134 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

advertisement
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, maka kesimpulan dari hasil
penelitian ini adalah
1. Aktivitas komunikasi antara perawat dan dokter dengan pasien dapat
dilihat dari komunikasi tertulis, komunikasi verbal dan nonverbal dalam
konteks komunikasi tenaga kesehatan yang sudah dilakukan oleh perawat
dan dokter kepada pasien yaitu:
a. Komunikasi tertulis sudah dilakukan oleh perawat pada formulir
pengkajian rawat jalan yang wajib diisi oleh perawat mengenai data
diri pasien yaitu riwayat penyakit pasien, gejala penyakit pasien, dan
diagnose keperawatan. Untuk komunikasi tertulis yang dilakukan oleh
dokter berupa formulir anamnesa gejala penyakit dan diagnose dokter.
komunikasi tertulis lainnya adalah formulir persetujuan tindakan medis
apabila diperlukan proses perawatan lanjutan bagi pasien.
b. Komunikasi verbal yang dilakukan oleh perawat dilakukan dengan
pendekatan yang berbeda karena perawat memahami situasi dan
kondisi pasien yang stress dalam menghadapi penyakitnya, menjaga
intonasi suara, menggunakan komunikasi efektif
dan mengikuti
standar instruksi pelayanan untuk menggali keterbukaan pasien dalam
134
http://digilib.mercubuana.ac.id/
135
menceritakan gejala penyakitnya. Komunikasi verbal yang dilakukan
oleh dokter tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan oleh perawat
yaitu dengan menggunakan kata – kata yang mudah dipahami oleh
pasien dan menyesuaikan dengan karakter serta intelektulitas pasien.
c. Komunikasi nonverbal yang dilakukan oleh perawat ditunjukkan
dengan sensitivitas perawat terhadap pasien, senyum, bersikap hormat
terhadap pasien, ekspresi wajah yang penuh perhatian untuk
membangun kenyamanan pasien. Komunikasi nonverbal
yang
dilakukan oleh dokter adalah berusaha empati dengan problem
penyakit pasien dan mendengarkan dengan penuh kesadaran.
2. Pada tahapan komunikasi terapeutik, perawat dan dokter sudah
menerapkannya terhadap pasien namun masih
ditemukan beberapa
kendala di antaranya:
a. Pada
awal
pengisian
formulir
pengkajian
yaitu
tahapan/interaksi/orientasi, perawat menemukan kesulitan di dalam
menggali keterbukaan pasien tentang gejala penyakitnya, terutama
untuk pasien dengan keluhan penyakit menular seksual. Pasien
mengeluhkan kondisi meja perawat yang berdekatan dengan pasien
lainnya pada saat perawat bertanya tentang gejala penyakitnya,
sehingga pasien merasa malu untuk berterus terang, dan perawat
merasa kesulitan untuk berkomunikasi lebih lama dengan pasien
karena kesibukan atau beban kerja perawat yang terlalu banyak.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
136
b. Tahapan yang dilalui dokter kepada pasien menemui kesulitan di awal
konsultasi saja pada saat anamnesa subjektif, namun dapat diatasi
dengan identifikasi secara jelas pada saat pemeriksaan fisik.
3. Strategi komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh perawat dan dokter di
poli kulit dan kelamin ini mencakup beberapa hal yaitu:
a. Proses mendengarkan yang dilakukan oleh perawat dan dokter
membutuhkan lebih dari sekedar mendengar karena melibatkan
dimensi psikologis dan kognitif karena penyakit yang diderita pasien
bisa saja membawa dampak psikologis atau stress pada pasien,
sehingga perawat dan dokter melakukan proses ini dengan penuh
kesadaran dan empati. Mendengarkan aktif ini dilakukan sejak awal
tahapan komunikasi terapeutik hingga tahapan terminasi.
b. Pertanyaan – pertanyaan terbuka yang diajukan oleh perawat dan
dokter tetap fokus terhadap konteks penyakit yang diderita pasien
sehingga didapatkan diagnose keperawatan dan diagnose dokter yang
tepat. Pertanyaan terbuka ini harus dilakukan hingga didapatkan
informasi mengenai gejala penyakit pasien untuk identifikasi penyakit,
sehingga diperoleh anamnesa dan diagnose dokter agar dapat
dillanjutkan ke tahapan berikutnya yaitu tahapan kerja dan tahapan
terminasi.
c. Ucapan yang multitafsir tidak dilakukan oleh perawat dan dokter di
poli ini. Perawat dan dokter berhati-hati di dalam berucap agar tidak
membuat pasien merasa khawatir atau takut terhadap penyakitnya, dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
137
menjelaskan istilah atau diagnose dalam istilah medis dan dalam istilah
umum. Untuk pasien dengan gejala atau keluhan yang kompleks,
dokter menanyakan kembali atau klarifikasi kembali maksud pasien
agar tidak terjadi kesalahan di dalam penulisan resep ataupun proses
pengobatan.
d. Refleksi dilakukan oleh perawat dan dokter dengan cara merespon apa
yang didengar, dengan tujuan agar pasien mengetahui bahwa perawat
atau dokter memahami maksud tujuannya dan dapat memberikan
solusi yang terbaik.
e. Memfokuskan pikiran adalah hal yang selalu dilakukan oleh perawat
dan dokter di poli ini. Segala ucapan dan tindakan medis dilakukan
dengan sangat hati-hati untuk menimalisir kesalahan baik itu penulisan
resep ataupun tindakan medis lainnya. Hal ini terlihat dari formulir
persetujuan tindakan yang harus diisi pasien sebelum dilakukannya
tindakan medis apapun, dan untuk pasien dengan asuransi perawat
selalu melakukan konfirmasi. Dengan pikiran yang focus, perawat dan
dokter mengarahkan pembicaraan pasien tentang gejala penyakitnya
sehingga didapatkan anamnesa yang lebih spesifik dan pasien dan
pasien tidak berbicara di luar konteks penyakitnya.
f. Dalam hal membagi persepsi, dokter yang memiliki wewenang
memberikan informasi yang jelas dan keputusan pengobatan atau
tindakan medis yang akan diambil. Perawat hanya membantu dokter
http://digilib.mercubuana.ac.id/
138
menyampaikan instruksi dokter kepada pasien dan menjelaskan lebih
rinci pengobatan atau tindakan medis yang akan dilakukan.
g. Perawat memberikan identifikasi tema atau gejala penyakit yang
pasien rasakan bersifat sementara sebagai gambaran bagi pasien.
Identifikasi masalah yang akurat dapat dilakukan oleh dokter
berdasarkan anamnesa subjektif dan pemeriksaan fisik.
h. Diam dan mendengarkan adalah cara yang dilakukan perawat dan
dokter dalam memahami maksud pasien di dalam menceritakan gejala
penyakitnya.
i. Informing merupakan teknik yang selalu oleh perawat dan dokter di
poli ini. Informasi merupakan tindakan edukasi perawat dan dokter
terhadap pasien dan sangat mempengaruhi kesembuhan pasien. Dalam
hal ini perawat dan dokter bersikap komunikatif dan berusaha
memberikan solusi yang terbaik bagi kesembuhan pasien.
j. Saran dan solusi adalah tujuan yang diharapkan pasien pada saat
kunjungan ke poli ini. Perawat dan dokter di poli ini selalu
memberikan saran, dan informasi yang lengkap sehingga pasien dapat
melakukan terapi hingga tahapan terminasi untuk kesembuhannya.
4. Komponen komunikasi terapeutik dapat membina hubungan yang
terapeutik antara tenaga kesehatan dan pasien. Karakteristik kejujuran,
sikap empati, sensitifitas, dan tidak terpengaruh pengalaman hidup
perawat dan dokter diterapkan tanpa mebeda-bedakan sikap terhadap
pasien. Perawat dan dokter menjelaskan dengan sabar dan detail mengenai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
139
permasalahan yang dihadapi pasien. Dokter juga berusaha menggunakan
kata-kata yang tidak membuat pasien takut dan merasa khawatir, sehingga
pasien merasa nyaman dan percaya.
5. Keterampilan komunikasi antarpribadi yang dimiliki oleh perawat dan
dokter sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan
peneliti dengan pasien yang menunjukkan bahwa perawat dan dokter
mendengarkan secara aktif keluhan-keluhan pasien, berkonsentrasi dan
lebih fokus kepada pasien dalam menjalankan tugasnya. Dalam
menerapkan keterampilan komunikasi antarpribadi ini, terdapat kendala
yang dihadapi oleh perawat yang tidak selalu fokus terhadap pasien karena
kesibukan perawat yang mengeluhkan beban kerja terlalu banyak, serta
kendala yang dihadapi oleh dokter yaitu sulitnya berkomunikasi dengan
pasien yang pendengarannya kurang atau lansia.
6. Mendengarkan aktif dan efektif telah dilakukan oleh perawat dan dokter,
namun perawat mengakui tidak selalu berjalan efektif karena tidak semua
pasien dapat terbuka menceritakan gejala penyakitnya, sehingga persepsi
perawat dan pasien bisa berbeda. Untuk dokter, mendengarkan aktif dan
efektif lebih leluasa untuk diterapkan karena pasien merasa lebih percaya
berbicara terbuka dengan dokter dan lebih nyaman dengan situasi di dalam
ruang konsultasi.
7. Perawat dan dokter mencoba pendekatan rasional-emotif karena
memahami kecemasan pada diri pasien yang menyebabkan pasien berpikir
irrasional. Dokter menjelaskan secara rinci tentang penyakit yang diderita
http://digilib.mercubuana.ac.id/
140
pasien, dan memberikan solusi atau instruksi atas permasalahannya
tersebut sehingga pasien dapat lebih rasional, lebih tenang dan yakin
terhadap dokter. Pendekatan ini tidak selalu merubah perilaku atau cara
berpikir pasien tentang penyakitnya. Misalnya, pasien dengan perilaku
seksual yang menyimpang tidak mudah untuk merubah perilaku
seksualnya sehingga penyakit yang diderita dapat berulang.
1.2 Saran
Dari hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan dari Komunikasi
Terapeutik Dokter dan Perawat di Poli Kulit dan Kelamin RS XYZ, maka
dikemukakan
saran-saran
yang
dapat
peneliti
sampaikan
terkait
permasalahan sebagai berikut:
1.2.1
Saran Akademis
1. Dokter dan perawat merupakan komponen penting di dalam
insitusi rumah sakit. Komunikasi terapeutik adalah pondasi
utama yang wajib dikuasai oleh tenaga kesehatan yang
menjalankan fungsi PR dalam menjaga hubungan dengan
pasien. Disarankan sebagai bahan masukan terhadap public
relations rumah sakit untuk dapat bersama-sama dengan tenaga
kesehatan di dalam menjalankan fungsinya yaitu membina dan
menjaga hubungan baik dengan pelanggan.
2. Sebagai referensi peneliti lain di dalam menerapkan tahapan,
strategi,
dan
komponen
komunikasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
terapeutik
karena
141
memberikan dampak yang positif bagi kelangsungan rumah
sakit.
1.2.2 Saran praktis
1. Institusi rumah sakit merupakan usaha di bidang jasa yang
harus
memperhatikan
pelayanan
terhadap
pelanggan.
Komunikasi terapeutik merupakan salah satu bentuk pelayanan
utama yang harus diperhatikan untuk pelayanan yang terbaik
bagi pasien. RS XYZ sebaiknya dapat menyesuaikan
ketenagaan di lapangan dengan situasi dan kondisi yang
dibutuhkan oleh pasien, sehingga pelayanan dapat berjalan
dengan baik.
2. Adanya perbaikan pada meja perawat di poli kulit dan kelamin
RS XYZ agar dibuat lebih tertutup sebagai fasilitas penerimaan
dan konsultasi pasien kepada perawat pada saat pengisian
formulir pengkajian.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download