101 berderajat-k pada M 5 , didefinisikan β̄ ⊗ ξ ∈ Λk (M, g) dengan (β̄ ⊗ ξ)(X1 , . . . , Xk ) := β̄(X1 , . . . , Xk )ξ (4.34) dengan X1 , . . . , Xk ∈ Tm M . Lebih lanjut, jika ada η ∈ g dan forma bernilai R lain pada M , θ̄ maka dapat dibuktikan bahwa [β̄ ⊗ ξ, θ̄ ⊗ η] = (β̄ ∧ θ̄) ⊗ [ξ, η] (4.35) dengan β̄ ∧ θ̄ adalah perkalian wedge yang memenuhi definisi (2.2.21). Jika {ei |i = 1, . . . dim G} adalah basis bagin g, maka menurut defini Pdim G k (2.3.8) tentang konstan struktur nilai dari [ei , ej ] = k=1 cij ek . Oleh karek l na itu, untuk ω̃ ∈ Λ (M, g) dan α̃ ∈ Λ (M, g) akan ada forma bernilai R yang tunggal, yaitu ω̄ i dan ᾱj untuk i, j = 1, . . . , dim G sedemikian rupa sehingga ω̃ = dim XG i ω̄ ⊗ ei dan α̃ = dim XG i=1 ᾱj ⊗ ej j=1 Dengan menggunakan ini, dapat ditentukan [ω̃, α̃] ∈ Λk+l (M, g) pada persamaan (4.33) dalam bentuk komponen aljabar Lie g, yaitu dim XG i ω̄ ⊗ ei , [ω̃, α̃] = [ i=1 = dim XG dim XG ᾱj ⊗ ej ] j=1 (ω̄ i ∧ ᾱj ) ⊗ [ei , ej ] i,j=1 = dim XG (ω̄ i ∧ ᾱj ) ⊗ ckij ek (4.36) i,j,k=1 Persamaan (4.36) dan sifat struktrur konstan pada definisi (2.3.8) akan mengimbas teorema berikut ini. Teorema 4.3.1. Diberikan ω̃ ∈ Λk (M, g),α̃ ∈ Λl (M, g) dan ρ̃ ∈ Λm (M, g). ω̃, α̃, ρ̃ memenuhi 1. [α̃, ω̃] = (−1)kl [ω̃, α̃] (Antisetangkup) 5 pada bab sebelumnya ditulis β saja, namun dibedakan di sini agar tidak rancu dengan anggota aljabar Lie g 102 2. (−1)km [[ω̃, α̃], ρ̃] + (−1)ml [[ρ̃, ω̃], α̃] + (−1)lk [[α̃, ρ̃], ω̃] = 0 (identitas Jacobi) Pembuktian teorema ini dapat di lihat di (Bleecker, 1981). Teorema ini menunjukkan bahwa aljabar yang mengatur hubungan antarforma bernilaig pada keragaman M adalah aljabar Lie diperluas (Graded Lie Algebra). Aljabar Lie diperluas ini berlaku pada ruang Λ(M, g) = g ⊕ Λ1 (M, g) ⊕ . . . = ∞ L Λk (M, g). k=0 Turunan eksterior d juga dapat diperluas penerapannya untuk aljabar Lie diperluas melalui teorema berikut ini. Teorema 4.3.2. Diberikan ω̃ ∈ Λk (M, g) dan α̃ ∈ Λl (M, g). Jika d adalah turunan eksterior diperluas untuk forma bernilai-g, maka untuk [ω̃, α̃] ∈ Λk+l (M, g) berlaku d[ω̃, α̃] = [dω̃, α̃] + (−1)k [ω̃, dα̃] (4.37) Persamaan (4.37) senada dengan proposisi (2.2.1) poin 2. 4.3.2 Turunan Kovarian Eksterior Cara lain memandang turunan kovarian (medan vektor) adalah sebagai pemetaan yang bersifat eksterior. Diberikan untingan serat utama P (M, G) dan dibangun untingan vektor sekawan ζ[V ] = (PV , M, πV , V ). Telah diketahui pula, bahwa pada keragaman M dapat dibangun medan vektor X : M → T M . Jika dibangun keragaman T ∗ M ⊗PV yang didefinisikan ∀T ∈ T ∗ M ⊗PV berlaku T : T M → PV , tampang lintang ψ ∈ Γ(PV ), maka dapat dibangun pemetaan ∇ : Γ(PV ) → Γ(T ∗ M ⊗ PV ) : ψ 7→ ∇ψ dengan nilai ∇ψ : M → T ∗ M ⊗ PV : m 7→ ∇ψ(m)(Xm ) = ∇X ψ(m) (4.38) Keragaman T ∗ M ⊗ PV tak lain beranggotakan forma-1 bernilai PV atau dapat ditulis dalam bentuk Λ1 (M, PV ) sehingga pemetaan ∇ dapat ditulis kembali menjadi ∇ : Λ0 (M, PV ) → Λ1 (M, PV ) 103 dengan Λ0 (M, PV ) ≡ M . Sejatinnya pemetaan ∇ ini mirip seperti turunan eksterior yang dibahas pada bab 2 subbab (2.2.6) dan mengingat bahwa turunan kovarian bergantung pada koneksi ω̃, maka pemetaan ∇ biasa ditulis D ω̃ : Λk (M, PV ) → Λk+1 (M, PV ) : α 7→ D ω̃ α yang memiliki nilai k+1 X j D α(X1 , . . . , Xk+1 ) := (−1) ∇Xj α(X1 , . . . , X̂j , . . . , Xk+1 ) ω̃ j=1 + X (−1)i+j α(LXi Xj , X1 , . . . , X̂i , . . . , X̂j , . . . , Xk+1 ) (4.39) i<j dengan memperluas penerapannya pada forma-k pada M bernilai PV dan LXi Xj = [Xi , Xj ]. Pemetaan D ω̃ biasa disebut sebagai turunan kovarian eksterior (exterior covariant derivative). Sejauh ini, penggambaran turunan kovarian eksterior dibangun pada ruanga basis M yang bernilai pada untingan sekawan PV . Namun pada kenyataannya, wakilan yang banyak digunakan adalah matriks yang merupakan anggota aljabar Lie g sehingga harus ada cara untuk memindah konsep turunan eksterior kovarian dalam wakilan g. Cara tersebut adalah menggunakan konsep pseudo tensorial dan tensorial. Definisi 4.3.2. Andaikan α̃ ∈ Λk (P, V ) adalah forma-k pada untingan serat utama P bernilai anggota ruang vektor berdimensi berhingga V . Andaikan r : G → GL(V ) adalah wakilan G pada V . α̃ dikatakan pseudo tensorial tipe (r, V ) jika memenuhi (R̃g )∗ α̃ = r(g −1 )α̃, ∀g ∈ G Koneksi forma-1 ω̃ pada P bernilai g yang memenuhi persamaan (3.32) tidak lain adalah pseudo tensorial tipe (Ad, g). Sementara itu, forma α ∈ Λk (P, V ) dikatakan horizontal, jika memenuhi α(X1 , . . . , Xk ) = 0 meskipun beberapa Xi , 1 ≤ i ≤ k vertikal.