relationship between the quality of friendship with privacy end of youth

advertisement
GUNADARMA UNIVERSITY LIBRARY : http://library.gunadarma.ac.id
1
RELATIONSHIP BETWEEN THE QUALITY
OF FRIENDSHIP WITH PRIVACY END OF
YOUTH
ANGELINA (10507015)
Abstract—RELATIONSHIP BETWEEN THE QUALITY OF FRIENDSHIP WITH PRIVACY END OF
YOUTH ANGELINA Undergraduate Program, 2011
Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id Key
Words: friendship quality, privacy, late adolescence. ABSTRACT : Privacy is the ability to control the interaction, the ability to acquire the options, and the ability to
achieve the desired interaction. This study aimed to investigate whether a relationship exists between the quality
of friendship with privacy in late adolescence. The sample
in this study were 80 adolescents with a final status Gunadarma University students. The research method used
in this study using quantitative methods with the help of
SPSS 17 for windows and statistical hypothesis testing is
done by parametric Product Moment correlation. Based
on this research can be drawn a conclusion that there was
no relationship between the quality of friendship with privacy in late adolescence. It also found that the subjects in
this study had a relatively high privacy and friendship quality is high. By sex of the subjects in this study is known
that women have the privacy and quality of the friendship
which is high compared to men. Based on the age of the
subject, 21-year age group had a higher privacy than any
other age group, while the 19-year age group had a higher
friendship quality than any other age group. Based on the
faculties / departments, which are the subject of Information Engineering faculty have more privacy than subjects
from other faculties circuitry, while the subject is derived
from the psychology faculty have a higher friendship quality
compared to subjects from other faculties. Penamaan File:
10507015
I. Chapter 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Kebutuhan akan interaksi dan komunikasi dengan sesama
merupakan sesuatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan adanya konsep bahwa
manusia merupakan makhluk sosial, sehingga dalam setiap tahap perkembangan kehidupan manusia dari masa
anak-anak, masa remaja, masa dewasa sampai masa usia
lanjut, manusia berusaha untuk menjalin hubungan yang
baik dengan orang lain. Dalam tahap perkembangan tersebut, salah satunya yaitu remaja akhir. Menurut Sarwono (2001), remaja akhir adalah individu yang berusia
18 tahun sampai 21 tahun. Salah satu tugas perkembangan pada remaja menurut Havinghurst (dalam Sarwono,
2001) adalah mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya. Hal ini sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Robinson (dalam Papalia, Old, Feldman, 2008) bahwa ada peningkatan keterlibatan remaja
dengan teman sebayanya dimana sumber dukungan emosional penting sepanjang transisi masa remaja. Hal ini
berarti bahwa pada usia remaja, remaja membutuhkan
orang lain, terutama teman sebayanya. Di sisi lain, remaja juga memiliki tugas perkembangan yaitu mencapai
kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa
lainnya. Hal ini merupakan konsep dari manusia sebagai makhluk individual dimana seseorang ingin bebas dari
pengaruh lingkungannya. Seseorang akan berusaha untuk
mengontrol interaksinya dengan orang lain dengan berbagai cara, baik secara verbal maupun non verbal dengan
maksud agar orang-orang sekitarnya tidak mengganggu
kehidupan pribadinya, hal ini disebut privasi. Menurut
Rapoport (dalam Prabowo, 1998) privasi adalah suatu kemampuan untuk mengontrol interaksi, kemampuan untuk
memperoleh pilihan-pilihan dan kemampuan untuk mencapai interaksi seperti yang diinginkan. Pada remaja akhir,
adanya keinginan untuk memisahkan diri (private self) dari
lingkungan sekitarnya 1
2 (Sarwono, 2001).
Kemampuan untuk mencapai
otonomi dan memegang kendali atas perilakunya sendiri
diperoleh remaja melalui reaksi dari orang dewasa terhadap keinginan tersebut (Santrock, 2003). Dengan kata
lain, remaja memahami adanya privasi dari interaksi dengan orang dewasa. Menurut Altman (dalam Margulis,
2005), privasi dapat.......
For further detail, please visit UG Library
(http://library.gunadarma.ac.id)
II. Chapter 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Privasi 1. Pengertian Privasi Menurut Sundstrom, Burt, dan Kamp (1980),
privasi dapat didefinisikan dalam dua cara, yaitu sebagai pernyataan psikologis dan fitur fisik dari lingkungan.
Privasi psikologis merupakan perasaan untuk mengontrol
akses terhadap individu atau kelompok, meliputi kontrol terhadap pemberian informasi mengenai individu terhadap orang lain dan kontrol terhadap masukan dari orang
lain (Margulis dalam Sundstrom, Burt, dan Kamp, 1980).
Konsep privasi dalam hal ini memiliki asumsi bahwa individu mencoba untuk mempertahankan tingkat optimal
dari kontak sosial dan akan muncul ketidakpuasan apabila situasinya berbeda dengan apa yang dianggap individu sebagai situasi optimal (Sundstrom, Burt Kamp,
1980). Sedangkan privasi arsitektural adalah isolasi visual dan akustik yang disebabkan oleh kondisi lingkungan (Sundstrom, Burt Kamp, 1980). Westin (dalam
Margulis, 2003), privasi adalah pernyataan dari individu,
kelompok atau lembaga dalam menentukan sendiri tentang kapan, bagaimana dan sejauh mana informasi tentang mereka untuk dikomunikasikan kepada orang lain.
Rapoport (dalam Prabowo, 1998) mendefinisikan privasi
sebagai suatu kemampuan untuk mengontrol interaksi, kemampuan untuk memperoleh pilihan-pilihan dan kemam-
2
GUNADARMA UNIVERSITY LIBRARY : http://library.gunadarma.ac.id
puan untuk mencapai interaksi seperti yang diinginkan.
Altman (dalam Prabowo, 1998), hampir sama dengan yang
dikatakan Rapoport, mendefinisikan privasi dalam bentuk yang lebih dinamis. Menurut Altman, privasi adalah
proses pengontrolan yang selektif terhadap akses kepada
diri sendiri dan akses kepada orang lain. Definisi ini mengandung beberapa pengertian yang lebih luas. Pertama,
unit sosial yang digambarkan bisa berupa hubungan antara individu dengan individu, antara individu dengan 6
7 kelompok dan seterusnya. Kedua, penjelasan mengenai privasi sebagai proses dua arah; yaitu pengontrolan
input yang masuk ke individu dari luar atau output dari
individu ke pihak lain. Ketiga, definisi ini menunjukkan
suatu kontrol yang selektif atau suatu proses yang aktif
dan dinamis. Berdasarkan definisi-definisi diatas, maka
yang dimaksud dengan privasi adalah kemampuan seseorang untuk membatasi akses dirinya kepada orang lain dan
dari orang lain terhadap dirinya........
For further detail, please visit UG Library
(http://library.gunadarma.ac.id)
III. Chapter 3
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan
diteliti adalah: 1. Variabel bebas : Kualitas Persahabatan.
2. Variabel terikat : Privasi. B. Definisi Operasional
Definis operasi dalam penelitian ini adalah : 1. Kualitas
Persahabatan Kualitas persahabatan adalah berfungsinya
secara positif hubungan intim antara dua atau lebih individu yang mampu mengatasi segala konflik yang ada.
Kualitas persahabatan dalam penelitian ini diukur dengan skala kualitas persahabatan yang disusun oleh peneliti
berdasarkan aspek-aspek kualitas persahabatan menurut
Parker Asher (1993) yaitu dukungan dan kepedulian,
pertemanan dan rekreasi, bantuan dan bimbingan, pertukaran yang akrab, konflik dan penghianatan, serta pemecahan masalah. 2. Privasi Privasi adalah kemampuan
seseorang untuk membatasi akses dirinya kepada orang
lain dan dari orang lain terhadap diri individu. Privasi
dalam penelitian ini diukur dengan skala privasi yang disusun oleh peneliti berdasarkan komponen privasi menurut
Westin (dalam Prabowo, 2008) yaitu solitude, intimacy,
anonimity dan reserve. C. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah remaja akhir yang berusia 1821 tahun. Hal ini dikarenakan
pada masa remaja akhir emosi cenderung stabil, menghargai apa yang dimilikinya dan mampu memecahkan masalah
secara lebih matang dan realistis (Al-Mighwar, 2006). Selain itu, pemikiran remaja lebih logis, abstraksi dan idealistik (Santrock, 2002), dibandingkan dengan masa remaja
awal dan madya yang cenderung memiliki emosi negatif
dan adanya perubahan suasana hati 25
26 yang lebih intens. Sedangkan sampel yang dipilih
dalam penelitian ini adalah 80 orang remaja akhir dengan status mahasiswa Universitas Gunadarma dari tingkat
awal sampai tingkat akhir. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah teknik Accidental Sampling, yaitu
proses pengambilan sampel yang dilakukan secara kebetu-
lan oleh peneliti sesuai dengan kriteria subjek yang akan
diteliti. D. Teknik pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket atau kuesioner.......
For further detail, please visit UG Library
(http://library.gunadarma.ac.id)
IV. Chapter 4
BAB IV PELAKSANAN DAN HASIL PENELITIAN A. Persiapan Penelitian Persiapan dalam penelitian ini adalah persiapan alat ukur yang meliputi
penyusunan skala kualitas persahabatan yang dikembangkan berdasarkan aspekaspek kualitas persahabatan
dan skala privasi yang dikembangkan berdasarkan
komponen-komponen privasi. Setelah mempersiapkan alat
ukur, peneliti kemudian memperbanyak angket kualitas
persahabatan dan angket privasi yang telah disusun sebanyak 80 eksemplar. B. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini menggunakan try out terpakai, dimana data yang
diperoleh dan digunakan di dapat melalui satu kali try
out. Hal ini dilakukan untuk efisiensi waktu dan tenaga.
Proses pengambilan data dilakukan sejak tanggal 19 Agustus 2011 sampai 20 Agustus 2011. Pengambilan data pertama kali pada tanggal 19 Agustus 2011 di Universitas
Gunadarma kampus D pada pukul 13.00-17.00, peneliti
menyebarkan angket kepada 38 subjek. Kemudian pada
tanggal 20 Agustus 2011 di lokasi yang sama yaitu Universitas Gunadarma kampus D pada pukul 09.30-17.30,
peneliti melanjutkan menyebarkan angket kepada 42 orang
subjek. Dari 80 angket yang tersebar maka yang kembali ke peneliti dan memenuhi kriteria untuk dianalisis sebanyak 80 eksemplar. C. Hasil Penelitian 1. Uji Validitas
Skala a. Skala Kualitas Persahabatan Suatu kesepakatan
umum menyatakan bahwa suatu item dikatakan valid apabila nilai koefisiennya 0,300 (Azwar dalam Prabowo Susi,
2008). Dengan demikian, dari 48 item skala kualitas persahabatan yang diujicobakan, terdapat 40 item yang valid
dan 8 item yang gugur. Dari 40 item yang valid tersebut,
memiliki korelasi total item antara 0, 301 sampai dengan
0,572. Distribusi item yang dinyatakan valid dapat terlihat
dari tabel di bawah ini. 30
31 Tabel 5 Tabel Sebaran Item Skala Kualitas Persahabatan Setelah Uji Coba No. Aspek-aspek Kualitas Favorable Unfavorable Valid Persahabatan 1. Dukungan dan
Kepedulian 1,7*,11,20 4,15,22,25 7 2. Pertemanan dan
Rekreasi 5,13,39,44,47 23,31,36*,48 8 3. .......
For further detail, please visit UG Library
(http://library.gunadarma.ac.id)
V. Chapter 5
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil
penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada
hubungan antara kualitas persahabatan dengan privasi
pada remaja akhir. Selain itu juga ditemukan bahwa
subjek dalam penelitian ini memiliki kualitas persahabatan yang tergolong tinggi dan privasi yang tergolong
tinggi. Berdasarkan jenis kelamin subjek dalam penelitian
ini diketahui bahwa wanita memiliki privasi dan kualitas
RELATIONSHIP BETWEEN THE QUALITY OF FRIENDSHIP WITH PRIVACY END OF YOUTH
persahabatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pria.
Berdasarkan usia subjek, kelompok usia 21 tahun memiliki privasi yang lebih tinggi dari kelompok usia lainnya,
sedangkan usia 19 tahun memiliki kualitas persahabatan
yang lebih tinggi dari kelompok usia lainnya. Berdasarkan
fakultas/jurusan, subjek yang berasal dari fakultas Teknik
Informasi memiliki privasi yang lebih tinggi dibandingkan
dengan subjek dari fakultas lainnya, sedangkan subjek
yang berasal dari fakultas Psikologi memiliki kualitas persahabatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan subjek
dari fakultas lainnya. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut: 1.
Saran untuk Subjek Penelitian Bagi subjek penelitian, diharapkan dapat menjaga privasi yang dimilikinya namun
tetap juga mempertahankan kualitas persahabatan yang
telah dijalin dengan sahabat-sahabatnya. 2. Saran untuk
Penelitian Lebih Lanjut Bagi para peneliti yang tertarik
untuk meneliti lebih lanjut tentang privasi, diharapkan dapat meneliti faktor-faktor lain yang kemungkinan memiliki
pengaruh terhadap privasi seperti usia (remaja awal, dewasa awal), setting sosial (seseorang yang meminta informasi), fitur fisik dari lingkungan (rumah tingkat, rumah
susun), serta budaya (Batak, Jawa). 43
.......
For further detail, please visit UG Library
(http://library.gunadarma.ac.id)
3
Download