EFEKTIVITAS LOGO TERAPI KELOMPOK DALAM MENURUNKAN GEJALA KECEMASAN PADA NARAPIDANA THE EFFECTIVENESS OF GROUP LOGOTHERAPY TO DECREASE ANXIETY SYMPTOM ON PRISONERS Hardiyanti Rahmah Nida Hasanati Program Magister Psikologi Profesi Universitas Muhammadiyah Malang Email: [email protected] ABSTRACT The aim of this study is to find out the effectiveness of group logotherapy in reducing prisoner anxiety symptom. There were five prisoners who will be free, but had an anxiety problem. They conducted group logotherapy that consist of six session treatments. Data was collected by interview, observation, and anxiety questioner HARS. Data analysis showed that anxiety, decrease after intervention was delivered. Key words: group logotherapy, anxiety, prisoner ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas logoterapi kelompok dalam mengurangi simptom kecemasan. Subjek kelompok merupakan narapidana yang sedang dalam proses persiapan pulang, namun merasa memiliki masalah kecemasan dalam menghadapi masa kebebasan mereka. Pengukuran data yang digunakan untuk mendiagnosa masalah kelompok adalah interview, observasi dan skala kecemasan HARS. Hasil dari intervensi ini menunjukkan adanya penurunan pada gejala kecemasan yang dialami kelima subjek setelah diberikan logoterapi kelompok. Kata kunci : Logoterapi kelompok, gejala kecemasan , narapidana Jumlah narapidana wanita kian ber- ini berstatus bermacam-macam mulai tambah dari waktu ke waktu. Di Lemba- dari ibu rumah tangga, pegawai, peda- ga Permasyarakatan Wanita kota M pada gang, mahasiswa dan sebagainya. Ketika Tahun 2016 tercatat mencapai lebih dari masuk ke dalam lapas, maka statusnya 300 orang. Setiap individu yang dipidana berubah menjadi tahanan dan nara- sebagai pelanggar hukum mengalami pidana. perubahan status. Perubahan status yang Selain status, hal lain yang berubah dialami merupakan hal yang pasti. Sebe- adalah pola hidup, yang dirasakan juga lum masuk ke dalam lapas, para wanita ikut berbeda dengan kehidupan di luar Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016 | 53 Hardiyanti Rahmah & Nida Hasanati lapas. Sebelumnya individu dapat pergi ini umumnya mantan narapidana masih ke mana saja dan berkumpul dengan dipandang negatif oleh masyarakat. Hal keluarga, namun kini inidividu tidak tersebut dapat menimbulkan kecemasan dapat pergi ke mana pun dan tidak dapat dan perasaan yang tidak nyaman bagi berkumpul dengan keluarga. Perubahan- mantan narapidana pada masa setelah perubahan yang terjadi secara tiba-tiba bebas. Narapidana tak jarang menjadi dalam hidup tersebut tentunya berdam- kehilangan rasa percaya diri dan jika pak pada kondisi psikologis. dibiarkan berlarut-larut dapat menyebab- Status sebagai narapidana mengakibatkan seseorang menjadi malu dengan kan munculnya gangguan-gangguan psikologis. dirinya sendiri, dan juga menjadi sumber Berdasarkan penelitian yang telah dari kekhawatiran, terlebih setelah bebas dilakukan tentang kondisi narapidana di dari lembaga pemasyarakatan. Kekhawa- akhir masa tahanan, diketahui bahwa tiran tersebut berkaitan dengan penerima- narapidana yang menjelang bebas akan an masyarakat terhadap diri individu se- mengalami kecemasan. Narapidana me- bagai mantan narapidana dan kekhawa- rasa cemas ketika menjelang bebas tiran jika dikucilkan oleh masyarakat. dikarenakan adanya keinginan dalam diri Lamanya hukuman yang harus dija- narapidana untuk segera bebas, tetapi lani akan memengaruhikondisi fisik mau- kenyataannya stigma negatif pada man- pun narapidana. tan narapidana masih melekat di masya- Semakin lama masa hukuman yang harus rakat. Akibatnya, masyarakat akan me- dijalani oleh narapidana, maka semakin ngucilkan dan tidak akan percaya lagi. membuat individu beranggapan bahwa Penelitian memperlihatkan bahwa 38% dirinya bukan bagian dari masyarakat. dari narapidana wanita yang menjelang Munculnya anggapan seperti itu akan bebas mengalami kecamasan berat, 34 % menyebabkan narapidan kesulitan dalam mengalami kecemasan ringan, dan 28% berbaur dilingkungan, dan membutuhkan mengalami kecemasan sedang (Utari, waktu yang cenderung cukup lama untuk Fitria,& Rafiyah 2011). Menurut pene- beradaptasi serta adanya perasaan kurang litian yang dilakukan oleh Butler dkk percaya diri dan memiliki harga diri yang (2005), sebanyak 36% masalah kesehat- rendah. an mental yang dirasakan oleh penguni psikologis seorang Kecemasan menjelang bebas pada narapidana muncul dikarenakan sejauh 54 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016 lapas adalah kecemasan dan wanita lebih Efektivitas Logoterapi Kelompok dalam Menurunkan Gejala Kecemasan pada Narapidana tinggi tingkat kejadiannya dibandingkan yang dengan pria, yaitu 61% : 39%. umum dari ketidakmampuan mengatasi menggelisahkan sebagai reaksi Para narapidana dengan masa ta- suatu masalah atau tidak adanya rasa hanan yang hampir selesai di Lembaga aman. Seseorang akan menderita kece- Permasyarakatan Wanita (LPW) Kota M masan saat dia tidak mampu mengatasi diketahui memiliki kecemasan-kecemas- stressor psikososial yang dihadapinya. an dalam persiapannya menjelang bebas. Kecemasan yang berlebihan apalagi yang Hal ini terlihat dari perilaku sehari-sehari sudah menjadi gangguan akan meng- dan Para hambat fungsi seseorang dalam kehi- narapidana merasa dirinya kecil, tidak dupan. Dampak yang ditimbulkan dari berguna dan tidak bermanfaat bagi orang kecemasan dapat mencakup fisik dan lain. Berdasar hasil dari skala kecemasan psikis (Shear, Bjelland, Beesdo, Gloster, yang diberikan juga diketahui bahwa & Wittchen, 2007). perasaan yang dirasakan. para narapidana memiliki kecemasan dalam kategori sedang. Kecemasan yang dirasakan oleh warga binaan meliputi kekhawatiran Ketakutan-ketakutan dan kecemas- akan pandangan masyarakat terhadap an yang dirasakan seperti ketakutan tidak seorang mantan narapidana dan peran mendapatkan pekerjaan setelah keluar menjadi seorang ibu bagi anak-anak, dari Lapas, cemas apabila tidak dapat penerimaan anak terhadap seorang ibu diterima pandangan mantan narapidana, peran seorang istri negatif masyarakat mengenai dirinya dan terhadap suami serta cemas menanti cemas apabila tidak dapat diterima oleh untuk bisa berkumpul bersama keluarga. oleh keluarga, masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara dan Kecemasan dapat terjadi pada siapa skala yang diberikan, didapatkan data termasuk binaan bahwa kelima klien yang merupakan menjelang bebas di Lapas. Hal ini terkait warga binaan mengeluh kesulitan tidur, stigma negatif sebagai mantan nara- sulit berkonsentrasi, kesulitan buang air pidana. Mantan narapidana saat ini masih besar, berdebar-debar, kehilangan selera dipandang negatif oleh masyarakat se- makan, meluapkan emosi kepada orang- hingga menimbulkan kecemasan, ketika orang terdekat serta marah tiba-tiba. narapidana sudah berada di luar lapas. Berdasarkan hasil observasi pada saat saja pada warga Kecemasan adalah suatu perasaan wawancara diketahui bahwa warga subjektif mengenai ketegangan mental Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016 | 55 Hardiyanti Rahmah & Nida Hasanati binaan terlihat gelisah, muka tegang, dan tantangan penderitaan dan tumbuh lebih mudah menangis. kaya dan kuat karenanya. Meskipun Munculnya kecemasan pada diri mungkin awalnya individu tidak memi- individu akan menyebabkan kondisi yang liki daya, namun sebenarnya individu tidak nyaman bagi diri. Manusia pada mampu menggunakan kebebasan batin- umumnya memiliki kebebasan berkehen- nya untuk mengubah kesulitan menjadi dak (Nelson & Jones, 2011). Manusia prestasi. harusnya dan Individu yang mampu merespon menilai pilihannya, namun masalah akan penderitaan yang telah dialaminya deng- muncul punya an lebih positif akan mudah memuncul- keinginan untuk kembali mencari makna kan makna dalam hidupnya dan mem- dalam hidupnya, tetapi tidak punya bantu untuk lebih positif saat menyikapi kesempatan karena sudah merasa bahwa kehidupan yang akan dijalani selan- masyarakat tidak akan menerima indi- jutnya. Individu yang sudah memiliki vidu kembali sebagai mantan narapidana. makna akan sadar terhadap tanggung Kehendak untuk menemukan mak- jawab eksistensialnya, sehingga dia bisa na pada mampu jika merefleksikan individu manusia, yang menurut Frankl mengembangkan potensinya dengan (Nelson & Jones, 2011), adalah kekuatan lebih baik tanpa ada rasa khawatir dan motivational fundamental yang ada pada cemas terhadap pandangan negatif dari diri manusia itu sendiri, karena pencarian orang lain (Palmer, 2011). manusia akan makna adalah kekuatan Pada kelompok yang terdiri atas utama dalam hidup. Salah satu alasan lima klien warga binaan ini, individu kenapa muncul perasaan cemas pada diri cenderung merespon penderitaan yang narapidana adalah adanya keinginan un- telah dialami secara negatif. Individu tuk menemukan makna pada diri indi- merasa memiliki banyak beban dan vidu sebagai alasan untuk hidup dan kesedihan ketika berada di penjara. menjadi lebih baik, namun keinginan itu Penderitaan-penderitaan itu juga akhir- diiringi rasa takut saat berhadapan deng- nya memunculkan rasa malu pada diri an sikap negatif masyarakat di luar sana dan menjadi penyebab munculnya Menurut Frankl (Nelson & Jones, kecemasan ketika makin dekat waktunya 2011), setiap orang mempunyai pilihan untuk bebas dan selesai masa pidananya. dalam bagaimana merespon penderitaan. Salah satu intervensi kelompok Sebagian orang bisa tetap tegak melawan yang bisa menjadi terapi untuk mengu- 56 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016 Efektivitas Logoterapi Kelompok dalam Menurunkan Gejala Kecemasan pada Narapidana rangi kecemasan pada narapidana adalah Logoterapi akan membantu klien logoterapi kelompok. Pendekatan pada untuk logoterapi berpandangan bahwa makna menakutkan atau berada dalam kondisi hidup dan hasrat untuk hidup bermakna yang tidak memungkinkannya berakti- adalah motif asasi manusia yang dapat vitas dan berkreativitas, dilihat dalam dimensi spiritual (Nelson & menemukan makna hidup dengan cara Jones, 2011; Morgan 2012). bagaimana individu menghadapi kondisi menghadapi kesukaran yang dibantu untuk Logoterapi memberikan cara bagai- tersebut dan bagaimana individu meng- mana individu dapat memberi arti pada atasi penderitaan. Dengan cara ini, klien kehidupan dengan menciptakan sesuatu, dibantu untuk menggunakan kejengkelan dengan sesuatu yang diambil dari dunia dan penderitaannya sehari-hari sebagai dalam pengalaman, serta dengan sikap alat untuk menemukan tujuan hidupnya. yang diambil dalam penderitaan. Pada Berdasarkan penjelasan di atas, logoterapi, klien dibantu untuk menemu- dapat kan nilai-nilai baru dan mengembangkan logoterapi efektif dalam menurunkan filosofi konstruktif dalam kehidupannya. gejala kecemasan pada narapidana. dirumuskan hipotesis bahwa Klien bertanggungjawab pada dirinya sendiri dan logoterapi memberikan METODE PENELITIAN dorongan untuk memilih, mencari dan menemukan sendiri makna konkrit dari eksistensi pribadinya. Penelitian ini menggunakan desain Dalam proses terapi, klien diperlihatkan bagaimana Desain Penelitian membuat penelitian kuasi eksperimen. Hanya ada hidup satu kelompok pengukuran, yaitu kelom- menjadi penuh arti dengan the expe- pok eksperimen saja. Pengukuran dilaku- rience of love. Pengalaman ini akan kan sebelum dan sesudah intervensi membuatnya mampu menikmati ketulus- dalam bentuk one group pre-test post-test an, keindahan dan kebaikan serta mampu design, di mana pengukuran dilakukan mengerti akan manusia dengan keunikan- berulang pada satu kelompok subjek keunikan pribadinya. Dengan demikian, yang sama (Kerlinger, 2006; Seniati, diharapkan klien dapat melihat bahwa Yulianto & Setiadi, 2011). penderitaan mungkin sangat berguna untuk membantunya dalam mengubah sikap hidup. Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016 | 57 Hardiyanti Rahmah & Nida Hasanati Subjek Penelitian ‘hasrat untuk hidup bermakna’ (the will Subjek penelitian dalam penelitian to meaning) merupakan motif asasi ini adalah orang narapidana dengan masa manusia tahanan yang hampir selesai di Lembaga dimensi spiritual. Frankl berpendapat Permasyarakatan Wanita (LPW) Kota M bahwa ada dimensi lain selain dimensi yang menderita kecemasan. Jumlah sub- somatik jek terdiri atas lima orang. spiritual sebagai terapi untuk orang yang yang dan mengalami Metode Pengumpulan Data dapat psikis, dilihat yaitu permasalahan dalam dimensi psikologis (Nelson & Jones, 2011; Morgan 2012). Metode pengumpulan data yang Ada empat tahap utama didalam digunakan dalam kasus ini adalah deng- proses logoterapi kelompok. Pertama: an menggunakan interview, observasi Tahap dan skala kecemasan yang dikembang- rapport. Pada tahap ini diawali dengan kan oleh Hamilton untuk pertama kalinya menciptakan (Hamilton 1959; Bjelland, 2002), yaitu konsultasi dengan pembina rapport yang Hamilton Rating Scale Anxiety (HARS). makin lama makin membuka peluang HARS digunakan untuk mengukur tingkat untuk sebuah encounter. Inti sebuah kecemasan pada orang dewasa yang encounter adalah penghargaan kepada mengalami gangguan kecemasan khusus- sesama manusia, ketulusan hati, dan nya kecemasan sesaat (state anxiety). pelayanan. Percakapan dalam tahap ini Skala HARS tidak diuji coba. Pertim- tak jarang memberikan efek terapi bagi bangannya adalah HARS telah terbukti klien. perkenalan suasana dan pembinaan nyaman untuk memiliki koefisien validitas dan relia- Kedua: Tahap pengungkapan dan bilitas yang cukup tinggi yaitu 0,93 dan perumusan masalah. Pada tahap ini 0,97. Artinya, skala HARS telah terbukti terapis mulai membuka dialog mengenai dapat masalah yang dihadapi klien. Berbeda mengukur tingkat kecemasan sesaat (state anxiety) secara valid. dengan terapi lain yang cenderung membiarkan klien “sepuasnya” mengungProsedur Intervensi kapkan masalahnya, dalam logoterapi Intervensi yang diberikan dalam penelitian ini adalah logoterapi kelompok. Logoterapi berpendapat klien sejak awal diarahkan untuk menghadapi masalah itu sebagai kenyataan. bahwa Ketiga: Pada tahap pembahasan ‘makna hidup’ (the meaning of life) dan bersama, terapis dan klien bersama-sama 58 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016 Efektivitas Logoterapi Kelompok dalam Menurunkan Gejala Kecemasan pada Narapidana membahas dan menyamakan persepsi ternyata hasilnya adalah gejala tersebut atas masalah yang dihadapi. Tujuannya akan berkurang dan menghilang (Nelson untuk menemukan arti hidup sekalipun & Jones, 2011). Klien diminta untuk dalam penderitaan. berpikir Keempat: Tahap evaluasi atau membayangkan hal-hal dan yang tidak menyenangkan, menakutkan, penyimpulan, yakni mencoba memberi atau memalukan baginya. Dengan cara interpretasi atas informasi yang diperoleh ini klien mengembangkan kemampuan sebagai bahan untuk tahap selanjutnya, untuk melawan ketakutannya, seperti yaitu perubahan sikap dan perilaku klien. yang terdapat juga dalam terapi perilaku. Pada tahap-tahap ini tercakup modifikasi Tahapan terapi terdiri atas pra- sikap, orientasi terhadap makna hidup, terapi, terapi, dan pascaterapi. (a) Pra- penemuan dan pemenuhan makna, dan terapi. Pada tahap ini peneliti memberi- pengurangan gejala. kan skala kecemasan pada narapidana di Teknik dalam logoterapi yang di- Lembaga Permasyarakatan Wanita di gunakan pada terapi ini adalah teknik Kota Malang. Narapidana yang mendapat paradoxical intention. Pada teknik para- hasil skala dalam kategori sedang dipilih doxical intention ini dilakukan dengan untuk menjadi anggota terapi kelompok. cara menekankan emosi (tidak nyaman) Selain itu dilakukan pembentukan kelom- yang dialami oleh klien, agar klien pok untuk logoterapi kelompok (sesi 1) tersebut yang yang berlangsung 90 menit. (b) Tahap ditimbulkan oleh emosinya tersebut tidak terapi. Tahap ini terdiri atas tahap rasional. sadar bahwa Paradoxical dasarnya intention memanfaatkan mengambil jarak reaksi dan pada eksplorasi, identifikasi dan modifikasi kemampuan sikap, mengembangkan kemampuan dan kemampuan eksplorasi harapan, membangun motivasi mengambil sikap terhadap kondisi diri proyeksi sendiri dan lingkungan. Antisipasi yang Pascaterapi. Pada sesi ini diberikan skala menakutkan terhadap suatu kejadian kecemasan (HARS) pada masing-masing sering menyebabkan reaksi-reaksi yang anggota berkembang tersebut. perubahan Dengan teknik paradoxical intention, kelompok. dari peristiwa terhadap untuk nilai melihat setelah pribadi. apakah mengikuti (c) ada terapi inidivdu diajak untuk ‘berhenti melawan’, dan mencoba untuk ‘bercanda’ tentang gejala yang ada pada diri, Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016 | 59 Hardiyanti Rahmah & Nida Hasanati HASIL PENELITIAN Teknik Analisis Data Teknik analisa data yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan uji Deskripsi Data Penelitian SPSS Nonparametrik. Uji nonparametrik Berdasarkan tabel 1 dapat dike- dilakukan karena jumlah subjek dalam tahui bahwa intervensi logoterapi kelom- kelompok yang kurang dari 30. Bentuk pok yang dilakukan cukup efektif untuk data dalam penelitian ini berupa data menurun kecemasan pada para nara- ordinal, sehingga analisa statistik yang pidana menjelang bebas. Ada penurunan digunakan untuk melihat hasil pre tes tingkat kecemasan pada para narapidana dan post tes yaitu dengan uji Wilcoxon tersebut, dari yang sebelumnya meng- (Uyanto, 2009). alami tingkat kecemasan yang tinggi, menjadi rendah. Tabel 1.Perbandingan hasil prates dan pascates logotherapy No 1 2 3 4 5 Nama HKW M ES FF FA Prates Kategori Total score 42 41 42 43 40 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Jika dilihat dari grafik 1 di bawah Pascates Total Kategori score 15 Sedang 20 Sedang 25 Sedang 25 Sedang 20 Sedang mengalami Hasil Menurun Menurun Menurun Menurun Menurun penurunan dari tingkat ini, maka dapat diketahui bahwa semua kecemasannya yang pada awalnya tinggi, subjek kemudian turun menjadi sedang. setelah mendapatkan terapi 60 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016 Efektivitas Logoterapi Kelompok dalam Menurunkan Gejala Kecemasan pada Narapidana FA FF Post Test ES Pre Test M HKW 0 10 20 30 40 50 Grafik 1. Perubahan Sebelum dan Setelah Pemberian Logotherapy Berdasarkan nilai pada tabel nilai rata-rata ini juga menunjukkan deskriptif statistik di bawah ini diketahui bahwa bahwa nilai rata-rata hasil post tes lebih kecemasan pada narapidana. adanya penurunan tingkat rendah daripada nilai prates. Maka hasil Tabel 2. Descriptive Statistics Prates N 5 Mean 41.60 Pascates 5 21.00 Std. Deviation Minimum Maximum 1.140 40 43 4.183 Hasil Uji Hipotesis 15 25 Pada tabel dari hasil tes statistik, Berikut ini akan ditampilkan hasil diketahui bahwa nilai signifikansi hasil prates dan pascates adalah 0,043 < analisis statistik. 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulTabel 3. Test Statisticsb Z Asymp. Sig. (2-tailed) -2.023a 0.043 a. Based on positive ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test kan terdapat penurunan yang signifikan pada gejala kecemasan narapidana. Hasil Uji Kualitatif Selain dilihat dengan pengukuran dari skala HARS, perubahan setelah intervensi juga dapat dilihat dari sikap dan perilaku klien sehari-hari. Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016 | 61 Hardiyanti Rahmah & Nida Hasanati Sebelumnya, kelima klien mengatakan tersenyum saat saling berbicara dengan sulit karena sesama sedang berkeringat jika memikirkaan ketakutan- melamun dan berandai-andai bagaimana ketakutan yang sering muncul di pikiran saat pulang nanti. Sekarang mereka mulai mereka. untuk mengalami tidur nyenyak kecemasan jika napi dan sudah jarang bisa tidur dengan tenang, lebih sering Tabel 4. Perubahan Pemikiran dan Perilaku Narapidana Setelah Intervensi Logotherapy No 1 Sebelum Sesudah Tidak siap dengan status mantan Para klien merasa yakin bahwa mantan narapidana yang akan disandangnya narapidana bisa menjadi individu yang setelah keluar dari Lapas. 2 lebih baik. Merasa takut akan dikucilkan oleh Para klien berpikir walaupun akan ada masyarakat setelah keluar dari Lapas orang yang akan berbicara negatif mengenai dirinya namun para klien memilih untuk tidak mempedulikannya dan akan membuktikan kepada orang lain bahwa dirinya bisa sukses dan menjadi baik. 3 Merasa tidak siap berinteraksi Para klien siap berinteraksi dengan dengan dunia luar karena merasa dunia di luar Lapas. tidak percaya diri dengan status yang disandangnya. 4 Takut tidak mendapat pekerjaan Apabila tidak mendapatkan pekerjaan setelah keluar dari lapas setelah keluar dari lapas maka individu akan mencoba untuk membuka usaha sendiri dengan keahlian baru yang mereka miliki selama belajar di lapas (menjahit, merajut dan memasak) 62 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016 Efektivitas Logoterapi Kelompok dalam Menurunkan Gejala Kecemasan pada Narapidana 5 Merasa diri tidak berguna dan tidak Para klien yakin bahwa dirinya adalah berharga lagi manusia yang baik, dapat bermanfaat bagi orang lain dan bisa menjadi manusia yang sukses asalkan memiliki niat dan usaha yang kuat. 6 Sering merasa sulit tidur dan mudah Para klien sudah bisa tidur dengan terbangun di malam hari mudah dan jika terbangun saat malam individu akan shalat malam. 7 Sering berkeringat jika memikirkan Para klien sudah jarang berkeringat jika kecemasan-kecemasan dalam memikirkan apa dan bagaimana kondisi pikirannya dan sulit untuk saat bebas dan saat berbicara dengan tersenyum sesama narapidana mulai bisa tersenyum dan bercanda. PEMBAHASAN pok intervensi. Hal ini membuat proses terapi berjalan cukup lancar dan hasil Berdasarkan hasil intervensi yang yang sesuai dengan harapan. dilakukan, maka muncul perubahan pada Logoterapi kelompok pada se- semua klien, yaitu adanya penurunan buah penelitian yang dilakukan di Fili- tingkat kecemasan. Pada awalnya kelima pina dapat membantu kelompok yang narapidana memiliki tingkat kecemasan kehilangan makna dan tujuan hidup, yang tinggi, namun setelah mengikuti kemudian logoterapi kelompok, maka narapidana kelompok dapat meningkatkan kembali yang tingkat tujuan hidup mereka (Julom & Guzman, kecemasan yang tinggi mengalami penu- 2013). Penelitian lain yang mengaplikasi- runan dan berada pada kategori stress kan sedang. bahwa teknik logoterapi dapat membantu awalnya berada pada saat teknik diberikan logoterapi logoterapi menunjukkan Penurunan tingkat kecemasan dari meningkatkan rasa eksistensial individu tinggi menjadi sedang dikarenakan pro- yang mengalami depresi bahkan trauma ses dan intensitas pemberian logoterapi (Morgan, kelompok menjadikan anggota kelompok Ebrahim, Tazekand, & Khalili, 2012). saling membantu untuk 2011; Hoaakazemi, Javid, memotivasi Teknik logoterapi cukup banyak masing-masing anggota di dalam kelom- diaplikasikan dalam berbagai kondisi, Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016 | 63 Hardiyanti Rahmah & Nida Hasanati terutama untuk mengurangi rasa bersalah tingkat lecemasan yang dimiliki oleh para atau hidup klien. Untuk menangani problem terse- lainnya yang dirasakan oleh sebagian but terapis memberikan logoterapi ke- individu, terutama bagi individu dengan lompok dengan teknik intensi paradoksal status narapidana. Tekanan-tekanan yang untuk menurunkan tingkat kecemasan muncul bisa mengakibatkan berbagai pada diri lima klien tersebut. Setelah kondisi, salah satunya yaitu munculnya memberikan logoterapi kelompok kepa- gejala yang da klien, hasilnya menunjukkan peru- cukup bahan yang baik. Sebelum mengikuti banyak terjadi di dalam LAPAS Wanita. terapi hasil skala kecemasan kelima klien Kecemasan yang meningkat merupakan terletak pada level tinggi namun setelah efek dari hukuman yang diterima dari mengikuti terapi hasil skala para klien pengadilan karena melanggar hukum, menurun dan berada pada kategori selain itu juga dikarenakan stigma negatif sedang. tekanan-tekanan kecemasan. merupakan dari dalam Kecemasan gangguan masyarakat mental (Maryatun, 2009; Saran Wijayanti, 2010). Penelitian yang dilakukan di Rekomendasi untuk para subjek Lembaga Pemasyarakatan kota Semarang adalah para subjek dapat meningkatkan tentang teknik logoterapi untuk menu- wawasannya terhadap apa saja yang bisa runkan tingkat kecemasan pada nara- memunculkan gejala kecemasan, sehing- pidana menunjukkan hasil yang sama ga kemudian subjek dapat mengantisipasi dengan terapi yang dilakukan ini, yaitu munculnya adanya penurunan pada gejala kece- tinggi pada diri mereka. Rekomendasi masan narapidana setelah mereka men- untuk peneliti selanjutnya adalah ber- dapatkan upaya agar dapat meningkatkan pene- logoterapi kelompok (Wijayanti, 2010). tingkat kecemasan yang rapan logoterapi baik kepada subjek individu SIMPULAN DAN SARAN atau kelompok dengan menggunakan dua atau lebih dari teknikteknik yang ada di dalam logoterapi. Simpulan Berdasarkan hasil asesmen menunjukkan bahwa kelima klien mengalami problem psikologis, yaitu tingginya 64 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016 Efektivitas Logoterapi Kelompok dalam Menurunkan Gejala Kecemasan pada Narapidana DAFTAR PUSTAKA Bjelland, I. (2002). The validity of the hospital anxiety and depression scale. Psychosomatic Journal, 52, 2, 66-77. Butler et al. 2005. Mental disorder in the New South Wales prisoner population. Australia : Justice Health, and University of New South Wales. Hamilton, M. (1959). The assessment of anxiety states by rating. British Journal of Medical Psychology, 32, 50–55. Hoaakazemi, M. S., Javid, M. M., Ebrahim, F., Tazekand, F. E. & Khalili, S. (2012). The effect of logo therapy on improving the quality of life in girl students with PTSD. Life Science Journal, 9, 4, 5692-5698. Julom, A. M. & Guzman, R. (2013). The Effectiveness of Logotherapy Program in Alleviating the Sense of Meaninglessness of Paralyzed Inpatients. International Journal of Psychology & Psychological Therapy, 13, 3, 357-371 Kerlinger, F. N. (2006). Asas-asas penelitian behavioral. (Terj.L.R. Simatupang). Jogjakarta: Gadjah Mada University Press Maryatun, S. (2011). Pengaruh logoterapi terhadap perubahan harga diri narapidana perempuan dengan narkotika di lembaga pemasyarakatan klas 2A Palembang. Tesis. Universitas Indonesia. Depok. Morgan, J. H. (2012). Geriatric logotherapy: Exploring the psychotherapeutics of memory in treating the elderly. Psychological Thought, 5, 2, 99–105. doi: 10.5964/psyct. v5i2.39. Morgan, J. H. (2011). Late-life depression and the counseling agenda: exploring geriatric logotherapy as a treatment modality. International Journal Of Psychological Research, 6, 1, 94-101. Nelson. R., & Jones. (2011). Teori dan praktik konseling dan terapi. (pentrj. Helly Prajitno Soetjipto & Sri Mulyantini Soetjipto). (4ed). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Palmer, S. (2011). Konseling dan Psikoterapi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Seniati, L., Yulianto, A. & Setiadi, N. B. (2011). Psikologi Eksperimen. Indeks : Jakarta Shear, M. K., Bjelland, I., Beesdo, K., Gloster, A. T. & Wittchen, H. U. (2007). Supplementary dimensional assessment in anxiety disorders. Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016 | 65 Hardiyanti Rahmah & Nida Hasanati International Journal of Methods in Psychiatric Research, 16, 1, 52–64. Utari, D.I., Fitria, N & Rafiyah, I. (2011). Gambaran tingkat kecemasan pada narapidana wanita menjelang bebas di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Bandung. Jurnal Universitas Padjadjaran. 66 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016 Uyanto, S. S. (2009). Pedoman analisa data dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu. Wijayanti, D. Y. (2010). The influence of logotherapy for female prisoner in female prison of semarang. Tesis. Universitas Indonesia. Depok.