Area Semi Publik
Pada area semi public, aktifitas ruangan ini sedikit lebih tertata dan tidak lebih
kompleks , karena ruangan ini hanya dapat diakses oleh beberapa orang yang memiliki
kepentingan tertentu, area ini biasanya diakses oleh tamu dekat atau kerabat serta
keluarga pemilik bangunan rumah tersebut.
3.) Area Privat
Pada area privat , aktifitas ruangan ini disebut tetap atau statis, kegiatan pada area
privat hanya boleh dilakukan oleh pengguna ruangan tersebut, ruangan privat adalah
ruangan pribadi yang siapapun tidak boleh mengakses dan berkegiatan diarea tersebut
kecuali pemilik area tersebut.
2.3.5. Sarana dan Prasarana Perumahan (Housing)
Menurut Jimboro (2010) didalam sebuah perumahan harus disediakan macammacam sarana seperti sarana Ibadah, kesehatan, pendidikan, perbelanjaan, rekreasi dan
lainnya. Dan sarana-sarana lainnnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Sarana Ibadah
Pada dasarnya sekolah taman kanak=kanak merupakan sekolah yang harus berada
ditengah-tengah perumahan yang dapat ditempuh dengan hanya berjalan kaki dari
setiap rumah dalam lingkungannya.
2. Sarana Perniagaan
Toko adalah fasilitas perbelanjaan terkecil yang melayani kebutuhan sehari-hari yang
menjual kebutuhan sahari-hari.
3. Sarana Olahraga
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 14
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture
Disamping fungsi utama sebagai taman, tempat main anak-anak dan lapangan
olahraga, juga akan memberikan kesegaran pada lingkungan dan nteralisasi polusi
udara. Disamping taman dan Open space masih harus menyediakan jalur hijau
sebagai cadangan atau sumber alam dengan lokasi yang menyebar.
2.3.6. Tinjauan Teoritis Tema

Green Arsitektur
Menurut Nugroho (2011) Konsep Green untuk bangunan sudah dirumuskan dengan
sistem rating oleh lembaga-lembaga hijau dan telah menjadi bagian dari pasar dan tren
bangunan yang di latabelakangi dari kesadaran yang tinggi dari warganya untuk mulai peduli
dengan lingkunga sekitar. Sertifikasi hijau pada bangunan di Indonesia sangat penting
dilakukan mengingat perkembangan konstruksi khususnya bangunan gedung sudah
semakin maju.
Konsep dasar yang digunakan adalah konsep green architecture, yaitu arsitektur yang
mempunyai perhatian terhadap lingkungan alamnya dan efek ekologis yang ditimbulkan nya,
ekologi sebagai interest utamanya, serta menggunakan efisiensi pada bangunan dengan
menggunakan energy alami supaya lebih mengahargai lingkungan sekitar.
Menurut Rukayah (2003) ada beberapa prinsip-prinsip perancangan green architecture
adalah:
1. Conserving Energy
Bangunan dibangun sehingga meminimalkan kebutuhan bahan bakar untuk mendukung
kinerjanya, dengan penggunaan material atau perletakkan elemen-elemen bangunan untuk
memodifikasi iklim sehinngga sesuai dengan kebutuhan.
2. Working With Climate
Bangunan dirancang untuk sesuai dengan iklim dan energi alam. Dengan menyesuaikan
iklim dan energi alam. Dengan menyesuaikan iklim, energi akan dapat dihemat, terjadi
overlap dari dua prinsip diatas. Misalnya pada Guest House for Missionaries di Dar-esSalaam, Tanzania, site terletak pada daerah panas lembab, dan pergerakan udara secara
menerus penting untuk mendapatkan kondisi yang nyaman, dilakukan dengan peninggian
ruang – ruang dan dengan adanyaruang diantara sayap bangunan yang memberikan aliran
udara yang bebas yang juga dibantu oleh jendela berdaun lebar. Atap dari bahan baja tahan
karat yang dicat putih sehingga memantulkan radiasi matahari, dan ventilasi dibawahnya
membuang panas yang tidak terpantulkan.
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 15
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture
3. Minimize New Resources
Bangunan direncang sehingga meminimalkan pemakaian sumber-sumber baru, pada akhir
penggunaannya, untuk membuat sumber bagi arsitektur yang lainnya. Misalnya rehabilitasi
dan penggunaan kembali bangunan yang telah ada.
4. Respect for User
Suatu Green Architecture mengenali kebutuhan semua orang yang berhubungan
dengannya.
5. Respect for Site
Suatu bangunan akan ‘ringan menyentuh bumi’, suatu bangunan yang memboroskan energi,
membuat polusi, dan asing dengan penggunanya tidak ‘ringan menyentuh bumi’. Hal ini juga
berhubungan dengan material untuk membangun.
6. Holism
Semua prinsip-prinsip perlu disatukan dengan pendekatan menyeluruh pada unsur
liungkungan buatan, walaupun tidaklah mudah untuk menyatukannya. Suatu nilai penting
dari bangunan bukanlah kemampuannya memecahkan semua masalah, tetapi menunjukkan
suatu jalan dalam memecahkan suatu masalah.
Adapula bebebrapa penjelasan terkait green architecture yaitu ,Green Architecture
atau sering disebut sebagai Arsitektur Hijau adalah arsitektur yang minim mengonsumsi
sumber daya alam, ternasuk energi, air, dan material, serta minim menimbulkan dampak
negatif bagi lingkungan. (Arsitektur Hijau, Tri Harso Karyono, 2010)
Arsitektur hijau merupakan langkah untuk mempertahankan eksistensinya di muka
bumi dengan cara meminimalkan perusakan alam dan lingkungan di mana mereka tinggal.
Istilah keberlanjutan menjadi sangat populer ketika mantan Perdana Menteri Norwegia GH
Bruntland
memformulasikan
pengertian Pembangunan
Berkelanjutan (sustaineble
development) tahun 1987 sebagai pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia
masa kini tanpa mengorbankan potensi generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan
mereka sendiri.
Keberlanjutan terkait dengan aspek lingkungan alami dan buatan, penggunaan
energi, ekonomi, sosial, budaya, dan kelembagaan. Penerapanarsitektur hijau akan memberi
peluang besar terhadap kehidupan manusia secara berkelanjutan. Aplikasui arsitektur
hijau akan menciptakan suatu bentuk arsitektur yang berkelanjutan.
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 16
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture
Penjabaran prinsi-prinsip green architecture beserta langkah-langkah mendesain
green building menurut: Brenda dan Robert Vale, 1991, Green Architecture Design fo
Sustainable Future:
a. Conserving Energy (Hemat Energi)
Sungguh sangat ideal apabila menjalankan secara operasional suatu bangunan
dengan sedikit mungkin menggunakan sumber energi yang langka atau membutuhkan
waktu yang lama untuk menghasilkannya kembali. Solusi yang dapat mengatasinya
adalah desain bangunan harus mampu memodifikasi iklim dan dibuat beradaptasi
dengan lingkungan bukan merubah lingkungan yang sudah ada. Lebih jelasnya dengan
memanfaatkan potensi matahari sebagai sumber energi. Cara mendesain bangunan
agar hemat energi, antara lain:

Banguanan dibuat memanjang dan tipis untuk memaksimalkan pencahayaan dan
menghemat energi listrik.

Memanfaatkan energi matahari yang terpancar dalam bentuk energi thermal sebagai
sumber listrik dengan menggunakan alat Photovoltaicyang diletakkan di atas atap.
Sedangkan atap dibuat miring dari atas ke bawah menuju dinding timur-barat atau
sejalur dengan arah peredaran matahari untuk mendapatkan sinar matahari yang
maksimal.

Memasang lampu listrik hanya pada bagian yang intensitasnya rendah. Selain itu
juga menggunakan alat kontrol penguranganintensitas lampu otomatis sehingga
lampu hanya memancarkan cahaya sebanyak yang dibutuhkan sampai tingkat terang
tertentu.

Menggunakan Sunscreen pada jendela yang secara otomatis dapat mengatur
intensitas cahaya dan energi panas yang berlebihan masuk ke dalam ruangan.

Mengecat interior bangunan dengan warna cerah tapi tidak menyilaukan, yang
bertujuan untuk meningkatkan intensitas cahaya.

Bangunan tidak menggunkan pemanas buatan, semua pemanas dihasilkan oleh
penghuni dan cahaya matahari yang masuk melalui lubang ventilasi.

Meminimalkan penggunaan energi untuk alat pendingin (AC) dan lift.
b. Respect for User (Memperhatikan pengguna bangunan)
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 17
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture
Antara pemakai dan green architecture mempunyai keterkaitan yang sangat erat.
Kebutuhan akan green architecture harus memperhatikan kondisi pemakai yang didirikan
di dalam perencanaan dan pengoperasiannya.
c. Respect for Site (Menanggapi keadaan tapak pada bangunan)
Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapaknya. Hal ini
dimaksudkan
keberadan
bangunan
baik
dari
segi
konstruksi,
bentuk
dan
pengoperasiannya tidak merusak lingkungan sekitar, dengan cara sebagai berikut.

Mempertahankan kondisi tapak dengan membuat desain yang mengikuti bentuk
tapak yang ada.

Luas permukaan dasar bangunan yang kecil, yaitu pertimbangan mendesain
bangunan secara vertikal.

Menggunakan material lokal dan material yang tidak merusak lingkungan.
d. Limitting New Resources (Meminimalkan Sumber Daya Baru)
Suatu bangunan seharusnya dirancang mengoptimalkan material yang ada
dengan meminimalkan penggunaan material baru, dimana pada akhir umur bangunan
dapat digunakan kembali unutk membentuk tatanan arsitektur lainnya.
e. Working with Climate (Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami)
Melalui
pendekatan green
architecture bangunan
beradaptasi
dengan
lingkungannya. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan kondisi alam, iklim dan
lingkungannya sekitar ke dalam bentuk serta pengoperasian bangunan, misalnya dengan
cara:

Orientasi bangunan terhadap sinar matahari.

Menggunakan sistem air pump dan cros ventilation untuk mendistribusikan udara
yang bersih dan sejuk ke dalam ruangan.

Menggunakan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim. Misalnya dengan membuat
kolam air di sekitar bangunan.

Menggunakan jendela dan atap yang sebagian bisa dibuka dan ditutup untuk
mendapatkan cahaya dan penghawaan yang sesuai kebutuhan.
f.
Holistic
Memiliki pengertian mendesain bangunan dengan menerapkan 5 poin di atas
menjadi satu dalam proses perancangan. Prinsip-prinsip green architecturepada
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 18
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture
dasarnya tidak dapat dipisahkan, karena saling berhubungan satu sama lain. Tentu secar
parsial akan lebih mudah menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Oleh karena itu, sebanyak
mungkin dapat mengaplikasikan green architecture yang ada secara keseluruhan sesuai
potensi yang ada di dalam site.
2.4.
Proses pengembangan perumahan
Menurut Byrne (1996), proses pengembangan perumahan secara umum dibagi menjadi
tiga proses utama, yaitu proses akuisisi, proses produksi dan proses disposal. Proses
akuisisi meliputi tahap akuisisi lahan dan tahap perizinan. Proses produksi meliputi tahap
perancangan teknis/desain dan tahap pembangunan perumahan. Sedangkan proses
disposal meliputi tahap penyewaan atau penjualan rumah.
Menurut Santoso (2000), proses pengembangan perumahan dibagi menjadi tiga proses
utama, yaitu proses persiapan, proses produksi, dan proses penjualan. Proses persiapan
meliputi tahap akuisisi lahan, tahap pengurusan perizinan, tahap perencanaan, serta tahap
studi kelayakan. Proses produksi meliputi tahap pembangunan prasarana perumahan, tahap
pembangunan unit – unit rumah sarta tahap pembangunan sarana perumahan. Sedangkan
proses penjualan meliputi tahap promosi dan tahap pemasaran untuk penjualan rumah.
Berdasarkan penjelasan diatas, secara umum proses pengembangan perumahan dapat
digambarkan sebagai berikut :
Proses akuisisi meliputi tahap akuisisi lahan, tahap pengurusan perizinan untuk
pembangunan lahan, serta tahap studi kelayakan pengembangan perumahan bagi
pengembang. Proses produksi terdiri dari tahap perancangan teknis / desain perumahan
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 19
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture
serta tahap pembangunan perumahan. Pembangunan perumahan terdiri dari pembangunan
prasarana perumahan, pembangunan unit –unit rumah, dan pembangunan sarana
perumahan. Sedangkan tahap disposal meliputi tahap penjualan unit rumah.
2.4.1. Peraturan Untuk Mengembangkan Perumahan
peraturan-peraturan yang harus dipenuhi oleh pengembangan dalam mengembangkan
perumahan , yaitu :
1. Perbandingan wilayah terbangun dengan wilayah terbuka 60%-40%.
Dalam membangun perumahan, pengembang harus membagi daerah peruntukan
dan wilayah terbuka, di mana luas hunian total adalah 60% dan luas wilayah terbuka
yang ditunjukan untuk jalan dan ruang terbuka adalah sebesarc 40%.
2. Rencana sarana dan prasarana perumahan.
Pengembang harus menyediakan sarana dan prasarana pendukung yang sesuai
dengan klasifikasi perumahan yang dibangun, misalnya dengan menyediakan
saluran air bersih dan air kotor, memasang jaringan telepon dan listrik, serta
menyediakan akses lalu lintas yang lancer menuju ke perumahan.
3. Legilitas perusahaan
Agar dapat menjalankan bisnis di bidang pengembangan perumahan, pihak
pengembang secara yuridis harus berbadan hokum untuk menjamin kelancaran
operasional
perusahaan
serta
menjamin
kewajiban
dan
tanggung
jawab
pengembang terhadap pihak konsumen.
4. Perizinan proyek
Pengembangan harus memperoleh izin atas proyek yang akan dibangun yang
meliputi izin penggunaan dan peruntukan tanah (IPPT), izin penetapan lokasi (IPL),
pengajuan dan pengesahan site plan, izin mendirikan bangunan (IMB), serta
pengesahan sertifikat tanah.
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 20
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture
2.5.
Standar-Standar Dalam Perumahan
2.5.1. Definisi Jalan
Menurut PP Nomor 34 Tahun 2006 jalan adalah prasarana transportasi darat
yang
meliputi
segala
bagian
jalan,
termasuk
bangunan
pelengkap
dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan
tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di
atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Dan menurut
Allan B. Jacob (1993) menyatakan bahwa jalan lebih dari suatu perlengkapan sebuah
kota, jalan lebih dari sekedar garis air, garis selokan, garis tiang listrik/kabel, lebih
dari ruang linear yang memindahkan orang dana barang dari sini ke sana. Jalan
harus layak dari segi bentuk dan struktur, sehingga membentuk ruang yang
menyenangkan, nyaman dan aman bagi semua pengguna. Jalan adalah tempat
untuk bersosialisasi dan komersial bertukar, bertemu dan lain-lain. Hal yang sangat
besar dalam mempengaruhi kualitas sebuah jalan adalah aktivitas manusia dengan
keadaan fisik jalan tersebut. Maka dari itu penjelasan definisi jalan dapat diartikan
sebagai suatu akses yang berguna sebagai prasarana transportasi dan memiliki
beberapa kriteria dalam bentuk jalan itu sendiri.
2.5.2.
Prasarana/Utilitas – jaringan jalan
Lingkungan
perumahan
harus
disediakan
jaringan
jalan
untuk
pergerakan
manusia dan kendaraan, dan berfungsi sebagai akses untuk penyelamatan dalam
keadaan darurat. Dalam merencanakan jaringan jalan, harus mengacu pada ketentuan
teknis tentang pembangunan prasarana jalan perumahan, jaringan jalan dan geometri jalan
yang berlaku, terutama mengenai tata cara perencanaan umum jaringan jalan pergerakan
kendaraan dan manusia, dan akses penyelamatan dalam keadaan darurat drainase
pada lingkungan perumahan di perkotaan. Salah satu pedoman teknis jaringan jalan diatur
dalam Pedoman Teknis Prasarana Jalan Perumahan (Sistem Jaringan dan Geometri Jalan),
Dirjen Cipta Karya, 1998.
2.5.3. Pola dan karakteristik jalan perumahan
Secara garis besar, terdapat 4 (empat) pola jalan, yaitu pola lurus (grid/straight), pola
lengkung (curved), pola putaran (loop) dan pola buntu (culdesac), dengan karakteristik
seperti pada tabel berikut. Penerapan pola jalan yang tepat akan berpengaruh pada besaran
persentase penggunaan lahan untuk jalan.
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 21
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture
Tabel 1: Karakteristik Pola-Pola Jalan
Sumber: Chiara, Joseph De and Lee K, Urban Planning and Design Criteria, 1975, hal. 219
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 22
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture
Berikut adalah beberapa penjelasan mengenai jenis –jenis dan type bantuk perumahan yang
diterapkan dalam ilustrasi sebagai berikut :
Gambar 2: Ilustrasi Jaringan Jalan Perumahan Tipe Grid
Sumber: SNI 03-6967-2003
Gambar 3: Ilustrasi Jaringan Jalan Perumahan tipe culdesac
Sumber: SNI 03-6967-2003
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 23
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture
2.5.4. Hirarki jalan
HIrarki jalan adalah sebuah pembagian jenis yang dibagi menjadi beberapa bagian
sesuai dengan fungsinya dan jenis serta luasan jalan itu sendiri. Hirarki jalan menjadi salah
satu persyaratan dalam merencanakan jaringan jalan. Jaringan jalan harus mempunyai
hirarki yang jelas sesuai dengan fungsinya sehingga dimensi lebar jalan juga sesuai dengan
frekwensi kendaraan (Kwanda, 2002). Hirarki jalan yang ada adalah sebagai berikut.
1. Arteri Primer adalah jalan yang menghubungkan antara lingkungan perumahan atau
jalan utama lingkungan satu dengan lainnya, dan arteri sekunder yaitu jalan yang
menghubungkan kegiatan antara jalan kolektor primer.
2. Kolektor Primer adalah jalan penghubung antara pusat kegiatan skala kota atau
penghubung antara jalan arteri primer, dan kolektor sekunder merupakan jalan yang
menghubungkan kegiatan antara jalan arteri sekunder.
2. Lokal Primer adalah jalan yang menghubungkan ant antara kegiatan lokal, dan lokal
sekunder. Jalan untuk keperluan lokal
2.5.5.
Persyaratan, kriteria, kebutuhan ruang dan lahan
Jalan perumahan yang baik harus dapat memberikan rasa aman dan nyaman
bagi pergerakan pejalan kaki, pengendara sepeda dan pengendara kendaraan bermotor.
Selain itu harus didukung pula oleh ketersediaan prasarana pendukung jalan, seperti
perkerasan jalan, trotoar, drainase, lansekap, rambu lalu lintas, parkir dan lain-lain. Pada
perencanaan jalan , persyaratan dan teknis jalan perumahan dibagi menjadi beberapa
bagian yaitu , terdiri dari adanya DAMIJA (Daerah Milik Jalan), DAMAJA (Daerah Manfaat
Jalan), DAWASJA (Daerah Pengawasan Jalan), jalur dan lajur jalan, bahu dan trotoar,
saluran drainase dan median. Dimana fungsi bagian-bagian tersebut dapat dijelaskan pada
gambar berikut.
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 24
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture
Keterangan:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Jalur Lalu Lintas
Lajur Lalu Lintas
Bahu Jalan
Jalur Pejalan Kaki
Saluran Drainase
Sempadan Bangunan
DAMAJA
DAMIJA
DAWASJA
Jalur Hijau
Gambar 4: Bagian-Bagian Jalan
Sumber: SNI 03-6967-2003
Dalam penjelasan terhadap hirarki jalan, dapat ditentukan berbagai kriteria
dan pembagianya sebagai beberapa contoh yang telah digambarkan sebagian pada gambar
ilustrasi bagian – bagian jalan, berikut adalah parameter desain lebar DAMIJA, DAMAJA,
DAWASJA dan bagian jalan untuk tiap hirarki jalan perumahan dapat dilihat dalam tabel di
bawah sebagai berikut.
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 25
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture
Tabel 2: Lebar Minimum Bagian Jalan Untuk Masing-Masing Hirarki Jalan
Sumber: SNI 03-6967-2003
Hirarki Jalan
Perumahan
Lokal
Sekunder I
(LS I)
Lokal
Sekunder II
(LS II)
Lokal
Sekunder II
(LS III)
Lebar
Perkera
san
Lebar
Bahu
Lebar
Jalur
Pejalan
Kaki
Lebar
Jalur
Hijau
Lebar
Saluran
Drinase
Lebar
Damaja
Lebar
Damija
Lebar
Dawasja
Lebar
Spd
Bgnn
Vol Lalu
Lintas
rata-rata
(m)
(m)
(m)
(m)
(m)
(m)
(m)
(m)
(m)
(kend/hr)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
3.0
2.0
1.5
1.0
1.0
9.0
16.0
4.0
10.5
< 200
4.5
1.5
1.5
1.0
1.0
9.5
16.0
4.0
10.5
200-400
anjurkan
sepadan
6.0
1.5
1.5
1.0
1.0
11.0
16.0
4.0
10.5
400-1000
Bngunan
12,5 m
7.0
1.5
1.5
1.0
1.0
12.0
16.0
4.0
10.5
1000-2000
3.0
2.0
1.5
1.0
1.0
9.0
16.0
4.0
10.0
< 200
4.0
1.5
1.5
1.0
1.0
9.0
16.0
4.0
10.0
200-400
4.5
1.5
1.5
1.0
1.0
9.5
16.0
4.0
10.0
400-1000
6.0
1.5
1.5
1.0
1.0
11.0
16.0
4.0
10.0
1000-2000
3.0
1.0
1.5
1.0
1.0
7.0
12.0
3.0
7.0
<200
Ket
(11)
VLLR
>1000
sediakan
trotoar
VLLR
>1000
sediakan
trotoar
CATATAN: Jika total luas lahan yang diperuntukan bagi pembangunan prasarana jalan kurang dari 20% dari luas
lahan total seluruh area permukiman maka dimensi harus disesuaikan agar syarat minimum 20% luasa lahan untuk
prasarana jalan terpenuhi, dengan memperhatikan fungsi jalan dan volume lalu lintas yang akan ditampung oleh
jalan.
Keterangan gambar (spesifikasi detail sesuai fungsi jalan pada tabel sebelumnya):
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Perkerasan
Lajur maksimum 3,5 meter
Bahu minimum 1 meter
Saluran drainase 1 meter
Jalur hijau 1 meter
Jalur pejalan kaki 1,5 meter
Sempadan bangunan minimum 10,5 meter
Damaja
i.
j.
k.
l.
m.
Damija
Dawasja
Damaja >5 meter diatas sumbu jalan
Damaja >1,5 meter dibawah sumbu jalan
Infrastuktur lain (kabel, saluran air kotor dsb)
Gambar 5: Penampang Melintang Jalan Lokal Sekunder di Perumahan
Sumber: SNI 03-6967-2003
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 26
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture
2.5.6. Sarana ruang terbuka, taman dan lapangan olah raga
Ruang terbuka merupakan komponen berwawasan lingkungan, yang mempunyai
arti sebagai suatu lansekap, hardscape, taman atau ruang rekreasi dalam lingkup urban.
Peran dan fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) ditetapkan dalam Instruksi Mendagri no. 4
tahun 1988, yang menyatakan "Ruang terbuka hijau yang populasinya didominasi oleh
penghijauan baik secara alamiah atau budidaya tanaman, dalam pemanfataan dan
fungsinya adalah sebagai areal berlangsungnya fungsi ekologis dan penyangga kehidupan
wilayah perkotaan.
-
Persyaratan dan Kriteria
2.5.7.
Prasarana/ Utilitas – Jaringan drainase
Lingkungan perumahan harus dilengkapi jaringan drainase sesuai ketentuan
dan persyaratan teknis yang diatur dalam peraturan/ perundangan yang telah berlaku,
terutama mengenai
tata
cara
perencanaan
umum
jaringan
drainase
lingkungan
perumahan di perkotaan. Salah satu ketentuan yang berlaku adalah SNI 02-2406-1991
tentang Tata cara perencanaan umum drainase perkotaan
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
|2
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture
2.5.8.
Jenis prasarana dan utilitas
Jaringan drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke
badan penerima air dan atau ke bangunan resapan buatan, yang harus disediakan pada
lingkungan perumahan di perkotaan. Bagian dari jaringan drainase adalah sebagai berikut ;
2.5.9.
Prasarana/ Utilitas – Jaringan air bersih
Secara umum, setiap rumah harus dapat dilayani air bersih yang memenuhi
persyaratan untuk keperluan rumah tangga. Untuk itu, lingkungan perumahan harus
dilengkapi jaringan air limbah sesuai ketentuan dan persyaratan teknis yang diatur
dalam
peraturan/ perundangan yang telah berlaku, terutama mengenai tata cara
perencanaan umum jaringan air bersih lingkungan perumahan di perkotaan.
Beberapa ketentuan yang terkait adalah:
a) SNI 03-2399-1991 tentang Tata Cara Perencanaan Bangunan MCK Umum.
b) SNI 03-1745-1989 tentang Tata Cara Pemasangan Sistem Hidran Untuk Pencegahan
Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan Gedung.
Adapula Jenis-jenis elemen perencanaan pada jaringan air bersih yang harus
disediakan pada lingkungan perumahan di perkotaan adalah:
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
|3
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture
a) kebutuhan air bersih;
b) jaringan air bersih;
c) kran umum; dan
d) hidran kebakaran
2.5.10. Persyaratan, kriteria dan kebutuhan
Beberapa persyaratan, kriteria dan kebutuhan yang harus dipenuhi adalah:

Penyediaan kebutuhan air bersih
1) lingkungan perumahan harus mendapat air bersih yang cukup dari perusahaan air
minum atau sumber lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku; dan
2) apabila telah tersedia sistem penyediaan air bersih kota atau sistem penyediaan
air bersih lingkungan, maka tiap rumah berhak mendapat sambungan rumah atau
sambungan halaman.

Penyediaan jaringan air bersih
1) harus tersedia jaringan kota atau lingkungan sampai dengan sambungan rumah;
2) pipa yang ditanam dalam tanah menggunakan pipa PVC, GIP atau fiber glass;
dan 3) pipa yang dipasang di atas tanah tanpa perlindungan menggunakan GIP.

Penyediaan kran umum
1) satu kran umum disediakan untuk jumlah pemakai 250 jiwa;
2) radius pelayanan maksimum 100 meter;
3) kapasitas minimum untuk kran umum adalah 30 liter/orang/hari; dan
4) ukuran dan konstruksi kran umum sesuai dengan SNI 03-2399-1991 tentang Tata
Cara Perencanaan Bangunan MCK Umum.

Penyediaan hidran kebakaran
1) untuk daerah komersial jarak antara kran kebakaran 100 meter;
2) untuk daerah perumahan jarak antara kran maksimum 200 meter;
3) jarak dengan tepi jalan minimum 3.00 meter;
4) apabila tidak dimungkinkan membuat kran diharuskan membuat sumur-sumur
kebakaran; dan
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
|4
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture
5) perencanaan hidran kebakaran mengacu pada SNI 03-1745-1989 tentang Tata
Cara Pemasangan Sistem Hidran Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan
Rumah dan Gedung.
2.5.11. Prasarana/ Utilitas – Jaringan air limbah
Lingkungan perumahan harus dilengkapi jaringan air limbah sesuai ketentuan
dan persyaratan teknis yang diatur dalam peraturan / perundangan yang telah berlaku,
terutama mengenai tata cara perencanaan umum jaringan air limbah lingkungan
perumahan
di perkotaan. Salah satunya adalah SNI-03-2398-2002 tentang Tata Cara
Perencanaan Tangki Septik
dengan
Sistem
Resapan,
serta
pedoman
tentang
pengelolaan air limbah secara komunal pada lingkungan perumahan yang berlaku.
2.5.12. Jenis elemen perencanaan
Jenis-jenis
elemen
perencanaan
pada
jaringan
air
limbah
yang
harus
disediakan pada lingkungan perumahan di perkotaan adalah:
a) septik tank;
b) bidang resapan; dan
c) jaringan pemipaan air limbah.

Berikut beberapa persyaratan -Persyaratan, kriteria dan kebutuhan sebagai berikut :
Lingkungan perumahan harus dilengkapi dengan sistem pembuangan air limbah
yang memenuhi ketentuan perencanaan plambing yang berlaku.
Apabila kemungkinan membuat tangki septik tidak ada, maka lingkungan perumahan harus
dilengkapi dengan sistem pembuangan air limbah lingkungan atau harus dapat disambung
pada sistem pembuangan air limbah kota atau dengan cara pengolahan lain.
Apabila tidak memungkinkan untuk membuat bidang resapan pada setiap rumah, maka
harus

dibuat
bidang
resapan
bersama
yang
dapat
melayani
beberapa
rumah.
Berikut adalah penjelasan dari Prasarana/ Utilitas – Jaringan persampahan
Lingkungan perumahan harus dilayani sistem persampahan yang mengacu pada:
a) SNI 19-2454-2002 tentang Tata cara teknik operasional pengolahan sampah perkotaan;
b) SNI 03-3242-1994 tentang Tata cara pengelolaan sampah di permukiman; dan
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
|5
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture
c) SNI 03-3241-1994 tentang Tata cara pemilihan lokasi tempat pembuangan akhir
sampah.

Jenis elemen perencanaan
Jenis-jenis elemen perencanaan yang harus disediakan adalah gerobak sampah; bak
sampah; tempat pembuangan sementara (TPS); dan tempat pembuangan akhir (TPA)

Persyaratan, kriteria dan kebutuhan
Distribusi dimulai pada lingkup terkecil RW, Kelurahan, Kecamatan hingga lingkup Kota.

Prasarana/ Utilitas – Jaringan listrik
Lingkungan perumahan harus dilengkapi perencanaan penyediaan jaringan listrik
sesuai ketentuan dan persyaratan teknis yang mengacu pada:
a) SNI 04-6267.601-2002 tentang Istilah kelistrikan
(Bab 601: Pembangkitan, Penyaluran dan Pendistribusian Tenaga Listrik – Umum);
b) SNI 04-8287.602-2002 tentang Istilah kelistrikan
(Bab 602: Pembangkitan); dan
c) SNI 04-8287.603-2002 tentang Istilah kelistrikan
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
|6
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture
(Bab 603: Pembangkitan, Penyaluran dan Pendistribusian Tenaga Listrik –
- Perencanaan dan Manajemen Sistem Tenaga Listrik);
Pemasangan seluruh instalasi di dalam lingkungan perumahan ataupun dalam bangunan
hunian
juga
harus
direncanakan
secara
terintegrasi
dengan
berdasarkan
peraturan�peraturan dan persyaratan tambahan yang berlaku, seperti:
a) Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL);
b) peraturan yang berlaku di PLN wilayah setempat; dan
c) peraturan-peraturan lain yang masih juga dipakai seperti antara lain AVE.

Jenis elemen perencanaan
Jenis-jenis elemen perencanaan pada jaringan listrik yang harus disediakan pada lingkungan
perumahan di perkotaan adalah:
a) kebutuhan daya listrik; dan
b) jaringan listrik.

Persyaratan, kriteria dan kebutuhan
Beberapa persyaratan, kriteria dan kebutuhan yang harus dipenuhi adalah:
a) Penyediaan kebutuhan daya listrik
1) setiap lingkungan perumahan harus mendapatkan daya listrik dari PLN atau dari
sumber lain; dan
2) setiap unit rumah tangga harus dapat dilayani daya listrik minimum 450 VA per
jiwa dan untuk sarana lingkungan sebesar 40% dari total kebutuhan rumah tangga.
b) Penyediaan jaringan listrik
1) disediakan jaringan listrik lingkungan dengan mengikuti hirarki pelayanan, dimana
besar pasokannya telah diprediksikan berdasarkan jumlah unit hunian yang mengisi
blok siap bangun;
2) disediakan tiang listrik sebagai penerangan jalan yang ditempatkan pada area
damija (daerah milik jalan) pada sisi jalur hijau yang tidak menghalangi sirkulasi
pejalan kaki di trotoar (lihat Gambar 1 mengenai bagian-bagian pada jalan);
3) disediakan gardu listrik untuk setiap 200 KVA daya listrik yang ditempatkan pada
lahan yang bebas dari kegiatan umum;
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
|7
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture
4) adapun penerangan jalan dengan memiliki kuat penerangan 500 lux dengan tinggi
> 5 meter dari muka tanah;
5) sedangkan untuk daerah di bawah tegangan tinggi sebaiknya tidak dimanfaatkan
untuk tempat tinggal atau kegiatan lain yang bersifat permanen karena akan
membahayakan keselamatan.
2.6.
Aspek Perencanaan Pengembangan Rumah
Menurut Sastra (2006) untuk pengembangan suatu perumahan, pengembang harus
mempertimbangkan aspek perencanaan perumahan yaitu :
1. Aspek Lingkungan
Beberap aspek lingkungan yang harus diperhatikan dalam perencanaan perumahan
adalah keadaan tanah dan peraturan – peraturan formal mengenai kebijakan tata
ruang di wilayah yang akan didirikan perumahan.
2. Keadaan Iklim Setempat
Keadaan iklim berkaitan dengan temperatur udara, kelembaban udara, peredaran
udara dan radiasi panas. Perencanaan perumahan harus disesuaikan dengan
keadaan iklim setempat agar dapat dicapai efisiensi penggunaan rumah.
3. Orientasi Tanah Setempat
Perencanaan bangunan perumahan harus disesuaikan dengan orientasi persil
tanahnya, yang meliputi :
a. Orientasi persil tanah yang akan berpengaruh terhadap perencanaan
bangunan beserta ruang – ruangnya.
b. Orientasi
bangunan
terhadap
sinar
matahari
yang
bertujuan
untuk
mengkondisikan ruangan didalam bangunan agar memenuhi syarat kesehatan
c. Orientasi
bangunan
terhadap
aliran
udara
yang
bertujuan
untuk
mengkondisikan kelembaban udara.
d. Pengeturan jarak bangunan yang satu dengan bangunan yang lainnya dengan
tujuan untuk mengatasi bahaya kebakaran, ketersediaan ventilasi, menjamin
masuknya cahaya matahari, serta menyediakan area yang cukup untuk
sirkulasi manusia.
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
|8
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture
e. Pengeturan bukaan bangunan agar rumah dapat memperoleh cukup sinar
matahari dan serkulasi udara segar.
f.
Pengeturan atap bangunan untuk melindungi bangunan dari pengaruh cuaca.
4. Aspek Sosial Ekonomi
Dalam perencanaan perumahan, terutamadalam menentukan kuantitas dan mutu
bangunan, pengembang harus memperhatikan aspek sosial ekonomi calon
pembelinya. Kondisi sosial suatu wilayah merupakan salah satu aspek yang
berpengaruh besar terhadap keputusan pemilihan lokasi rumah.
5. Aspek Kesehatan
Perencanaan rumah harus memperhatikan aspek kesehatan karenan aspek
kesehatan akan mempengaruhi keberlanjutan proses penghunian pada suatu rumah.
Aspek kesehatan tersebut meliputi kecukupan air bersih, kecukupan cahaya,
kecukupan udara.
6. Aspek Teknis
Suatu bangunan perumahan harus memenuhi persyaratan kekuatan bangunan.
Namun pada umumnya struktur dan konstruksi rumah tinggal hanya menggunakan
struktur dan konstruksi sederhana sehingga dalam perencanaan sering tidak
memerlukan perhitungan konstruksi detail karena umumnya mampu dikerjakan oleh
pekerja bangunan.
2.7.
Tinjauan Teoritis Lansekap Jalan
2.7.1. Definisi Lansekap Jalan
Menurut Permen PU Nomor 05/PRT/M/2012 lansekap jalan adalah wajah dari
karakter lahan atau tapak yang terbentuk dari lingkungan jalan, baik yang terbentuk
dari elemen alamiah seperti bentuk topografi lahan yang mempunyai panorama yang
indah, dan dapat pula terbentuk dari elemen lansekap buatan manusia yang
disesuaikan dengan kondisi lahannya. Lansekap jalan ini mempunyai ciri khas karena
harus disesuaikan dengan ketentuan geometrik jalan dan diperuntukkan terutama
bagi kenyamanan pemakai jalan serta diusahakan untuk menciptakan lingkungan
jalan yang indah, serasi dan memenuhi fungsi keamanan.Elemen Lansekap adalah
segala sesuatu yang berwujud benda, suara, warna dan suasana yang merupakan
pembentuk lansekap, baik yang bersifat alamiah maupun buatan manusia. Elemen
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
|9
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture
lansekap yang berupa benda terdiri dari dua unsur yaitu benda hidup dan benda
mati; sedangkan yang dimaksud dengan benda hidup ialah tanaman, dan yang
dimaksud dengan benda mati adalah tanah, pasir, batu dan elemen-elemen Iainnya
yang berbentuk padat maupun cair. Maka dari itu dapat diartikan bahwa landscape
tanah harus memerhatikan beberapa aspek lainya seperti aspek topografi dan aspek
geografis yang dimana memiliki ciri khas dalam ketentuan jalan yang ditunjukan bagi
kenyamanan pengguna jalan.
2.7.2. Penetuan Lokasi Penanaman
Dalam lokasi penanaman harus memiliki ketentuan dalam system jaringan lokasi
penanaman yang beracuan kepadaperaturan undang – undang bidang jalan. Lokasi
penanaman harus berada pada area lahan penanaman yang dijelaskan sebagai berikut :
1. Jalur penanaman
Pohon pada sistem jaringan jalan di luar kota harus ditanam di luar ruang manfaat
jalan. Pohon pada sistem jaringan jalan di dalam kota dapat ditanam di batas ruang
manfaat jalan, median, atau di jalur pemisah. Ruang manfaat jalan meliputi badan
jalan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya. Ruang manfaat jalan
merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi lebar, tinggi, dan kedalaman
tertentu. Ruang manfaat jalan hanya diperuntukkan bagi median, perkerasan jalan,
jalur pemisah, bahu jalan, saluran tepi jalan, trotoar, lereng, ambang pengaman,
timbunan dan galian, gorong-gorong, perlengkapan jalan, dan bangunan pelengkap
lainnya.
Gambar 6: Jalur Pada Jalan Bermedian Dengan Lereng
Sumber: Permen PU Nomor 05/PRT/M/2012
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 10
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture
Gambar 7: Jalur Tanaman Pada Jalan Berlereng
Sumber: Permen PU Nomor 05/PRT/M/2012
Gambar 8: Jalur Tanaman Pada Jalan Tanpa Lereng
Sumber: Permen PU Nomor 05/PRT/M/2012
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 11
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture
2. Perletakan tanaman
tanaman jalan harus diletakkan pada tempat atau daerah yang sesuai dengan
rencana dan tetap memperhatikan aspek fungsi, keselarasan, keharmonisan,
keindahan dan keselamatan.

Jarak tanaman terhadap perkerasan
Gambar 9: Letak Antara Tanaman Dengan Perkerasan Jalan
Sumber: Permen PU Nomor 05/PRT/M/2012

Jarak Antar Tanaman
Gambar 10: Letak Berbaris Tanaman Pohon (Atas) dan Tanaman Perdu (Bawah)
Sumber: Permen PU Nomor 05/PRT/M/2012
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 12
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture
2.8.
Studi Banding
2.8.1. Casa Goya Residance
Pada data studi banding dengan proyek perumahan housing @ BSD, jenis perumahan
yang digunakan adalah perumahan kelas premium dengan beberapa model dan kriteria
rumah mewah. Studi banding ini menggunakan perumahan dengan nama CASA GOYA
RESIDANCE , yang berada pada daerah Jalan Kebon Jeruk Raya, No.1 Kebon
Jeruk,Kemanggisan, Palmerah, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Perumahan ini mempunyai beberapa type unggulan dengan model arsitektur eropa.
Casa Goya residance adalah perumahan mewah yang memiliki beberapa fasilitas
diantara club house dan fasilitas pendukung lainya, pada area kurang lebih 11 hekatre casa
goya residance memiliki perumahan dengan kelas mewah dan direncanakan memiliki 6
tower apartement didalam satu kawasan dengan perumahan. Berikut disertakan beberapa
jenis dan gambar perumahan yang tersedia pada perumahan Casa Goya Residance.
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 13
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture

Type The Boulevard ( French Style )
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 14
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture

Type Casa Amarilo
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 15
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture
Berikut adalah beberapa contoh interor dalam rumah, pada perumahan Casa Goya
Residance, sebagai berikut :
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 16
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture
Berikut adalah beberapa fasilitas yang berada pada area kawasan Casa Goya Residance
sebagai berikut :

Club House

Taman Bermain Anak
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 17
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture
2.8.2. Rancamaya Golf Estate
Perumahan
Rancamaya
Golf
Estate
adalah
sebuah
hunian
perumahan
yang
menggunakan system alam sebagai salah satu fungsi pemandangan utama dalam sebuah
perumahan ditambah dengan fasilitas lainya terutama fasilitas golf dalam perumahan
menjadikan perumahan ini dipilih karena memiliki kelebihan dan keunggulan dalam segi
fasilitas maupun bangunan perumahanya sendiri. Lokasi perumahan Rancamaya Golf estate
berada pada area kaki gunung halimun salak , ciawi, jawa bara, berikut adalah rangkuman
beberapa penjelasan dan gambaran mengenai perumahan Rancamaya Golf Estate.
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 18
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture

Type Tatler
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 19
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture

Type Summer Hill
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 20
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture

Type Sun Flower
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 21
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Housing At BSD-City
Green Architecture
Berikut adalah beberapa fasilitas yang berada di perumahan Rancamaya Golf Estate,
sebagai berikut ;

Golf

Club House ( Swimming pool, Spa, Fitness, Tennis )
Nama : Haqqi Adnan Azizi
Nim : 41212010049
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 22
Download