Waralaba, bisnis atau investasi?

advertisement
6
Edisi Minggu Bisnis Indonesia
14 November 2010
FUND
Waralaba, bisnis
atau investasi?
BISNIS/KELIK TARYONO
A
da satu persamaan antara saham dan waralaba yaitu investor yang berminat kepadanya
akan sama-sama menginvestasikan uangnya ke
dalam suatu bisnis. Investor mendapatkan
tingkat pertumbuhan dalam jangka panjang
juga mendapat pendapatan usaha.
Jika tidak mendapatkan imbal hasil yang
memadai pada periode waktu yang diharapkan,
investor bisa rugi. Bagaimana jika modal saja
yang kembali tetapi tidak ada keuntungan?
Bukankah masih lumayan dibandingkan dengan tidak mendapat apa-apa sama sekali. Itu
sih sama saja rugi, mendingan disimpan di tabungan atau deposito bank saja. Perhitungkan
dengan cermat terhadap dana yang akan
diputar ketika bergabung dengan sebuah franchise. Ingat tak ada jaminan bahwa bisnis Anda
akan langsung dikerumuni konsumen, seterkenal apa pun merek dari produk atau jasa yang
Anda jual.
BISNIS/ANDRY T. KURNIADY
• Investasi awal dan biaya berlangsung
MIKE R. SUTIKNO
Mike Rini & AssociatesFinancial Counselling &
Education
Pertanyaan, saran,
kritik, dan komentar
dapat disampaikan ke
redaksi melalui:
[email protected],
www.bisnis.com, dan
www.mr-edu.net
Dalam sedikit hal menjadi seorang terwaralaba/franchisee, mirip dengan seorang investor.
Anda menanamkan uang untuk mendapatkan
keuntungan. Namun, dalam jauh lebih banyak
hal franchisee adalah pebisnis.
Sayangnya franchisee sering kali terlalu optimistis, menganggap bahwa membeli waralaba
itu artinya tinggal terima untung saja. Terlalu
mengandalkan franchisor-nya atau berharap sistemnya bekerja dengan sendirinya. Mana
mungkin!
Sebagai pebisnis franchisee selayaknya aktif
memajukan gerainya, memastikan bahwa sistem sudah berjalan dengan baik. Jadi jangan
mudah terpesona dengan perhitungan titik
impas di atas kertas, yang sering kali terpampang dengan gagahnya di materi promosi franchisor.
Itu hanya ilustrasi tak ubahnya seperti agen
asuransi memberikan ilustrasi pertumbuhan
unitlink. Kenyataan di lapangan bisa sangat
berbeda. Titik impas ini baru titik impas penjualan saja, belum balik modal.
Makanya memperhitungkan kapan balik
modal dan berapa tingkat keuntungan yang
memadai dari usaha waralaba, Anda akan
menentukan efektivitas dari perkembangan
dana pada usaha waralaba. Untuk itu, paling
tidak ada dua jenis biaya dari waralaba yang
harus Anda siapkan, pertama, investasi awal
dan kedua, biaya berlangsung
Investasi awal adalah modal awal yang yang
harus kita tanamkan atau yang dibutuhkan
untuk memulai usaha waralaba, antara lain:
• License Fee, adalah biaya pembelian hak
untuk menggunakan nama merek waralaba dan
konsep bisnisnya.
Tempat usaha. Sama seperti bisnis lain, Anda
harus memiliki tempat usaha. Bentuknya bisa
bermacam-macam mulai dari bangunan permanen yang dibeli atau disewa, booth, sampai toko
online, sesuai spesifikasi dari franchisor.
• Inventaris dan peralatan adalah biaya yang
berkaitan dengan inventaris dan pembelian peralatan usaha.
Modal Kerja. Diawal usaha memerlukan
modal kerja sebagai cadangan untuk penggajian, dan overhead (utilitas). Umumnya franchisor akan meminta Anda mencadangkan
suplai bahan baku dan modal kerja sebesar 3–6
bulan operasional.
Biaya berlangsung adalah biaya rutin yang
dibayar selama usaha beroperasi yaitu:
royalti. Pemilik waralaba juga mengenakan
biaya royalti yang berkelanjutan. Namun, tidak
semua waralaba membebankan royalti.
Biaya operasional adalah biaya rutin (bulanan/tahunan) yang dikeluarkan agar usaha
dapat menjalankan aktivitas usahanya.
Baik investasi awal maupun biaya berlangsung merupakan biaya yang akan memengaruhi
keuntungan usaha. Prinsipnya makin kecil biaya
makin besar keuntungan. Bagusnya saat ini bagi
calon franchisee dengan kemampuan modal terbatas dapat mengajukan pembiayaan untuk
usaha waralaba ke bank umum maupun bank
syariah.
• Titik impas
Titik Impas dapat diartikan suatu keadaan di
mana dalam operasi perusahaan, perusahaan
tidak memperoleh laba dan tidak menderita
kerugian. Dengan analisis titik impas franchisee
dapat memperkirakan jumlah barang atau jasa
yang harus dijual kepada konsumen pada harga
tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan.
Rumusnya adalah biaya tetap total/(harga per
unit barang yang dijual- biaya variabel per unit).
Misalnya ada waralaba kebab Turki yang harga
satu buah kebabnya Rp8.000 dengan biaya variabel sebesar Rp3.000 per kue dan biaya tetap
total sebesar Rp7.000.000.
Titik impas berarti Rp7.000.000/(Rp8.000Rp3.000), ketemu angka Rp1.400. Jadi usaha
waralaba Anda harus menjual 1.400 buah kebab
Turki pada harga Rp8.000 supaya impas.
Jika setiap hari gerai Anda bisa menjual minimum 10 buah kebab, titik impas akan tercapai
dalam waktu 4-5 bulan. Untuk mendapatkan keuntungan Anda tinggal menambahkan margin
Jangan mudah terpesona
dengan perhitungan BEP yang
ditampilkan dalam materi
promosi.
pada harga kebabnya.
Dari contoh ini dapat kita lihat bahwa pada
titik ini (pengeluaran sama dengan pendapatan)
kita tidak merugi dan juga tidak untung dan
tentu saja pada titik ini pengembalian investasi
masih jauh dari yang diharapkan.
Anda juga harus menanyakan tentang pendapatan yang sebenarnya dari franchisee yang lain,
bukan mengenai hasil yang dijanjikan oleh franchisor.
• Tingkat keuntungan
Tingkat keuntungan atau balik modal didefinisikan sebagai persentase dari pendapatan yang
diperoleh dari suatu investasi, setelah dikurangi
biaya. Masalahnya balik modal waralaba tidak
seperti bunga deposito yang tetap, tetapi berfluktuasi sesuai dengan kinerja usaha.
Begitu Anda menanam investasi awal waralaba, maka modal pokok ini harus terus
berputar. Karena waralaba adalah investasi aktif
bukan pasif seperti pada instrumen keuangan, di
mana diri Anda juga secara aktif terlibat di situ.
Oleh karena itu balik modal waralaba diharapkan lebih tinggi dari investasi pada instrumen
keuangan.
balik modal waralaba akan berkaitan langsung dengan jenis bisnis, model bisnis, dan kondisi pasar dan setidaknya sebagian oleh
keterampilan dan keahlian manajemen Anda
dalam mengelola usaha.
Dalam waralaba besar kecilnya investasi tidak
selalu berkorelasi dengan tingkat keuntungan,
melainkan harus dikombinasi dengan waktu,
bakat dan keterampilan manajemen Anda
sendiri. Oleh karena itu penting untuk berhatihati memilih waralaba yang cocok dengan
minat dan pengalaman Anda.
Download