BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Akad

advertisement
47
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra
Sejahtera Subah-Batang
Pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh lembaga
keuangan syariah kepada pihak lain untuk suatu usaha yang produktif. Dalam
pembiayaan ini lembaga keuangan syariah sebagai shahibul maal, sedangkan
pengusaha bertidak sebagai mudharib. Jangka waktu usaha, tata cara pengembalian
dana, dan pembagian keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah
pihak. Jumlah dana harus dinyatakan dengan jelas dalam bentuk tunai, lembaga
keuangan syariah sebagai penyedia dana menanggung semua kerugian akibat
mudharabah kecuali jika mudharib melakukan kesalahan yang disengaja atau meyalahi
jaminan.
Berikut ini adalah mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal
kerja sebagai berikut.
1. Prosedur Pembiayaan
Prosedur pembiayaan adalah suatu gambaran sifat atau metode untuk
melaksanakan kegiatan pembiayaan. Prosedur pembiayaan di KJKS Mitra
Sejahtera meliputi hal-hal berikut.
a. Aplikasi Pembiayaan
47
48
Dalam aplikasi pembiayaan anggota dan calon anggota yang akan mengajukan
pembiayaan harus mengisi formulir permohonan pembiayaan yang disediakan
oleh KJKS Mitra sejahtera. Anggota dan calon anggota yang mengajukan
pembiayaan harus memenuhi persyaratan pembiayaan yang telah ditetapkan
oleh KJKS Mitra Sejahtera. Persyaratan tersebut antara lain:
1) Syarat-syarat administrasi
Syarat pengajuan untuk pembiayaan modal kerja atau investasi bagi
badan usaha yaitu:
a. Fotocopy identitas pengurus
b. Akta pendirian
c. Legalitas usaha (SIUP, SITU, TDP/TDR, dsb)
d. Laporan keuangan 3 tahun terakhir
e. Laporan aktivitas usaha (minimal 6 bulan terakhir)
f. Proyek usaha (minimal 12 bulan yang akan datang)
g. Fotocopy rekening tabungan 3 bulan terakhir.
2) Bagi perorangan
a. Fotocopy identitas nasabah (KTP/SIM/PASPORT, dsb)
b. Kartu keluarga (KK)
c. Legalitas usaha
d. Fotocopy rekening tabungan 3 bulan terakhir
e. Fotocopy dokumen surat jaminan sepeda motor, mobil, sertifikat
(sebelum dokumen asli diserahkan).
49
3) Pengajuan untuk pembiayaan konsumtif (hanya bagi perorangan)
a. Fotocopy identitas nasabah (KTP/SIM/PASPORT, dsb)
b. Kartu keluarga (KK)
c. Legalitas usaha/SK kerja
d. Fotocopy rekening tabungan 3 bulan terakhir
e. Surat perhitungan pajak tahunan.46
2. Analisis Pembiayaan
Untuk mengajukan permohonan pembiayaan, maka calon anggota harus
mengajukan pembiayaan secara tertulis dengan cara mengisi blangko permohonan
pembiayaan. Kemudian dari blangko permohonan dan syarat-syarat pengajuan
tersebut oleh petugas bagian pembiayaan akan melakukan survey secara
administratif yaitu melihat secara langsung kondisi rumah atau langsung ke tempat
usaha yang dimiliki dan mengajukan beberapa pertanyaan yang diperlukan dalam
menganalisis pembiayaan. Dengan demikian, secara tidak langsung pihak KJKS
Mitra Sejahtera akan dapat mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan dana
financing/pembiayaan yang akan diberikan diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Character (Karakter)
Karakter menggambarkan watak dan kepribadian calon anggota. KJKS Mitra
Sejahtera perlu melakukan analisis terhadap karakter calon anggota dengan
tujuan untuk mengetahui bahwa calon anggota mempunyai keinginan untuk
46
Dedi Indrianto, bagian pembiayaan KJKS Mitra Sejahtera Kabupaten Batang, Wawancara
pribadi pada tangga 11 agustus 2015.
50
memenuhi kewajibannya untuk membayar kembali pembiayaan yang telah
diterima hingga lunas dengan jangka waktu yang telah ditentukan.
2. Capacity
Analisis terhadap Capacity ini ditunjukan untuk mengetahui kemampuan dari
anggota dalam pengembalian dana financing atau pembiayaan sesuai dengan
jangka waktu yang telah ditentukan .
3. Capital
Capital merupakan jumlah modal yang dimiliki calon
anggota dalam
menjalankan usahanya. Semakin besar modal yang dimilki calon anggota akan
semakin meyakinkan bagi bank akan keseriusan calon anggota dalam
mengajukan pembiayaan dan pembayaran.
4. Condition
Condition merupakan analisis terhadap kondisi perekonomian akan usaha dari
calon anggota yang mengajukan pembiayaan.
5. Collateral
Collateral merupakan jaminan yang diberikan oleh calon anggota atas
pembiayaan yang diajukan. Apabila nasabah tidak dapat membayar
angsurannya, maka bank sayariah dapat melakukan penjualan terhadap
jaminannya.
3. Keputusan Persetujuan Layak atau Tidak
Dari hasil survai diserahkan kepada tim komite yang terdiri dari bagian
keuangan, pemasaran dan bagian pembiayaan. Hasil survai tersebut akan
51
dianalisis lebih lanjut untuk menentukan layak atau tidak layak untuk diberikan
pembiayaan. Apabila salah satu tim komite ada yang tidak menyetujui atas
pembiayaan yang diajukan maka pencairan akan ditunda.
Setelah disetujui oleh tim komite, berkas-berkas permohonan pembiayaan
diajukan ke manajer KJKS Mitra Sejahtera. Manajer akan menganalisis ulang
terhadap berkas-berkas pembiayaan dan mengambil keputusan apakah
pembiayaan tersebut layak atau tidak layak. Apabila pembiayaan layak, maka
dapat dilanjutkan ke tahap akad. Akan tetapi, jika pembiayaan tidak layak,
KJKS Mitra Sejahtera akan memberikan surat penolakan permohonan
pembiayaan kepada anggota dan calon anggota.
4. Akad Pembiayaan
Dalam akad pembiayaan ini berisikan dana financing/pembiayaan antara
KJKS dengan nasabah yang dilanjutkan penandatanganan kedua belah pihak.
5. Pencairan
Setelah akad disetujui dan ditandatangani maka realisasi pembiayaan akan
dilakukan kepada nasabah dan pemberian kartu angsuran sebagai tanda bukti
pengangsuran.
6. Pelunasan Pembiayaan
Pelunasan pembiayaan adalah terpenuhinya semua kewajiban nasabah
terhadap KJKS yang berakibat terhapusnya ikatan perjanjian pembiayaan.
52
Pembiayaan yang telah diberikan kepada nasabah di KJKS Mitra Sejahtera dapat
dibayar dengan mengangsur secara bulanan.47
B. Penerapan Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra
Sejahtera Subah-Batang
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa KJKS Mitra Sejahtera Subah Batang
memiliki dua fungsi utama yaitu menghimpun dana dan menyalurkan dana. Dalam hal
ini lebih dikaitkan dengan pembiayaan Mudharabah. Mudharabah adalah akad kerja
sama usaha antara dua pihak di mana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan
seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Akad ini mempertemukan
antara orang yang tidak memiliki dana tetapi memiliki kemampuan untuk
mengelolanya dengan orang yang memiliki dana tetapi tidak memliki kemampuan
untuk mengelolanya.
Berikut ini adalah penerapan akad mudharabah dalam pembiayaan modal
kerja sebagai berikut.
1. Penentuan Nisbah Bagi Hasil
KJKS Mitra Sejahtera dalam menentukan nisbah bagi hasil dengan mudharib
(Nasabah) dilakukan atas dasar kesepakatan saat dilakukan kontrak. Penentuan
nisbah bagi hasil ini tergantung pada saat tawar-menawar (negosiasi). Dengan
demikian, nisbah ini bervariasi, bisa 50:50, 60:40, 70:30, 45:55. Apabila usaha yang
dikelola oleh mudharib memperoleh keuntungan yang besar maka KJKS pun akan
47
Dedi Indrianto, bagian pembiayaan KJKS Mitra Sejahtera Kabupaten Batang, Wawancara
pribadi pada tangga 11 agustus 2015.
53
memperoleh keuntungan yang besar pula, tetapi apabila usaha yang dikelola
mudharib memperoleh keuntungan yang sedikit maka keuntungan KJKS pun akan
sedikit.
Dalam pembagian bagi hasil KJKS Mitra Sejahtera dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu profit sharing dan revenue sharing. Profit sharing merupakan porsi
nisbah bagi hasil antara pihak KJKS dengan anggota yang dikalikan dengan semua
pendapatan yang belum dikurangi oleh biaya, sedangkan revenue sharing
merupakan porsi nisbah bagi hasil antara pihak KJKS dengan anggota yang
dikalikan dengan laba bersih anggota. Dalam hal ini KJKS Mitra Sejahtera
menggunakan revenue sharing sebagai pembagian keuntungan. Tetapi dalam
kenyataannya KJKS Mitra Sejahtera memberikan potongan kepada anggota berupa
biaya administrasi yang besarnya tergantung pada jarak survai tempat tinggal atau
survai tempat usaha dari kantor KJKS Mitra Sejahtera. Dan KJKS Mitra Sejahtera
memberlakukan potongan untuk mendapatkan sertifikat sebagai anggota KJKS
Mitra Sejahtera.48
48
Dedi Indrianto, bagian pembiayaan KJKS Mitra Sejahtera Kabupaten Batang, Wawancara
pribadi pada tangga 20 Agustus 2015.
54
Tabel 1.4
Menurut fatwa No.7/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan mudharabah
dengan penerapan di KJKS Mitra Sejahtera
No
Fatwa DSN
Sesuai/belum
Penerapan di KJKS Mitra Sejahtera
sesuai
1.
2.
Pembiayaan
mudharabah
adalah
Sesuai
Pembiayaan mudharabah di KJKS
pembiayaan yang disalurkan oleh
Mitra Sejahtera disalurkan kepada
LKS kepada pihak lain untuk suatu
pihak lain untuk suatu usaha yang
usaha yang produktif.
produktif.
Dalam pembiayaan ini LKS sebagai
Belum sesuai
dalam pembiayaan ini KJKS tidak
shahibul maal membiayai 100%
memberikan 100%, melainkan KJKS
kebutuhan suatu usaha, sedangkan
memberikan potongan berupa biaya
mudharib
administrasi yang besarnya tergantung
bertindak
sebagai
pengelola usaha.
pada jarak dari kantor KJKS ke survai
tempat usaha/ survai tempat tinggal.
3.
Jangka waktu usaha, tata cara
Sesuai
KJKS
dalam
memberikan
jangka
pengembalian dana dan pembagian
waktu usaha, tata cara pengembalian
keuntungan ditentukan berdasarkan
dana
kesepakatan kedua belah pihak
ditentukan berdasarkan kesepakatan
melalui prosentase dari keuntungan.
kedua belah pihak melalui prosentase
dan
pembagian
keuntungan
dari keuntungan.
4.
Mudharib
boleh
melakukan
Sesuai
Di KJKS Mitra Sejahtera Mudharib
berbagai macam usaha yang telah
boleh melakukan berbagai macam
disepakati
sesuai
usaha yang telah disepakati bersama
dengan syariah dan LKS tidak ikut
dan sesuai dengan syariah dan LKS
serta dalam manajemen usaha tetapi
tidak ikut serta dalam manajemen
mempunyai hak untuk melakukan
usaha tetapi mempunyai hak untuk
bersama
dan
55
pembinaan dan pengawasan.
melakukan
pembinaan
dan
pengawasan.
5.
Jumlah dana pembiayaan harus
Sesuai
bentuk tunai dan bukan utang.
6.
LKS
sebagai
penyedia
Jumlah dana yang diberikan KJKS
berbentuk tunai dan bukan utang.
dana
Belum sesuai
Dalam penerapan di KJKS Mitra
menanggung semua kerugian akibat
Sejahtera sebagai penyedia dana jika
dari
jika
terjadi kesalahan atau kerugian yang
kesalahan
dilakukan atau tidak dilakukan oleh
mudharabah
mudharib
kecuali
melakukan
yang sengaja, lalai atau menyalahi
mudharib
aturan.
menanggung
pihak
melainkan
KJKS
semua
melalui
tidak
kerugian,
musyawarah
dengan mudharib untuk menentukan
jalan keluar dari masalah tersebut.
Tetapi dalam musyawarah tersebut
pihak KJKS menetapkan bahwa pokok
pinjaman dari nasabah harus kembali
terlebih dahulu dengan jangka waktu
yang
telah
disepakati
dalam
musyawarah tersebut.49
Contoh perhitungan pembiayaan mudharabah
Bapak Nur merupakan pedagang di pasar yang sedang berkembang. Bapak
Nur bermaksud ingin menambah modalnya dengan cara mencari pinjaman. Untuk
itu Bapak Nur datang ke KJKS Mitra Sejahtera dan mengutarakan keinginannya.
Bapak Nur membutuhkan tambahan modal sebesar Rp. 1.000.000 dengan jaminan
49
Dedi Indrianto, bagian pembiayaan KJKS Mitra Sejahtera Kabupaten Batang, Wawancara
pribadi pada tangga 29 September 2015.
56
BPKB Sepeda Motor. Setelah diananlisis oleh pengelola dan ada kesepakatan
nisbah bagi hasil 38% untuk Bank dan 62% untuk Nasabah, dari hasil itu
pembiayaan ini layak untuk disetujui.
Pokok pinjaman
Rp 1.000.000
x 10% = Rp. 100.000
Proyeksi hasil
Rp 100.000
Nisbah bagi hasil
38% untuk Bank dan 62% untuk Nasabah
Perhitungan KJKS Mitra Sejahtera sebagai berikut:
Bagi hasil untuk KJKS
= Proyeksi Hasil x 38%
= Rp 1.00.000 – Rp 38%
= Rp 38.000
Bagi hasil untuk anggota
=Proyeksi Hasi x 26%
= Rp 100.000 – 62%
= Rp 62.000
57
Tabel 1.5
Simulasi penetapan bagi hasil KJKS Mitra Sejahtera Subah Batang
bulan
Pokok
Proyeksi
Saldo
nasabah
KJKS
Total
hasil
pokok
62%
38%
Angsuran
1
Rp 83.333
Rp 100.000
Rp 916.667
Rp 62.000
Rp 38.000
Rp 121.333
2
Rp 83.333
Rp 91.667
Rp 833.333
Rp 56.833
Rp 34.833
Rp 118.166
3
Rp 83.333
Rp 83.333
Rp 750.000
Rp 51.666
Rp 31.666
Rp 114.999
4
Rp 83.333
Rp 75.000
Rp 666.667
Rp 46.500
Rp 28.500
Rp 111.833
5
Rp 83.333
Rp 66.667
Rp 583.333
Rp 41.333
Rp 25.333
Rp 108.666
6
Rp 83.333
Rp 58.333
Rp 500.000
Rp 36.166
Rp 22.166
Rp 105.499
7
Rp 83.333
Rp 50.000
Rp 416.667
Rp 31.000
Rp 19.000
Rp 102.333
8
Rp 83.333
Rp 41.667
Rp 333.333
Rp 25.833
Rp 15.833
Rp 99.166
9
Rp 83.333
Rp 33.333
Rp 250.000
Rp 20.666
Rp 12.666
Rp 95.999
10
Rp 83.333
Rp 25.000
Rp 166.667
Rp 15.500
Rp 9.500
Rp 92.833
11
Rp 83.333
Rp 16.667
Rp 83.333
Rp 10.333
Rp 6.333
Rp 89.666
12
Rp 83.333
Rp 8.333
-
Rp 5.166
Rp 3.166
Rp 86.499
Rp 402.996
Rp 235.596
Rp 1.246.992
Rp 1.000.000 Rp 650.000
Ketentuan:
Biaya administrasi
Rp.30.000
58
Sertifikat menjadi anggota
Rp. 100.000
Untuk pinjaman Rp. 1.000.000 nasabah mendapat potongan biaya administrasi dan
sertifikat menjadi anggota Rp. 130.000, maka nasabah menerima jumlah total
pinjaman sebesar Rp. 870.000.
Tabel 1.6
Biaya Administrasi Pembiayaan
No
1.
Komponen Biaya
Ketentuan
Biaya Minimal
Surve tempat tinggal
Disesuaikan dengan jarak dari kantor
KJKS Mitra Sejahtera
Plafond ≤ 2.000.000 tidak dikenakan Rp. 0
biaya survai
2.
Surve tempat usaha
Jarak pada range ≤ 5 km
Rp. 50.000
Jarak pada rang > 5 km & ≤ 15 km
Rp. 75.000
Jarak pada rang > 15 km & ≤ 30 km
Rp. 100.000
Jarak range > 30 km
Rp. 150.000
Dikenakan
apabila
berbeda
tempat
dengan tempat tinggal
Plafond ≤ 2.000.000 tidak dikenakan Rp. 0
biaya survai
Jarak pada range ≤ 5 km
Rp. 50.000
59
Jarak pada rang > 5 km & ≤ 15 km
Rp. 75.000
Jarak pada rang > 15 km & ≤ 30 km
Rp. 100.000
Jarak range > 30 km
Rp. 150.000
*Biaya administrasi dapat berubah sesuai jarak survai tempat tinggal atau tempat
usaha dari kantor KJKS Mitra Sejahtera.
2. Komponen denda keterlambatan angsuran
Dari hasil musyawarah bersama antara Direksi, SPI, Manajer Cabang, Divisi
Pembiayaan dan Pemasaran tentang tarif biaya pembiayaan yang selama ini
diberlakukan sebagai berikut.
Tabel 1.7
Denda Keterlambatan Angsuran
NO
KOMPONEN
KETENTUAN
BIAYA
1.
BIAYA
MINIMAL
Denda
Plafond < Rp. 3 juta
Rp. 12.500/bln
Keterlambatan
Plafond Rp. 3 juta - < Rp. 10 juta
Rp. 25.000/bln
Angsuran
Plafon Rp. 10 juta - < Rp. 25 juta
Rp. 50.000/bln
Plafond Rp. 25 juta - < Rp. 50 juta
Rp. 100.000/bln
Plafond Rp. > 50 juta – Rp. 100 juta
Rp. 150.000/bln
60
>Rp. 100 juta
Rp. 200.000/bln
3. Proses Penyelamatan Pembiayaan Bermasalah
Proses penyelamatan pembiayaan adalah usaha KJKS untuk mencegah
kemungkinan timbulnya kerugian lebih lanjut atas suatu pembiayaan yang tidak
lancar melalui pengeloaan hubungan dengan mudharib atau nasabah. Berikut ini
adalah proses penyelamatan pembiayaan di KJKS Mitra Sejahtera.
a. Rescheduling (penjadwalan ulang)
Rescheduling merupakan upaya penyelamatan pembiayaan dengan
cara melakukan perubahan syarat-syarat perjanjian, di KJKS penjadwalan
ulang biasanya dilakukan apabila anggota belum mampu melunasi tunggakan
pembiayaan ketika keringanan yang diberikan telah habis.
b. Penanganan Pembiayaan
Penanganan tersebut dilakukan terhadap pembiayaan yang disebabkan
oleh faktor eksternal seperti bencana alam. Penanganan yang akan dilakukan
oleh KJKS Mitra Sejahtera adalah pemberian layanan berupa pengembalian
pokok pinjaman saja tanpa disertai bagi hasil.
Apabila tahap penanganan dan penyelamatan tersebut tidak berhasil dan
anggota tidak bisa melunasi pembiayaan, KJKS akan melakukan penyelesaian
pembiayaan dengan cara sebagai berikut.
61
1. Menjual Barang Jaminan
Sebelum menjual barang jaminan, pihak KJKS Mitra Sejahtera harus
berunding terlebih dahulu dengan anggota untuk mencari jalan keluar dalam
penyelesaian pembiayaan tersebut. Apabila anggota menyetujui penyelesaian
pembiayaan dengan penjualan barang jaminan, maka KJKS dapat menjual
barang jaminan tersebut, tapi selama ini KJKS Mitera Sejahtera belum pernah
melakukan penyelesaian pembiayaan dengan cara penjualan barang jaminan
karena KJKS Mitra Sejahtera lebih mengutamakan penagangan dan
penyelamatan pembiayaan.
2. Menyita Barang Jaminan
Prosedur ini hanya dapat dilakukan jika sebelumnya telah ada perjanjian
secara tertulis untuk menyita barang yang senilai dengan nilai pinjaman, di
KJKS Mitra Sejahtera Subah Batang menyita barang yang senilai dengan nilai
pinjaman belum pernah dilakukan karena KJKS Mitra Sejahtera Subah
Batang lebih memerlukan upaya rescheduling dan harus tetap ada sebagai
persyaratan perjanjian.50
Pada penelitian ini, peneliti memilih KJKS Mitra Sejahtera Subah
Batang sebagai onjek penelitian karena peneliti tertarik dengan penerapan
akad mudharabah dalam pembiayaan modal kerja. Di mana KJKS Mitra
Sejahtera mensyaratkan jaminan pada pembiayaan Mudharabah. Langkah50
Dedi Indrianto, bagian pembiayaan KJKS Mitra Sejahtera Kabupaten Batang, Wawancara
pribadi pada tangga 15 September 2015.
62
langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk melakukan penelitian di KJKS
Mitra Sejahtera Subah Batang adalah sebagai berikut.
a. Tanggal 16 desember 2014, peneliti memberikan surat permohonan izin
kepada KJKS Mitra Sejahtera Subah Batang.
b. Tanggal 6 Februari 2015, peneliti melakukan wawancara terkait penelitian
di KJKS Mitra Sejahtera Subah Batang.
c. Tanggal 11 Agustus 2015, peneliti melakukan wawancara terkait
penelitian di KJKS Mitra Sejahtera Subah Batang.
d. Tanggal 13 Agustus 2015, peneliti melakukan observasi lapangan pada
KJKS Mitra Sejahtera Subah Batang.
e. Tanggal 20 Agustus 2015, penelitian melakukan wawancara kepada
nasabah KJKS Mitra Sejahtera dan melakukan dokumentasi dengan
karyawan dan nasabah KJKS Mitra Sejahtera Subah Batang.
f. Tanggal 15 September 2015, peneliti melakukan perlengkapan dokumen
pada penelitian di KJKS Mitra Sejahtera Subah Batang.
Dari penjelasan di atas, dalam penanganan pembiayaan KJKS Mitra
Sejahtera memberikan upaya keringanan-keringanan, misalnya menunda
jadwal angsuran (rescheduling).
Download