BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan perekonomian suatu negara sangat erat kaitannya dengan kegiatan investasi di berbagai bidang dimana salah satunya adalah investasi di sektor keuangan yang saat ini telah mengalami peningkatan pesat. Salah satu cara untuk mengetahui kondisi pasar keuangan suatu negara adalah melalui pasar modal yang dapat dilihat dari Indeks Harga Saham Gabungan tersebut. Kehadiran pasar modal sangat dibutuhkan bagi perusahaan yang membutuhkan pembiayaan kegiatan operasional serta para pemilik dana yang mencari alternatif instrumen investasi dengan beragam tingkat pengembalian dan resiko yang dihadapi. Perusahaan dapat menerbitkan saham baru untuk menggalang dana dari masyarakat melalui skema IPO (Initial public offering) sehingga dapat melakukan ekspansi usaha yang lebih besar. Pasar modal atau bursa efek adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan atau sekuritas-sekuritas jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang atau obligasi maupun modal sendiri atau dalam bentuk saham yang diterbitkan pemerintah maupun perusahaan swasta (Husnan, 2013). Indeks harga saham adalah indikator atau cerminan pergerakan harga saham yang menjadi salah satu pedoman bagi investor untuk melakukan investasi di pasar modal. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan suatu indeks yang menggunakan semua 1 perusahaan tercatat sebagai komponen perhitungan indeks. Bursa Efek Indonesia mempunyai kewenangan untuk memasukkan atau mengeluarkan satu atau beberapa perusahaan tercatat dari perhitungan IHSG (www.idx.co.id). Keberadaan pasar modal di Indonesia telah mengalami kemajuan pesat yang terlihat dari pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan. Pertumbuhan rata-rata IHSG dalam 10 tahun terakhir mencapai 24,35% dimana nilai tersebut jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan indeks negara tetangga seperti Singapura (9,15%) dan Malaysia (9,40%). Pasar modal Indonesia merupakan pasar modal yang masih berkembang (emerging market) sehingga sangat rentan terhadap kondisi makroekonomi. Tabel 1.1 Pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan Negara Indonesia, Singapura, Malaysia Periode Tahun 2004-2014 Sumber : www.finance.yahoo.com Dalam rentang tahun 2004-2014, IHSG mengalami kenaikan yang signifikan dari level 1,000.23 di akhir tahun 2004 menjadi 5,226.95 di akhir tahun 2014. Selain 2 kenaikan tersebut, IHSG sempat mengalami penurunan sebesar 50,64% di tahun 2008 yang disebabkan oleh krisis ekonomi di Amerika Serikat (subprime mortgage) yang kemudian menyebar ke negara-negara lain di seluruh dunia. Pada tahun 2013, IHSG juga mengalami penurunan sebesar 0,98% dikarenakan adanya rencana The Fed (Bank Sentral AS) untuk mengurangi Quantitative Easing (QE) yang membuat nilai mata uang di beberapa negara ikut terpengaruh. Faktor ekonomi yang secara langsung dapat mempengaruhi harga saham maupun kinerja perusahaan antara lain: tingkat bunga umum domestik, tingkat inflasi, peraturan perpajakan, kebijakan khusus pemerintah yang terkait dengan perusahaan tertentu, kurs valas, tingkat bunga pinjaman luar negeri, kondisi perekonomian internasional, siklus ekonomi faham ekonomi, dan peredaran uang. Perubahan faktor makroekonomi di atas tidak seketika mempengaruhi kinerja perusahaan tetapi secara perlahan dalam jangka panjang. Saat terjadi perubahan faktor makroekonomi, investor akan memperhitungkan dampak positif dan negatif terhadap kinerja perusahaan dan kemudian mengambil keputusan membeli atau menjual saham yang bersangkutan (Samsul, 2006). Kurs valuta asing merupakan salah satu alat ukur lain yang digunakan untuk menilai perekonomian suatu negara. Menurut Sitinjak dan Kurniasari (2003), kurs merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi aktivitas di pasar saham maupun di pasar uang karena investor cenderung akan berhati-hati untuk melakukan investasi 3 portfolio. Terdepresiasinya kurs rupiah terhadap mata uang asing khususnya dollar Amerika memiliki pengaruh yang negatif terhadap ekonomi dan pasar modal Gambar 1.1 Grafik Bulanan Kurs US Dollar/Rupiah (dalam Rp) Periode Tahun 2004-2014 Sumber : http://www.bi.go.id Nilai tukar rupiah terhadap dollar menunjukkan fluktuasi dengan kecenderungan melemah pada akhir tahun 2008 dan tahun 2013. Pada tahun 2008, dimulai pada pertengahan bulan September 2008, krisis global yang semakin dalam membuat likuiditas global menjadi ketat sehingga supply terhadap dollar menurun dan memberi efek depresiasi terhadap mata uang rupiah. Pelemahan rupiah yang terjadi pada tahun 2013 disebabkan karena pengaruh dari The Fed yang berencana mengurangi quantitative easing (stimulus) sehingga memberikan pesan bahwa ekonomi AS menyehat. Hal tersebut membuat para investor menarik dananya dari negara-negara emerging market karena adanya ekspektasi bahwa nilai tukar obligasi 4 dan aset-aset finansial lain di AS akan naik serta lebih menguntungkan daripada di negara-negara emerging market. Perekonomian global yang melambat di tahun 2008 membawa dampak pada harga beberapa komoditas, salah satunya minyak. Harga minyak mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada periode 2004-2008, dimana pada Januari 2004 harga minyak sebesar $ 34.31 per barell dan mencapai $ 133.88 per barell pada bulan Juni 2008. Namun rally panjang tersebut mulai berbalik arah mulai bulan Juli 2008 hingga Desember 2008 harga minyak menyentuh kisaran $ 41.12 per barell. Perlambatan ekonomi dunia di tahun 2013 mengakibatkan permintaan akan minyak menurun dan mempengaruhi harga minyak. Di samping itu adanya sumber energi baru (oil shale) yang ditemukan di Amerika Serikat membuat pasokan minyak dunia melimpah. Gambar 1.2 Grafik Bulanan Harga Minyak per Barell (dalam US$) Periode Tahun 2004-2014 Sumber : http://www.eia.gov 5 Indeks Harga Saham Gabungan pada Bursa Efek Indonesia masih mengacu pada pergerakan bursa regional maupun global dan saling terkait. Oleh karena itu IHSG dipengaruhi oleh beberapa bursa antara lain Nikkei di Jepang, Hangseng di Hongkong, dan Dow Jones Industrial Average di Amerika Serikat. Seorang investor harus mempertimbangkan indikator ekonomi makro yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan investasi di bursa saham. Perubahan yang terjadi pada pasar bursa global akan mempengaruhi sikap investor dan juga mempengaruhi pergerakan IHSG. Keterkaitan antara bursa global dengan IHSG terlihat ketika terjadi krisis keuangan global pada 2008 yang disebabkan karena subprime mortgage di Amerika Serikat yang akhirnya berdampak luas ke banyak negara termasuk Indonesia. Gambar 1.3 Perbandingan Grafik IHSG dan Indeks Global Periode Tahun 2004-2014 Sumber : www.finance.yahoo.com Pasar modal Indonesia berdasarkan likuiditas dan kapitalisasinya relatif masih kecil jika dibandingkan dengan pasar modal yang telah maju seperti Amerika dan 6 Eropa. Adanya globalisasi pasar modal serta makin terintegrasinya perekenomian dunia membuat hampir semua negara terpengaruh oleh aliran modal antarnegara. Seiring berjalannya waktu dan semakin canggihnya teknologi akses terhadap pasar modal di berbagai negara menjadi mudah. Hal tersebut terlihat dari banyaknya investor luar negeri yang melakukan investasi di Bursa Efek Indonesia. Investor asing akan beramai-ramai menanamkan modalnya apabila pasar modal suatu negara dianggap menarik dan kondisi perekonomian baik. Optimisme dan pesimisme investor asing juga sangat menentukan pergerakan indeks saham yang ditandai dengan aksi beli dan jual pada periode perdagangan saham. Gambar 1.4 Grafik Aliran Dana Asing (dalam Triliun Rp) Periode Tahun 2004-2014 Sumber : http://www.idx.go.id Penelitian mengenai pengaruh nilai tukar dollar/rupiah, harga minyak dunia, Dow Jones Industrial Average, indeks Nikkei, indeks Hangseng, dan aliran dana asing terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia telah 7 dilakukan dalam beberapa tahun terakhir. Dari beberapa penelitian yang dilakukan mengindikasikan adanya research gap dari variabel independen yang digunakan. 1.2 Rumusan Masalah Pasar modal Indonesia sangat bergantung pada kondisi perekonomian global maupun regional sehingga ketika pasar dunia terguncang, pasar saham dalam negeri ikut mengalami tekanan. Pada beberapa tahun terakhir terdapat beberapa peristiwa yang memberi tekanan pada pasar modal Indonesia antara lain penurunan harga komoditas global khususnya minyak mentah, rencana pengurangan stimulus (Quantitative Easing) oleh The Fed, serta belum pulihnya perekonomian kawasan Eropa. Di samping itu mayoritas kepemilikan saham dikuasai oleh asing sehingga Indeks Harga Saham Gabungan akan ikut merosot ketika terjadi tekana dari luar negeri. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, terdapat beberapa permasalahan dalam penelitian ini seperti adanya perbedaan hasil penelitian (research gap) pada variabel nilai tukar dollar/rupiah, harga minyak dunia, Dow Jones Industrial Average, indeks Nikkei, indeks Hangseng dan aliran dana asing terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia. 8 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan research gap dan fenomena tersebut maka pertanyaan penelitian antara lain : 1. Apakah nilai tukar dollar/rupiah berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2004-2014 2. Apakah harga minyak dunia berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2004-2014 3. Apakah Dow Jones Industrial Average berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2004-2014 4. Apakah indeks Nikkei berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2004-2014 5. Apakah indeks Hangseng berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2004-2014 6. Apakah aliran dana asing berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2004-2014 9 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan dari penelitian ini antara lain : 1. Menganalisis pengaruh nilai tukar dollar/rupiah terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2004-2014 2. Menganalisis pengaruh harga minyak dunia terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2004-2014 3. Menganalisis pengaruh Dow Jones Industrial Average terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2004-2014 4. Menganalisis pengaruh indeks Nikkei terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2004-2014 5. Menganalisis pengaruh indeks Hangseng terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2004-2014 6. Menganalisis pengaruh aliran dana asing terhadap terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2004-2014 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diberikan dari penelitian ini antara lain : 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris terhadap teori yang diuji mengenai pengaruh nilai tukar dollar/rupiah, harga minyak dunia, Dow Jones Industrial Average, indeks Nikkei, indeks Hangseng, dan aliran dana asing 10 terhadap Indeks Harga Saham Gabungan, serta sebagai sumber informasi penelitian-penelitian serupa di masa datang. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan investasi bagi investor individu maupun institusi dalam berinvestasi di Pasar Modal Indonesia ataupun pihak-pihak lain yang berkepentingan. 1.6 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Adapun ruang lingkup dan batasan penelitian ini antara lain : 1. Pengaruh nilai tukar dollar/rupiah, harga minyak dunia, Dow Jones Industrial Average, indeks Nikkei, indeks Hangseng, dan aliran dana asing terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. 2. Pasar modal yang diteliti adalah Bursa Efek Indonesia (BEI). 3. Periode waktu yang diteliti adalah antara Januari 2004 s.d. Desember 2014. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini disusun secara sistematis dan berurutan yang terdiri dari beberapa bab, yaitu Bab I Pendahuluan, Bab II Landasan Teori, Bab III Metode Penelitian, Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, Bab V Simpulan dan Saran, dengan rincian sebagai berikut : 11 Bab I Pendahuluan Bab ini memaparkan tentang latar belakang permasalahan, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup dan batasan penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori Bab ini memaparkan tentang tinjauan pustaka, landasan teori/teori dasar yang mendasari penelitian dan hipotesis penelitian. Bab III Metode Penelitian Bab ini memaparkan tentang desain penelitian yang digunakan, definisi istilah/operasional, populasi dan sampel penelitian, alat analisis, sumber dan metode pengumpulan data, serta metode analisis data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini memaparkan tentang deskripsi data, pengujian hipotesis/analisis data dan hasil penelitian serta pembahasan. Bab V Simpulan dan Saran Bab ini memaparkan tentang kesimpulan dari hasil analisis dan pembahasan, keterbatasan penelitian, implikasi serta saran-saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian. 12