I. PENDAHULUAN Latar Belakang Susu merupakan salah satu sumber protein yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan gizi manusia. Dengan terpenuhinya sumber protein tersebut maka derajat kesehatan akan diperoleh secara optimal. Namun, permintaan akan susu sebagai suatu kebutuhan hidup saat ini belum terlalu tinggi karena kurangnya kesadaraan masyarakat bahwa minum susu itu baik. Rata-rata konsumsi susu di Indonesia jika dibandingkan dengan negara di Asia lainnya seperti Malaysia, India, Singapura, Thailand, Vietnam dan Filipina jumlah tersebut masih sangat rendah. Bangsa sapi perah yang asli berasal dari Indonesia dapat dikatakan tidak ada. Sapi perah yang berada di Indonesia berasal dari sapi impor dan persilangan sapi impor dengan sapi lokal. Secara umum sapi perah yang dipelihara di peternakan di Indonesia adalah Friesian Holstein (FH) keturunan F4. Pada reproduksi dan produksi susu untuk generasi induk, F1, F2, maupun F3 masih jarang diperoleh. Keunggulan yang dimiliki sapi perah ini diantaranya memiliki masa laktasi yang panjang, produksi susu yang tinggi, persistensi produksi susu yang baik, dan mempunyai kadar lemak dalam susu yang rendah. Di Indonesia produksi susu dari sapi perah Friesian Holstein (FH) per ekor per harinya rata-rata masih rendah dari pada di negara asalnya yakni Belanda di mana dalam pemeliharaannya dengan cara modern dan kualitas yang tinggi. Sedangkan di Indonesia masih menggunakan cara tradisional meskipun beberapa 1 2 sudah menggunakan cara modern, belum maksimalnya peternak dalam merawat dan memberikan pakan yang sehat serta jumlah kepemilikan sapi juga masih rendah, rata-rata hanya memiliki 2-3 ekor sapi. Ini merupakan salah satu penyebab rendahnya produksi susu di Indonesia. Dalam hal ini peran dari pemerintah sangat diperlukan untuk dapat meningkatkan kualitas dari produksi susu di Indonesia di antaranya dengan pengadaan bibit sapi perah dan pakan serta pembinaan terhadap peternak sapi perah tentang bagaimana cara pemeliharaan yang benar juga untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai manfaat dari susu. Kandungan di dalam susu terdapat dua jenis protein, yaitu whey dan kasein. Kasein memiliki jumlah total protein sebanyak 80%, sedangkan whey hanya 20%. Kasein terdiri dari tiga komponen yaitu α-kasein, β-kasein dan δ-kasein, α-kasein dan β-kasein terbentuk di dalam kelenjar susu sedangkan δ-kasein awalnya ditemukan di dalam aliran darah kemudian masuk ambing dan bergabung dengan kompleks α-kasein menjadi κ-kasein yang berperan dalam formasi, stabilisasi, dan agregasi dari misel kasein sehingga mempengaruhi teknologi dan sifat gizi dari susu. Pada sapi telah diketahui adanya alel A dan alel B. Alel B ini mempunyai isoleusin dan alanin berturut-turut pada posisi 136 dan 148 pada urutan asam amino serta memiliki tanggung jawab terhadap produksi dari susu dan kandungan protein yang tinggi namun tidak berpengaruh pada lemak susu. Hubungan antara alel A dan alel B gen κ-kasein dengan hasil dari produksi susu dipengaruhi oleh populasi dan bangsa sapi perah tersebut. 3 Hasil penelitian diketahui bahwa penciri genetik dari gen κ-kasein dapat digunakan untuk membantu menseleksi produksi dan komposisi susu secara lebih dini. Apakah gen penyandi dari κ-kasein bisa dideteksi pada level protein dan DNA?, oleh karena itu dilakukan penelitian ini dengan menggunakan κ-kasein sebagai sampel. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji gen penyandi kappa kasein terhadap tingkat produksi susu menggunakan urutan dari DNA gen κ-kasein dari sapi perah di daerah Klaten dan Boyolali. Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai landasan penentuan gen penyandi kappa kasein pada sapi perah yang mempengaruhi kualitas dari produksi susu sehingga dapat memperbaiki produktivitas dari sapi perah dan identifikasi dalam seleksi perkembangbiakan pada sapi perah yang ada di Indonesia pada era mendatang dan dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian mendatang.