1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdirinya

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Tujuan
yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan maksimal. Tujuan yang
kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang
saham. Sedangkan tujuan perusahaan yang ketiga adalah memaksimalkan
nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya (Harjito dan Martono,
2005 dalam Mahendra et al., 2012).
Dalam proses memaksimalkan nilai perusahaan akan ada konflik
perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang saham (pemilik
perusahaan) yang disebut masalah keagenan. Pihak manajer mempunyai
tujuan dan kepentingan yang bertentangan dengan tujuan dan kepentingan
perusahaan. Umumnya
manajer melakukan
tindakan-tindakan
yang
bertujuan untuk kepentingan pribadinya sehingga kepentingan pemegang
saham akan terabaikan. Hal tersebut mengakibatkan pemegang saham tidak
medapatkan pengembalian (return) atas investasi yang telah mereka
tanamkan secara maksimal.
Konsep corporate governance timbul karena adanya keterbatasan dari
teori keagenan dalam mengatasi masalah keagenan dan dapat dipandang
dari kelanjutan teori keagenan. Corporate governance merupakan cara
untuk memberikan keyakinan kepada para pemasok dana perusahaan akan
1
2
diperolehnya pengembalian (return) atas investasi mereka. Selain itu
corporate governance juga merupakan suatu sistem untuk mengarahkan
(direct) dan mengendalikan (control) suatu perusahaan atau korporasi
(Setyaningrum, 2012).
Forum for Corporate Governance in Indonesia
(FCGI) (2001)
mendefinisikan corporate governance sebagai perangkat peraturan yang
mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola)
perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang
kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak
dan kewajiban mereka, sehingga menciptakan nilai tambah bagi semua
pihak yang berkepentingan.
Penerapan Good Corporate Governance (selanjutnya disingkat GCG)
memberikan perlindungan efektif terhadap shareholders dalam memperoleh
kembali investasinya dengan wajar dan bernilai tinggi. Hal tersebut
memberikan jaminan keamanan atas aset yang tertanam pada perusahaan
tersebut. Prinsip-prinsip GCG akan meningkatkan citra dan kinerja
perusahaan serta meningkatkan nilai perusahaan bagi pemegang saham.
Di Indonesia, isu mengenai corporate governance mulai mengemuka
setelah Indonesia mengalami masa krisis yang berkepanjangan sejak tahun
1998. Banyak pihak mengatakan bahwa lamanya proses perbaikan krisis
ekonomi di Indonesia dikarenakan oleh lemahnya corporate governance
yang diterapkan pada perusahaan di Indonesia. Sejak saat itu, baik
pemerintah maupun investor mulai memberikan perhatian yang cukup
3
signifikan dalam praktik corporate governance di Indonesia (Setyaningrum,
2012).
The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) sejak tahun
2001, setiap tahun telah menyelenggarakan pemeringkatan penerapan
corporate governance bagi perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia
dengan nama Corporate Governance Perception Index (CGPI). Perusahaanperusahaan yang masuk dalam peringkat sepuluh besar Corporate
Governance Perception Index (CGPI) merupakan perusahaan yang memiliki
kualitas corporate governance terbaik di Indonesia.
Keberadaan perusahaan-perusahaan tersebut menjadi daya tarik
tersendiri bagi para investor dan kreditor. Hal tersebut dikarenakan kualitas
penerapan corporate governance yang baik telah terbukti mampu
meningkatkan kemajuan bagi perusahaan melalui kinerja yang selalu
meningkat dan tingkat kesehatan perusahaan yang semakin membaik
sehingga mampu menghilangkan kecurigaan dari pihak lain. Selain itu,
GCG
mampu
menjamin
perusahaan
dalam
keadaan
sustainabled
(terpelihara) dari iklim bisnis yang tidak sehat (Swa, 2009: 89-104 dalam
Setyaningrum, 2012).
Nilai perusahaan dapat mencerminkan nilai aset yang dimiliki
perusahaan seperti surat-surat berharga. Saham merupakan salah satu surat
berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan, tinggi rendahnya harga saham
banyak dipengaruhi oleh kondisi emiten. Salah satu faktor yang
mempengaruhi harga saham adalah kemampuan perusahaan membayar
4
dividen (Matono dan Harjito, 2005: 3 dalam Susanti, 2010). Semakin tinggi
dividen yang dibayarkan, maka harga saham cenderung tinggi sehingga nilai
perusahaan juga tinggi (Susanti, 2010).
Para investor memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
dengan mengharapkan pengembalian dalam bentuk dividen maupun capital
gain, sedangkan perusahaan mengharapkan pertumbuhan secara terus
menerus
untuk
mempertahankan
kelangsungan
hidupnya
sekaligus
memberikan kesejahteraan kepada para pemegang sahamnya, sehingga
kebijakan dividen penting untuk memenuhi harapan pemegang saham
terhadap dividen dengan tidak menghambat pertumbuhan perusahaan di sisi
lain. Dividen yang diterima pada saat ini akan mempunyai nilai yang lebih
tinggi daripada capital gain yang akan diterima di masa yang akan datang,
sehingga investor yang tidak bersedia berspekulasi akan lebih menyukai
dividen daripada capital gain (Prihantoro, 2003 dalam Wijaya et al., 2010).
Penelitian Gultom (2008) menyatakan kebijakan dividen yang diproksi
oleh dividend payout ratio tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap nilai perusahaan diproksi oleh tobin’s-Q. Hasil penelitian tersebut
berbeda dengan hasil penelitian Wijaya et al. (2010) dan Susanti (2010)
yang menunjukkan adanya pengaruh signifikan positif kebijakan deviden
terhadap nilai perusahaan.
Kinerja keuangan perusahaan merupakan faktor lain yang dilihat oleh
calon investor untuk menentukan investasi saham. Bagi sebuah perusahaan,
menjaga dan meningkatkan kinerja keuangan adalah suatu keharusan agar
5
saham tersebut tetap eksis dan tetap diminati oleh investor. Laporan
keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan cerminan dari kinerja
keuangan perusahaan. Informasi keuangan tersebut mempunyai fungsi
sebagai sarana informasi, alat pertanggungjawaban manajemen kepada
pemilik perusahaan, penggambaran terhadap indikator keberhasilan
perusahaan dan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
(Harahap, 2004 dalam Mahendra et al., 2012).
Pengguna Laporan keuangan akan menilai perusahaan dengan
menghitung informasi keuangan tersebut melalui rasio-rasio keuangan.
Perusahaan dapat melangsungkan aktivitas operasinya harus dalam keadaan
yang menguntungkan. Tanpa adanya keuntungan akan sulit bagi perusahaan
untuk menarik modal dari luar. Perusahaan yang memiliki tingkat
profitabilitas yang tinggi akan diminati sahamnya oleh investor. Sehingga,
dengan demikian profitabilitas dapat mempengaruhi nilai perusahaan
(Mardiyanti, 2012).
Hasil penelitian Mahendra et al. (2012) dan Susanti (2010) mendukung
hasil penelitian Mardiyanti (2012). Profitabilitas dalam teori berhubungan
positif dengan nilai perusahaan. Semakin tinggi profitabilitas maka nilai
perusahaan tinggi dan semakin rendah profitabilitas maka nilai perusahaan
rendah. Semakin baik perusahaan membayar return terhadap pemegang
saham akan meningkatkan nilai perusahaan.
Profitabilitas menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang mampu
diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Keuntungan yang
6
layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah bunga
dan pajak. Semakin besar keuntungan yang diperoleh semakin besar
kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividennya, sehingga dengan
profitabilitas yang tinggi dapat memberikan nilai tambah kepada nilai
perusahaanya, yang tercermin dengan meningkatya nilai Tobin’s Q.
(Paranita, 2007 dalam Susanti, 2010).
Penelitian ini menggunakan tiga variabel independen yaitu penerapan
GCG, kebijakan dividen dan profitabilitas. Variabel dependen yang
digunakan adalah nilai perusahaan dengan periode penelitian tahun 20092012. Penelitian ini menguji pengaruh penerapan good corporate
governance, kebijakan dividen dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh penerapan good
corporate governance, kebijakan dividen dan profitabilitas terhadap nilai
perusahaan.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dalam penelitian ini adalah
untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh penerapan good
7
corporate governance, kebijakan dividen dan profitabilitas terhadap nilai
perusahaan.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat terhadap beberapa
pihak, antara lain:
1.
Kontribusi Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada
perusahaan dan investor sebagai bahan pengambilan keputusan
mengenai pengaruh penerapan good corporate governance, kebijakan
dividen, profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
2. Kontribusi Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu mendukung teori ilmu
akuntansi dan keuangan, dan diharapkan mampu menjadi acuan
referensi mengenai pengaruh penerapan good corporate governance,
kebijakan dividen, profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini meliputi pengujian
pengaruh penerapan good corporate governance, kebijakan dividen, dan
profitabilitas terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI).
Download