pengaruh struktur kepemilikan, keputusan keuangan terhadap nilai

advertisement
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013)
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEPUTUSAN KEUANGAN
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN: PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL
MODERATING
Asmawati
[email protected]
Lailatul Amanah
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT
The purpose of this research is to find out the influence of ownership structure and financial decision
to the company’s value which is moderated by profitability on the companies which are registered in
the Jakarta Islamic Index. The result of research indicates that two variables which proxy the
ownership structure, only managerial ownership has significant influence to the company’s value.
While, the variable which proxy the financial decision only investment decision variable and the
funding decision which have significant influence to the company’s value. The interaction among the
entire variables of ownership structure and financial decision to the company’s value which is
moderated by profitability indicates an insignificant result of statistics examination.
Keywords: Ownership Structure, Financial Decision, Company’s Value, Profitability.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh struktur kepemilikan dan
keputusan keuangan terhadap nilai perusahaan yang dimoderasi oleh profitabilitas pada
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
dari dua variabel yang memproksikan struktur kepemilikan, hanya kepemilikan manajerial
saja yang berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan dari variabel yang
memproksikan keputusan keuangan hanya variabel keputusan investasi dan keputusan
pendanaan yang berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Interaksi antara seluruh
variabel struktur kepemilikan dan seluruh variabel keputusan keuangan terhadap nilai
perusahaan yang dimoderasi profitabilitas menunjukkan hasil yang tidak signifikan dari uji
statistik.
Kata kunci: Struktur kepemilikan, keputusan keuangan, nilai perusahaan, profitabilitas.
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia bisnis yang pesat menimbulkan persaingan bisnis yang
semakin ketat pula. Hal ini menimbulkan lingkungan bisnis yang penuh persaingan
sehingga pihak manajemen pun harus semakin pintar memutar otak untuk tetap
mempertahankan eksistensi perusahaannya di dunia bisnis. Termasuk juga dengan
meninjau ulang fungsi-fungsi manajemen yang digunakan oleh perusahaan untuk dapat
bertahan dan bertumbuh dalam persaingan. Pendirian sebuah perusahaan pasti telah
didasari dengan tujuan perusahaan yang jelas. Martono dan Harjito (2003) menyatakan
bahwa tujuan perusahaan dibagi menjadi tiga bagian, yang pertama yaitu mencapai
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013)
2
keuntungan semaksimal mungkin atau laba yang sebesar-besarnya. Tujuan yang kedua
yaitu ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham (stockholders).
Tujuan ketiga yaitu meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya.
Ketiga tujuan diatas tidaklah berbeda secara substansial, hanya penekanan yang ingin
dicapai oleh masing-masing perusahaan saja yang berbeda.
Krisis ekonomi global yang terjadi tahun 2008 sangat berdampak pada pasar modal
di Indonesia, hal ini tercermin dari koreksi harga saham yang turun hingga 40-60 persen dari
posisi awal tahun 2008 (Kompas, 25 November 2008). Hal ini disebabkan oleh aksi melepas
saham oleh investor asing yang membutuhkan likuiditas yang diperparah dengan adanya
aksi “ikut-ikutan” dari investor domestik yang secara ramai-ramai melepas sahamnya.
Tentunya hal ini secara harfiah mempengaruhi nilai perusahaan di mata investor.
Harga saham yang meningkat indentik dengan meningkatnya kemakmuran
pemegang saham. Menurut Nurlela dan Islahuddin (2008), firm value (nilai perusahaan)
merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar untuk
menilai perusahaan secara keseluruhan sekaligus sebagai cerminan dari penambahan
jumlah ekuitas perusahaan dengan hutang perusahaan. Salah satu bagian yang berperan
dalam meningkatkan nilai perusahaan adalah manajemen. Manajer mempunyai kewajiban
untuk memaksimalkan kesejahteraan para pemegang saham. Namun di sisi lain manajer
juga mempunyai kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraan mereka. Hal ini lah
yang sering kali menimbulkan masalah, yang sering disebut sebagai masalah keagenan.
Munculnya konflik keagenan akan mempersulit pemilik perusahaan dalam memonitor
manajer dalam proses mengelola perusahaan. Pengaruh konflik keagenan ini akan
menyebabkan penurunan nilai perusahaan. Menurut Jensen dan Meckling (1976),
kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional adalah dua mekanisme corporate
governance utama yang membantu mengendalikan masalah keagenan.
Fungsi manajemen keuangan dalam meningkatkan nilai perusahaan adalah melalui
implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari keputusan investasi, keputusan
pendanaan, dan kebijakan dividen (Martono dan Harjito, 2003). Menurut Jensen dan
Meckling (1976), keputusan investasi dapat berperan sebagai mekanisme transmisi antara
kepemilikan dan nilai perusahaan. Keputusan investasi yang salah akan berdampak negatif
terhadap kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Sumber pendanaan dalam investasi
sangat berkaitan dengan keputusan pendanaan yang diambil perusahaan. Menurut Barton
dan Gordon (1988), fungsi pendanaan adalah bagaimana perusahaan menentukan sumber
dana yang optimal untuk mendanai berbagai alternatif
investasi sehingga dapat
memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Nilai perusahaan
juga dapat dilihat dari kemampuannya membayar dividen terhadap pemilik perusahaan.
Besarnya dividen yang dibagikan akan mempengaruhi harga saham, semakin tinggi dividen
yang dibagikan maka harga saham pun akan meningkat, tentunya hal ini akan
berkesinambungan dengan nilai perusahaan. Kemampuan perusahaan menghasilkan laba
(profitabilitas) yang tinggi menunjukkan prospek kinerja perusahaan yang baik, sehingga
memicu investor untuk meningkatkan permintaan saham. Dengan kata lain, profitabilitas
yang tinggi akan meningkatkan permintaan saham dan juga meningkatkan nilai perusahaan.
Berdasarkan uraian pokok masalah diatas, tujuan penelitian in adalah menguji
apakah struktur kepemilikan dan keputusan keuangan berpengaruh terhadap nilai
perusaahan, dan menguji apakah profitabilitas mampu memoderasi pengaruh struktur
kepemilikan dan keputusan keuangan terhadap nilai perusahaan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013)
3
TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS
Nilai Perusahaan
Menurut Husnan (2000) nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar
oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Sedangkan menurut Keown (2004)
nilai perusahaan merupakan nilai pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas perusahaan
yang beredar. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan
perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat
nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya
tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa
depan. Salah satu alat ukur nilai perusahaan adalah Tobin’s Q. Rasio ini dinilai bisa
memberikan informasi paling baik, karena dalam Tobin’s Q memasukkan semua unsur
hutang dan modal saham perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas
perusahaan yang dimasukkan namun seluruh asset perusahaan.
Struktur Kepemilikan
Menurut Itturiaga dan Sanz (dalam Faizal, 2004), struktur kepemilikan dapat
dibedakan menurut dua sudut pandang yang berbeda, pendekatan keagenan merupakan
truktur kepemilikan merupakan suatu mekanisme untuk mengurangi konflik kepentingan
antara manajer dengan pemegang saham. Pendekatan informasi asimetri merupakan
struktur kepemilikan sebagai salah satu cara untuk mengurangi ketidak seimbangan
informasi antara insider dan outsider melalui pengungkapan informasi. Asimetri informasi
muncul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di
masa yang akan datang di bandingkan pemegang saham dan stockholder lainnya. Menurut
Untung dan Hartini (2006), struktur kepemilikan dikelompokkan atas proporsi saham yang
dimiliki yaitu: kepemilikan manajerial (Managerial Ownership) dan kepemilikan institusional
(Institusional Ownership).
Menurut Untung dan Hartini (2006), Kepemilikan manajerial (Managerial Ownership)
merupakan proporsi pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam
pengambilan keputusan perusahaan (direktur dan komisaris). Kebijakan kepemilikan
manajerial dimaksudkan untuk memberikan kesempatan manajer terlibat dalam
kepemilikan saham sehingga dengan keterlibatan kedudukan manajer sejajar dengan
pemilik perusahaan (pemegang saham). Kepemilikan manajerial dapat dilihat dari
konsentrasi kepemilikan atau prosentase saham yang dimiliki oleh dewan direksi dan
manajemen. Prosentase tersebut diperoleh dari banyaknya jumlah saham yang dimiliki oleh
manajerial. Semakin besar proporsi kepemilikan manajerial pada perusahaan, maka
manajemen cenderung lebih giat untuk kepentingan pemegang saham dimana pemegang
saham adalah dirinya sendiri.
Kepemilikan institusional di dalam suatu perusahaan mempunyai arti penting dalam
memonitor manajemen. Dengan tingkat institusional yang tinggi maka akan menimbulkan
usaha pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga dapat
menghalangi perilaku oportunistik yang dilakukan oleh pihak manajer serta dapat
meminimalisir tingkat penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan oleh pihak
manajemen yang akan menurunkan nilai perusahaan. Wahidahwati (2002) menyatakan
bahwa kepemilikan institusional merupakan prosentase saham yang dimiliki oleh pihak
institusi perusahaan pada akhir tahun. Kepemilikan institusional merupakan saham yang
dimiliki oleh pihak institusi perusahaan, kepemilikan institusional dalam perusahaan, yang
berfungsi sebagai alat untuk memonitor atau melakukan pengawasan perusahaan yang
digunakan untuk mencegah manajemen melakukan tindakan-tindakan yang dapat
merugikan pihak perusahaan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013)
4
Keputusan Keuangan
Siagian (2004) manyatakan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan
sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang
atas alternatif dan tindakan. Ada tiga keputusan keuangan yang diambil manajemen
keuangan yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan keputusan mengenai
dividen.
Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aset yang dimiliki dan
biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa
yang akan datang. Menurut Jensen dan Meckling (1976), keputusan investasi dapat berperan
sebagai mekanisme transmisi antara kepemilikan dan nilai perusahaan. Sehingga timbul
hubungan antara investasi yang dipengaruhi oleh kepemilkan manajerial yang pada
akhirnya akan mempengaruhi nilai perusahaan. Investment Opportunity Set (IOS) atau
keputusan investasi lebih ditekankan pada opsi investasi di masa depan. Opsi investasi di
masa depan dapat diperoleh jika perusahaan memiliki proyek dengan net present value
positif. Investment opportunity Set (IOS) bukan merupakan pertumbuhan riil yang dicapai
perusahaan saat ini namun kesempatan perusahaan untuk bertumbuh di masa mendatang.
Sehingga ukuran Investment opportunity Set (IOS) secara esensi selain dikaitkan dengan
diperolehnya proyek yang menguntungkan adalah investasi perusahaan di research and
development serta aset tetap. Menurut Gaver (1993) mengemukakan definisi Investment
Opportunity Set (IOS) sebagai nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaran
yang ditetapkan oleh manajemen untuk masa mendatang dalam ukuran uang, yang pada
saat ini sebagai alternatif investasi yang expected returnnya lebih besar. Investment opportunity
Set (IOS) dapat diamati dari pertumbuhan nilai buku perusahaan di masa mendatang. Nilai
perusahaan di masa mendatang akan tercermin dari harga saham, karena harga saham
mencerminkan present value dari arus kas di masa mendatang yang akan diterima investor.
Keputusan pendanaan sangat berkaitan dengan keputusan perusahaan dalam
mencari dana untuk membiayai investasi dan menentukan komposisi sumber pendanaan.
Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai operasi perusahaan, yang bisa
dipenuhi dari pemilik modal sendiri maupun dari pihak lain berupa hutang. Modiglliani
dan Miller (1958) mengemukakan bahwa penambahan hutang akan menaikkan nilai
perusahaan. Hal ini berarti perusahaan yang berhutang mempunyai nilai perusahaan yang
lebih tinggi. Masalah penarikan dana (raising of fund) dianggap menarik karena setiap dana
yang digunakan pasti mempunyai biaya yang disebut dengan biaya dana (cost of fund)
(Mulyadi, 2006:236). Mulyadi (2006:236), berpendapat bahwa keputusan pendanaan
menyangkut penentuan kombinasi berbagai sumber dana. Pengaturan antara perpaduan
sumber modal mana yang akan diambil, maka diperlukan suatu pertimbanganpertimbangan tertentu dari perusahaan. Oleh sebab itu keputusan pendanaan merupakan
suatu keputusan yang membahas mengenai sumber dana yang akan digunakan untuk
membiayai suatu investasi yang menyangkut kombinasi yang optimal dari penggunaan
berbagai sumber dana. Sumber dana dibagi menjadi dua yaitu, pendanaan eksternal yang
akan mengarah pada pengambilan keputusan mengenai struktur modal, yakni menentukan
proporsi antara hutang jangka panjang dan modal sendiri, hal ini akan nampak pada debt to
equity ratio dan pendanaan internal berasal dari dalam perusahaan yaitu laba ditahan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013)
5
Trade off theory merupakan teori struktur modal yang membahas antara struktur
modal dengan nilai perusahaan. Model trade-off mengasumsikan bahwa struktur modal
perusahaan merupakan hasil trade-off dari keuntungan pajak dengan menggunakan hutang
dengan biaya yang akan timbul sebagai akibat penggunaan hutang tersebut. Esensi trade-off
theory dalam struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang
timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat lebih besar, tambahan hutang
masih diperkenankan. Apabila pengorbanan karena penggunaan hutang sudah lebih besar,
maka tambahan hutang sudah tidak diperbolehkan. Trade-off theory telah
mempertimbangkan berbagai faktor seperti corporate tax, biaya kebangkrutan, dan personal
tax, dalam menjelaskan mengapa suatu perusahaan memilih struktur modal tertentu
(Husnan, 2000).
Kebijakan dividen adalah keputusan mengenai berapa banyak laba saat ini yang
akan dibayarkan sebagai dividen sebagai ganti dari investasi yang ditanamkan dan berapa
banyak yang dipertahankan untuk investasi kembali didalam perusahaan (Brigham dan
Houston, 2001). Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen,
maka akan mengurangi laba yang ditahan (retained earnings) dan selanjutnya total sumber
dana intern atau internal financing akan berkurang. Sebaliknya jika perusahaan memilih
untuk menahan laba yang diperoleh maka kemampuan pembentukan dana intern atau
internal financing akan semakin besar, dengan demikian kebijakan dividen ini harus di
analisa secermat mungkin dalam kaitannya dengan keputusan pembelanjaan dan penentuan
struktur modal secara keseluruhan. Menurut pandangan investor, sebagian dari mereka
melihat pembayaran dividen yang tinggi diindikasikan sebagai ketidakmampuan
perusahaan dalam mengelola free cash flow-nya. Investor seperti ini akan beranggapan
negatif terhadap perusahaan yang akan berdampak pada menurunnya nilai perusahaan.
Dividen juga dapat diartikan sebagai aliran kas masuk bagi pemegang saham. Namun
semakin tinggi dividen yang dibagikan kepeda pemegang saham akan mengurangi
kesempatan perusahaan untuk mendapatkan sumber dana intern yang akan berdampak
pada nilai perusahaan. Menurut Rozef (dalam Wahidahwati, 2002) menyatakan bahwa
dividen mengandung informasi atau sebagai isyarat (signal) akan prospek perusahaan yang
akan datang. Berdasarkan atas pengertian diatas disimpulkan bahwa kebijakan dividen
adalah suatu keputusan yang diambil apakah laba yang diperoleh perusahaan akan
dibagikan kepada pemegang saham atau ditahan sebagai laba ditahan untuk investasi
perusahaan dan kebijakan dividen juga dapat dikatakan sebagai alat yang dapat mengurangi
biaya agensi.
Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya
dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Ukuran profitabilitas dapat berbagai
macam seperti: laba operasi, laba bersih, tingkat pengembalian investasi atau aset, dan
tingkat pengembalian ekuitas pemilik. Menurut Heinze (dalam Hackston dan Milne, 1996)
profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel
untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham. Sehingga
semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan
informasi sosial (Bowman dan Haire, dalam Hackston dan Milne, 1996). Sebagian besar
perusahaan menganut paradigma yang disebut dengan profit oriented. Perusahaan yang
dapat meperoleh laba besar, maka dapat dikatakan berhasil atau memiliki kinerja financial
yang baik. Hal tersebut dikarenakan profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan
dan keputusan manajemen perusahaan. Rasio profitabilitas menunjukkan keberhasilan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013)
6
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Sujoko dan Soebiantoro (2007) yang membahas mengenai “Pengaruh struktur
kepemilikan, leverage, faktor intern dan faktor ekstern terhadap nilai perusahaan”.
Penelitian dilakukan terhadap perusahaan publik yang terdaftar di BEI selama periode 20002004. Menggunakan 134 perusahaan sebagai sampel dan data dalam penelitian ini dianalisis
dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM). Penelitian ini terdiri dari struktur
kepemilikan saham, faktor intern dan faktor ekstern sebagai variabel independen,
sedangkan leverage dan nilai perusahaan sebagai variabel dependen. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa struktur kepemilikan, faktor intern dan faktor ekstern berpengaruh
signifikan terhadap leverage. Struktur kepemilikan institusional dan pembayaran dividen
sebagai faktor intern mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan
kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan karena
manajemen perusahaan tidak mempunyai kendali terhadap perusahaan, manajemen lebih
banyak dikendalikan oleh pemilik mayoritas.
Haruman (2008) membahas mengenai “Pengaruh struktur kepemilikan terhadap
keputusan keungan dan nilai perusahaan”. Penelitian dilakukan terhadap perusahaan
industri manufaktur di BEI periode tahun 1994-2005 dengan 94 perusahaan sampel.
Penelitian ini menggunakan metode regresi berganda dengan 2SLS (Two-Stages Least Square).
Penelitian ini terdiri dari struktur kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional
sebagai variabel independen, sedangkan untuk keputusan keuangan dan nilai perusahaan
sebagai variabel dependen. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa struktur kepemilikan
berpengaruh terhadap kebijakan dividen karena semakin tinggi proporsi kepemilikan saham
oleh manajerial, maka akan menurunkan dividen. Hal ini dikarenakan para pemilik
manajerial lebih menyukai laba yang diperoleh perusahaan digunakan untuk investasi demi
kepentingan pertumbuhan perusahaan dibandingkan digunakan untuk pembayaran
dividen. Kebijakan dividen dan kepemilikan manajerial maupun institusional semuanya
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Wijaya dan Wibawa (2010) membahas mengenai “Pengaruh keputusan investasi,
keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan”. Penelitian
dilakukan terhadap perusahaan go public di BEI dengan periode penelitian 4 tahun, yaitu
2006-2009. Sampel penelitian terdiri dari 130 perusahaan. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan sebesar 17,8% , sedangkan sisanya 82,2% dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain.
Darminto (2010) membahas mengenai “Pengaruh Faktor eksternal dan berbagai
keputusan keuangan terhadap nilai perusahaan”. Penelitian dilakukan terhadap industri
manufaktur yang go public di BEI. Dengan periode penelitian selama 8 tahun dan 133 sampel
perusahan. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan Structural Equation
Modelling (SEM). Penelitian ini terdiri dari eksternal perusahaan perusahaan, keputusan
investasi, keputusan pendanaan, keputusan pengelolaan aktiva, kinerja keuangan, dan
kebijakan dividen sebagai variabel Independen, sedangkan nilai perusahaan sebagai variabel
dependen. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa perubahan faktor eksternal berpengaruh
signifikan terhadap keputusan keuangan, sedangkan keputusan investasi pada aktiva riil
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Jika investasi aktiva riil meningkat, maka
nilai perusahaan akan meningkat. Hal ini perlu diiringi dengan meningkatnya kinerja
keuangan yang berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013)
7
Sofyaningsih dan Hardiningsih (2011) membahas mengenai “Struktur kepemilikan,
kebijakan dividen, kebijakan utang dan nilai perusahaan”. Penelitian dilakukan pada
industri manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2007-2009. Penelitian ini menggunakan
sampel 115 perusahaan dan data yang diperoleh melalui pooling data dengan
menggabungkan data time series dan cross sectional. Variabel penelitian ini terdiri dari:
struktur kepemilikan,kebijakan dividen dan kebijakan utang sebagai variabel independen,
nilai perusahaan sebagai variabel dependen, sedangkan ukuran, pertumbuhan, kinerja
perusahaan sebagai variabel kontrol. Hasil penelitian ini menunjukkan hanya variabel
kepemilikan manajerial yang terbukti mempengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan
kepemilikan institusional, kebijakan dividen, dan kebijakan utang tidak terbukti nilai
perusahaan. Tingkat profitabilitas juga cenderung memberikan sinyal positif bagi pasar,
sehingga berdampak positif pada nilai pasar saham.
Rerangka Penelitian
Hipotesis Penelitian
Pengaruh struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan.
Struktur kepemilikan dipisahkan dalam 2 bagian, yaitu: kepemilikan institutional
dan kepemilikan manajerial. Masalah yang timbul dari perbedaan kepentingan antara
pemilik perusahaan dengan manajerial sering kali menimbulkan masalah keagenan, dan
salah satu cara mengurangi masalah keagenan yaitu melalui pengelolaan struktur
kepemilikan yang baik, pemberian insentif kepada manajerial yang diiringi dengan
peningkatan kinerja perusahaan dan peningkatan kontrol oleh pihak institutional untuk
mencegah timbulnya penyimpangan yang dilakukan pihak manajerial. Kinerja perusahaan
yang baik akan meningkatkan nilai perusahaan.
H1a : Terdapat pengaruh signifikan antara kepemilikan manajerial terhadap nilai
perusahaan.
H1b : Terdapat pengaruh signifikan antara kepemilikan institusional terhadap nilai
perusahaan.
Pengaruh keputusan keuangan terhadap nilai perusahaan.
Fama dan Frech (1998) menyatakan bahwa optimalisasi nilai perusahaan yang
merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen
keuangan, dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013)
8
keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan. Keputusan keuangan terdiri dari:
keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen. Keputusan investasi
mencakup pengalokasian dana perusahaan, keputusan pengalokasian dana yang salah akan
mempengaruhi keberhasilan tujuan perusahaan dan berdampak pada nilai perusahaan.
Keputusan pendanaan merupakan komposisi pendanaan yang diambil perusahaan yang
menunjukkan komposisi modal internal dan eksternal perusahaan. Jika sumber pendanaan
tidak mencukupi, maka perusahaan akan mecari sumber pendanaan eksternal yang berupa
hutang. Beban hutang yang harus ditanggung perusahaan sebagai biaya berupa biaya
bunga, hal ini bisa berdampak positif karena mengurangi laba, sehingga akan mengurangi
penghasilan kena pajak perusahaan. Kebijakan dividen merupakan gambaran keuntungan
yang akan diperoleh pemegang saham atau pemilik perusahaan. Semakin besar dividen
yang dibagikan, menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik. Tentunya hal ini akan
dijadikan salah satu penilaian bagi investor dalam mengukur nilai perusahaan.
H2a : Terdapat pengaruh signifikan antara keputusan investasi terhadap nilai perusahaan.
H2b :Terdapat pengaruh signifikan antara keputusan pendanaan terhadap nilai
perusahaan.
H2c : Terdapat pengaruh signifikan antara kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan.
Pengaruh struktur kepemilikan dan keputusan keuangan terhdap nilai perusahaan, dengan
profitabilitas sebagai pemoderator.
Profitabilitas menunjukkan kinerja keuangan perusahaan. Meningkatnya
profitabilitas identik dengan meningkatnya kinerja manajerial dalam mengelola perusahaan,
sekaligus gambaran keberhasilan pihak institutional dalam melakukan kontrol manajerial
dalam proses pengelolaan perusahaan. Dengan meningkatnya profitabiltas tentunya
berpengaruh terhadap sumber pendanaan internal perusahaan, sumber pendanaan internal
yang mencukupi akan mengurangi tingkat hutang yang berlebih sekaligus menjadi
cadangan pendanaan perusahaan dalam melakukan investasi. Profitabiltas yang tinggi
tentunya juga akan berdampak pada kebijakan dividen perusahaan, karena adanya
peningkatan dividen yang akan diperoleh oleh pemilik perusahaan atau pemegang saham.
Interaksi yang timbul dari beberapa hubungan diatas tentunya akan berdampak terhadap
nilai keuangan, sehingga diprediksi bahwa profitabilitas mampu memperkuat pengaruh
struktur kepemilikan dan keputusan keuangan terhadap nilai perusahaan.
H3
: Profitabilitas mampu memoderasi hubungan antara struktur kepemilikan dan
keputusan keuangan terhadap nilai perusahaan.
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Jakarta
Islamic Index (selanjutnya disingkat JII) selama lima tahun berturut-turut periode 2007 hingga
2011. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria yang
digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: (1) Perusahaan yang tetap tercatat
di JII selama 1 tahun penuh pada periode tahun 2007-2011 secara berturut-turut, (2) Data
laporan keuangan dan laporan tahunan yang diperlukan untuk penelitian tersedia berturutturut untuk tahun 2007 hingga tahun 2011. Menurut data, terdapat 75 perusahaan yang
merupakan populasi penelitian sedangkan perusahaan yang memenuhi kriteria sampel
penelitian hanya sebanyak 8 perusahaan. Penelitian ini menggunakan pooling data yaitu
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013)
9
data time series selama 5 tahun yaitu 2007-2011 dan cross section untuk 8 perusahaan sampel,
dengan unit analisis sebanyak 40 pengamatan.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Independen
Struktur Kepemilikan
a. Kepemilikan manajerial
Kepemilikan manajerial (Manajerial Ownership) merupakan kepemilikan saham oleh
manajer dalam perusahaan. Menurut Itturiaga dan Sanz (dalam Haruman, 2008)
indikator yang digunakan untuk mengukur kepemilikan manajerial adalah persentase
jumlah saham yang dimiliki pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan
yang beredar:
Jumlah saham yang dimiliki manajemen
MOWN = -------------------------------------------------------- x 100%
Total saham beredar
b. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional (Institutional Ownership) merupakan kepemilikan saham oleh
pihak institutional dalam perusahaan (perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi
dan kepemilikan institusi lain). Menurut Itturiaga dan Sanz (dalam Haruman, 2008)
indikator yang digunakan untuk mengukur kepemilikan institusional adalah persentase
jumlah saham yang dimiliki pihak institusional dari seluruh modal saham perusahaan
yang beredar:
Jumlah saham yang dimiliki institusional
INST = ------------------------------------------------------- x 100%
Total saham beredar
Keputusan Keuangan
a. Keputusan Investasi
Diproksikan dengan Investment Opportunity Set (IOS) yaitu tingkat investasi perusahaan
dimasa yang akan datang. Menurut Kallapur dan Trombley (dalam Untung dan Hartini,
2006) IOS dapat diukur dengan rasio market value to book value of asset (MVABVA):
MVABVA = (Total Aset – Total Ekuitas) + ( Jumlah lembar Saham Beredar x Harga
Penutupan Saham) / Total Aset
b. Keputusan Pendanaan
Menunjukkan tingkat hutang yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan tingkat
modal sendiri perusahaan, diukur dengan Debt to Equity Ratio (Brigham, 2001:87).
DER = Total Hutang / Total Ekuitas
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013)
10
c. Kebijakan Dividen
Menunjukkan tingkat pengembalian laba kepada pemegang saham atau pemilik
perusahaan dengan membandingkan jumlah pembayaran dividen dengan laba bersih
setelah pajak (Dividend Payout Ratio) (Bringham dan Gapenski, 1996:450).
DPR = Pembayaran dividen / laba setelah pajak
Variabel Dependen
Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan menggambarkan kinerja perusahaan dan tingkat kesejahteraan
pemegang saham. Alat ukur nilai perusahaan dalam penelitian ini diproksikan dengan rasio
Tobin’Q. Menurut Susanti (2010), Tobin’s Q adalah perbandingan antara market of equity
ditambah dengan hutang (debt) dengan total aset. Rumus Tobins’s ini telah digunakan oleh
Rustiarini (2010), Andayani dkk (2008) dan Klapper and love (2002). Penghitungan
menggunakan rumus:
Tobin’s Q =
(MVE + DEBT)
-------------------------------TA
Keterangan:
MVE = Harga penutupan saham di akhir tahun buku x banyaknya saham biasa yang
beredar
DEBT = (utang lancar-aset lancar) + nilai buku sediaan + utang jangka panjang
TA
= Total aset
Apabila nilai Tobin’s Q diatas satu, ini menunjukkan bahwa investasi dalam aktiva
menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi,
hal ini akan meransang investasi baru. Jika nilai Tobin’s Q dibawah satu, investasi dalam
aktiva tidaklah menarik.
Variabel Moderator
Profitabilitas
Dalam penelitian ini yang berfungsi sebagai variabel moderating yaitu profitabilitas.
Penelitian ini merujuk pada pendapat yang disampaikan oleh Brigham dan Houston (2001)
bahwa ROE (Return on Equity) adalah rasio laba bersih setelah pajak terhadap modal sendiri.
ROE = Laba Bersih Setelah Pajak / Total Ekuitas
Teknik Analisis Data
Analisis dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dan analisa regresi.
Penelitian ini menggunakan variabel moderating, model analisis yang digunakan yaitu uji
nilai selisih mutlak, model ini digunakan dengan 2 alasan: (1) Model ini memasukkan
variabel efek utama dalam analisis regresi, (2) Model ini dianggap mampu mengatasi
masalah multikolinearitas yang sering timbul pada saat menggunakan uji interaksi. Sebelum
memasuki statistik deskriptif dan analisa regresi, peneliti terlebih dahulu melakukan
perhitungan terhadap masing-masing variabel sesuai dengan alat ukurnya. Setelah
melakukan perhitungan terhadap masing-masing variabel barulah dilakukan olah data.
Persamaan regresi yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013)
11
TOBIN’S Q = a + b1MOWN + b2INST + b3MVABVA + b4DER + b5DPR + b6ROE +
b7|MOWN-ROE| + b8|INST-ROE| + b9|MVABVA-ROE| + b10|DER-ROE| + b11|DPRROE| + b12|MOWN-INST-MVABVA-DER-DPR-ROE| + e
Keterangan :
TOBIN’S Q
a
b1-b12
MOWS
INST
MVABVA
DER
DPR
ROE
e
= Nilai perusahaan
= Konstanta
= Koefisien regresi
= Standardized kepemilikan manajerial
= Standardized kepemilikan institutional
= Standardized keputusan investasi
= Standardized keputusan pendanaan
= Standardized kebijakan dividen
= Standardized profitabilitas
= Standar error
Sebelum melakukan pengujian model regresi berganda, terlebih dahulu dilakukan
pengujian Classical Normal Linear Regression Model untuk semua variabel yang terdiri dari uji
normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heterokedastisitas. Pengujian
hipotesis dengan regresi berganda yang melibatkan variabel moderating dapat dilakukan
dengan tiga cara, yaitu uji interaksi, uji selisih mutlak, dan uji residual. Dalam penelitian ini
menggunakan uji nilai selisih mutlak. Profitabilitas dikatakan sebagai variabel moderasi jika
nilai signifikan dibawah 0,05 dan untuk menilai ketepatan fungsi regresi sampel dalam
menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodness of fit. Secara statistik, setidaknya ini dapat
diukur dari nilai statistik t, nilai statistik F, dan koefisien determinasinya (Ghozali, 2001).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Tabel 1 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel penelitian yaitu
struktur kepemilikan yang diproksikan oleh kepemilikan manajerial dan kepemilikan
institusional, keputusan keuangan yang diproksikan keputusan investasi, keputusan
pendanaan, dan kebijakan dividen, profitabilitas serta nilai perusahaan.
Tabel 1
Statistik Deskriptif
TOBINSQ
N
Statistic
40
Min.
Max.
Statistic
Statistic
.52
166.45
Mean
Statistic
8.4103
Std. Deviation
Statistic
25.86811
MOWN
40
.00
.16
.0095
.02660
INST
40
.13
.85
.5040
.25900
MVABVA
40
1.05
166.45
8.4845
25.85088
DER
40
.15
2.82
.6405
.59935
DPR
40
.11
1.25
.5172
.32716
ROE
40
.07
1.13
.3958
.27173
Valid N (listwise)
40
Sumber : Hasil Penelitian, diolah dengan SPSS 19.0
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013)
12
Tabel 1 menunjukkan bahwa mean dari nilai perusahaan (TOBIN’S Q) adalah 8,4103.
Hal ini menunjukkan bahwa Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata nilai perusahaan yang
menjadi sampel cukup baik karena memiliki rata-rata diatas angka satu. Mean dari
kepemilikan manajerial (MOWN)
menunjukkan nilai 0,0095 yang artinya rata-rata
kepemilikan manajerial pada perusahaan sampel berkisar 0,95% dengan standar deviasi
0,02660 berada dibawah satu. Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial dalam
suatu perusahaan masih dikatakan sangat kecil. Mean kepemilikan institusional (INST)
0,5040
dengan standar deviasi 0,25900 menunjukkan bahwa rata-rata kepemilikan
perusahaan yang menjadi sampel adalah milik institusi. Mean keputusan investasi
(MVABVA) sebesar 8,4845 berada diatas angka satu menunjukkan bahwa keseluruhan
perusahaan yang dijadikan sampel memiliki tingkat investasi yang tinggi di masa yang akan
datang. Mean Keputusan pendanaan (DER) sebesar 0,6405 dengan standar deviasi 0,59935
menunjukkan bahwa 64,05% perusahaan sampel menggunakan hutang sebagai sumber
pendanaannya. Mean kebijakan dividen (DPR) sebesar 0,5172 dengan standar deviasi
0,32176 menunjukkan bahwa 51,72% perusahaan sampel yang tergabung dalam Jakarta
Islamic Index memiliki pembayaran dividen yang cukup baik yaitu diatas 50%. Mean
profitabilitas (ROE) sebesar 0,3958 dengan standar deviasi 0,27173 menunjukkan bahwa ratarata kemampuan perusahaan sampel menghasilkan laba masih kurang baik karena berada
dibawah angka satu yaitu sebesar 39,58%.
Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas. Hasil uji One Sampel Komogorov-Smirnov menunjukkan hasil
asymp.sig (2-tailed) sebesar 0,999 lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi secara normal.
b. Uji Multikolinearitas. Nilai tolerance semua variabel bebas lebih besar dari 0,10,
demikian pula nilai VIF semuanya kurang dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa model regresi tidak mengindikasikan adanya multikolinieritas.
c. Uji Heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat pola
grafik scatterplot. Hasil dari grafik scatterplot menunjukkan titik-titik menyebar secara acak,
tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas maupun di
bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model
regresi.
d. Uji Autokorelasi. Nilai Durbin-Watson persamaan regresi pertama adalah 1.639, nilai
du = 2.309, dl = 0.840, 4-du = 1.691, dan 4-dl = 3.160 karena nilai DW diantara 4-du dan 4-dl
maka menunjukan hasil tidak ada kesimpulan. Untuk memperkuat hasil dari DW Test
digunakan Run Test. Hasil Run Test nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,873>0,05). Hasil
tersebut menunjukkan bahwa tidak terjadi gangguan autokorelasi pada model penelitian.
Uji Hipotesis
Pengujian Hipotesis
Persamaan regresi berganda dengan uji selisih nilai mutlak digunakan untuk menjawab
hipotesis 1,2, dan 3.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013)
13
Tabel 2
Analisis Regresi Berganda dengan Uji Selisih Nilai Mutlak
TOBIN’S Q = 0,662 - 0,019MOWN - 0,014INST + 0,425MVABVA - 0,039DER + 0,002DPR +
0,004ROE - 0,015|MOWN-ROE| - 0,060|INST-ROE| - 0,011|MVABVA-ROE| 0,067|DER-ROE| + 0,040|DPR-ROE| - 0,001|MOWN-INST-MVABVA-DER-DPR-ROE|
+e
(Constant)
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
.662
.025
Zscore(MOWN)
Zscore(INST)
Zscore(MVABVA)
Zscore(DER)
Zscore(DPR)
Zscore(ROE)
ABSMOWN_ROE
ABSINST_ROE
ABSMVABVA_ROE
ABSDER_ROE
ABSDPR_ROE
ABSALL_ROE
Dependent Variable: TOBINSQ
-.019
-.014
.425
-.039
.002
.004
-.015
-.060
-.011
-.067
.040
-.001
.008
.010
.013
.013
.012
.012
.014
.015
.013
.015
.014
.005
-.046
-.034
1.017
-.093
.004
.009
-.027
-.078
-.015
-.091
.064
-.007
t
26.837
-2.407
-1.464
31.806
-3.051
.143
.338
-1.053
-3.994
-.831
-4.494
2.884
-.246
Collinearity Statistics
Sig.
Tolerance
VIF
.000
.023
.155
.000
.005
.888
.738
.302
.000
.413
.000
.008
.808
.566
.381
.199
.219
.241
.267
.312
.532
.598
.494
.414
.263
1.767
2.621
5.025
4.570
4.148
3.741
3.202
1.881
1.673
2.026
2.415
3.808
Sumber : Hasil Penelitian, diolah dengan SPSS 19.0
Hasil uji ANOVA atau uji F menunjukkan F hitung sebesar 407,563 dengan tingkat
signifikan 0,000 lebih kecil dari nilai signifikan 0,05 (0,000<005) menunjukkan bahwa semua
variabel yaitu struktur kepemilikan (MOWN, INST), keputusan keuangan (MVABVA, DER,
DPR), profitabilitas (ROE), dan seluruh variabel interaksi memiliki signifikasi model yang
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (TOBIN’S Q).
Nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,997 atau 99,7% berada diatas 5% artinya koefisien
struktur kepemilikan (MOWN, INST), keputusan keuangan (MVABVA, DER, DPR),
profitabilitas (ROE), dan seluruh variabel interaksi mempunyai hubungan sangat erat
dengan nilai perusahaan (TOBIN’S Q). Sedangkan koefisien determinasi (Adjusted R square)
menunjukkan nilai yang sangat tinggi yaitu sebesar 0,992 artinya variabilitas nilai
perusahaan (TOBIN’S Q) dapat dijelaskan oleh variabel struktur kepemilikan (MOWN,
INST), keputusan keuangan (MVABVA, DER, DPR), profitabilitas (ROE), dan seluruh
variabel interaksi sebesar 99,2% dan sisanya 0,8% dijelaskan oleh variabel lain diluar model
ini. Jadi dapat disimpulkan model cukup baik.
Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan
Struktur kepemilikan yang diproksikan oleh dua variabel yaitu kepemilikan
manajerial dan kepemilikan institusional, berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa
hanya variabel kepemilikan manajerial saja yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
Sofyaningsih dan Hardiningsih (2011) yang
menunjukkan kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan,
sedangkan kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013)
14
Artinya, hasil penelitian ini mendukung teori agency cost yang menyatakan bahwa
besar kecilnya kepemilikan manajerial mempengaruhi nilai perusahaan. Kepemilikan
manajerial dalam perusahaan dapat mengurangi masalah keagenan yang timbul akibat dari
perbedaan kepentingan manajerial dengan pemegang saham atau pemilik perusahaan.
Selain itu manajemen akan cenderung lebih giat dalam meningkatkan nilai perusahaan guna
kesejahteraan pemegang saham yang notabene adalah dirinya sendiri. Sedangkan
kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, hal ini
bertentangan dengan penelitian Sujoko dan Soebiantoro (2007) yang menyatakan bahwa
kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan karena pihak
institusi dianggap mampu memonitor kinerja manajerial yang nantinya dapat meningkatkan
nilai perusahaan. Perbedaan hasil penelitian ini disebabkan karena kepemilikan istitusional
dianggap kurang efektif dalam memonitor kinerja manajerial karena adanya perbedaan
asimetri informasi antara pihak institusi dengan pihak manajerial. Pihak manajemen lebih
memiliki informasi mengenai pengelolaan perusahaan dibandingkan pihak institusi,
sehingga pihak institusi kesulitan dalam memonitor pihak manajerial. Hasil ini
menunjukkan bahwa hipotesis H1a diterima sedangkan H1b ditolak.
Pengaruh Keputusan Keuangan terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa keputusan keuangan
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini ditunjukkan dari 3 variabel yang
menggambarkan keputusan keuangan, variabel keputusan investasi dan keputusan
pendanaan yang menunjukkan pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan
kebijakan dividen tidak terbukti menunjukkan pengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hasil penelitian sejalan dengan penelitian Wijaya dan Wibawa (2010) yang
menunjukkan keputusan investasi dan keputusan pendanaan pengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan, penelitian Darminto (2010) yang juga menunjukkan keputusan
investasi berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, serta penelitian Haruman
(2008), Sofyaningsih dan Hardiningsih (2011) yang menunjukkan kebijakan dividen tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Artinya, semakin tinggi peluang investasi suatu perusahaan maka semakin tinggi
pula nilai perusahaannya. Tingkat investasi yang tinggi akan meningkatkan kepercayaan
investor terhadap perusahaan, karena perusahaan tersebut dianggap memiliki prospek yang
menguntungkan dimasa yang akan datang. Persepsi investor yang baik pada perusahaan
tentunya akan meningkatkan nilai perusahaan.
Keputusan pendanaan yang berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan
berkaitan erat dengan keputusan perusahaan dalam mencari dana untuk membiayai
investasi. Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya sangat
mempengaruhi pandangan investor. Penggunaan hutang dalam perusahaan timbul akibat
adanya efek tax deductible yang dapat mengurangi penghasilan kena pajak, sehingga dapat
memberikan manfaat bagi investor atau pemegang saham. Hal ini sekaligus sebagai tolak
ukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya melunasi hutang.
Perusahaan yang memiliki kemampuan pembayaran hutang yang baik tentunya akan
membuat persepsi investor yang baik pula, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Kebijakan dividen tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Artinya, tinggi rendahnya pembayaran dividen tidak ada pengaruhnya terhadap nilai
perusahaan. Tingginya pembayaran dividen tidak selalu mengindikasikan nilai perusahaan
yang baik. Persepsi investor justru melihat tingginya pembayaran dividen sebagai
ketidakmampuan perusahaan dalam memgelola free cash flow-nya. Hasil ini justru
bertentangan dengan hasil penelitian Darminto (2010) yang menunjukkan kebijakan dividen
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013)
15
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, serta penelitian Wijaya dan Wibawa
(2010) yang menunjukkan dan kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis H2a dan H2b diterima sedangkan H2c
ditolak.
Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Keputusan Keuangan dengan Nilai Perusahaan, dan
Profitabilitas sebagai Pemoderator.
Hasil penelitian berdasarkan uji statistik menunjukkan bahwa profitabilitas tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini bertentangan dengan penelitian
Sofyaningsih dan Hardiningsih (2011) yang menunjukkan sinyal positif profitabilitas
terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian yang bertentangan ini diindikasikan karena
profitabilitas yang tinggi tidak selalu menguntungkan bagi perusahaan karena perusahaan
juga harus membayar pajak penghasilan yang tinggi pula. Hal ini tentunya berkaitan
dengan keputusan pendanaan perusahaan yang menggunakan hutang sebagai salah satu
sumber pendanaan perusahaan, sehingga beban bunganya dapat mengurangi profitabilitas
yang terlalu tinggi. Pernyataan ini didukung dengan hasil penelitian antara keputusan
pendanaan dengan nilai perusahaan yang dimoderasi profitabilitas menunjukkan hasil
signifikan, artinya profitabilitas memang mampu memoderasi hubungan keputusan
pendanaan dengan nilai perusahaan. Tidak hanya keputusan pendanaan, berdasarkan hasil
penelitian profitabilitas juga mampu memoderasi hubungan kepemilikan institusional dan
kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan.
Pengaruh kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan yang dimoderasi
profitabilitas menunjukkan hasil yang signifikan. Artinya, tinggi rendahnya profitabilitas
dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh pihak institusi terhadap nilai perusahaan.
Profitabilitas yang tinggi menunjukkan kuatnya kendali pihak institusi dalam memonitor
kinerja perusahaan yang tentunya dapat meningkatkan nilai perusahaan, begitu juga
sebaliknya profitabilitas yang rendah menunjukkan lemahnya kendali pihak institusi dalam
memonitor kinerja perusahaan yang tentunya dapat menurunkan nilai perusahaan.
Pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan yang dimoderasi
profitabilitas menunjukkan hasil yang signifikan. Artinya, tinggi rendahnya profitabilitas
dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh pembayaran dividen terhadap nilai
perusahaan. Profitabilitas yang tinggi menunjukkan kuatnya kemampuan perusahaan
dalam pembayaran dividen yang tentunya dapat meningkatkan nilai perusahaan, begitu
juga sebaliknya profitabilitas yang rendah menunjukkan lemahnya kemampuan perusahaan
dalam pembayaran dividen yang tentunya dapat menurunkan nilai perusahaan.
Interaksi antara seluruh variabel struktur kepemilikan dan seluruh variabel
keputusan keuangan terhadap nilai perusahaan dimoderasi profitabilitas menunjukkan hasil
yang tidak signifikan dari uji statistik. Artinya bahwa profitabilitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Return On Equity bukan merupakan variabel moderating. Struktur
kepemilikan dan keputusan keuangan yang dilakukan perusahaan tidak dapat
meningkatkan nilai perusahaan pada saat profitabilitas tinggi, serta sebaliknya struktur
kepemilikian dan keputusan keuangan yang dilakukan perusahaan tidak dapat
menurunkan nilai perusahaan pada saat profitabilitas perusahaan rendah. Hal ini
disebabkan karena besarnya biaya bunga yang harus dikeluarkan perusahaan sampel. Biaya
bunga ini merupakan bentuk dari tax deductible yang akan mengurangi profitabilitas,
sehingga mengurangi besarnya penghasilan kena pajak sekaligus beban yang harus
dikeluarkan perusahaan akibat dari keputusaan pendanaan eksternal. Penggunaan dana
eksternal merupakan bentuk keputusan perusahaan sampel dalam mencari dana untuk
membiayai aktifitas investasinya. Semakin besar penggunaan dana eksternal untuk aktifitas
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013)
16
investasi maka makin besar pula biaya bunga yang harus ditanggung, sehingga
menurunkan profitabilitas. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis H3 ditolak.
SIMPULAN DAN KETERBATASAN
Simpulan
Berdasarkan hasil uji statistik dan pembahasan pada penjelasan sebelumnya maka
kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Hasil uji
statistik pengaruh struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan yang diproksikan oleh
variabel kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional menunjukkan bahwa hanya
kepemilikan manajerial yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini disebabkan
karena kepemilikan manajerial dianggap mampu mengurangi masalah keagenan yang
timbul akibat perbedaan kepentingan antara manajerial dengan pemegang saham atau
pemilik perusahaan, yang tentu akan berdampak positif terhadap nilai perusahaan. Artinya,
hasil penelitian ini mendukung hipotesis H1a yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh
signifikan antara kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan dan menolak hipotesis
H1b yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara kepemilikan institusional
terhadap nilai perusahaan, (2) Hasil uji statistik pengaruh keputusan keuangan terhadap
nilai perusahaan yang diproksikan oleh variabel keputusan investasi, keputusan pendanaan,
dan kebijakan dividen menunjukkan bahwa hanya variabel keputusan investasi dan
keputusan pendanaan yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini disebabkan oleh
respon investor yang tinggi terhadap perusahaan yang memiliki peluang investasi yang
tinggi pula. Persepsi investor yang baik pada perusahaan tentunya akan meningkatkan nilai
perusahaan. Sedangkan penggunaan hutang dalam keputusan pendanaan dapat
memberikan manfaat bagi investor karena adanya efek tax deductible yang dapat mengurangi
penghasilan kena pajak. Artinya, hasil penelitian ini mendukung hipotesis H2a dan H2b
yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara keputusan investasi dan
keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan dan menolak hipotesis H2c yang
menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara kebijakan dividen terhadap nilai
perusahaan, (3) Hasil uji regresi dengan moderating, diketahui bahwa profitabilitas, yaitu
Return On Equity tidak mampu memoderasi hubungan struktur kepemilikan dan keputusan
keuangan terhadap nilai perusahaan. Hal ini disebabkan karena besarnya biaya bunga yang
harus dikeluarkan perusahaan. Biaya bunga ini merupakan bentuk dari tax deductible yang
akan mengurangi profitabilitas, sehingga mengurangi besarnya penghasilan kena pajak
sekaligus beban yang harus dikeluarkan perusahaan akibat dari keputusaan pendanaan
eksternal yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan investasi perusahaan. Artinya, hasil
penelitian ini menolak hipotesis H3 yang menyatakan bahwa profitabilitas mampu
memoderasi hubungan antara struktur kepemilikan dan keputusan keuangan terhadap nilai
perusahaan.
Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang diharapkan mampu dijadikan sebagai
bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih
maksimal. Keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu: (1) Sampel yang diamati dalam
penelitian ini jumlahnya terbatas, dikarenakan sedikitnya perusahaan yang bisa dijadikan
populasi pada Jakarta Islamic Index sehingga proses pengolahan data dan generalisasi kurang
optimal, (2) Variabel struktur kepemilikan yang digunakan dalam penelitian hanya
menggambarkan kepemilikan dalam perusahaan tanpa didukung tata kelola perusahaan, (3)
Moderating variabel dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel profitabilitas yang
diproksikan oleh Return On Equity.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013)
17
DAFTAR PUSTAKA
Barton,
S. and P. Gordon. 1998. Corporate Strategy and Capital Structure. Strategic
Management Journal, Vol 9: 623-632.
Brigham, E. F. and J. F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi kedelapan. Alih Bahasa
Dodo Suharto dan Herman Wibowo. Erlangga. Jakarta.
Darminto. 2010. Pengaruh Faktor Eksternal dan Berbagai Keputusan Keuangan terhadap
Nilai Perusahaan. Jurnal Aplikasi Manajemen (Februari). Vol 8 No 1: 138-150.
Fama, E. F. and F. Kenneth. 1998. Taxes, Financing Decisions, and Firm Value. The Journal of
Finance (Juni). Vol. LIII No. 3.
Faizal. 2004. Analisis Agency Cost, Struktur Kepemilikan dan Mekanisme Corporate
Governance. ProsidingSimposiumNasionalAkuntansi VII. IAI. Denpasar : 197-208.
Gaver, J. J. dan K. M. Gaver. 1993. Additional Evidence on the Association Between the
Investment Opportunity Set dan Corporate Financing, Dividend, and Compensation
Policies. Journal Accounting & Economics. Vol 16: 125-160.
Hackston, D., Milne, and Marcus. 1996. Some Determinants Of Social And Environmental
Disclosures In New Zaeland Companies. Accounting, Auditing and Accountability
Journal. Vol. 9 No. 1: 77-108.
Haruman, Tendi. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Keputusan Keuangan dan
Nilai Perusahaan. ProsidingSimposiumNasionalAkuntansi XI. Pontianak.
Husnan, S. 2000. Manajemen Keuangan-Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang.
BPFE.Yogyakarta.
Husnan, S. dan E. Pudjiastuti. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Keempat.UUP
AMP YKPN. Yogyakarta.
Jensen, M. C. dan Meckling. 1976. Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Costs
and Ownership Structure. Journal of Financial Economics. Vol 3: 82-137.
Keown, A.J. 2004. Manajemen Keuangan : “Prinsip-prinsip dasar dan Aplikasi” .PT indeks
kelompok gramedia. Jakarta.
Kompas. 2008. Studi Prilaku Investor dan Pergerakan Harga Saham. 25 November 2008
Modigliani, F. and Miller. 1958. The Cost of Capital, Corporate Finance and the Theory of
Investement, The American Economics Review. Vol. XIVIII No. 3: 261-297.
Mulyadi. 2006. Akuntansi Manajemen. STIEYKPN. Yogyakarta
Nurlela, R. dan Islahuddin. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai
Perusahaan dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen Sebagai Variabel
Moderating. ProsidingSimposiumNasionalAkuntansi XI. Pontianak.
Rustiarini dan Ni Wayan. 2010. Pengaruh Corporate Governance pada Hubungan Corporate
Social Responsibility dan Nilai Perusahaan. ProsidingSimposiumNasionalAkuntansi
XIII. Purwokerto.
Sofyaningsih dan Hardiningsih. 2011. Struktur Kepemilikan, Kebijakan DIviden, Kebijakan
Utang dan Nilai Perusahaan. Dinamika Keuangan dan Perbankan (Mei). Vol 3 No 1: 6887.
Sujoko dan Soebiantoro. 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Leverage, Faktor Intern, dan
Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empirik pada Perusahaan
Manufaktur dan Non Manufaktur di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan (Maret). Vol. 9 No. 1: 41-48
Susanti, Rika. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan.
Skripsi. Program Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013)
18
Wahidahwati. 2002. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional pada
Kebijakan Utang Perusahaan : Sebuah Perspektif Teori Agensi. JRAI (Januari),
Volume 5 Nomor 1: 1-16.
Wijaya, P. dan B. A. Wijaya. 2010. Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan,
dan
Kebijakan
Dividen
Terhadap
Nilai
Perusahaan.
ProsidingSimposiumNasionalAkuntansi XIII. Purwokerto.
Untung, W. dan H. P. Pawestri. 2006. Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai
Perusahaan: Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening.
ProsidingSimposiumNasionalAkuntansi IX. Padang.
●●●
Download