14 PENDAHULUAN Tebu merupakan salah satu komoditas unggulan tanaman perkebunan yang banyak dimanfaatkan di industri pangan. Limbah yang dikeluarkan dari proses pengolahan tebu menjadi gula tebu adalah ampas tebu. Ampas tebu dapat digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan xilitol karena ampas tebu banyak mengandung xilan. Komposisi hidrolisat ampas tebu terdiri dari xilosa 56%, glukosa 15%, dan arabinosa 24% (Rao et al. 2006). Xilitol (disebut juga gula alkohol atau polialkohol) merupakan pemanis alami yang terdapat pada sayuran dan buah-buahan seperti wortel, kembang kol, selada, bawang, bayam, pisang, stroberi, raspberry, plum kuning, dan apel. Xilitol dapat diaplikasikan di bidang kesehatan dan industri bahan makanan. Xilitol mempunyai harga tinggi yaitu 5-7$ US per pon, namun ketersediaannya dalam perdagangan masih rendah. Produksi xilitol secara komersial dilakukan melalui proses hidrogenasi xilosa (C5H10O5) pada suhu dan tekanan yang tinggi (suhu 80-40oC, tekanan 50 atmosfer) dengan bantuan katalis, tetapi produksi xilitol tetap sedikit pada akhir reaksi. Produksi xilitol secara fermentasi memberikan harapan lebih ekonomis dibanding secara kimiawi (hidrogenasi) yang memerlukan sirup xilosa murni (Yulianto dkk. 2000). Bioproduksi xilitol dapat dilakukan dari hidrolisat hemiselulosa yang berasal dari residu pertanian (Carvalho et al. 2002). Oleh karena itu, produksi xilitol menggunakan bioteknologi merupakan jalan alternatif untuk mengurangi biaya produksi. Bioproduksi xilitol dapat dilakukan dengan cara fermentasi, terutama fermentasi menggunakan Candida sp. Penelitian ini akan menggunakan Candida tropicalis dan Candida guilliermondii yang merupakan salah satu penghasil xilitol terbaik (Barbosa et al. 1988; Silva et al. 2007). Produksi xilitol oleh khamir dikatalis oleh enzim xilosa reduktase yang mengkonversi xilosa menjadi xilitol yang selanjutnya diubah lagi oleh enzim xilitol dehidrogenase menjadi xilulosa dan dipakai dalam jalur pentosa fosfat. Meskipun demikian, produksi xilitol menggunakan khamir ini mempunyai kekurangan yaitu xilitol yang dihasilkan oleh khamir digunakan untuk pertumbuhan sel yang menyebabkan rendahnya produksi xilitol (Sanchez et al. 2004; Silva & Felipe 2006). Dalam proses produksi xilitol, media fermentasi yang digunakan harus mengandung unsur karbon, nitrogen, dan mineral yang penting dalam pertumbuhan sel. Penambahan nutrien ke dalam media bertujuan untuk memenuhi kebutuhan unsur mikro dari pertumbuhan sel sehingga dapat meningkatkan produksi xilitol. Bahan baku xilitol adalah xilosa atau hemiselulosa, tetapi kedua bahan tersebut akan menghasilkan residu berupa senyawa toksik berupa hidroksi metil furfural (HMF) yang akan menghambat pertumbuhan mikrob dan aktifitas fermentasi dari Candida guilliermondii (Carvalho et al. 2002; Rao et al. 2006). Ada beberapa metode yang bisa dilakukan untuk mengurangi residu senyawa beracun antara lain adaptasi, pertukaran ion resin, adsorpsi menggunakan arang aktif, dan amobilisasi sel. Penelitian ini menggunakan teknik amobilisasi sel untuk memproduksi xilitol. Keunggulan dari amobilisasi sel adalah penggunaan kembali biokatalis yang sama pada jangka waktu yang lama, memfasilitasi pemisahan biokatalis dari fase cair dengan produk yang diinginkan sehingga hasil fermentasi lebih murni (Carvalho et al. 2000). Penelitian bertujuan mengoptimasi produksi xilitol pada hidrolisat ampas tebu sebagai substrat utama dalam media fermentasi dengan amobilisasi sel dan penambahan nutrien pada media fermentasi. Hipotesis dari penelitian ini adalah hidrolisat ampas tebu mengandung xilosa yang dapat dimanfaatkan untuk produksi xilitol dengan menggunakan teknik amobilisasi sel dan penambahan nutrien dapat meningkatkan produksi xilitol. Manfaat dari penelitian ini adalah produksi xilitol dapat dilakukan secara ekonomis dengan memanfaatkan limbah ampas tebu dan meningkatkan nilai ekonomis limbah ampas tebu. TINJAUAN PUSTAKA Xilitol Xilitol (C5H12O5) merupakan polialkohol yang mempunyai beberapa manfaat dalam bidang farmasi, produk perawatan kesehatan, dan industri makanan. Gula ini dapat dimanfaatkan sebagai gula pengganti dan makanan penderita diabetes, senyawa yang sangat mudah diterima pada pasien pasca operasi bedah yang mempunyai kesulitan dalam metabolisme gula karena xilitol mempunyai tingkat kemanisan yang setara dengan sukrosa namun nilai kalorinya 40% persen lebih rendah dari kelompok karbohidrat lainnya. Xilitol merupakan gula 1