BAB I PENDAHULUAN - Repository IAIN Pekalongan

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan perbankan Islam merupakan merupakan fenomena
yang menarik kalangan akademisi maupun praktisi dalam 20 tahun terakhir.
Tak kurang Lembaga Dana Moneter Internasional (International Money
Fund/IMF) juga telah melakukan kajian-kajian atas praktek perbankan Islam
sebagai alternatif sistem keuangan internasional. Krisis keuangan tahun 2008
yang dipicu oleh krisis kredit perumahan produk sekuritas dan bangkrutnya
beberapa perusahaan besar di Amerika Serikat turut mempengaruhi
perekonomian di Indonesia, salah satunya adalah sektor industri perbankan.
Sektor industri perbankan mengalami kesulitan likuiditas seiring dengan
ketatnya likuiditas di pasar keuangan. Industri perbankan juga rentan terhadap
risiko karena berhubungan dengan tingkat kepercayaan atas pengembalian
dana di masa mendatang. Banyak pihak memperkirakan bahwa perekonomian
di Indonesia termasuk industri perbankan akan terpuruk. 1
P0F
Seperti halnya dengan bank konvensional, bank yang melakukan
kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah juga berfungsi sebagai
lembagai intermediasi. Artinya, bank syariah juga memobilisasi atau
mengerahkan dana dari anggota masyarakat dan selanjutnya menggunakan
dana yang berhasil dikerahkannya itu untuk disalurkan kembali kepada
anggota masyarakat yang memerlukan pembiayaan bagi proyek atau
1
Amir Machmud, Rukmana, Bank Syariah (Teori, Kebijakan, dan Studi Empiris Di Indonesia),
Jakarta: Erlangga, 2010, hlm. 23
2
usahanya atau dana tersebut dipakai bersama-sama dengan anggota
masyarakat untuk membiayai proyek atau usaha dalam bentuk kemitraan.
Hanya modus operasinya berbeda antara bank kenvensional dan syariah.
Sumber utama pendapatan bank konvensional adalah dari memberikan
pinjaman, sedangkan bank syariah sekalipun dapat memberikan pinjaman
tetapi bukan sebagai pendapatan utama. Sumber pendapatan bank syariah
adalah memberikan pembiayaan kepada nasabahnya untuk membeli barang
atau melakukan investasi dalam bentuk kemitraan dengan nasabahnya untuk
membiayai proyek atau kegiatan usaha bersama. 2
P1F
Ditengah-tengah krisis perekonomian di Indonesia, ada sektor yang
mampu bertahan dari sektor perbankan islam, yakni Bank Syariah Mandiri
(BSM). PT Bank Syariah Mandiri (BSM) yang hadir sejak tahun 1999
sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan
moneter 1997 – 1998. Krisis ekonomi dan moneter yang disusul dengan krisis
multi dimensi yang melanda saat itu telah menimbulkan beragam dampak
negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan bermasyarakat,
tak terkecuali dunia usaha. Kelahiran PT Bank Syariah Mandiri (BSM)
sebagai salah satu bank yang mengkombinasikan idealisme usaha, spirit
religius dan nasionalisme dalam setiap layanan operasinya menjadi alternatif
jasa bagi perbankan nasional di Indonesia. Sebagai pelopor dalam
memberikan layanan perbankan syariah modern di Indonesia, BSM
senantiasa menerapkan prinsip syariah universal, di antaranya dengan
2
Sutan remi sjadeini, perbankan syariah, Jakarta: Kencana, 2014 hlm. 401
3
menjalin kemitraan dengan semua kalangan, tanpa membedakan latar
belakang suku, agama, bangsa dan ekonomi dalam bingkai semangat Islam
sebagai “rahmatan lil’alamiin”. Hal ini terlihat dari fokus penyaluran
pembiayaan BSM selama ini yang tidak hanya disalurkan kepada sektor
korporat besar tetapi justru sebagian besar untuk pengusaha mikro, kecil dan
menengah. Dengan hal tersebut, BSM terus berupaya memiliki kontribusi
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. BSM masih
bertahan di pangsa pasar perbankan dengan dibuktikan pertumbuhan
Penyaluran Pembiayaan yang signifikan sebesar 20,97% pada tahun 2009
yang merupakan wujud komitmen BSM dalam menggerakkan roda
perekonomian dan peningkatan kesejahteraan bangsa. Dana pihak ketiga
tumbuh 29,80% yang merupakan wujud peningkatan kepercayaan masyarakat
kepada
BSM.
Kualitas
Aktiva
Produktif
semakin
membaik
yang
diperlihatkan oleh rasio NPF netto yang menurun semula 2,37% menjadi
1,34% tahun 2009. 3
P2F
Dalam suatu perekonomian, peran utama lembaga-lembaga keuangan
ialah menjalankan fungsi intermediasinya, menyalurkan kembali dana yang
telah dihimpunnya dari masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit kepada
sektor-sektor usaha riil dalam upaya pengembangan usahanya. Penyaluran
dana merupakan kegiatan utama perbankan, baik bank konvensional maupun
bank syariah. Dalam bank syariah penyaluran dana ini lebih akrab disebut
dengan pembiayaan sedangkan pada bank konvensional sering disebut kredit.
3
http://www.syariahmandiri.co.id/wpcontent/uploads/2010/03/AR_BSM_2015_laporan_manajemen_final.pdf
4
Pembiayaan penting diteliti karena dengan semakin berkembangnya
perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula kebutuhan dalam hal
pendanaan untuk menutup kebutuhan dana dalam kaitannya penyediaan
pemodalan pengembangan sektor – sektor produktif.
Gambar 1.1
Diagram Pertumbuhan Pembiayaan
(dalam Milyar Rupiah)
60
50
40
30
Pembiayaan
20
10
0
2010
2011
2012
2013
2014
Sumber: Laporan Manajemen BSM
Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa pertumbuhan pembiayaan
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Seiring dengan meningkatnya
pertumbuhan ekonomi, Perbankan Syariah yang di dalamnya termasuk BSM,
saat ini masih berada pada tahap perkembangan dengan tetap gencar untuk
meningkatkan pangsanya, salah satunya dari sisi pembiayaan. Selama tahun
2010 perbankan yang merupakan instrumen pengembangan ekonomi nasional
telah mampu memberikan dukungan besar terhadap sektor riil yang ada
selama ini.
5
Salah satu kegiatan utama Bank Syariah adalah menyalurkan
kelebihan dananya dalam bentuk pembiayaan. Di Bank Syariah pembiayaan
merupakan produk perbankan berlandaskan prinsip-prinsip yang ada dalam
ajaran islam dan tidak hanya berorientasi pada keuntungan bank saja tetapi
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi nasabah yang bermitra dengan
Bank Syariah. 4
P3F
Pembiayaan adalah salah satu tugas pokok bank yaitu pemberian
fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang
merupakan defisit unit. Pembiayaan merupakan suatu fasilitas yang diberikan
bank syariah kepada masyarakat yang membutuhkan untuk menggunakan
dana yang telah dikumpulkan oleh bank syariah dari masyarakat yang surplus
dana. 5
P4F
Bank dalam melakukan kegiatan pemberian pembiayaan tentu harus
pembiayaan memperhatikan dengan baik calon nasabah yang akan menjadi
penerima pembiayaan, nasabah tertentu harus dapat dipercaya. Pembiayaan
yang disalurkan pun tentu saja harus memiliki prinsip kepercayaan dan
kehati-hatian. Analisis pembiayaan perlu dilakukan bank untuk menguji
kelayakan pinjaman yang nantinya akan diberikan. Analisis pembiayaan tentu
akan sangat berguna bagi bank sebagai salah satu langkah dalam mencegah
pembiayaan macet. Jika pembiayaan yang disalurkan mengalami kemacetan
tentu saja bank sudah memiliki langkah-langkah dalam penyelamatan
pembiayaan.
4
M. Syafi’i Antonio, Islamic Banking, Bank Syariah dari Teori ke Praktik,(Jakarta:Gema Insani
Press,2001), hlm 160.
5
Ismail, Perbankan Syariah, Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2011, hlm. 30
6
Sumber Dana Pihak Ketiga yaitu Pertama, Giro adalah simpanan
yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,
bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara
pemindahbukuan. Kedua, Deposito adalah simpanan yang penarikannya
hanya dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah
penyimpan dengan bank. Ketiga, Tabungan adalah simpanan yang
penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang
disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat
lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Pertumbuhan bisnis perbankan syariah selalu menunjukkan kinerja
positif, dapat dilihat dari penghimpunan dana yang selalu meningkat setiap
tahunnya dan meningkat sangat pesat di tahun 2009 dengan pertumbuhan
sebesar 41,84%. Demikian pula halnya dengan pembiayaan yang tumbuh
22,76%.
Gambar 1.2
Diagram Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK)
(dalam Milyar Rupiah)
70
60
50
2010
40
2011
30
2012
20
2013
10
2014
0
Sumber: Laporan Manajemen BSM
7
Berdasarkan diagram batang diatas, menunjukkan bahwa pada tahun
2010 DPK mengalami kenaikan drastis sebesar 13,620 yang semula 28,998
menjadi 42,618 pada tahun 2011. Dan kenaikan itu masih terus sampai
sekarang. Dapat dikatakan bahwa DPK Bank Mandiri Syariah semakin
mengalami kemajuan/peningkatan.
Gambar 1.3
Diagram Pertumbuhan Non Performing Financing (NPF)
(%)
7
6
5
4
NPF
3
2
1
0
2010
2011
2012
2013
2014
Sumber: Laporan Manajemen BSM
Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2011-2012
tingkat NPF bank syariah mandiri mengalami penurunan menjadi 2%. Tetapi
tingkat NPF semakin mengalami kenaikan pada tahun 2013-2014. Hal ini
dapat
menyebabkan
kondisi
keuangan
bank
tidak
stabil
karena
meningkatknya pembiayaan bermasalah.
Pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF)
merupakan rasio perbandingan pembiayaan yang bermasalah dengan total
penyaluran dana yang disalurkan kepada masyarakat. Pembiayaan yang
8
disalurkan oleh bank syariah dapat menimbulkan potensi pembiayaan
bermasalah. Pembiayaan bermasalah dapat dilihat dari tingkat non
performing financing (NPF). Pembiayaan bermasalah adalah pinjaman yang
mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau
karena faktor eksternal diluar kemampuan/kendali nasabah peminjam. Jadi,
besar kecilnya NPF ini menunjukkan kinerja suatu bank dalam pengelolaan
dana yang disalurkan. Apabila porsi pembiayaan bermasalah membesar,
maka hal tersebut pada akhirnya menurunkan besaran pendapatan yang
diperoleh bank. Sehingga pada akhirnya akan dapat mempengaruhi tingkat
profitabilitas bank syariah. 6
P5F
Pemaparan diatas telah menjelaskan mengenai sektor perbankan
syariah terkait penyaluran pembiayaan perbankan syariah di indonesia.
Penelitian ini akan memfokuskan pada dana pihak ketiga (DPK), dan non
performing financing (NPF) dengan judul “Analisis Pengaruh Dana Pihak
Ketiga (DPK) dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap
Pembiayaan Pada Perbankan Syariah (Studi Kasus Pada Bank Syariah
Mandiri Periode 2005-2014)”.
B. Rumusan Masalah
Adapun
uraian
dari
latar
belakang
penelitian
dan
identifikasi
penelitian yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
6
Jurnal Siswati,Analisis Penyaluran Dana Bank Syraiah, 2012
9
1. Apakah Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh secara parsial terhadap
Pembiayaan pada Bank Syariah Mandiri?
2. Apakah Non Performing Financing (NPF) berpengaruh secara parsial
terhadap Pembiayaan pada Bank Syariah Mandiri?
3. Apakah Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Non Performing Financing (NPF)
berpengaruh secara simultan terhadap Pembiayaan pada Bank Syariah
Mandiri?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui apakah Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh
secara parsial terhadap Pembiayaan pada Bank Syariah Mandiri.
b. Untuk mengetahui apakah Non Performing Financing (NPF)
berpengaruh secara parsial terhadap Pembiayaan pada Bank Syariah
Mandiri.
c. Untuk mengetahui apakah Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Non
Performing Financing (NPF) berpengaruh secara simultan terhadap
Pembiayaan pada Bank Syariah Mandiri.
D. Kegunaan Penelitian
a. Bagi Perguruan Tinggi
Penelitian ini dapat menambah kajian ilmiah di Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri (STAIN) Pekalongan sebagai referensi untuk
melakukan penelitian selanjutnya.
10
b. Bagi Perbankan
Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak perbankan
sebagai
pertimbangan
dalam
pengambilan
keputusan
dalam
mengembangkan dunia perbankan syariah kedepan.
c. Bagi penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi penulis
dan mengaplikasikan antara teori yang didapat dibangku kuliah
dengan kondisi riil dilapangan.
E. Sistematika
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
E. Sistematika Penulisan
BAB II : KERANGKA TEORI
A. Landasan Teori
B. Penelitian Terdahulu
C. Kerangka Berpikir
D. Hipotesis
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
B. Setting Penelitian
11
C. Variabel Penelitian
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
B. Analisis Data
C. Pembahasan
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Download