BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Istilah komunikasi atau

advertisement
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari
kata Latin communicatio dan bersumber dari kata communis yang berarti sama,
sama disini maksudnya adalah sama makna.1
Komunikasi adalah pengalihan informasi untuk memperoleh tanggapan.
dalam proses komunikasi, terjadi pengkoordinasian makna antara seseorang dan
khalayak. Selain itu, dalam proses komunikasi terjadi proses saling berbagi
informasi, gagasan atau sikap. Melalui komunikasi, diharapkan terjadi
penyesuaian pikiran, penciptaan, perangkat simbol bersama didalam pikiran.
Secara garis besar, dalam proses komunikasi ada informasi, gagasan, perilaku,
pengertian, pengalaman internal, dan sebagainya. Individu mengamati berbagai
hal, menginterpretasikannya, menyusun makna, bertindak berdasarkan makna itu.
Ada tiga jenis yang diamati orang: objek fisik yang beraneka ragam, objek sosial,
baik orang lain atau dirinya sendiri, dan objek abstrak seperti gagasan, ajaran,
perasaan dan keinginan.
Berdasarkan pemaparan diatas komunikasi adalah proses interaksi sosial
yang digunakan orang untuk menyusun makna yang merupakan citra mereka
1
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007, h.11
2
mengenai dunia (yang berdasarkan itu mereka bertindak) dan untuk bertukar citra
itu melalui simbol-simbol. Komunikasi berasal dari bahasa latin “communis”,
yang berarti „membuat kebersamaan‟ atau „membangun kebersamaaan antara dua
orang atau lebih‟. Akar kata communis adalah “communico”, yang artinya
„berbagi‟. Dalam hal ini, yang dibagi adalah pemahaman kebersamaan melalui
pertukaran pesan. Komunikasi sebagai kata kerja (verb) dalam bahasa inggris,
“communicate” yang berarti:
a. Untuk bertukar pikiran-pikiran, perasaan-perasaan, dan informasi.
b. Untuk menjadikan paham (tahu).
c. Untuk membuat bersama; dan
d. Untuk mempunyai sebuah hubungan yang simpatik.
Sedangkan dalam kata benda (noun), “communication”, berarti:
a. Pertukaran simbol-simbol, pesan-pesan yang sama, dan informasi.
b. Proses pertukaran di antara individu - individu melalui sistem
simbol -simbol yang sama.
c. Seni untuk mengekspresikan gagasan-gagasan;
d. Ilmu pengetahuan tentang pengiriman informasi.
Jadi secara umum, komunikasi dapat didefinisikan sebagai usaha
penyampaian pesan antar manusia.2
2
Nurani Soyomukti, Pengantar Ilmu komunikasi, AR-RUZZ Media, 2010, h.55-56
3
Komunikasi juga dipahami sebagai suatu bentuk komunikasi interaksi,
yaitu komunikasi dengan proses sebab - akibat atau aksi - reaksi yang arahnya
bergantian. Dalam konteks ini, komunikasi melibatkan komunikator yang
menyampaikan pesan, baik verbal maupun nonverbal secara aktif, dinamis dan
timbal balik. Dan komunikasi sebagai transaksi, dalam hal ini komunikasi tidak
membedakan pengirim dan penerima pesan dan tidak lagi berorientasi pada
sumber, karena komunikasi ini melibatkan banyak individu dan tampak
komunikasi ini bersifat dinamis.3
Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran
atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan).
Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini dan lain-lain yang muncul dari
benaknya.
Perasaan
bisa
berupa
keyakinan,
kepastian,
keragu-raguan,
kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan dan sebagainya yang timbul
dari lubuk hati.4
2.2
Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi merupakan pengiriman dan penerimaan berbagai
pesan di dalam organisasi, di dalam kelompok formal maupun informal
organisasi. Jika organisasi semakin besar dan semakin kompleks, maka demikian
3
H. Syaiful Rohim, M.Si, Teori komunikasi: Perspektif, Ragam dan Aplikasi, Rineka Cipta, 2009,
h. 8-9-10
4
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007, h.11
4
juga
komunikasinya.
Pada
organisasi
yang
beranggotakan
tiga
orang,
komunikasinya relatif sederhana, tetapi organisasi yang beranggotakan seribu
orang komunikasinya menjadi kompleks.5
Komunikasi organisasi dapat bersifat formal maupun informal. Yang
termasuk dalam komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh
organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi pada organisasinya. Isinya berupa
cara-cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang
harus dilakukan dalam organisasi, memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers dan
surat-surat resmi. Yang termasuk di dalam komunikasi informal adalah
komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya tidak pada organisasi
sendiri, tetapi lebih pada para anggotanya secara individual.6
2.4
Majalah
Majalah merupakan jenis media cetak yang dapat ditemukan dengan
mudah oleh para pembaca. Seperti surat kabar, majalah juga memiliki kekuatan
dan kelemahan, seperti yang dikemukakan oleh Soemanagara dalam bukunya
Strategic Marketing Communication : Kosep Strategis dan Terapan, Yaitu :
1) Kekuatan : Dapat dibaca dimana saja, dapat dibaca berulang-ulang, biaya
relatif rendah, kualitas visual cukup tinggi karena mutu kertas lebih baik
5
Joseph A. DeVito, Komunikasi Antar Manusia. Edisi 5, Karisma Publishing Group, 2011, h. 337
6
Ibid, h. 337
5
dari surat kabar, biaya space relatif sedang dan jika selesai dibaca,
biasanya disimpan untuk dibuka kembali kemudian.
2) Kelemahan : Jangkauan terbatas, daya rangsang rendah dan dibeli jika ada
berita yang menarik perhatian.
Terkait dengan karakteristik yang dimilikinya, majalah sebagai media
yang paling simpel organisasinya dan relatif lebih mudah pengelolaannya karena
tidak membutuhkan modal yang banyak, juga memiliki karakteristik sendiri, yang
membedakan dengan surat kabar yaitu :
a. Penyajian lebih dalam
Salah satu yang melatar belakangi mengapa penyajian pada majalah
bersifat lebih dalam adalah karena frekuensi terbit majalah pada umumnya
lebih lama daripada surat kabar ataupun televisi dan radio. Majalah dapat
terbit mingguan, dwi minggu bahkan bulanan, sehingga para kru yang
bertugas mempunyai waktu yang cukup lama untuk memahami dan
mempelajari suatu peristiwa serta melakukan analisis terhadap peristiwa
tersebut.
b. Nilai aktualitas lebih lama
Nilai aktualitas majalah sangat dipengaruhi oleh frekuensi terbit majalah,
dimana majalah yang terbitnya mingguan, akan memiliki nilai aktualitas
yang berumur seminggu, majalah yang terbitnya dwi minggu, akan
memiliki aktualitas yang berumur dua minggu, dan majalah yang terbitnya
bulanan, akan memiliki nilai aktualitas yang berumur satu bulan.
6
c. Gambar dan foto lebih banyak
Berbeda dengan surat kabar, majalah memiliki jumlah halaman yang lebih
banyak, sehingga selain dapat menyajikan berita secara mendalam,
majalah juga dapat menampilkan gambar atau foto yang lengkap dengan
ukuran yang besar dan berwarna, serta kualitas kertas yang lebih baik.
Penggunaan foto yang memiliki peranan yang cukup penting, karena fotofoto yang ditampilkan dalam majalah umumnya memiliki daya tarik
tersendiri, apalagi jika foto tersebut sifatnya eksklusif. Sebagai contoh,
majalah mode dan majalah hiburan, dalam setiap edisinya akan
menampilkan foto para selebritas atau orang-orang terkenal, yang dapat
dikoleksi oleh pembacanya karena kualitas kertasnya yang sangat baik.
Oleh karena itu, promosi majalah edisi terbaru seringkali menonjolkan
foto, karena foto-foto yang ditampilkan dalam majalah memiliki daya tarik
yang sangat besar bagi pembacanya.
d. Adanya sampul sebagai daya tarik.
Disamping foto, smapul majalah juga merupakan daya tarik tersendiri.
Sampul majalah biasanya menggunakan kertas yang bagus dengan gambar
dan warna yang menarik, dan tidak jarang menggambarkan berita utama
yang ingin disajikan kepada para pembacanya. Sampul majalah dapat
dikatakan sebagai salah satu faktor daya tarik yang menunjukan ciri suatu
majalah, sehingga hanya dengan melihat sampul majalah, secara sepintas
pembaca dapat mengidentifikasikan apa isi dari majalah tersebut. Selain
sebagai daya tarik, sampul majalah juga memegang peranan penting,
7
karena menarik atau tidaknya sampul suatu majalah akan sangat
mempengaruhi proses penjualan majalah tersebut.7
2.4
Cover Majalah
Cover atau sampul merupakan kertas tebal yang menjadi pelindung bagi
isi majalah, sampul biasanya dibuat dengan motif dan gambar-gambar yang
menarik. Definisi cover atau sampul menurut Junaedhi adalah lembaran kertas
paling luar bagian depan dan belakang pada media cetak. Cover biasanya lebih
tebal dari kertas isi, dibuat dengan berwarna-warni dan dirancang sedemikian rupa
dengan maksud untuk menarik perhatian pembaca.
Cover dalam sebuah buku atau majalah merupakan bagian yang tak
terpisahkan. Peranan cover sangat penting, karena pada saat akan membeli buku
atau majalah yang pertama kali dilihat adalah cover atau ilustrasi gambarnya. Jika
tampilan pada cover dibuat semenarik mungkin, pasti akan membuat seseorang
tertarik untuk membeli majalah tersebut.
Cover juga perlu di desain secara artistik dan indah agar mampu menarik
perhatian khalayak untuk membacanya. Pemilihan judul (teks) harus singkat,
mudah dibaca, mudah dimengerti dan secara langsung dapat menginformasikan isi
yang terkandung didalamnya.8
7
Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005.
8
Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, h. 114
8
2.5
Semiotika
Analisis semiotika yakni dengan ilmu yang membahas mengenai sistem
tanda. Semiotika merupakan sebuah kajian tentang tanda. Kata semiotika itu
sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu semion yang berarti “tanda”. Semiotika
merupakan sebuah studi yang memfokuskan perhatiannya pada teks, karena
semiotika digunakan untuk mencari makna tersembunyi dari sebuah tanda verbal
atau non verbal.
Semiotika adalaha ilmu yang mempelajari tentang tanda, tanda-tanda
tersebut menyampaikan suatu informasi sehingga bersifat komunikatif. Ia mampu
menggantikan sesuatu yang lain yang dapat dipikirkan atau dibayangkan.
Semiotika merupakan ilmu yang mencoba menjawab pertanyaan berikut: apa
yang dimaksud dengan X? Dapat berubah apapun, mulai dari sebuah kata atau
isyarat hingga keseluruhan komposisi music atau film “Jangkauan” X bisa
bervariasi,
tapi
sifat
dasar
yang
merumuskannya
tidak.
Jika
kita
merepresentasikan makna (atau makna-makna) yang dikodifikasi X dengan huruf
Y, maka tugas utama analisis semiotika secara esensial dapat didiskusikan
menjadi upaya untuk menentukan sifat relasi X=Y.
Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya mencari jalan
keluar didunia ini, yang di tengah-tengah manusia dan bersama-sama dengan
manusia.
9
Tanda menurut Charles Sanders Peirce, menurut Peirce, tanda “is
something which stands to sombody for something in some respect or capacity”.
Sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi, oleh Peirce disebut ground.
Tanda yang dikaitkan oleh ground dibaginya menjadi qualisign, sinsign, dan
legisign. Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata-kata kasar,
keras, lemah, lembut, merdu. Sinsign adalah eksistensi aktual pada benda atau
peristiwa yang ada pada tanda, misalnya kata kabur atau keruh. Legisign adalah
norma yang dikandung oleh tanda, misalnya rambu-rambu lalu lintas yang
menandakan hal-hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan oleh manusia.
Berdasarkan interpretant, tanda (sign, representamen) dibagi atas rheme,
dicent sign atau dicisign dan argument. Rheme adalah tanda yang memungkinkan
orang menafsirkan berdasarkan pilihan. Misalnya, orang yang merah matanya
dapat saja menandakan bahwa orang itu baru menangis, atau menderita penyakit
mata, atau baru bangun. Dicent sign atau dicisign adalah tanda sesuai kenyataan.
Misalnya, jika pada suatu jalan sering terjadi kecelakaan, maka ditepi jalan
tersebut dipasang rambu lalu lintas yang menyatakan bahwa disitu sering terjadi
kecelakaan. Argument adalah tanda yang langsung memberikan alasan tentang
sesuatu.
Berdasarkan berbagai klarifikasi tersebut, Peirce membagi tanda menjadi
sepuluh jenis:
10
1. Qualisign, yakni kualitas sejauh yang dimiliki tanda, kata keras
menunjukan kualitas tanda. Misalnya, suaranya keras yang
menandakan orang itu marah atau ada sesuatu yang diinginkan.
2. Iconic Sinsign, yakni tanda yang memperlihatkan kemiripan.
Contoh: foto, diagram, peta, dan tanda baca.
3. Rhematic ndexical Sinsign, yakni tanda berdasarkan pengalaman
langsung, yang secara langsung menarik perhatian karena
kehadirannya disebabkan oleh sesuatu. Contoh: pantai yang
sering merenggut nyawa orang yang mandi disitu akan dipasang
bendera bergambar tengkorak yang bermakna berbahaya,
dilarang mandi disini.
4. Direct Sinsign, yakni tanda yang memberikan informasi tentang
sesuatu. Misalnya, tanda larangan yang terdapat dipintu masuk
sbeuah kantor.
5. Iconic Legisign, yakni tanda yang menginformasikan norma
atau hukum. Misalnya, rambu lalu lintas.
6. Rhematic Indexical Legisign, yakni tanda yang mengacu kepada
objek tertentu. Misalnya, kata ganti penunjuk. Seseorang
bertanya, “Mana buku itu?” dan dijawab, “itu!”.
7. Dicent Indexical Legisign, yakni tanda yang bermakna
informasi dan menunjuk subjek informasi. Tanda berupa lampu
merah yang berputar-putar diatas mobil ambulans menandakan
11
ada orang sakit atau orang yang celaka yang tengah dilarikan ke
rumah sakit.
8. Rhematic Symbol atau Symbolic Rheme, yakni tanda yang
dihubungkan dengan objeknya melalui asosiasi ide umum.
Misalnya, kita melihat gambar harimau. Lantas kita katakan,
harimau. Mengapa kita katakan demikian, karena karena ada
asosiasi antara gambar dengan benda atau hewan yang kita lihat
namanya harimau.
9. Dicent Symbol atau proposition (proposision) adalah tanda yang
langsung menghubungkan dengan objek memalui asosiasi
dalam otak. Contohnya: kalau sesorang berkata, “Pergi!”
penafsiran kita langsung berasosiasi pada otak, dan sertamerta
kita pergi. Padahal proposisi yang kita dengar hanya kata. Katakata yang kita gunakan yang membentuk kalimat, semuanya
adalah proposisi yang mengandung makna yang berasosiasi di
dalam otak. Otak secara otomatis dan cepat menafsirkan
proposisi itu, dan seseorang segera menetapkan pilihan atau
sikap.
10. Argument, yakni tanda yang merupakan iferens seseorang
terhadap sesuatu berdasarkan alasan tertentu. Seseorang berkata,
“Gelap”. Orang itu berkata gelap sebab ia menilai ruangan itu
cocok dikatakan gelap. Dengan demikian argument merupakan
tanda yang berisi penilaian atau alasan, mengapa seseorang
12
berkata begitu. Tentu saja penilaian tersebut mengandung
kebenaran.9
Gambar 2.1 Ikon, Indeks, dan Simbol
Ikon merupakan tanda yang bisa menggambarkan ciri utama sesuatu
meskipun sesuatu yang lazim disebut sebagai objek acuan tersebut tidak hadir.
Hubugan antara petanda dengan objek dapat dipresentasikan oleh ikon dan indeks,
namun ikon dan indeks tidak memerlukan kesepakatan. Ikon adalah suatu bentuk
fisk (dua atau tiga dimensi) yang menyerupai apa yang di presentasikannya.
Representasi ini ditandai dengan kemiripan. Misalnya potret (foto megawati
adalah megawati).
Indeks adalah tanda yang hadir secara asusiatif akibat terdapatnya
hubungan ciri acuan yang sifatnya tetap. Contohnya kata rokok, misalnya
memiliki indeks asap. Hubungan indeksikal antara rokok dengan asap terjadi
karena terdapatnya hubungan ciri yang bersifat tetap antara hubungan „rokok
dengan „asap‟.
9
Alex Sobur, M.Si, Semiotika Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, h.41-43
13
Simbol dalam pandangan Pierce dalam istilah sehari-hari lazim disebut
kata (word), nama (name), dan label (label). Hubungan ketiga tersebut bersifat
konvensional.
Hubungan antara simbol, thought of reference (pikiran atau
refensi), dengan referent (acuan) dapat digambarkan melalui bagan semiotic
triangle sebgai berikut :
Gambar 2.2 Semiotic Triangle Ogden dan Richards
Berdasarkan bagan dapat dijelaskan bahwa pikiran merupakan mediasi
antara simbol dengan acuan. Atas dasar hasil pemikiran itu pula terbuahkan
referensi: hasil penggambaran maupun konseptualisasi acuan simbolik. Referensi
dengan demikian merupakan gambaran hubungan antara tanda kebahasaan berupa
kata/kata-kata maupun kalimat dengan dunia acuan yang membuahkan satuan
pengertian tertentu.10
Charles Sanders Peirce membagi tanda dan cara kerjanya kedalam tiga
kategori sebagaimana tampak dalam tabel ini. Meski begitu dalam praktiknya,
tidak dapat dilakukan secara „mutually exclusive‟ sebab dalam konteks-konteks
10
Ibid, h. 156-160
14
tertentu ikon dapat menjadi simbol. Banyak simbol yang berupa ikon. Disamping
menjadi indeks, sebuah tanda sekaligus juga berfungsi sebagai simbol.
Table 2.3. Jenis tanda dan cara kerjanya
Jenis Tanda
Ikon
Indeks
Simbol
Ditandai dengan
Contoh
Proses Kerja
Persamaan (kesamaan)
Gambar, foto, dan Dilihat
Kemiripan
patung
Hubungan sebab akibat
Asap – api
Keterkaitan
Gejala–penyakit
Konvensi atau Kesepakatan Kata-kata
social
Diperkirakan
Dipelajari
Isyarat
Dari sudut pandang Charles Sanders Peirce ini, proses signifikasi bisa saja
menghasilkan rangkaian hubungan yang tidak berkesudahan, sehingga pada
gilirannya sebuah interpretan (pengguna tanda) akan menjadi representamen
(tanda itu sendiri), menjadi interpretan lagi, jadi representamen lagi dan
seterusnya.11
11
Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi – Aplikasi praktis bagi penelitian dan
skripsi komunikasi. Edisi 2, Mitra Wacana Media, 2013, h. 19
15
Tabel 2.4. Hubungan Antara Tanda dan Sumber Acuannya
Jenis
Hubungan antara tanda dan
tanda
sumber acuannya
Ikon
Tanda
dirancang
Contoh
untuk Segala
macam
gambar
merepresentasikan sumber acuan (bagian,diagram, dan lain-lain),
melalui simulasi atau persamaan photo,
(artinya,
sumber
dilihat,
acuan
didengar,
kata-kata
dapat onomatopoeia,dan seterusnya.
dan
seterusnya,dalam ikon)
Indeks
Tanda
dirancang
untuk Jari
yang
menunjuk,
kata
mengindikasi sumber acuan atau keterangan seperti di sini, di
saling
atau
menghubungkan sana, kata ganti seperti aku, kau,
sumber acuan.
Simbol
Tanda
dirancang
menyandikan
melalui
ia, dan seterusnya.
sumber
kesepakatan
untuk Simbol social seperti mawar,
acuan symbol
matematika,
atau seterusnya.
persetujuan.
2.6
Warna
Penggunaan warna pada sebuah iklan memang terlihat penting, agar iklan
yang kita lihat tidak kaku. Semua yang ada di dunia ini pasti berwarna, tidak
dan
16
mungkin tidak. Iklan merupakan media massa dimana dalam perancangannya
memanfaatkan unsur-unsur komunikasi visual diantaranya penggunaan warna.
Peranan warna memang sangat berpengaruh dalam penampilan wujud iklan,
dimaksud agar lebih menarik perhatian. Para ilmuan yakin bahwa persepsi visual
terutama tergantung pada interpretasi otak terhadap suatu rangsangan yang
diterima oleh mata.
Warna merupakan salah satu daya tarik perhatian pembaca untuk membaca
iklan secara keseluruhan. Definisi warna adalah suatu
mutu cahaya yang
dipantulkan dari suatu objek ke mata manusia yang menyebabkan kerucut-kerucut
warna pada retina bereaksi yang memungkinkan timbulnya gejala warna pada
objek yang dilihat sehingga mengubah persepsi manusia.12
Fungsi Warna :
a. Fungsi identitas
Warna memiliki kegunaan mempermudah orang mengenal identitas suatu
kelompok masyarakat, organisasi atau Negara seperti seragam, bendera,
logo perusahaan, dan lain-lain.
b. Fungsi isyarat atau media komunikasi
Warna memberi tanda-tanda atas sifat dan/atau kondisi, seperti merah bisa
mengisyaratkan “menyerah”. Warna juga merupakan lambing atau sebagai
12
Wan Wirya, Kemasan Yang menjual , Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999, hal. 28-29
17
perlambang sebuah tradisi atau pola tertentu. Contohnya lampu lalu lintas.
c. Fungsi psikologis
Dari sudut pandang ilmu kejiwaan, warna dikaitkan dengan karakterkarakter manusia. Contohnya orang yang berkarakter extrovert lebih
senang dengan warna-warna panas dan cerah. Karena tipe orang seperti ini
biasanya terbuka, lebih memandang ke luar daripada ke dalam dirinya
sendiri. Sedangkan orang yang berkarakter introvert lebih senang pada
warna-warna dingin dan gelap. Orang bertipe ini biasanya tertutup, lebih
memandang ke dalam diri sendiri, sulit menerima masalah-masalah baru,
lebih suka menyelesaikan pada hal-hal yang khusus daripada yang umum.
d. Fungsi alamiah
Warna adalah property benda tertentu, dan merupakan penggambaran sifat
objek secara nyata, atau secara umum warna mampu menggambarkan sifat
objek secara nyata. Contoh warna hijau menggambarkan daun, rumput, dan
biru untuk laut, langit dan sebagainya.
e. Fungsi pembentuk keindahan
Keberadaan warna memudahkan kita dalam melihat dan mengenali suatu
benda. ebagai contoh apabila kita meletakkan benda ditempat yang sangat gelap,
mata kita tidak mampu mendeteksi objek tersebut dengan jelas.13
13
Ibnu Teguh Wibowo, Belajar Desain Grafis, Buku Pintar, Yogyakarta, 2013, h.149-151
18
Psikologi Warna adalah hal terpenting dalam desain, karena warna
menentukan respon pembaca. Warna adalah hal yang paling utama dilihat oleh
pembaca, terutama background. Untuk mencapai desain warna yang efektif, dapat
dimulai dengan memilih warna yang bisa memprentasikan tujuan sebuah publikasi.
Palet warna yang dibuat sebaiknya cocok dengan pribadi dan tujuan publikasi.
Terdapat kolerasi umum secara psikologis antara warna dan orang, seperti
tabel berikut:
Tabel 2.5. Psikologi warna
Warna
Merah
Respon Psikologi
Power,
energi,
kehangatan, cinta,
nafsu,
agresi,
bahaya.
Biru
Kepercayaan,
konsevatif,
keamanan,
teknologi,
kebersihan,
keteratura.
Alami,
sehat, Warna hijau tidak selalu
keberuntungan,
„sukses‟ untuk ukuran
pembaruan.
Global. Di Cina dan
Peranci,
kemasan
dengan warna hijau tidak
begitu
mendapat
sambutan. Tetapi di
Timur Tengah, warna
hijau sangat disukai.
Hijau
Keterangan
Warna merah kadang
berubah
arti
jika
dikombinasikan dengan
warna
lain.
Merah
dikombinasikan dengan
hijau, akan menjadi
pohon natal. Merah
dikombinasikan dengan
putih, akan mempunyai
arti “bahagia” dibudaya
oriental.
Banyak
digunakan
sebagai warna pada logo
Bank di Amerika Serikat
untuk memberikan kesan
„kepercayaan‟.
19
Kuning
Optimis, harapan,
filosofi,
ketidakjujuran
,
pengecut
(untuk
budaya
barat),
pengkhianat.
Ungu/Jingga Spiritual,
misteri,
kebangsawanan,
transformasi,
kekasaran,
keangkuhan.
Orange
Energi,
keseimbangan,
kehangatan.
Coklat
Tanah/bumi,
reliability, comfort,
daya tahan.
Abu-abu
Putih
Hitam
Kuning adalah warna
keramat dalam agama
Hindu.
Warna ungu sangat
jarang ditemui di alam.
Menekankan
sebuah
produk
yang
tidak
mahal.
Kemasan makanan di
Amerika
sering
memakai warna coklat
dan sangat sukses, tetapi
di Kolumbia, warna
coklat untuk kemasan
kurang begitu membawa
hasil.
Intelek, masa depan Warna bau-abu adalah
(seperti
warna warna
yang
paling
Milenium),
mudah/gampang dilihat
kesederhanaan,
oleh mata.
kesedihan.
Kesucian,
Di
Amerika,
putih
kebersihan,
melambangkan
ketepatan,
perkawinan
(gaun
ketidakbersalahan,
pengantin
berwarna
steril, kematian.
putih), tapi di banyak
budaya Timur (terutama
India dan Cina), warna
putih
melambangkan
kematian.
Power, seksualitas, Melambangkan
kecanggihan,
kematian dan kesedihan
kematian, misteri, di budaya barat. Sebagai
ketakutan,
warna kemasan, hitam
kesedihan,
melambangkan
keanggunan.
keanggunan (Elegance),
kemakmuran (Wealth),
dan
kecanggihan
(Sopiscared).
20
Memang tidak ada seseorang pun yang menjamin bahawa seseorang akan
membeli sebuah produk hanyak karena melihat warna kemasan produk tersebut.
Tapi setidaknya, warna mampu menampilkan kesan dari suatu emosi tertentu yang
akan mempengaruhi calon konsumen untuk mengambil keputusan. Begitupula
ketika akan mendesain, pemilihan warna yang tepat akan menentukan bagus
tidaknya suatu desain di mata khalayak atau publik.14
Tipografi adalah ilmu dalam memilih dan menata huruf dengan pengaturan
penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu,
sehingga dapat menolong pembaca mendapatkan kenyamanan membaca
semaksimal mungkin. Huruf atau yang biasa disebut dengan istilah “ Font ” atau
“Typeface” adalah satu elemen terpenting dalam desain grafis karena huruf
merupakan bentuk yang universal untuk mengantarkan bentuk visual menjadi
sebuah bentuk bahasa. Selain gambar, huruf adalah cara manusia berkomunikasi
secara visual.15
Tipografi dibagi dalam 2 macam jenis, yaitu:
a. Tipografi merupakan ilmu memilih dan menata huru sesuai pengaturannya
pada ruang-ruang yang tersedia guna menciptakan kesan tertentu, sehingga
pembaca mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin.
14
15
Ibid, h. 163-166
Dendy Triadi dan Addy Sukma Bharata, Ayo Bikin Iklan : memahami teori dan praktek iklan
media lini bawah, PT.Elex Media Komputindo, Jakarta, 2010, h.21
21
b. Seni tipografi, yaitu karya atau desain yang menggunakan pengaturan
huruf sebagai elemen utama.Tipografi menurut Roy Brewer (1971) dapat
memiliki pengerian luas yang meliputi penataan dan pola halaman, atau
setiap barang cetak. Atau dalam pengertian lebih sempit hanya meliputi
pemilihan, penataan, dan berbagai hal terkait pengaturan bari-baris susun
huruf (typeset), tidak termasuk ilustrasi dan unsur-unsur lain atau susun
huruf pada halaman cetak. Perkembangan tipografi saat ini mengalami
perkembangan dari fase penciptaan dengan tangan (hand drawn) hingga
komputerisasi. Berikut ini, beberapa jenis huruf berdasarkan klasifikasi
yang dilakukan James Craig:
Tabel 2.6. Klasifikasi jenis huruf
Jenis huruf
Roman
Egyptian
Serif
Keterangan
dengan ciri memiliki sirip/kaki/serif
berbentuk lancip pada ujungnya. Kesan
yang ditimbulkan adalah klasik, anggun
lemah gemulai, dan feminim. Termasuk di
dalamnya times new roman.
Dengan ciri kaki/sirip/serif berbentuk
persegi seperti papan dengan ketebalan
yang sama atau hampir sama. Kesan yang
ditimbulkan adalah kokoh, kuat, kekar, dan
stabil.
Jenis huruf ini memiliki garis-garis kecil
yang disebut counter stroke pada ujungujung badan huruf. Garis-garis tersebut
berdiri horisontal terhadap badan huruf.
Huru serif lebih mudah dibaca, karena
kaitannya menuntun pandangan saat
membaca bari teks. Contoh lain: Arial, ITC
Avart Garde Gothic Demi, Garamond,
Book Antiqua, Bitstream Vera serif,
Palatino Linotype, Bookman Old Style,
22
Calisto MT, Euro Roman, Georgia, Pan
Roman, Romantic, Souevenir, Super
French yang merupakan termasuk dari
jenis huruf San Serif.
Script
Miscellaneous
Merupakan
goresan
tangan
yang
dikerjakan dengan pena, kuas, atau pensil
tajam dan biasanya miring kekanan. Kesan
yang ditimbulkan addalah pribadi dan
akrab.
Merupakan pengembangan dari bentukbentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan
dan ornamen, atau garis-garis dekoratif dan
ornamental. Biasa disebut Decoratif Font.
Dalam pemilihan jenis huruf, yang harus diperhatikan adalah karakter
produk yang akan ditonjolkan dan juga karakter segmen pasarnya. Misalnya
produk minyak wangi untuk wanita, ia jarang menggunakan jenis huruf Egyptian
karena terkesan kuat dan keras, melainkan mempergunakan jenis huruf Roman
yang bernuansa klasik dan lembut,sehingga cocok dengan karakter minyak wangi
dan wanita.16
Layout merupakan pengaturan huruf dan visual pada cetakan atau halaman
elektronik. ata letak meliputi berbagai penerapan berbagai komponen headline, sub
16
Ibnu Teguh Wibowo, Belajar Desain Grafis, Buku Pintar, Yogyakarta, 2013, h.116-119
23
headline, body copy. Ilustrasi yang akan disusun dan ditempatkan pada suatu
iklan cetak. Adapun pertimbangan bagi pengembangan tata letak atau lay out
adalah:
a.
Keseimbangan (balance) : penataan unsur-unsur untuk mencapai
suatu kesan yang menyenangkan untuk dilihat.
b.
Lawanan (contrast) : penggunaan ukuran, kepekatan dan warna
yang sangat berbeda-beda dalam rangka menarik perhatian.
c.
Alunan Pirsa (gaze-motion) : penataan judul, ilustrasi, naskah dan
tanda-tanda identifikasi yang dibuat sedemikian rupa dalam rangka
pengurutan yang logis.
d.
Kesatuan (unity) : berbagai unsur iklan cetak disatukan dalam tata
letak (layout).
Download