Pengaruh Pemberian Air Rebusan Daun Salam Terhadap

advertisement
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Tentang Lansia yang Diberikan Perlakuan
Pemeriksaan kadar asam urat pada lansia Tegalsari di
gedung Ganesia Paut yang terletak berdekatan dengan rumah
ketua RW 08 Tegalsari Salatiga. Dari seluruh lansia yang
berada di tegalsari, yang telah dilakukan pengetesan kadar
asam urat sebanyak ± 40 orang. Dari 40 orang tersebut yang
dinyatakan sebagai penderita asam urat adalah 30 orang
dengan nilai kadar asam urat tinggi (≥ 6 mg/dl untuk
perempuan dan ≥ 7 mg/dl untuk laki-laki).
Pengambilan data sampel dilakukan 2 kali terhadap 30
orang responden penderita asam urat yang terbagi menjadi 2
kelompok, yaitu 15 orang sebagai kelompok perlakuan
(kelompok yang diberikan air rebusan daun salam) dan 15
orang sebagai kelompok kontrolnya. Pemeriksaan dilakukan 2
kali yaitu sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.
4.2
Gambaran Responden
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu
yang dilakukan dari tanggal 7 juni 2014 sampai tanggal 28
Juni 2014 di Posyandu Lansia Rw 08, Tegalsari Salatiga.
38
39
Populasi di Posyandu Lansia ini sebanyak 40 orang.
Kemudian dari populasi tersebut dipilih responden yang
sesuai dengan kriteria inklusi yang telah ditentukan oleh
peneliti yaitu usia lanjut yang berusia 60 tahun ke atas,
memiliki kadar asam urat tinggi, ≥ 6 mg/dl untuk perempuan
dan ≥ 7 mg/dl untuk laki-laki, tidak minum obat asam urat dari
dokter selama dilakukan penelitian. Adapun karakteristik
responden adalah sebagai berikut :
4.2.1
Usia
Tabel 4.1
Distribusi Frekwensi Berdasarkan Usia Penderita Asam
Urat Di Tegalsari Kota Salatiga
7 Juni 2014
Usia
Frekwensi
Prosentase (%)
60 – 70 tahun
18
60
71 – 80 tahun
8
26,7
>80
4
13,3
30
100
tahun
Jumlah
Dari tabel diatas berdasarkan usia responden dapat
dilihat bahwa responden pada kelompok usia 60 – 70 tahun
sebanyak 18 orang (60%), kelompok usia 71 – 80 tahun
sebnyak 8 orang (26,7%) dan pada kelompok usia >80
sebanyak 4 orang (13,3%).
40
4.2.2
Jenis Kelamin
Tabel 4.2
Distribusi Frekwensi Berdasarkan Jenis KelaminPenderita
Asam Urat Di Tegalsari Kota Salatiga
7Juni 2014
Jenis Kelamin
Frekwensi
Prosentase (%)
Perempuan
19
63,3
Laki-laki
11
36,7
Jumlah
30
100
Dari tabel di atas berdasarkan jenis kelamin responden
dapat dilihat bahwa responden perempuan sebanyak 19
orang (63,3%) dan responden laki-laki sebanyak 11 orang
(36,7%).
4.3
Gambaran Kadar Asam Urat Responden Sebelum dan
Sesudah Diberi Air Rebusan Daun Salam pada Kelompok
Perlakuan
Pemeriksaan kadar asam urat sebelum meminum air
rebusan daun salam dilakukan terhadap 15 (100%) responden
yang dinyatakan sebagai penderita asam urat tinggi. Hasil
pemeriksaan asam urat menunjukkan hasil rata – rata / mean
= 7,0800 ( yang ditunjukkan dalam tabel pengolahan data
SPSS dalam lampiran ). Pemberian air rebusan daun salam di
41
berikan selama 21 hari terhadap 15 responden dengan hasil
sebagai berikut.
Tabel 4.3.1
Data Statistik Hasil Pemeriksaan Kadar Asam Urat Sebelum
dan Sesudah Diberi Air Rebusan Daun Salam (Kelompok
Perlakuan)
Kelompok
Perlakuan
Mean
N
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Pre test
7,0800
15
.52942
.13670
Post test
6.4933
15
.56879
.14686
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil post
test mengalami penurunan sebesar 6,4933 dibandingkan
pada pre test sebelumnya yaitu 7,0800, hal ini menunjukkan
adanya pengaruh dalam pemberian air rebusan daun salam.
Pada responden kelompok perlakuan 8 (53,3%) dari 15
responden asam uratnya dalam nilai normal, dan dapat
dibuktikan kebenaran dengan uji t-test pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.3.2
Paired Sample T Test Kadar Asam Urat Kelompok Perlakuan
Perlakuan
Mean
t
df
Sig. (2- tailed)
Pre – Post
.58667
7.972
14
.000
Perhitungan uji statistik menghasilkan nilai t sebesar
7,972 dengan p-value (signifikasi) sebesar 0,000 < 0,05 maka
dapat disimpulkan Ha diterima dan Ho ditolak yang artinya
42
ada perbedaan yang bermakna. Ini menunjukkan bahwa air
rebusan
daun
salam
memberikan
pengaruh
terhadap
penurunan kadar asam urat pada lansia di Tegalsari Kota
Salatiga.
4.4
Gambaran Kadar Asam Urat Responden pada Kelompok
Kontrol
Pemeriksaan kadar asam urat pada 15 responden
kelompok kontrol menunjukkan hasil rata – rata/mean 6.9000
(ditunjukkan dalam tabel pengolahan data SPSS dalam
lampiran).
Tabel 4.4.1
Data Statistik Hasil Pemeriksaan Kadar Asam Urat pada
Kelompok Kontrol
Kelompok
Kontrol
Mean
N
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Pre test
6.9000
15
.72605
.18746
Post test
6.9200
15
.69611
.17974
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil post
test mengalami peningkatan sebesar 6.9200 dibandingkan
pada pre test sebelumnya yaitu 6.9000, hal ini menunjukkan
tidak ada perubahan yang signifikan antara sebelum dan
sesudah, tanpa diberikan perlakuan. Hal ini dapat dibuktikan
kebenaran dengan uji t-test pada tabel dibawah ini.
43
Tabel 4.4.2
Paired Sample T Test Kadar Asam Urat Kelompok Kontrol
Perlakuan
Mean
t
df
Sig. (2- tailed)
Pre – Post
-.02000
-.642
14
.531
Perhitungan uji statistik menghasilkan nilai t sebesar
-0,642 dengan p-value (signifikasi) sebesar 0.531 > 0.05
maka dapat disimpulkan Ho diterima dan Ha ditolak yang
artinya tidak ada perbedaan yang bermakna.
4.5
Pengaruh Pemberian Air Rebusan Daun Salam terhadap
kadar Asam Urat
4.5.1 Uji Normalitas Data
Sebelum melakukan pengujian terhadap hipotesis
penelitian dengan menggunakan analisis korelasi, terlebih
dahulu dilakukan uji asumsi normalitas. Pengujian terhadap
normalitas data menggunakan SPSS. Uji normalitas yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah uji One SampleKolmogorov-Smirnov Test. Uji ini bertujuan untuk menentukan
data normal atau tidak maka Asymp. Sig dibandingkan
dengan 0,05. Jika Asymp. Sig > 0,05 maka data tersebut
normal Hasil pengujian normalitas terhadap variabel kadar
44
asam urat sebelum dan sesudah diberikan air rebusan daun
salam ditunjukkan sebagai berikut.
Tabel 4.5.1
Uji Normalitas pada Kelompok Perlakuan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
pre
N
post
15
15
Mean
7.0800
6.4933
Std. Deviation
.52942
.56879
Absolute
.173
.105
Positive
.085
.100
Negative
-.173
-.105
Kolmogorov-Smirnov Z
.671
.407
Asymp. Sig. (2-tailed)
.759
.996
Normal Parametersa
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal.
Dari hasil uji normalitas menunjukkan nilai p-value kadar
asam urat sebelum diberikan perlakuan adalah 0,759 > 0,05
sehingga data terdistribusi secara normal. Nilai p-value kadar
asam urat setelah diberikan perlakuan adalah 0,996 > 0,05
sehingga data terdistribusi secara normal.
45
Tabel 4.5.2
Uji Normalitas pada Kelompok Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
pre
N
post
15
15
Mean
6.9000
6.9200
Std. Deviation
.72605
.69611
Absolute
.194
.224
Positive
.194
.224
Negative
-.167
-.150
Kolmogorov-Smirnov Z
.750
.868
Asymp. Sig. (2-tailed)
.627
.439
Normal Parametersa
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal.
Dari hasil uji normalitas menunjukkan nilai p value kadar
asam urat pre test untuk kelompok kontrol adalah 0,627 >
0,05 sehingga data terdistribusi secara normal. Nilai p value
kadar asam urat pada kelompok kontrol post test adalah 0,439
> 0,05 sehingga data terdistribusi secara normal.
4.5.2 Hasil Hipotesis Uji Penelitian
Karena data terdisitribusi normal maka pengujian beda
rata-rata
menggunakan
pengujian
beda
rata-rata
yang
parametric yaitu paired sample t test seperti tertera pada tabel
4.3.2 dan tabel 4.4.2 di atas.
46
4.6
Pembahasan
4.6.1 Kadar Asam Urat Sebelum Pemberian Air Rebusan
Berdasarkan data yang di dapat (terlampir pada
lampiran), dapat diketahui kadar asam urat responden
sebelum diberikan air rebusan daun salam. Semua
responden kadar asam uratnya lebih dari normal
(perempuan >6mg/dl dan laki-laki >7mg/dl) dan
termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini disebabkan
karena
responden
tidak
mengetahui
penyebab
4.2
karakteristik
responden
terjadinya asam urat.
Berdasar
tabel
berdasar jenis kelamin, penderita asam urat pada
lansia sebagian besar diderita oleh perempuan yaitu
sebanyak 19 orang (63,3%) dibanding laki-laki yaitu
sebanyak 11 orang (36,7%). Hal ini didukung oleh
pendapat
Dalimartha
(2008)
yang
menyatakan
perempuan setelah usia premenopause kadar asam
urat dalam darah akan meningkat karena pada
perempuan terjadi penurunan hormone estrogen yang
berfungsi membantu mengeluarkan asam urat dalam
darah melalui urin sehingga menyebabkan kurangnya
pembuangan asam urat. Hal tersebut membuktikan
bahwa perempuan akan beresiko tinggi terkena asam
47
urat setelah usia premenopause. Dalam penelitian ini,
responden lansia yang mengalami asam urat tinggi
yaitu sebagian besar berjenis kelamin perempuan.
4.6.2
Kadar Asam Urat Setelah Pemberian Air Rebusan
Daun Salam
Pada penelitian ini jumlah respondennya yaitu
sebanyak 30 orang terdiri dari 19 perempuan dan 11
laki-laki. Responden dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yang
masing-masing berjumlah 15 orang. Pada hasil
pengukuran kadar asam urat seluruh responden
kelompok perlakuan setelah diberikan air rebusan
daun salam selama 21 hari menunjukkan bahwa
responden mengalami penurunan kadar asam urat, 8
(53,3%) dari 15 responden asam uratnya dalam nilai
normal dan 7 orang (46,7%) menunjukkan bahwa
responden mengalami penurunan asam urat tetapi
tidak dalam batas normal.
Berdasarkan hasil penelitian didapat 7 orang
mengalami penurunan asam urat tetapi tidak dalam
batas normal setelah diberi perlakuan pemberian air
rebusan daun salam selama 21 hari. Hal ini terjadi
karena pola makan responden. Dua hari sebelum
48
dilakukan pemeriksaan terakhir (postest) responden
mengkonsumsi jeroan ayam, daging sapi dan tumisan
kacang panjang. Makanan-makanan ini merupakan
makanan yang mengandung tinggi purin sehingga
menyebabkan kadar asam urat pada responden ini
menjadi meningkat.
Pada penelitian ini, asam urat dikatakan turun
jika kadar asam urat setelah diberikan perlakuan
kadarnya
lebih
rendah
dari
sebelum
diberikan
perlakuan dan dikatakan naik jika kadar asam urat
setelah diberikan perlakuan kadarnya lebih tinggi dari
sebelum diberikan perlakuan. Hasil pemeriksaan kadar
asam urat ini dipengaruhi oleh pola makan dan obatobatan.
Berdasarkan tabel 4.3.2 perhitungan uji statistik
menghasilkan nilai t sebesar 7,972 dengan p-value
(signifikasi) sebesar 0,000 < 0,05 (p<0,05) maka dapat
disimpulkan Ha diterima dan Ho ditolak yang artinya
ada perbedaan yang bermakna. Ini menunjukkan
bahwa air rebusan daun salam memberikan pengaruh
terhadap penurunan kadar asam urat pada lansia di
Tegalsari Kota Salatiga.
49
Berdasar hasil penelitian, dapat disimpulkan
bahwa pemberian air rebusan daun salam efektif
dalam menurunkan kadar asam urat pada lansia. Hal
ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Wijayakusuma (2006) yaitu 10 lembar / ± 30 gr daun
salam yang direbus dengan 600 cc air hingga tersisa
200 cc dapat menurunkan kadar asam urat.
Daun salam memiliki kandungan kimia seperti
tanin, minyak atsiri (salamol, eugenol), flavonoida
(quercetin,
lakton,
quercitrin,
seskui
myrcetin,
terpentriterpenoid,
myricitrin),
fenol,
steroid,
sitral,
saponin dan karbohirad. Hasil penelitian ini didukung
dengan penelitian Setiani (2010), bahwa senyawa
flavonoida
yang
bersifat
antioksidan
dapat
menghambat kerja ensim xantin oksidase dan reaksi
superoksida
sehingga
pembentukan
asam
urat
menjadi terhambat atau berkurang. Pemberian air
rebusan daun salam ini juga diimbangi dengan
pemberian air putih yang banyak sehingga asam urat
ini bisa ikut terbuang bersama pengeluaran urin. Hal
ini didukung pernyataan responden yaitu setelah
minum air rebusan daun salam, gejala yang dirasa
oleh responden seperti nyeri sendi dan kekakuan
50
sendi berkurang. Pernyataan ini juga didukung dari
hasil pemeriksaan kadar asam urat setelah diberi
perlakuan menunjukkan penurunan kadar asam urat.
Penelitian ini peneliti menggunakan kelompok
kontrol untuk membandingkan dengan kelompok yang
diberikan
perlakuan.
Hal
ini
dilakukan
untuk
mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan
mengenai hasil pemeriksaan pre test dan post test
kadar asam urat pada lansia antara kedua kelompok
tersebut. Didapatkan hasil bahwa pada responden
kelompok perlakuan setelah dilakukan post test
mengalami perubahan yang signifikan dari hasil pre
test sebelumnya. Pada kelompok kontrol setelah
dilakukan post test mendapatkan hasil yang sama.
51
4.7
Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen
dengan bentuk rancangan Quasy Eksperiment Design
dengan rancangan pre test dan post test dimana tidak
adanya randomisasi terhadap sampel.
2. Penelitian ini hanya dilakukan 2 kali yaitu pemeriksaan
kadar asam urat sebelum dan sesudah diberikan air
rebusan daun salam, sehingga tidak ada pemeriksaan
tambahan di antara rentang waktu pemberian perlakuan.
4.8
Kekuatan
Kekuatan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bahan yang digunakan (daun salam) mudah didapat.
2. Harga daun salam terjangkau oleh masyarakat.
3. Cara pembuatan air rebusan ini sangat mudah sehingga
semua orang bisa melakukannya.
4. Penelitian ini menggunakan kelompok kontrol yang
berfungsi untuk membandingkan perbedaan antara
responden yang diberi perlakuan dengan yang tidak
diberi perlakuan.
Download