Amlodipine Unggul dalam Mengurangi Blood Pressure

advertisement
BERITA TERKINI
Amlodipine Unggul dalam Mengurangi
Blood Pressure Variability
D
alam dekade terakhir, blood pressure
variability (BPV) mulai diperhitungkan
sebagai faktor risiko kardiovaskular
karena adanya bukti-bukti ilmiah yang
mengemukakan bahwa peningkatan BPV
terkait dengan risiko target organ damage
(TOD) dan kejadian kardiovaskular, terlepas
dari nilai rata-ratanya. Nilai tekanan darah (TD)
mengalami variasi spontan akibat berbagai
faktor. Secara umum, tekanan darah sistolik
(TDS) meningkat seiring pertambahan umur,
sedangkan tekanan darah diastolik (TDD)
berubah bifasik terkait umur. Variasi jangka
pendek dapat terjadi dalam 24 jam karena
perubahan siang-malam, dapat juga dalam
beberapa jam, beberapa menit, bahkan karena
denyut jantung. Variasi jangka panjang dapat
terjadi karena perubahan dalam hitungan hari,
bulan, dan musim.
BPV dalam 24 jam akibat beberapa faktor
seperti aktivitas fisik, tidur, dan rangsangan
emosi. Perubahan diurnal dan nokturnal
dipengaruhi pula oleh sinyal-sinyal yang
ditransmisikan otak. BPV juga dapat terjadi
akibat pengaruh mekanis seperti ventilasi
ataupun fenomena humoral dan vasomotor
lokal. Perubahan ini diregulasi oleh barorefleks
dan sistem saras simpatis serta beberapa
CDK-251/ vol. 44 no. 4 th. 2017
mediator non-neural (Gambar).
TD pada malam hari (saat tidur) rata-rata 1020% lebih rendah dibandingkan saat siang
(jam-jam bangun). Namun, pada pasien
hipertensi pola TD 24 jam dapat berbeda.
Beberapa pasien menunjukkan penurunan
TD malam hari >20% atau <10%, beberapa
bahkan menunjukkan peningkatan TD pada
malam hari. Berdasarkan nilai TDS, pasienHumoral ?
(endothelial etc)
factors
Behavioral
factors
pasien ini digolongkan ke dalam beberapa
kategori, yaitu extreme dippers (rasio TD
siang-malam ≤0,8), dippers (0,8 < rasio ≤
0,9), non-dippers (0,9 < rasio ≤ 1,0), dan
reverse dippers atau risers (rasio > 1,0). Reverse
dippers dikaitkan dengan luaran yang lebih
buruk dibandingkan dippers. Faktor yang
melatarbelakangi peningkatan TD malam
hari ini meliputi disfungsi nokturnal otonom,
terganggunya sensitivitas barorefleks, sleep
Vasomotion ?
Mechanical
factors
BP
variability
Ventilation
Arterial stiffness ?
Other reflexes ?
Genetic factors ?
Rhythmic influences
(probably largely central)
Environmental
stimuli
Baroreflexes
Gambar. Faktor-faktor yang berperan dalam BPV 24 jam.
Tanda ”+” menunjukkan faktor-faktor yang memicu BPV sedangkan tanda ”-” untuk faktor-faktor yang berefek
berlawanan terhadap BPV; tanda ”?’ mengindikasikan tidak adanya bukti yang konklusif.
269
BERITA TERKINI
apnea, penggunaan natrium yang abnormal,
dan kelebihan cairan nokturnal.
BPV jangka panjang meliputi variasi harike-hari, visit-to-visit (VVV), dan musiman.
Perubahan kebiasaan memainkan peranan
utama pada BPV jangka-panjang yang terlihat
pada perbedaan ambulatory blood pressure
(ABP) selama weekdays dibandingkan akhir
pekan. Tatalaksana TD yang tidak adekuat
karena ketidakpatuhan pasien atau dosis/
titrasi anti-hipertensi yang kurang tepat juga
dapat mempengaruhi BPV jangka-panjang.
Terdapat berbagai metode pengukuran
BPV seperti perekaman TD beat-to-beat
kontinyu, office blood pressure measurement
(OBPM) berulang, ambulatory blood pressure
monitoring (ABPM) 24 jam atau home blood
pressure monitoring (HBPM) selama periode
waktu yang panjang. Kunci utama BPV jangkapendek adalah standar deviasi dari nilai ratarata ABP 24 jam.
BPV jangka-pendek dan jangka-panjang
berkontribusi terhadap TOD dan kejadian
kardiovaskular pada pasien hipertensi atau
diabetes. Oleh karena itu, terapi anti-hipertensi
yang tepat di samping mengurangi TD
rerata, dapat bermanfaat pada pencegahan
komplikasi kardiovaskular. Beberapa literatur
menunjukkan kelebihan amlodipine, salah
satu obat calcium channel blockers (CCBs),
dibandingkan anti-hipertensi lainnya dalam
mengurangi BPV, baik digunakan sebagai
monoterapi maupun kombinasi dengan obat
lainnya.
Pada sebuah analisis post-hoc ASCOTT-BPLA
dipelajari pengaruh BPV yang ditimbulkan
rejimen berbasis amlodipine dibandingkan
rejimen berbasis atenolol pada 19.257 pasien
hipertensi dan faktor risiko vaskular lainnya.
Hasilnya menyatakan bahwa VVV dan BPV
ABPM berkurang pada rejimen berbasis
amlodipine, terlepas dari efeknya terhadap
TD rata-rata, sedangkan BPV meningkat pada
rejimen berbasis atenolol. Studi lain oleh LeviMarpillat N, et al, pada 2.780 pasien hipertensi
yang mengamati efikasi terapi tunggal dan
kombinasi anti-hipertensi pada BPV jangkapendek. Hasil studi ini menunjukkan bahwa
terapi CCBs diikuti diuretik, berkorelasi
terhadap BPV jangka-pendek yang lebih
rendah dibandingkan terapi angiotensin2-receptor blockers (ARBs), angiotensinconverting enzyme inhibitors (ACEIs), dan
β-blockers. Kombinasi CCBs dan diuretik juga
menghasilkan BPV jangka-pendek terendah
dibandingkan kombinasi obat-obat antihipertensi lainnya. (JCH)
REFERENSI:
1. Chenniappan M. Blood pressure variability: Assessment, prognostic significance and management. J Assoc Physicians India 2015;63(5):47-53.
2. Rothwell PM, Howard SC, Dolan E, O‘Brien E, Dobson JE, Dahlöf B, et al. Effects of β blockers and calcium-channel blockers on within-individual variability in blood
pressure and risk of stroke. Lancet Neurol. 2010;9:469-80.
3. Levi-Marpillat N, Macquin-Mavier I, Tropeano AI, Parati G, Maison P. Antihipertensive drug classes have different effects on short-term blood pressure variability in
essential hypertension. Hypertens Res. 2014;37:585-90.
270
CDK-251/ vol. 44 no. 4 th. 2017
Download