1.1. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan mata pelajaran yang diajarkan mulai jenjang pendidikan dasar. Matematika timbul karena pola pikir manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran yang disusun secara konsisten dengan mempergunakan logika deduktif. Tujuan pendidikan Matematika di sekolah adalah untuk mempersiapkan anak didik sanggup menghadapi perubahan-perubahan keadaan dalam kehidupan dunia yang senantiasa berubah melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran logis, rasional, kritis, cermat, kreatif, dan efisien (Erika, 2008). Pendidikan mempunyai tujuan yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan bangsa. Dengan landasan pemikiran tersebut, pendidikan nasional disusun sebagai usaha untuk memungkinkan bangsa Indonesia mempertahankan kelangsungan hidupnya dan mengembangkan diri secara terus-menerus demi satu generasi ke generasi berikutnya. Pendidikan harus dipersiapkan sedemikian rupa sehingga mampu menjawab segala kebutuhan permasalahan dan tantangan hidup. Program pendidikan yang disajikan harus berwawasan luas dan relevan (Anna, 2006). Menurut Salman, dewasa ini terjadi perubahan paradigma pembelajaran dari yang berpusat pada guru ke yang berpusat pada peserta didik. Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik menjamin terlaksananya pembelajaran bermakna. Para peserta didik didorong membangun sendiri pemahamannya, dan guru berperan sebagai fasilitator. Guru bukanlah satu-satunya sumber pengetahuan bagi peserta didik. Sumber pengetahuan tersebut sesungguhnya demikian banyak dan semuanya berada dalam lingkungan sekitar, sehingga peserta didik dituntut lebih aktif dan kreatif dalam belajar. Perubahan paradigma pembelajaran ini menuntut perubahan proses pembelajaran dan hal lain termasuk yang berkaitan dengan sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana seyogyanya dirancang agar pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dapat terlaksana secara optimal. Pada kenyataannya sebagian besar sarana dan prasarana pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan di Indonesia belum mendukung terlaksananya pembelajaran yang diinginkan. Menurut Salman, pada abad ke-20 matematika telah membawakan suatu kegiatan intelektual yang tingkat kecanggihannya sangat tinggi, meskipun matematika sendiri tidak mudah untuk didefinisikan. Subjek yang sekarang dikenal sebagai matematika pada awalnya merupakan hasil perkembangan terdahulu dari konsep bilangan, pengukuran, dan bentuk. Secara sederhana, matematika didefinisikan sebagai studi tentang besaran, dan keterkaitannya dengan bilangan atau simbol. Dalam matematika dikenal berbagai subjek penting, aritmetika, geometri, aljabar, kalkulus, probabilitas, statistik, dan banyak lagi topik khusus dalam penelitian. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Mata pelajaran matematika diberikan kepada semua peserta didik untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta mampu bekerjasama. Dalam rangka peningkatan keefektifan pembelajaran matematika, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya. Selain itu, pengajar yang ada juga harus meningkatkan kemampuan dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk proses pembelajaran supaya dapat menyampaikan dengan baik kepada peserta didik (Salman, 2008). Memasuki abad ke-21, bidang teknologi informasi dan komunikasi berkembang dengan pesat yang dipicu oleh temuan dalam bidang rekayasa mikroelektronika. Perkembangan ini berpengaruh besar terhadap berbagai aspek kehidupan, bahkan perilaku dan aktivitas manusia kini banyak tergantung kepada teknologi informasi dan komunikasi. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Pada saat ini terjadi pergeseran dalam proses pembelajaran, yaitu dari ruang kelas ke di mana saja, dari kertas ke on line, dan dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja. Interaksi antara pengajar dan peserta didik tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka, tetapi dapat juga dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, sms, dan e-mail. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula, siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui internet. Informasi yang diwakilkan oleh komputer yang terhubung dengan internet sebagai media utamanya mampu memberikan kontribusi yang demikian besar bagi proses pendidikan. Pengajar memiliki lima tugas pokok, yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi hasil pembelajaran, menindaklanjuti hasil pembelajaran, serta melakukan bimbingan dan konseling. Teknologi informasi dan komunikasi tentunya dapat berperan pada kelima tugas pokok tersebut (Salman, 2008) . Dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi pada saat ini khususnya yang berhubungan dengan Matematika akan semakin mempermudah para pengajar dalam melakukan pembelajaran Matematika yang berbasis teknologi, sepertu komputer. Pada saat ini sudah banyak program-program dalam komputer yang dapat digunakan untuk perhitungan Matematika. Beberapa contoh programnya, antara lain software Minitab, SPSS, Mathematica, Microsoft Excel, dan lain sebagainya. Berbagai aplikasi dan program di komputer yang berhubungan dengan Matematika, antara lain operasi Aljabar Boolean, teori graf, matematika diskrit, logika simbolik, peluang dan statistika. Dengan demikian, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini dapat dimanfaatkan dalam peningkatan sumber daya manusia yang terkait dengan pembelajaran matematika. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menyajikan karya tulis yang berjudul “Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik.”