optimasi fermentasi air l1mbah tapioka sebagai

advertisement
Ringkasan Eksekutif
Hasil-Hasii Peneiitian Tahun 2007
________________________
OPTIMASI FERMENT ASI AIR L1MBAH TAPIOKA
SEBAGAI SUMBER BIOGAS
Dr. Udin Hasanudin, M.T.I), Erdi Suroso, S.T.P., M.T.A.I),
Dr. Ir. Risfaheri, M.SL2), dan Misgiyarta, SP., M.SF).
Industri tapioka merupakan
salah satu
agroindustri
di Propinsi Lampung.
Saat ini
terdapat lebih dari 70 industri tapioka skala
besar menengah dan kecil (Ittara).
Industri
tapioka selain memberikan
kontribusi yang
positif
terhadap
peningkatan
ekonomi
masyarakat,
juga menimbulkan
dampak
pencemaran
lingkungan yang tidak kecil bila
tidak ditanggapi secara baik. Selain menghasilkan
tapioka, industri tapioka juga menghasilkan air
limbah dalam jumlah besar (4-5 m3/ton
ubikayu) dengan kandungan
bahan organik
sangat tinggi dan mudah mengalami penguraian
(biodegradable).
Sistem pengolahan air limbah
tapioka
yang saat ini diterapkan
yaitu
pengolahan
limbah biologis anaerobik, telah
mampu
mencapai
baku
mutu
yang
dipersyaratkan
dalam Kep. MENLH No. 51/
1995 atau Peraturan Gubernur Lampung No.
17/2006.
Walaupun
demikian,
sistem ini
menghasilkan emissi gas-gas rumah kaca (karbon
diokasida dan metana).
Metana merupakan
biogas yang dapat dibakar (flameable
gas),
sesungguhnya sistem pengolahan
air llmbah
industri
tapioka
dapat
menghasilkan
energiterbarukan
dan bila kita manfaatkan
metana sebagai sumber energi maka kita juga
dapat mengurangi dampak pemanasan global.
Teknologi biogas ini pada dasarnya adalah
teknologi
yang
memanfaatkan
proses
pencernaan
yang dilakukan
oleh bakteri
methanogenic dalam lingkungan tida ada udara
dengan produk berupa gas metana. Waktu
tinggal hidraulik (hydraulic
retention
time)
merupakan
faktor
penting
yang sangat
menentukan keberhasilan produksi biogas dari
air Iimbah tapioka. Optimalisasi produksi biogas
dari air Iimbah agroindustri juga dipengaruhi
I. Pengajar Universitas Larnpung
2. Peneliti Badan Litbang Pertanian
Kerjasama Kemitraan Peneiitian Pertanian -------------------dengan Perguruan Tinggi (KKP3T)
oleh konsentrasi
bioreaktor.
mikroorganisme
di dalam
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan
kondisi fermentasi air limbah industri tapioka
yang optimal dalam menghasilkan
biogas.
Faktor yang akan diteliti adalah waktu tinggal
hidraulik (WTH) dan teknik resirkulasi lumpur
(sludge). Resirkulasi sludge diharapkan mampu
meningkatkan
konsentrasi mikroorganisme
di
dalam bioreaktor. Diharapkan dengan diketahui
kondisi fermentasi yang optimal akan dihasilkan
produksi biogas yang maksimal sehingga bisa
mensuplai
kebutuhan
energi di pedesaan
sekaligus dapat mengurangi dampak pemanasan
global dan pencemaran Iingkungan. Penelitian
ini juga dimaksudkan
untuk mempelajari
kemungkinan
penerapan
pemanfaatan
biogas
dari Iimbah industri tapioka di pedesaan.
Dari hasil penelitian diketahui WTH 1 5 hari
menghasilkan produksi biogas tertinggi sebesar
3,27 Llg COD tersisihkan. Semakin lama WTH
akan menghasilkan tingkat efisiensi dan produksi
biogas yang makin rendah. Perlakuan resirkulasi
lumpur sebesar 0,5 Llhari dari berbagai WTH
akan mempengaruhi
tingkat dan efisiensi
produksi biogas yang dihasilkan dan hasilnya
cenderung
lebih tinggi dari perlakuan tanpa
resirkulasi lumpur.
Dengan hasil ini maka
sesungguhnya
bila kita dapat mengolah
air
Iimbah tapioka dengan baik dan memanfaatkan
biogas yang dihasilkan
maka kita dapat
menciptakan industri tapioka yang mengahsilkan
energi terbarukan sekaligus ramah lingkungan
dalam arti tidak menimbulkan
pencemaran
air
dan tanah serta mengurangi emisi gas-gas rumah
kaca yang dapat menimbulkan
pemanasan
global. Dalam rangka penerapan teknologi ini
di industri tapioka perlu dilakukan penelitian
tentang produksi biogas pada skala pilot.
189
Download