efektivitas logo terapi kelompok dalam menurunkan gejala

advertisement
EFEKTIVITAS LOGO TERAPI KELOMPOK DALAM MENURUNKAN GEJALA
KECEMASAN PADA NARAPIDANA
THE EFFECTIVENESS OF GROUP LOGOTHERAPY TO DECREASE ANXIETY
SYMPTOM ON PRISONERS
Hardiyanti Rahmah
Nida Hasanati
Program Magister Psikologi Profesi Universitas Muhammadiyah Malang
Email: [email protected]
ABSTRACT
The aim of this study is to find out the effectiveness of group logotherapy in reducing prisoner anxiety
symptom. There were five prisoners who will be free, but had an anxiety problem. They conducted group
logotherapy that consist of six session treatments. Data was collected by interview, observation, and
anxiety questioner HARS. Data analysis showed that anxiety, decrease after intervention was delivered.
Key words: group logotherapy, anxiety, prisoner
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas logoterapi kelompok dalam mengurangi simptom
kecemasan. Subjek kelompok merupakan narapidana yang sedang dalam proses persiapan pulang, namun
merasa memiliki masalah kecemasan dalam menghadapi masa kebebasan mereka. Pengukuran data yang
digunakan untuk mendiagnosa masalah kelompok adalah interview, observasi dan skala kecemasan HARS.
Hasil dari intervensi ini menunjukkan adanya penurunan pada gejala kecemasan yang dialami kelima
subjek setelah diberikan logoterapi kelompok.
Kata kunci : Logoterapi kelompok, gejala kecemasan , narapidana
Jumlah narapidana wanita kian ber-
ini berstatus bermacam-macam mulai
tambah dari waktu ke waktu. Di Lemba-
dari ibu rumah tangga, pegawai, peda-
ga Permasyarakatan Wanita kota M pada
gang, mahasiswa dan sebagainya. Ketika
Tahun 2016 tercatat mencapai lebih dari
masuk ke dalam lapas, maka statusnya
300 orang. Setiap individu yang dipidana
berubah menjadi tahanan dan nara-
sebagai pelanggar hukum mengalami
pidana.
perubahan status. Perubahan status yang
Selain status, hal lain yang berubah
dialami merupakan hal yang pasti. Sebe-
adalah pola hidup, yang dirasakan juga
lum masuk ke dalam lapas, para wanita
ikut berbeda dengan kehidupan di luar
Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016 |
53
Hardiyanti Rahmah & Nida Hasanati
lapas. Sebelumnya individu dapat pergi
ini umumnya mantan narapidana masih
ke mana saja dan berkumpul dengan
dipandang negatif oleh masyarakat. Hal
keluarga, namun kini inidividu tidak
tersebut dapat menimbulkan kecemasan
dapat pergi ke mana pun dan tidak dapat
dan perasaan yang tidak nyaman bagi
berkumpul dengan keluarga. Perubahan-
mantan narapidana pada masa setelah
perubahan yang terjadi secara tiba-tiba
bebas. Narapidana tak jarang menjadi
dalam hidup tersebut tentunya berdam-
kehilangan rasa percaya diri dan jika
pak pada kondisi psikologis.
dibiarkan berlarut-larut dapat menyebab-
Status sebagai narapidana mengakibatkan seseorang menjadi malu dengan
kan munculnya gangguan-gangguan psikologis.
dirinya sendiri, dan juga menjadi sumber
Berdasarkan penelitian yang telah
dari kekhawatiran, terlebih setelah bebas
dilakukan tentang kondisi narapidana di
dari lembaga pemasyarakatan. Kekhawa-
akhir masa tahanan, diketahui bahwa
tiran tersebut berkaitan dengan penerima-
narapidana yang menjelang bebas akan
an masyarakat terhadap diri individu se-
mengalami kecemasan. Narapidana me-
bagai mantan narapidana dan kekhawa-
rasa cemas ketika menjelang bebas
tiran jika dikucilkan oleh masyarakat.
dikarenakan adanya keinginan dalam diri
Lamanya hukuman yang harus dija-
narapidana untuk segera bebas, tetapi
lani akan memengaruhikondisi fisik mau-
kenyataannya stigma negatif pada man-
pun
narapidana.
tan narapidana masih melekat di masya-
Semakin lama masa hukuman yang harus
rakat. Akibatnya, masyarakat akan me-
dijalani oleh narapidana, maka semakin
ngucilkan dan tidak akan percaya lagi.
membuat individu beranggapan bahwa
Penelitian memperlihatkan bahwa 38%
dirinya bukan bagian dari masyarakat.
dari narapidana wanita yang menjelang
Munculnya anggapan seperti itu akan
bebas mengalami kecamasan berat, 34 %
menyebabkan narapidan kesulitan dalam
mengalami kecemasan ringan, dan 28%
berbaur dilingkungan, dan membutuhkan
mengalami kecemasan sedang (Utari,
waktu yang cenderung cukup lama untuk
Fitria,& Rafiyah 2011). Menurut pene-
beradaptasi serta adanya perasaan kurang
litian yang dilakukan oleh Butler dkk
percaya diri dan memiliki harga diri yang
(2005), sebanyak 36% masalah kesehat-
rendah.
an mental yang dirasakan oleh penguni
psikologis
seorang
Kecemasan menjelang bebas pada
narapidana muncul dikarenakan sejauh
54 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016
lapas adalah kecemasan dan wanita lebih
Efektivitas Logoterapi Kelompok dalam Menurunkan Gejala Kecemasan pada Narapidana
tinggi tingkat kejadiannya dibandingkan
yang
dengan pria, yaitu 61% : 39%.
umum dari ketidakmampuan mengatasi
menggelisahkan
sebagai
reaksi
Para narapidana dengan masa ta-
suatu masalah atau tidak adanya rasa
hanan yang hampir selesai di Lembaga
aman. Seseorang akan menderita kece-
Permasyarakatan Wanita (LPW) Kota M
masan saat dia tidak mampu mengatasi
diketahui memiliki kecemasan-kecemas-
stressor psikososial yang dihadapinya.
an dalam persiapannya menjelang bebas.
Kecemasan yang berlebihan apalagi yang
Hal ini terlihat dari perilaku sehari-sehari
sudah menjadi gangguan akan meng-
dan
Para
hambat fungsi seseorang dalam kehi-
narapidana merasa dirinya kecil, tidak
dupan. Dampak yang ditimbulkan dari
berguna dan tidak bermanfaat bagi orang
kecemasan dapat mencakup fisik dan
lain. Berdasar hasil dari skala kecemasan
psikis (Shear, Bjelland, Beesdo, Gloster,
yang diberikan juga diketahui bahwa
& Wittchen, 2007).
perasaan
yang
dirasakan.
para narapidana memiliki kecemasan
dalam kategori sedang.
Kecemasan yang dirasakan oleh
warga
binaan
meliputi
kekhawatiran
Ketakutan-ketakutan dan kecemas-
akan pandangan masyarakat terhadap
an yang dirasakan seperti ketakutan tidak
seorang mantan narapidana dan peran
mendapatkan pekerjaan setelah keluar
menjadi seorang ibu bagi anak-anak,
dari Lapas, cemas apabila tidak dapat
penerimaan anak terhadap seorang ibu
diterima
pandangan
mantan narapidana, peran seorang istri
negatif masyarakat mengenai dirinya dan
terhadap suami serta cemas menanti
cemas apabila tidak dapat diterima oleh
untuk bisa berkumpul bersama keluarga.
oleh
keluarga,
masyarakat.
Berdasarkan hasil wawancara dan
Kecemasan dapat terjadi pada siapa
skala yang diberikan, didapatkan data
termasuk
binaan
bahwa kelima klien yang merupakan
menjelang bebas di Lapas. Hal ini terkait
warga binaan mengeluh kesulitan tidur,
stigma negatif sebagai mantan nara-
sulit berkonsentrasi, kesulitan buang air
pidana. Mantan narapidana saat ini masih
besar, berdebar-debar, kehilangan selera
dipandang negatif oleh masyarakat se-
makan, meluapkan emosi kepada orang-
hingga menimbulkan kecemasan, ketika
orang terdekat serta marah tiba-tiba.
narapidana sudah berada di luar lapas.
Berdasarkan hasil observasi pada saat
saja
pada
warga
Kecemasan adalah suatu perasaan
wawancara
diketahui
bahwa
warga
subjektif mengenai ketegangan mental
Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016 |
55
Hardiyanti Rahmah & Nida Hasanati
binaan terlihat gelisah, muka tegang, dan
tantangan penderitaan dan tumbuh lebih
mudah menangis.
kaya dan kuat karenanya. Meskipun
Munculnya kecemasan pada diri
mungkin awalnya individu tidak memi-
individu akan menyebabkan kondisi yang
liki daya, namun sebenarnya individu
tidak nyaman bagi diri. Manusia pada
mampu menggunakan kebebasan batin-
umumnya memiliki kebebasan berkehen-
nya untuk mengubah kesulitan menjadi
dak (Nelson & Jones, 2011). Manusia
prestasi.
harusnya
dan
Individu yang mampu merespon
menilai pilihannya, namun masalah akan
penderitaan yang telah dialaminya deng-
muncul
punya
an lebih positif akan mudah memuncul-
keinginan untuk kembali mencari makna
kan makna dalam hidupnya dan mem-
dalam hidupnya, tetapi tidak punya
bantu untuk lebih positif saat menyikapi
kesempatan karena sudah merasa bahwa
kehidupan yang akan dijalani selan-
masyarakat tidak akan menerima indi-
jutnya. Individu yang sudah memiliki
vidu kembali sebagai mantan narapidana.
makna akan sadar terhadap tanggung
Kehendak untuk menemukan mak-
jawab eksistensialnya, sehingga dia bisa
na
pada
mampu
jika
merefleksikan
individu
manusia,
yang
menurut
Frankl
mengembangkan
potensinya
dengan
(Nelson & Jones, 2011), adalah kekuatan
lebih baik tanpa ada rasa khawatir dan
motivational fundamental yang ada pada
cemas terhadap pandangan negatif dari
diri manusia itu sendiri, karena pencarian
orang lain (Palmer, 2011).
manusia akan makna adalah kekuatan
Pada kelompok yang terdiri atas
utama dalam hidup. Salah satu alasan
lima klien warga binaan ini, individu
kenapa muncul perasaan cemas pada diri
cenderung merespon penderitaan yang
narapidana adalah adanya keinginan un-
telah dialami secara negatif. Individu
tuk menemukan makna pada diri indi-
merasa memiliki banyak beban dan
vidu sebagai alasan untuk hidup dan
kesedihan ketika berada di penjara.
menjadi lebih baik, namun keinginan itu
Penderitaan-penderitaan itu juga akhir-
diiringi rasa takut saat berhadapan deng-
nya memunculkan rasa malu pada diri
an sikap negatif masyarakat di luar sana
dan
menjadi
penyebab
munculnya
Menurut Frankl (Nelson & Jones,
kecemasan ketika makin dekat waktunya
2011), setiap orang mempunyai pilihan
untuk bebas dan selesai masa pidananya.
dalam bagaimana merespon penderitaan.
Salah satu intervensi kelompok
Sebagian orang bisa tetap tegak melawan
yang bisa menjadi terapi untuk mengu-
56 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016
Efektivitas Logoterapi Kelompok dalam Menurunkan Gejala Kecemasan pada Narapidana
rangi kecemasan pada narapidana adalah
Logoterapi akan membantu klien
logoterapi kelompok. Pendekatan pada
untuk
logoterapi berpandangan bahwa makna
menakutkan atau berada dalam kondisi
hidup dan hasrat untuk hidup bermakna
yang tidak memungkinkannya berakti-
adalah motif asasi manusia yang dapat
vitas dan berkreativitas,
dilihat dalam dimensi spiritual (Nelson &
menemukan makna hidup dengan cara
Jones, 2011; Morgan 2012).
bagaimana individu menghadapi kondisi
menghadapi
kesukaran
yang
dibantu untuk
Logoterapi memberikan cara bagai-
tersebut dan bagaimana individu meng-
mana individu dapat memberi arti pada
atasi penderitaan. Dengan cara ini, klien
kehidupan dengan menciptakan sesuatu,
dibantu untuk menggunakan kejengkelan
dengan sesuatu yang diambil dari dunia
dan penderitaannya sehari-hari sebagai
dalam pengalaman, serta dengan sikap
alat untuk menemukan tujuan hidupnya.
yang diambil dalam penderitaan. Pada
Berdasarkan penjelasan di atas,
logoterapi, klien dibantu untuk menemu-
dapat
kan nilai-nilai baru dan mengembangkan
logoterapi efektif dalam menurunkan
filosofi konstruktif dalam kehidupannya.
gejala kecemasan pada narapidana.
dirumuskan
hipotesis
bahwa
Klien bertanggungjawab pada dirinya
sendiri
dan
logoterapi
memberikan
METODE PENELITIAN
dorongan untuk memilih, mencari dan
menemukan sendiri makna konkrit dari
eksistensi pribadinya.
Penelitian ini menggunakan desain
Dalam proses terapi, klien diperlihatkan
bagaimana
Desain Penelitian
membuat
penelitian kuasi eksperimen. Hanya ada
hidup
satu kelompok pengukuran, yaitu kelom-
menjadi penuh arti dengan the expe-
pok eksperimen saja. Pengukuran dilaku-
rience of love. Pengalaman ini akan
kan sebelum dan sesudah intervensi
membuatnya mampu menikmati ketulus-
dalam bentuk one group pre-test post-test
an, keindahan dan kebaikan serta mampu
design, di mana pengukuran dilakukan
mengerti akan manusia dengan keunikan-
berulang pada satu kelompok subjek
keunikan pribadinya. Dengan demikian,
yang sama (Kerlinger, 2006; Seniati,
diharapkan klien dapat melihat bahwa
Yulianto & Setiadi, 2011).
penderitaan mungkin sangat berguna
untuk membantunya dalam mengubah
sikap hidup.
Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016 |
57
Hardiyanti Rahmah & Nida Hasanati
Subjek Penelitian
‘hasrat untuk hidup bermakna’ (the will
Subjek penelitian dalam penelitian
to meaning) merupakan motif asasi
ini adalah orang narapidana dengan masa
manusia
tahanan yang hampir selesai di Lembaga
dimensi spiritual. Frankl berpendapat
Permasyarakatan Wanita (LPW) Kota M
bahwa ada dimensi lain selain dimensi
yang menderita kecemasan. Jumlah sub-
somatik
jek terdiri atas lima orang.
spiritual sebagai terapi untuk orang yang
yang
dan
mengalami
Metode Pengumpulan Data
dapat
psikis,
dilihat
yaitu
permasalahan
dalam
dimensi
psikologis
(Nelson & Jones, 2011; Morgan 2012).
Metode pengumpulan data yang
Ada empat tahap utama didalam
digunakan dalam kasus ini adalah deng-
proses logoterapi kelompok. Pertama:
an menggunakan interview, observasi
Tahap
dan skala kecemasan yang dikembang-
rapport. Pada tahap ini diawali dengan
kan oleh Hamilton untuk pertama kalinya
menciptakan
(Hamilton 1959; Bjelland, 2002), yaitu
konsultasi dengan pembina rapport yang
Hamilton Rating Scale Anxiety (HARS).
makin lama makin membuka peluang
HARS digunakan untuk mengukur tingkat
untuk sebuah encounter. Inti sebuah
kecemasan pada orang dewasa yang
encounter adalah penghargaan kepada
mengalami gangguan kecemasan khusus-
sesama manusia, ketulusan hati, dan
nya kecemasan sesaat (state anxiety).
pelayanan. Percakapan dalam tahap ini
Skala HARS tidak diuji coba. Pertim-
tak jarang memberikan efek terapi bagi
bangannya adalah HARS telah terbukti
klien.
perkenalan
suasana
dan
pembinaan
nyaman
untuk
memiliki koefisien validitas dan relia-
Kedua: Tahap pengungkapan dan
bilitas yang cukup tinggi yaitu 0,93 dan
perumusan masalah. Pada tahap ini
0,97. Artinya, skala HARS telah terbukti
terapis mulai membuka dialog mengenai
dapat
masalah yang dihadapi klien. Berbeda
mengukur
tingkat
kecemasan
sesaat (state anxiety) secara valid.
dengan
terapi
lain
yang
cenderung
membiarkan klien “sepuasnya” mengungProsedur Intervensi
kapkan masalahnya, dalam logoterapi
Intervensi yang diberikan dalam
penelitian ini adalah logoterapi kelompok.
Logoterapi
berpendapat
klien sejak awal diarahkan untuk menghadapi masalah itu sebagai kenyataan.
bahwa
Ketiga: Pada tahap pembahasan
‘makna hidup’ (the meaning of life) dan
bersama, terapis dan klien bersama-sama
58 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016
Efektivitas Logoterapi Kelompok dalam Menurunkan Gejala Kecemasan pada Narapidana
membahas dan menyamakan persepsi
ternyata hasilnya adalah gejala tersebut
atas masalah yang dihadapi. Tujuannya
akan berkurang dan menghilang (Nelson
untuk menemukan arti hidup sekalipun
& Jones, 2011). Klien diminta untuk
dalam penderitaan.
berpikir
Keempat:
Tahap
evaluasi
atau
membayangkan
hal-hal
dan
yang tidak menyenangkan, menakutkan,
penyimpulan, yakni mencoba memberi
atau memalukan baginya. Dengan cara
interpretasi atas informasi yang diperoleh
ini klien mengembangkan kemampuan
sebagai bahan untuk tahap selanjutnya,
untuk melawan ketakutannya, seperti
yaitu perubahan sikap dan perilaku klien.
yang terdapat juga dalam terapi perilaku.
Pada tahap-tahap ini tercakup modifikasi
Tahapan terapi terdiri atas pra-
sikap, orientasi terhadap makna hidup,
terapi, terapi, dan pascaterapi. (a) Pra-
penemuan dan pemenuhan makna, dan
terapi. Pada tahap ini peneliti memberi-
pengurangan gejala.
kan skala kecemasan pada narapidana di
Teknik dalam logoterapi yang di-
Lembaga Permasyarakatan Wanita di
gunakan pada terapi ini adalah teknik
Kota Malang. Narapidana yang mendapat
paradoxical intention. Pada teknik para-
hasil skala dalam kategori sedang dipilih
doxical intention ini dilakukan dengan
untuk menjadi anggota terapi kelompok.
cara menekankan emosi (tidak nyaman)
Selain itu dilakukan pembentukan kelom-
yang dialami oleh klien, agar klien
pok untuk logoterapi kelompok (sesi 1)
tersebut
yang
yang berlangsung 90 menit. (b) Tahap
ditimbulkan oleh emosinya tersebut tidak
terapi. Tahap ini terdiri atas tahap
rasional.
sadar
bahwa
Paradoxical
dasarnya
intention
memanfaatkan
mengambil
jarak
reaksi
dan
pada
eksplorasi, identifikasi dan modifikasi
kemampuan
sikap, mengembangkan kemampuan dan
kemampuan
eksplorasi harapan, membangun motivasi
mengambil sikap terhadap kondisi diri
proyeksi
sendiri dan lingkungan. Antisipasi yang
Pascaterapi. Pada sesi ini diberikan skala
menakutkan terhadap suatu kejadian
kecemasan (HARS) pada masing-masing
sering menyebabkan reaksi-reaksi yang
anggota
berkembang
tersebut.
perubahan
Dengan teknik paradoxical intention,
kelompok.
dari
peristiwa
terhadap
untuk
nilai
melihat
setelah
pribadi.
apakah
mengikuti
(c)
ada
terapi
inidivdu diajak untuk ‘berhenti melawan’, dan mencoba untuk ‘bercanda’
tentang gejala yang ada pada diri,
Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016 |
59
Hardiyanti Rahmah & Nida Hasanati
HASIL PENELITIAN
Teknik Analisis Data
Teknik analisa data yang dipakai
dalam penelitian ini menggunakan uji
Deskripsi Data Penelitian
SPSS Nonparametrik. Uji nonparametrik
Berdasarkan tabel 1 dapat dike-
dilakukan karena jumlah subjek dalam
tahui bahwa intervensi logoterapi kelom-
kelompok yang kurang dari 30. Bentuk
pok yang dilakukan cukup efektif untuk
data dalam penelitian ini berupa data
menurun kecemasan pada para nara-
ordinal, sehingga analisa statistik yang
pidana menjelang bebas. Ada penurunan
digunakan untuk melihat hasil pre tes
tingkat kecemasan pada para narapidana
dan post tes yaitu dengan uji Wilcoxon
tersebut, dari yang sebelumnya meng-
(Uyanto, 2009).
alami tingkat kecemasan yang tinggi,
menjadi rendah.
Tabel 1.Perbandingan hasil prates dan pascates logotherapy
No
1
2
3
4
5
Nama
HKW
M
ES
FF
FA
Prates
Kategori
Total
score
42
41
42
43
40
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Jika dilihat dari grafik 1 di bawah
Pascates
Total Kategori
score
15
Sedang
20
Sedang
25
Sedang
25
Sedang
20
Sedang
mengalami
Hasil
Menurun
Menurun
Menurun
Menurun
Menurun
penurunan
dari
tingkat
ini, maka dapat diketahui bahwa semua
kecemasannya yang pada awalnya tinggi,
subjek
kemudian turun menjadi sedang.
setelah
mendapatkan
terapi
60 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016
Efektivitas Logoterapi Kelompok dalam Menurunkan Gejala Kecemasan pada Narapidana
FA
FF
Post Test
ES
Pre Test
M
HKW
0
10
20
30
40
50
Grafik 1. Perubahan Sebelum dan Setelah Pemberian Logotherapy
Berdasarkan
nilai
pada
tabel
nilai rata-rata ini juga menunjukkan
deskriptif statistik di bawah ini diketahui
bahwa
bahwa nilai rata-rata hasil post tes lebih
kecemasan pada narapidana.
adanya
penurunan
tingkat
rendah daripada nilai prates. Maka hasil
Tabel 2. Descriptive Statistics
Prates
N
5
Mean
41.60
Pascates
5
21.00
Std.
Deviation Minimum Maximum
1.140
40
43
4.183
Hasil Uji Hipotesis
15
25
Pada tabel dari hasil tes statistik,
Berikut ini akan ditampilkan hasil
diketahui bahwa nilai signifikansi hasil
prates dan pascates adalah 0,043 <
analisis statistik.
0,05. Dengan demikian, dapat disimpulTabel 3. Test Statisticsb
Z
Asymp. Sig.
(2-tailed)
-2.023a
0.043
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
kan terdapat penurunan yang signifikan
pada gejala kecemasan narapidana.
Hasil Uji Kualitatif
Selain dilihat dengan pengukuran
dari skala HARS, perubahan setelah
intervensi juga dapat dilihat dari sikap
dan
perilaku
klien
sehari-hari.
Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016 |
61
Hardiyanti Rahmah & Nida Hasanati
Sebelumnya, kelima klien mengatakan
tersenyum saat saling berbicara dengan
sulit
karena
sesama
sedang
berkeringat jika memikirkaan ketakutan-
melamun dan berandai-andai bagaimana
ketakutan yang sering muncul di pikiran
saat pulang nanti. Sekarang mereka mulai
mereka.
untuk
mengalami
tidur
nyenyak
kecemasan
jika
napi
dan
sudah
jarang
bisa tidur dengan tenang, lebih sering
Tabel 4. Perubahan Pemikiran dan Perilaku Narapidana Setelah Intervensi Logotherapy
No
1
Sebelum
Sesudah
Tidak siap dengan status mantan Para klien merasa yakin bahwa mantan
narapidana yang akan disandangnya narapidana bisa menjadi individu yang
setelah keluar dari Lapas.
2
lebih baik.
Merasa takut akan dikucilkan oleh Para klien berpikir walaupun akan ada
masyarakat setelah keluar dari Lapas
orang
yang
akan
berbicara
negatif
mengenai dirinya namun para klien
memilih untuk tidak mempedulikannya
dan akan membuktikan kepada orang
lain bahwa dirinya bisa sukses dan
menjadi baik.
3
Merasa
tidak
siap
berinteraksi Para klien siap berinteraksi dengan
dengan dunia luar karena merasa dunia di luar Lapas.
tidak percaya diri dengan status
yang disandangnya.
4
Takut tidak mendapat pekerjaan Apabila tidak mendapatkan pekerjaan
setelah keluar dari lapas
setelah keluar dari lapas maka individu
akan mencoba untuk membuka usaha
sendiri dengan keahlian baru yang
mereka miliki selama belajar di lapas
(menjahit, merajut dan memasak)
62 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016
Efektivitas Logoterapi Kelompok dalam Menurunkan Gejala Kecemasan pada Narapidana
5
Merasa diri tidak berguna dan tidak Para klien yakin bahwa dirinya adalah
berharga lagi
manusia yang baik, dapat bermanfaat
bagi orang lain dan bisa menjadi
manusia yang sukses asalkan memiliki
niat dan usaha yang kuat.
6
Sering merasa sulit tidur dan mudah Para klien sudah bisa tidur dengan
terbangun di malam hari
mudah dan jika terbangun saat malam
individu akan shalat malam.
7
Sering berkeringat jika memikirkan
Para klien sudah jarang berkeringat jika
kecemasan-kecemasan dalam
memikirkan apa dan bagaimana kondisi
pikirannya dan sulit untuk
saat bebas dan saat berbicara dengan
tersenyum
sesama narapidana mulai bisa tersenyum
dan bercanda.
PEMBAHASAN
pok intervensi. Hal ini membuat proses
terapi berjalan cukup lancar dan hasil
Berdasarkan hasil intervensi yang
yang sesuai dengan harapan.
dilakukan, maka muncul perubahan pada
Logoterapi kelompok pada se-
semua klien, yaitu adanya penurunan
buah penelitian yang dilakukan di Fili-
tingkat kecemasan. Pada awalnya kelima
pina dapat membantu kelompok yang
narapidana memiliki tingkat kecemasan
kehilangan makna dan tujuan hidup,
yang tinggi, namun setelah mengikuti
kemudian
logoterapi kelompok, maka narapidana
kelompok dapat meningkatkan kembali
yang
tingkat
tujuan hidup mereka (Julom & Guzman,
kecemasan yang tinggi mengalami penu-
2013). Penelitian lain yang mengaplikasi-
runan dan berada pada kategori stress
kan
sedang.
bahwa teknik logoterapi dapat membantu
awalnya
berada
pada
saat
teknik
diberikan
logoterapi
logoterapi
menunjukkan
Penurunan tingkat kecemasan dari
meningkatkan rasa eksistensial individu
tinggi menjadi sedang dikarenakan pro-
yang mengalami depresi bahkan trauma
ses dan intensitas pemberian logoterapi
(Morgan,
kelompok menjadikan anggota kelompok
Ebrahim, Tazekand, & Khalili, 2012).
saling
membantu
untuk
2011;
Hoaakazemi,
Javid,
memotivasi
Teknik logoterapi cukup banyak
masing-masing anggota di dalam kelom-
diaplikasikan dalam berbagai kondisi,
Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016 |
63
Hardiyanti Rahmah & Nida Hasanati
terutama untuk mengurangi rasa bersalah
tingkat lecemasan yang dimiliki oleh para
atau
hidup
klien. Untuk menangani problem terse-
lainnya yang dirasakan oleh sebagian
but terapis memberikan logoterapi ke-
individu, terutama bagi individu dengan
lompok dengan teknik intensi paradoksal
status narapidana. Tekanan-tekanan yang
untuk menurunkan tingkat kecemasan
muncul bisa mengakibatkan berbagai
pada diri lima klien tersebut. Setelah
kondisi, salah satunya yaitu munculnya
memberikan logoterapi kelompok kepa-
gejala
yang
da klien, hasilnya menunjukkan peru-
cukup
bahan yang baik. Sebelum mengikuti
banyak terjadi di dalam LAPAS Wanita.
terapi hasil skala kecemasan kelima klien
Kecemasan yang meningkat merupakan
terletak pada level tinggi namun setelah
efek dari hukuman yang diterima dari
mengikuti terapi hasil skala para klien
pengadilan karena melanggar hukum,
menurun dan berada pada kategori
selain itu juga dikarenakan stigma negatif
sedang.
tekanan-tekanan
kecemasan.
merupakan
dari
dalam
Kecemasan
gangguan
masyarakat
mental
(Maryatun,
2009;
Saran
Wijayanti, 2010).
Penelitian
yang
dilakukan
di
Rekomendasi untuk para subjek
Lembaga Pemasyarakatan kota Semarang
adalah para subjek dapat meningkatkan
tentang teknik logoterapi untuk menu-
wawasannya terhadap apa saja yang bisa
runkan tingkat kecemasan pada nara-
memunculkan gejala kecemasan, sehing-
pidana menunjukkan hasil yang sama
ga kemudian subjek dapat mengantisipasi
dengan terapi yang dilakukan ini, yaitu
munculnya
adanya penurunan pada gejala kece-
tinggi pada diri mereka. Rekomendasi
masan narapidana setelah mereka men-
untuk peneliti selanjutnya adalah ber-
dapatkan
upaya agar dapat meningkatkan pene-
logoterapi
kelompok
(Wijayanti, 2010).
tingkat
kecemasan
yang
rapan logoterapi baik kepada subjek
individu
SIMPULAN DAN SARAN
atau
kelompok
dengan
menggunakan dua atau lebih dari teknikteknik yang ada di dalam logoterapi.
Simpulan
Berdasarkan hasil asesmen menunjukkan bahwa kelima klien mengalami
problem
psikologis,
yaitu
tingginya
64 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016
Efektivitas Logoterapi Kelompok dalam Menurunkan Gejala Kecemasan pada Narapidana
DAFTAR PUSTAKA
Bjelland, I. (2002). The validity of the
hospital anxiety and depression
scale. Psychosomatic Journal, 52,
2, 66-77.
Butler et al. 2005. Mental disorder in the
New South Wales prisoner population. Australia : Justice Health,
and University of New South
Wales.
Hamilton, M. (1959). The assessment of
anxiety states by rating. British
Journal of Medical Psychology, 32,
50–55.
Hoaakazemi, M. S., Javid, M. M.,
Ebrahim, F., Tazekand, F. E. &
Khalili, S. (2012). The effect of logo
therapy on improving the quality of
life in girl students with PTSD. Life
Science Journal, 9, 4, 5692-5698.
Julom, A. M. & Guzman, R. (2013). The
Effectiveness of Logotherapy Program in Alleviating the Sense of
Meaninglessness of Paralyzed Inpatients. International Journal of
Psychology & Psychological Therapy, 13, 3, 357-371
Kerlinger, F. N. (2006). Asas-asas
penelitian behavioral. (Terj.L.R.
Simatupang). Jogjakarta: Gadjah
Mada University Press
Maryatun, S. (2011). Pengaruh logoterapi
terhadap perubahan harga diri
narapidana perempuan dengan
narkotika di lembaga pemasyarakatan klas 2A Palembang. Tesis.
Universitas Indonesia. Depok.
Morgan, J. H. (2012). Geriatric
logotherapy: Exploring the psychotherapeutics of memory in treating
the elderly. Psychological Thought,
5, 2, 99–105. doi: 10.5964/psyct.
v5i2.39.
Morgan, J. H. (2011). Late-life depression
and the counseling agenda:
exploring geriatric logotherapy as a
treatment modality. International
Journal Of Psychological Research,
6, 1, 94-101.
Nelson. R., & Jones. (2011). Teori dan
praktik konseling dan terapi.
(pentrj. Helly Prajitno Soetjipto &
Sri Mulyantini Soetjipto). (4ed).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Palmer, S. (2011). Konseling dan Psikoterapi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Seniati, L., Yulianto, A. & Setiadi, N. B.
(2011).
Psikologi
Eksperimen.
Indeks : Jakarta
Shear, M. K., Bjelland, I., Beesdo, K.,
Gloster, A. T. & Wittchen, H. U.
(2007). Supplementary dimensional assessment in anxiety disorders.
Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016 |
65
Hardiyanti Rahmah & Nida Hasanati
International Journal of Methods in
Psychiatric Research, 16, 1, 52–64.
Utari, D.I., Fitria, N & Rafiyah, I. (2011).
Gambaran tingkat kecemasan pada
narapidana wanita menjelang bebas di Lembaga Pemasyarakatan
Kelas II A Bandung. Jurnal Universitas Padjadjaran.
66 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016
Uyanto, S. S. (2009). Pedoman analisa
data dengan SPSS. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Wijayanti, D. Y. (2010). The influence of
logotherapy for female prisoner in
female prison of semarang. Tesis.
Universitas Indonesia. Depok.
Download