BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, maka kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah 1. Aktivitas komunikasi antara perawat dan dokter dengan pasien dapat dilihat dari komunikasi tertulis, komunikasi verbal dan nonverbal dalam konteks komunikasi tenaga kesehatan yang sudah dilakukan oleh perawat dan dokter kepada pasien yaitu: a. Komunikasi tertulis sudah dilakukan oleh perawat pada formulir pengkajian rawat jalan yang wajib diisi oleh perawat mengenai data diri pasien yaitu riwayat penyakit pasien, gejala penyakit pasien, dan diagnose keperawatan. Untuk komunikasi tertulis yang dilakukan oleh dokter berupa formulir anamnesa gejala penyakit dan diagnose dokter. komunikasi tertulis lainnya adalah formulir persetujuan tindakan medis apabila diperlukan proses perawatan lanjutan bagi pasien. b. Komunikasi verbal yang dilakukan oleh perawat dilakukan dengan pendekatan yang berbeda karena perawat memahami situasi dan kondisi pasien yang stress dalam menghadapi penyakitnya, menjaga intonasi suara, menggunakan komunikasi efektif dan mengikuti standar instruksi pelayanan untuk menggali keterbukaan pasien dalam 134 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 135 menceritakan gejala penyakitnya. Komunikasi verbal yang dilakukan oleh dokter tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan oleh perawat yaitu dengan menggunakan kata – kata yang mudah dipahami oleh pasien dan menyesuaikan dengan karakter serta intelektulitas pasien. c. Komunikasi nonverbal yang dilakukan oleh perawat ditunjukkan dengan sensitivitas perawat terhadap pasien, senyum, bersikap hormat terhadap pasien, ekspresi wajah yang penuh perhatian untuk membangun kenyamanan pasien. Komunikasi nonverbal yang dilakukan oleh dokter adalah berusaha empati dengan problem penyakit pasien dan mendengarkan dengan penuh kesadaran. 2. Pada tahapan komunikasi terapeutik, perawat dan dokter sudah menerapkannya terhadap pasien namun masih ditemukan beberapa kendala di antaranya: a. Pada awal pengisian formulir pengkajian yaitu tahapan/interaksi/orientasi, perawat menemukan kesulitan di dalam menggali keterbukaan pasien tentang gejala penyakitnya, terutama untuk pasien dengan keluhan penyakit menular seksual. Pasien mengeluhkan kondisi meja perawat yang berdekatan dengan pasien lainnya pada saat perawat bertanya tentang gejala penyakitnya, sehingga pasien merasa malu untuk berterus terang, dan perawat merasa kesulitan untuk berkomunikasi lebih lama dengan pasien karena kesibukan atau beban kerja perawat yang terlalu banyak. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 136 b. Tahapan yang dilalui dokter kepada pasien menemui kesulitan di awal konsultasi saja pada saat anamnesa subjektif, namun dapat diatasi dengan identifikasi secara jelas pada saat pemeriksaan fisik. 3. Strategi komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh perawat dan dokter di poli kulit dan kelamin ini mencakup beberapa hal yaitu: a. Proses mendengarkan yang dilakukan oleh perawat dan dokter membutuhkan lebih dari sekedar mendengar karena melibatkan dimensi psikologis dan kognitif karena penyakit yang diderita pasien bisa saja membawa dampak psikologis atau stress pada pasien, sehingga perawat dan dokter melakukan proses ini dengan penuh kesadaran dan empati. Mendengarkan aktif ini dilakukan sejak awal tahapan komunikasi terapeutik hingga tahapan terminasi. b. Pertanyaan – pertanyaan terbuka yang diajukan oleh perawat dan dokter tetap fokus terhadap konteks penyakit yang diderita pasien sehingga didapatkan diagnose keperawatan dan diagnose dokter yang tepat. Pertanyaan terbuka ini harus dilakukan hingga didapatkan informasi mengenai gejala penyakit pasien untuk identifikasi penyakit, sehingga diperoleh anamnesa dan diagnose dokter agar dapat dillanjutkan ke tahapan berikutnya yaitu tahapan kerja dan tahapan terminasi. c. Ucapan yang multitafsir tidak dilakukan oleh perawat dan dokter di poli ini. Perawat dan dokter berhati-hati di dalam berucap agar tidak membuat pasien merasa khawatir atau takut terhadap penyakitnya, dan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 137 menjelaskan istilah atau diagnose dalam istilah medis dan dalam istilah umum. Untuk pasien dengan gejala atau keluhan yang kompleks, dokter menanyakan kembali atau klarifikasi kembali maksud pasien agar tidak terjadi kesalahan di dalam penulisan resep ataupun proses pengobatan. d. Refleksi dilakukan oleh perawat dan dokter dengan cara merespon apa yang didengar, dengan tujuan agar pasien mengetahui bahwa perawat atau dokter memahami maksud tujuannya dan dapat memberikan solusi yang terbaik. e. Memfokuskan pikiran adalah hal yang selalu dilakukan oleh perawat dan dokter di poli ini. Segala ucapan dan tindakan medis dilakukan dengan sangat hati-hati untuk menimalisir kesalahan baik itu penulisan resep ataupun tindakan medis lainnya. Hal ini terlihat dari formulir persetujuan tindakan yang harus diisi pasien sebelum dilakukannya tindakan medis apapun, dan untuk pasien dengan asuransi perawat selalu melakukan konfirmasi. Dengan pikiran yang focus, perawat dan dokter mengarahkan pembicaraan pasien tentang gejala penyakitnya sehingga didapatkan anamnesa yang lebih spesifik dan pasien dan pasien tidak berbicara di luar konteks penyakitnya. f. Dalam hal membagi persepsi, dokter yang memiliki wewenang memberikan informasi yang jelas dan keputusan pengobatan atau tindakan medis yang akan diambil. Perawat hanya membantu dokter http://digilib.mercubuana.ac.id/ 138 menyampaikan instruksi dokter kepada pasien dan menjelaskan lebih rinci pengobatan atau tindakan medis yang akan dilakukan. g. Perawat memberikan identifikasi tema atau gejala penyakit yang pasien rasakan bersifat sementara sebagai gambaran bagi pasien. Identifikasi masalah yang akurat dapat dilakukan oleh dokter berdasarkan anamnesa subjektif dan pemeriksaan fisik. h. Diam dan mendengarkan adalah cara yang dilakukan perawat dan dokter dalam memahami maksud pasien di dalam menceritakan gejala penyakitnya. i. Informing merupakan teknik yang selalu oleh perawat dan dokter di poli ini. Informasi merupakan tindakan edukasi perawat dan dokter terhadap pasien dan sangat mempengaruhi kesembuhan pasien. Dalam hal ini perawat dan dokter bersikap komunikatif dan berusaha memberikan solusi yang terbaik bagi kesembuhan pasien. j. Saran dan solusi adalah tujuan yang diharapkan pasien pada saat kunjungan ke poli ini. Perawat dan dokter di poli ini selalu memberikan saran, dan informasi yang lengkap sehingga pasien dapat melakukan terapi hingga tahapan terminasi untuk kesembuhannya. 4. Komponen komunikasi terapeutik dapat membina hubungan yang terapeutik antara tenaga kesehatan dan pasien. Karakteristik kejujuran, sikap empati, sensitifitas, dan tidak terpengaruh pengalaman hidup perawat dan dokter diterapkan tanpa mebeda-bedakan sikap terhadap pasien. Perawat dan dokter menjelaskan dengan sabar dan detail mengenai http://digilib.mercubuana.ac.id/ 139 permasalahan yang dihadapi pasien. Dokter juga berusaha menggunakan kata-kata yang tidak membuat pasien takut dan merasa khawatir, sehingga pasien merasa nyaman dan percaya. 5. Keterampilan komunikasi antarpribadi yang dimiliki oleh perawat dan dokter sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan peneliti dengan pasien yang menunjukkan bahwa perawat dan dokter mendengarkan secara aktif keluhan-keluhan pasien, berkonsentrasi dan lebih fokus kepada pasien dalam menjalankan tugasnya. Dalam menerapkan keterampilan komunikasi antarpribadi ini, terdapat kendala yang dihadapi oleh perawat yang tidak selalu fokus terhadap pasien karena kesibukan perawat yang mengeluhkan beban kerja terlalu banyak, serta kendala yang dihadapi oleh dokter yaitu sulitnya berkomunikasi dengan pasien yang pendengarannya kurang atau lansia. 6. Mendengarkan aktif dan efektif telah dilakukan oleh perawat dan dokter, namun perawat mengakui tidak selalu berjalan efektif karena tidak semua pasien dapat terbuka menceritakan gejala penyakitnya, sehingga persepsi perawat dan pasien bisa berbeda. Untuk dokter, mendengarkan aktif dan efektif lebih leluasa untuk diterapkan karena pasien merasa lebih percaya berbicara terbuka dengan dokter dan lebih nyaman dengan situasi di dalam ruang konsultasi. 7. Perawat dan dokter mencoba pendekatan rasional-emotif karena memahami kecemasan pada diri pasien yang menyebabkan pasien berpikir irrasional. Dokter menjelaskan secara rinci tentang penyakit yang diderita http://digilib.mercubuana.ac.id/ 140 pasien, dan memberikan solusi atau instruksi atas permasalahannya tersebut sehingga pasien dapat lebih rasional, lebih tenang dan yakin terhadap dokter. Pendekatan ini tidak selalu merubah perilaku atau cara berpikir pasien tentang penyakitnya. Misalnya, pasien dengan perilaku seksual yang menyimpang tidak mudah untuk merubah perilaku seksualnya sehingga penyakit yang diderita dapat berulang. 1.2 Saran Dari hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan dari Komunikasi Terapeutik Dokter dan Perawat di Poli Kulit dan Kelamin RS XYZ, maka dikemukakan saran-saran yang dapat peneliti sampaikan terkait permasalahan sebagai berikut: 1.2.1 Saran Akademis 1. Dokter dan perawat merupakan komponen penting di dalam insitusi rumah sakit. Komunikasi terapeutik adalah pondasi utama yang wajib dikuasai oleh tenaga kesehatan yang menjalankan fungsi PR dalam menjaga hubungan dengan pasien. Disarankan sebagai bahan masukan terhadap public relations rumah sakit untuk dapat bersama-sama dengan tenaga kesehatan di dalam menjalankan fungsinya yaitu membina dan menjaga hubungan baik dengan pelanggan. 2. Sebagai referensi peneliti lain di dalam menerapkan tahapan, strategi, dan komponen komunikasi http://digilib.mercubuana.ac.id/ terapeutik karena 141 memberikan dampak yang positif bagi kelangsungan rumah sakit. 1.2.2 Saran praktis 1. Institusi rumah sakit merupakan usaha di bidang jasa yang harus memperhatikan pelayanan terhadap pelanggan. Komunikasi terapeutik merupakan salah satu bentuk pelayanan utama yang harus diperhatikan untuk pelayanan yang terbaik bagi pasien. RS XYZ sebaiknya dapat menyesuaikan ketenagaan di lapangan dengan situasi dan kondisi yang dibutuhkan oleh pasien, sehingga pelayanan dapat berjalan dengan baik. 2. Adanya perbaikan pada meja perawat di poli kulit dan kelamin RS XYZ agar dibuat lebih tertutup sebagai fasilitas penerimaan dan konsultasi pasien kepada perawat pada saat pengisian formulir pengkajian. http://digilib.mercubuana.ac.id/